026 KMA SK II 2013
__________________
MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor : 26/KMA/SK/II/2013
Tanggal : 18 Februari 2013
KOMPETENSI INTI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
Selain kompetensi hakim umum yang sudah dirumuskan oleh Mahkamah Agung RI, hakim
lingkungan hidup memiliki kompetensi inti yang membedakannya dari hakim-hakim lain.
Kompetensi ini terdiri dari: (1) Pemahaman Dasar Ilmu Lingkungan dan Sumber Daya
Alam; (2) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam;
(3) Etika Lingkungan dan Sumber Daya Alam; (4) Hukum Lingkungan dan Sumber
Daya Alam; (5) Hukum Acara untuk Perkara Lingkungan Hidup dan Sumber Daya
Alam; (6) Integritas; dan (7) Judicial Activism (penalaran legal, argumentasi legal dan
rechtsvinding/penemuan hukum).
Wawasan yang luas mengenai lingkungan hidup dan sumber daya alam diperlukan oleh
hakim lingkungan hidup agar ia dapat memahami kasus pidana lingkungan hidup yang secara
substantif memiliki kekhususan. Pengetahuan tentang lingkungan hidup dan sumber daya
alam, keterampilan menggunakan pengetahuan itu dalam memeriksa berkas perkara,
mencermati berbagai pendapat dalam sidang, dan membuat putusan, serta keyakinan,
orientasi, motif dan sikap positif terhadap keberlanjutan lingkungan hidup yang didasari
keadilan perlu dimiliki hakim lingkungan hidup dalam menjalankan tugasnya. Kelompok
kompetensi ini perlu dimiliki baik oleh hakim di lingkungan peradilan umum dan peradilan
TUN.
Integritas secara umum merupakan kompetensi hakim, tetapi dalam menangani perkara
lingkungan hidup dan sumber daya alam selain berpedoman pada Pedoman Perilaku Hakim,
hakim lingkungan hidup juga harus memegang kuat prinsip pertumbuhan berkelanjutan
dengan equity. Hakim lingkungan hidup dituntut untuk mampu memelihara kaidah dan
standar pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dengan equity.
Dalam menjalankan tugasnya memimpin sidang, hakim lingkungan hidup menggunakan
hukum acara sebagai dasar dan panduan pelaksanaan sidang. Meski hukum acara yang
digunakan dalam persidangan perkara lingkungan hidup dan sumber daya alam pada intinya
sama dengan hukum acara yang digunakan dalam persidangan perkara umum, ada
kekhususan dalam hak gugat (legal standing) dan jenis gugatan dalam pengadilan perdata
lingkungan hidup, serta dalam mengidentifikasi jenis tindak pidana lingkungan hidup dan
sumber daya alam. Kompetensi hukum acara untuk hakim lingkungan hidup termasuk dalam
kompetensi inti karena membedakan hakim lingkungan hidup dengan hakim lainnya.
Kompetensi metode ilmiah dalam pembuktian diperlukan karena dalam sidang perkara
lingkungan hidup dan sumber daya alam melibatkan bukti ilmiah dan saksi ahli hakim
lingkungan hidup perlu memahami kaitan antara sains dan hukum sehingga dapat
menentukan apakah bukti-bukti ilmiah yang diajukan para pihak berkaitan dengan bukti-bukti
hukum. Hakim lingkungan hidup pidana dituntut untuk mampu menilai konstruksi bukti
ilmiah menjadi bukti hukum yang diajukan oleh JPU. Hakim lingkungan hidup perdata
dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan menganalisis alat bukti ilmiah terkait dengan
perkara (hasil penelitian, laboratorium, saksi ahli).
Dengan mempertimbangkan isu dan permasalahan yang dinamis, bisa jadi ada banyak kasus
pelanggaran lingkungan hidup yang belum tercakup dalam peraturan perundang-undangan
yang ada. Di sisi lain, pengadian dan hakim tidak boleh menolak suatu perkara dengan alasan
peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menyebutnya, tidak jelas atau tidak
lengkap. Dengan dasar ini, hakim dipaksa atau wajib turut serta menentukan mana yang
merupakan hukum dan mana yang tidak. Dalam konteks ini hakim harus bertindak atas
inisiatif sendiri untuk menemukan dan menggali nilai-nilai hukum yang tidak tertulis yang
hidup di masyarakat (living law). Ia harus terjun ke masyarakat untuk mengenal, merasakan
dan mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Hakim harus mampu melakukan penemuan hukum menggunakan kemampuan penalaran dan
argumentasi legal. Oleh karena itu penalaran legal, argumentasi legal dan rechtsvinding
(penemuan hukum) merupakan kompetensi yang harus dimiliki hakim lingkungan hidup.
Rincian Kompetensi Inti Hakim Lingkungan Hidup
Kompetensi adalah perpaduan tiga komponen, yaitu (1) pengetahuan, (2) keterampilan atau
kemampuan dan (3) ciri kepribadian. Oleh karena itu dalam merumuskan kompetensi perlu
juga dirinci ketiga komponen tersebut. Berikut ini rincian ketiga komponen untuk setiap
kompetensi inti hakim lingkungan hidup.
1. PENGETAHUAN DASAR ILMU LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi pemahaman dasar ilmu lingkungan dan sumber daya alam adalah
serangkaian pengetahuan, keterampilan dan ciri kepribadian yang memudahkan hakim
2
lingkungan mengenali gejala dan isu lingkungan serta mendorong kecenderungan untuk
memandang gejala dan isu lingkungan berdasarkan orientasi pertumbuhan berkelanjutan
yang berkeadilan (equity).
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Pengertian, prinsip, konsep 1. Kemampuan mengenali gejala 1. Keterbukaan,
dan
istilah,
struktur
dan
lingkungan dan menggunakan
keteraturan
dinamika lingkungan, serta
prinsip lingkungan hidup untuk
disiplin
isu
mengidenfikasi
rasa
utama
mengenai
lingkungan hidup
permasalahan
lingkungan
dan
berpikir,
ingin
tahu,
pikiran luas (broad
2. Kemampuan mengenali isu dan
minded),
serta
tren permasalahan lingkungan
kebutuhan
menata
hidup dari berbagai sumber
informasi
secara
3. Kemampuan membuat resume
terstruktur.
dan abstraksi dari beragam 2. Gaya
informasi yang kompleks
4. Kemampuan
pemaknaan
dengan level abstrak
mengenali
tanpa mengabaikan
dimensi-dimensi yang ada pada
ciri-ciri
sebuah obyek atau masalah dan
gaya kognitif yang
menemukan
memungkinkan
benang
merah
antara dimensi-dimensi itu.
5. Kemampuan berpikir strategis,
kongkret;
pemahaman
terhadap banyak hal
metode berpikir futuristik, dan
dan
menemukan
analisis dampak.
hubungan
antara
berbagai hal; motif
untuk
memahami
kompleksitas
masalah
disertai
dengan
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur;
orientasi ke masa
depan.
1. Pertumbuhan
berkelanjutan
1. Kemampuan berpikir analisis Orientasi
dengan
equity
2. Penciutan
dan sintesis terhadap berbagai depan;
kebutuhan
planet
shrinking of planet)
(the
ke
dan
orientasi
masalah pertumbuhan
lingkungan hidup, ekonomi, berkelanjutan
sosial dan budaya.
masa
equity;
sikap
dengan
positif
3
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
2. Kemampuan
Ciri Kepribadian
mengenali terhadap
kelestarian
dimensi-dimensi yang ada pada lingkungan hidup; motif
sebuah obyek atau masalah dan untuk
menemukan
benang
menjaga
merah keberlanjutan dunia dan
antara dimensi-dimensi itu.
masyarakat
belief
3. Analisis dampak
manusia;
bahwa
4. Kemampuan berpikir strategis adalah
dan futuristik
alam
ajang
membangun
harmoni;
pola
penalaran
sistematis.
Kondisi bumi di Indonesia 1. Kemampuan
mengenali Keterbukaan,
dan nilai sumberdaya alam
kondisi
lingkungan
hidup keteraturan dan disiplin
Indonesia
Indonesia dan menggunakan berpikir,
prinsip lingkungan hidup untuk tahu,
rasa
ingin
pikiran
luas
permasalahan (broad minded), serta
mengidenfikasi
lingkungan hidup di Indonesia.
kebutuhan
menata
2. Kemampuan mengenali isu dan informasi
secara
tren permasalahan lingkungan terstruktur;
hidup
di
Indonesia
pola
dari penalaran sistematis.
berbagai sumber.
3. Kemampuan membuat resume
dan abstraksi dari beragam
informasi
yang
kompleks
mengenai kondisi bumi dan
nilai
sumberdaya
alam
diIndonesia.
Posisi kelompok masyarakat 1. Kemampuan
marginal
dan
sintesis
analisis
untuk
dan Keterbukaan,
membuat keteraturan dan disiplin
ketergantungannya terhadap
dan/atau memanfaatkan peta berpikir,
sumber daya alam
sosial masyarakat Indonesia.
rasa
ingin
tahu, gaya pemaknaan
2. Kemampuan mengenali posisi dengan
level
abstrak
kelompok masyarakat marginal tanpa mengabaikan ciridan
ketergantungannya ciri
kongkret,
serta
terhadap sumber daya alam kebutuhan
menata
serta kaitannya dengan hukum informasi
secara
dan perundang-undangan.
terstruktur;
pola
penalaran sistematis.
4
Pengetahuan
Mismanajemen
Keterampilan/Kemampuan
ekosistem Kemampuan
dan kemiskinan
Ciri Kepribadian
menemukan Gaya
pemaknaan
hubungan antara pengelolaan dan dengan
level
abstrak
mismanajemen ekosistem dengan tanpa mengabaikan cirikesejahteraan dan/atau kemiskinan ciri
kongkret;
pola
penalaran sistematis.
masyarakat
2. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi etika lingkungan dan sumber daya alam adalah kemampuan penalaran untuk
menghasilkan putusan mengenai apa yang baik bagi lingkungan hidup berdasarkan
prinsip-prinsip etika umum, prinsip-prinsip etika lingkungan dan kaidah-kaidah
pelestarian lingkungan hidup.
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Prinsip-prinsip etika umum
Penalaran moral umum
Ciri Kepribadian
Orientasi kepada etika;
pola
penalaran
sistematis.
Hierarki nilai moral
Kemampuan
abstraksi
kategorisasi
dan Orientasi kepada etika
lingkungan;
kompleksitas
yang
pikiran
terintegrasi;
berpegang pada prinsip
etis;
pola
penalaran
sistematis.
Prinsip-prinsip
lingkungan
etika Penalaran
moral
permasalahan lingkungan
terkait Orientasi kepada etika
lingkungan;
pola
penalaran sistematis.
Hubungan
antara
lingkungan
dan
lingkungan
etika Kemampuan abstraksi mencakup Gaya
hukum analisis dan sintensis.
kognitif
yang
memungkinkan
pemahaman
banyak
terhadap
hal
dan
menemukan hubungan
antara
berbagai
hal;
motif untuk memahami
kompleksitas
disertai
masalah
dengan
5
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur.
Hubungan antara nilai moral Kemampuan abstraksi mencakup Gaya
kognitif
dan norma hukum, terutama analisis dan sintensis.
memungkinkan
hukum lingkungan.
pemahaman
banyak
yang
terhadap
hal
dan
menemukan hubungan
antara
berbagai
pola
hal;
penalaran
sistematis.
3. PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam
adalah kemampuan memanfaatkan kerangka pengetahuan lingkungan dan isinya secara
konsisten dan koheren untuk mengenali dan menilai praktek manajemen lingkungan
hidup baik oleh pemerintah, LSM/NGO maupun pengusaha yang bisnisnya terkaitan
dengan lingkungan hidup.
Pengetahuan
Kaidah
dan
pengelolaan
Keterampilan/Kemampuan
standar Menerapkan
prinsip
hak
Ciri Kepribadian
atas 1. Adil
lingkungan lingkungan hidup yang baik dan 2. Jujur
hidup yang berkelanjutan sehat; hak untuk berperan serta dalam 3. Arif dan Bijaksana
rangka pengelolaan lingkungan hidup
dan adil
Perangkat
4. Profesional
manajemen Kemampuan analisis-sintesis untuk Pola
penalaran
Lingkungan (Inventarisasi dapat melakukan penalaran guna sistematis;
Lingkungan
Hidup
, memahami
implikasi
orientasi
dari pertumbuhan
KLHS, RTRW, AMDAL, penggunaan perangkat manajemen berkelanjutan
Izin)
lingkungan.
equity;
sikap
terhadap
lingkungan
dengan
positif
kelestarian
hidup;
motif untuk menjaga
keberlanjutan dunia dan
6
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
masyarakat manusia.
Prinsip
dan
praktek Kemampuan menerapkan prinsip dan Pola
penalaran
pengelolaan lingkungan di mengidentifikasi kesesuaian antara sistematis;
praktek
Indonesia
dan
prinsip
pengelolaan pada prinsip lingkungan
lingkungan di Indonesia.
Sistem
kerja
dan
dan hukum lingkungan.
mekanisme Kemampuan memahami sistem dan Pola
pemerintah
dalam mekanisme
pengelolaan
kerja
penalaran
pengelolaan sistematis;
berpegang
dan lingkungan hidup serta memahami pada prinsip lingkungan
masalah kekuatan dan keterbatasannya.
penanganan
lingkungan
berpegang
hidup
dan hukum lingkungan.
di
Indonesia
Peta bisnis/pelaku usaha Kemampuan analisis dan sintesis Keterbukaan,
terkait lingkungan hidup di untuk
membuat
dan/atau keteraturan dan disiplin
Indonesia dan organisasi memanfaatkan peta sosial masyarakat berpikir,
rasa
ingin
sipil/non pemerintah yang Indonesia.
tahu, gaya pemaknaan
bergerak
bidang
dengan level abstrak
hidup
tanpa mengabaikan ciri-
lingkungan
(LSM/NGO
di
ciri
lingkungan
hidup)
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur;
pola
penalaran sistematis.
Potensi pengembangan dan 1. Kemampuan analisis dan sintesis Orientasi
kerusakan
lingkungan
terhadap berbagai kebutuhan dan depan;
hidup akibat praktek bisnis
masalah
terkait lingkungan hidup di
ekonomi, sosial dan budaya.
Indonesia
ke
lingkungan
orientasi
hidup, pertumbuhan
berkelanjutan
2. Kemampuan mengenali dimensi- equity;
atau
masalah
dengan
sikap
dimensi yang ada pada sebuah terhadap
obyek
masa
positif
kelestarian
dan lingkungan
hidup;
menemukan benang merah antara motif untuk menjaga
dimensi-dimensi itu.
3. Analisis dampak
4. Kemampuan
dan futuristik
berpikir
keberlanjutan dunia dan
masyarakat
strategis belief
adalah
manusia;
bahwa
alam
ajang
membangun harmoni;
7
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
pola
penalaran
sistematis.
4. HUKUM LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi hukum lingkungan adalah pengetahuan mengenai ketentuan hukum yang
mengatur perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan
penegakan hukum tentang lingkungan hidup dan sumber daya alam, serta kemampuan
untuk menerapkan ketentuan itu dalam penyelesaian perkara.
Pengetahuan
Hukum lingkungan umum
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
1. Kemampuan mengaitkan gejala Gaya
pemaknaan
(GEL), hukum lingkungan
dan permasalahan lingkungan dengan
sektoral (SEL), hukum
hidup dengan pasal-pasal yang tanpa mengabaikan ciri-
lingkungan provinsial (PEL),
ada
dan hukum lingkungan lokal
termasuk
(LEL) disertai pengetahuan
mengenai pengelolaan sumber gaya
mengenai kekuatan dan
daya alam.
kelemahannya
dalam
undang-undang, ciri
level
kongkret;
undang-undang penalaran
pola
sistematis;
kognitif
yang
memungkinkan
2. Kemampuan
sintensis
abstrak
analisis
untuk
dan pemahaman
menerapkan banyak
terhadap
hal
dan
GEL, SEL, PEL dan LEL menemukan hubungan
dalam
penanganan
lingkungan
hidup
menyadari
kekuatan
kelemahan
perangkat itu.
perkara antara
berbagai
hal;
dengan motif untuk memahami
dan kompleksitas
perangkat- disertai
masalah
dengan
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur.
8
5. HUKUM ACARA PERKARA LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA
ALAM
Definisi:
Kompetensi hukum acara perkara lingkungan dan sumber daya alam adalah pengetahuan
mengenai ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa yang berwenang
menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi pelanggaran terhadap hukum materiil, serta
kemampuan untuk menerapkan ketentuan itu dalam penyelesaian perkara termasuk
menilai valid atau tidaknya bukti ilmiah dan menilai sahih atau tidaknya bukti ilmiah itu
sebagai bukti hukum.
Pengetahuan
Asas-asas
dalam
Keterampilan/Kemampuan
hukum Kemampuan
untuk
acara pidana, perdata dan pengetahuan
hukum
Ciri Kepribadian
menerapkan Detil, runut, teliti
acara
yang
administrasi dalam perkara sesuai dengan tahap persidangan dan
lingkungan
hidup
dan jenis perkara yang ditangani.
Sumber Daya Alam
Teknis Hukum Acara pidana, Tata cara menerima, memeriksa, 1. Jujur, runut, teliti,
perdata
dan
administrasi memutus
dan
menyelesaikan
dan cermat;
dalam perkara lingkungan gugatan atau tuntutan sesuai dengan 2. Keterbukaan;
hidup dan Sumber Daya hukum acara perkara lingkungan
orientasi
Alam
pertumbuhan
hidup
kepada
berkelanjutan
dengan
equity;
cermat;
Pola
penalaran
sistematis;
berpegang
pada
prinsip lingkungan
dan
hukum
lingkungan; sikap
positif
terhadap
kelestarian
lingkungan hidup
Metode ilmiah
1. Kemampuan
membedakan Teratur,
pola
metode, teknik dan prosedur penalaran sistematis
ilmiah dari metode, teknik dan
prosedur lainnya
9
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
2. Kecermatan
dan
mengenali
Ciri Kepribadian
ketelitian
langkah-langkah
pembuktian ilmiah
Kaidah-kaidah
pembuktian Kemampuan
ilmiah
menilai
valid
atau Tidak
tidaknya sebuah pembuktian ilmiah.
begitu
menolak
saja
atau
menerima
informasi;
teratur, pola penalaran
sistematis;
gaya
pemaknaan
level
dengan
abstrak
tanpa
mengabaikan ciri-ciri
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur.
Kaitan
antara
ilmu 1. Kemampuan abstraksi
pengetahuan dan hukum
2. Memahami
Pola
persamaan
perbedaan
dan sistematis
antara
level
kedudukan
konstruksi
dengan
abstrak
tanpa
hasil mengabaikan ciri-ciri
pembuktian ilmiah dalam hukum
4. Kemampuan
gaya
ilmu pemaknaan
pengetahuan dan hukum
3. Memahami
penalaran
kongkret,
serta
bukti kebutuhan
ilmiah menjadi bukti hukum
menata
informasi
secara
terstruktur
Syarat
kesahihan
ilmiah
untuk
sebagi bukti hukum
bukti 1. Kemampuan abstraksi
dijadikan 2. Kemampuan
keterkaitan
Tidak
begitu
memahami menolak
antara
bukti-bukti menerima
ilmiah dan bukti hukum
atau
informasi;
teratur, pola penalaran
3. Kemampuan menilai konstruksi sistematis;
bukti
hukum
ilmiah
menjadi
saja
bukti pemaknaan
level
abstrak
gaya
dengan
tanpa
mengabaikan ciri-ciri
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
10
6. INTEGRITAS
Definisi:
Kompetensi integritas yang didasari prinsip pertumbuhan berkelanjutan dengan equity
adalah kemampuan untuk memelihara norma sosial, etis dan profesi hakim, serta kaidah
dan standar pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan adil.
Pengetahuan
Pedoman Perilaku Hakim
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Bertindak sesuai dengan norma- 1.
Adil
dalam 2.
Jujur
norma
yang
masyarakat
hidup
baik
norma-norma 3.
Arif
hukum, norma- norma keagamaan,
Bijaksana
kebiasaan-kebiasaan
Mandiri
maupun 4.
dan
kesusilaan dengan memperhatikan 5.
Berintegritas
situasi dan kondisi pada saat itu,
Tinggi
serta
Bertanggung
mampu
memperhitungkan 6.
akibat dari tindakannya
jawab
7.
Menjunjung
Tinggi
Harga
Diri
8.
Disiplin
9.
Rendah Hati
10.
Profesional
7. JUDICIAL ACTIVISM
Definisi:
Kompetensi judicial activism adalah serangkaian pengetahuan, keterampilan dan ciri
kepribadian yang mendukung dan mendorong hakim untuk dapat menemukan dan
menggali nilai-nilai hukum terkait lingkungan hidup tidak tertulis yang hidup di
masyarakat sesuai dengan prinsip dan aturan hukum.
11
Pengetahuan
Penalaran legal
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Kemampuan penalaran logis yang Tidak
begitu
saja
sesuai dengan prinsip dan aturan menolak
hukum
atau
menerima
informasi;
teratur, pola penalaran
sistematis;
gaya
pemaknaan
level
dengan
abstrak
tanpa
mengabaikan ciri-ciri
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
Argumentasi legal
Kemampuan mengekspresikan baik Teratur;
pola
secara lisan maupun tertulis hasil penalaran
sistematis;
penalaran logis yang sesuai dengan kebutuhan
menata
informasi
prinsip dan aturan hukum
secara
terstruktur.
Nilai-nilai hukum dan local
1. Kemampuan melakukan riset
wisdom
2. Kemampuan untuk memahami begitu saja menolak
mengenai
Keterbukaan;
lingkungan hidup yang tidak
adat-istiadat
tertulis dalam masyarakat
masyarakat tempat hakim berada
dan
cara
hidup atau
menerima
informasi; teratur, pola
3. Kemampuan memperhatikan dan penalaran
mencermati
berlaku,
didalam
sistematis;
kebiasaan, gaya
pandangan-pandangan
cita-cita
tidak
pemaknaan
yang dengan level abstrak
yang
hidup tanpa
masyarakat,
mengabaikan
serta ciri-ciri kongkret, serta
perasaan keadilannya sendiri.
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
Syarat, kriteria dan prosedur 1. Kemampuan mengklasifikasi dan Menghargai dan mau
penggalian dan penemuan
membandingkan
hukum
dengan
hukum
memilah
dan
local
wisdom memanfaatkan
lingkungan; wisdom
memilih
local lingkungan
wisdom tentang lingkungan hidup sebagai
local
tentang
hidup
bahan
yang dapat dijadikan pertimbangan pertimbangan
pembuatan putusan.
membuat putusan.
2. Kemampuan penelitian ilmiah.
12
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Kondisi problematis yang 1. Kemampuan identifikasi problem Keterbukaan;
tidak
menuntut hakim melakukan
yang menuntut hakim melakukan begitu saja menolak
penemuan hukum
penemuan hukum
atau
menerima
2. Kemampuan memberi penjelasan, informasi; teratur, pola
penambahan,
peraturan
atau
melengkapi penalaran
sistematis;
perundang-undangan gaya
pemaknaan
yang ada mengenai lingkungan dengan level abstrak
hidup,
dikaitkan
dengan tanpa
mengabaikan
perkembangan yang terjadi di ciri-ciri kongkret, serta
dalam masyarakat
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
KETUA MAHKAMAH AGUNG RI
Dr. H.M. HATTA ALI, S.H., M.H.
13
LAMPIRAN II
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor : 26/KMA/SK/II/2013
Tanggal : 18 Februari 2013
__________________
MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
TAHAPAN PENYELENGGARAAN SELEKSI DAN PENGANGKATAN
HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
No.
Tahap
Jangka Waktu
I.
ANALISA KEBUTUHAN HAKIM
1.
Mahkamah
Republik
Agung Ditentukan
Keterangan
a.
Indonesia berdasarkan
Direktur
Jenderal
Badan
Peradilan Umum, Direktur
(selanjutnya disebut MA kebijakan MA RI
Jenderal
Badan
RI) menetapkan jumlah
Militer
hakim lingkungan hidup
Negara, dan Kepala Badan
sesuai dengan kebutuhan
Penelitian
dan
Pengembangan
dan
dan
Pendidikan
Hukum
Peradilan
Tata
dan
dan
Usaha
Pelatihan
Peradilan
(selanjutnya
disebut
Balitbang Diklat Kumdil)
secara
bersama-sama
melakukan
analisa
kebutuhan hakim lingkungan
hidup
di
setiap
pengadilan
wilayah
dengan
mempertimbangkan
konsentrasi
penanganan
perkara dan potensi sengketa
lingkungan hidup.
b. Analisa kebutuhan hakim
lingkungan
hidup
harus
diperbaharui setiap 2 (dua)
tahun.
c.
Pelaksanaan seleksi calon
peserta
sertifikasi
hakim
lingkungan hidup dilakukan
1
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
dengan
memprioritaskan
hakim yang berasal dari
wilayah
pengadilan
sebagaimana yang dimaksud
pada huruf a.
d. Dalam
hal
pengadilan
di
wilayah
sebagaimana
dimaksud pada huruf a tidak
terdapat
hakim
memenuhi
administrasi
yang
syarat
berdasarkan
Pasal 6 ayat (2) Keputusan
Ketua
Mahkamah
Agung
tentang Sertifikasi maka Tim
Pelaksana dapat:
mengalihkan kuota bakal
calon peserta sertifikasi
hakim lingkungan hidup
(selanjutnya
disebut
bakal calon peserta) di
wilayah
pengadilan
tersebut kepada wilayah
pengadilan lainnya yang
membutuhkan
berdasarkan hasil analisa
kebutuhan
hakim
lingkungan
hidup;
dan/atau
mengalihkan kuota bakal
calon peserta hidup ke
wilayah
pengadilan
terdekat
berdasarkan
hasil analisa kebutuhan
hakim lingkungan hidup.
2
No.
Tahap
Jangka Waktu
II.
PENGUMUMAN DAN PENDAFTARAN
2.
Pengumuman
14 hari kerja
Keterangan
Pengumuman dilakukan terbuka
penerimaan pendaftaran
melalui:
calon peserta sertifikasi
a. situs dan papan pengumuman
lingkungan hidup
MA RI , Direktorat Jenderal
Badan
Peradilan
Umum,
Direktorat Jenderal Badan
Peradilan Militer dan Tata
Usaha
Negara,
Balitbang
Diklat Kumdil , Pengadilan
Tinggi, Pengadilan Tinggi
Tata
Usaha
Negara,
Pengadilan
Negeri,
Pengadilan
Tata
dan
Usaha
Negara;
b. Ketua
Tim
Pengarah
menerbitkan
surat
pemberitahuan
tentang
pendaftaran
peserta
kepada
calon
Ketua
Pengadilan
Tinggi (selanjutnya disebut
KPT) dan Ketua Pengadilan
Tata
Usaha
(selanjutnya
Negara
disebut
KPT
TUN).
3.
Bakal
calon
peserta 14 hari kerja
Bakal calon peserta melakukan
melakukan pendaftaran
pendaftaran dengan mengisi dan
kepada Tim Pelaksana
mengirimkan
Formulir
Kelayakan Administratif, surat
rekomendasi (usulan) dari KPT
atau KPT TUN beserta dokumen
pendukung
kepada
Tim
Pelaksana.
III.
4.
SELEKSI ADMINISTRASI
Tim
melakukan
Pelaksana 14 hari kerja
a. Seleksi administrasi meliputi
seleksi
tahap verifikasi, klarifikasi,
administrasi bakal calon
dan validasi persyaratan dan
3
No.
Tahap
Jangka Waktu
peserta
Keterangan
penilaian
Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen pendukung;
b. Tim Pelaksana melakukan
pemeriksaan
kelengkapan
dokumen
persyaratan
administrasi
dan
dapat
meminta bakal calon peserta
untuk
melengkapi
persyaratan dalam jangka
waktu
tertentu
sebelum
dilakukan tahap verifikasi;
c. Tahap
verifikasi
adalah
pemeriksaaan
terhadap
kebenaran
Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen pendukungnya;
d. Apabila
dalam
verifikasi
Tim
menemukan
atau
tahap
Pelaksana
permasalahan
ketidaksesuaian
informasi didalam Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen
pendukungnya,
Tim Pelaksana melakukan
klarifikasi
dengan
surat
tertulis kepada bakal calon
peserta yang bersangkutan
melalui media komunikasi
yang paling efektif;
e. Penilaian
Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen
dilaksanakan
pendukung
berdasarkan
indeks administratif.
5.
Rapat Tim Seleksi
mengenai penentuan
1 hari kerja
Hasil
dari
penilaian
sebagaimana dimaksud dalam
4
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
kelulusan atas seleksi
Angka
4
administrasi
pedoman
huruf
bagi
e
menjadi
Tim
untuk
menetapkan
bakal
calon
Seleksi
kelulusan
peserta
dalam
seleksi administrasi.
6.
Pengumuman
nama
calon
daftar 30 hari kerja
a. Pengumuman dilakukan oleh
peserta
MA RI di situs MA RI dan
hakim lingkungan hidup
yang
lulus
Balitbang Diklat Kumdil.
seleksi
b. Pengumuman tersebut juga
administrasi
memberikan
kesempatan
bagi masyarakat untuk ikut
berpartisipasi
dalam
hal
memberikan informasi atau
pengaduan atas calon peserta
yang
lulus
seleksi
administrasi dalam waktu 30
(tigapuluh) hari kerja kepada
Tim Pelaksana, dimulai sejak
pengumuman daftar nama
calon
peserta
yang
diumumkan di situs MA RI
dan situs Balitbang Diklat
Kumdil.
7.
Tim Seleksi memanggil
5 hari kerja
calon peserta
Pemanggilan dilakukan melalui
KPT atau KPT TUN dengan
tujuan untuk mengikuti tahapan
seleksi
selanjutnya
yaitu
seleksikompetensi dan seleksi
integritas.
IV.
SELEKSI KOMPETENSI
10.
Penyelenggaraan seleksi
kompetensi.
1 hari kerja
Seleksi kompetensi meliputi:
Tes tertulis
Wawancara
Pelaksanaan wawancara untuk
seleksi ini disatukan dengan
5
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
wawancara
untuk
seleksi
integritas.
Bahan
tes
tertulis
dan
wawancara bersifat rahasia dan
metode penilaian atas seleksi
kompetensi diatur sesuai kriteria
kelulusan.
V.
SELEKSI INTEGRITAS
11.
Penyelenggaraan seleksi
2 hari kerja
integritas
Seleksi integritas meliputi:
a. Tes tertulis;
b. Wawancara;
c. Hasil
masukan
atau
pengaduan masyarakat atas
calon peserta; dan
d. Hasil rekomendasi Badan
Pengawasan MA RI.
Pelaksanaan tes tertulis untuk
seleksi ini dilakukan bersamaan
dengan tes tertulis pada saat tes
kompetensi.
12.
Tim
Pelaksana 2 hari kerja
melakukan
atas
jawaban
penilaian
Pelaksanaan
jawaban
tes
penilaian
atas
tertulis
dan
calon
wawancara
dalam
peserta atas tes tertulis
kompetensi
dan
dan wawancara
dilakukan bersama-sama dengan
bantuan
psikolog
seleksi
integritas
atau
ahli
Sumber Daya Manusia.
13.
Rapat Tim Seleksi untuk
1 hari kerja
Calon hakim lingkungan yang
menentukan kelulusan
lulus seleksi kompetensi dan
seleksi kompetensi dan
integritas
integritas.
pelatihan sertifikasi. Sedangkan
bagi
berhak
yang
dikembalikan
tugasnya
dapat
mengikuti
tidak
ke
lulus
tempat
masing-masing
diusulkan
dan
kembali
menjadi calon hakim lingkungan
6
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
pada
angkatan
kecuali
untuk
berikutnya
calon
peserta
untuk yang tidak lulus seleksi
integritas.
VI.
PELATIHAN SERTIFIKASI
14.
Pendidikan dan
9 hari kerja
Pelatihan diselenggarakan
Pelatihan Sertifikasi
dengan menggunakan
Hakim Lingkungan
kurikulum, materi ajar, dan
Hidup
metode yang telah disiapkan.
VII. TES TAHAP AKHIR
15.
Tes tahap akhir
1 hari kerja
Tes tahap akhir diselenggarakan
(Pasal 12 ayat (2) SK
di akhir masa pelatihan dalam
KMA 134/2011)
bentuk
tertulis
dan
pada
prinsipnya
dilakukan
untuk
mengukur
kualifikasi
peserta
sebagai
hakim
lingkungan
hidup.
Selain tes tertulis komponen lain
yang digunakan adalah penilaian
selama
pelatihan.
Penilaian
terhadap peserta meliputi:
a. Kehadiran
Penilaian kehadiran meliputi
jumlah
kehadiran
peserta
pelatihan dalam mengikuti
seluruh rangkaian pelatihan
minimal 90% dari total JPL.
Pengecualian terhadap hal
ini apabila peserta pelatihan
mengalami
sakit
atau
kemalangan keluarga inti;
b. Hasil
penilaian
atas
observasi peserta.
16.
Tim
melakukan
Pelaksana 1 hari kerja
penilaian
jawaban peserta atas tes
Pelaksanaan
penilaian
atas
jawaban tes akhir dilakukan di
Balitbang Diklat Kumdil.
tahap akhir.
7
No.
17.
Tahap
Rapat kelulusan akhir
Jangka Waktu
1 hari kerja
Keterangan
Penentuan
peserta
pelatihan
yang dinyatakan lulus dilakukan
berdasarkan
hasil
rapat
kelulusan Tim Seleksi.
18.
Pengangkatan Hakim
1 hari kerja
Ketua
Mahkamah
Agung
Lingkungan Hidup
mengangkat hakim yang telah
melalui Keputusan
dinyatakan
Ketua MA
Seleksi
lulus
oleh
Tim
KETUA MAHKAMAH AGUNG RI
Dr. H.M. HATTA ALI, S.H., M.H.
8
__________________
MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN III
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor : 26/KMA/SK/II/2013
Tanggal : 18 Februari 2013
KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SERTIFIKASI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
Penyusunan kurikulum harus berisi komponen – komponen sebagai berikut:
a. Materi ajar
Judul materi ajar pelatihan/mata ajaran mengenai pengetahuan atau keterampilan yang
dilatihkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
b. Tujuan instruksional
Tujuan instruksional adalah arah yang harus dicapai setelah sesi materi berakhir. Adapun
tujuan intruksional meliputi:
Tujuan Instruksional Umum (TIU) yaitu menggambarkan kompetensi yang harus
dapat dicapai peserta setelah mengikuti sesi materi pelatihan; dan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yaitu uraian secara spesifik, dapat diukur dan
dinilai secara konkrit dari tahapan kompetensi inti hakim lingkungan hakim
lingkungan hidup untuk mencapai tujuan instruksional umum. Dalam perumusannya
selalu menggunakan kata kerja operasional yang mengacu pada Taksonomi Bloom.
Misalnya: Peserta pelatihan mampu memberikan definisi mengenai….
c. Pokok bahasan
Penulisan pokok bahasan disusun dengan mengacu pada tujuan instruksional sehingga
pokok bahasan harus mendukung tujuan instruksional agar dapat tercapai.
d. Durasi
Menjelaskan waktu yang diperlukan untuk memberikan suatu materi ajar dimana 1 Jam
Pelajaran (JPL) sama dengan 45 menit.
e. Metode pembelajaran
Menjelaskan metode yang akan digunakan dalam proses pemberian materi ajar dimana
pemilihan metode mengacu kepada pendidikan untuk orang dewasa Pada dasarnya, orang
dewasa lebih efektif dalam mempelajari sesuatu apabila ia terlibat dalam proses
pembelajaran itu sendiri. Pelibatan orang dewasa dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada mereka (peserta diklat) untuk menyampaikan pengetahuan dan
pengalaman mereka. Metode diklat bagi orang dewasa adalah metode pendidikan dan
pelatihan yang menghargai pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh orang
dewasa, sehingga peserta diklat dewasa merasa terlibat dalam proses pembelajaran itu
sendiri.
Paling tidak terdapat enam prinsip metode pembelajaran ini (diambil dari Knowles, Holton
dan Swanson, The adult learner: The definitive classic in adult education and human
resource development (6th ed.), Burlington, MA: Elsevier, 2005):
1. Peserta harus tahu tujuan pembelajaran (apa, mengapa, bagaimana).
2. Peserta mendapat kesempatan mengembangkan, sekaligus bertanggungjawab, atas
konsepnya sendiri (pembelajaran otonom).
3. Pembelajaran dilakukan berdasar pengalaman dari peserta (termasuk kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam proses pembelajaran tersebut).
4. Adanya kesiapan peserta untuk belajar (ada kebutuhan nyata terkait kehidupan atau
pekerjaannya).
5. Pembelajaran lebih ditujukan untuk memecahkan suatu permasalahan, ketimbang
hanya berupa penjelasan suatu materi.
6. Motivasi untuk belajar harus tumbuh dari diri peserta sendiri (motivasi internal), bukan
berupa paksaan dari pihak lain (motivasi eksternal).
Dalam
pemberian
materi
didalam
kelas
maka
pengajar/narasumber
sebaiknya
menyampaikan materi dengan cara:
1.
Sistimatis
Berarti pemberian materi yang runut dan sistimatis sesuai dengan tahapantahapannya.Materi ajar dalam kurikulum ini disusun secara runut dan sistimatis
sehingga ketrampilan dan logika hakim terbangun sesuai dengan tugas hakim.
2.
Praktis
Materi disajikan langsung dengan kemampuan praktis yang ingin dicapai dalam satu
materi ajar tertentu.
3.
Interaktif
Peserta diklat dewasa selalu ingin didengar pengalaman dan pendapatnya.Pengajar
harus mempersiapkan diri dan menyediakan waktu bagi peserta untuk ikut terlibat
secara dua arah dalam proses belajar mengajar. Dengan keterlibatan aktif mereka,
maka proses belajar akan berjalan efektif dan proses transfer pengetahuan akan terjadi.
Standar interaktif proses belajar dilakukan dengan urutan pengajaran berikut ini:
2
a.
Pembukaan
b.
Ceramah/Narasi
c.
Diskusi Kelompok dengan pertanyaan terstruktur
d.
Presentasi Kelompok
e.
Tanggapan Pengajar/Trainer
f.
Tanya Jawab
g.
Kesimpulan
Silabus memberikan beberapa metode alternatif penyampaian materi dengan beberapa cara
berikut ini baik secara sendiri-sendiri ataupun kombinasi diantaranya:
1.
Ceramah/Narasi
Apabila Pengajar diminta untuk menyiapkan materi, maka materi yang dipersiapkan
minimal harus membahas sub-pokok bahasan. Apabila ada tambahan materi, maka
harus diperhatikan agar tidak ada tumpang tindih (overlapping) dan pengulangan
(repetisi)
2.
Studi Kasus
Studi kasus harus selalu mengarah pada pencapaian TIK dan konsisten dengan materi
yang diberikan.Studi kasus harus dilengkapi dengan daftar pertanyaan atau
permasalahan yang harus dianalisis peserta diklat.
3.
Tanya Jawab
Tanya jawab juga harus mengarah pada pencapaian TIK dan mencerminkan
kompetensi analisa peserta diklat.Pengajar harus mengfasilitasi arah pertanyaan
peserta untuk lebih mempertegas arahan pencapaian TIK.
4.
Tugas Terstruktur (Belajar Mandiri)
Peserta diklat diberikan daftar bahan bacaan ketika mereka diundang ke diklat terpadu.
Dari waktu ke waktu selama masa diklat, Course Manager/Penyelenggara Diklat
memberikan daftar tugas terstruktur/materi yang harus dibaca dan sebelum kelas mulai ada
“pop quiz” atau pertanyaan singkat tentang apa yang mereka pelajari/baca.
h. Referensi
Bahan – bahan literatur yang dapat menjadi acuan bagi peserta diklat.
3
DAFTAR MATERI AJAR DAN JAM PELAJARAN (JPL)
HAKIM PERADILAN UMUM
HAKIM PERADILAN TATA USAHA NEGARA
No
Materi Ajar
JPL
No
Materi Ajar
JPL
1.
Peran hakim dalam penegakan hukum lingkungan
3
1.
Peran hakim dalam penegakan hukum lingkungan hidup
3
hidup dan SDA
2.
Judicial Activism
3.
Paradigma
dan SDA
Pembangunan
Berkelanjutan
dalam
5
2.
Judicial Activism
5
5
3.
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan dalam Hukum
5
Hukum Lingkungan Internasional dan Nasional
4.
Pemetaaan
Kebijakan
dan
Pertanggungjawaban
Lingkungan Internasional dan Nasional
3
4.
Hukum dalam Konteks Perubahan Iklim
5.
Penataan ruang dan penerapannya dalam perlindungan
Politik
hukum
perlindungan
4
5.
Penataan ruang dan penerapannya dalam perlindungan
4
dan pengelolaan SDA
dan
pengelolaan
2
6.
lingkungan hidup
7.
3
dalam Konteks Perubahan Iklim
dan pengelolaan SDA
6.
Pemetaaan Kebijakan dan Pertanggungjawaban Hukum
Keterkaitan penegakan hukum administrasi, hukum
Politik hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan
2
hidup
2
7.
Keterkaitan penegakan hukum administrasi, hukum
pidana dan hukum perdata dalam penegakan hukum
pidana dan hukum perdata dalam penegakan hukum
lingkungan
lingkungan
2
4
8.
Aspek Prosedural dan Substansial Hukum Pidana
8
8.
Lingkungan Hidup dan SDA
Perizinan,
pengawasan
dan
penegakan
sanksi
8
administrasi di bidang perlndungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
9.
Aspek Prosedural dan Substansial Hukum Perdata
8
9.
Lingkungan Hidup dan SDA
Aspek
Prosedural
dan
Substansial
Hukum
8
Administrasi/Tata Usaha Negara Lingkungan Hidup
dan SDA
10.
Observasi lapangan
8
10.
Observasi lapangan
8
11.
Pembuktian ilmiah dalam aspek pencemaran dan/atau
8
11.
Pembuktian ilmiah dalam aspek pencemaran dan/atau
8
12.
kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan
kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan
dan/atau lahan
dan/atau lahan
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
4
12.
hidup akibat pembalakan liar (illegal logging)
13.
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
Pembuktian ilmiahdalam aspek pencemaran akibat
4
13.
Analisa Konflik
TOTAL
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
4
hidup akibat kegiatan pertambangan
4
14.
kegiatan industri dan non – industri
15.
4
hidup akibat pembalakan liar (illegal logging)
hidup akibat kegiatan pertambangan
14.
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
Pembuktian ilmiah dalam aspek pencemaran akibat
4
kegiatan industri dan non – industri
3
71
15.
Analisa Konflik
TOTAL
3
71
KETERANGAN:
Jumlah Materi Ajar bagi peserta pelatihan baik dari hakim Peradilan Umum maupun Peradilan Tata Usaha Negara adalah 15 Materi Ajar dengan total 71 JPL. Masing-masing
peserta mendapatkan Materi Ajar yang sama kecuali untuk Materi Ajar No. 8 dan No. 9. Khusus untuk Materi Ajar No. 8 dan No. 9 disesuaikan dengan latar belakang peserta yang
5
membedakan antara peserta dari Peradilan Umum dengan peserta dari Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Oleh karena itu, pada saat
pemberian Materi Ajar No. 8 dan No. 9 ini, peserta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara.
6
KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTIFIKASI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
No
1.
Materi Ajar
Peran
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Hakim Peserta mampu untuk 1. Peserta dapat menjelaskan 1. Tinjauan tentang kondisi
3
Metode
Referensi
Pemutaran video dan/atau
dalam Penegakan bertindak sesuai dengan
kondisi lingkungan hidup
lingkungan hidup dan SDA
penugasan
Hukum
serta
di Indonesia;
dengan mengambil foto
norma
Lingkungan Hidup profesi
dan SDA
standar
sosial,
hakim
etika
sebab
dan
penurunan
pengelolaan
lingkungan
lingkungan hidup yang
berkelanjutan dan adil
dan
akibat
kualitas 2. Sebab
hidup
di
Indonesia;
2. Peserta pelatihan mampu
menjelaskan nilai – nilai
dan
akibat
penurunan
perkara
lingkungan hidup dan SDA;
3. Peserta
mampu
mengenai
kualitas
potret
lingkungan
hidup
dan
lingkungan hidup dan SDA
SDA di wilayah masing –
terhadap
masing
kehidupan
berbangsa dan bernegara;
hakim dalam permasalahan
lingkungan
hidup
kelompok
(30
kelompok
(45
menit)
dan visi lingkungan dalam 3. Identifikasi posisi strategis
penanganan
mandiri
di
Indonesia;
Diskusi
menit)
Presentasi kelompok dan
diskusi pleno (60 menit)
menyebutkan contoh (role 4. Nilai – nilai yang harus
model) para hakim yang
dimiliki
memiliki visi lingkungan.
lingkungan hidup;
oleh
hakim
5. Contoh (role model) para
hakim yang memiliki visi
lingkungan
hidup
di
tingkat internasional atau
7
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
nasional
serta
JPL
Metode
Referensi
preseden
putusan
yang
dihasilkannya
2.
Judicial Activism
Peserta
memiliki 1. Peserta
keterampilan
melakukan
logis
dengan
dalam
penalaran
yang
prinsip
aturan hukum
mampu 1. Definisi
mendeskripsikan
judicial
activism
istilah
disertai
dan
alasan
judicial
diperlukannya
activism
sesuai
dengan contoh – contoh
penanganan
dan
yang dialami oleh hakim
lingkungan
dalam menangani perkara
SDA;
dalam
perkara
hidup
dan
2. Peserta mampu menjelaskan
Research
hubungan antara judicial
Legal
activism,
(Penalaran);
proses
Perkenalan Pengajar oleh Course
Manager
dan -
(Penelusuran);
Reasoning
Legal
KUHP
KUHAP
penjelasan instruksi untuk -
UU
melakukan refleksi dalam
mengenai
kelompok (15 menit)
lingkunga
Refleksi dalam kelompok
2. Tinjauan mengenai Legal
lingkungan hidup;
5
(50 menit)
n
hidup
dan SDA
Presentasi hasil refleksi
(45 menit)
serta
peraturan
Ceramah singkat Pengajar
pelaksana
rechtsvinding, yurisprudensi
Argumentation
dimana masing – masing
nya
dan landmark decision;
(Argumentasi Hukum)
Pengajar
Yurisprud
3. Peserta
menceritakan
mampu 3. Putusan pengadilan dalam
waktu
untuk
kembali
selama
20
(merefleksikan perkara –
perkara
yang
pernah
ditangani
yang
mungkin
sebagai
judicial
masuk
mendapatkan -
pembentukan
hukum
di
Indonesia:
a. Yurisprudensi
menit
(40
menit)
tetap
(constant jurisprudence)
b. Putusan
berbicara
penting
ensi Tetap
Mahkama
h Agung
Diskusi kelas/tanya jawab -
Konvensi
dengan Pengajar mengenai
– konvensi
materi
mengenai
presentasi
8
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
activism;
(landmark decision)
4. Peserta
mampu 4. Penerapan
menyimpulkan
activism
dalam
Metode
(klarifikasi
Referensi
presentasi
lingkunga
judicial
yang kurang jelas) (45
n
putusan
menit)
dan SDA
Kesimpulan dari masing – -
activism
perkara lingkungan hidup
dalam pemeriksaan perkara
dan SDA melalui contoh
masing
lingkungan hidup dan SDA
kasus
menit)
proses
judicial
tentang
JPL
Pengajar
(30
hidup
Buku
II
Mahkama
h
Agung
RI
-
Buku
Pedoman
Penangana
n Perkara
Lingkunga
n Hidup
-
Buku
–
buku
mengenai
penemuan
hukum
dan
judicial
activism
9
No
3.
Materi Ajar
TIU
TIK
Perkenalan para Pengajar -
menerapkan prinsip –
paradigma pembangunan
berkelanjutan berdasarkan
oleh Course Manager (10
32 Tahun
Berkelanjutan
prinsip
berkelanjutan berdasarkan
lintasan sejarah
menit)
2009
Lingkungan
Internasional
Nasional
dalam
dan perkara
lintasan sejarah;
penyelesaian 2. Peserta mampu
lingkungan
hidup dan SDA
2. Perkembangan prinsip –
5
Referensi
Pembangunan
Hukum lingkungan internasional
pembangunan
Metode
Peserta
hukum
1. Paradigma
JPL
Paradigma
dalam
mampu 1. Pesertamampu menjelaskan
Pokok Bahasan
Presentasi dan ceramah
No.
tentang
prinsip hukum lingkungan
singkat
menguraikan penerapan
dan
masing
prinsip-prinsip
prinsip
pembangunan berkelanjutan
internasional dan nasional
dalam hukum internasional,
(termasuk
definisi
Tanya
hukum nasional dan putusan
(deklarasi, konvensi dan
materi
hakim.
undang – undang) dan
klarifikasi presentasi yang -
UU
contoh
kurang jelas dilanjutkan
23 Tahun
dengan
1997
penerapan
ini
prinsip-
di
tingkat
kasus
(International
Court
of
oleh
UU
Pengajar
gan
dan
Pengelola
menit)
an
jawab
instruksi
Trade
mengerjakan
Human Right, European
Perlindun
maksimum 20 menit (40
Justice, arbitrase, World
Organization,
masing-
mengenai
Lingkunga
presentasi/
n Hidup
penjelasan
untuk
tentang
studi
Pengelola
kasus(30 menit)
an
Court of Justice, Import
Diskusi kelompok untuk
Limbah B3 dan lain – lain)
membahas studi kasus (50
menit)
Presentasi
No.
Lingkunga
n Hidup
-
kelompok
berdasarkan nomor yang
Konvensi
– konvensi
mengenai
10
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
diberikan
oleh
Referensi
Course
lingkunga
Manager (45 menit)
Kelompok
lain
n
dapat
hidup
dan SDA
mendebat pernyataan dari -
Buku
kelompok
yang sedang
buku
melakukan
presentasi(40
menit)
Kesimpulan dari Pengajar
(10 menit)
–
mengenai
hukum
lingkunga
n
internasio
nal
prinsip
dan
–
prinsip
hukum
lingkunga
n
internasio
nal
4.
Pemetaaan
Kebijakan
Peserta
memiliki 1. Peserta pelatihan mampu 1. Pengertian
dan pengetahuan mengenai
Pertanggungjawab
perubahan iklim dalam
menjelaskan definisi dan
perubahan
iklim;
dampak perubahan iklim di 2. Dampak perubahan iklim
3
Perkenalan para Pengajar Konvensi
-
oleh Course Manager (10 konvensi
menit)
tentang
11
No
Materi Ajar
TIU
TIK
an Hukum dalam perspektif
Konteks
hukum
nasional
tingkat
Pokok Bahasan
global
maupun
nasional
Perubahan Iklim
JPL
2. Peserta pelatihan mampu 4. Kebijakan
Tanya
pemerintah
menjelaskan
kebijakan
terkait
pemerintah
mengenai
adaptasi perubahan iklim;
dan
mitigasi
adaptasi 5. Kerangka
perubahan iklim
dan
memetakan
hukum
Penataan
ruang Peserta
pertanggungjawaban hukum
dikaitkan
dalam
kelompok
dalam
perubahan iklim.
pertanyaan
diberikan
oleh
Presentasi kelompok dan
refleksi diskusi kelompok
(30 menit)
4
UU
menit)
32 Tahun
2009
definisi, peran, dan fungsi
ruang
(filosofi,
penataan ruang dalam
tata ruang dan penataaan
peran
dan
tata
Tanyajawab (40 menit)
ruang;
ruang, prinsip – prinsip
Diskusi
dan
perlindungan
pengelolaan 2. Peserta
lingkungan hidup
menguraikan
penataan
ruang
intervensi publik;
definisi,
Presentasi Pengajar (40 -
tentang
perlindungan dan rangka
pengelolaan SDA
presentasi UNFCCC,
Pengajar (30 menit)
dengan
memiliki 1. Peserta mampu menjelaskan 1. Pemahaman dasar penataan
dan penerapannya pengetahuan
(klarifikasi
yang
iklim.
5.
presentasi Protocol,
Diskusi
penegakan
hukum lingkungan hidup
perubahan
materi
membahas
menganalisa kebijakan dan
mengenai iklim (Kyoto
menit)
dan khusus);
dan 6. Permasalahan
bidang
jawab
perubahan
yang kurang jelas) (20 Cancun)
perubahan iklim (umum
3. Peserta pelatihan mampu
Referensi
Presentasi (45 menit)
di Indonesia;
3. Penyebab perubahan iklim;
mitigasi
Metode
fungsi
mampu
penataan ruang, prosedur
filosofi
penataan ruang)
dan 2. Bentuk
dan
pelanggaran
tata
kriteria
ruang
kelompok
(50
No.
tentang
menit)
Perlindun
Presentasi kelompok dan
gan
diskusi pleno (40 menit)
Pengelola
dan
an
12
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
3. Peserta mampu menjelaskan
dalam
JPL
perundang-undangan
penataan
(administrasi, pidana, dan
dan
pengelolaan SDA;
4. Peserta
Lingkunga
n Hidup
-
perdata)
mampu 3. Mekanisme
pelanggaran tata ruang dan
bidang lingkungan hidup
5. Peserta mampu menganalisa
pemanfaatan
No.
administrasi
4. Korelasi
penataan
2007
penegakan
hukum
lingkungan hidup; dan
UU
26 Tahun
menyebutkan bentuk-bentuk
inkonsistensi
Referensi
peraturan
bentuk-bentuk inkonsistensi
ruang
Metode
tentang
di
Penataan
Ruang dan
pelanggaran
ruang
dengan
peraturan
dan
pelaksana
perlindungan
ruang berdasarkan contoh
pengelolaan
kasus yang diberikan.
hidup
lingkungan
-
Buku
–
buku
5. Identifikasi
modus
mengenai
operandi , pelaku serta
dasar tata
dampak/kerugian
ruang
ditimbulkan
yang
akibat
pelanggaran tata ruang bagi
lingkungan
hidup
dan
manusia perkara tata ruang
6. Scientific evidence yang
dapat
dihadirkan
dalam
13
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
Referensi
persidangan pada perkara
penataan ruang dan contoh
kasus
7. Sistem pengawasan dan
pengendalian.
14
No
6.
Materi Ajar
Politik
TIU
Hukum Peserta
TIK
Pokok Bahasan
memiliki 1. Peserta
mampu 1. Argumen
dalam Pengelolaan pengetahuan mengenai
menguraikan
dan Perlindungan kerangka berpikir UU
perubahan
Lingkungan Hidup
lingkungan hidup;
No. 32 Tahun 2009
argumen
undang-undang
perubahan
2009
Tahun
2009
Pengelolaan
perangkat
Perlindungan
yang
terdapat
didalamnya dan undang
–
undang
SDA lainnya.
Pengelolaan
dan
mengenai 3. Peserta
dan
Lingkungan
tentang
menit)
Perlindun
Tanya jawab dan diskusi
gan
pleno (50 menit)
mampu
an
dan
wujud
Lingkunga
makna
dan
wujud
ekoregion;
pemanfaatan
menerangkan
dan
mampu
tampung
mengenai
Strategis
pengaturan
5. Peserta
menyimpulkan
mampu
hubungan
dan
dukung,
dan
kebijakan
hidup.
UU
No.
23 Tahun
1997
daya
tentang
Kajian
Pengelola
Lingkungan
an
Hidup; dan
pemanfaatan sumber daya 6. Politik
alam dan lingkungan hidup;
SDA
-
lingkungan hidup;
5. Daya
4. Peserta
n Hidup
menarik 4. Integrasi dan pengaturan
mengenai
dan
Pengelola
ekoregion;
kesimpulan
integrasi
mengenai
Presentasi Pengajar (30
Hidup;
Lingkungan 3. Makna
Hidup;
No.
menit)
Tahun
manajemen
UU
hidup;
Lingkungan Hidup dan
mengenai
Perkenalan para Pengajar -
32 Tahun
Perlindungan
2009
Referensi
oleh Course Manager (10
kerangka isi dari UU No. 32
Pengelolaan
2
Metode
undang-undang lingkungan
2. Kerangka isi UU No. 32
mengenai Perlindungan 2. Peserta mampu menjelaskan
dan
JPL
Lingkunga
pelaksanaan
lingkungan
n Hidup
-
UU
No.
26 Tahun
2007
15
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
Referensi
antara daya dukung, daya
tentang
tampung
Kajian
Penataan
Hidup
Ruang
dan
Lingkungan
Strategis; dan
-
6. Peserta dapat memahami
–
Buku
buku
politik pelaksaaan kebijakan
mengenai
lingkungan hidup/
lingkunga
n
hidup,
tata ruang,
pengawas
an
dan
penegakan
hukum
lingkunga
n
di
Indonesia
7.
Keterkaitan
Peserta
memiliki 1. Peserta pelatihan memiliki 1. Perkembangan
penegakan hukum kemampuan
administrasi,
untuk
menerapkan
pengetahuan
korelasi
hukum pidana dan pengetahuan
hukum
penegakan
hukum
dengan
Indonesia;
perdata acara
sesuai
mengenai
antara
bidang
hukum
kebijakan
legislasi
lingkungan
hidup;
di 2. Bentuk-bentuk penegakan
hukum
administrasi,
2
Pemutaran
video
dan -
UU
No.
presentasi Pengajar (45
32 Tahun
menit)
2009
Tanya
materi
jawab
mengenai
tentang
presentasi
Perlindun
16
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
Referensi
dalam penegakan hukum acara dan jenis 2. Peserta pelatihan memiliki
pidana dan perdata dari
(klarifikasi
hukum lingkungan
aspek lingkungan hidup;
yang kurang jelas) (45
Pengelola
menit)
an
perkara yang ditangani
keterampilan menguraikan
korelasi
antar
penegakan
bidang 3. Fungsi
hukum
dan
prosedur
penegakan
presentasi
gan
huk
MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor : 26/KMA/SK/II/2013
Tanggal : 18 Februari 2013
KOMPETENSI INTI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
Selain kompetensi hakim umum yang sudah dirumuskan oleh Mahkamah Agung RI, hakim
lingkungan hidup memiliki kompetensi inti yang membedakannya dari hakim-hakim lain.
Kompetensi ini terdiri dari: (1) Pemahaman Dasar Ilmu Lingkungan dan Sumber Daya
Alam; (2) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam;
(3) Etika Lingkungan dan Sumber Daya Alam; (4) Hukum Lingkungan dan Sumber
Daya Alam; (5) Hukum Acara untuk Perkara Lingkungan Hidup dan Sumber Daya
Alam; (6) Integritas; dan (7) Judicial Activism (penalaran legal, argumentasi legal dan
rechtsvinding/penemuan hukum).
Wawasan yang luas mengenai lingkungan hidup dan sumber daya alam diperlukan oleh
hakim lingkungan hidup agar ia dapat memahami kasus pidana lingkungan hidup yang secara
substantif memiliki kekhususan. Pengetahuan tentang lingkungan hidup dan sumber daya
alam, keterampilan menggunakan pengetahuan itu dalam memeriksa berkas perkara,
mencermati berbagai pendapat dalam sidang, dan membuat putusan, serta keyakinan,
orientasi, motif dan sikap positif terhadap keberlanjutan lingkungan hidup yang didasari
keadilan perlu dimiliki hakim lingkungan hidup dalam menjalankan tugasnya. Kelompok
kompetensi ini perlu dimiliki baik oleh hakim di lingkungan peradilan umum dan peradilan
TUN.
Integritas secara umum merupakan kompetensi hakim, tetapi dalam menangani perkara
lingkungan hidup dan sumber daya alam selain berpedoman pada Pedoman Perilaku Hakim,
hakim lingkungan hidup juga harus memegang kuat prinsip pertumbuhan berkelanjutan
dengan equity. Hakim lingkungan hidup dituntut untuk mampu memelihara kaidah dan
standar pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dengan equity.
Dalam menjalankan tugasnya memimpin sidang, hakim lingkungan hidup menggunakan
hukum acara sebagai dasar dan panduan pelaksanaan sidang. Meski hukum acara yang
digunakan dalam persidangan perkara lingkungan hidup dan sumber daya alam pada intinya
sama dengan hukum acara yang digunakan dalam persidangan perkara umum, ada
kekhususan dalam hak gugat (legal standing) dan jenis gugatan dalam pengadilan perdata
lingkungan hidup, serta dalam mengidentifikasi jenis tindak pidana lingkungan hidup dan
sumber daya alam. Kompetensi hukum acara untuk hakim lingkungan hidup termasuk dalam
kompetensi inti karena membedakan hakim lingkungan hidup dengan hakim lainnya.
Kompetensi metode ilmiah dalam pembuktian diperlukan karena dalam sidang perkara
lingkungan hidup dan sumber daya alam melibatkan bukti ilmiah dan saksi ahli hakim
lingkungan hidup perlu memahami kaitan antara sains dan hukum sehingga dapat
menentukan apakah bukti-bukti ilmiah yang diajukan para pihak berkaitan dengan bukti-bukti
hukum. Hakim lingkungan hidup pidana dituntut untuk mampu menilai konstruksi bukti
ilmiah menjadi bukti hukum yang diajukan oleh JPU. Hakim lingkungan hidup perdata
dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan menganalisis alat bukti ilmiah terkait dengan
perkara (hasil penelitian, laboratorium, saksi ahli).
Dengan mempertimbangkan isu dan permasalahan yang dinamis, bisa jadi ada banyak kasus
pelanggaran lingkungan hidup yang belum tercakup dalam peraturan perundang-undangan
yang ada. Di sisi lain, pengadian dan hakim tidak boleh menolak suatu perkara dengan alasan
peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menyebutnya, tidak jelas atau tidak
lengkap. Dengan dasar ini, hakim dipaksa atau wajib turut serta menentukan mana yang
merupakan hukum dan mana yang tidak. Dalam konteks ini hakim harus bertindak atas
inisiatif sendiri untuk menemukan dan menggali nilai-nilai hukum yang tidak tertulis yang
hidup di masyarakat (living law). Ia harus terjun ke masyarakat untuk mengenal, merasakan
dan mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Hakim harus mampu melakukan penemuan hukum menggunakan kemampuan penalaran dan
argumentasi legal. Oleh karena itu penalaran legal, argumentasi legal dan rechtsvinding
(penemuan hukum) merupakan kompetensi yang harus dimiliki hakim lingkungan hidup.
Rincian Kompetensi Inti Hakim Lingkungan Hidup
Kompetensi adalah perpaduan tiga komponen, yaitu (1) pengetahuan, (2) keterampilan atau
kemampuan dan (3) ciri kepribadian. Oleh karena itu dalam merumuskan kompetensi perlu
juga dirinci ketiga komponen tersebut. Berikut ini rincian ketiga komponen untuk setiap
kompetensi inti hakim lingkungan hidup.
1. PENGETAHUAN DASAR ILMU LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi pemahaman dasar ilmu lingkungan dan sumber daya alam adalah
serangkaian pengetahuan, keterampilan dan ciri kepribadian yang memudahkan hakim
2
lingkungan mengenali gejala dan isu lingkungan serta mendorong kecenderungan untuk
memandang gejala dan isu lingkungan berdasarkan orientasi pertumbuhan berkelanjutan
yang berkeadilan (equity).
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Pengertian, prinsip, konsep 1. Kemampuan mengenali gejala 1. Keterbukaan,
dan
istilah,
struktur
dan
lingkungan dan menggunakan
keteraturan
dinamika lingkungan, serta
prinsip lingkungan hidup untuk
disiplin
isu
mengidenfikasi
rasa
utama
mengenai
lingkungan hidup
permasalahan
lingkungan
dan
berpikir,
ingin
tahu,
pikiran luas (broad
2. Kemampuan mengenali isu dan
minded),
serta
tren permasalahan lingkungan
kebutuhan
menata
hidup dari berbagai sumber
informasi
secara
3. Kemampuan membuat resume
terstruktur.
dan abstraksi dari beragam 2. Gaya
informasi yang kompleks
4. Kemampuan
pemaknaan
dengan level abstrak
mengenali
tanpa mengabaikan
dimensi-dimensi yang ada pada
ciri-ciri
sebuah obyek atau masalah dan
gaya kognitif yang
menemukan
memungkinkan
benang
merah
antara dimensi-dimensi itu.
5. Kemampuan berpikir strategis,
kongkret;
pemahaman
terhadap banyak hal
metode berpikir futuristik, dan
dan
menemukan
analisis dampak.
hubungan
antara
berbagai hal; motif
untuk
memahami
kompleksitas
masalah
disertai
dengan
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur;
orientasi ke masa
depan.
1. Pertumbuhan
berkelanjutan
1. Kemampuan berpikir analisis Orientasi
dengan
equity
2. Penciutan
dan sintesis terhadap berbagai depan;
kebutuhan
planet
shrinking of planet)
(the
ke
dan
orientasi
masalah pertumbuhan
lingkungan hidup, ekonomi, berkelanjutan
sosial dan budaya.
masa
equity;
sikap
dengan
positif
3
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
2. Kemampuan
Ciri Kepribadian
mengenali terhadap
kelestarian
dimensi-dimensi yang ada pada lingkungan hidup; motif
sebuah obyek atau masalah dan untuk
menemukan
benang
menjaga
merah keberlanjutan dunia dan
antara dimensi-dimensi itu.
masyarakat
belief
3. Analisis dampak
manusia;
bahwa
4. Kemampuan berpikir strategis adalah
dan futuristik
alam
ajang
membangun
harmoni;
pola
penalaran
sistematis.
Kondisi bumi di Indonesia 1. Kemampuan
mengenali Keterbukaan,
dan nilai sumberdaya alam
kondisi
lingkungan
hidup keteraturan dan disiplin
Indonesia
Indonesia dan menggunakan berpikir,
prinsip lingkungan hidup untuk tahu,
rasa
ingin
pikiran
luas
permasalahan (broad minded), serta
mengidenfikasi
lingkungan hidup di Indonesia.
kebutuhan
menata
2. Kemampuan mengenali isu dan informasi
secara
tren permasalahan lingkungan terstruktur;
hidup
di
Indonesia
pola
dari penalaran sistematis.
berbagai sumber.
3. Kemampuan membuat resume
dan abstraksi dari beragam
informasi
yang
kompleks
mengenai kondisi bumi dan
nilai
sumberdaya
alam
diIndonesia.
Posisi kelompok masyarakat 1. Kemampuan
marginal
dan
sintesis
analisis
untuk
dan Keterbukaan,
membuat keteraturan dan disiplin
ketergantungannya terhadap
dan/atau memanfaatkan peta berpikir,
sumber daya alam
sosial masyarakat Indonesia.
rasa
ingin
tahu, gaya pemaknaan
2. Kemampuan mengenali posisi dengan
level
abstrak
kelompok masyarakat marginal tanpa mengabaikan ciridan
ketergantungannya ciri
kongkret,
serta
terhadap sumber daya alam kebutuhan
menata
serta kaitannya dengan hukum informasi
secara
dan perundang-undangan.
terstruktur;
pola
penalaran sistematis.
4
Pengetahuan
Mismanajemen
Keterampilan/Kemampuan
ekosistem Kemampuan
dan kemiskinan
Ciri Kepribadian
menemukan Gaya
pemaknaan
hubungan antara pengelolaan dan dengan
level
abstrak
mismanajemen ekosistem dengan tanpa mengabaikan cirikesejahteraan dan/atau kemiskinan ciri
kongkret;
pola
penalaran sistematis.
masyarakat
2. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi etika lingkungan dan sumber daya alam adalah kemampuan penalaran untuk
menghasilkan putusan mengenai apa yang baik bagi lingkungan hidup berdasarkan
prinsip-prinsip etika umum, prinsip-prinsip etika lingkungan dan kaidah-kaidah
pelestarian lingkungan hidup.
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Prinsip-prinsip etika umum
Penalaran moral umum
Ciri Kepribadian
Orientasi kepada etika;
pola
penalaran
sistematis.
Hierarki nilai moral
Kemampuan
abstraksi
kategorisasi
dan Orientasi kepada etika
lingkungan;
kompleksitas
yang
pikiran
terintegrasi;
berpegang pada prinsip
etis;
pola
penalaran
sistematis.
Prinsip-prinsip
lingkungan
etika Penalaran
moral
permasalahan lingkungan
terkait Orientasi kepada etika
lingkungan;
pola
penalaran sistematis.
Hubungan
antara
lingkungan
dan
lingkungan
etika Kemampuan abstraksi mencakup Gaya
hukum analisis dan sintensis.
kognitif
yang
memungkinkan
pemahaman
banyak
terhadap
hal
dan
menemukan hubungan
antara
berbagai
hal;
motif untuk memahami
kompleksitas
disertai
masalah
dengan
5
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur.
Hubungan antara nilai moral Kemampuan abstraksi mencakup Gaya
kognitif
dan norma hukum, terutama analisis dan sintensis.
memungkinkan
hukum lingkungan.
pemahaman
banyak
yang
terhadap
hal
dan
menemukan hubungan
antara
berbagai
pola
hal;
penalaran
sistematis.
3. PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam
adalah kemampuan memanfaatkan kerangka pengetahuan lingkungan dan isinya secara
konsisten dan koheren untuk mengenali dan menilai praktek manajemen lingkungan
hidup baik oleh pemerintah, LSM/NGO maupun pengusaha yang bisnisnya terkaitan
dengan lingkungan hidup.
Pengetahuan
Kaidah
dan
pengelolaan
Keterampilan/Kemampuan
standar Menerapkan
prinsip
hak
Ciri Kepribadian
atas 1. Adil
lingkungan lingkungan hidup yang baik dan 2. Jujur
hidup yang berkelanjutan sehat; hak untuk berperan serta dalam 3. Arif dan Bijaksana
rangka pengelolaan lingkungan hidup
dan adil
Perangkat
4. Profesional
manajemen Kemampuan analisis-sintesis untuk Pola
penalaran
Lingkungan (Inventarisasi dapat melakukan penalaran guna sistematis;
Lingkungan
Hidup
, memahami
implikasi
orientasi
dari pertumbuhan
KLHS, RTRW, AMDAL, penggunaan perangkat manajemen berkelanjutan
Izin)
lingkungan.
equity;
sikap
terhadap
lingkungan
dengan
positif
kelestarian
hidup;
motif untuk menjaga
keberlanjutan dunia dan
6
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
masyarakat manusia.
Prinsip
dan
praktek Kemampuan menerapkan prinsip dan Pola
penalaran
pengelolaan lingkungan di mengidentifikasi kesesuaian antara sistematis;
praktek
Indonesia
dan
prinsip
pengelolaan pada prinsip lingkungan
lingkungan di Indonesia.
Sistem
kerja
dan
dan hukum lingkungan.
mekanisme Kemampuan memahami sistem dan Pola
pemerintah
dalam mekanisme
pengelolaan
kerja
penalaran
pengelolaan sistematis;
berpegang
dan lingkungan hidup serta memahami pada prinsip lingkungan
masalah kekuatan dan keterbatasannya.
penanganan
lingkungan
berpegang
hidup
dan hukum lingkungan.
di
Indonesia
Peta bisnis/pelaku usaha Kemampuan analisis dan sintesis Keterbukaan,
terkait lingkungan hidup di untuk
membuat
dan/atau keteraturan dan disiplin
Indonesia dan organisasi memanfaatkan peta sosial masyarakat berpikir,
rasa
ingin
sipil/non pemerintah yang Indonesia.
tahu, gaya pemaknaan
bergerak
bidang
dengan level abstrak
hidup
tanpa mengabaikan ciri-
lingkungan
(LSM/NGO
di
ciri
lingkungan
hidup)
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur;
pola
penalaran sistematis.
Potensi pengembangan dan 1. Kemampuan analisis dan sintesis Orientasi
kerusakan
lingkungan
terhadap berbagai kebutuhan dan depan;
hidup akibat praktek bisnis
masalah
terkait lingkungan hidup di
ekonomi, sosial dan budaya.
Indonesia
ke
lingkungan
orientasi
hidup, pertumbuhan
berkelanjutan
2. Kemampuan mengenali dimensi- equity;
atau
masalah
dengan
sikap
dimensi yang ada pada sebuah terhadap
obyek
masa
positif
kelestarian
dan lingkungan
hidup;
menemukan benang merah antara motif untuk menjaga
dimensi-dimensi itu.
3. Analisis dampak
4. Kemampuan
dan futuristik
berpikir
keberlanjutan dunia dan
masyarakat
strategis belief
adalah
manusia;
bahwa
alam
ajang
membangun harmoni;
7
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
pola
penalaran
sistematis.
4. HUKUM LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA ALAM
Definisi:
Kompetensi hukum lingkungan adalah pengetahuan mengenai ketentuan hukum yang
mengatur perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan
penegakan hukum tentang lingkungan hidup dan sumber daya alam, serta kemampuan
untuk menerapkan ketentuan itu dalam penyelesaian perkara.
Pengetahuan
Hukum lingkungan umum
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
1. Kemampuan mengaitkan gejala Gaya
pemaknaan
(GEL), hukum lingkungan
dan permasalahan lingkungan dengan
sektoral (SEL), hukum
hidup dengan pasal-pasal yang tanpa mengabaikan ciri-
lingkungan provinsial (PEL),
ada
dan hukum lingkungan lokal
termasuk
(LEL) disertai pengetahuan
mengenai pengelolaan sumber gaya
mengenai kekuatan dan
daya alam.
kelemahannya
dalam
undang-undang, ciri
level
kongkret;
undang-undang penalaran
pola
sistematis;
kognitif
yang
memungkinkan
2. Kemampuan
sintensis
abstrak
analisis
untuk
dan pemahaman
menerapkan banyak
terhadap
hal
dan
GEL, SEL, PEL dan LEL menemukan hubungan
dalam
penanganan
lingkungan
hidup
menyadari
kekuatan
kelemahan
perangkat itu.
perkara antara
berbagai
hal;
dengan motif untuk memahami
dan kompleksitas
perangkat- disertai
masalah
dengan
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur.
8
5. HUKUM ACARA PERKARA LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA
ALAM
Definisi:
Kompetensi hukum acara perkara lingkungan dan sumber daya alam adalah pengetahuan
mengenai ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa yang berwenang
menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi pelanggaran terhadap hukum materiil, serta
kemampuan untuk menerapkan ketentuan itu dalam penyelesaian perkara termasuk
menilai valid atau tidaknya bukti ilmiah dan menilai sahih atau tidaknya bukti ilmiah itu
sebagai bukti hukum.
Pengetahuan
Asas-asas
dalam
Keterampilan/Kemampuan
hukum Kemampuan
untuk
acara pidana, perdata dan pengetahuan
hukum
Ciri Kepribadian
menerapkan Detil, runut, teliti
acara
yang
administrasi dalam perkara sesuai dengan tahap persidangan dan
lingkungan
hidup
dan jenis perkara yang ditangani.
Sumber Daya Alam
Teknis Hukum Acara pidana, Tata cara menerima, memeriksa, 1. Jujur, runut, teliti,
perdata
dan
administrasi memutus
dan
menyelesaikan
dan cermat;
dalam perkara lingkungan gugatan atau tuntutan sesuai dengan 2. Keterbukaan;
hidup dan Sumber Daya hukum acara perkara lingkungan
orientasi
Alam
pertumbuhan
hidup
kepada
berkelanjutan
dengan
equity;
cermat;
Pola
penalaran
sistematis;
berpegang
pada
prinsip lingkungan
dan
hukum
lingkungan; sikap
positif
terhadap
kelestarian
lingkungan hidup
Metode ilmiah
1. Kemampuan
membedakan Teratur,
pola
metode, teknik dan prosedur penalaran sistematis
ilmiah dari metode, teknik dan
prosedur lainnya
9
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
2. Kecermatan
dan
mengenali
Ciri Kepribadian
ketelitian
langkah-langkah
pembuktian ilmiah
Kaidah-kaidah
pembuktian Kemampuan
ilmiah
menilai
valid
atau Tidak
tidaknya sebuah pembuktian ilmiah.
begitu
menolak
saja
atau
menerima
informasi;
teratur, pola penalaran
sistematis;
gaya
pemaknaan
level
dengan
abstrak
tanpa
mengabaikan ciri-ciri
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur.
Kaitan
antara
ilmu 1. Kemampuan abstraksi
pengetahuan dan hukum
2. Memahami
Pola
persamaan
perbedaan
dan sistematis
antara
level
kedudukan
konstruksi
dengan
abstrak
tanpa
hasil mengabaikan ciri-ciri
pembuktian ilmiah dalam hukum
4. Kemampuan
gaya
ilmu pemaknaan
pengetahuan dan hukum
3. Memahami
penalaran
kongkret,
serta
bukti kebutuhan
ilmiah menjadi bukti hukum
menata
informasi
secara
terstruktur
Syarat
kesahihan
ilmiah
untuk
sebagi bukti hukum
bukti 1. Kemampuan abstraksi
dijadikan 2. Kemampuan
keterkaitan
Tidak
begitu
memahami menolak
antara
bukti-bukti menerima
ilmiah dan bukti hukum
atau
informasi;
teratur, pola penalaran
3. Kemampuan menilai konstruksi sistematis;
bukti
hukum
ilmiah
menjadi
saja
bukti pemaknaan
level
abstrak
gaya
dengan
tanpa
mengabaikan ciri-ciri
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
10
6. INTEGRITAS
Definisi:
Kompetensi integritas yang didasari prinsip pertumbuhan berkelanjutan dengan equity
adalah kemampuan untuk memelihara norma sosial, etis dan profesi hakim, serta kaidah
dan standar pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan adil.
Pengetahuan
Pedoman Perilaku Hakim
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Bertindak sesuai dengan norma- 1.
Adil
dalam 2.
Jujur
norma
yang
masyarakat
hidup
baik
norma-norma 3.
Arif
hukum, norma- norma keagamaan,
Bijaksana
kebiasaan-kebiasaan
Mandiri
maupun 4.
dan
kesusilaan dengan memperhatikan 5.
Berintegritas
situasi dan kondisi pada saat itu,
Tinggi
serta
Bertanggung
mampu
memperhitungkan 6.
akibat dari tindakannya
jawab
7.
Menjunjung
Tinggi
Harga
Diri
8.
Disiplin
9.
Rendah Hati
10.
Profesional
7. JUDICIAL ACTIVISM
Definisi:
Kompetensi judicial activism adalah serangkaian pengetahuan, keterampilan dan ciri
kepribadian yang mendukung dan mendorong hakim untuk dapat menemukan dan
menggali nilai-nilai hukum terkait lingkungan hidup tidak tertulis yang hidup di
masyarakat sesuai dengan prinsip dan aturan hukum.
11
Pengetahuan
Penalaran legal
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Kemampuan penalaran logis yang Tidak
begitu
saja
sesuai dengan prinsip dan aturan menolak
hukum
atau
menerima
informasi;
teratur, pola penalaran
sistematis;
gaya
pemaknaan
level
dengan
abstrak
tanpa
mengabaikan ciri-ciri
kongkret,
serta
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
Argumentasi legal
Kemampuan mengekspresikan baik Teratur;
pola
secara lisan maupun tertulis hasil penalaran
sistematis;
penalaran logis yang sesuai dengan kebutuhan
menata
informasi
prinsip dan aturan hukum
secara
terstruktur.
Nilai-nilai hukum dan local
1. Kemampuan melakukan riset
wisdom
2. Kemampuan untuk memahami begitu saja menolak
mengenai
Keterbukaan;
lingkungan hidup yang tidak
adat-istiadat
tertulis dalam masyarakat
masyarakat tempat hakim berada
dan
cara
hidup atau
menerima
informasi; teratur, pola
3. Kemampuan memperhatikan dan penalaran
mencermati
berlaku,
didalam
sistematis;
kebiasaan, gaya
pandangan-pandangan
cita-cita
tidak
pemaknaan
yang dengan level abstrak
yang
hidup tanpa
masyarakat,
mengabaikan
serta ciri-ciri kongkret, serta
perasaan keadilannya sendiri.
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
Syarat, kriteria dan prosedur 1. Kemampuan mengklasifikasi dan Menghargai dan mau
penggalian dan penemuan
membandingkan
hukum
dengan
hukum
memilah
dan
local
wisdom memanfaatkan
lingkungan; wisdom
memilih
local lingkungan
wisdom tentang lingkungan hidup sebagai
local
tentang
hidup
bahan
yang dapat dijadikan pertimbangan pertimbangan
pembuatan putusan.
membuat putusan.
2. Kemampuan penelitian ilmiah.
12
Pengetahuan
Keterampilan/Kemampuan
Ciri Kepribadian
Kondisi problematis yang 1. Kemampuan identifikasi problem Keterbukaan;
tidak
menuntut hakim melakukan
yang menuntut hakim melakukan begitu saja menolak
penemuan hukum
penemuan hukum
atau
menerima
2. Kemampuan memberi penjelasan, informasi; teratur, pola
penambahan,
peraturan
atau
melengkapi penalaran
sistematis;
perundang-undangan gaya
pemaknaan
yang ada mengenai lingkungan dengan level abstrak
hidup,
dikaitkan
dengan tanpa
mengabaikan
perkembangan yang terjadi di ciri-ciri kongkret, serta
dalam masyarakat
kebutuhan
menata
informasi
secara
terstruktur
KETUA MAHKAMAH AGUNG RI
Dr. H.M. HATTA ALI, S.H., M.H.
13
LAMPIRAN II
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor : 26/KMA/SK/II/2013
Tanggal : 18 Februari 2013
__________________
MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
TAHAPAN PENYELENGGARAAN SELEKSI DAN PENGANGKATAN
HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
No.
Tahap
Jangka Waktu
I.
ANALISA KEBUTUHAN HAKIM
1.
Mahkamah
Republik
Agung Ditentukan
Keterangan
a.
Indonesia berdasarkan
Direktur
Jenderal
Badan
Peradilan Umum, Direktur
(selanjutnya disebut MA kebijakan MA RI
Jenderal
Badan
RI) menetapkan jumlah
Militer
hakim lingkungan hidup
Negara, dan Kepala Badan
sesuai dengan kebutuhan
Penelitian
dan
Pengembangan
dan
dan
Pendidikan
Hukum
Peradilan
Tata
dan
dan
Usaha
Pelatihan
Peradilan
(selanjutnya
disebut
Balitbang Diklat Kumdil)
secara
bersama-sama
melakukan
analisa
kebutuhan hakim lingkungan
hidup
di
setiap
pengadilan
wilayah
dengan
mempertimbangkan
konsentrasi
penanganan
perkara dan potensi sengketa
lingkungan hidup.
b. Analisa kebutuhan hakim
lingkungan
hidup
harus
diperbaharui setiap 2 (dua)
tahun.
c.
Pelaksanaan seleksi calon
peserta
sertifikasi
hakim
lingkungan hidup dilakukan
1
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
dengan
memprioritaskan
hakim yang berasal dari
wilayah
pengadilan
sebagaimana yang dimaksud
pada huruf a.
d. Dalam
hal
pengadilan
di
wilayah
sebagaimana
dimaksud pada huruf a tidak
terdapat
hakim
memenuhi
administrasi
yang
syarat
berdasarkan
Pasal 6 ayat (2) Keputusan
Ketua
Mahkamah
Agung
tentang Sertifikasi maka Tim
Pelaksana dapat:
mengalihkan kuota bakal
calon peserta sertifikasi
hakim lingkungan hidup
(selanjutnya
disebut
bakal calon peserta) di
wilayah
pengadilan
tersebut kepada wilayah
pengadilan lainnya yang
membutuhkan
berdasarkan hasil analisa
kebutuhan
hakim
lingkungan
hidup;
dan/atau
mengalihkan kuota bakal
calon peserta hidup ke
wilayah
pengadilan
terdekat
berdasarkan
hasil analisa kebutuhan
hakim lingkungan hidup.
2
No.
Tahap
Jangka Waktu
II.
PENGUMUMAN DAN PENDAFTARAN
2.
Pengumuman
14 hari kerja
Keterangan
Pengumuman dilakukan terbuka
penerimaan pendaftaran
melalui:
calon peserta sertifikasi
a. situs dan papan pengumuman
lingkungan hidup
MA RI , Direktorat Jenderal
Badan
Peradilan
Umum,
Direktorat Jenderal Badan
Peradilan Militer dan Tata
Usaha
Negara,
Balitbang
Diklat Kumdil , Pengadilan
Tinggi, Pengadilan Tinggi
Tata
Usaha
Negara,
Pengadilan
Negeri,
Pengadilan
Tata
dan
Usaha
Negara;
b. Ketua
Tim
Pengarah
menerbitkan
surat
pemberitahuan
tentang
pendaftaran
peserta
kepada
calon
Ketua
Pengadilan
Tinggi (selanjutnya disebut
KPT) dan Ketua Pengadilan
Tata
Usaha
(selanjutnya
Negara
disebut
KPT
TUN).
3.
Bakal
calon
peserta 14 hari kerja
Bakal calon peserta melakukan
melakukan pendaftaran
pendaftaran dengan mengisi dan
kepada Tim Pelaksana
mengirimkan
Formulir
Kelayakan Administratif, surat
rekomendasi (usulan) dari KPT
atau KPT TUN beserta dokumen
pendukung
kepada
Tim
Pelaksana.
III.
4.
SELEKSI ADMINISTRASI
Tim
melakukan
Pelaksana 14 hari kerja
a. Seleksi administrasi meliputi
seleksi
tahap verifikasi, klarifikasi,
administrasi bakal calon
dan validasi persyaratan dan
3
No.
Tahap
Jangka Waktu
peserta
Keterangan
penilaian
Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen pendukung;
b. Tim Pelaksana melakukan
pemeriksaan
kelengkapan
dokumen
persyaratan
administrasi
dan
dapat
meminta bakal calon peserta
untuk
melengkapi
persyaratan dalam jangka
waktu
tertentu
sebelum
dilakukan tahap verifikasi;
c. Tahap
verifikasi
adalah
pemeriksaaan
terhadap
kebenaran
Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen pendukungnya;
d. Apabila
dalam
verifikasi
Tim
menemukan
atau
tahap
Pelaksana
permasalahan
ketidaksesuaian
informasi didalam Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen
pendukungnya,
Tim Pelaksana melakukan
klarifikasi
dengan
surat
tertulis kepada bakal calon
peserta yang bersangkutan
melalui media komunikasi
yang paling efektif;
e. Penilaian
Formulir
Kelayakan Administratif dan
dokumen
dilaksanakan
pendukung
berdasarkan
indeks administratif.
5.
Rapat Tim Seleksi
mengenai penentuan
1 hari kerja
Hasil
dari
penilaian
sebagaimana dimaksud dalam
4
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
kelulusan atas seleksi
Angka
4
administrasi
pedoman
huruf
bagi
e
menjadi
Tim
untuk
menetapkan
bakal
calon
Seleksi
kelulusan
peserta
dalam
seleksi administrasi.
6.
Pengumuman
nama
calon
daftar 30 hari kerja
a. Pengumuman dilakukan oleh
peserta
MA RI di situs MA RI dan
hakim lingkungan hidup
yang
lulus
Balitbang Diklat Kumdil.
seleksi
b. Pengumuman tersebut juga
administrasi
memberikan
kesempatan
bagi masyarakat untuk ikut
berpartisipasi
dalam
hal
memberikan informasi atau
pengaduan atas calon peserta
yang
lulus
seleksi
administrasi dalam waktu 30
(tigapuluh) hari kerja kepada
Tim Pelaksana, dimulai sejak
pengumuman daftar nama
calon
peserta
yang
diumumkan di situs MA RI
dan situs Balitbang Diklat
Kumdil.
7.
Tim Seleksi memanggil
5 hari kerja
calon peserta
Pemanggilan dilakukan melalui
KPT atau KPT TUN dengan
tujuan untuk mengikuti tahapan
seleksi
selanjutnya
yaitu
seleksikompetensi dan seleksi
integritas.
IV.
SELEKSI KOMPETENSI
10.
Penyelenggaraan seleksi
kompetensi.
1 hari kerja
Seleksi kompetensi meliputi:
Tes tertulis
Wawancara
Pelaksanaan wawancara untuk
seleksi ini disatukan dengan
5
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
wawancara
untuk
seleksi
integritas.
Bahan
tes
tertulis
dan
wawancara bersifat rahasia dan
metode penilaian atas seleksi
kompetensi diatur sesuai kriteria
kelulusan.
V.
SELEKSI INTEGRITAS
11.
Penyelenggaraan seleksi
2 hari kerja
integritas
Seleksi integritas meliputi:
a. Tes tertulis;
b. Wawancara;
c. Hasil
masukan
atau
pengaduan masyarakat atas
calon peserta; dan
d. Hasil rekomendasi Badan
Pengawasan MA RI.
Pelaksanaan tes tertulis untuk
seleksi ini dilakukan bersamaan
dengan tes tertulis pada saat tes
kompetensi.
12.
Tim
Pelaksana 2 hari kerja
melakukan
atas
jawaban
penilaian
Pelaksanaan
jawaban
tes
penilaian
atas
tertulis
dan
calon
wawancara
dalam
peserta atas tes tertulis
kompetensi
dan
dan wawancara
dilakukan bersama-sama dengan
bantuan
psikolog
seleksi
integritas
atau
ahli
Sumber Daya Manusia.
13.
Rapat Tim Seleksi untuk
1 hari kerja
Calon hakim lingkungan yang
menentukan kelulusan
lulus seleksi kompetensi dan
seleksi kompetensi dan
integritas
integritas.
pelatihan sertifikasi. Sedangkan
bagi
berhak
yang
dikembalikan
tugasnya
dapat
mengikuti
tidak
ke
lulus
tempat
masing-masing
diusulkan
dan
kembali
menjadi calon hakim lingkungan
6
No.
Tahap
Jangka Waktu
Keterangan
pada
angkatan
kecuali
untuk
berikutnya
calon
peserta
untuk yang tidak lulus seleksi
integritas.
VI.
PELATIHAN SERTIFIKASI
14.
Pendidikan dan
9 hari kerja
Pelatihan diselenggarakan
Pelatihan Sertifikasi
dengan menggunakan
Hakim Lingkungan
kurikulum, materi ajar, dan
Hidup
metode yang telah disiapkan.
VII. TES TAHAP AKHIR
15.
Tes tahap akhir
1 hari kerja
Tes tahap akhir diselenggarakan
(Pasal 12 ayat (2) SK
di akhir masa pelatihan dalam
KMA 134/2011)
bentuk
tertulis
dan
pada
prinsipnya
dilakukan
untuk
mengukur
kualifikasi
peserta
sebagai
hakim
lingkungan
hidup.
Selain tes tertulis komponen lain
yang digunakan adalah penilaian
selama
pelatihan.
Penilaian
terhadap peserta meliputi:
a. Kehadiran
Penilaian kehadiran meliputi
jumlah
kehadiran
peserta
pelatihan dalam mengikuti
seluruh rangkaian pelatihan
minimal 90% dari total JPL.
Pengecualian terhadap hal
ini apabila peserta pelatihan
mengalami
sakit
atau
kemalangan keluarga inti;
b. Hasil
penilaian
atas
observasi peserta.
16.
Tim
melakukan
Pelaksana 1 hari kerja
penilaian
jawaban peserta atas tes
Pelaksanaan
penilaian
atas
jawaban tes akhir dilakukan di
Balitbang Diklat Kumdil.
tahap akhir.
7
No.
17.
Tahap
Rapat kelulusan akhir
Jangka Waktu
1 hari kerja
Keterangan
Penentuan
peserta
pelatihan
yang dinyatakan lulus dilakukan
berdasarkan
hasil
rapat
kelulusan Tim Seleksi.
18.
Pengangkatan Hakim
1 hari kerja
Ketua
Mahkamah
Agung
Lingkungan Hidup
mengangkat hakim yang telah
melalui Keputusan
dinyatakan
Ketua MA
Seleksi
lulus
oleh
Tim
KETUA MAHKAMAH AGUNG RI
Dr. H.M. HATTA ALI, S.H., M.H.
8
__________________
MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN III
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor : 26/KMA/SK/II/2013
Tanggal : 18 Februari 2013
KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SERTIFIKASI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
Penyusunan kurikulum harus berisi komponen – komponen sebagai berikut:
a. Materi ajar
Judul materi ajar pelatihan/mata ajaran mengenai pengetahuan atau keterampilan yang
dilatihkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
b. Tujuan instruksional
Tujuan instruksional adalah arah yang harus dicapai setelah sesi materi berakhir. Adapun
tujuan intruksional meliputi:
Tujuan Instruksional Umum (TIU) yaitu menggambarkan kompetensi yang harus
dapat dicapai peserta setelah mengikuti sesi materi pelatihan; dan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yaitu uraian secara spesifik, dapat diukur dan
dinilai secara konkrit dari tahapan kompetensi inti hakim lingkungan hakim
lingkungan hidup untuk mencapai tujuan instruksional umum. Dalam perumusannya
selalu menggunakan kata kerja operasional yang mengacu pada Taksonomi Bloom.
Misalnya: Peserta pelatihan mampu memberikan definisi mengenai….
c. Pokok bahasan
Penulisan pokok bahasan disusun dengan mengacu pada tujuan instruksional sehingga
pokok bahasan harus mendukung tujuan instruksional agar dapat tercapai.
d. Durasi
Menjelaskan waktu yang diperlukan untuk memberikan suatu materi ajar dimana 1 Jam
Pelajaran (JPL) sama dengan 45 menit.
e. Metode pembelajaran
Menjelaskan metode yang akan digunakan dalam proses pemberian materi ajar dimana
pemilihan metode mengacu kepada pendidikan untuk orang dewasa Pada dasarnya, orang
dewasa lebih efektif dalam mempelajari sesuatu apabila ia terlibat dalam proses
pembelajaran itu sendiri. Pelibatan orang dewasa dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada mereka (peserta diklat) untuk menyampaikan pengetahuan dan
pengalaman mereka. Metode diklat bagi orang dewasa adalah metode pendidikan dan
pelatihan yang menghargai pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh orang
dewasa, sehingga peserta diklat dewasa merasa terlibat dalam proses pembelajaran itu
sendiri.
Paling tidak terdapat enam prinsip metode pembelajaran ini (diambil dari Knowles, Holton
dan Swanson, The adult learner: The definitive classic in adult education and human
resource development (6th ed.), Burlington, MA: Elsevier, 2005):
1. Peserta harus tahu tujuan pembelajaran (apa, mengapa, bagaimana).
2. Peserta mendapat kesempatan mengembangkan, sekaligus bertanggungjawab, atas
konsepnya sendiri (pembelajaran otonom).
3. Pembelajaran dilakukan berdasar pengalaman dari peserta (termasuk kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam proses pembelajaran tersebut).
4. Adanya kesiapan peserta untuk belajar (ada kebutuhan nyata terkait kehidupan atau
pekerjaannya).
5. Pembelajaran lebih ditujukan untuk memecahkan suatu permasalahan, ketimbang
hanya berupa penjelasan suatu materi.
6. Motivasi untuk belajar harus tumbuh dari diri peserta sendiri (motivasi internal), bukan
berupa paksaan dari pihak lain (motivasi eksternal).
Dalam
pemberian
materi
didalam
kelas
maka
pengajar/narasumber
sebaiknya
menyampaikan materi dengan cara:
1.
Sistimatis
Berarti pemberian materi yang runut dan sistimatis sesuai dengan tahapantahapannya.Materi ajar dalam kurikulum ini disusun secara runut dan sistimatis
sehingga ketrampilan dan logika hakim terbangun sesuai dengan tugas hakim.
2.
Praktis
Materi disajikan langsung dengan kemampuan praktis yang ingin dicapai dalam satu
materi ajar tertentu.
3.
Interaktif
Peserta diklat dewasa selalu ingin didengar pengalaman dan pendapatnya.Pengajar
harus mempersiapkan diri dan menyediakan waktu bagi peserta untuk ikut terlibat
secara dua arah dalam proses belajar mengajar. Dengan keterlibatan aktif mereka,
maka proses belajar akan berjalan efektif dan proses transfer pengetahuan akan terjadi.
Standar interaktif proses belajar dilakukan dengan urutan pengajaran berikut ini:
2
a.
Pembukaan
b.
Ceramah/Narasi
c.
Diskusi Kelompok dengan pertanyaan terstruktur
d.
Presentasi Kelompok
e.
Tanggapan Pengajar/Trainer
f.
Tanya Jawab
g.
Kesimpulan
Silabus memberikan beberapa metode alternatif penyampaian materi dengan beberapa cara
berikut ini baik secara sendiri-sendiri ataupun kombinasi diantaranya:
1.
Ceramah/Narasi
Apabila Pengajar diminta untuk menyiapkan materi, maka materi yang dipersiapkan
minimal harus membahas sub-pokok bahasan. Apabila ada tambahan materi, maka
harus diperhatikan agar tidak ada tumpang tindih (overlapping) dan pengulangan
(repetisi)
2.
Studi Kasus
Studi kasus harus selalu mengarah pada pencapaian TIK dan konsisten dengan materi
yang diberikan.Studi kasus harus dilengkapi dengan daftar pertanyaan atau
permasalahan yang harus dianalisis peserta diklat.
3.
Tanya Jawab
Tanya jawab juga harus mengarah pada pencapaian TIK dan mencerminkan
kompetensi analisa peserta diklat.Pengajar harus mengfasilitasi arah pertanyaan
peserta untuk lebih mempertegas arahan pencapaian TIK.
4.
Tugas Terstruktur (Belajar Mandiri)
Peserta diklat diberikan daftar bahan bacaan ketika mereka diundang ke diklat terpadu.
Dari waktu ke waktu selama masa diklat, Course Manager/Penyelenggara Diklat
memberikan daftar tugas terstruktur/materi yang harus dibaca dan sebelum kelas mulai ada
“pop quiz” atau pertanyaan singkat tentang apa yang mereka pelajari/baca.
h. Referensi
Bahan – bahan literatur yang dapat menjadi acuan bagi peserta diklat.
3
DAFTAR MATERI AJAR DAN JAM PELAJARAN (JPL)
HAKIM PERADILAN UMUM
HAKIM PERADILAN TATA USAHA NEGARA
No
Materi Ajar
JPL
No
Materi Ajar
JPL
1.
Peran hakim dalam penegakan hukum lingkungan
3
1.
Peran hakim dalam penegakan hukum lingkungan hidup
3
hidup dan SDA
2.
Judicial Activism
3.
Paradigma
dan SDA
Pembangunan
Berkelanjutan
dalam
5
2.
Judicial Activism
5
5
3.
Paradigma Pembangunan Berkelanjutan dalam Hukum
5
Hukum Lingkungan Internasional dan Nasional
4.
Pemetaaan
Kebijakan
dan
Pertanggungjawaban
Lingkungan Internasional dan Nasional
3
4.
Hukum dalam Konteks Perubahan Iklim
5.
Penataan ruang dan penerapannya dalam perlindungan
Politik
hukum
perlindungan
4
5.
Penataan ruang dan penerapannya dalam perlindungan
4
dan pengelolaan SDA
dan
pengelolaan
2
6.
lingkungan hidup
7.
3
dalam Konteks Perubahan Iklim
dan pengelolaan SDA
6.
Pemetaaan Kebijakan dan Pertanggungjawaban Hukum
Keterkaitan penegakan hukum administrasi, hukum
Politik hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan
2
hidup
2
7.
Keterkaitan penegakan hukum administrasi, hukum
pidana dan hukum perdata dalam penegakan hukum
pidana dan hukum perdata dalam penegakan hukum
lingkungan
lingkungan
2
4
8.
Aspek Prosedural dan Substansial Hukum Pidana
8
8.
Lingkungan Hidup dan SDA
Perizinan,
pengawasan
dan
penegakan
sanksi
8
administrasi di bidang perlndungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
9.
Aspek Prosedural dan Substansial Hukum Perdata
8
9.
Lingkungan Hidup dan SDA
Aspek
Prosedural
dan
Substansial
Hukum
8
Administrasi/Tata Usaha Negara Lingkungan Hidup
dan SDA
10.
Observasi lapangan
8
10.
Observasi lapangan
8
11.
Pembuktian ilmiah dalam aspek pencemaran dan/atau
8
11.
Pembuktian ilmiah dalam aspek pencemaran dan/atau
8
12.
kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan
kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan
dan/atau lahan
dan/atau lahan
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
4
12.
hidup akibat pembalakan liar (illegal logging)
13.
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
Pembuktian ilmiahdalam aspek pencemaran akibat
4
13.
Analisa Konflik
TOTAL
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
4
hidup akibat kegiatan pertambangan
4
14.
kegiatan industri dan non – industri
15.
4
hidup akibat pembalakan liar (illegal logging)
hidup akibat kegiatan pertambangan
14.
Pembuktian ilmiah dalam aspek kerusakan lingkungan
Pembuktian ilmiah dalam aspek pencemaran akibat
4
kegiatan industri dan non – industri
3
71
15.
Analisa Konflik
TOTAL
3
71
KETERANGAN:
Jumlah Materi Ajar bagi peserta pelatihan baik dari hakim Peradilan Umum maupun Peradilan Tata Usaha Negara adalah 15 Materi Ajar dengan total 71 JPL. Masing-masing
peserta mendapatkan Materi Ajar yang sama kecuali untuk Materi Ajar No. 8 dan No. 9. Khusus untuk Materi Ajar No. 8 dan No. 9 disesuaikan dengan latar belakang peserta yang
5
membedakan antara peserta dari Peradilan Umum dengan peserta dari Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Oleh karena itu, pada saat
pemberian Materi Ajar No. 8 dan No. 9 ini, peserta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara.
6
KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTIFIKASI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP
No
1.
Materi Ajar
Peran
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Hakim Peserta mampu untuk 1. Peserta dapat menjelaskan 1. Tinjauan tentang kondisi
3
Metode
Referensi
Pemutaran video dan/atau
dalam Penegakan bertindak sesuai dengan
kondisi lingkungan hidup
lingkungan hidup dan SDA
penugasan
Hukum
serta
di Indonesia;
dengan mengambil foto
norma
Lingkungan Hidup profesi
dan SDA
standar
sosial,
hakim
etika
sebab
dan
penurunan
pengelolaan
lingkungan
lingkungan hidup yang
berkelanjutan dan adil
dan
akibat
kualitas 2. Sebab
hidup
di
Indonesia;
2. Peserta pelatihan mampu
menjelaskan nilai – nilai
dan
akibat
penurunan
perkara
lingkungan hidup dan SDA;
3. Peserta
mampu
mengenai
kualitas
potret
lingkungan
hidup
dan
lingkungan hidup dan SDA
SDA di wilayah masing –
terhadap
masing
kehidupan
berbangsa dan bernegara;
hakim dalam permasalahan
lingkungan
hidup
kelompok
(30
kelompok
(45
menit)
dan visi lingkungan dalam 3. Identifikasi posisi strategis
penanganan
mandiri
di
Indonesia;
Diskusi
menit)
Presentasi kelompok dan
diskusi pleno (60 menit)
menyebutkan contoh (role 4. Nilai – nilai yang harus
model) para hakim yang
dimiliki
memiliki visi lingkungan.
lingkungan hidup;
oleh
hakim
5. Contoh (role model) para
hakim yang memiliki visi
lingkungan
hidup
di
tingkat internasional atau
7
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
nasional
serta
JPL
Metode
Referensi
preseden
putusan
yang
dihasilkannya
2.
Judicial Activism
Peserta
memiliki 1. Peserta
keterampilan
melakukan
logis
dengan
dalam
penalaran
yang
prinsip
aturan hukum
mampu 1. Definisi
mendeskripsikan
judicial
activism
istilah
disertai
dan
alasan
judicial
diperlukannya
activism
sesuai
dengan contoh – contoh
penanganan
dan
yang dialami oleh hakim
lingkungan
dalam menangani perkara
SDA;
dalam
perkara
hidup
dan
2. Peserta mampu menjelaskan
Research
hubungan antara judicial
Legal
activism,
(Penalaran);
proses
Perkenalan Pengajar oleh Course
Manager
dan -
(Penelusuran);
Reasoning
Legal
KUHP
KUHAP
penjelasan instruksi untuk -
UU
melakukan refleksi dalam
mengenai
kelompok (15 menit)
lingkunga
Refleksi dalam kelompok
2. Tinjauan mengenai Legal
lingkungan hidup;
5
(50 menit)
n
hidup
dan SDA
Presentasi hasil refleksi
(45 menit)
serta
peraturan
Ceramah singkat Pengajar
pelaksana
rechtsvinding, yurisprudensi
Argumentation
dimana masing – masing
nya
dan landmark decision;
(Argumentasi Hukum)
Pengajar
Yurisprud
3. Peserta
menceritakan
mampu 3. Putusan pengadilan dalam
waktu
untuk
kembali
selama
20
(merefleksikan perkara –
perkara
yang
pernah
ditangani
yang
mungkin
sebagai
judicial
masuk
mendapatkan -
pembentukan
hukum
di
Indonesia:
a. Yurisprudensi
menit
(40
menit)
tetap
(constant jurisprudence)
b. Putusan
berbicara
penting
ensi Tetap
Mahkama
h Agung
Diskusi kelas/tanya jawab -
Konvensi
dengan Pengajar mengenai
– konvensi
materi
mengenai
presentasi
8
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
activism;
(landmark decision)
4. Peserta
mampu 4. Penerapan
menyimpulkan
activism
dalam
Metode
(klarifikasi
Referensi
presentasi
lingkunga
judicial
yang kurang jelas) (45
n
putusan
menit)
dan SDA
Kesimpulan dari masing – -
activism
perkara lingkungan hidup
dalam pemeriksaan perkara
dan SDA melalui contoh
masing
lingkungan hidup dan SDA
kasus
menit)
proses
judicial
tentang
JPL
Pengajar
(30
hidup
Buku
II
Mahkama
h
Agung
RI
-
Buku
Pedoman
Penangana
n Perkara
Lingkunga
n Hidup
-
Buku
–
buku
mengenai
penemuan
hukum
dan
judicial
activism
9
No
3.
Materi Ajar
TIU
TIK
Perkenalan para Pengajar -
menerapkan prinsip –
paradigma pembangunan
berkelanjutan berdasarkan
oleh Course Manager (10
32 Tahun
Berkelanjutan
prinsip
berkelanjutan berdasarkan
lintasan sejarah
menit)
2009
Lingkungan
Internasional
Nasional
dalam
dan perkara
lintasan sejarah;
penyelesaian 2. Peserta mampu
lingkungan
hidup dan SDA
2. Perkembangan prinsip –
5
Referensi
Pembangunan
Hukum lingkungan internasional
pembangunan
Metode
Peserta
hukum
1. Paradigma
JPL
Paradigma
dalam
mampu 1. Pesertamampu menjelaskan
Pokok Bahasan
Presentasi dan ceramah
No.
tentang
prinsip hukum lingkungan
singkat
menguraikan penerapan
dan
masing
prinsip-prinsip
prinsip
pembangunan berkelanjutan
internasional dan nasional
dalam hukum internasional,
(termasuk
definisi
Tanya
hukum nasional dan putusan
(deklarasi, konvensi dan
materi
hakim.
undang – undang) dan
klarifikasi presentasi yang -
UU
contoh
kurang jelas dilanjutkan
23 Tahun
dengan
1997
penerapan
ini
prinsip-
di
tingkat
kasus
(International
Court
of
oleh
UU
Pengajar
gan
dan
Pengelola
menit)
an
jawab
instruksi
Trade
mengerjakan
Human Right, European
Perlindun
maksimum 20 menit (40
Justice, arbitrase, World
Organization,
masing-
mengenai
Lingkunga
presentasi/
n Hidup
penjelasan
untuk
tentang
studi
Pengelola
kasus(30 menit)
an
Court of Justice, Import
Diskusi kelompok untuk
Limbah B3 dan lain – lain)
membahas studi kasus (50
menit)
Presentasi
No.
Lingkunga
n Hidup
-
kelompok
berdasarkan nomor yang
Konvensi
– konvensi
mengenai
10
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
diberikan
oleh
Referensi
Course
lingkunga
Manager (45 menit)
Kelompok
lain
n
dapat
hidup
dan SDA
mendebat pernyataan dari -
Buku
kelompok
yang sedang
buku
melakukan
presentasi(40
menit)
Kesimpulan dari Pengajar
(10 menit)
–
mengenai
hukum
lingkunga
n
internasio
nal
prinsip
dan
–
prinsip
hukum
lingkunga
n
internasio
nal
4.
Pemetaaan
Kebijakan
Peserta
memiliki 1. Peserta pelatihan mampu 1. Pengertian
dan pengetahuan mengenai
Pertanggungjawab
perubahan iklim dalam
menjelaskan definisi dan
perubahan
iklim;
dampak perubahan iklim di 2. Dampak perubahan iklim
3
Perkenalan para Pengajar Konvensi
-
oleh Course Manager (10 konvensi
menit)
tentang
11
No
Materi Ajar
TIU
TIK
an Hukum dalam perspektif
Konteks
hukum
nasional
tingkat
Pokok Bahasan
global
maupun
nasional
Perubahan Iklim
JPL
2. Peserta pelatihan mampu 4. Kebijakan
Tanya
pemerintah
menjelaskan
kebijakan
terkait
pemerintah
mengenai
adaptasi perubahan iklim;
dan
mitigasi
adaptasi 5. Kerangka
perubahan iklim
dan
memetakan
hukum
Penataan
ruang Peserta
pertanggungjawaban hukum
dikaitkan
dalam
kelompok
dalam
perubahan iklim.
pertanyaan
diberikan
oleh
Presentasi kelompok dan
refleksi diskusi kelompok
(30 menit)
4
UU
menit)
32 Tahun
2009
definisi, peran, dan fungsi
ruang
(filosofi,
penataan ruang dalam
tata ruang dan penataaan
peran
dan
tata
Tanyajawab (40 menit)
ruang;
ruang, prinsip – prinsip
Diskusi
dan
perlindungan
pengelolaan 2. Peserta
lingkungan hidup
menguraikan
penataan
ruang
intervensi publik;
definisi,
Presentasi Pengajar (40 -
tentang
perlindungan dan rangka
pengelolaan SDA
presentasi UNFCCC,
Pengajar (30 menit)
dengan
memiliki 1. Peserta mampu menjelaskan 1. Pemahaman dasar penataan
dan penerapannya pengetahuan
(klarifikasi
yang
iklim.
5.
presentasi Protocol,
Diskusi
penegakan
hukum lingkungan hidup
perubahan
materi
membahas
menganalisa kebijakan dan
mengenai iklim (Kyoto
menit)
dan khusus);
dan 6. Permasalahan
bidang
jawab
perubahan
yang kurang jelas) (20 Cancun)
perubahan iklim (umum
3. Peserta pelatihan mampu
Referensi
Presentasi (45 menit)
di Indonesia;
3. Penyebab perubahan iklim;
mitigasi
Metode
fungsi
mampu
penataan ruang, prosedur
filosofi
penataan ruang)
dan 2. Bentuk
dan
pelanggaran
tata
kriteria
ruang
kelompok
(50
No.
tentang
menit)
Perlindun
Presentasi kelompok dan
gan
diskusi pleno (40 menit)
Pengelola
dan
an
12
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
3. Peserta mampu menjelaskan
dalam
JPL
perundang-undangan
penataan
(administrasi, pidana, dan
dan
pengelolaan SDA;
4. Peserta
Lingkunga
n Hidup
-
perdata)
mampu 3. Mekanisme
pelanggaran tata ruang dan
bidang lingkungan hidup
5. Peserta mampu menganalisa
pemanfaatan
No.
administrasi
4. Korelasi
penataan
2007
penegakan
hukum
lingkungan hidup; dan
UU
26 Tahun
menyebutkan bentuk-bentuk
inkonsistensi
Referensi
peraturan
bentuk-bentuk inkonsistensi
ruang
Metode
tentang
di
Penataan
Ruang dan
pelanggaran
ruang
dengan
peraturan
dan
pelaksana
perlindungan
ruang berdasarkan contoh
pengelolaan
kasus yang diberikan.
hidup
lingkungan
-
Buku
–
buku
5. Identifikasi
modus
mengenai
operandi , pelaku serta
dasar tata
dampak/kerugian
ruang
ditimbulkan
yang
akibat
pelanggaran tata ruang bagi
lingkungan
hidup
dan
manusia perkara tata ruang
6. Scientific evidence yang
dapat
dihadirkan
dalam
13
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
Referensi
persidangan pada perkara
penataan ruang dan contoh
kasus
7. Sistem pengawasan dan
pengendalian.
14
No
6.
Materi Ajar
Politik
TIU
Hukum Peserta
TIK
Pokok Bahasan
memiliki 1. Peserta
mampu 1. Argumen
dalam Pengelolaan pengetahuan mengenai
menguraikan
dan Perlindungan kerangka berpikir UU
perubahan
Lingkungan Hidup
lingkungan hidup;
No. 32 Tahun 2009
argumen
undang-undang
perubahan
2009
Tahun
2009
Pengelolaan
perangkat
Perlindungan
yang
terdapat
didalamnya dan undang
–
undang
SDA lainnya.
Pengelolaan
dan
mengenai 3. Peserta
dan
Lingkungan
tentang
menit)
Perlindun
Tanya jawab dan diskusi
gan
pleno (50 menit)
mampu
an
dan
wujud
Lingkunga
makna
dan
wujud
ekoregion;
pemanfaatan
menerangkan
dan
mampu
tampung
mengenai
Strategis
pengaturan
5. Peserta
menyimpulkan
mampu
hubungan
dan
dukung,
dan
kebijakan
hidup.
UU
No.
23 Tahun
1997
daya
tentang
Kajian
Pengelola
Lingkungan
an
Hidup; dan
pemanfaatan sumber daya 6. Politik
alam dan lingkungan hidup;
SDA
-
lingkungan hidup;
5. Daya
4. Peserta
n Hidup
menarik 4. Integrasi dan pengaturan
mengenai
dan
Pengelola
ekoregion;
kesimpulan
integrasi
mengenai
Presentasi Pengajar (30
Hidup;
Lingkungan 3. Makna
Hidup;
No.
menit)
Tahun
manajemen
UU
hidup;
Lingkungan Hidup dan
mengenai
Perkenalan para Pengajar -
32 Tahun
Perlindungan
2009
Referensi
oleh Course Manager (10
kerangka isi dari UU No. 32
Pengelolaan
2
Metode
undang-undang lingkungan
2. Kerangka isi UU No. 32
mengenai Perlindungan 2. Peserta mampu menjelaskan
dan
JPL
Lingkunga
pelaksanaan
lingkungan
n Hidup
-
UU
No.
26 Tahun
2007
15
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
Referensi
antara daya dukung, daya
tentang
tampung
Kajian
Penataan
Hidup
Ruang
dan
Lingkungan
Strategis; dan
-
6. Peserta dapat memahami
–
Buku
buku
politik pelaksaaan kebijakan
mengenai
lingkungan hidup/
lingkunga
n
hidup,
tata ruang,
pengawas
an
dan
penegakan
hukum
lingkunga
n
di
Indonesia
7.
Keterkaitan
Peserta
memiliki 1. Peserta pelatihan memiliki 1. Perkembangan
penegakan hukum kemampuan
administrasi,
untuk
menerapkan
pengetahuan
korelasi
hukum pidana dan pengetahuan
hukum
penegakan
hukum
dengan
Indonesia;
perdata acara
sesuai
mengenai
antara
bidang
hukum
kebijakan
legislasi
lingkungan
hidup;
di 2. Bentuk-bentuk penegakan
hukum
administrasi,
2
Pemutaran
video
dan -
UU
No.
presentasi Pengajar (45
32 Tahun
menit)
2009
Tanya
materi
jawab
mengenai
tentang
presentasi
Perlindun
16
No
Materi Ajar
TIU
TIK
Pokok Bahasan
JPL
Metode
Referensi
dalam penegakan hukum acara dan jenis 2. Peserta pelatihan memiliki
pidana dan perdata dari
(klarifikasi
hukum lingkungan
aspek lingkungan hidup;
yang kurang jelas) (45
Pengelola
menit)
an
perkara yang ditangani
keterampilan menguraikan
korelasi
antar
penegakan
bidang 3. Fungsi
hukum
dan
prosedur
penegakan
presentasi
gan
huk