Keluarga dan lingkungan Pembentukan akhlak anak melalui kesehatan mental keluarga perspektif al-qur'an

20

3. Keluarga dan lingkungan

Fitrah Islam itu adalah baik, maka kalau nanti anak menjadi buruk, itu karena pengaruh orang tuanya lingkungannya Ahli-ahli pendidikan pun sudah mengakui besarnya pengaruh lingkungan pada anak didik. Maka ditinjau dari segi ini, adanya penyakit rohanimental pada seseorang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang buruk, sehingga seseorang itu mempunyai sifat dan sikap yang buruk, dan lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan manusia pergaulan, bukan lingkungan alam. 6 Lingkungan dunia modern ini adalah lingkungan yang memperturutkan nafsu dan lingkungan rohani yang tidak diberi makan. Karena itu tidaklah mengherankan kalau manusia modern mempunyai penyakit rohanimental yang cukup parah, akibat berbagai macam krisis yang menimpa mereka. Keluarga merupakan kumpulan dari individu-individu yang satu sama lain terikat oleh sistem kekeluargaan. Suami isteri atau ayah dan ibu adalah pilar pertama keluarga dari sana berkembang sebuah keluarga besar. Adapun ciri hidup keluarga adalah adanya ikatan emosional yang alami , konstan dan sering mendalam dalam dinamika hubungan solidaritas ,yang dalam keadaan normal terdapat rasa saling ketergantungan, saling membutuhkan serta saling melindungi. Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam suatu masyarakat pun ada sifat-sifat Kekeluargaan. 7 6 Achamad Mubarak, Psikologi keluarga, dari keluarga sakinah Hingga keluarga Bangsa, cetakan pertama, Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2005, hal. 2. 7 Achmad Mubarak, Psikologi Keluarga, Dari keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa..., hal. 2. 21 Keluarga dibangun dari individu-individu yang masing-masing memiliki keunikan psikologi, oleh karena itu berbeda dengan membangun rumah yang cukup dengan pendekatan teknis, sementara membangun keluarga diperlukan pendekatan psikologis. Merupakan suatu kekeliruan memperlakukan manusia sebagai benda mati yang bisa dipindah-pindah sesuka hati, atau seperti binatang yang bisa di giring sesuka pengembala .Manusia memiliki persepsi, memiliki cara berpikir dan cara yang merasa yang khas dan memiliki kehendak yang sesuai dengan kondisi obyektif jiwanya. Kehidupan keluarga sebenarnya lebih kompleks dibanding dunia pendidikan, tetapi pendidikan psikologis terhadap masalah-masalah keluarga masih sedikit sekali yang dilakukan secara profesional. Mungkin karena kehidupan rumah tangga merupakan fenomena universal maka para ahli lebih memilih membiarkan rumah tangga berjalan secara ilmiah profesional. 8 Berkaitan dengan pembentukan karakter, terdapat tiga lingkaran lingkungan, yakni: keluarga, sekolah dan masyarakat. Meski ketiganya saling mempengaruhi, tetapi pendidikan keluarga paling dominan pengaruhnya. jika suatu rumah tangga berhasil membangun keluarga sakinah, maka peran sekolah dan masyarakat menjadi pelengkap. Jika tidak maka sekolah kurang efektif, dan lingkungan sosial akan sangat dominan dalam mewarnai keluarga. Pada masyarakat modern, pengaruh faktor lingkungan sangat kuat dan bisa menjadi ancaman terutama pengaruh budaya yang menyesatkan misalnya pornografi karena ia bukan saja berada di luar rumah, tetapi menyelusup 8 Achmad Mubarak, Psikologi Keluarga, Dari keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa..., hal. 2. 22 masuk ke dalam rumah, sehingga menimbulkan penyakit sosial tersendiri, yakni penyakit manusia manusia modern. Anak adalah amanah atau titipan Allah kepada orang tuanya orang tua, berkewajiban memelihara dan mendidiknya agar anak itu terpelihara dan berkembang potensinya hingga ia kelak menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan maksud penciptaannya Sesuatu yang dititipkan adalah sesuatu yang penjagaannya dipercayakan kepada orang yang dititipi hingga suatu saat sesuatu itu akan diambil oleh orang yang menitipkannya. Maksud menitipkan adalah agar sesuatu yang dititipkan itu tetap terjaga dan terlindungi keberadaannya. Tanggung jawab memelihara sesuatu yang dititipkan itulah yang disebut amanah. 9 Ketika seorang anak pertama kali lahir ke dunia dan melihat apa yang ada di dalam rumah dan di sekelilingnya, tergambar dalam benaknya sosok awal dari sebuah gambaran kehidupan. Bagaimana awalnya dia harus bisa melangkah dalam hidupnya di dunia ini. jiwanya yang masih suci dan bersih akan menerima segala bentuk apa saja yang datang mempengaruhinya. maka tingkah laku anak akan dibentuk apa saja yang datang mempengaruhinya. Maka tingkah laku anak akan dibentuk oleh setiap pengaruh yang datang dalam dirinya. Menurut Al-Ghâzali, anak adalah amanah bagi orang tuanya, hatinya bersih, suci, polos. Kosong dari segala ukiran dan gambaran. Anak akan selalu menerima segala apa yang diukir padanya, dan akan cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya. Maka apabila dia dibiasakan dan 9 Achmad Mubarak, Psikologi Keluarga, Dari keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa..., hal. 237. 23 diajarkan untuk melakukan kebaikan, niscaya tingkah laku terbentuk baik. Sehingga kedua orang tua akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Anak akan menjadi orang yang terdidik ,orang yang baik. Namun apabila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan ditelantarkan bagaikan binatang liar, maka anak akan sengsara dan celaka. Dosanya akan ditanggung langsung oleh kedua orang tuanya sebagai pertanggung jawaban kepada Allah. 10 Dengan memahami betapa besar pengaruh lingkungan rumah bagi kehidupan anak, maka kedua orang tuanya memiliki kewajiban penuh dalam mempersiapkan anak dan melindunginya dari kehinaan serta mengarahkannya agar ruh agama dan kemuliaan tumbuh di dalam jiwanya. Orang tua ayah dan ibu adalah penanggung jawab pendidik anak. Oleh karena itu bila orang tua mengondisikan kehidupan anak di dalam persemaian yang buruk, maka mereka akan diminta pertanggung jawabannya dan akan di azab Allah disebabkan telah menjerumuskan pertama yang sangat berharga dan mulia ke dalam kesesatan yang nyata, juga akan di azab untuk kedua kalinya karena mereka telah menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam keburukan itu pula. 11 10 Lihat Muhammad Nur Abdul Hafizh,Mendidik anak Bersama Rasulullah ,Hafiz Muhammad Nur Abdul, Mendidik anak bersama Rasulullah, cet. Ketiga terjemahan, Bandung Bayan, 1998. 11 Siti Mechati, Kesehatan Mental, Yogyakarta: Yayasan penerbit fakultas psikologi Universitas Gajah mada, 1982, h. 108. Hampir sejalan dengan pendapat Siti Meichhati, Muhammad Mahmud Mahmud memandang keluarga sebagai kesatuan terkecil yang memiliki tanggung jawab yang cukup besar dan signifikan dalam pembentukan kepribadian seorang anak baik dari aspek agama, social, budaya. Selanjutnya lihat Muhammad Mahmud, ilm an-nafs al- mua’atsir fid law „I al- islami, Jedah: Darul al- syuruq, 1984, h. 338 24 Rasulullah Saw. menjadikan pendidikan anak sebagai tanggung jawab penuh orang tua. Ibnu „Umar berkata: aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda,yang artinya: “setiap diri kalian adalah pemimpin .dan ia akan diminta pertanggungan jawaban terhadap apa yang ia pimpin. Seseorang imam adalah pemimpin , ia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap yang dipimpinnya rakyatnya. Setiap laki-laki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungan jawaban terhadap yang ia pimpin. Setiap perempuan adalah pimpinan dalam rumah suaminya dan ia akan dimintai pertanggungan jawaban pula dengan apa yang ia pimpin. Seorang pembantu adalah pimpinan di dalam harta majikannya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas hartanya. Setiap dirimu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungan jawaban atas yang ia pimpin” HR Muttafaqun alaih. Rasulullah Saw pun sampai mengatur ketentuan yang mendasar tentang besarnya pengaruh kedua orang tua dalam membentuk agama anaknya. Orangtuanyalah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak. 12 Diriwayatkan oleh Bukhari dan Abu Huraiarah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, yang artinya: “Tidak ada seorang pun dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah suci. Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya sebagai ora ng Yahudi atau Nasrani, atau Majusi.” 13 12 Fenomena umum dan mencuat yang mencerminkan umat muslim Indonesia berakhlak terpuji dapat menjaga citra agama islam dan mendukung syiar dakwah agama Islam khususnya di Indonesia. 13 Hajar al-Ashqalani, Fathul Baari, penjelasan kitab Shohih Bukhari, penerjemah Amiruddin, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, cet .ke. 1, juz. 7, h. 428. 25 Dalam ajaran Islam dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak anak dari orangtuanya. bukan sebagai hadiah atau pemberian dari orang tua kepada anak. Sebagaimana Rasulullah telah bersabda, yang artinya:’’ Sesungguhnya Allah telah menanamkan abraran golongan yang berbuat baikkarena mereka telah berbuat baik kepada orangtua dan anak mereka. Sebagaimana kamu memiliki hak atas anakku, demikian pula anakmu memiliki hak atasmu.” HR Bukhari dalam kitabnya Al-Adabul Mufrad. 14 Menurut Zakiah Daradjat pertumbuhan kecerdasan anak sampai umur enam tahun masih terkait kepada alat indranya. Maka dapat dikatakan bahwa anak pada umur 0-6 tahun berpikir inderawi. artinya anak belum mampu memahami hal yang maknawi abstrak. Oleh karena itu pendidikan iman dan akhlak anak, belum dapat menggunakan kata-kata verbal, akan tetapi diperlukan contoh, teladan, pembiasaan dan latihan yang terlaksana di dalam keluarga sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. yang terjadi secara alamiah misalnya ibu bapak yang saleh, sering terlihat oleh anak, mereka sedang shalat, berdo’a dengan khusuk, dan bergaul dengan sopan santun yang dapat ditiru . dan si anak juga mendengar orang tuanya membaca al- Qur’ân. Berdo’a dan mengajak anaknya memohon kepada Allah. Di sana – sini dalam rumah, terdapat pigura yang terpajang di dinding, macam-macam perhiasan yang terdapat di dalam dan di luar rumah, di pekarangan, halaman rumah dan taman-taman yang sering tampak oleh anak, semuanya bernafaskan 14 Hajar al-Ashqalani, Fathul Baari, penjelasan kitab shohih bukhari, penerjemah Amiruddin, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, cet .ke. 1, juz., 6, h. 432. HR Bukhari dalam kitabnya Al-Adabul Mufrad. 26 Islam. .Adanya kecendrungan meniru dan unsur identifikasi di dalam jiwa si anak , akan membawa kepada meniru orang tuanya. 15 Keluarga yang Harmonis adalah yang seluruh anggotanya merasa satu, adanya kerja sama dan saling pengertian antar anggota keluarga. Hubungan yang diliputi oleh kasih sayang, kerja sama yang saling pengertian, menunjang perkembangan rasa kasih sayang dalam diri anak-anaknya. Ringkasnya dalam perspektif islam , secara tegas dikatakan bahwa pendidikan akhlak anak adalah tanggung jawab orang tuaayah dan ibu. Ini berarti orangtua akan diminta pertanggung jawabannya atas pendidikan akhlak anak yang menuntut adanya pendidikan yang menggunakan pendekatan psikologis ilmu jiwa dan berpedoman pada nilai-nilai Islam sehingga tujuan, harapan dan metode pendidikan mengarahkan terbentuknya akhlak mulia, Karakter baik, atau budi pekerti luhur.

B. Kesehatan Mental

Teori kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan seseorang, pada dasarnya kesehatan mental merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan penyesuaian diri,baik dengan dirinya sendiri,dan lingkungannya, sehingga ia mampu menghadapi kenyataan hidup dengan tenang, tentran dan bahagia, sebaliknya orang yang tidak mampu melakukan penyesuaian, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya, dapat mengalami ganguan mental. 15 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, hal. 91-94 27 Gangguan mental mulai dapat mumcul sejak individu berusia dini atau kanak-kanak . diantara ganguan mental yang terjadi pada anak adalah gangguan tingkah laku conduct disorder yang termasuk dalam kategori gangguan prilaku merusak disruptive beghavior disorder. Dibawah ini akan diuraikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan mental dan gangguan tingkah laku baik dari pengertian psikologi maupun pengertian mental atau jiwa dalam perspektif al- Qur’an.

1. Pengertian Mental dan Pengertian al-Nafs