( File)
GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS
TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD
GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh:
KENAN NATAN IMANUEL ZEBUA
NIM : 1313466021
Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan
T.A. 2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS
TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD
GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016
OLEH :
KENAN N.I. ZEBUA
NIM: 1313466021
Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing
Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya
Di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Disetujui :
Dosen Pembimbing
(Fitriana Ritonga SKM, MPH)
Diketahui
Direktur Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan
Imelda Medan
(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Dengan Judul :
GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS
TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD
GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Pada Tanggal
Agustus 2016
Penguji I
: Fitriana Ritonga, SKM, MPH
(
)
Penguji II
: Nataria Yanti Silaban S.Kep, Ns
(
)
Penguji III
: Giyatno, Amd.Pk S.Kom SKM
(
)
Diketahui
Direktur Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan
Imelda Medan
(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI
Nama
: Kenan Natan Imanuel Zebua
Tempat Tanggal Lahir
: P.Siantar 04 - april - 1996
Agama
: Kristen protestan
Anak ke
: 2 Dari 3 Saudara
Alamat
: Jl. Sutomo no 45 Gunungsitoli Nias
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah
: Yulius Zebua
Nama Ibu
: Natalia
Pekerjaan
: Wiraswasta
Almat
: Jl. Sutomo no 45 Gunungsitoli Nias
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
2001– 2007
: Mengikuti Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
2007 – 2010
: Mengikuti Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
2010 – 2013
: Mengikuti Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
2013– 2016
: Mengikuti Program Studi DIII Keperawatan Di STIKES
Imelda Medan
PRODI D-III PEREKAM MEDIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN
IMELDA MEDAN
Nama : Kenan Natan Imanuel Zebua
NIM : 1313466021
Judul :Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem
Komputerisasi
ABSTRAK
Sistem Komputerisasi Merupakan suatu sistem elektronik yang didesain khusus
yang dapat menghasilkan data baik berupa tampilan gambar,perhitungan, statistik,
grafik, skema dan bahan yang dirancang dan di organisasikan secara cepat dan
tepat yang dapat terhubung secara online serta secara otomatis dapat menerima
dan menyimpan data bekerja secara praktis dan efektif yang kemudian diolah
dalam bentuk informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran
pengetahuan tentang system komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias.Penelitian
ini dilaksanakn pada bulann Mei sampai bulan Juni 2016. Penelitian dalam studi
ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran
tentang suatu keadaan secara objektif.Sampel keseluruhan sebanyak 12
responden. Hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 9 responden (75 %) dan minoritas responden dengan berpengetahuan
cukup 3 responden (25%). berdasarkan umur yaitu responden yang berumur 20-24
sebanyak 3 responden (25%) sedangkan responden yang berumur 25-26 tahun
sebanyak 5 responden (42%) dan responden yang berumur 30-34 tahun sebanyak
4 responden (33%). berdasarkan pendidikan yaitu responden yang tamat D-III
sebanyak 5 orang (42%), dan tamat S1 sebanyak 7 orang (58%). berdasarkan lama
bekerja yaitu mayoritas yang lama bekerja 0-2 tahun sebanyak 7 responden
(38%), yang bekerja 3-5 tahun sebanyak 3 responden (17%), yang lama bekerja
6-8 tahun sebanyak 2 responden (17%) dan minoritas yang lama bekerja 9-12
tahun sebanyak 1 responden (8%).Diharapkan responden lebih meningkatkan
wawasan dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Komputerisasi Terhadap Kinerja
Petugas Rekam Medis di Rsud Gunungsitoli Nias
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Pengetahuan, Kineja, Komputerisasi
: 11 Referensi (1997-2014).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Komputerisasi
Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis ”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
sistem penyimpanan berkas rekam medis khususnya di RSUD Gunungsitoli Nias.
Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu :
1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc,selaku ketua Yayasan Imelda Medan.
2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan
Yayasan Imelda Medan.
3. dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan
Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.
4. Fitiriana Ritonga, SKM, MPH selaku dosen pembimbing yang selalu
memeberikan arahan kepada penulis mulai dari awal sampai terselesainya
penelitian ini.
5. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu member motivasi kepada penulis.
6. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda
Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
7. Direktur dan seluruh staf pegawai Rsud Gunungsitoli Nias khususnya petugas
rekam medis yang telah banyak membantu penulis.
i
8. Ayahanda dan Ibunda, kakak dan adik-adik dan seluruh keluarga yang
memberikan dukungan serta doa selama perkuliahan sampai dengan
terselesainya penelitian ini
9. Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat saya Aulia budi
pratama , Fendi jaya kusuma , hendra priyanto, dika sapriandi
10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan
dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat
meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.
Medan, Juli 2016
Peneliti
(Kenan N.I Zebua)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PESETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFRTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I
BAB II
BAB III
i
iii
v
vi
vii
: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................
1.2. IdentifikasiMasalah ............................................................
1.3. Pembatasan Masalah...........................................................
1.4. Rumusan Masalah...............................................................
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................
1.6. Manfaat Penelitian ..............................................................
1
6
6
6
7
7
: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori .......................................................................
2.1.1. Sistem .............................................................................
2.1.2. Pengertian Rekam Medis ................................................
2.1.3. Tujuan Rekam Medis .....................................................
2.1.4. Fungsi Rekam Medis ......................................................
2.1.5. Manfaat Rekam Medis ...................................................
2.1.6. Komputerisasi .................................................................
2.1.7. Kinerja ............................................................................
2.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ....................
2.1.9. Manfaat hubungan komputerisasi terhadap kinerja .......
2.1.10.Standart Kinerja .............................................................
2.1.11 Kinerja Petugas Rekam Medis ......................................
2.1.12.Rekam Medis .................................................................
2.1.13.Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ............................
2.2. Kerangka Konsep .............................................................
8
8
9
10
11
12
13
16
17
18
23
24
26
28
35
: METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ..................................................................
3.2. Waktu dan tempat penelitian .............................................
3.2.1. Waktu penelitian.............................................................
3.2.2. Tempat penelitian ...........................................................
3.2.3 Sejarah Rumah sakit RSUD Gunungsitoli Nias .............
3.3. Populasi, Tekhnik Sampling, dan Sampel .........................
3.3.1. Populasi ..........................................................................
36
36
36
36
36
38
38
iii
BAB IV
BAB V
3.3.2. Tekhnik sampling ...........................................................
3.3.3. Sampel ............................................................................
3.4. Tekhnik Pengumpulan Data ..............................................
3.4.1. Data primer .....................................................................
3.4.2. Data sekunder .................................................................
3.4.3. Data tertier ......................................................................
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ...................................
3.5.1 Variabel Defendent .........................................................
3.5.2 Variabel Indevendent......................................................
3.5.3 Definisi Operasional .......................................................
3.6. Tekhnik Pengukuran ..........................................................
3.7. Tekhnik Analisa Data ........................................................
: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .................................................................
4.1.1 Data Umum .....................................................................
4.1.2 Data Khusus ....................................................................
4.2. Pembahasan .......................................................................
4.2.1 Pengetahuan Responden..................................................
: PENUTUP
5.1. Kesimpulan .......................................................................
5.2. Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iv
38
38
38
39
39
39
39
40
40
40
42
43
44
44
47
48
48
49
50
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Waktu Kinerja Petugas Rekam Medis……………… 25
Tabel 3.1. Interval Kriteria pengetahuan………………………………… 43
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Halaman
Kerangka Konsep Penelitian………………………..35
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Akademi Perekam Medik
dan Informatika Kesehatan Imelda Medan.
Lampiran II
Surat Balasan Izin Penelitian Dari RSUD Gunungsitoli Nias.
Lampiran III Surat Keterangan Bahwa Telah Melakukan Penelitian Dari RSUD
Gunungsitoli Nias.
Lampiran IV Kuesioner Responden
Lampiran V
Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran VI Master Tabel
Lampiran VII Lembar Konsul
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization,1948) rumah sakit adalah
suatu bagian menyeluruh organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan
pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuantitatif maupun
rehabilitatif suatu. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan,
serta untuk pusat penelitian biososial. Rumah sakit harus mampu mengelolah dan
menciptakan suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan
kemampuan untuk mempertahankan pasienya (Rustiyanto ,2010).
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitasi pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit tidak dapat lagi di kelolah lagi
sebagai manajemen sederhana, tetapi harus mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat yang muncul akibat dari berbagai perubahan sehingga pasien dapat
kepuasan atas pelayanan yang di berikan oleh rumah sakit pelayanan rawat
jalan,rawat inap maupun Instalasi Gawat Darurat.Namun kenyataanya banyak
pasien, masyarakat dan pihak lain yang menerima pelayanan sering merasa tidak
mendapat pelayanan yang tidak baik dikarenakan oleh berbagai faktor. Rumah
sakit memberikan pelayanan menyeluruh dan paling kompleks dari fasilitas
pelayanan kesehatan lainya(Tabolid tempo,2013).
1
2
Rumah sakit merupakan salah satu sistem atau bagian dari sistem
pelayanan kesehatan yang mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing
bekerja secara otonom namun harus terkordinasi dalam sistem tersebut.
Pengertian Rumah
sakit
berdasarkan SK menteri
Kesehatan
RI NO.
983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa Rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,spesifikasi,dan subspesialistik (Depkes
RI, 1997).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang ini
mempunyai peranan yang sangat penting,salah satunya di bidang komputer.
Terbukti dengan banyaknya lembaga/instansi pemerintah yang menggunakan
sistem komputerisasi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kretifitas dan
aktifitas para pegawai sehingga memiliki skill yang bagus dan menjadikan
lembaga innstansi pemerintah memiliki kompetensi yang tinggi (Depkes RI,
2016).
Komputer merupakan alat modren yang tidak bisa di lepaskan dari
kehidupan
sehari-hari.
Mulai
dari
mengerjakan
pekerjaan
kantor,
multimedia,bahkan hiburan. Dewasa ini perkembangan komputer semakin
berkembang dan masih akn terus berkembang tanpa batas. Kita sebagai manusia
mau tidak mau harus mengikuti perkembangan kemajuan teknologi khusunya
dibidang komputerisasi agar kita tidak termakan oleh alat yang kita buat
sendri.sistem
komputer
adalah
kumpulan
elemen-elemen
komputer
(hardware,software,brainware) yang saling berhubungan (terintegrasi) dan saling
berinteraksi untuk melakukan pengolahan data dengan tujuan menghasilkan
3
informasi sesuai dengan yang di harapkan.Perangkat komputer harus bisa
difungsikan
secara
komperensif
(kompak
dan
bersama-sama)
dalam
melaksanakan tugasnya yaitu dalam mengelolah data atau informasi. Informasi
adalah data yang telah di olah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat bagi pengabilan keputusan saat ini atau mendatang
(Sabarguna, dkk, 2008).
Memasuki era globalisasi membuat persaingan antar setiap instalasi
semakin meningkat, demikian juga dengan instalasi bidang kesehatan serta
mudanya untuk mendapatkan informasi mengenai pelayanan kesehatan membuat
masyarakat lebih kreatif dalam penilaian pelayanan dan mutu sebuah Rumah sakit
Hal tersebut merupakan tantangan berat bagi tenaga kesehatan terutama tenaga
kerja rekam medis sebagai pelayan terdepan bagi rumah sakit.
Untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit haruslah disertai dengan
ketrampilan dan pengetahuan petugas rekam medis dalam penerimaan pelayanan
serta sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan berbasis database.
Penggunaan komputerisasi pada penerimaan pasien dapat diniai sangat
efektif. Tujuan penggunaan komputer adalah agar setiap data yang diolah dapat
dihasilkan informasi yang cepat, akurat,informatif dan efesien.Sistem Informasi
Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama,yang mampu memberikan
pelayanan terbaiknya (Arikunto, 2010).
Dengan menggunakan sistem komputerisasi sangat membantu dalam
pedaftaran,pengolahan,penyimpanan,penarikan kembali BRM,serta menghindari
kesalahan-kesalahan yang terjadi yang dapat merugikan kedua belah pihak dan
4
dapat lebih menghemat waktu dalam proses pengerjaanya.Berbeda dengan sistem
manualisasi yang tidak efesien dalam proses pembuatanya karena membutuhkan
banyak waktu,tidak efektif bagi para pekerja rekam medis karena harus mencatat
semua laporan kesehatan pasien secara manual dan sering menimbulkan duplikasi
nomor rekam medis.
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer
(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada
akhir dekade 80-an. Namun tampaknya komputerisasi dalam bidang per-rumah
sakit-an kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak. Baik
buruknya suatu rumah sakit tergantung pada baik buruknya pelayanan yang
mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pokok
sasaranya masing-masing. Selain itu juga mempunyai kewajiban administrasi
untuk membuat dan memelihara rekam medis pasien.
Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah
keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas,anamnese
penentuan fisik laboratorium,diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Rumah sakit harus merumuskan 1kebijakan-kebijakan strategis antara lain
efesiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta sumber daya manusia) serta
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan
kepada
masyarakat
agar
dapat
menjadi
organisasi
yang
respondif,inovatif,efektif,efesien dan menguntungkan proses pemberian pelayanan
5
dan telah memiliki Sistem Informasi Rumah Sakit. Terbukti dari pada saat pasien
datang berobat ke RSUD GunungSitoli mulai proses registrasi (pendaftaran), baik
itu melalui tempat pendaftaran pasien maupun instalasi Gawat Darurat(Depkes RI.
1997).
Dengan menggunakan sistem komputerisasi dan telah memiliki sistem
informasi Rumah Sakit sendiri Rsud GunungSitoli memiliki perbedaan cara kerja
dengan rumah sakit yang masih menggunakan sistem maualisasi terutama dalam
hal pemberian pelayanan petugas rumah sakit terhadap pasien ataupun
masyarakat. Walaupun telah menggunkan sistem komputerisasi pada dasarnya
masih terjadi kesalahan terutama dalam hal informasi. Misalnya sebagai salah satu
contoh dalam bidang pemberian nomor rekam medis,sering kali pasien mengakui
bahwa mereka adalah pasien baru padahal mereka sebelumnya sudah pernah
berobat dan sudah pernah terdaftar sebelumnya tetapi, dengan adanya sistem
komputerisasi pada saat meregister perintah peringatan (warning) akan mucul dari
komputer menyatakan bahwa data yang dimasukan sudah pernah diinput
sebelumnya sehingga data yang sama tidak dapat disimpan dua kali,bahkan
dengan adanya sistem komputerisasi dapat dilihat kapan terakhir kali pasien
tersebut datang berkunjung. Keberadaan sistem komputerisasi mampu mengatasi
masalah yang muncul pada unit rekam medis maupun dalam peningkatan mutu
pelayanan kesehatan karena informasi dan kegiatan-kegiatan yang lainya yang
saling berkaitan untuk membentuk sutau jaringan,masing-masing bekerja mandiri
tapi saling mendukung satu sama lain.
6
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian "Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem
Komputerisasi
Terhadap
Kinerja
Petugas
Rekam
Medis
di
Rsud
Gunungsitoli Nias Tahun 2016"
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya
maka masalah penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut :
1.2.1
Faktor-faktor apahka yang dapat mempengaruhi pelayanan rekam medis di
Rsud Gunungsitoli Nias?
1.2.2
Apakah sistem komputerisasi berpengaruh pada kinerja petugas rekam
medis di Rsud Gunungsitoli Nias?
1.3
Pembatasan masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.3.1
Sistem komputerisasi di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.3.2
Pemberian pelayanan petugas rekam medis di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.4
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh sistem komputerisasi terhadap
kinerja petugas RM di RSUD Gunungsitoli Nias?
7
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.5.1
Tingkat pelaksanaan sistem komputerisasi di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.5.2
Tingkat kinerja petugas rekam medis terhadap penggunaan sistem
komputerisasi dalam pemberian pelayanan di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.6
Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi lembaga (RS) sebagai bahan masukan bagi RS terhadap sistem
komputerisasi yang digunakan untuk pelaksanaan dan kecepatan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien.
1.6.2
Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang
komputerisasi RM dan mutu pelayanan RS.
1.6.3
Bagi APIKES IMELDA Medan untuk menambah referensi pustaka yang
akan di pergunakan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
2.1.1
Sistem
Sistem menurut bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan
bagian atau unsur yang paling berhubungan secara teratur untuk mencapai suatu
tujuan bersama.
Sistem adalah sekumpulan unsur yang berhubunan antara satu dengan
yang lainya sedemikian rupa berproses mencapai tujuan tertentu, atau suatu
tatanan dimana terjadi suatu keseatuan dari berbagai unsur yang saling berkaitan
secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas lingkaran tertentu( Rustianto,
2010).
Suatu sistem terdiri dari 3 komponen yaitu :
Input
Proses
Output
Dalam sistem Input berperan sebagai suatu masukan pada keadaan
tertentu, yang kemudian akan di proses menjadi suatu keluaran atau hasil untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Misalnya pada program Visual Basic pada sebuah
projectkita masukan kode program tertentu yang bersangkutan dengan kondisi
yang di tentukan kemudian kode program tersebut akan di proses dan di jalankan
8
9
kemudian dari proses tersebut hasinya akan dapat berjalan sesuai dengan kondisi
yang kita inginkan.Hasil tersebut di sebut keluaran output.
2.1.2
Pengertian Rekam Medis
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang
dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749/Menkes/Per/XII/1989
tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan, yang
diperbaharui dengan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam
Medis menyatakan rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen
tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain
pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola
pemerintah maupun swasta.
Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu
Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan
dalam UU praktik kedokteran tidak.Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada
UU praktik kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di
luar sarana kesehatan.
Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau
catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada
10
pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan
pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk
menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan
serta merekam hasilnya.
2.1.3 Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985) terdiri dari beberapa aspek
diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset, edukasi dan dokumentasi,
yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
administrasi karena isinya meyangkut tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena
catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang pasien.
c. Aspek Hukum. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena
isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan
bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek keuangan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena
isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan dalam
menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.
11
e. Aspek penelitian. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian,
karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
f. Aspek pendidikan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
pendidikan,
karena
isinya
menyangkut
data/informasi
tentang
perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan
kepada
pasien.
Informasi
tersebut
dapat
dipergunakan
sebagai
bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
g. Aspek dokumentasi. Suatu berkas reka medis mempunyai nilai
dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan
laporan sarana pelayanan kesehatan.
2.1.4
Fungsi Rekam Medis
Fungsi rekam medis dijelaskan berdasarkan tujuan rekam Medis di atas,
yang dijelaskan sebagai berikut, yaitu sebagai:
a. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;
b. Bahan pembuktian dalam perkara humum;
c. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan;
d. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan; dan
e. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
Karena fungi rekam Medis inilah, maka di negara-negara besar atau di negaranegara maju telah ditentukan satu standar baku pembuatan reka m medis yang
12
mencerminkan kualitas/mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan pada pengguna pelayanan kesehatan.
2.1.5 Manfaat Rekam Medis
Manfaat
rekam
medis
berdasarkan
Permenkes
Nomor
269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut:
a. Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien
b. Peningkatan
Kualitas
Pelayanan.
Membuat
Rekam
Medis
bagi
penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan
untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi
perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan
tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan
pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran
gigi.
d. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan
untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien
e. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan
13
masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakitpenyakit tertentu
f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan
alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah
hukum, disiplin dan etik(www.sainsmini.blogspot.co.id/2015/08).
2.1.6
Komputerisasi
Dizaman yang serba digital dan computerize saat ini mengakibatkan
kehidupan kita tidak bisa lepas dari yang namanya komputer. Kata komputer
sebenarnya
berasal
dari
Bahasa
Yunani
Computareyang
berarti
menghitung.Berdasarkan arti tersebut, maka secara barafiah komputer bisa
diartikan sebagai sebuah alat elektronika yang memiliki kemampuan untuk
melakukan pengolahan data informasi yang berapa teks, gambar maupun suara
untuk menghasilkan output yang kita kehendaki.
Sistem komputerisasi menurut Robert H.Blismer (2010) adalah suatu cara
kerja secara elektronik yang mampu melaksanakan tugas antara lain menerima
input, memproses input tadi sesuai dengan programnya,menyimpan dalam bentuk
informasi (www.carapedia.com, 2004).
Perubahan rekam medis kertas ke rekam medis komputerisasi sangat efektif
dan efesien karena dapat sangat membantu dalam proses pelaksananya mengiat
zaman yang serba praktis dan instan juga mudahnya dalam memperoleh informasi
sekarang ini,selain itu rekam medis terkomputerisasi juga memiliki faktor-faktor
terkait antara lain.
1.Privacy
14
Adalah bagaimana untuk menjaga informasi dari pihak-pihak yang tidak
memiliki hak untuk mengakses informasi tersebut,yang menyangkut data
pribadi.
2. Integrity
Informasi tidak dapat diubah tanpa izin pemilik informasi.
3..Authentication
Berhubungan dengan kenyakinan bahwa yang memberikan informasi adalah
yang benar-benar mempunyaihak melakukan itu.
4.Availability
Berkaitan dengan ketersediaan informasi ketika berhubungan denan pihak
tertentu.
5.Access control
Menekankan pengaturan pada akses terhadap informasi.
6. Non-repudiation
Erat kaitan denan suatu transaksi atau perubahan informasi agar tidak
menyangkal setelah terjadi perubahan.
7. Complezity
Karena secara langsung perlu melayani berbagai keperluan seperti :
A. Dokter
B. Asuransi
C. Kepolisian
D. Peneltian
E. Pendidikan
15
Maka perlu penyesuaian tampilan dan harus dijamin data aman.
8.Realibility
Secara derajat kepercayaan terhadap privasi kewenanan petugas dan akses
(Sabarguna 2009).
Yang menjadi keuntungan rekam medis terkomputerisasi yaitu:
a. Fasilitas yang lengkap.
Fasilitas pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian
peringatan (alert),reminder,bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter
mampu klinis dapat mematuhi protokol klinik yang mencakup pemberian
data klinis pasien yang baik berasal dari hasil pemeriksaan dokter,
digitalisasi dari alat diagnostik (EKG,radiologi,dll), konversi hasil
pemeriksaan laboratorium maupun interprestasi klinis.
b. Dapat bergerak pada sistem informasi lain.
Pada dasarnya rekam medis komputerisasi adalah pengunaan metode
elektronik
untuk
pengumpulan,penyimpanan,
pengolahan,
serta
pengaksesan rekam medis pasien rumah sakit yang telah tersimpan dalam
satu sistem manajemen basis data medis.Misalnya data yang diperoleh dari
sistem informasi bidang apotek (menyangkut data informasi seputar obatobatan yang di konsumsi oleh pasien sesuai dengan diagnosa), laboratorium
(hasil pemeriksaan penyakit pasien,dll).Kerjasama antara manajemen rumah
sakit, komite medis dan badan pengaawas dalam mengadopsi sistem rekam
medis elektronik mutlak diperlukan.
16
c. Sebagai alat bantu yang lengkap.
Rekam medis terkomputerisasi merupakan alat bantu yang sangat efektif
dan efesien dalam membantu proses pemberian informasi di rumah sakit
serta memudahkan dalam pemberian pelayanan serta sarana dan prasarana
yang memadai untuk melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat berupa sistem komputerisasi berbasis database yang mana
cepat,akurat,dan efesien.
d. Sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut secara otomatis data yang
sudah diolah menjadi informasi terkait data seputar pasien kemudian akan
terus wajib terisi sesuai perintah-perintah yang telah di sesuaikan
sebelumnya seputar langkah selanjutnya guna mengetahui informasi kondisi
pasien secara elektronik yang harus diisi guna menunjang kebutuhan data
klinis.(sabarguna, 2008)
2.1.10 Rekam Medis
Rumah sakit memiliki fungsi untuk memberikan perawatan dan
pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan
maupun pasien gawat darurat.Pemimpin rumah sakit bertanggung jawab atas mutu
pelayanan medik di rumah sakit yang diberikan kepada pasien.Rekam medis
sangat penting dalam mengemban mutu pelayanan medik yang diberikan oleh
rumah sakit beserta staf mediknya. Rekam medis merupakan milik rumah sakit
yang harus dipelihara karena berfaedah bagi pasien,dokter maupun rumah sakit.
17
Pencatatan data riwayat kesehatan pasien adalah hal yang penting dalam
dunia medis dan dikenal dengan istilah data rekam medis. Selama pasien
melakukan pemeriksaan atau menjalani perawatan medis oleh dokter atau suatu
instalasi medis, maka status kesehatan pasien akan dicatat sebagai data rekam
medis pasien selanjutnya, sekaligus sebagai bukti tercatat mengenai diagnosis
penyakit pasien dan pelayanan medis yang diperoleh pasien.Rekam medis adalah
merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien rumah
sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu
mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit (Arikunto, 2010).
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen
tentang
identitas
pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan
dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.Rekam Medis
yang
dimaksud
elektronik.Peraturan
dapat
berupa
Menteri
rekam
Kesehatan
medis
Nomor
kovensional
maupun
269/Menkes/Pers/III/2008,
menyatakan bahwa rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh
dokter, dokter gigi dan pemimpin sarana kesehatan sekurang-kurangnya 5 tahun,
untuk rumah sakit dan 2 tahun nonrumah sakit, sedangkan resume rekam medis
dapat murni berupa data elektronik atau berupa data konvensional. Beberapa
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
sudah
mengunakan
rekam
medis
terkomputerisasi menyimpan rekam medis lengkap dalam bentuk elektronik
sedangkan resumenya disimpan dalam bentuk tercetak dikertas.
18
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama,waktu dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Hal ini terjadi
kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis dapat di lakukan
pembetulan. Pembetulan dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan
yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan yang
bersangkutan (Rustiyanto, 2010).
2.1.13 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peninktan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek,(Depkes RI
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Revisi I 1997) antara lain:
1.
Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai administrasi,karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2.
Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik,karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3.
Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
19
keadilan,dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakan keadilan.
4.
Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
5.
Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
6.
Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/ informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien,informasi tersebut
dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si
pemakai.
7.
Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena sisnya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasi dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Dengan melihat dari beberapa aspek rekam medis mempunyai kegunaan
yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberian
20
pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara umum (Depkes RI Direktorat
Jendral Pelayanan Medik Revisi I 1997) adalah:
• Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut
ambil bagian didalam memberikan pelayanan,pengobatan, dan perawatan
kepada pasien.
•
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada pasien.
•
Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah
sakit.
•
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa,penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
•
Melindungi kepentingan hukum bagi pasien rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainya.
•
Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
•
Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
pasien.
•
Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertangung jawban dan laporan.
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada
didalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterengan ataupun
memalsukan data yang ada didalam rekam medis harus diberi data yang cukup
21
terperinci, sehingga dokter lain dapat mengetahui bagimana pengobatan dan
perawatan kepada pasien dan konsumen dapat memberikan pendapat yang tepat
setelah
dia
memeriksanya
ataupun
dokter
yang
bersangkutan
dapat
memperkirakan kembali keadaan pasien yang akan datang prosedur yang telah
dilaksanakan.
Tanggung jawab utama terletak pada dokter yang merawat terutama dalam
hal melengkapi rekam medis.Data harus dipelajari kembali, dikoreksi dan
ditandatangani juga oleh dokter yang merawat.Nilai ilmiah dari sebuah rekam
medis adalah sesuai dengan tarif pengobatan dan perawatan yang tercatat. Oleh
karena itu di tinjau dari beberapa segi rekam medis sangat bernilai penting
karena (Depkes RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Revisi II 2006):
•
Rekam medis berguna bagi pasien, untuk kepentingan riwayat
perkembangan penyakitnya, dimasa sekarang maupun dimasa
yang akan datang.
•
Rekam medis dapat melindungi rumah sakit maupun dokter dalam
segi hukum (medico legal). Jika terdapat rekam medis yang tidak
lenkap dan tidak benar maka kemungkinan akan merugikan bagi
pasien, dokter maupun rumah sakit itu sendiri.
•
Rekam medis dapat dipergunakk meneliti rekaman untuk kegiatan
dan pencatatan administratif atas diri pasie. Petugas rekam medis
hanya dapat mempergunakan data yang tertera di dalam berkas
rekam medis.
22
•
Jika terdapat diagnosa tidak benar ataupun tidak lengkap maka
secara otomatis kode penyakit pun tidak tepat, hal tersebut dapat
mempengaruhi terhadap pengisian indeks penyakit dan laporan
rumah sakit.
Data statistik dan laporan yang di laporkan kepada instansi terkait harus
berisi data-data yang akurat dan lengkap.
Petugas rekam medis bertangung jawab untuk mengevaluasi kwalitas
rekam medis itu sendiri guna menjamin konsisten dan kelengkapan isinya,
sehubungan dengan hal ini, petugas rekam medis harus berpegangan pada
pedoman.
(Depkes RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Revisi II 2006) sebagai
berikut:
a. Semua diagnosis dengan benar pada lembaran masuk dan keluar,sesuai
dengan istilah terminologi yang dipergunakan,semua diagnosa serta
tindakan pembedahan yang dilakukan harus dicatat dalam resume akhir.
b. Penggunaan simbol dan singkatan tidak dibenarkan.
c. Catatan yang dibuat oleh dokter yang merawat harus disertai tanggal dan
dibubuhi tanda tangan dokter maka dokter yang juga menjadi konsulen
harus membuat catatan dan memberi tangal serta tanda tanan didalam berkas
rekam medis pasien tersebut.
23
d. Riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,resume akhir serta lembar ringkasan
masuk dan keluar harus diisi dengan lengkap dan tidak cukup apabila hanya
ditandatangani oleh seorang dokter saja.
e. Laporan riwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik harus dicatat dengan
lengkap dan berisi semua catatan mengenai diri pasien baik yang positif
maupun negatif.
f. Catatan perkembangan, memberikan gambaran kronologis dan analisi klinis
mengenai keadaan diri pasien, frekuensi pencatatan ditentukan oleh keadaan
perkembangan kesehatan pasien itu sendri.
g. Hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan rontogen harus dicatat
disertai tanggal dan tanda tangan si pemeriksa.
h. Semua tindakan pengobtan medik ataupun tindakan pembedahan harus
dicantumkan tangal serta ditanda tangani oleh dokter.
i. Semua konsultasi harus dicatat secara lengkap serta ditanda tanganin,dan
harus dilaksanakan sesuai denan peraturan medik yang berlaku.
j. Hasil konsultasi mencakup penemuan konsulen pada pemeriksaan fisik
terhadap pasien termasuk juga pendapat dan rekomendasinya.
k. Pada kasus prental dan persalinan catatan pada saat observasi dicatat secara
lengkap,mencakup hasil test dan semua pemeriksaan pada saat prenatal
persalinan hingga kelahiran sejak pasien masuk rumahsakit sampai denan
pasien keluar rumah sakit.
24
l. Apabila pasien merupakan pasien rujukan dari luar,maka catatan observasi
dan pengobatan, serta tindakan yang diberikan yang telah ditanda tanganin
oleh petugas harus diikuti sertakan pada saat pasien masuk ke rumah sakit.
m. Resume akhir ditulis pada saat pasien pulang rawat ataupun meningal.
Resume harus berisi ringkasan tentang pertemuan-pertemuan dan kejadian
penting selama pasien dirawat, keadaan waktu pulang, sarana dan rencana
pengobatan selanjutnya.
n. Bila dilakukan otopsi, diagnosis sementara/diagnosa anatomi,segera dicatat
(dalam waktu kuran dari 72 jam), keterangan yang lengkap harus dibuat dan
digabungkan dengan berkas rekam medis pasien.
o. Analisa kualitatif dilaksanakan oleh petugas rekam medis guna menevaluasi
kualitas pencatatan yang dilakukan oleh dokter. Kegiatan tersebut dilakukan
guna mengevaluasi mutu pelayanan medik yang diberikan oleh dokter yang
merawat. Kualitas pencatatan rekam medis dapat mencerminkan kualitas
pelayanan suatu instansi pelayanan kesehatan.
Kegiatan penyelenggaraan rekam medis yang sudah menggunakan sistem
komputerisasi dapat menghasilkan data-data yang bersumber pada seluruh
kegiatan pelayanan kesehatan didalam suatu institusi pelayanan kesehatan.
Penelolahan data dan informasi mengenai kondisi kesehatan pasien tidak hanya
dapat tersimpan didalam catatan rekam medis secara fisik saja akan tetapi data
dan informasi medis seseorang pasien harus juga dapat tersimpan secara otomatis
dengan menggunkan sistem komputerisasi yang handal sehingga informasi medis
25
mengenai kondisi kesehatan pasien merupakan data dan informasi yang dapat
dipertanggung jawabkan keakuratanya serta up to date.
Penggunaan sistem komputerisasi didalam penyelenggaraan rekam medis
sangat membantu didalam proses pengolahan data medis pasien serta pengeluaran
informasi menenai besarnya efektifitas dan efesien peleyanan kesehatan serta
luasnya cakupan layanan kesehatan oleh suatau instansi pelaynan kesehatan
didalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Sehingga data dan
informasi yang dihasilkan cepat,tepat,akurat dan up to date.
2.2
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh sistem komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam medis disebuah
rumah sakit.
Dalam kerangka berpikir diuraikan secara naratif proses penelitian sehina
dapat menggambarkan arah penelitian. Dari uraian kerangka teoritis dari kedua
variabel penelitian yakni sistem komputerisasi dan kinerja petugas rekam medis
maka kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini bahwa dengan
dilaksanakanya sistem komputerisasi disebuah rumah sakit maka lebih
memudahkan para petugas rekam medis dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien.
Maka dapat diduga bahwa kinerja petugas rekam medis akan semakin
lebih cepat praktis dan lebih efektif terhadap mutu pelayanan dirumah sakit
sehinga tingkat kepuasan pasien sudah terpenuhi.
26
Keterkaitan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1
Pengetahuan
tentang system
komputerisasi
Gambar 2.1: kerangka konsep
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui keterkaitan sistem komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam
medis di RSUD Kota Gunungsitoli.
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Gunungsitoli Nias pada bulan Mei
Tahun 2016.
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Gunungsitoli
yang beralamat di Jalan Ciptomangunkusumo No.15 Kecamatan Gunungsitoli
Kota Gunungsitoli .
3.3
Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian
3.3.1
Populasi
Menurut Arikunto,(2010) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
petugas rekam medis di RSUD Kota Gunungsitoli dengan jumlah 12 orang.
28
3.3.2 Teknik Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Setiadi, 2007). Metode sampling yang digunakan adalah
menggunakan teknik total sampling
3.3.3 Sampel
Menurut Arikunto, 2010 sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu memilih
sampel dengan mengambil seluruh populasi yang ada yakni sebanyak 12 orang.
3.4.
Tehnik Pengumpulan Data
Sebelum proses pengumpulan data dilakukan, tahap awal dalam proses ini
adalah pelaksanaan berupa surat izin peneliti dan surat balasan dari tempat
penelitian dilaksanakan. Sebelum meminta ketersediaan responden, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan
berdampak negative kepada fisik maupun mental dan kerahasiaan responden
sangat dijaga. Proses selanjutnya adalah melakukan pendekatan kepada para
responden guna menjelaskan makna dan guna diberlakukannya informed consent
kepada responden. Setelah persyaratan dipenuhi, selanjutnya dilaksanakan proses
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk menggali informasi
tentang “Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang System
Komputerisasi di RSUD Gunung Sitoli Nias”.
29
3.4.1
Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dengan
melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang
disusun berdasarkan konsep tertulis (Setiadi, 2007).Responden dalam penelitian
ini merupakan pegawai rekam medis yang bekerja di RSUD Gunung Sitoli Nias.
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan institusi
yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2007). Data survei awal melalui
data kepegawaian mengenai responden peneliti mendapatkan berupa
1. Data kepegawaian
2. Data profil rumah sakit
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang diamati dan mempunyai variasi nilai
dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
empiris atau ditentukan tingkatannya (setiadi, 2007). Variabel dalam penelitian ini
adalah pengetahuan.
3.5.1 Variabel Penelitian
Adalah variabel yang meneliti pengetahuan petugas rekam medis tentang
system komputerisasi (Notoatmojo, 1993).
30
3.5.2 Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga defenisi
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variable yang sama (Setiadi, 2007).
No.
1.
Variabel
Pengetahuan
petugas
medis
Definisi Operasional
rekam Kemampuan responden dalam menjawab
kuesioner
yang
diberikan
mengetahui
gambaran
untuk
pengetahuan
petugas rekam medis tentang system
komputerisasi dengan kategori :
A. Baik
B. Cukup
C. kurang
3.6 Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran pengetahuan dilakukan terhadap tingkat pengetahuan
berdasarkan pada jawaban responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang
diberikan jumlah pertanyaan sebanyak 20 soal.
31
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan dengan kategori baik, cukup
dan kurang total akan dijadikan pengukuran pengetahuan (Machfoedz, 2009
dalam sitorus, 2013).
1. Skor jawaban yang benar adalah 1
2. Skor jawaban yang salah adalah 0
Presentasi digunakan rumus:
F
P =
x 100%
N
Keterangan :
P : persentase
F : jumlah jawaban yang benar
N : jumlah soal
Setelah mendapatkan jumlah dari perhitungan melalui rumus diatas, nilainilai tersebut dikelompokkan ke dalam 3 kategori.
Tabel 3.1. Interval Kriteria pengetahuan
No.
Kriteria Pengetahuan
Skor Jawaban benar
Persentase (%)
1.
Baik
14-20
80-100
2.
Cukup
7-13
60-70
3.
Kurang
0-6
TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD
GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh:
KENAN NATAN IMANUEL ZEBUA
NIM : 1313466021
Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan
T.A. 2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS
TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD
GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016
OLEH :
KENAN N.I. ZEBUA
NIM: 1313466021
Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing
Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya
Di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Disetujui :
Dosen Pembimbing
(Fitriana Ritonga SKM, MPH)
Diketahui
Direktur Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan
Imelda Medan
(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Dengan Judul :
GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS
TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD
GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Pada Tanggal
Agustus 2016
Penguji I
: Fitriana Ritonga, SKM, MPH
(
)
Penguji II
: Nataria Yanti Silaban S.Kep, Ns
(
)
Penguji III
: Giyatno, Amd.Pk S.Kom SKM
(
)
Diketahui
Direktur Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan
Imelda Medan
(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI
Nama
: Kenan Natan Imanuel Zebua
Tempat Tanggal Lahir
: P.Siantar 04 - april - 1996
Agama
: Kristen protestan
Anak ke
: 2 Dari 3 Saudara
Alamat
: Jl. Sutomo no 45 Gunungsitoli Nias
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah
: Yulius Zebua
Nama Ibu
: Natalia
Pekerjaan
: Wiraswasta
Almat
: Jl. Sutomo no 45 Gunungsitoli Nias
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
2001– 2007
: Mengikuti Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
2007 – 2010
: Mengikuti Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
2010 – 2013
: Mengikuti Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
2013– 2016
: Mengikuti Program Studi DIII Keperawatan Di STIKES
Imelda Medan
PRODI D-III PEREKAM MEDIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN
IMELDA MEDAN
Nama : Kenan Natan Imanuel Zebua
NIM : 1313466021
Judul :Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem
Komputerisasi
ABSTRAK
Sistem Komputerisasi Merupakan suatu sistem elektronik yang didesain khusus
yang dapat menghasilkan data baik berupa tampilan gambar,perhitungan, statistik,
grafik, skema dan bahan yang dirancang dan di organisasikan secara cepat dan
tepat yang dapat terhubung secara online serta secara otomatis dapat menerima
dan menyimpan data bekerja secara praktis dan efektif yang kemudian diolah
dalam bentuk informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran
pengetahuan tentang system komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias.Penelitian
ini dilaksanakn pada bulann Mei sampai bulan Juni 2016. Penelitian dalam studi
ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran
tentang suatu keadaan secara objektif.Sampel keseluruhan sebanyak 12
responden. Hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 9 responden (75 %) dan minoritas responden dengan berpengetahuan
cukup 3 responden (25%). berdasarkan umur yaitu responden yang berumur 20-24
sebanyak 3 responden (25%) sedangkan responden yang berumur 25-26 tahun
sebanyak 5 responden (42%) dan responden yang berumur 30-34 tahun sebanyak
4 responden (33%). berdasarkan pendidikan yaitu responden yang tamat D-III
sebanyak 5 orang (42%), dan tamat S1 sebanyak 7 orang (58%). berdasarkan lama
bekerja yaitu mayoritas yang lama bekerja 0-2 tahun sebanyak 7 responden
(38%), yang bekerja 3-5 tahun sebanyak 3 responden (17%), yang lama bekerja
6-8 tahun sebanyak 2 responden (17%) dan minoritas yang lama bekerja 9-12
tahun sebanyak 1 responden (8%).Diharapkan responden lebih meningkatkan
wawasan dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Komputerisasi Terhadap Kinerja
Petugas Rekam Medis di Rsud Gunungsitoli Nias
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Pengetahuan, Kineja, Komputerisasi
: 11 Referensi (1997-2014).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Komputerisasi
Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis ”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
sistem penyimpanan berkas rekam medis khususnya di RSUD Gunungsitoli Nias.
Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu :
1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc,selaku ketua Yayasan Imelda Medan.
2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan
Yayasan Imelda Medan.
3. dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan
Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.
4. Fitiriana Ritonga, SKM, MPH selaku dosen pembimbing yang selalu
memeberikan arahan kepada penulis mulai dari awal sampai terselesainya
penelitian ini.
5. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu member motivasi kepada penulis.
6. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda
Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
7. Direktur dan seluruh staf pegawai Rsud Gunungsitoli Nias khususnya petugas
rekam medis yang telah banyak membantu penulis.
i
8. Ayahanda dan Ibunda, kakak dan adik-adik dan seluruh keluarga yang
memberikan dukungan serta doa selama perkuliahan sampai dengan
terselesainya penelitian ini
9. Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat saya Aulia budi
pratama , Fendi jaya kusuma , hendra priyanto, dika sapriandi
10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan
dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat
meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.
Medan, Juli 2016
Peneliti
(Kenan N.I Zebua)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PESETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFRTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I
BAB II
BAB III
i
iii
v
vi
vii
: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................
1.2. IdentifikasiMasalah ............................................................
1.3. Pembatasan Masalah...........................................................
1.4. Rumusan Masalah...............................................................
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................
1.6. Manfaat Penelitian ..............................................................
1
6
6
6
7
7
: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori .......................................................................
2.1.1. Sistem .............................................................................
2.1.2. Pengertian Rekam Medis ................................................
2.1.3. Tujuan Rekam Medis .....................................................
2.1.4. Fungsi Rekam Medis ......................................................
2.1.5. Manfaat Rekam Medis ...................................................
2.1.6. Komputerisasi .................................................................
2.1.7. Kinerja ............................................................................
2.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ....................
2.1.9. Manfaat hubungan komputerisasi terhadap kinerja .......
2.1.10.Standart Kinerja .............................................................
2.1.11 Kinerja Petugas Rekam Medis ......................................
2.1.12.Rekam Medis .................................................................
2.1.13.Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ............................
2.2. Kerangka Konsep .............................................................
8
8
9
10
11
12
13
16
17
18
23
24
26
28
35
: METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ..................................................................
3.2. Waktu dan tempat penelitian .............................................
3.2.1. Waktu penelitian.............................................................
3.2.2. Tempat penelitian ...........................................................
3.2.3 Sejarah Rumah sakit RSUD Gunungsitoli Nias .............
3.3. Populasi, Tekhnik Sampling, dan Sampel .........................
3.3.1. Populasi ..........................................................................
36
36
36
36
36
38
38
iii
BAB IV
BAB V
3.3.2. Tekhnik sampling ...........................................................
3.3.3. Sampel ............................................................................
3.4. Tekhnik Pengumpulan Data ..............................................
3.4.1. Data primer .....................................................................
3.4.2. Data sekunder .................................................................
3.4.3. Data tertier ......................................................................
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ...................................
3.5.1 Variabel Defendent .........................................................
3.5.2 Variabel Indevendent......................................................
3.5.3 Definisi Operasional .......................................................
3.6. Tekhnik Pengukuran ..........................................................
3.7. Tekhnik Analisa Data ........................................................
: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .................................................................
4.1.1 Data Umum .....................................................................
4.1.2 Data Khusus ....................................................................
4.2. Pembahasan .......................................................................
4.2.1 Pengetahuan Responden..................................................
: PENUTUP
5.1. Kesimpulan .......................................................................
5.2. Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iv
38
38
38
39
39
39
39
40
40
40
42
43
44
44
47
48
48
49
50
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Waktu Kinerja Petugas Rekam Medis……………… 25
Tabel 3.1. Interval Kriteria pengetahuan………………………………… 43
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Halaman
Kerangka Konsep Penelitian………………………..35
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Akademi Perekam Medik
dan Informatika Kesehatan Imelda Medan.
Lampiran II
Surat Balasan Izin Penelitian Dari RSUD Gunungsitoli Nias.
Lampiran III Surat Keterangan Bahwa Telah Melakukan Penelitian Dari RSUD
Gunungsitoli Nias.
Lampiran IV Kuesioner Responden
Lampiran V
Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran VI Master Tabel
Lampiran VII Lembar Konsul
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization,1948) rumah sakit adalah
suatu bagian menyeluruh organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan
pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuantitatif maupun
rehabilitatif suatu. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan,
serta untuk pusat penelitian biososial. Rumah sakit harus mampu mengelolah dan
menciptakan suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan
kemampuan untuk mempertahankan pasienya (Rustiyanto ,2010).
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitasi pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit tidak dapat lagi di kelolah lagi
sebagai manajemen sederhana, tetapi harus mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat yang muncul akibat dari berbagai perubahan sehingga pasien dapat
kepuasan atas pelayanan yang di berikan oleh rumah sakit pelayanan rawat
jalan,rawat inap maupun Instalasi Gawat Darurat.Namun kenyataanya banyak
pasien, masyarakat dan pihak lain yang menerima pelayanan sering merasa tidak
mendapat pelayanan yang tidak baik dikarenakan oleh berbagai faktor. Rumah
sakit memberikan pelayanan menyeluruh dan paling kompleks dari fasilitas
pelayanan kesehatan lainya(Tabolid tempo,2013).
1
2
Rumah sakit merupakan salah satu sistem atau bagian dari sistem
pelayanan kesehatan yang mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing
bekerja secara otonom namun harus terkordinasi dalam sistem tersebut.
Pengertian Rumah
sakit
berdasarkan SK menteri
Kesehatan
RI NO.
983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa Rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,spesifikasi,dan subspesialistik (Depkes
RI, 1997).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang ini
mempunyai peranan yang sangat penting,salah satunya di bidang komputer.
Terbukti dengan banyaknya lembaga/instansi pemerintah yang menggunakan
sistem komputerisasi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kretifitas dan
aktifitas para pegawai sehingga memiliki skill yang bagus dan menjadikan
lembaga innstansi pemerintah memiliki kompetensi yang tinggi (Depkes RI,
2016).
Komputer merupakan alat modren yang tidak bisa di lepaskan dari
kehidupan
sehari-hari.
Mulai
dari
mengerjakan
pekerjaan
kantor,
multimedia,bahkan hiburan. Dewasa ini perkembangan komputer semakin
berkembang dan masih akn terus berkembang tanpa batas. Kita sebagai manusia
mau tidak mau harus mengikuti perkembangan kemajuan teknologi khusunya
dibidang komputerisasi agar kita tidak termakan oleh alat yang kita buat
sendri.sistem
komputer
adalah
kumpulan
elemen-elemen
komputer
(hardware,software,brainware) yang saling berhubungan (terintegrasi) dan saling
berinteraksi untuk melakukan pengolahan data dengan tujuan menghasilkan
3
informasi sesuai dengan yang di harapkan.Perangkat komputer harus bisa
difungsikan
secara
komperensif
(kompak
dan
bersama-sama)
dalam
melaksanakan tugasnya yaitu dalam mengelolah data atau informasi. Informasi
adalah data yang telah di olah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat bagi pengabilan keputusan saat ini atau mendatang
(Sabarguna, dkk, 2008).
Memasuki era globalisasi membuat persaingan antar setiap instalasi
semakin meningkat, demikian juga dengan instalasi bidang kesehatan serta
mudanya untuk mendapatkan informasi mengenai pelayanan kesehatan membuat
masyarakat lebih kreatif dalam penilaian pelayanan dan mutu sebuah Rumah sakit
Hal tersebut merupakan tantangan berat bagi tenaga kesehatan terutama tenaga
kerja rekam medis sebagai pelayan terdepan bagi rumah sakit.
Untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit haruslah disertai dengan
ketrampilan dan pengetahuan petugas rekam medis dalam penerimaan pelayanan
serta sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan berbasis database.
Penggunaan komputerisasi pada penerimaan pasien dapat diniai sangat
efektif. Tujuan penggunaan komputer adalah agar setiap data yang diolah dapat
dihasilkan informasi yang cepat, akurat,informatif dan efesien.Sistem Informasi
Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama,yang mampu memberikan
pelayanan terbaiknya (Arikunto, 2010).
Dengan menggunakan sistem komputerisasi sangat membantu dalam
pedaftaran,pengolahan,penyimpanan,penarikan kembali BRM,serta menghindari
kesalahan-kesalahan yang terjadi yang dapat merugikan kedua belah pihak dan
4
dapat lebih menghemat waktu dalam proses pengerjaanya.Berbeda dengan sistem
manualisasi yang tidak efesien dalam proses pembuatanya karena membutuhkan
banyak waktu,tidak efektif bagi para pekerja rekam medis karena harus mencatat
semua laporan kesehatan pasien secara manual dan sering menimbulkan duplikasi
nomor rekam medis.
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer
(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada
akhir dekade 80-an. Namun tampaknya komputerisasi dalam bidang per-rumah
sakit-an kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak. Baik
buruknya suatu rumah sakit tergantung pada baik buruknya pelayanan yang
mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pokok
sasaranya masing-masing. Selain itu juga mempunyai kewajiban administrasi
untuk membuat dan memelihara rekam medis pasien.
Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah
keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas,anamnese
penentuan fisik laboratorium,diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Rumah sakit harus merumuskan 1kebijakan-kebijakan strategis antara lain
efesiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta sumber daya manusia) serta
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan
kepada
masyarakat
agar
dapat
menjadi
organisasi
yang
respondif,inovatif,efektif,efesien dan menguntungkan proses pemberian pelayanan
5
dan telah memiliki Sistem Informasi Rumah Sakit. Terbukti dari pada saat pasien
datang berobat ke RSUD GunungSitoli mulai proses registrasi (pendaftaran), baik
itu melalui tempat pendaftaran pasien maupun instalasi Gawat Darurat(Depkes RI.
1997).
Dengan menggunakan sistem komputerisasi dan telah memiliki sistem
informasi Rumah Sakit sendiri Rsud GunungSitoli memiliki perbedaan cara kerja
dengan rumah sakit yang masih menggunakan sistem maualisasi terutama dalam
hal pemberian pelayanan petugas rumah sakit terhadap pasien ataupun
masyarakat. Walaupun telah menggunkan sistem komputerisasi pada dasarnya
masih terjadi kesalahan terutama dalam hal informasi. Misalnya sebagai salah satu
contoh dalam bidang pemberian nomor rekam medis,sering kali pasien mengakui
bahwa mereka adalah pasien baru padahal mereka sebelumnya sudah pernah
berobat dan sudah pernah terdaftar sebelumnya tetapi, dengan adanya sistem
komputerisasi pada saat meregister perintah peringatan (warning) akan mucul dari
komputer menyatakan bahwa data yang dimasukan sudah pernah diinput
sebelumnya sehingga data yang sama tidak dapat disimpan dua kali,bahkan
dengan adanya sistem komputerisasi dapat dilihat kapan terakhir kali pasien
tersebut datang berkunjung. Keberadaan sistem komputerisasi mampu mengatasi
masalah yang muncul pada unit rekam medis maupun dalam peningkatan mutu
pelayanan kesehatan karena informasi dan kegiatan-kegiatan yang lainya yang
saling berkaitan untuk membentuk sutau jaringan,masing-masing bekerja mandiri
tapi saling mendukung satu sama lain.
6
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian "Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem
Komputerisasi
Terhadap
Kinerja
Petugas
Rekam
Medis
di
Rsud
Gunungsitoli Nias Tahun 2016"
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya
maka masalah penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut :
1.2.1
Faktor-faktor apahka yang dapat mempengaruhi pelayanan rekam medis di
Rsud Gunungsitoli Nias?
1.2.2
Apakah sistem komputerisasi berpengaruh pada kinerja petugas rekam
medis di Rsud Gunungsitoli Nias?
1.3
Pembatasan masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.3.1
Sistem komputerisasi di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.3.2
Pemberian pelayanan petugas rekam medis di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.4
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh sistem komputerisasi terhadap
kinerja petugas RM di RSUD Gunungsitoli Nias?
7
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.5.1
Tingkat pelaksanaan sistem komputerisasi di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.5.2
Tingkat kinerja petugas rekam medis terhadap penggunaan sistem
komputerisasi dalam pemberian pelayanan di Rsud Gunungsitoli Nias.
1.6
Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi lembaga (RS) sebagai bahan masukan bagi RS terhadap sistem
komputerisasi yang digunakan untuk pelaksanaan dan kecepatan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien.
1.6.2
Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang
komputerisasi RM dan mutu pelayanan RS.
1.6.3
Bagi APIKES IMELDA Medan untuk menambah referensi pustaka yang
akan di pergunakan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
2.1.1
Sistem
Sistem menurut bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan
bagian atau unsur yang paling berhubungan secara teratur untuk mencapai suatu
tujuan bersama.
Sistem adalah sekumpulan unsur yang berhubunan antara satu dengan
yang lainya sedemikian rupa berproses mencapai tujuan tertentu, atau suatu
tatanan dimana terjadi suatu keseatuan dari berbagai unsur yang saling berkaitan
secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas lingkaran tertentu( Rustianto,
2010).
Suatu sistem terdiri dari 3 komponen yaitu :
Input
Proses
Output
Dalam sistem Input berperan sebagai suatu masukan pada keadaan
tertentu, yang kemudian akan di proses menjadi suatu keluaran atau hasil untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Misalnya pada program Visual Basic pada sebuah
projectkita masukan kode program tertentu yang bersangkutan dengan kondisi
yang di tentukan kemudian kode program tersebut akan di proses dan di jalankan
8
9
kemudian dari proses tersebut hasinya akan dapat berjalan sesuai dengan kondisi
yang kita inginkan.Hasil tersebut di sebut keluaran output.
2.1.2
Pengertian Rekam Medis
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang
dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749/Menkes/Per/XII/1989
tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan, yang
diperbaharui dengan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam
Medis menyatakan rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen
tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain
pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola
pemerintah maupun swasta.
Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu
Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan
dalam UU praktik kedokteran tidak.Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada
UU praktik kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di
luar sarana kesehatan.
Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau
catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada
10
pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan
pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk
menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan
serta merekam hasilnya.
2.1.3 Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985) terdiri dari beberapa aspek
diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset, edukasi dan dokumentasi,
yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
administrasi karena isinya meyangkut tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena
catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang pasien.
c. Aspek Hukum. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena
isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan
bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek keuangan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena
isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan dalam
menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.
11
e. Aspek penelitian. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian,
karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
f. Aspek pendidikan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
pendidikan,
karena
isinya
menyangkut
data/informasi
tentang
perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan
kepada
pasien.
Informasi
tersebut
dapat
dipergunakan
sebagai
bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
g. Aspek dokumentasi. Suatu berkas reka medis mempunyai nilai
dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan
laporan sarana pelayanan kesehatan.
2.1.4
Fungsi Rekam Medis
Fungsi rekam medis dijelaskan berdasarkan tujuan rekam Medis di atas,
yang dijelaskan sebagai berikut, yaitu sebagai:
a. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;
b. Bahan pembuktian dalam perkara humum;
c. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan;
d. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan; dan
e. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
Karena fungi rekam Medis inilah, maka di negara-negara besar atau di negaranegara maju telah ditentukan satu standar baku pembuatan reka m medis yang
12
mencerminkan kualitas/mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan pada pengguna pelayanan kesehatan.
2.1.5 Manfaat Rekam Medis
Manfaat
rekam
medis
berdasarkan
Permenkes
Nomor
269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut:
a. Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien
b. Peningkatan
Kualitas
Pelayanan.
Membuat
Rekam
Medis
bagi
penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan
untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi
perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan
tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan
pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran
gigi.
d. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan
untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien
e. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan
13
masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakitpenyakit tertentu
f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan
alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah
hukum, disiplin dan etik(www.sainsmini.blogspot.co.id/2015/08).
2.1.6
Komputerisasi
Dizaman yang serba digital dan computerize saat ini mengakibatkan
kehidupan kita tidak bisa lepas dari yang namanya komputer. Kata komputer
sebenarnya
berasal
dari
Bahasa
Yunani
Computareyang
berarti
menghitung.Berdasarkan arti tersebut, maka secara barafiah komputer bisa
diartikan sebagai sebuah alat elektronika yang memiliki kemampuan untuk
melakukan pengolahan data informasi yang berapa teks, gambar maupun suara
untuk menghasilkan output yang kita kehendaki.
Sistem komputerisasi menurut Robert H.Blismer (2010) adalah suatu cara
kerja secara elektronik yang mampu melaksanakan tugas antara lain menerima
input, memproses input tadi sesuai dengan programnya,menyimpan dalam bentuk
informasi (www.carapedia.com, 2004).
Perubahan rekam medis kertas ke rekam medis komputerisasi sangat efektif
dan efesien karena dapat sangat membantu dalam proses pelaksananya mengiat
zaman yang serba praktis dan instan juga mudahnya dalam memperoleh informasi
sekarang ini,selain itu rekam medis terkomputerisasi juga memiliki faktor-faktor
terkait antara lain.
1.Privacy
14
Adalah bagaimana untuk menjaga informasi dari pihak-pihak yang tidak
memiliki hak untuk mengakses informasi tersebut,yang menyangkut data
pribadi.
2. Integrity
Informasi tidak dapat diubah tanpa izin pemilik informasi.
3..Authentication
Berhubungan dengan kenyakinan bahwa yang memberikan informasi adalah
yang benar-benar mempunyaihak melakukan itu.
4.Availability
Berkaitan dengan ketersediaan informasi ketika berhubungan denan pihak
tertentu.
5.Access control
Menekankan pengaturan pada akses terhadap informasi.
6. Non-repudiation
Erat kaitan denan suatu transaksi atau perubahan informasi agar tidak
menyangkal setelah terjadi perubahan.
7. Complezity
Karena secara langsung perlu melayani berbagai keperluan seperti :
A. Dokter
B. Asuransi
C. Kepolisian
D. Peneltian
E. Pendidikan
15
Maka perlu penyesuaian tampilan dan harus dijamin data aman.
8.Realibility
Secara derajat kepercayaan terhadap privasi kewenanan petugas dan akses
(Sabarguna 2009).
Yang menjadi keuntungan rekam medis terkomputerisasi yaitu:
a. Fasilitas yang lengkap.
Fasilitas pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian
peringatan (alert),reminder,bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter
mampu klinis dapat mematuhi protokol klinik yang mencakup pemberian
data klinis pasien yang baik berasal dari hasil pemeriksaan dokter,
digitalisasi dari alat diagnostik (EKG,radiologi,dll), konversi hasil
pemeriksaan laboratorium maupun interprestasi klinis.
b. Dapat bergerak pada sistem informasi lain.
Pada dasarnya rekam medis komputerisasi adalah pengunaan metode
elektronik
untuk
pengumpulan,penyimpanan,
pengolahan,
serta
pengaksesan rekam medis pasien rumah sakit yang telah tersimpan dalam
satu sistem manajemen basis data medis.Misalnya data yang diperoleh dari
sistem informasi bidang apotek (menyangkut data informasi seputar obatobatan yang di konsumsi oleh pasien sesuai dengan diagnosa), laboratorium
(hasil pemeriksaan penyakit pasien,dll).Kerjasama antara manajemen rumah
sakit, komite medis dan badan pengaawas dalam mengadopsi sistem rekam
medis elektronik mutlak diperlukan.
16
c. Sebagai alat bantu yang lengkap.
Rekam medis terkomputerisasi merupakan alat bantu yang sangat efektif
dan efesien dalam membantu proses pemberian informasi di rumah sakit
serta memudahkan dalam pemberian pelayanan serta sarana dan prasarana
yang memadai untuk melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat berupa sistem komputerisasi berbasis database yang mana
cepat,akurat,dan efesien.
d. Sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut secara otomatis data yang
sudah diolah menjadi informasi terkait data seputar pasien kemudian akan
terus wajib terisi sesuai perintah-perintah yang telah di sesuaikan
sebelumnya seputar langkah selanjutnya guna mengetahui informasi kondisi
pasien secara elektronik yang harus diisi guna menunjang kebutuhan data
klinis.(sabarguna, 2008)
2.1.10 Rekam Medis
Rumah sakit memiliki fungsi untuk memberikan perawatan dan
pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan
maupun pasien gawat darurat.Pemimpin rumah sakit bertanggung jawab atas mutu
pelayanan medik di rumah sakit yang diberikan kepada pasien.Rekam medis
sangat penting dalam mengemban mutu pelayanan medik yang diberikan oleh
rumah sakit beserta staf mediknya. Rekam medis merupakan milik rumah sakit
yang harus dipelihara karena berfaedah bagi pasien,dokter maupun rumah sakit.
17
Pencatatan data riwayat kesehatan pasien adalah hal yang penting dalam
dunia medis dan dikenal dengan istilah data rekam medis. Selama pasien
melakukan pemeriksaan atau menjalani perawatan medis oleh dokter atau suatu
instalasi medis, maka status kesehatan pasien akan dicatat sebagai data rekam
medis pasien selanjutnya, sekaligus sebagai bukti tercatat mengenai diagnosis
penyakit pasien dan pelayanan medis yang diperoleh pasien.Rekam medis adalah
merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien rumah
sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu
mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit (Arikunto, 2010).
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen
tentang
identitas
pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan
dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.Rekam Medis
yang
dimaksud
elektronik.Peraturan
dapat
berupa
Menteri
rekam
Kesehatan
medis
Nomor
kovensional
maupun
269/Menkes/Pers/III/2008,
menyatakan bahwa rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh
dokter, dokter gigi dan pemimpin sarana kesehatan sekurang-kurangnya 5 tahun,
untuk rumah sakit dan 2 tahun nonrumah sakit, sedangkan resume rekam medis
dapat murni berupa data elektronik atau berupa data konvensional. Beberapa
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
sudah
mengunakan
rekam
medis
terkomputerisasi menyimpan rekam medis lengkap dalam bentuk elektronik
sedangkan resumenya disimpan dalam bentuk tercetak dikertas.
18
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama,waktu dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Hal ini terjadi
kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis dapat di lakukan
pembetulan. Pembetulan dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan
yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan yang
bersangkutan (Rustiyanto, 2010).
2.1.13 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peninktan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek,(Depkes RI
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Revisi I 1997) antara lain:
1.
Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai administrasi,karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2.
Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik,karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3.
Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
19
keadilan,dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakan keadilan.
4.
Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
5.
Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
6.
Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/ informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien,informasi tersebut
dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si
pemakai.
7.
Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena sisnya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasi dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Dengan melihat dari beberapa aspek rekam medis mempunyai kegunaan
yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberian
20
pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara umum (Depkes RI Direktorat
Jendral Pelayanan Medik Revisi I 1997) adalah:
• Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut
ambil bagian didalam memberikan pelayanan,pengobatan, dan perawatan
kepada pasien.
•
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada pasien.
•
Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah
sakit.
•
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa,penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
•
Melindungi kepentingan hukum bagi pasien rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainya.
•
Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
•
Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
pasien.
•
Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertangung jawban dan laporan.
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada
didalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterengan ataupun
memalsukan data yang ada didalam rekam medis harus diberi data yang cukup
21
terperinci, sehingga dokter lain dapat mengetahui bagimana pengobatan dan
perawatan kepada pasien dan konsumen dapat memberikan pendapat yang tepat
setelah
dia
memeriksanya
ataupun
dokter
yang
bersangkutan
dapat
memperkirakan kembali keadaan pasien yang akan datang prosedur yang telah
dilaksanakan.
Tanggung jawab utama terletak pada dokter yang merawat terutama dalam
hal melengkapi rekam medis.Data harus dipelajari kembali, dikoreksi dan
ditandatangani juga oleh dokter yang merawat.Nilai ilmiah dari sebuah rekam
medis adalah sesuai dengan tarif pengobatan dan perawatan yang tercatat. Oleh
karena itu di tinjau dari beberapa segi rekam medis sangat bernilai penting
karena (Depkes RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Revisi II 2006):
•
Rekam medis berguna bagi pasien, untuk kepentingan riwayat
perkembangan penyakitnya, dimasa sekarang maupun dimasa
yang akan datang.
•
Rekam medis dapat melindungi rumah sakit maupun dokter dalam
segi hukum (medico legal). Jika terdapat rekam medis yang tidak
lenkap dan tidak benar maka kemungkinan akan merugikan bagi
pasien, dokter maupun rumah sakit itu sendiri.
•
Rekam medis dapat dipergunakk meneliti rekaman untuk kegiatan
dan pencatatan administratif atas diri pasie. Petugas rekam medis
hanya dapat mempergunakan data yang tertera di dalam berkas
rekam medis.
22
•
Jika terdapat diagnosa tidak benar ataupun tidak lengkap maka
secara otomatis kode penyakit pun tidak tepat, hal tersebut dapat
mempengaruhi terhadap pengisian indeks penyakit dan laporan
rumah sakit.
Data statistik dan laporan yang di laporkan kepada instansi terkait harus
berisi data-data yang akurat dan lengkap.
Petugas rekam medis bertangung jawab untuk mengevaluasi kwalitas
rekam medis itu sendiri guna menjamin konsisten dan kelengkapan isinya,
sehubungan dengan hal ini, petugas rekam medis harus berpegangan pada
pedoman.
(Depkes RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Revisi II 2006) sebagai
berikut:
a. Semua diagnosis dengan benar pada lembaran masuk dan keluar,sesuai
dengan istilah terminologi yang dipergunakan,semua diagnosa serta
tindakan pembedahan yang dilakukan harus dicatat dalam resume akhir.
b. Penggunaan simbol dan singkatan tidak dibenarkan.
c. Catatan yang dibuat oleh dokter yang merawat harus disertai tanggal dan
dibubuhi tanda tangan dokter maka dokter yang juga menjadi konsulen
harus membuat catatan dan memberi tangal serta tanda tanan didalam berkas
rekam medis pasien tersebut.
23
d. Riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,resume akhir serta lembar ringkasan
masuk dan keluar harus diisi dengan lengkap dan tidak cukup apabila hanya
ditandatangani oleh seorang dokter saja.
e. Laporan riwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik harus dicatat dengan
lengkap dan berisi semua catatan mengenai diri pasien baik yang positif
maupun negatif.
f. Catatan perkembangan, memberikan gambaran kronologis dan analisi klinis
mengenai keadaan diri pasien, frekuensi pencatatan ditentukan oleh keadaan
perkembangan kesehatan pasien itu sendri.
g. Hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan rontogen harus dicatat
disertai tanggal dan tanda tangan si pemeriksa.
h. Semua tindakan pengobtan medik ataupun tindakan pembedahan harus
dicantumkan tangal serta ditanda tangani oleh dokter.
i. Semua konsultasi harus dicatat secara lengkap serta ditanda tanganin,dan
harus dilaksanakan sesuai denan peraturan medik yang berlaku.
j. Hasil konsultasi mencakup penemuan konsulen pada pemeriksaan fisik
terhadap pasien termasuk juga pendapat dan rekomendasinya.
k. Pada kasus prental dan persalinan catatan pada saat observasi dicatat secara
lengkap,mencakup hasil test dan semua pemeriksaan pada saat prenatal
persalinan hingga kelahiran sejak pasien masuk rumahsakit sampai denan
pasien keluar rumah sakit.
24
l. Apabila pasien merupakan pasien rujukan dari luar,maka catatan observasi
dan pengobatan, serta tindakan yang diberikan yang telah ditanda tanganin
oleh petugas harus diikuti sertakan pada saat pasien masuk ke rumah sakit.
m. Resume akhir ditulis pada saat pasien pulang rawat ataupun meningal.
Resume harus berisi ringkasan tentang pertemuan-pertemuan dan kejadian
penting selama pasien dirawat, keadaan waktu pulang, sarana dan rencana
pengobatan selanjutnya.
n. Bila dilakukan otopsi, diagnosis sementara/diagnosa anatomi,segera dicatat
(dalam waktu kuran dari 72 jam), keterangan yang lengkap harus dibuat dan
digabungkan dengan berkas rekam medis pasien.
o. Analisa kualitatif dilaksanakan oleh petugas rekam medis guna menevaluasi
kualitas pencatatan yang dilakukan oleh dokter. Kegiatan tersebut dilakukan
guna mengevaluasi mutu pelayanan medik yang diberikan oleh dokter yang
merawat. Kualitas pencatatan rekam medis dapat mencerminkan kualitas
pelayanan suatu instansi pelayanan kesehatan.
Kegiatan penyelenggaraan rekam medis yang sudah menggunakan sistem
komputerisasi dapat menghasilkan data-data yang bersumber pada seluruh
kegiatan pelayanan kesehatan didalam suatu institusi pelayanan kesehatan.
Penelolahan data dan informasi mengenai kondisi kesehatan pasien tidak hanya
dapat tersimpan didalam catatan rekam medis secara fisik saja akan tetapi data
dan informasi medis seseorang pasien harus juga dapat tersimpan secara otomatis
dengan menggunkan sistem komputerisasi yang handal sehingga informasi medis
25
mengenai kondisi kesehatan pasien merupakan data dan informasi yang dapat
dipertanggung jawabkan keakuratanya serta up to date.
Penggunaan sistem komputerisasi didalam penyelenggaraan rekam medis
sangat membantu didalam proses pengolahan data medis pasien serta pengeluaran
informasi menenai besarnya efektifitas dan efesien peleyanan kesehatan serta
luasnya cakupan layanan kesehatan oleh suatau instansi pelaynan kesehatan
didalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Sehingga data dan
informasi yang dihasilkan cepat,tepat,akurat dan up to date.
2.2
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh sistem komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam medis disebuah
rumah sakit.
Dalam kerangka berpikir diuraikan secara naratif proses penelitian sehina
dapat menggambarkan arah penelitian. Dari uraian kerangka teoritis dari kedua
variabel penelitian yakni sistem komputerisasi dan kinerja petugas rekam medis
maka kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini bahwa dengan
dilaksanakanya sistem komputerisasi disebuah rumah sakit maka lebih
memudahkan para petugas rekam medis dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien.
Maka dapat diduga bahwa kinerja petugas rekam medis akan semakin
lebih cepat praktis dan lebih efektif terhadap mutu pelayanan dirumah sakit
sehinga tingkat kepuasan pasien sudah terpenuhi.
26
Keterkaitan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1
Pengetahuan
tentang system
komputerisasi
Gambar 2.1: kerangka konsep
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui keterkaitan sistem komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam
medis di RSUD Kota Gunungsitoli.
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Gunungsitoli Nias pada bulan Mei
Tahun 2016.
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Gunungsitoli
yang beralamat di Jalan Ciptomangunkusumo No.15 Kecamatan Gunungsitoli
Kota Gunungsitoli .
3.3
Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian
3.3.1
Populasi
Menurut Arikunto,(2010) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
petugas rekam medis di RSUD Kota Gunungsitoli dengan jumlah 12 orang.
28
3.3.2 Teknik Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Setiadi, 2007). Metode sampling yang digunakan adalah
menggunakan teknik total sampling
3.3.3 Sampel
Menurut Arikunto, 2010 sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu memilih
sampel dengan mengambil seluruh populasi yang ada yakni sebanyak 12 orang.
3.4.
Tehnik Pengumpulan Data
Sebelum proses pengumpulan data dilakukan, tahap awal dalam proses ini
adalah pelaksanaan berupa surat izin peneliti dan surat balasan dari tempat
penelitian dilaksanakan. Sebelum meminta ketersediaan responden, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan
berdampak negative kepada fisik maupun mental dan kerahasiaan responden
sangat dijaga. Proses selanjutnya adalah melakukan pendekatan kepada para
responden guna menjelaskan makna dan guna diberlakukannya informed consent
kepada responden. Setelah persyaratan dipenuhi, selanjutnya dilaksanakan proses
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk menggali informasi
tentang “Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang System
Komputerisasi di RSUD Gunung Sitoli Nias”.
29
3.4.1
Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dengan
melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang
disusun berdasarkan konsep tertulis (Setiadi, 2007).Responden dalam penelitian
ini merupakan pegawai rekam medis yang bekerja di RSUD Gunung Sitoli Nias.
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan institusi
yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2007). Data survei awal melalui
data kepegawaian mengenai responden peneliti mendapatkan berupa
1. Data kepegawaian
2. Data profil rumah sakit
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang diamati dan mempunyai variasi nilai
dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
empiris atau ditentukan tingkatannya (setiadi, 2007). Variabel dalam penelitian ini
adalah pengetahuan.
3.5.1 Variabel Penelitian
Adalah variabel yang meneliti pengetahuan petugas rekam medis tentang
system komputerisasi (Notoatmojo, 1993).
30
3.5.2 Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga defenisi
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variable yang sama (Setiadi, 2007).
No.
1.
Variabel
Pengetahuan
petugas
medis
Definisi Operasional
rekam Kemampuan responden dalam menjawab
kuesioner
yang
diberikan
mengetahui
gambaran
untuk
pengetahuan
petugas rekam medis tentang system
komputerisasi dengan kategori :
A. Baik
B. Cukup
C. kurang
3.6 Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran pengetahuan dilakukan terhadap tingkat pengetahuan
berdasarkan pada jawaban responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang
diberikan jumlah pertanyaan sebanyak 20 soal.
31
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan dengan kategori baik, cukup
dan kurang total akan dijadikan pengukuran pengetahuan (Machfoedz, 2009
dalam sitorus, 2013).
1. Skor jawaban yang benar adalah 1
2. Skor jawaban yang salah adalah 0
Presentasi digunakan rumus:
F
P =
x 100%
N
Keterangan :
P : persentase
F : jumlah jawaban yang benar
N : jumlah soal
Setelah mendapatkan jumlah dari perhitungan melalui rumus diatas, nilainilai tersebut dikelompokkan ke dalam 3 kategori.
Tabel 3.1. Interval Kriteria pengetahuan
No.
Kriteria Pengetahuan
Skor Jawaban benar
Persentase (%)
1.
Baik
14-20
80-100
2.
Cukup
7-13
60-70
3.
Kurang
0-6