5 Perbub No.05 Tahun 2012 ttg Tata cara penyelenggaraan PKB 21 Feb 2012

BUPATI BULUNGAN
SALINAN
PERATURAN BUPATI BULUNGAN
NOMOR 5 TAHUN 2012
TENTANG
TATA CARA PENYELENGGARAAN
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
DI KABUPATEN BULUNGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BULUNGAN,
Menimbang :

Mengingat

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 91 Peraturan
Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi
Jasa Usaha, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor di Kabupaten Bulungan.

: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan

Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1820) sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua
Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444) ;
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5025);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3529);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan
dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3530);

1

9.


Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun 1993
tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km 81 Tahun 1993
tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia tahun 2011 Nomor 694);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2004
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah
Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2004 Seri E Nomor 1);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2008
tentang Penerbitan Lembaran Daerah dan Berita Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 1);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten
Bulungan Tahun 2008 Nomor 2);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 10 Tahun 2011
tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten
Bulungan Tahun 2011 Nomor 10);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 12 Tahun 2011
tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah
Kabupaten Bulungan Tahun 2011 Nomor 12);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :


PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN
BULUNGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
2. Bupati adalah Bupati Bulungan .
3. Dinas Perhubungan
Bulungan.

adalah

Dinas

Perhubungan


Kabupaten

4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Bulungan.

2

5. Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan atau
memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandeng, kereta tempelan,
dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis
dan laik jalan.
6. Uji tipe adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan terhadap setiap tipe
dari masing-masing merk kendaraan bermotor, kereta gandeng, kereta tempelan
dan kendaraan khusus sebelum kendaraan tersebut dibuat dan dirakit dan atau
diimport secara masal.
7. Pengujian berkala kendaraan bermotor yang selanjutnya disebut Uji Berkala
adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap
setiap kendaraan bermotor, kereta gandeng, kereta tempelan dan kendaraan
khusus.
8. Sertifikat Uji Tipe adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur Jendral

Perhubungan Darat sebagai bukti bahwa tipe kendaraan bermotor, kereta
gandeng, kereta tempelan atau kendaraan khusus yang telah diuji tipe.
9. Sertifikat Registrasi Uji Tipe adalah sertifikat yang diterbitkan oleh
penanggungjawab pembuatan dan atau perakit atau import sebagai jaminan
bahwa setiap kendaraan bermotor, kereta gandeng, kereta tempelan dan atau
kendaraan khusus yang dibuat dan atau dirakit dan atau di import memiliki
spesifikasi teknis sama / sesuai dengan tipe kendaraan yang telah disahkan dan
memiliki sertifikat uji tipe sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang
berlaku.
10. Penguji adalah petugas pelaksana pengujian berkala kendaraan bermotor yang
telah memiliki kewenangan dan tanda kualifikasi teknis dari Direktur Jenderal
Perhubungan Darat.
11. Tanda Kualifikasi Teknis adalah Tanda Kualifikasi Penguji Berkala Kendaraan
Bermotor yang diberikan kepada setiap tenaga penguji yang dinyatakan telah
memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum didalam sertifikasi teknis tenaga
penguji berkala kendaran bermotor berdasarkan evaluasi yang dilkukan oleh
Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
12. Unit Penyelenggara Pelaksanaan Uji adalah tempat/lokasi dilakukan pelaksanaan
uji berkala kendaraan bermotor yang selanjutnya disebut Unit Pelayanan Teknis
Pengujian Kendaraan Bermotor.

13. Ubah Spesifikasi adalah Perubahan konstruksi, karoseri, sifat, ganti mesin.
14. Kendaraan wajib uji adalah setiap kendaraan yang berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku untuk melaksanakan serangkaian kegiatan
pemeriksaan.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN PERSYARATAN UMUM
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
Bagian Kesatu
Maksud
Pasal 2
Pelaksanaan Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor dimaksudkan untuk :
a. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan kendaraan
bermotor di jalan;
b. Melestarikan lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh
kendaraan bermotor di jalan;
c. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.

3

Bagian Kedua

Tujuan
Pasal 3
Pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor bertujuan untuk :
a. Pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan;
b. Mencegah atau memperbaiki kemungkinan terjadinya
disebabkan oleh kekuarangan persyaratan teknis ;

kecelakaan

yang

c. Memelihara kondisi jalan dan jembatan dari akibat kelebihan muatan kendaraan;
d. Mengurangi dampak negatif dari kemungkinan pencemaran udara dan kebisingan
lingkungan pada waktu kendaraan bermotor dioperasikan di jalan.
Bagian Ketiga
Persyaratan Umum
Pasal 4
(1) Syarat-syarat dalam melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor harus
memiliki :
a.

b.
c.
d.

Fasiltas pengujian kendaraan bermotor;
Peralatan pengujian kendaraan bermotor;
Prosedur pengujian kendaraan bermotor; dan
Tenaga penguji yang memiliki kualifikasi teknis tertentu.

(2) Tenaga Penguji sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d adalah :
a. Pelaksana pemula kendaraan bermotor adalah penguji dengan kualifikasi
sebagai pembantu penguji;
b. Pelaksana pengujian kendaraan bermotor adalah dengan kualifikasi sebagai
penguji tidak dengan kewenangan penuh;
c. Pelaksana lanjutan pengujian kendaraan bermotor adalah penguji dengan
kualifikasi sebagai penguji dengan kewenangan dapat menandatangani buku
uji setelah mendapat kewenangan dari pejabat yang berwenang.
d. Penyelia penguji kendaraan bermotor adalah penguji dengan kualifikasi sebagai
penguji dengan kewenagan menandatangani buku uji.
BAB III

KETENTUAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
Bagian Kesatu
Penilaian Teknis Kendaraan Bermotor
Pasal 5
(1) Setiap kendaraan bermotor jenis Bus, Mobil Barang, Kendaraan Khusus, Kereta
Gandengan, Kereta Tempelan dan Kendaraan Umum yang dioperasikan dijalan,
wajib dilakukan Uji Berkala.
(2) Kendaraan wajib uji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk
kendaraan milik Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.
Pasal 6
(1) Pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan
menguji atau memeriksa komponen / bagian-bagian kendaraan meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sistem Rem;
Sistem kemudi;
Posisi roda depan;
Badan dan rangka kendaraan;
Pemuatan;
Klakson;

4

g.
h.
i.
j.
k.
l.

Lampu-lampu;
Penghapus kaca;
Kaca spion;
Ban;
Emisi gas buang; dan
Perlengkapan dan peralatan lainnya

(2) Sebagai bukti telah dinyatakan lulus uji kendaraan diberikan tanda bukti lulus
uji berupa buku dan tanda uji serta dilengkapi tanda samping.
Pasal 7
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dilakukan oleh tenaga penguji yang telah memiliki kualifikasi / kompetensi sebagai
penguji.
Pasal 8
(1) Pemilik kendaraan bermotor yang akan melakukan pengujian berkala,
mengajukan permohonan dengan mengisi formulir yang telah disediakan petugas
penguji dengan melampirkan:
a.
b.
c.
d.

Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK);
Buku uji bagi kendaraan angkutan umum / tidak umum;
Bukti pelunasan biaya uji;
Surat persetujuan penghapusan bagi kendaran milik dinas, instansi, badan
dan lembaga Pemerintah.

(2) Setelah persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhi,
petugas penguji melakukan pemeriksaan teknis yang hasilnya dituangkan
kedalam blangko hasil pemeriksaan pada formulir yang sudah ditentukan.
Bagian Kedua
Pengujian Kendaran Untuk Penghapusan/Pelelangan
Pasal 9
Untuk keperluan penghapusan/pelelangan kendaraan bermotor milik Pemerintah
Daerah, dapat dilakukan pengujian teknis guna menentukan nilai ekonomis atau
harga jual kendaraan bermotor.
Bagian Ketiga
Pemindahan, Perpanjangan, Perubahan, dan Penggantian Tanda Bukti Lulus Uji
Pasal 10
(1) Pemilik kendaraan bermotor wajib uji, dapat memindahkan pengujian
kendaraannya ketempat lain, dimana kendaraan itu dioperasikan atau berada.
(2) Perpindahan pengujian berkala sebagaimana dimaksud ayat (1) selanjutnya
dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11
Perpanjangan
berikut:

masa berlaku uji diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagai

a. Menunjukan tanda bukti lulus uji yang lama;
b. Melampirkan surat laporan bagi kendaraan yang tidak dapat melaksanakan uji
berkala pada saat masa berlaku uji berakhir;
c. Kartu tanda jati diri pemilik kendaraan;
d. Melampirkan kartu control izin usaha;
e. Melampirkan Kartu Pengawasan (KP) bagi mobil Angkutan Penumpang;
f. Lulus uji berkala.

5

Pasal 12
Perubahan tanda lulus uji yang disebabkan perubahan fisik kendaraan dapat
diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki tanda bukti lulus uji yang lama;
b. Kartu tanda jati diri pemilik kendaraan;
c. Menyampaikan keterangan mengenai perubahan spesifikasi teknis/data pemilik/
wilayah operasi kendaraan;
d. Melampirkan foto copy STNK.
Pasal 13
Penggantian tanda lulus uji yang hilang dapat diberikan setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Membawa surat keterangan kehilangan dari kepolisian setempat;
Melampirkan tanda bukti lulus uji yang masih ada;
Melampirkan foto copy tanda jati diri pemilik kendaraan dengan menunjukkan
aslinya;
Membawa kendaraan untuk di uji apabila telah habis masa berlakunya.
Bagian Keempat
Pengawasan dan Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan
Pasal 14

(1) Untuk menjamin bahwa kendaraan bermotor wajib uji tetap memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan diperlukan pengawasan dan pemeriksaan.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi persyaratan teknis
dan laik jalan yang terdiri dari:
a. Pemeriksaan tanda bukti lulus uji bagi kendaraan wajib uji
b. Pemeriksaan fisik kendaraan yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Sistem rem;
Sistem kemudi;
Posisi roda depan;
Badan dan rangka kendaraan;
Pemuatan;
Klakson;
Lampu-lampu;
Penghapus kaca;
Kaca spion;
Ban;
Emisi gas buang;
Sabuk keselamatan; dan
Perlengkapan dan peralatan lainnya.
Pasal 15

(1) Pemeriksaan dan pengawasan kendaraan bermotor di jalan dan terminal
dilakukan oleh petugas penguji atau petugas lain yang memenuhi persyaratan
dan dilengkapi dengan surat tugas dan bekerja sama dengan pihak kepolisian,
dan istansi lain yang terkait.
(2) Petugas penguji dalam melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan
dan terminal apabila menemukan kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan masa berlaku izin atau tidak laik jalan maka penguji dapat mencabut
tanda bukti lulus uji berkala.

6

BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 16
(1) Pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pengujian berkala kendaraan
bermotor dilakukan oleh Bupati yang secara operasional dilaksanakan oleh
Kepala Dinas.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Standarisasi dan pengesahan spesifikasi teknis peralatan pengujian berkala
kendaraan bermotor;
b. Standarisasi dan pengesahan peralatan dan fasilitas pengujian kendaraan
bermotor ;
c. Standarisasi dan pengesahan buku dan tanda uji berkala kendaraan
bermotor;
d. Sertifikasi dan kualifikasi tenaga penguji;
e. Akreditasi unit pelaksana pengujian berkala kendaraan bermotor;
f. Kalibrasi peralatan pengujian berkala kendaraan bermotor.
Pasal 17
Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dapat memberikan penilaian
dan sanksi terhadap unit pelayanan teknis pengujian kendaraan bermotor yang
belum memenuhi persyaratan dan atau melakukan penyimpangan dalam
melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor.
Pasal 18
(1) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, dapat berupa :
a. Teguran / peringatan;
b. Penghentian pelaksanaan pengujian;
(2) Dalam hal Kepala Dinas menjatuhkan sansi berupa penghentian operasi terhadap
unit pelayanan teknis pengujian kendaraan bermotor, Dinas Perhubungan dapat
melakukan pengalihan pelayanan pengujian ke unit pelayanan teknis pengujian
kendaraan bermotor yang lain.
Pasal 19
Apabila unit pelayanan teknis pengujian kendaraan bermotor yang dikenakan sanksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b, tetap melaksanakan
pelayanan uji maka hasil pengujiannya dinyatakan tidak sah.
Pasal 20
(1) Penguji yang dalam pelaksanaan proses pengujian menyimpang dari ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dapat dikenakan sanksi.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penurunan kualifikasi atau
pencabutan kualifikasi.
Pasal 21
(1) Selama dalam proses pengajuan sanksi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
20 penguji yang bersangkutan tidak dibenarkan melakukan kegiatan pengujian
dan atau pemeriksaan kendaraan bermotor.
(2) Penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila tetap melakukan pengujian
dan/atau pemeriksaan kendaraan bermotor, maka hasil pengujianya dinyatakan
tidak sah.

7

Pasal 22
Pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor wajib menyelengarakan sistem
informasi pengujian kendaraan bermotor dan dilaporkan ke Dinas Perhubungan atau
pejabat yang berwenang secara berkala setiap bulan.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 23
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka buku uji dan nomor uji yang telah
diberikan pada kendaraan sebelumnya dinyatakan tetap berlaku sampai dengan
masa berlakunya habis.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
(1) Setiap pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor dilengkapi papan
informasi yang berisikan biaya uji dan prosedur pengujian berkala kendaraan
bermotor.
(2) Papan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan pada tempat
yang mudah terlihat dan dapat dibaca oleh pemohon.
Pasal 25
Unit Pelayanan Teknis pengujian kendaraan bermotor wajib mengoptimalkan
penggunaan, pemanfaatan fasilitas dan peralatan pengujian serta tenaga penguji yang
memiliki kualifikasi teknis.
Pasal 26
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan menempatkanya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulungan.
Ditetapkan di Tanjung Selor
pada tanggal 24 Februari 2012
BUPATI BULUNGAN,
ttd.
BUDIMAN ARIFIN
Diundangkan di Tanjung Selor
pada tanggal 24 Februari 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUNGAN,
ttd.
SUDJATI
BERITA DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2012 NOMOR 5.
Salinan Sesuai dengan Aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM,

Hj. INDRIYATI, SH, M.Si
PEMBINA / IV a
Nip.19640328 199503 2001

8