T1 732013601 Full text

Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja
Dan Hari Libur
(Studi Kasus: Hotel Le Beringin Salatiga)

Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pariwisata

Peneliti :
Rindo Bagus Sanjaya (732013601)
Yesaya Sandang, M.Hum.
Lasti Nur Satiani, M.Pd.

Program Studi Destinasi Pariwisata
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2014

Pemenuhan Hak Pekerja Hotel Terkait Pengaturan Jam Kerja dan Hari

Libur
(Studi Kasus: Hotel Le Beringin Salatiga)
1

Rindo Bagus Sanjaya, 2Yesaya Sandang, 3Lasti Nur Satiani
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)rindo.sanjaya@gmail.com, 2)yesayasandang@gmail.com,
3)
l_nursat@yahoo.co.id
Abstract

In the practice of tourism, human right is one component should be considered.
Hospitality industry is the tourism dimension which cannot inseparable from the
fulfillment of the rights of workers, because it requires a lot of labor operations. Right
fulfillment deals with working hours and day off. Realizing that it is necessary to discuss
the topic above, this study aims to lift the topic related to the fulfillment of the hotel
workers' right working hours and day off. This study used a mixed methods to obtain
results which could be supplemented each other, because it cannot be done with a single

method only. Data were taken from four divisions at the Hotel Le Beringin Salatiga,
namely Front Office, Food & Beverage, Housekeeping, and Security. This study uses data
collection questionnaire and interviews gathered on 22 nd-27th September, 2014. The
questionnaire was adapted from the Human Rights Compliance Assessment (2006) and
“Indonesian Law No. 13/2003 about Labour”, and Beddoe (2004) who also conducted a
research on human rights of workers in tourism sectors. The results of the questionnaires
and interviews were analyzed, then concluded the findings that have been obtained. This
finding may indicate whether the rights of the workers are fulfilled or not by emphasizing
the specific reasons behind them. From the finding of this study, some recommendations
were also proposed to increase the “rights of workers” fulfillment.
Keywords : Rights of Workers, Working Hours, Day Off

Pendahuluan
Di Indonesia, pariwisata ikut berkontribusi dalam memberikan dampak
positif bagi berbagai lapisan masyarakat. Salah satu dampak tersebut dapat dilihat
dari terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Penyerapan tenaga kerja
dari sektor kepariwisataan pada tahun 2013 mencapai 10,18 juta orang atau 8,89
persen dari total tenaga kerja nasional (Pangestu, 2014). Tenaga kerja tersebut
tersebar di berbagai usaha pariwisata, di mana salah satunya adalah sarana
1


Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas Kristen
Satya Wacana
2
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas
Kristen Satya Wacana
3
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Destinasi Pariwisata, Universitas
Kristen Satya Wacana

1

akomodasi atau perhotelan. Hotel termasuk dalam kategori usaha padat modal dan
padat karya, artinya selain membutuhkan modal yang besar, hotel juga
menggunakan tenaga kerja yang banyak (Arief, 2005).
Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap, hak-hak pekerja di sektor
perhotelan harus diperhatikan dengan seksama. Sebagaimana dituliskan dalam UU
Kepariwisataan4, bahwa pariwisata juga mempunyai prinsip untuk menjunjung
tinggi hak asasi manusia. Salah satu hak pekerja tersebut adalah jam kerja dan hari
libur. Jam kerja adalah waktu yang telah ditetapkan dan diatur dalam periode

tertentu bagi satu kelompok orang untuk bekerja di suatu tempat kerja (Tayari &
Smith, 1997). Hari libur sendiri adalah hari untuk istirahat dan tidak bekerja
(KBBI).
Hotel merupakan sektor usaha yang selalu beroperasi setiap hari, di mana
tingkat okupansi tamu dan season tertentu (terkhusus high season) dapat
mempengaruhi jam kerja dan hari libur pegawainya. Oleh sebab itu, hotel
dikategorikan sebagai sektor usaha dengan jam kerja yang fleksibel
(Widoatmodjo, 2005). Namun dalam prakteknya, ternyata ada berbagai persoalan
dalam jam kerja dan hari libur di sektor perhotelan. Contoh kasus, di Nile Cruise,
Mesir, pekerja kapal pesiar harus bekerja lebih dari standar jam kerja yang
ditentukan, dengan upah lembur yang tidak dibayarkan. Kemudian, di Grand
Canaria, Spanyol, 6 (enam) pekerja dari divisi laundry harus menyetrika 3000
seprei, 5000 handuk, 3000 serbet, dan 1000-2000 taplak hanya pada jam kerja
sore (Beddoe, 2004).
Jam kerja dan hari libur merupakan hak pegawai yang perlu diperhatikan
sebagai tanggung jawab dari pengelola dan managemen perusahaan. Dengan
diperhatikannya hak perkerja terkait pengaturan jam kerja dan pemberian hari
libur, dapat memberikan dampak positif bagi usaha dan aktivitas perhotelan.
Seperti kinerja, efisiensi dan produktivitas yang lebih baik, retensi staf meningkat,
tingkat stres pekerja menurun, serta pelayanan yang memuaskan, di mana

perhotelan merupakan sektor usaha yang mengedepankan sikap keramahtamahan.
Seperti halnya di Hotel Le Beringin Salatiga.
Hotel Le Beringin Salatiga merupakan salah satu hotel berbintang 3 (tiga)
di Salatiga, di mana hak pegawai terkait jam kerja dan hari libur juga perlu
diperhatikan, supaya dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan aturan dan
undang-undang yang berlaku. Hotel Le Beringin Salatiga diharapkan dapat
menjadi salah satu komponen pariwisata yang menjunjung hak asasi pekerja
terkait dengan pengaturan jam kerja dan pemberian hari libur bagi pegawainya.

4

UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Pasal 5.

2

1.

Rumusan Masalah

Didasari pada masalah hak pekerja hotel yang telah disampaikan

sebelumnya, penelitian ini akan membahas tentang masalah jam kerja dan hari
libur kerja di Hotel Le Beringin di Kota Salatiga. Salatiga merupakan kota yang
terletak di antara kota besar, yaitu Semarang, Solo, dan Jogja, di mana di
dalamnya terdapat sarana penunjang pariwisata seperti hotel, restauran, obyek
daya tarik wisata, dan sebagainya. Sehingga, banyak orang yang datang untuk
menikmati Kota Salatiga sebagai salah satu tujuan wisata, khususnya untuk
menikmati sarana akomodasinya. Oleh karena itu, Salatiga dikenal sebagai kota
transit (Web resmi Pemerintahan Kota Salatiga, 2014).
Pertanyaan utama penelitian ini adalah: bagaimana pemenuhan hak
pekerja di Hotel Le Beringin Salatiga terkait jam kerja dan pemberian hari libur.
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan sebagian potret serta
identifikasi awal praktek yang dialami oleh pekerja hotel. Manfaat penelitian ini
bagi pekerja adalah untuk mengangkat masalah hak pekerja terkait pengaturan
jam kerja dan hari libur. Bagi pihak hotel adalah sebagai bahan evaluasi dan
penilaian seberapa baik pemenuhan hak terkait pengaturan jam kerja dan hari libur
yang diterima oleh pekerja.
2.

Jam Kerja dan Hari Libur


Ada penelitian terdahulu terkait masalah standar pekerja di sektor
pariwisata dengan judul “Labour Standards Social Responsibility and Tourism”.
Terkait dengan jam kerja, banyak masalah yang dihadapi oleh pekerja, di mana
pekerja memiliki sedikit waktu untuk keluarga, kelelahan secara mental dan fisik
karena jam kerja yang panjang, serta merasa dirugikan karena hak lembur yang
tidak dibayarkan dengan baik. Hak pekerja ini seringkali terabaikan dan belum
sepenuhnya diberikan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan jam kerja yang
panjang dapat mempengaruhi perilaku dan kondisi pekerja. Selain itu jam kerja
tambahan atau lembur perlu menjadi perhatian perusahaan. Perusahaan dapat
memberikan ketentuan lama jam lembur bagi pekerja dan memberikan upah yang
sesuai (Beddoe, 2004).
Jam kerja ini mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan dalam hal
psikologis, sosial dan pribadi. Pengaruh-pengaruh jam kerja tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Tayari & Smith, 1997) :
 Berdasarkan tipe pekerjaan. Ada pekerjaan yang membutuhkan ketelitian,
kesabaran dan kehati-hatian secara khusus. Dengan adanya jam kerja yang
tidak teratur, akan mengurangi hal-hal khusus yang diperlukan dalam
pekerjaan tersebut. Pekerjaan khusus itu seperti inspeksi atau kontrol kualitas,
dan sebagainya. Sehingga dengan memberikan pengaturan jam kerja yang
jelas, akan lebih meningkatkan kualitas dan ketelitian bagi setiap pekerja,

terlebih bagi pekerja dalam bidang-bidang khusus.
 Tipe sistem pengaturan jam kerja. Gangguan irama tubuh (circadian rhythms)
dapat terjadi jika pergantian jam kerja tidak teratur, seperti menurunnya
kemampuan fisik dan mental. Jam kerja yang selalu berubah-ubah tersebut
3

juga rentan terhadap masalah kesehatan, untuk itu harus ada standar jam kerja
yang jelas untuk pegawai.
 Tipe pekerja. Pekerja yang sudah berusia lanjut memiliki kemampuan yang
minimal untuk menstabilkan irama tubuh ketika perubahan jam kerja. Jadi,
biasanya pekerja usia lanjut tidak mempunyai pergantian jam kerja, tetapi
sudah ditetapkan bahwa jam kerja pekerja tersebut tidak berubah-ubah.
Lier et al (2010) menyatakan, untuk hari libur kerja ada dua kategori, yaitu
libur wajib dan libur hari raya, serta ada kesempatan cuti bagi pekerja hotel. Libur
wajib ini didapatkan oleh pekerja setelah 5 hari kerja, karena hotel menggunakan
sistem kerja 5 hari dan 1 hari libur, kemudian ada pergantian jam kerja setelah itu.
Untuk libur hari raya, pekerja biasanya tidak mendapatkan libur ketika hari raya
berlangsung, tetapi libur didapatkan sehari sebelum atau sesudah hari raya
tersebut. Ini dikarenakan hotel merupakan sektor usaha yang selalu beroperasi
setiap hari, sehingga harus ada penyesuaian jam kerja dan hari libur pekerja.

Tetapi beberapa hotel memberikan kebijakan merayakan hari raya bagi pekerja
yang memang merayakannya. Tetapi semua kebijakan tersebut mempunyai
kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, dan setiap hotel mempunyai aturannya
sendiri-sendiri.
Menurut Grubb dan Wells (1993), jam kerja dibagi menjadi dua kategori,
yaitu full time (kerja penuh) dan part time (paruh waktu). Jam kerja yang
ditetapkan bagi kedua kategori ini juga berbeda. Untuk full time atau kerja penuh,
pekerja dalam satu minggu dapat bekerja tidak lebih dari 45 jam, dengan jam
kerja 8 atau 9 jam perhari. Kemudian untuk part time sendiri belum ada ketentuan
jelasnya berapa jam yang harus diperlukan. Grubb dan Wells (1993)
menambahkan, managemen hotel seringkali memanfaatkan tenaga part time untuk
meng-cover jam kerja full time yang pekerjaannya belum selesai, sehingga pekerja
paruh waktu seringkali mendapatkan total jam kerja yang sama terhadap jam kerja
full time. Perusahaan juga perlu memperhatikan standar-standar waktu bekerja
bagi pegawainya, yaitu:
 Standar maksimum bekerja perminggu. Perusahaan menetapkan standar waktu
bekerja pegawainya dalam kurun bekerja satu minggu, jika melebihi jam kerja
yang telah ditentukan, maka ada upah kerja sesuai dengan waktu yang
ditempuh oleh pekerja.
 Ruang lingkup untuk distribusi jam yang fleksibel di seluruh minggu atau

bulan. Perusahaan dapat menetapkan distribusi jam yang fleksibel, ini terkait
pengaturan jam kerja. Walaupun fleksibel tetapi harus ada kejelasan dalam
pelaksanaannya. Perusahaan menetapkan jam kerja terjadwal bagi
pegawainya, supaya rotasi bekerja pegawai jelas dan pasti.
 Pembatasan kerja yang berlaku untuk hari Sabtu dan kerja malam. Pembatasan
kerja Sabtu dan kerja malam ini hanya untuk divisi tertentu saja. Untuk divisi
lain tetap mengikuti standar kerja hotel 5 hari kerja dan 1 hari libur.
3.

Konteks Indonesia

Dalam konteks Indonesia, peran pariwisata tidak dapat terlepas dalam
menjunjung hak asasi manusia dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
4

Pada UU. No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa,
kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena global, menjadi
kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus
dihormati, serta dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,
kesetaraan, dan proporsionalitas. Pariwisata juga memiliki fungsi sebagai aset

sumber daya manusia, di mana selain memberdayakannya, pariwisata juga harus
memberikan kesejahteraan bagi setiap pelaku pariwisata tersebut.
Hak pekerja terkait jam kerja dan hari libur juga tercatat di dalam UU. No.
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 77-85 serta dalam Human
Rights Compliance Assesment/HRCA (2006). Di mana pekerja berhak menerima
hak sesuai dengan aturan yang telah berlaku dalam undang-undang tersebut. UU
ketenagakerjaan maupun HRCA telah menetapkan standar-standar bekerja pada
sektor usaha dan perusahaan tertentu terkait jam kerja dan hari libur, yaitu:
 Waktu Kerja
Pengusaha wajib melaksanakan waktu kerja yang telah diatur dalam
peraturan perburuhan/ketenagakerjaan. Untuk waktu kerja seminggu 6 hari
kerja, buruh maksimal bekerja selama 7 jam sehari atau 40 jam seminggu.
Sedangkan untuk waktu kerja seminggu 5 hari kerja, buruh bekerja maksimal
8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
 Upah Lembur
Upah yang diberikan ketika pekerja melebihi waktu kerja yang sudah
ditentukan, yaitu lebih dari 8 jam sehari untuk 5 hari kerja, dan 7 jam sehari
untuk 6 hari kerja. Atau jumlah akumulasi kerjanya lebih dari 40 jam
seminggu. Dalam memberikan jam lembur, harus ada persetujuan dengan
pekerja/buruh yang bersangkutan.
Untuk waktu kerja lembur hanya dilakukan paling banyak 3 jam dalam satu
hari dan 14 jam dalam bekerja 1 minggu. Tetapi ada pengecualian pada sektor
usaha atau pekerjaan tertentu untuk lembur tidak lebih dari 3 jam dalam sehari
atau 14 jam dalam seminggu, ini disesuaikan kembali dengan tipe dan jenis
pekerjaan serta di mana pekerjaan itu dilaksanakan.
 Waktu Istirahat, Libur, dan Cuti Kerja
Pengusaha wajib untuk memberikan waktu istirahat bagi buruh setelah bekerja
selama 4 jam terus menerus. Waktu istirahat ini tidak termasuk hitungan jam
kerja dan dilakukan selama setengah jam. Karena fleksibilitas jam kerja di
hotel, maka dalam prakteknya hotel biasa memberikan jam istirahat sekaligus
1 jam dalam kurun bekerja 8 jam.
Dalam UU disebutkan bahwa waktu istirahat bagi pekerja dalam kurun
bekerja 6 hari adalah 1 hari waktu istirahat, sedangkan dalam kurun bekerja 5
hari mendapatkan 2 hari waktu istirahat.
Untuk cuti tahunan, perusahaan sekurang memberikan 12 hari libur berbayar
bagi pegawainya, tetapi kebijakan tersebut diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
 Pekerja Wanita
Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan sebelum
melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter
kandungan atau bidan. Dalam praktek pengambilannya dapat disepakati oleh
5

pekerja dan pengusaha yang dituangkan dalam perjanjian kerja bersama atau
peraturan perusahaan.
Artinya, mekanisme pengambilan cuti hamil yang dimaksud tidak mesti 1,5
bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Bisa diatur
apakah satu minggu atau dua minggu sebelum melahirkan. Yang penting total
istirahat selama periode melahirkan adalah 3 bulan.
Selama masa cuti melahirkan, pekerja tersebut tetap berhak mendapat
upahnya secara penuh, kecuali tunjangan yang tidak tetap. Selain itu,
Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan
sepatutnya.
4.

Metode Penelitian

Dua metode dilakukan untuk memperoleh data di lapangan, yaitu metode
kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara
pengisian kuesioner yang bertujuan untuk membuat kesimpulan dari temuantemuan yang ada. Sedangkan metode penelitian kualitatif selanjutnya dilakukan
untuk melengkapi data kuantitatif supaya data menjadi lebih jelas.
Data diambil dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi managemen sebagai
pihak yang memberi wewenang pelaksanaan pekerjaan dan dari sisi operasional
sebagai pihak yang melaksanakan wewenang. Data kuantitatif diambil
menggunakan pengambilan sampel acak terstrata. Pengambilan sampel acak
terstrata digunakan ketika perbandingan dari sub-kelompok diketahui dalam
populasi, kemudian pemilahan dilakukan secara acak dari setiap strata yang ada
(Tashakkori & Teddlie, 2010). Kuesioner yang dibagikan merupakan jenis
kuesioner tertutup yang diadaptasi dari Human Rights Compliance Assessment
(2006) dan UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Data sampel dibatasi pada 4 divisi dengan kriteria kerja fulltime, supaya
penelitian ini dapat lebih fokus. Pekerja fulltime adalah pekerja dengan jam kerja
tetap yang sama setiap harinya. Dalam hal ini, Hotel Le Beringin menggunakan
sistem 5 hari kerja dan 1 hari libur, dengan waktu kerja 8 jam dalam kurun bekerja
1 hari. Empat divisi terpilih merupakan divisi hotel yang mempunyai jam kerja
yang berbeda dengan divisi lainnya, seperti jam malam, pemberian cuti dan hari
libur, serta rotasi bertemu tamu. Divisi terpilih ini yaitu Front Office, Food &
Beverage, House Keeping, dan Security. Pembagian kuesioner dilakukan langsung
per-divisi yang dibawahi oleh HRD.
Kuesioner diisi dengan beberapa kategori, yaitu dari status kepegawaian,
jenis kelamin, dan status pernikahan. Status kepegawaian terdiri dari pegawai
tetap dan pegawai kontrak. Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Status pernikahan terdiri dari menikah dan belum menikah. Kemudian pilihan
jawaban pernyataan dibagi menjadi 2 jawaban, yaitu; Ya dan Tidak.
Responden dan perwakilan setiap pegawai menghendaki supaya penulisan
nama disamarkan baik dalam pengisian kuesioner maupun wawancara. Hal ini
bertujuan agar kerahasiaan dapat terjaga dan tidak merugikan pihak-pihak yang
ikut berkontribusi. Dari sisi managemen dilakukan wawancara untuk
mengkorelasikan jawaban antara pegawai dan pemberi wewenang. Sedangkan
6

wawancara kepada perwakilan tiap divisi untuk mengetahui alasan-alasan pekerja
terkait pemenuhan hak atas jam kerja dan hari libur yang tidak dapat diperoleh
dari hasil kuesioner.
Pengisian kuesioner dilakukan sepenuhnya oleh pegawai hotel tanpa ada
intervensi dari pihak managemen. Kemudian wawancara kepada pegawai
dilakukan setelah temuan diketahui. Sedangkan wawancara dengan pihak
managemen dilakukan seiring dengan pengambilan kuesioner di hotel, di mana
temuan belum diketahui.
Setelah data terkumpul, data kuesioner dikelompokkan berdasarkan
kategorinya, dan hasil wawancara diidentifikasi sesuai dengan jawaban yang
sudah diberikan oleh informan. Kemudian, semua gagasan utama diringkas ke
dalam empat bagian: 1) libur dan cuti kerja; 2) ijin kerja; 3) jam kerja dan lembur;
dan 4) jam istirahat.
5.

Hasil dan Pembahasan

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Data kuesioner dan wawancara dipresentasikan mengikuti
rumusan masalah. Untuk memberikan informasi yang jelas tentang responden dan
narasumber, disajikan tabel di bawah ini:
Tabel 1. Data Responden
Status Pegawai

Jenis Kelamin

Status Pernikahan

Divisi Pekerjaan
PT

PK

L

P

M

BM

Front Office

2

6

5

3

2

6

Food & Beverage

2

5

6

1

6

-

House Keeping

17

-

16

1

16

-

Security

7

-

7

-

7

-

Total

28

11

34

5

31

6

PT = Pekerja Tetap; PK = Pekerja Kontrak; L = Laki-Laki; P = Perempuan;
M = Menikah; BM = Belum Menikah

Tabel 1 menjelaskan data responden per-divisi dari status kepegawaian,
jenis kelamin, dan status pernikahan. Total semua responden yang mengisi
kuesioner adalah 39 responden. Responden tersebut merupakan keseluruhan
pekerja pada 4 divisi terpilih yang diambil dari status kepegawaian tetap dan
kontrak (fulltime workers). Jumlah responden setiap divisi adalah; Front Office 8
responden, Food & Beverage 7 responden, House Keeping 17 responden, dan
Security 7 responden. 34 responden terdiri dari pekerja laki-laki, dan 5 responden
pekerja perempuan. Status pernikahan responden adalah 31 responden sudah
menikah dan 6 responden belum menikah.
7

Tabel 2. Data Informan
Kode Informan

Divisi
Pekerjaan

Status Pegawai

Jenis Kelamin

Status
Pernikahan

Prana

HRD

Managemen

Laki-Laki

Menikah

P1

Front Office

Pegawai Kontrak

Perempuan

Belum Menikah

P2

Food& Beverage

Pegawai Harian

Laki-Laki

Menikah

P3

House Keeping

Pegawai Tetap

Laki-Laki

Menikah

P4

Security

Pegawai Tetap

Laki-Laki

Menikah

Prana = Nama HRD Hotel Le Beringin, P = Participant

Tabel 2 menjelaskan data informan yang diwawancarai. Informan dari
pihak managemen bersedia dicantumkan namanya, sedangkan dari perwakilan
setiap divisi tidak bersedia dicantumkan namanya, maka identitas informan dari
perwakilan setiap divisi disamarkan.
Libur dan Cuti Kerja
Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori libur dan cuti kerja
bagi pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:

 Perusahaan memberikan sekurangnya 24 jam waktu istirahat dalam kurun
bekerja 7 hari.
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait kebijakan perusahaan memberikan waktu istirahat
sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari, maka diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 3
Hak libur 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

5

2

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

37

2

-

8

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 37 responden
menjawab bahwa hak libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari
sudah dipenuhi. Namun ada 2 responden yang tidak setuju dengan
terpenuhinya hak libur sekurangnya 24 jam tersebut.
Berdasarkan tabel di atas dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari
mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:
Ket: A = Jumlah jawaban ya
A x 100% = 37 x 100% = 94.87%
B = Jumlah keseluruhan pekerja
B

39

Dari perhitungan di atas, 94.87% responden sudah mendapatkan haknya
terkait libur sekurangnya 24 jam dalam kurun bekerja 7 hari. Dari hasil
wawancara pegawai di 4 divisi, P1, P2, P3, P4 mengatakan bahwa “waktu
kerja di hotel itu 5 hari kerja dan 1 hari libur...”. Beberapa responden belum
memahami kuesioner dengan baik jika dilihat dari pernyataan yang sudah
diberikan perwakilan pegawai tersebut. Dalam hal ini, dapat disimpulkan
bahwa pemenuhan hak atas pemberian hari libur sekurangnya 24 jam dalam
kurun bekerja 7 hari sudah terpenuhi.
 Perusahaan memberikan sekurangnya 12 hari libur cuti kerja berbayar
pertahunnya kepada pegawai setelah yang bersangkutan bekerja selama 12
bulan secara terus menerus
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja 4 divisi di Hotel Le Beringin
Salatiga terkait kebijakan perusahaan memberikan hak cuti berbayar
sekurangnya 12 hari libur dalam setahun, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4
Hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

39

-

-

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 39 responden
menjawab bahwa perusahaan memberikan hak cuti berbayar sekurangnya 12
hari libur dalam setahun.
9

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak atas pemberian cuti berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam
setahun di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase
sebagai berikut:
Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

A x 100% = 39 x 100% = 100%
B
39

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% keseluruhan responden
pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan hak cuti
berbayar sekurangnya 12 hari libur dalam setahun. Dalam hal ini, disimpulkan
bahwa perusahaan sudah memberikan hak cuti berbayar sekurangnya 12 hari
kepada pekerja dengan baik.
 Terkhusus bagi perempuan yang akan melahirkan, perusahaan memberikan
waktu istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum dan 1,5 (satu
setengah) bulan sesudah melahirkan kepada pegawai perempuan.
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait pemberian waktu istirahat bagi perempuan sebelum
dan sesudah melahirkan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5
Waktu istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

6

2

2

Food & Beverage

3

2

-

House Keeping

17

-

-

Security

4

3

-

Jumlah

30

7

2

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 30 responden
menjawab ya, 7 responden menjawab tidak, dan 2 responden tidak menjawab
pernyataan kuesioner terkait hak istirahat bagi perempuan sebelum dan
sesudah melahirkan. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen, dan
perwakilan divisi Front Office menyatakan:
“Managemen memberikan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah
melahirkan, sama halnya dengan keguguran... terkadang ada pekerja
perempuan yang meminta seminggu sebelum melahirkan, kemudian
10

ketika sesudah melahirkan ditambahkan yang kemaren tidak diambil,
jadi semuanya tetap 3 bulan meskipun pengambilannya tidak 1,5
sebelum dan 1,5 bulan sesudah...”.(Prana)

“...kadang milih masuk untuk mengisi kegiatan, jadi liburnya ntar
diambil setelah melahirkan...”. (P1)

Melihat hasil wawancara tersebut, untuk kebijakan istirahat bagi
perempuan sebelum dan sesudah melahirkan tergantung dari kesepakatan
antara pekerja dan managemen. Walaupun waktu istirahat tidak mengikuti
standar 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah, tetapi perusahaan tetap
memberikan waktu penuh 3 bulan bagi perempuan dalam hal melahirkan.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak waktu istirahat bagi wanita sebelum dan sesudah melahirkan
di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai
berikut:
A x 100% = 30 x 100% = 76.92%
B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa hanya 76.92% responden
yang terpenuhi haknya terkait hak istirahat bagi perempuan sebelum dan
sesudah melahirkan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pemenuhan hak
istirahat bagi perempuan sebelum dan sesudah melahirkan pada 4 divisi di
Hotel Le Beringin belum diberikan sepenuhnya kepada pekerja dengan
ketentuan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Karena hak
istirahat bagi perempuan ini disesuaikan kembali dengan kesepakatan pekerja,
tetapi tetap dengan standar hak istirahat 3 bulan penuh.
Ijin Kerja
Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori ijin kerja bagi pegawai
Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:
 Perusahaan memberikan ijin libur berbayar kepada pegawai yang sedang
melaksanakan tugasnya sebagai orang tua dalam mengurus anak baru lahir
(termasuk apabila sakit dan keperluan menyusui).
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait pemberian ijin libur berbayar kepada pegawai yang
sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua, maka diperoleh data
sebagai berikut:

11

Tabel 6
Ijin libur berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai
orang tua dalam mengurus anak baru lahir
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

2

-

5

House Keeping

17

-

-

Security

3

4

-

Jumlah

30

4

5

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 30 responden
menjawab ya, 4 responden menjawab tidak, dan 5 responden tidak menjawab
pernyataan kuesioner terkait hak ijin berbayar kepada pegawai yang sedang
melaksanakan tugasnya sebagai orang tua.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak ijin berbayar kepada pegawai yang sedang melaksanakan
tugasnya sebagai orang tua di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai
perhitungan persentase sebagai berikut:
A x 100% = 30 x 100% = 76.92%
B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa hanya 76.92% responden
yang terpenuhi haknya terkait ijin berbayar bagi pegawai yang melaksanakan
tugasnya sebagai orang tua. Menurut hasil wawancara dengan pihak
managemen, dan 3 pekerja dari perwakilan divisi menyatakan:
“...biasanya jarang yang minta ijin, karena tidak ada aturan yang
mengatur secara khusus, tetapi hotel tidak menghalangi orang tua untuk
mengurus anak selama tidak mengganggu tanggung jawabnya sebagai
pekerja ...”. (Prana)
“...orang tua boleh ijin khusus merawat anak, asal ada surat
keterangannya ...”. (P1)
“Ijin merawat anak karena sakit, menyusui, atau keperluan menyangkut
anak ada ijinnya, ada form khusus untuk ijin keluar dari hotel waktu jam
kerja ...”. (P3)
“...ijin sebagai orang tua bisa ada ijin kalau ada teman yang backup,
biasanya konfirmasi sama teman sebelum ajuin ijin ...” (P4)
12

Dapat disimpulkan bahwa pemenuhan hak ijin berbayar bagi pegawai yang
sedang melaksanakan tugasnya sebagai orang tua hanya 76,92% pekerja yang
terpenuhi haknya. Dalam hal ini, perusahaan belum memberikan hak tersebut
sepenuhnya kepada pekerja.
Walaupun pada dasarnya memang belum ada ijin khusus dari perusahaan
dalam hal mengurus anak tersebut. Namun sesuai dengan UU No.13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 83 dan Human Rights Compliance
Assesment (HRCA) tertulis bahwa perusahaan dapat memberikan ijin khusus
bagi pegawai yang menjalankan tugasnya sebagai orang tua perihal mengurus
anak baru lahir seperti menyusui atau sakit. Perusahaan dapat memperhatikan
kembali pemenuhan hak tersebut sebagai bagian dari kebijakan perusahaan,
supaya hak pegawai sebagai orang tua yang baru melahirkan dapat terpenuhi.
 Perusahaan memberikan ijin sakit untuk pegawai tanpa mengurangi upah
standar pegawai tersebut
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait pemberian hak ijin sakit tanpa mengurangi upah
standar pegawai, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 7
Ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

39

-

-

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 39 responden
menjawab bahwa perusahaan memberikan hak ijin sakit tanpa mengurangi
upah standar pegawai.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar pegawai di Hotel Le
Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:
A x 100% = 39 x 100% = 100%
B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

13

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi
di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan hak ijin sakit tanpa
mengurangi upah standar pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan sudah memberikan hak ijin sakit tanpa mengurangi upah standar
pegawai dengan baik.
 Perusahaan tidak mengurangi hak libur pegawai untuk menggantikan
ketidakhadiran karena sakit
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait perusahaan tidak mengurangi hak libur pegawai
mengganti ketidakhadiran karena sakir, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 8
Tidak mengurangi hak libur untuk mengganti ketidakhadiran karena sakit
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

7

1

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

16

1

-

Security

6

1

-

Jumlah

36

3

-

Dari 4 divisi yang sudah menjawab pernyataan kuesioner, 36 responden
menjawab bahwa perusahaan tidak mengurangi hari libur untuk mengganti
ketidakhadiran karena sakit. Tetapi ada 3 responden menjawab tidak untuk
penyataan kuesioner yang diberikan.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak terkait perusahaan tidak mengurangi hari libur karena
ketidakhadiran di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan
persentase sebagai berikut:
A x 100% = 36 x 100% = 92.30%
B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 92.30% responden pada 4
divisi di Hotel Le Beringin Salatiga sudah mendapatkan haknya. Dalam hal
ini, dapat disimpulkan bahwa terkait perusahaan tidak mengurangi hari libur
untuk mengganti ketidakhadiran karena sakit bagi pegawai sudah diberikan
dengan baik, tetapi masih ada beberapa pekerja yang belum menerima hak
tersebut. Pekerja yang belum menerima haknya terkait perusahaan tidak
14

mengurangi hari libur untuk mengganti ketidakhadiran dapat dilihat dari
pernyataan managemen yang menyatakan:
“...upah tidak dikurangi atau tidak perlu mengganti jam kerja kalau
pegawai benar-benar sakit dan dapat menunjukkan surat ijin sakit dari
dokter .” (Prana)

Untuk kebijakan cuti tanpa mengganti jam kerja, pegawai harus
memberikan ijin dan keterangan jelas dari dokter. Oleh sebab itu, jika pekerja
tidak memenuhi persyaratannya, maka pekerja dapat kehilangan hari liburnya
untuk mengganti ketidakhadiran.
Jam Kerja dan Lembur
Pelaksanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori jam kerja dan lembur bagi
pegawai Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:
 Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam per minggu, apabila pegawai melebihi
batas tersebut maka dihitung sebagai upah lembur
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait batas jam kerja pegawai per minggu, selebihnya
dihitung sebagai upah lembur, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 9
Jam kerja pegawai dibatasi 40 jam perminggu, selebihnya dihitung upah lembur
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

39

-

-

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak terkait jam kerja pegawai dibatasi 40 jam perminggu,
selebihnya sebagai upah lembur di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai
perhitungan persentase sebagai berikut:
A x 100% = 39 x 100% = 100%
B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

15

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi
di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya terkait batas bekerja
40 jam per minggu, selebihnya dihitung sebagai upah lembur. Dalam hal ini,
dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut
dengan baik.
 Jam kerja di luar batasan (lembur) dilakukan tanpa paksaan namun tetap
menyesuaikan kebutuhan perusahaan
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait jam lembur tanpa paksaan, maka diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 10
Jam lembur dilakukan tanpa paksaan, namun menyesuaikan kebutuhan perusahaan
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

39

-

-

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak lembur tanpa paksaan tetapi menyesuaikan kebutuhan
perusahaan di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase
sebagai berikut:
A x 100% = 39 x 100% = 100%
B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi
di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya bahwa jam kerja
diluar batasan (lembur) dilakukan tanpa paksaan tetapi menyesuaikan
kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan
sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.
 Jam kerja di luar batasan (lembur) diberikan upah sesuai kesepakatan antara
perusahaan dan pegawai

16

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait hak upah lembur sesuai kesepakatan, maka diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 11
Jam kerja lembur diberikan upah sesuai kesepakatan
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

15

-

2

Security

6

1

-

Jumlah

36

1

2

Dari hasil kuesioner yang didapat, 36 responden sudah mendapatkan
haknya, 1 responden tidak mendapatkan, dan 2 responden tidak mengisi
pernyataan kuesioner. Menurut hasil wawancara dengan pihak managemen,
Xx mengatakan bahwa:
“...perhitungan upah lembur itu kalau 1 jam pertama dianggap sebagai
loyalitas, tetapi setelah satu jam akan dihitung, jadi kalau lemburnya 3
jam ya dibayar 3 jam, bukan 2 jam... itu harus ada kesepakatan dulu
kalau lembur, itu lewat depthead. Jadi bisa saja pegawai tidak pulang
karena ujan trus minta lembur, jadi harus ada persetujuan dulu kalau
memang ada pekerjaan yang mengharuskan lembur ...”. (Prana)
Kebijakan lembur di Hotel Le Beringin dilakukan tanpa ada paksaan,
tetapi menyesuaikan dengan pekerjaan. Departement head yang menentukan
lembur tidaknya pekerja, kemudian waktu lembur disetujui oleh pihak
managemen (HRD). Hal ini dimaksudkan supaya pengupahan lembur jelas
dan pekerja tidak mengambil keuntungan karena jamnya yang bertambah
tetapi bukan karena urusan pekerjaan.
Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak lembur diberikan upah sesuai kesepakatan di Hotel Le
Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:
A x 100% = 36 x 100% = 92.31%
B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 92.31% responden sudah
mendapatkan haknya terkait jam kerja lembur diberikan upah sesuai
17

kesepakatan antara perusahaan dan pegawai. Dalam hal ini, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan sudah memberikan hak tersebut dengan baik.
Namun, terlepas dari pemenuhan hak terkait upah lembur diberikan sesuai
kesepakatan, perusahaan dapat memperhatikannya kembali supaya hak
tersebut dapat dirasakan oleh semua pekerja tanpa terkecuali.
 Jam kerja di luar batasan (lembur) tidak lebih dari 12 jam perminggunya
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait hak lembur tidak lebih dari 12 jam perminggunya,
maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 12
Jam lembur tidak lebih dari 12 jam perminggu
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

7

1

-

Food & Beverage

5

0

2

House Keeping

13

4

-

Security

2

5

-

Jumlah

27

10

2

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa 27 responden sudah
mendapatkan haknya, 10 responden belum mendapatkan haknya, dan 2
responden tidak menjawab. Menurut hasil wawancara dengan pihak
managemen dan perwakilan pekerja, ada beberapa hal yang menyebabkan
mengapa terkadang jam kerja melewati jam kerja yang telah ditentukan.
Menurut pihak managemen dan salah satu perwakilan pekerja menyatakan:
“...jam lembur itu tergantung dari kondisi pekerjaan per divisi, kalau
memang perlu lembur ya lembur. Untuk jam lembur tergantung dari
kebutuhan operasional, dibatasi maksimal 3 jam dalam sehari...”.
(Prana)
“...lembur itu tergantung dari keperluan hotel...”. (P3)

Kebijakan lembur menurut managemen pada dasarnya sama, bahwa dalam
sehari tidak boleh lebih dari 3 jam. Tetapi, kebutuhan lembur tiap divisi
berbeda-beda. Karena hotel merupakan usaha yang selalu beroperasi setiap
hari, maka tingkat kedatangan tamu dan okupansi juga ikut berpengaruh dalam
panjang tidaknya jam lembur pegawai. Jam lembur juga menyesuaikan
kembali kebutuhan hotel.
18

Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam seminggu di Hotel Le
Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai berikut:
Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

A x 100% = 27 x 100% = 69.23%
B
39

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa ternyata hanya 69.23%
responden saja yang mendapatkan hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam
seminggu. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum
memenuhi hak tersebut dengan baik.
Namun, terlepas dari hak lembur tidak lebih dari 12 jam dalam seminggu
yang belum terpenuhi dengan baik, hotel dapat menggunakan alternatif
penambahan pekerja supaya efektivitas pekerja dapat berjalan dengan baik.
Sehingga pekerja tetap menggunakan jam tambahannya tidak lebih dari 3 jam
dalam sehari atau 12 jam dalam seminggu.
Jam Istirahat
Pelakasanaan pemenuhan hak pekerja dalam kategori jam istirahat bagi pegawai
Hotel Le Beringin Salatiga adalah sebagai berikut:
 Perusahaan memberikan sekurangnya 60 menit waktu istirahat dalam kurun
waktu bekerja 8 jam per harinya kepada pegawai
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait hak istirahat sekurangnya 60 menit dalam kurun
bekerja 8 jam, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 13
60 menit waktu istirahat dalam kurun bekerja 8 jam per hari
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

39

-

-

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak istirahat sekurangnya 60 menit waktu istirahat dalam kurun
19

bekerja 8 jam di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan
persentase sebagai berikut:
Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

A x 100% = 39 x 100% = 100%
B
39

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden pada 4 divisi
di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya bahwa perusahaan
memberikan sekurangnya waktu istirahat 60 menit dalam kurun bekerja 8 jam.
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak
pekerja tersebut dengan baik.
 Perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu,
maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 14
Perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

4

4

-

Food & Beverage

3

3

1

House Keeping

14

3

-

Security

3

4

-

Jumlah

24

14

1

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa hanya 24 responden saja yang
mendapatkan haknya terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat tertentu
bagi pegawainya. Menurut pihak managemen, Prana menyatakan:
“Jam istirahat tergantung dari departement masing-masing... biasanya
karena kesibukan yang tidak mungkin ditinggalkan pegawai, maka
pegawai tetap melaksanakan istirahatnya setelah pekerjaan tersebut
selesai... waktu tetap sama 1 jam...”.

Karena dalam usaha perhotelan terbagi banyak divisi dengan kategori
pekerjaan yang berbeda-beda, maka untuk jam istirahat disesuaikan kembali
dengan pekerjaan masing-masing divisi. Walaupun jam istirahat tersebut
berbeda-beda, tetapi pada dasarnya perusahaan tetap memberikan 1 jam
20

istirahat bagi pekerjanya. Kemudian menurut pekerja, P1, P2, P3, dan P4
menyatakan bahwa:
“...jam istirahat itu gak nentu, jadi kita bisa saling gantian. Kalau
pegawai sih gak sesaklek itu, kalau istirahat ya istirahat aja, kalau rame
ya jam istirahatnya ditunda...”. (P1)
“...menyesuaikan pekerjaan yang dilakukan, tidak terpatok pada jam
istirahatnya sendiri...”. (P2)
“...tidak terpancang waktu istirahat yang dijadwalkan...”. (P3 & P4)

Jam kerja di hotel sangat fleksibel, sehingga waktu istirahat bagi pekerja
menyesuaikan kembali dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Jam istirahat
bagi pekerja hotel biasanya dilakukan secara bergantian, supaya dalam
melayani tamu dapat lebih maksimal. Untuk itu harus ada pekerja yang stand
by pada divisinya masing-masing.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat
tertentu di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase
sebagai berikut:
A x 100% = 24 x 100% = 61.54%
 B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa hanya 61.54% responden saja
yang mendapatkan haknya terkait perusahaan menjadwalkan jam istirahat
tertentu. Dalam hal ini, perusahaan belum memberikan hak tersebut kepada
pegawai dengan baik.
Perusahaan dapat lebih memperhatikan penjadwalan jam istirahat bagi
pegawainya, supaya regulasi jam istirahat dapat dilaksanakan dengan baik.
Sehingga jam istirahat pekerja tidak akan mempengaruhi kepuasan pelanggan
jika tamu yang datang sangat banyak. Pelanggan mendapatkan kepuasannya,
dan pegawai mendapatkan jam istirahatnya.
 Perusahaan memberikan kebebasan bagi pegawainya untuk makan,
meregangkan badan, ke toilet, ataupun keperluan pribadinya selama jam
istirahat
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait kebebasan pegawai melakukan keperluan pribadi
pada jam istirahat, maka diperoleh data sebagai berikut:

21

Tabel 15
Kebebasan melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

39

-

-

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak pegawai melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat di
Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai
berikut:
A x 100% = 39 x 100% = 100%
 B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% keseluruhan responden
pada 4 divisi di Hotel Le Beringin Salatiga telah mendapatkan haknya terkait
kebebasan melakukan keperluan pribadi selama jam istirahat. Dalam hal ini,
dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut
dengan baik.
 Perusahaan tidak mencegah pegawainya melaksanakan jam istirahat dengan
bujukan bonus bagi pegawainya yang tidak istirahat
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan
bujukan bonus, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 16
Perusahaan tidak mencegah jam istirahat dengan bujukan bonus
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

4

4

-

Food & Beverage

6

1

-

22

House Keeping

13

4

-

Security

4

3

-

Jumlah

27

12

-

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak pegawai terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat
dengan bujukan bonus di Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan
persentase sebagai berikut:
A x 100% = 27 x 100% = 69.23%
 B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat ternyata hanya 69.23% responden
yang mendapatkan haknya terkait perusahaan tidak mencegah jam istirahat
dengan bujukan bonus. Dalam hal ini, perusahaan belum memenuhi hak
pekerja dengan baik. Menurut pernyataan pihak managemen, Xx menyatakan:
“...karyawan tidak pernah diimingi bonus... karyawan juga tidak saklek
minta istirahat ketika sibuk. Mending kerjaan kelar kemudian istirahat...
ada pembagian uang service tiap bulannya ...”. (Prana)

Pada dasarnya, perusahaan tidak mencegah pegawai untuk tidak istirahat
dengan bujukan bonus. Beberapa pekerja salah mengartikan uang bonus dan
uang service yang diberikan oleh perusahaan. P1, P2, P3, dan P4 menyatakan
bahwa “...tidak ada iming-iming bonus untuk tidak melakukan istirahat”. Dari
pernyataan pegawai tersebut dapat dilihat bahwa pemberian uang bonus untuk
mencegah jam istirahat memang tidak ada. Dalam hal ini, perusahaan dapat
menjelaskan kembali masalah uang service dan jam istirahat kepada pegawai,
supaya keseluruhan pegawai dapat memahami dengan jelas ketentuanketentuan jam istirahat dan uang service.
 Terkhusus untuk keperluan pribadi di toilet, perusahaan memberikan ijin
kepada pegawai kapanpun dibutuhkan dan tidak hanya saat istirahat
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat, maka
diperoleh data sebagai berikut:

23

Tabel 17
Ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

17

-

-

Security

7

-

-

Jumlah

39

-

-

Berdasarkan tabel di atas, dapat dirumuskan bahwa pelaksanaan
pemenuhan hak pegawai terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat di
Hotel Le Beringin Salatiga mempunyai perhitungan persentase sebagai
berikut:
A x 100% = 39 x 100% = 100%
 B
39

Ket: A = Jumlah jawaban ya
B = Jumlah keseluruhan pekerja

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa 100% responden sudah
mendapatkan haknya terkait ijin ke toilet tidak hanya pada jam istirahat.
Dalam hal ini, perusahaan sudah memenuhi hak pekerja tersebut dengan baik.
 Perusahaan menyediakan ruangan khusus karyawan/ Employee Dining Room
untuk jam istirahat serta menyediakan makan sesuai shift pegawai
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner pekerja pada 4 divisi di Hotel Le
Beringin Salatiga terkait perusahaan menyediakan Employee Dining Room
untuk jam istirahat, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 18
Perusahaan menyediakan Employee Dining Room untuk jam istirahat
Pemenuhan Hak
Divisi Pekerjaan

Tidak Menjawab
Ya

Tidak

Front Office

8

-

-

Food & Beverage

7

-

-

House Keeping

16

1

-

Security

7

-

-

24

38

Jumlah

1

-

Dari hasil kuesioner di atas, terlihat bahwa 38 responden sudah
mendapatkan haknya, tetapi masih ada 1 responden yang belum mendapatkan
haknya. Dari pihak managemen, Prana menyatakan “Di hotel disediakan
kantin atau employee dining room bagi karyawan ...”. Sedangkan menurut
pekerja, P1, P2, P3, dan P4 menyatakan “Di hotel sudah disediakan EDR,
disana disediakan makan untuk karyawan, kadang kita makan juga disitu ...”.
Pada dasarnya, perusahaan sudah menyediakan Employee Dining Room bagi
pegawainya. Employee Dining Room ini merupakan tempat untuk beristirahat
dan keperluan makan bagi seluruh pegawai di hotel.
Berdasarkan tabel di atas, dapa