MAKALAH Teori Ekonomi Klasik Perekonomia

MAKALAH
“Teori Ekonomi Klasik: Perekonomian dalam Jangka Panjang
Distribusi Pendapatan Nasional,
Faktor Penentu Permintaan Barang dan Jasa”

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu : AMIR MAHMUD,SESy.MH

Disusun Oleh :
Seeylla Dewi P

( 2013112003)

Eva Rosyidah

(2013112005)

Devi Nur Ismaya

(2013112008)


Deni Asri Mentari

(2013112009)

Arum Zudita

(2013112020)

EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN 2014

BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar belakang
Pemikiran-pemkiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke-XV,
saat terjadi revolusi pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan terhadap ilmu ekonomi
sebagai cabang ilmu tersendiri baru diberikan pada abad ke-XVIII, setelah Adam Smith
muncul dalam percaturan ekonomi. Adam Smith (1729-1790) tidak disangsikan lagi

merupakan tokoh utama aliran ekonomi yang di kenal sebagai aliran klasik. Aliran ekonomi
klasik meliputi sirkulasi aliran pendapatan adalah skema proses perilaku ekonomi yang
dilakukan oleh 4 pihak utama yaitu Masyarakat, Produsen, Pemerintah, dan Bank. Pada
lingkup masyarakatsurplus, dalam hubungannya terhadap Produsen, masyarakat surplus
memiliki hubungan sebagai konsumen yang mengkonsumsi barang hasil produksi dari si
produsen. Bisa juga sebagai pegawai dari si produsen yang akhirnya digaji oleh si produsen.
Sementara dalam hubungannya terhadap Pemerintah, masyarakat, surplus adalah sebagai
wajib pajak yang membayarkan pajaknya kepada pemerintah. Nah dari uang pajak tersebut
nantinya pemerintah bisa menggunakan sebagiannya untuk memberikan subsidi kepada
masyarakat surplus tersebut dala kasus tertentu untuk menjaga agar roda perekonomian tetap
berjalan dan berputar sebagaimana mestinya. Dan hubungannya masyarakat surplus tadi
kepada pihak Bank adalah sebagai nasabah yang menabungkan uangnya di bank. Yang lalu
selanjutnya pihak bank memberikanimbalan bunga sebagai keuntungan dari uang yang telah
mereka tabungkan di bank tersebut. Sementara di lingkup masyarakat minus, dalam
hubungannya dengan bank masyarakat minus ini melakukan peminjaman / kredit terhadap
pihak Bank.
Yang selanjutnya uang itu bisa digunakan untuk berinvestasi kepada pihak Produsen.
Dalam peminjaman masyarakat tadi kepada bank, tentu saja ada bunga tertentu yang harus
dibayarkan sehingga masuk kas bank. Sementara dengan berinvestasi pada pihak produsen,
masyarakat akan pendapatkan keuntungan dan produsen mendapatkan modal agar bisa

mengembangkan usahanya. Setelah itu hubungannya dengan pemerintah adalah kebijakankebijakan yang dibuat agar semua alur aliran ini bisa terus berputar dengan baik. Pemerintah
juga berhak menentukan kebijakan ingin menggandeng pikak produsen atau pihak bank
dalam keadaan tertentu untuk menjaga agar stabilitas ekonomi dapat berjalan dan berputar
dengan baik. Sebetulnya pihak pemerintah memang memiliki kewenangan untuk melakukan

kebijakan dengan menggandeng pihak manapun. karena yang penting bagi pemerintah adalah
menjaga agar siklus ini tetap berjalan dengan seimbang.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang menentukan produksi barang dan jasa total?
2. bagaimana pendapatan nasional didistribusikan ke faktor-faktor produksi?
3. Apa yang menentukan permintaan terhadap barang dan jasa?
4. Apa yang membuat permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa ke dalam
Ekuilibrium?

1.3 Tujuan pembahasan
1. Mengetahui apa saja yang menentukan produksi barang dan jasa total.
2. Mengetahui bagaimana pendapatan nasional didistribusikan ke faktor-faktor produksi.
3. Mengetahui apa yang menentukan permintaan terhadap barang dan jasa.
4. Mengetahui apa yang membuat permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa ke
dalam Ekuilibrium.


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDAPATAN NASIONAL
Variabel makroekonomi paling penting adalah produk domestik bruto (GDP). GDP
mengukur output barang dan jasa total suatu negara dan pendapatan totalnya. GDP ynag
besar tidak menjamin kebahagiaan seluruh penduduk suatu negara, tetapi mungkin
merupakan resep kebhagian yang terbaik yang ditawarkan oleh para ahli makroekonomi.
Adapun sekelompok pertanyaan tentang sumber dan penggunaan GDP suatu negara:
 Seberapa banyak produksi yang dihasilkan berbagai perusahaan didalam perekonomian?
apakah yang menentukan pendapatan total suatu negara?
 Siapakah yang menerima pendapatan dari produksi? Seberapa banyak yang digunakan
untuk membayar para pekerja dan seberapa banyak yang diterima oleh para pemilik
modal?
 Siapakah yang membeli output perekonomian? Berapa banyak rumah tangga membeli
untuk konsumsi, seberapa banyak rumah tangga dan perusahaan membeli untuk investasi,
dan berapa banyak pemerintah membeli untuk kepentingan publik?
 Apakah yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran barang serta jasa? Apa yang
menjamin pengeluaran pada konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah sama dengan
tingkat produksi?

Aliran sirkuler uang melalui perekonomian

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus mengkaji bagaimana bagianbagian perekonomian ini berinteraksi.
Tempat yang baik untuk memulainya adalah diagram aliran sirkuler/melingkar. Diagram ini
menunjukan bagaimana perekonomian sebenarnya berfungsi. Diagram ini juga menunjukan
keterkaitan diantara para pelaku ekonomi rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah dan
bagaimana Ung mengalir diantara mereka melalui berbagai pasar dalam perekonomian.
Diagram ini menjelaskan bahwa rumah tangga menerima pendapatan dan
mempergunakannya untuk membayar pajak kepada pemerintah,mengonsumsi barang dan
jasa,dan menabung melalui pasar uang. Perusahaan menerima pendapatan dari penjualan
barang dan jasa dan menggunakannya untuk membayar faktor- faktor produksi. Rumah
tangga dan perusahaan meminjam dipasar keuangan untuk membeli barang-barang investasi,
seperti rumah dan pabrik. Pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak dan
menggunakannya untuk membayar belanja pemerintah. Adanya kelebihan dari penerimaan
pajak yang melebihi pengeluaran pemerintah disebut tabungan masyarakat/tabungan publik,
yang dapat positif (surplus anggaran) atau negatif (defisit anggaran).
Dalam mengembangkan dengan model klasik dasar untuk menjelaskan interaksi
ekonomi yang ditampilkan pada diagram sirkuler. Kita memulainya dengan perusahaan dan
menelaah apa ynag menentukan tingkat produksinya(dan oleh dikarenanya, tingkat
pendapatan nasional). Selanjutnya kita bahas bagaimana pasaruntuk faktor - faktor produksi

mendistribusikan pendapatan ini ke rumah tangga. Selanjutnya, kita lihat seberapa banyak
pendapatan ini dikonsumsi oleh rumah tangga dan seberapa banyak yang mereka tabung.
Selain membahas permintaan terhadap barang dan jasa yang muncul dari konsumsi rumah
tangga, kita bahas permintaan yang muncul dari investasi dan pembelian pemerintah.
Akhirnya, kita membahas seluruh lingkaran tersebut dan mengkaji bagaimana permintaan
akan barang dan jasa ( jumlah konsumsi, investasi,dan pembelian pemerintah) dan penawaran
barang dan jasa (tingkat produksi) mencapai keseimbangan.
1. APA YANG MENENTUKAN PRODUKSI BARANG DAN JASA TOTAL?
Output barang dan jasa suatu perekonomian GDP tergantung pada: jumlah input
yang disebut faktor-faktor produksi, dan kemampuan mengubah input menjadi output,
sebagaimana ditunjukan pada fungsi produksi.
a. FAKTOR PRODUKSI
Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dua faktor produksi yang paling penting adalah modal dan tenaga kerja. Modal adalah
seperangkat sarana yang dipergunakan oleh para pekerja. Tenaga kerja adalah waktu yang
dihabiskan oleh seseorang untuk bekerja.kita gunakan simbol K untuk menunjukan jumlah
modal dan simbol L untuk menunjukan jumlah tenaga kerja.
Dalam hal ini, kita anggap faktor-faktor produksi sudah baku. Dengan kata lain kita
mengasumsikan bahwa perekonomian memiliki sejumlah modal tetap dan sejumlah tenaga
kerja tetap.

K= Ḱ
L= Ĺ
Garis datar diatas menunjukan bahwa setiap variabel adalah tetap
b. FUNGSI PRODUKSI

Teknologi produksi yang ada menentukan berapa banyak output atau keluaran
diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. Para ekonom menggambarkan
teknologi yang ada dengan menggunakan fungsi produksi. Dengan Y menunjukan output,
maka fungsi produksi adalah: Y= F(K,L)
Persamaan ini menyatakan bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal dan tenaga kerja.
Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal
dan tenaga kerja menjadi output. Jika seseorang menemukan cara yang lebih baik untuk
memproduksi barang. Hasilnya adalah lebih banyak output yang diperoleh dari jumlah modal
dan tenaga kerja yang sama. Jadi, perubahan teknologi mempenngaruhi fungsi produksi.
Banyak fungsi produksi memiliki suatu sifat yang disebut skala hasil konstan.
Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan dalam presentase yang sama
dalam seluruh faktor-faktor produksi menyebabkan peningkatan output dalam presentase
yang sama. Jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka kita dapatkan output 10
persen lebih banyak ketika kita meningkatkan modal dan tenaga kerja sampai 10 persen.
Secara matematis, fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika Zy = F(Zk, ZL)

Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita mengalikan jumlah modal dan jumlah
tenaga kerja dengan angka z, output yang dikalikan dengan z. Pada bagian berikutnya kita
lihat bahwa asumsi skala hasil konstan memiliki implikasi penting pada distribusi pendapatan
dari produksi.
Sebagai contoh dari fungsi produksi, perhatikan produksi di pabrik roti. Dapur dan
peralatannya adalah modal pabrik roti itu, para pekerja yang dipekerjakan untuk membuat
roti adalah tenaga kerjanya, dan roti adalah outputnya, fungsi produksi pabrik roti
menunjukan bahwa jumlah roti yang diproduksi bergantung pada jumlah peralatan dan
jumlah pekerja. Jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka melipatduakan
jumlah peralatan dan jumlah pekerja akan melipatduakan jumlah roti yang diproduksi.
c. PENAWARAN BARANG DAN JASA
Kini kita bisa melihat bahwa faktor-faktor produksi dan fungsi produksi bersamasama menunjukan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, yang sama dengan output
perekonomian. Untuk menunjukan hal ini secara matematis kita tulis
Y= k( Ḱ , Ĺ )
= Ý
Dalam hal ini kita mengasumsikan bahwa penawaran modal serta tenaga kerja dan
teknologi adalah tetap, maka output juga tetap (pada tingkat yang dinyatakan dengan Ý ).
2. BAGAIMANA PENDAPATAN NASIONAL DIDISTRIBUSIKAN KE FAKTORFAKTOR PRODUKSI
Telah diketahui bahwa output total dari suatu perekonomian sama dengan
pendapatan totalnya. Karena sama-sama menunjukan jumlah output barang dan jasa. Faktorfaktor produksi dan fungsi produksijuga menentukan pendapatan nasioanal. Diagram aliran

sirkuler menunjukan, bahwa pendapatan nasioanal ini mengalir dari perusahaan ke rumah
tangga melalui pasar faktor-faktor produksi.
Pada bagian ini, kita akan terus mengembangkan model perekonomian kita dengan
membahas bagaimana pasar faktor tersebut bekerja. Para ekonom sudah lama mempelajari
pasar faktor unntuk memahami distribusi pendapatan. Misalnya karl marx , ekonom abad ke
19 menghabiskan waktunya untuk menjelaskan pendapatan dari modal dan tenaga kerja.

Didasarkan pada teori pemikiran klasik abad ke 18 harga disesuaikan untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang disini diterapkan pada pasar faktor
produksi, bersama dengan pemikiran yang lebih dahulu abad ke 19 bahwa permintaan atas
setiap faktor produksi tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut. teori
ini ynag disebut teori distribusi neoklasik, telah diterima oleh sebagian besar ekonomi
dewasa ini sebagai awal yang baik untuk mulai memahami bagaimana pendapatan ekonomi
didistribusikan dari perusahaan ke rumah tangga.
Harga Faktor Produksi
Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga- harga faktor.Harga Faktor
Produksi adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi. Pada suatu perekonomian
dimana dua faktor produksi adalah modal dan tenaga kerja, sementara dua harga faktor
produksi adalah upah yang diterima para pekerja dan sewa yang dikumpulkan oleh para
pemilik modal.

Sebagaimana ditunjukan pada gambar 3-2, harga yang diterima setiap faktor
produksi untuk jasa-jasanya ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap faktor
tersebut. karena kita mengasumsikan bahwa faktor-faktor produksi perekonomian adalah
tetap, kurva penawaran faktor dalam gambar 3-2 berbentuk tegak lurus. Dengan mengabaikan
harga faktor produksi, jumlah faktor produksi yang ditawarkan kepasar adalah sama.
Perpotongan kurva permintaan faktor yang berbentuk miring ke bawah dan kurva penawaran
vertikal menentukan ekuilibrium harga faktor.Untuk memahami harga faktor produksi dan
distribusi pendapatan,kita harus mengkaji permintaan untuk faktor-faktor produks.
Keputusan – Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompotitif
Asumsi termudah yang dapat dibuat mengenai suatu perusahaan pad umumnya
adalah bahwa perusahaan itu bersifat kompetitif. Perusahaan kompetitif telatif kecil
ukurannya terhadap pasar dimana perdagangan berlangsung, sehingga memiliki pengaruh
yang kecil terhadap pasar. Misalnya perusahaan kita memproduksi barang dan menjualnya
pada harga pasar. Karena banyak perusahaan memproduksi barang ini, perusahaan kita bisaa
menjual sebanyak yang ia inginkan tanpa menyebabkan harga barang turun. Atau bisa
menghentikan penjualan tanpa menyebabkan harga barang naik. Demikian pula perusahaan
kita tidak dapat mempengaruhi upah pekerja karena banyak perusahaan lokal yang juga
menarik para pekerja. Perusahaan itu tidak memiliki alasan untuk membayar melebihi upah
pasar, dan jika berusaha membayar lebih sedikit, para pekerjanya akan pindah bekerja
ditempat lain. Karena itu perusahaan kompetiif menetapkan harga output dan inputya

sebagaimana telah ditentukan.

Permintaan faktor

Harga faktor Penawaran faktor
(Upah atau
sewa)

Harga faktor
ekuilibrium
Jumlah faktor

Untuk membuat produknya,perusahaan memerlukan dua faktor produksi yaitu modal dan
tenaga kerja.teknologo perusahaan dengan perusahaan dengan fungsi produksi.
Y =F (K , L)
Y= jumlah unit yang diproduksi (output perusahaan)
K= jumlah mesin yang digunakan (jumlah modal)
L= Jumlah jam kerja (jumlah tenaga kerja)
Perusahaan memproduksi lebih banyak output jika memiliki lebih banyak mesin atau jika
para pekerjanya bekerja lebih lama.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, laba adalah penerimaan dikurangi biaya,
penerimaaan yang diperoleh pemiliki perusahaan setelah membayar biaya produksi.
Laba=Penerimaan−Biaya tenaga kerja−Biaya moda

Laba=PY −WL−RK
Untuk melihat bagaimana laba bergantung pada faktor-faktor produksi, kitagunakan fungsi
produksi Y= F(K,L) sebagai pengganti Y untuk mendapatkan
Laba = PF(K,L) – WL – LK
Permintaan perusahaan terhadap faktor-faktor produksi
Perusahaan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang akan memaksimalkan
laba, bagaimana perusahaan itu mengetahui berapa jumlah tenaga kerja dan modal yang akan
memaksimalkan laba?
Jawabannya =
Produk marginal tenaga kerja semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan,
semakin banyak output yang diproduksi. Produk margina tenaga kerja (marginal product
of labor, MPL) adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit
tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap.
Fungsi produksi =
MPL = F(K , L + 1) – F (K, L)
Simbol pertama pada sisi kanan adalah jumlah output yang di produksi dengan, K =
unit modal dan L + 1 = unit tenaga kerja, simbol kedua adalah jumlah output yang diproduksi
dengan, K = unit modal dan L = unit tenaga kerja, persamaan ini menyatakan bahwa produk
marginal tenaga kerja adalah perbedaan antara jumlah output yang diproduksi dengan L + 1
unit tenaga kerja dan jumlah yang diproduksi bahwa dengan L unit tenaga kerja.

Fungsi produksi kurva ini memperlihatkan bagaimana output bergantung pada input tenaga
kerja, dengan menganggap jumlah modal tetap. Produk marginal tenaga kerja (MPL) adalah
perubahan output ketika input tenaga kerja ditambah satu unit. Karena jumlah tenaga kerja
meningkat, maka fungsi produksi menjadi semakin datar yang menunjukan semakin
berkurangnya produk marginal.
Dari produk marginal tenaga kerja ke permintaan tenaga kerja
perusahaan kompetitif yang memaksimalkan-laba mempertimbangkan bagaimana
keputusan itu akan mempengaruhi laba. Karena itu, perusahaan membandingkan penerimaan
ekstra dari kenaikan produksi yang dihasilkan oleh tenaga kerja tambahan terhadap biaya
tambahan dalam bentuk upah yang lebih banyak. Peningkatan penerimaan dari satu unit
tenaga kerja tambahan bergantung pada dua variabel : produk marginal tenaga kerja dan haga
output. Karena tenaga kerja tambahan memproduksi unit output MPL dan setiap unit output
dijual seharga P dolar, penerimaan tambahan adalah P x MPL. Biaya ekstra karena
menggunakan lebih banyak tenaga kerja adalah upah W. Jadi, perubahan dalam laba karena
menggunakan lebih banyak tenaga kerja adalah

∆ laba=∆ penerimaan−∆ biaya
¿( P x MPL)

-W

Sekarang bisa terjawab pertanyaan berapa banya tenaga kerja yang digunakan oleh
perusahaan? Manajer perusahaan mengetahui bahwa jika permintaan tambahan P x MPL
melebihi upah W, unit tenaga kerja tambahan akan meningkatkan laba. Karena itu manajer
terus menambahn tenaga kerja sampai unit berikutnya tidak lagi menguntungkan, yaitu
sampai MPL berada pada titik dimana penerimaan tambahan sama dengan upah. Permintaan
W
perusahaan terhadap tenaga kerja ditentukan dengan P x MPL=W atau MPL=
,
P
W
adalah upah riil (real wage)pembayaran kepada tenaga kerja yang diukur dalam unit
P
output, bukandalam mata uang.
Produk marginal modal dan permintaan modal perusahaan memutuskan berapa banyak
modal yang akan digunakan dengan cara yang sama seperti memutuskan berapa banyak
tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Produk marginal modal (marginal produck of capital,
MPK) adalah jumlah output perusahaan yang diperoleh perusahaan dari unit modal
tambahan, dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan:
MPK=F ( K + 1, L )−F (K , L)

Jadi, produk marginal modal adalah perbedaana antara jumlah output yang diproduksi dengan
K +1 unit modal yang diperoleh hanya dengan K unit modal.
Output, Y

Unit
output

Upah
riil
Jumlah tenaga kerja yang diminta
MPL, permintaan tenaga kerja
Unit tenaga
kerja, L

Grafik produk marginal tenaga kerja produk marginal tenaga kerja MPL bergantung pada
jumlah tenaga kerja. Kurva MPL miring ke bawah karena MPL menurun ketika L meningkat.
W
Perusahaan teru menambah tenaga kerja sampai dimana titik riil
sama dengan MPL.
P
Jadi, grafik ini juga termasuk kurva permintaan tenaga kerja perusahaan.
Kenaikan laba dari menyewa mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual
output mesin tersebut dikurangi harga sewa mesin :
∆ laba=∆ penerimaan−∆ biaya
¿ ( P x MPL ) – R

Untuk memaksimalkan laba, perusahaan akan terusmenggunakan lebih banyak modal hingga
MPK turun sama dengan harga sewa riil.
MPK=

R
P

Harga sewa modal riil (real rental price of capital) adalah harga sewa yang diukur dalam
unit barang, bukan dalam mata uang
Pembagian pendapatan nasional
Jika seluruh perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan
laba, maka setiap faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marginalnya pada proses
produksi. Upah riil yang dibayar kepada setiap pekerja sama dengan MPL dan harga sewa
riil yang dibayar kepada setiap pemilik modal sama dengan MPK. Karena itu, upah riil total
yang dibayar kepada tenaga kerja adalah MPL x L , dan mengembalikan riil total yang
dibayarkan ke pemilik modal adalah MPK x K
Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba
ekonomis (economic profit) dari para pemilik perusahaan.laba ekonomis riil adalah
Laba Ekonomis=Y − ( MPL x L ) −( MPK x K )

Karena kita ingin menghitung distribusi pendapatan nasional,kita ubah persamaan diatas
menjadi
Y =( MPL x L ) + ( MPK x K ) + Laba Ekonomis
Besarnya laba ekonomis: jika fungsi produksi memiliki sifat skala hasil konstan, yang kerap
terjadi, maka laba ekonomis harus sama dengan nol. Yaitu, tidak ada yang tersisa setelah
faktor-faltor produksi dibayar. Kesimpulan ini mengikuti hasil matematis yang disebut
teoream Euler2, yang menyatakan bahwa jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan,
maka
F ( K , L )=( MPK x K ) +( MPL x L)
Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marginalnya, maka jumlah pembayaran
faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain, skala hasil konstan, maksimal laba, dan
persaingan sama-sama mengimplikasikan bahwa laba ekonomis adalah nol.

3. APA YANG MENENTUKAN PERMINTAAN TERHADAP BARANG DAN JASA
Kita telah mengetahui apa yang menentukan tingkat produksi dan bagaimana
pendapatan dari produksi di distribusikan kepada para pekerja dan pemilik modal. Adapun
empat komponen GDP:

Konsumsi (c)

Investasi (I)




Pembelian pemerintah (G)
Ekspor neto (NX)

1. Konsumsi
Ketika kita menyantap makanan, mengenakan pakaian atau pergi ke bioskop, kita
mengonsumsi sebagian output perekonomian. Seluruh bentuk konsumsi bersama-sama
membentuk duapertiga dari GDP. Karena konsumsi begitu besar, maka para ahli makro
ekonomi menghabiskan banyak energi untuk mepelajari bagaimana rumah tangga
memutuskan berapa banyak konsumsinya.
Rumah tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki,
membayar oajak kepada pemerintah, dan kemudian memutuskan berapa banyak dari
pendapatan setelah pajak digunakan untuk konsumsi dan berapa banyak yang ditabung.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sama dengan output perekonomian y. Pemerintah
kemudian menarik pajak dari rumah tangga sejumlah T. (Meskipun pemerintah membebani
berbagai jenis pajak, seperti pajak penghasilan, perorangan dan pajak pendapatan perusahaan
serta pajak penjualan, untuk tujuan pembahasan kita bisa menggabungkan semua jenis pajak
ini) . pendapatan setelah pajak , Y- T , sebagai pendapatan disposabel atau pendapatan yang
bisa dibelanjakan. Rumah tangga membagi pendapatan disposabelnya diantara konsumsi dan
tabungan.
Kita asumsikan tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada tingkat disposable
income atau pendapatan disposabel. Semakin tinggi disposable income, semakin besar
konsumsi, jadi C= C(Y-T).
Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari disposable income.
Hubungan antara konsumsi dan disposable income disebut fungsi konsumsi.
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah jumlah perubahan konsumsi
ketika pendapatan disposabel meningkat sampai 1 dolar. Nilai MPC berkisar antara nol dan
satu: kenaikan pendapatan sebesar 1 dolar akan meningkatkan konsumsi, tetapi
peningkatannya akan kurang dari 1 dolar, jadi jika rumah tangga memperoleh pendapatan
tambahan sebesar 1 dolar, mereka akan menabung sebagian dari pendapatan tambahan itu.
Misalnya jika MPC adalah 0,7 maka rumah tangga mengeluarkan 70 Sen dari setiap dolar
tambahan disposable income untuk barang adan jasa serta menabung.
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Paul Doglas adalah senator AS asal Illinois dari tahun 1949 sampai 1966. Pada tahun
1927, profesor ekonomi ini menemukan fakta mengejutkan : Pembagian pendapatan nasional
di antara modal dan tenaga kerja tetap konstan selama periode yang panjang. Dengan kata
lain, ketika perekonomian mengalami pertumbuhan yang mengesankan, pendapatan total
pekerja dan pendapatan total pemilik modal tumbuh pada tingkat yang nyaris sama.
Douglas menanyakan pada Charles Cobb, seorang ahli matematika, fungsi produksi
apakah, jika ada, yang akan menghasilkan pembagian faktor yang konstan jika faktor-faktor

selalu menikmati produk marjinalnya. Fungsi produksi tersebut harus mempunyai unsur di
mana
Pendapatan Modal = MPK × K = αY
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL × L =(1-α)Y,
Dimana α = konstanta anatara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari pendapatan.
Yaitu α memnentukan berapa bagian pendapatan yang masuk ke modal dan erapa yang masuk
ke tenaga kerja. Cobb menunjukkan bahwa fungsi dengan unsur ini adalah
F(K, L) = A KªL¹ˉª
Dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur produktivitas teknologi
yang ada. Fungsi ini dikenal sebagai Fungsi Produksi Cobb-Douglas.
Selanjutnya, produk marjinal untuk fungsi produksi Cobb-Douglas. Produk marjinal tenaga
kerja adalah
MPL = (1-α) AKªLˉª
MPK = α A K¹ˉªL¹ˉª
Dari persamaan ini, dengan mengatahui bahwa α berada antara nol dan stau, kita bisa
melihat apa yang menyebabkan produk marjinal dari kedua faktor berubah. Kenaikan dalam
jumlah modal meningkatkan MPL dan mengurangi MPK. Demikian pula, kenaikan dalam
jumlah tenaga kerja mengurangi MPL dan meningkatkan MPK. Perkembangan teknologi
yang meningkatkan parameter A membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik secara
proporsional.
Produk marjinal untuk fungsi produksi Cobb-Douglas bisa juga ditulis sebagai :
MPL = (1- α)Y/L
MPK = αY/K
MPL proporsional terhadap output per pekerja, dan MPK proporsional terhadap output per
unit modal. Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata, dan Y/K disebut produktivitas
modal rata-rata. Jika fungsi produksi adalah Cobb-Douglas, maka produkstivitas maarjinal
sebuah faktor proporsional tehadap produktivitas rata-ratanya.

Produktivitas Tenaga Kerja sebagai Determinan Kunci Upah Riil
Teori distribusi Neoklasik menyatakan bahwa upah riil W/P sama dengan produk
marjinal tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas menyatakan bahwa prduk marjinal
tenaga kerja proporsional dengan produktivitas rata-rata tenaga kerja Y/L.
Tabel 3-1 menyajikan beberapa data tentang pertumbuhan produktivitas dan upah riil dalam
perekonomian AS. Dari tahun 1959-2003, produktivitas yang diukur oleh output per jam
kerja tumbuh sekitar 2,1% sebesar tahun. Upah riil tumbuh 2,0%-tingkat pertumbuhan yang
hampir sama. Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2% per tahun, produktivitas dan upah riil
menjadi berlipat ganda setiap 35 tahun.
Tabel 3-1.
Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja dan Upah Riil : Kasus AS
Tingkat Pertumbuhan

Tingkat Pertumbuhan Upah

Produktivitas Tenaga Kerja

Riil

1959-2003

2,1%

2,0%

1959-1973

2,9%

2,8%

1973-1995

1,4%

1,2%

1995-2003

3,0%

3,0%

Periode Waktu

Pertumbuhan produktivitas terjadi lagi sekitar tahun 1995 dan banyak pengamat menyambut
kedatangan “perekonomian baru”. Akselerasi produktivitas ini sering kali dikaitkan dengan
mmenyebarnya komputer dan teknoogi informasi. Seperti yang diprediksikan oleh teori,
pertumbuhan upah riil juga terjadi. Dari tahun 1995 hingga 2003, baik produktivitas maupun
upah riil tumbuh 3% per tahun.
Apa yang Menentukan Permintaan terhadap Barang dan Jasa?
Empat komponen GDP :
1.
2.
3.
4.

Konsumsi (C)
Investasi (I)
Pembelian pemerintah (G)
Ekspor neto (NX)

Diagram aliran sirkuler hanya menampilkan tiga komponen pertama. Asumsikan sebuah
perekonomian tertutup (closed econmy) – suatu negara yang tidak melakukan perdagangan
dengan negara lain. Jadi ekspor neto selalu nol.
Tiga komponen GDP ini ditunjukkan dalam identitas pos pendapatan nasional :
Y = C + I + G + NX
Konsumsi
Pendapatan yang diterima rumah tangga sama dengan output perekonomian Y. Pemerintah
kemudian menarik pajak dari rumah tangga sejumlah T. (Meskipun pemerintah
membebankan berbagai jenis pajak, seperti pajak penghasilan perseorangan dan pajak
pendapatan perusahaan serta pajak penjualan, untuk tujuan pembahasan kita bisa
menggabungkan semua jenis pajak ini). Kita mendefinisikan pendapatan setelah pajak Y-T,
sebagai pendapatan disposable pendapayan yang bisa dibelanjakan. Rumah tangga
membagi pendapatan disposable nya diantara konsumsi dan tabungan.
Kita asumsikan tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada tingkat disposable
income. Semakin tinggi disposable income, semakin besar konsumsi. Jadi,
C = C (Y-T)
Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari disposable income. Hubungan
antara konsumsi dan disposable income disebut fungsi konsumsi.
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (Marginal propensity to consume, MPC) adalah
jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposable meningkat sampai satu dolar. Nilai
MPC berkisar di antara nol dan satu; kenaikan pendapatan sebesar satu dolar akan
meningkatkan konsumsi, tetapi peningkatannya akan kurang dari satu dolar. Jadi jika rumah
tannga memperoleh pendapatan tambahan sebesar satu dolar, mereka akan menabung
sebagian dari pendapatan tambahan itu. Misalnya, jika MPC adalah 0,7 maka rumah tangga
mengeluarkan 70 sen dari setiap dolar tambahan disposable income untuk barang dan jasa
serta menabung 30 sen.
Kemiringan fungsi konsumsi menunjukkan berapa banyak konsumsi meningkat ketika
disposable income meningkat sebesar satu dolar. Sehingga kemiringan fungsi konsumsi
adalah MPC.

Konsumsi C
Fungsi konsumsi

MPC
1

Disposable Income, Y-T

Fungsi

konsumsi

menghubungkan

konsumsi

C

dengan

disposable

income Y-T.

Kecenderungan mengkonsumsi marginal MPC adalah jumlah kenaikan konsumsi ketika
disposable income meningkat sebesar satu dolar.
Investasi
Ketika mempelajari peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, para ekonom
membedakan antara tingkat suku bunga nominal dan tingkat bunga riil. Perbedaan ini adalah
relevan ketika seluruh tingkat harga berubah. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga
yang biasa dilaporkan; itulah tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang.
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan
pengaruh inflasi. Jika tingkat bunga nominal adalah 8 persen dan tingkat inflasi adalah 3
persen, maka tingkat bunga riil adalah 5 persen.
Persamaan yang mengaitkan investasi I pada tingkat bunga riil r.
I = I (r)
Fungsi itu berbentuk miring ke bawah/menurun ke kanan, karena ketika tingkat bunga naik,
jumlah investasi yang diminta turun.
INVESTASI
Baik
perusahaan
maupun rumah tangga membeli barang-barang investasi.
Perusahaan membeli barang-barang investasi untuk menambah persediaan modalnya dan
mengganti modal yang ada setelah habis dipakai. Rumah tangga memebeli rumah baru, yang
juga menjadi bagian dari investasi.

Jumlah barang-barang yang diminta bergantung pada tingkat bunga yang mengukur
biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Agar proyek investasi
menguntungkan, hasilnya, (penerimaan dari kenaikan produksi barang dan jasa masa depan)
harus melebihi biayanya (pembayaran untuk dana pinjaman). Jika suku bunga meningkat,
lebih sedikit proyek investasi yang menguntungkan, dan jumlah barang-barang investasi yang
diminta akan turun.
Sebagai contoh, anggaplah suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
membangun pabrik senilai S1 juta yamg akan menghasilkan pengembalian sebesar S100.000
per tahun, atau 10 persen. Perusahaan membandingkan pengembalian ini terhadap biaya
meminjam dana sebesar S1 juta. Jika tingkat bunga kurang dari 10 persen, perusahaan itu
meminjam uang dari pasar keuangan dan melakukan investasi. Jika tingkat bunga diatas 10
perse, perusahaan akan meninggalkan peluang investasi itu dan tidak membangun gedung.
Ketika mempelajari peran tingkat suku bunga dalam perekonomian, para ekonom
membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat tingkat bunga riil. Perbedaan ini
adalah relevan ketika seluruh tingkat bunga berubah. Tingkat bunga nominal (nominal
interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan: itulah tingkat bunga yang dibayar
investor untuk meminjam uang. Tingkat bunga riil (riil interest tate) adalah tingkat bunga
nominal yang dikorelasi untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Jika tingkat bunga nominal
adalah 8 persen dan tingkat inflasi adalah 3 persen, maka tingkat bunga riil adalah 5 persen.
Persamaan yang mengaitkan investasi I pada tingkat bunga riil r,

I = I (r)

Fungsi itu berbentuk miring ke bawah/ menurun ke kanan, karena ketika tingkat bunga naik,
jumlah investasi yang diminta turun.
Pembelian Pemerintah
Pembelian pemerintah atau belanja pemerintah adalah komponen ketiga dari
permintaan terhadap barang dan jasa. Pemerintah pusat membeli senjata, peluru kendali, dan
jasa pegawai pemerintah. Pemerintah local membeli buku-buku untuk perpustakaan,
membangun gedung-gedung dan mempekerjakan para guru. Pemerintah di semua tingkat
membuat jalan dan pekerjaan publik lainnya. Jenis pengeluaran lain adalah pembayaran
transfer kepada rumah tangga, seperti tunjangan kesejahteraan untuk orang-orang miskin dan
pembayaran jaminan sosial untuk kaum lansia. Tidak seperti pembelian pemerintah,
pembayaran transfer tidak dilakukan dalam pertukaran dengan sebagian output barang dan
jasa perekonomian. Karena itu pembayaran transfer tidak termasuk dalam variabel G.

Tingkat
bunga
riil, r

Jumlah investasi, I
Fungsi investasi mengaitkan jumlah investasi pada tingkat bunga riil r. Investasi bergantung
pada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman. Fungsiinvestasi miring
ke bawah : ketika tingkat bunga naik, semakin sedikit proyek investasi yang menguntungkan.
Pembayaran transfer mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa secara
langsung. Pembayaran transfer adalah lawan dari pajak: pembayaran transfer meningkatkan
disposable income rumah tangga, sedangkan pajak mengurangi disposable income.
Peningkatan pembayaran transfer didanai oleh peningkatan pajak sehingga disposable
incometidak berubah. Sekarang kita bisa merevisi definisi T kita menjadi pajak dikurangi
pembayaran transfer. Disposable income, Y – T, termasuk dampak negatif pajak dan dampak
positif pembayaran transfer.
Jika pemerintah membeli pajak dikurangi transfer, maka G = T, dan pemerintah
memiliki anggaran yang berimbang. Jika G melebihi T, pemerintah mengalami defisif
anggaran, yang didanai dengan menerbitkan surat utang pemerintah yaitu, dengan meminjam
dari pasar keuangan. Jika G kurang dari T, pemerintah mengalami surplus anggaran, yang
bisa digunakan untuk melunasi utang-utangnya.
4. APA YANG MEMBUAT PERMINTAAN DAN PENAWARAN BARANG DAN JASA
KE DALAM EKUILIBRIUM?
Ada dua cara untuk mengetahui peran tingkat bunga dalam perekonomian. Kita bisa
melihat bagaimana tingkat bunga mempengaruhi penawaran dan permintaan terhadap barang
dan jasa. Atau kita bisa melihat bagaimana tingkat bunga mempengaruhi penawaran dan
permintaan terhadap dana pinjaman. Sebagaimana kita akan lihat, dua pendekatan ini adalah
dua sisi dari mata uang yang sama.

Ekuilibrium di Pasar Barang dan Jasa: Penawaran dan Permintaan terhadap Output
Perekonomian
Y
C
I
G
T

=C+I+G
= C (Y – T)
= I (r)
= Ǵ
= T́

Permintaan terhadap output perekonomian berasal dari konsumsi, investasi, dan
pembelian pemerintah. Konsumsi bergantung pada disposable income atau pendapatan
disposabel, investasi bergantung pada tingkat bunga riil, serta pembelian pemerintah dan
pajak adalah variabel eksogen yang ditetapkan oleh para pembuat kebijakan fiskal.
Fungsi produksi menentukan jumlah output yang ditawarkan ke dalam perekonomian:
Y = F( F́ ,
= Ý

Ḱ )

Sekarang kita gabungkan persamaan yang menjelaskan penawaran dan permintaan
terhadap output ini. Jika kita mengganti fungsi konsumsi dan fungsi investasi menjadi
identitas pos pendapatan nasional, kita dapatkan
Y = C(Y – T) + I(r) + G
Karena variabel G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan tingkat output Y ditetapkan
oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi,


= C( Ý −T́ ) + I(r) + Ǵ

Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran output sama dengan permintaannya,
yang merupakan jumlah konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah. Tingkat bunga r
adalah satu-satunya variabel yang tidak ditentukan dalam persamaan terakhir.
Ini karena tingkat bunga masih memainkan peran penting, tingkat bunga harus
disesuaikan untuk menjamin bahwa permintaan terhadap barang dan jasa sama dengan
pembayarannya. Semakin besar tingkat bunga, semakin rendah tingkat investasinya, dan
karenanya semakin rendah permintaan terhadap terhadap barang dan jasa, C + I + G. Jika
tingkat bunga terlalu tinggi, investasi terlalu rendah, dan permintaan terhadap output akan
lebih rendah dari penawarannya. Jika tingkat bunga terlalu rendah, investasi terlalu tinggi,
dan permintaan akan melebihi penawarannya. Pada tingkat bunga ekuilibrium, permintaan
untuk barang dan jasa sama dengan penawarannya.

Ekuilibrium di Pasar Uang: Penawaran dan Permintaan terhadap Dana Pinjaman
Identitas pos pendapatan nasional Y – C – G = I

Y – C – G adalah output yang tersisa setekah permintaan konsumen dan pemerintah dipenuhi.
Inilah yang disebut tabungan nasional (national saving) atau ringkasnya tabungan. Dalam
bemtuk ini, identitas pos pendapatan nasional menunjukkan bahwa tabungan sama dengan
investasi.
Untuk memahami identitas ini secara lebih lengkap, kita bisa memecah tabungan
nasional menjadi dua. Satu bagian menunjukkan tabungan dari sektor swasta dan yang lain
menunjukkan tabungan pemerintah
S = (Y – T – C) + (T – G) = I
(Y – T – C) adalah disposable incomedikurangi konsumsi, yang merupakan tabungan swasta
(private saving). Dan (T – G) adalah penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran
pemerintah, yaitu tabungan publik (public saving). (jika pengeluaran pemerintah melebihi
penerimaannya, pemerintah mengalami defisit anggaran, dan tabungan publik adalah negatif).
Tabungan nasional adalah jumlah tabungan swasta dan publik.
Untuk melihat bagaimana tingkat bunga menyeimbangkan pasar keuangan,
substitusikan fungsi konsumsi dan fungsi investasi ke dalam identitas pos pendapatan
nasional:
Y – C(Y – T) – G = I(r)
Selanjutnya, nyatakan bahwa G dan T ditetapkan oleh kebijakan serta Y ditetapkan oleh
faktor-faktor produksi dan fungsi produksi.


- C( Ý



= I(r)

- T́ ) - Ǵ = I(r)

Sisi kiri dari persamaan ini menunjukkan bahwa tabungan nasional bergantung pada
pendapatan Y dan variabel kebijakan fiskal G dan T. Untuk nilai tetap Y, G, dan T, tabungan
nasional S juga tetap. Sisi kanan persamaan menunjukkan bahwa investasi bergantung pada
tingkat bunga.
Tabungan adalah penawaran dari dana pinjaman rumah tangga meminjamkan
tabungan mereka kepada investor atau menabungnya di bank yang kemudian meminjamkan
dana itu ke pihak lain. Investasi adalah permintaan terhadap dana pinjaman investor
meminjam dari publik secara langsung dengan menjual obligasi atau secara tidak langsung
dengan meminjam dari bank. Karena investasi bergantung pada tingkat bunga, jumlah dan
pinjaman juga bergantung pada tingkat bunga.

Tingkat
bunga
riil, r
Tabungan, S

Investasi yang diinginkan, I(r)
S Investasi,
Tabungan, I, S

Tingkat bunga menyesuaikan sampai jumlah perusahaan yang ingin menanamkan
modal sama dengan jumlah rumah tangga yang ingin menabung. Jika tingkat bunga terlalu
rendah, investor menginginkan output perekonomian lebih banyak ketimbang rumah tangga
yang ingin menabung. Dengan kata lain, jumlah dana pinjaman yang diminta melebihi jumlah
yang ditawarkan. Bila ini terjadi, tingkat bunga meningkat. Pada tingkat bunga ekuilibrium,
hasrat rumah tangga untuk menabung seimbang dengan hasrat perusahaan untuk
menanamkan modal dan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan sama dengan jumlah yang
diminta.
Perubahan dalam Tabungan: Dampak Kebijakan Fiskal
Ketika pemerintah mengubah pengeluaran atau tingkat pajaknya, perubahan itu
mempengaruhi permintaan terhadap output barang dan jasa perekonomian serta mengubah
tabungan nasional, investasi, dan tingkat bunga ekuilibrium.
Peningkatan pembelian pemerintah

pertama, perhatikanlah dampak dari kenaikan pembelian/belanja pemerintah sebesar
∆G. Dampak langsungnya adalah meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa sebesar
∆G. Tetapi karena output total tetap, maka kenaikan pembelian/belanja pemerintah harus
dipenuhi melalui penurunan dalam beberapa kategori permintaan lain. Karena disposable
income Y – T tidak berubah, konsumsi C tidak berubah. Kenaikan pembelian pemerintah
harus dipenuhi melalui penurunan investasi dalam jumlah yang sama.
Agar investasi turun, tingkat bunga harus naik. Jadi, kenaikan pembelian pemerintah
menyebabkan tingkat bunga meningkat dan investasi turun. Pembelian pemerintah dikatakan
crowd out investasi.
Untuk memahami dampak peningkatan pembelian pemerintah, perhatikanlah
pengaruhnya terhadap pasar dana pinjaman. Karena peningkatan pembelian pemerintah tidak
dikaitkan dengan peningkatan pajak, maka pemerintah mendanai pengeluaran tambahan
dengan meminjam yaitu, dengan mengurangi tabungan publik. Karena tabungan publik tidak
berubah, maka pinjaman pemerintah ini akan mengurangi tabungan nasional.
Perubahan permintaan investasi
Permintaan investasi juga bisa berubah karena pemerintah mendorong atau membatasi
investasi melalui undang-undang pajak. Contoh : pemerintah menaikan pajak pendapatan
perseorangan dan menggunakan penerimaan tambahan tersebut untuk mengurangi pajak bagi
orang-orang yang ingin menginvestasikan dananya ke dalam modal baru. Perubahan
perundang-undangan dalam pajak seperti itu membuat proyek investasi lebih menguntungkan
dan seperti proyek inovasi teknologi,peningkatan permintaan akan barang-barang investasi.

Tingkat
bunga
riil, r

Tabungan, S

B
A
I1

I2

S Investasi, Tabungan, I,
S
Kenaikan permintaan terhadap kenaikan permintaan terhadap barang-barang investasi
menggeser kurva investasi ke kanan. Pada tingkat bunga berapapun, jumlah investasi lebih
besar. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B. Karena jumlah tabungan adalah tetap,
maka kenaikan permintaan investasi menaikan tingkat bunga sedangkan jumlah investasi
ekuilibrium tidak berubah.

S(r)

Tingkat
bunga
riil, r

A

B

I2

I1
Investasi, Tabungan
I, S

Kenaikan permintaan investasi ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga
ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga, pergeseran ke kanan dalam kurva
investasi menaikan tingkat bunga dan jumlah investasi. Tingkat bunga yang lebih tinggi
mendorong orang-orang meningkatkan tabungan, yang pada gilirannya membuat investasi
meningkat.
Degan kurva yang miring ke atas, kenaikan permintaan investasi akan meningkatkan
tingkat bunga ekuilibrium maupun jumlah investasi ekuilibrium. Grafik di atas menunjukan
perubahan seperti itu. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan rumah tangga mengkonsumsi
lebih sedikit dan menabung lebih banyak. Penurunan konsumsi membuat sumber daya bisa di
konsumsikan.

KESIMPULAN
Variabel makroekonomi paling penting adalah produk domestik bruto (GDP). GDP
mengukur output barang dan jasa total suatu negara dan pendapatan totalnya. GDP ynag
besar tidak menjamin kebahagiaan seluruh penduduk suatu negara, tetapi mungkin
merupakan resep kebhagian yang terbaik yang ditawarkan oleh para ahli makroekonomi.
Output barang dan jasa suatu perekonomian GDP tergantung pada: jumlah input
yang disebut faktor-faktor produksi, dan kemampuan mengubah input menjadi output,
sebagaimana ditunjukan pada fungsi produksi.
Distribusi pendapatan nasional ditentukan oleh harga- harga faktor.Harga Faktor Produksi
adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi. Pada suatu perekonomian dimana dua
faktor produksi adalah modal dan tenaga kerja, sementara dua harga faktor produksi adalah
upah yang diterima para pekerja dan sewa yang dikumpulkan oleh para pemilik modal.
Produk marginal tenaga kerja semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan,
semakin banyak output yang diproduksi. Produk margina tenaga kerja (marginal product of
labor, MPL) adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga
kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap.
Teori distribusi Neoklasik menyatakan bahwa upah riil W/P sama dengan produk
marjinal tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas menyatakan bahwa prduk marjinal
tenaga kerja proporsional dengan produktivitas rata-rata tenaga kerja Y/L.
Pembelian pemerintah atau belanja pemerintah adalah komponen ketiga dari
permintaan terhadap barang dan jasa. Pemerintah pusat membeli senjata, peluru kendali, dan
jasa pegawai pemerintah.

DAFTAR PUSAKA
Sukirno, Sadono, 1999. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
R, Soediyono, MBA. Prof. Dr. 1992. Ekonomi Makro : Pengantar Analisis Pendapatan
Nasional. Yogyakarta : Liberty 14
Mankiw, Gregory, Makroekonomi edisi keenam. Jakarta : Erlangga
Sukirno, Sodono: Makroekonomi Terori Pengantar, Edisi ketiga.PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta, 2004
Poli, Dra. Carla: Pengantar Ilmu Ekonomi, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002
Rosyidi, Suherman: Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro Dan
Makro, Rajawali Pers, Jakarta , 2004