PENGUMPULAN BAHAN BAKU TANAMAN OBAT
PENGUMPULAN BAHAN BAKU TANAMAN OBAT Nita Supriyati, M.Biotech, Apt
Tujuan perkuliahan
- Memahami cara pemanenan tanaman obat
- Memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap panen tanaman obat
Pendahuluan
- Simplisia merupakan bahan jamu, hendaknya memenuhi persyaratan baku mutu
• Standar mutu bahan baku jamu mengacu pada
buku standar• Bahan baku terdiri dari simplisia tanaman obat
menahun dan semusim
Penyediaan bahan uji berkualitas • • • (clustering) Regionalisasi sumber bahan baku Jangka Panjang
Penjamin mutu
Penerapan GAP/GACP • •Pemetaan sentra produksi bahan baku, Jangka Pendek Jaminan mutu melalui COA, Fingerprint pola supply chain, dan kelembagaan Permasalahan Bahan Baku Jamu :
- Produksi petani atau pengumpul bersifat musiman dan kebutuhan bahan harian
- Mutu bahan rendah sekali karena proses pasca panen dilakukan sekedarnya
- Petani cenderung mau budidaya tanaman obat yang bernilai ekonomis tinggi saja
- Teknis budidaya rendah dan tanaman obat tidak dianggap sebagai komoditi unggulan
• Petani masih menganggap sebagian tanaman
Lanjutan..
- Banyak tanaman obat yang dikumpulkan dari pinggir jalan atau dekat dengan industri sehingga rentan pada kandungan logam berat
- Pengetahuan tentang botani tanaman sama sekalli tidak dikuasai sehingga sangat mudah terjadi kekeliruan atau pemalsuan
- Manajemen suplai berbasis tradisional/individual
Sistem pengadaan bahan jamu
Budidaya sendiri
Pembinaan petani
Kemitraan dengan petani
Budidaya diupayakan pada TO Kriteria TO Promising Khasiat tinggi Toksisitas relatif rendah Budidaya Mudah
Nilai ekonomi tinggi
Produktiftas tinggi
Mengapa Harus Budidaya..?
Menjaga kontinuitas suplai
Melestarikan lingkungan
Meningkatkan kualitas
Menjaga keseragaman mutu simplisia
Menambah nilai ekonomi
Tujuan : mengambil bagian-bagian tanaman obat yang akan
diolah sesuai dengan karakterisktik tanaman obat : Misalnya :- Daun, (salam) - Seluruh bagian (pegagan)
- Batang,(brotowali) - Bunga (melati,
cengkeh)- Rimpang,(temu lawak) – Buah (mengkudu,
belimbng)- Umbi, (bidara upas)
Simplisia daun (folium)
- Merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan.
- Dapat dipakai dalam bentuk segar dan kering
- Dalam keadaan kering bentuknya tak beraturan, seringkali
Daun
Simplisia kulit (cortex)
- Korteks adalah kulit (bagian terluar dari tanaman tingkat tinggi yang berkayu
- Bagian yang sering digunakan sebagai ramuan meliputi kulit batang, cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis
- Potongan atau hasil pengelupasan kulit batanga atau cabang memiliki bentuk dan
ukuran yang tidak beraturan tergantung
Simplisia kayu (lignum)
- Simplisia kayu merupakan pemanfaatan dari bagian batang atau cabang tanaman obat berupa kayu tanpa kulit.
- Kayu dibentuk dalam potongan- potongan kecil atau serutan kayu
Simplisia herba
- Umumnya berupa produk tanaman obat dari jenis terna yang bersifat herbaceus
- Terdiri seluruh bagian tanaman atau seluruh bagian yang berada di atas tanah.
Herba
Simplisia bunga (fos)
- Dapat berupa bunga tunggal atau majemuk, bagian bunga dari bunga majemuk, serta komponen penyusun bunga.
- Contoh : bunga puspa, bunga sidowayah.
Simplisia akar (radix)
- Aka tanaman yang sering digunakan sebagai bahan obat dapat berasal dari tanaman jenis tanaman perdu atau
tanaman terna yang berbatang lunak
dan memiliki kandungan air tinggi - Contoh : akar alang-alang
• Dapat berupa tanaman berkayu keras,
Simplisia umbi (bulbus)
- Bulbus adalag produk berupa potongan atau rajangan umbil lapis, umbi akar atau umbi batang.
- Contoh : Umbi bidara upas
Simplisia rimpang (rhizome)
- Rhizome atau rimpang biasanya berada di bawah permukaan tanah.
- Simplisia berupa irisan
- Contoh : temulawak, kunyit, temu putih, lengkuas
Simplisia buah (fructus)
- Dapat berasal dari buah yang lunak maupun keras
- Contoh : buah cabe jawa, Buah mengkudu,
Simplisia biji (semen)
- Diambil dari buah yang sudah masak
- Bentuk dan ukurannya bermacam- macam tergantung dari jenis tanaman
- Contoh : biji adas, jinten, biji pala
Penentuan waktu panen : : dipanen saat proses fotosintesis maksimal yaitu
- Daun pada saat mulai berbunga tapi belum mekar.
- Pucuk daun dipungut yang warnanya belum berubah
Misal : daun teh, daun jambu biji
• Bunga dipanen saat menjelang penyerbukan/ pada saat
masih kuncup/saat bunga mekar.
Contoh : Bunga mawar diambil minyak atsirinya diambil pada saat tanaman sudah
- Kulit Batang/batang
cukup umur. Contoh kulit pulai untuk hipertensi
- Akar/ Rimpang/ Umbi : saat pertumbuhan berhenti
- Rimpang : Temulawak
- Akar : Sidaguri untuk asam urat dan rheumatik
waktu panen Sambiloto : sebelum berbunga
Kunyit, temulawak : daun luruh
Daun jati belanda, salam, jambu biji : daun matang fsiologis
Tujuan penanganan dan pengelolaan saat panen :
1. Memperoleh bahan baku yang memenuhi standar
2. Menghindari terbuangnya hasil panen secara percuma serta mengurangi kerusakan hasil panen
3. Agar semua hasil panen dapat
PEMANENAN BIJI menjadi agak kekuningan Kulit polong berubah dari hijau Masak fisiologis (matang) Waktu panen Buah Panen muda mutunya kurang bagus dan aroma tidak enak
Panen terlambat : kualitas turun, buah lembek dan busuk Daun Panen sebelum bunga mekar Panen muda : kandungan bahan aktif rendah
- Bahan baku tanaman harus benar (secara botani)
• Perbedaan jenis tanaman yang digunakan
akan memberikan perbedaan terhadap kandungan senyawa sehingga khasiatnya berbeda
Mentha piperita
Mentha arvensis
Mentha crispa
Yang harus diperhatikan dalam pengumpulan bahan :
1. Bagian tanaman yang digunakan
2. Umur tanaman atau bagian tanaman saat panen
3. Waktu yang tepat untuk panen
Contoh bagian tanaman yang digunakan :
- Lengkuas (rimp) - L. wangi (rimp)
- Adas (buah) - Cabe jawa (buah)
- Pulasari (kulit) - T. Hitam (rimp)
• Kedawung (buah) - L. gajah (rimp)
- Alba (buah) - pasak bmi (akar)
- Kapulaga (buah) - Ky secang (kayu)
- Kayu manis (kulit) - Meniran (herba)
• Pegagan (herba) - Pepaya (daun)
- Jati bld (daun) - Pule (kulit)
Datura metel %
- Altitude akar btg daun bunga biji
- Sea level 0,27 0,19 0,25 0,69 0,09
- 563 m 0,52 0,29 0,32 086 0,10
- 716 m 0,71 0,43 0,54 0,95 0,14
- 2166 m 0,89 0,45 0,58 0,99 0,19 Kadar kand alkalod Datura metel semakin tinggi bila di tnm pd daerah yg lb tinggi
• Pemanenan: secara manual menggunakan
tangan maupun mekanisasi- Cara panen yang dipilih ditentukan oleh: ketersediaan tenaga kerja, luasan areal pertanaman
- Yang perlu diperhatikan saat panen: sedapat mungkin menghindarkan komoditas dari kerusakan fsik (seperti memar, luka, lecet, dll)
- Adanya kerusakan fsik pada komoditas: memacu pembusukkan, memacu
transpirasi dan respirasi (cepat layu dan
Alat panen : disiapkan sebelum panen dilakukan
disesuaikan dengan bahan yang akan
dipanen
Cara pemilihan simplisia daun
1.pilih daun yang sehatCara panen daun: dipilh daun yang tua sebelum menguning,
dipetik secara manual (satu persatu) dengan
tangan contoh ; daun jati belandaCara memanen umbi
Cara panen umbi lapis
- Tanaman dicabut, umbi dipisahkan dari daun dan akar, dibersihkan
- Contoh : umbi bawang merah (Allium cepa bulbus)
Cara memanen akar
- Diambil dari bagian bawah di bawah tanah, dipotong dengan ukuran tertentu
- Contoh : akar pule pandak (Rauwolfa serpentina)
Cara panen akar :
jangan memotong pangkal akar
kumpulkan akar lateral
tutup kembali akar yang tersisa dengan tanah
Cara panen akar (lanjtn..)Cara panen kulit batang (cortex)
- Dari batang utama atau cabang dikelupas dengan panjang dan lebar tertentu. Untuk bahan yang mengandung minyak atsiri atau senyawa fenol hindari penggunaan alat logam
- Contoh : kulit kayu manis ( Burmani
Cara panen buah (semen)
- Dipilih buah yang sudah tua/masak, kupas kulit buahnya, dikeluarkan bijinya dengan cara digilas
- Contoh : biji cola
Cara panen buah Cara Panen
(1 ) Dilakukan pada saat kualitas tanaman optimal sesuai dengan kebutuhan (yg mengand m.a pd pagi hari) Dilakukan pd kondisi lingkungan yg tepat (bersinar, tdk mendung, tdk berkabut, tdk hujan) Peralatan dan tempat harus bersih dan bebas dari cemaran (logam hati2/melukai)
Alat potong atau panen dipilih dengan tepat untuk mengurangi terikutnya bahan atau tanah yang tidak diperlukan
Cara Panen
(2)
Tempat yang digunakan untuk menampung bahan
harus bebas dari cemaran dan terjaga dari masuknya binatang (tikus, ternak ayam/itik, kambing dll.) Bahan yang dipanen tidak boleh terkena tanah. Pengangkutan dalam wadah yang kering (keranjang, kantong, karung, dll) Wadah harus tidak terlalu penuh sehingga bahan tidak tertumpuk terlalu berat dan tidak rusak.