08.Nani Iptek4MarineTourism
Pendayagunaan Iptek untuk
Pengembangan Pariwisata Bahari
Dr. Nani Hendiarti, M.Sc
ASISTEN DEPUTI PENDAYAGUNAAN IPTEK MARITIM
Jakarta, 5 Oktober 2017
National Seminar on Science Technology for Sabang Marine Tourism
Development and the 4th International Workhop on Sato Umi
1
Perikanan
Pariwisata
Visi 2045
Ekonomi Maritim
Indonesia
Konektivitas
Target Pembanguan Kemaritiman 2045
(Bappenas, 2017)
Ten Priorities of Tourism Destinations
Seven are Marine Tourism
Danau Toba
Tanjung Kelayang
Mandalika
Wakatobi
Pulau Morotai
Sumatera Utara
Bangka Belitung
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
7
1
2
Kepulauan Seribu
DKI Jakarta
6
5
3
Komodo
Nusa Tenggara Timur
4
Tanjung Lesung
Borobudur
Banten
Jawa Tengah
Bromo Tengger
Semeru
Jawa Timur
KSPN/Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
KEK/Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata
3
FOCUS ON MARITIME SCIENCE AND TECHNOLOGY
DEVELOPMENT
• Encouragement for development of integration
system for marine observation,
• Development of maritime industries such fisheries
and aquaculture through innovation and
sustainability,
• Encouragement for increased activities that is
oriented toward invention of technology for ocean
renewable energy.
www.maritim.go.id
Pendayagunaan Iptek untuk
mengembangkan pariwisata bahari yang
berkelanjutan
Karakteristik destinasi
karakterisasi turis,
tipe pengembangan pariwisata dan;
pengelolaan destinasi
PROMOTING SUSTAINABLE DEVELOPMENT AND
MANAGEMENT OF OCEAN AND COASTAL SERVICES
BLUE OCEAN
BLUE ECONOMY
BLUE CARBON
CORAL TRIANGLE
INITIATIVE
Indonesia Coral Reef Garden
Restoration of Kepulauan Seribu
~ An Initiative Program~
Concept MARINE SPATIAL
PLANNING
NURSARY & TRANSPLANTATION
(Coral Restoration)
RESEARCH
COMMUNITY
EMPOWERMENT
An integrated approach of scientific and sosio-economic in marine
resources management for sustainable development.
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
8
Adopsi Karang sebagai Eko Wisata
Alternatif di Labuan Bajo
Coastal & Ocean Ecosystem Services
Coastal Ecosystems
provides many critical ecosystem
services
•Food (Fisheries, fruits, etc)
•Coastal protection
•Coastal Water Quality
•Livelihoods (tourism, etc.)
•Military Defence
•Biodiversity
•Mitigate Climate Change (Blue
Carbon)
DEFINITION
BLUE CARBON
Carbon captured by living organisms in
coastal-ocean
ecosystems
and
accumulated in biomass (Mangrove ,
Seagrass, Seaweeds & Phytoplankton)
and sediments.
XXXXXXXXX
Why Blue Carbon Ecosystem is Important for Indonesia ?
•
•
•
22.6% (3.1 Mha) of global mangroves
Mainly deforestation are located in Papua, Kalimantan dan Sumatra
About 50 mangrove tree species found and dominated by Rhizopora spp.
Annual Rate Deforestation
0,3 % ( ~ 9330 Ha)
22,6 % of Global Mangrove
13
Source: Giri et al. (2010); FAO (2007); Spalding et al. (1997)
Development of Hybrid Power Generation System with
Smart Microgrid System Support for Coastal and
Remote Areas, as well as Small and Outer Island
Bahan pertimbangan
• Bagaimana kelengkapan data yang kita miliki?
• Keanekaragaman hayati karang dan organisme
lainnya
• Data batimetri detail lokasi sekitar
• Sebagai kawasan konservasi, bagaimana upaya kita
untuk melindungi kawasan tersebut?
• Apabila itu dianggap kawasan pariwisata, apakah
ada pelayanan pariwisata dan keamanan pelayaran
sudah tersedia (peta, suar, informasi bagi
pendatang atau turis)
PENUTUP
• Dukungan Iptek mutlak diperlukan untuk pengembangan wisata
bahari
• Kemenko Maritim berkoordinasi dengan K/L mendukung
penyelenggaraan Jambore Iptek di Sabang
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
16
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
17
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
18
Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida
(PLTH) dengan Dukungan Sistem Smart Microgrid untuk
Daerah-daerah Pesisir, Terpencil, serta Pulau-pulau
Kecil dan Terluar
Batimetri lokasi kejadian
Sumber Pushidros
Peta Laut Lembar
Nomor 186
Diperbaharui tahun
2010
Dalam peta ini
gugusan karang cross
over belum terpetakan
Citra satelit pulau kri dan sekita
Pulau kri & pulau mansoar
Spot6, 28 Februari 2016,resolusi 1.5 m
Pulau Kri
(lapan, WorldView 8 januari 2015), resolusi 0.5
m
…..lanjutan
Citra Spot 6, dengan resolusi
1.5 meter hasil perekaman dan
pengolahan citra tanggal 17
Maret 2017 (Sumber LAPAN)
Lokasi kejadian di
Cross Over reef
Pergerakan kapal Caledonia yang terekam
dari data AIS oleh satelit lapan A2 dan A3
MMSI 311061100, IMO 8802870,
Call Sign C6Z02
AIS (Automatic Identification
System)terdeteksi sebanyak 4 kali
berada di perairan dangkal sekitar
Pulau Kri selama lebih dari 5.5 jam
Berdasarkan info dari Pelindo
(Pelabuhan Bitung), kapal yang
sedianya singgah di Bitung,
dibatalkan, dan terakhir terdeteksi
sudah berada di Philipina
Posisi MV Caledonia Sky
Berdasarkan AIS yang
terdeteksi oleh Satelit
LAPAN A2 dan A3 pada
tanggal 4 Maret 2017
sejak jam 07.35 s.d. 10.40
Bahan pertimbangan
• Bagaimana kelengkapan data yang kita miliki?
• Keanekaragaman hayati karang dan organisme
lainnya
• Data batimetri detail lokasi sekitar
• Sebagai kawasan konservasi, bagaimana upaya kita
untuk melindungi kawasan tersebut?
• Apabila itu dianggap kawasan pariwisata, apakah
ada pelayanan pariwisata dan keamanan pelayaran
sudah tersedia (peta, suar, informasi bagi
pendatang atau turis)
PENUTUP
• Dukungan Iptek mutlak diperlukan untuk pengembangan wisata
bahari
• Kemenko Maritim berkoordinasi dengan K/L mendukung
penyelenggaraan Jambore Iptek di Sabang
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
28
Pengembangan Pariwisata Bahari
Dr. Nani Hendiarti, M.Sc
ASISTEN DEPUTI PENDAYAGUNAAN IPTEK MARITIM
Jakarta, 5 Oktober 2017
National Seminar on Science Technology for Sabang Marine Tourism
Development and the 4th International Workhop on Sato Umi
1
Perikanan
Pariwisata
Visi 2045
Ekonomi Maritim
Indonesia
Konektivitas
Target Pembanguan Kemaritiman 2045
(Bappenas, 2017)
Ten Priorities of Tourism Destinations
Seven are Marine Tourism
Danau Toba
Tanjung Kelayang
Mandalika
Wakatobi
Pulau Morotai
Sumatera Utara
Bangka Belitung
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
7
1
2
Kepulauan Seribu
DKI Jakarta
6
5
3
Komodo
Nusa Tenggara Timur
4
Tanjung Lesung
Borobudur
Banten
Jawa Tengah
Bromo Tengger
Semeru
Jawa Timur
KSPN/Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
KEK/Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata
3
FOCUS ON MARITIME SCIENCE AND TECHNOLOGY
DEVELOPMENT
• Encouragement for development of integration
system for marine observation,
• Development of maritime industries such fisheries
and aquaculture through innovation and
sustainability,
• Encouragement for increased activities that is
oriented toward invention of technology for ocean
renewable energy.
www.maritim.go.id
Pendayagunaan Iptek untuk
mengembangkan pariwisata bahari yang
berkelanjutan
Karakteristik destinasi
karakterisasi turis,
tipe pengembangan pariwisata dan;
pengelolaan destinasi
PROMOTING SUSTAINABLE DEVELOPMENT AND
MANAGEMENT OF OCEAN AND COASTAL SERVICES
BLUE OCEAN
BLUE ECONOMY
BLUE CARBON
CORAL TRIANGLE
INITIATIVE
Indonesia Coral Reef Garden
Restoration of Kepulauan Seribu
~ An Initiative Program~
Concept MARINE SPATIAL
PLANNING
NURSARY & TRANSPLANTATION
(Coral Restoration)
RESEARCH
COMMUNITY
EMPOWERMENT
An integrated approach of scientific and sosio-economic in marine
resources management for sustainable development.
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
8
Adopsi Karang sebagai Eko Wisata
Alternatif di Labuan Bajo
Coastal & Ocean Ecosystem Services
Coastal Ecosystems
provides many critical ecosystem
services
•Food (Fisheries, fruits, etc)
•Coastal protection
•Coastal Water Quality
•Livelihoods (tourism, etc.)
•Military Defence
•Biodiversity
•Mitigate Climate Change (Blue
Carbon)
DEFINITION
BLUE CARBON
Carbon captured by living organisms in
coastal-ocean
ecosystems
and
accumulated in biomass (Mangrove ,
Seagrass, Seaweeds & Phytoplankton)
and sediments.
XXXXXXXXX
Why Blue Carbon Ecosystem is Important for Indonesia ?
•
•
•
22.6% (3.1 Mha) of global mangroves
Mainly deforestation are located in Papua, Kalimantan dan Sumatra
About 50 mangrove tree species found and dominated by Rhizopora spp.
Annual Rate Deforestation
0,3 % ( ~ 9330 Ha)
22,6 % of Global Mangrove
13
Source: Giri et al. (2010); FAO (2007); Spalding et al. (1997)
Development of Hybrid Power Generation System with
Smart Microgrid System Support for Coastal and
Remote Areas, as well as Small and Outer Island
Bahan pertimbangan
• Bagaimana kelengkapan data yang kita miliki?
• Keanekaragaman hayati karang dan organisme
lainnya
• Data batimetri detail lokasi sekitar
• Sebagai kawasan konservasi, bagaimana upaya kita
untuk melindungi kawasan tersebut?
• Apabila itu dianggap kawasan pariwisata, apakah
ada pelayanan pariwisata dan keamanan pelayaran
sudah tersedia (peta, suar, informasi bagi
pendatang atau turis)
PENUTUP
• Dukungan Iptek mutlak diperlukan untuk pengembangan wisata
bahari
• Kemenko Maritim berkoordinasi dengan K/L mendukung
penyelenggaraan Jambore Iptek di Sabang
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
16
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
17
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
18
Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida
(PLTH) dengan Dukungan Sistem Smart Microgrid untuk
Daerah-daerah Pesisir, Terpencil, serta Pulau-pulau
Kecil dan Terluar
Batimetri lokasi kejadian
Sumber Pushidros
Peta Laut Lembar
Nomor 186
Diperbaharui tahun
2010
Dalam peta ini
gugusan karang cross
over belum terpetakan
Citra satelit pulau kri dan sekita
Pulau kri & pulau mansoar
Spot6, 28 Februari 2016,resolusi 1.5 m
Pulau Kri
(lapan, WorldView 8 januari 2015), resolusi 0.5
m
…..lanjutan
Citra Spot 6, dengan resolusi
1.5 meter hasil perekaman dan
pengolahan citra tanggal 17
Maret 2017 (Sumber LAPAN)
Lokasi kejadian di
Cross Over reef
Pergerakan kapal Caledonia yang terekam
dari data AIS oleh satelit lapan A2 dan A3
MMSI 311061100, IMO 8802870,
Call Sign C6Z02
AIS (Automatic Identification
System)terdeteksi sebanyak 4 kali
berada di perairan dangkal sekitar
Pulau Kri selama lebih dari 5.5 jam
Berdasarkan info dari Pelindo
(Pelabuhan Bitung), kapal yang
sedianya singgah di Bitung,
dibatalkan, dan terakhir terdeteksi
sudah berada di Philipina
Posisi MV Caledonia Sky
Berdasarkan AIS yang
terdeteksi oleh Satelit
LAPAN A2 dan A3 pada
tanggal 4 Maret 2017
sejak jam 07.35 s.d. 10.40
Bahan pertimbangan
• Bagaimana kelengkapan data yang kita miliki?
• Keanekaragaman hayati karang dan organisme
lainnya
• Data batimetri detail lokasi sekitar
• Sebagai kawasan konservasi, bagaimana upaya kita
untuk melindungi kawasan tersebut?
• Apabila itu dianggap kawasan pariwisata, apakah
ada pelayanan pariwisata dan keamanan pelayaran
sudah tersedia (peta, suar, informasi bagi
pendatang atau turis)
PENUTUP
• Dukungan Iptek mutlak diperlukan untuk pengembangan wisata
bahari
• Kemenko Maritim berkoordinasi dengan K/L mendukung
penyelenggaraan Jambore Iptek di Sabang
09/10/2017
Maritime Cooperation RI - RoK
28