UJI TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN MERAH TANAMAN PUCUK MERAH (Syzygium myrtifolium Walp.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli
- Corresponding Author: chairul.unmul@gmail.com
Keywords: Syzygium myrtifolium Walp., Toxicity, Antibacterial
Kimia FMIPA Unmul Kimia FMIPA Unmul
Nur Aini dkk Uji Toksisitas
TANAMAN PUCUK MERAH (Syzygium myrtifolium Walp.) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli
Nur Aini Haryati
1 , Chairul Saleh 2* , Erwin
2
1 Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Mulawarman
2 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Mulawarman
Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Gn. Kelua Samarinda 75123
ABSTRACT
A research aims to know the toxicity of Pucuk Merah (Syzygium myrtifolium Walp.) red leaves extracts against brine shrimp Artemia salina Leach and its bioactivity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus has been carried out. The dried samples were macerated with ethanol and were fractionated with n-hexane, ethyl acetate and ethanol-water. Phytochemical test showed the presence of alkaloids, triterpenoids, steroids, saponins, phenolic and flavonoid in ethanol extract. n-Hexane fraction contained alkaloids, triterpenoids and steroids, ethyl acetate fraction contained alkaloids, triterpenoids, phenolic and flavonoid while ethanol-water fraction contained triterpenoids, saponins and phenolic. Brine Shrimp Lethality Test showed that ethyl acetate fraction had the highest bioactivity in Artemia salina Leach with LC
50 values of 149.8600 ppm. Antibacterial activity test using agar
diffusion method showed that ethyl acetate fraction had the highest inhibiton against Staphylococcus aureus whereas total extract had the highest inhibition against Escherichia coli with MIC values of 0,5%. These results showed that Syzygium myrtifolium Walp. red leaves extract potential as an antibacterial agent.
A. PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di Indonesia. Menurut penelitian Depkes RI tahun 2004, proporsi kasus infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah adalah 1.527 orang dari 160.417 pasien beresiko. Bakteri
Telah diketahui adanya senyawa metabolit sekunder dalam beberapa bagian Syzygium
450 g dimaserasi dengan etanol 96%. Ekstrak disaring dan dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak total. Ekstrak total sebanyak 15 g difraksinasi dengan etanol dan n-heksana (1:1) secara
myrtifolium Walp. yang telah dihaluskan sebanyak
Sampel kering daun merah Syzygium
2.1.Ekstraksi dan Fraksinasi
B. METODOLOGI PENELITIAN
. Diperlukan investigasi lebih lanjut tentang potensinya sebagai tanaman obat terutama antibakteri, sehingga dilakukan penelitian mengenai uji toksisitas Syzygium myrtifolium Walp. terhadap larva udang Artemia salina Leach serta aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli.
[4 – 6]
alami, antioksidan, sitotoksik, antitumor dan antiangiogenesis
myrtifolium Walp. serta manfaatnya sebagai pewarna
Cinnamon, Red-lip, Australian Brush Cherry dan Kelat Oil [4] .
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menjadi
. Pohonnya berukuran sedang dan sering ditanam sebagai tanaman pagar karena kanopinya padat dan warna pucuknya kemerahan. Tanaman ini memiliki beberapa nama lokal yaitu Pokok Kelat Paya (Malaysia), Ubah Laut (Malaysia Timur), Chinese Red-Wood (Chinese), Wild
[3]
Pucuk Merah (Syzygium myrtifolium Walp.) adalah tanaman hias populer dari famili Myrtaceae dengan distribusi asli di Timur Laut India, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, Sumatera, Kalimantan dan Filipina
alternifolium [1,2] .
dalam sejumlah tanaman seperti Syzygium aromaticum (Cengkeh), Syzygium cumini L. (Jamblang), Syzygium guineense dan Syzygium
Syzygium menunjukkan adanya aktivitas antibakteri
Penelitian terhadap spesies dari genus
35 UJI TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN MERAH
mikroorganisme yang menyumbang masing-masing 34% dan 32% penyebab infeksi nosokomial.
Penggunaan antibiotik sintetik menimbulkan permasalahan baru yaitu munculnya bakteri yang multiresisten serta dapat mematikan tidak hanya bakteri patogen tetapi juga bakteri yang baik bagi tubuh. Hal ini mendorong pencarian obat baru yang lebih efektif, salah satunya menggunakan tumbuhan yang mengandung zat kimia aktif untuk menghambat aktivitas bakteri.
Jurnal Kimia Mulawarman Volume 13 Nomor 1 November 2015 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA UnmulE-ISSN 2476-9258
evaporator sedangkan fraksi etanol-air dipekatkan
Sebanyak 25 mL NA dituang ke dalam cawan petri dan dibiarkan memadat. Inokulum bakteri dioleskan pada media agar padat menggunakan lidi kapas steril secara merata sambil memutar cawan petri. Cakram kertas berdiameter 6 mm dicelupkan pada sampel uji dengan konsentrasi 0,5; 1; 2; 4; 8 dan 16% (b/v) dan diletakkan pada permukaan media agar. Kloramfenikol 0,1% digunakan sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif.
Regenerasi Bakteri
Bakteri dibiakkan dengan menginokulasi 1 ose biakan murni bakteri ke dalam media agar miring kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
o C.
Biakan bakteri dalam media padat dibiakkan kembali dalam media NB. Sebanyak 1 ose isolat bakteri diinokulasi ke dalam NB dalam Erlenmeyer. Labu ditutup dengan aluminium foil dan dikocok dengan
shaker selama 24 jam sehingga diperoleh suspensi bakteri siap uji.
Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Agar
Cawan petri diinkubasi secara terbalik pada suhu 37
o
o
C selama 24 jam. Diameter zona bening di sekitar cakram kertas diukur dengan jangka sorong dan dibandingkan dengan kontrol positif. Daya antibakteri dikategorikan menurut Davis dan Stout (1971) dimana diameter zona hambat < 5 mm tergolong lemah, 5 – 10 mm tergolong sedang, 10 – 20 mm tergolong kuat dan > 20 mm tergolong sangat kuat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Total dan Fraksi Daun Merah Syzygium myrtifolium
Walp. Jenis Senyawa
Ekstrak total Fraksi n-heksana
Fraksi etil asetat Fraksi etanol- air
Alkaloid + + + – Triterpenoid + + + + Steroid + + – – Saponin + – – + Fenolik + – + + Flavonoid + – + – Ket: (+) = mengandung metabolit sekunder (–) = tidak mengandung metabolit sekunder
C. Tabung reaksi berisi media diletakkan miring dan dibiarkan memadat sehingga terbentuk media agar miring.
Erlenmeyer disumbat dengan kapas dan aluminium foil kemudian dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk. 5 mL NA dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian disumbat dengan kapas dan aluminium foil. Media disterilisasi dalam otoklaf selama 15 menit pada suhu 121
dengan freeze dryer sehingga diperoleh ekstrak fraksi n-heksana, etil asetat dan etanol-air.
Sebanyak 2 buah plat mikro standar disiapkan masing-masing untuk plat uji dan plat kontrol. Ke dalam masing-masing baris plat uji dimasukkan 100 μL ekstrak dengan variasi konsentrasi 1000; 500; 250; 125; 62,5; 31,25; 15,625 dan 7,8125 ppm. Sedangkan pada plat kontrol dimasukkan 100 μL larutan kontrol. Selanjutnya ke dalam larutan sampel dan larutan kontrol ditambahkan 100 μL air laut yang mengandung 8 – 15 larva udang. Plat dibiarkan selama 24 jam dan jumlah larva udang yang mati dihitung. Nilai LC
2.2.Uji Fitokimia
Uji alkaloid dilakukan dengan pereaksi Dragendorff, uji triterpenoid dan steroid dengan pereaksi Liebermann-Burchard, uji saponin dilakukan dengan mengocok sampel dalam aquadest, uji fenolik dengan pereaksi FeCl
3 1% dan uji flavonoid dengan
metode Wilstater .
2.3.Uji Toksisitas Pembiakan Larva Artemia salina Leach
Sebuah kompartemen yang terdiri dari dua bagian disiapkan untuk pembiakan larva. Sebanyak 10 mg telur udang ditambahkan dengan 100 mL air laut yang telah disaring dan dimasukkan ke bagian kompartemen yang gelap sedangkan bagian kompartemen lain diberi pencahayaan. Setelah 24 – 48 jam larva udang dikumpulkan dari bagian terang dan siap untuk digunakan.
Uji Toksisitas dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test
50
berulang sehingga diperoleh fraksi n-heksana yang jernih. Fraksi etanol difraksinasi kembali dengan etil asetat dan air. Fraksi n-heksana dan etil asetat kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary
ditentukan dengan Analisis Probit (Probability Unit) menggunakan Program SAS (Statistical Analysis System)
[7] .
2.4.Uji Aktivitas Antibakteri Sterilisasi Alat dan Bahan
Peralatan yang akan digunakan dibersihkan, dibungkus dengan kertas dan plastik HD kemudian disterilisasi dengan otoklaf selama 15 menit pada suhu 121
o C dan tekanan 1 atm.
Pembuatan Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB)
Media NA dibuat dari 28 g serbuk NA instant dalam 1 L aquadest. Media NB dibuat dari pepton,
yeast extract dan natrium klorida dalam 1 L aquadest.
Nur Aini dkk Uji Toksisitas
Kimia FMIPA Unmul
Alkaloid bereaksi dengan pereaksi menyebabkan pecahnya membran sel. Hal inilah yang Dragendorff (kalium tetraiodobismutat) menghasilkan menyebabkan kematian larva udang Artemia salina
[11] endapan jingga hingga merah kecokelatan. Pada Leach .
reaksi ini terjadi penggantian ligan dimana nitrogen
Tabel 3. Diameter Zona Hambat Ekstrak Total dan Fraksi Daun
yang mempunyai pasangan elektron bebas pada
Merah Syzygium myrtifolium Walp. Terhadap Bakteri
alkaloid membentuk ikatan kovalen koordinat dengan Uji
- ion K dari kalium tetraiodobismutat menghasilkan
Konsentrasi ekstrak Diameter zona hambat (mm) [8] kompleks kalium-alkaloid yang mengendap .
(%) S. aureus
E. coli
Reaksi triterpenoid dengan pereaksi 0,5 7,37 7,63
1 7,73 8,17
Liebermann-Burchard (asam asetat glasial dan
Ekstrak 2 8,20 8,70
H SO 10:1) menghasilkan warna merah-ungu
2 4(p) total 4 8,73 9,17
sedangkan steroid memberikan warna hijau-biru. Hal
8 9,37 9,40
ini didasari oleh kemampuan senyawa triterpenoid dan
16 10,60 10,67
steroid membentuk warna oleh H SO dalam pelarut
2 4(p) 0,5 - -
[9]
anhidrida asam asetat . Perbedaan warna yang - -
1 Fraksi 2 7,87 7,77
dihasilkan oleh triterpenoid dan streoid disebabkan
[10] n-heksana 4 8,57 7,87 perbedaan gugus pada atom C-4 .
8 8,90 8,00
Saponin memiliki glikosil sebagai gugus polar
16 9,07 8,83
serta gugus steroid atau triterpenoid sebagai gugus
0,5 7,63 7,60
nonpolar sehingga bersifat aktif permukaan dan
1 8,57 8,00
membentuk misel saat dikocok dengan air. Pada
2 8,90 8,23 Ekstrak fraksi etil asetat 4 9,20 8,77
struktur misel gugus polar menghadap ke luar
8 9,97 9,20
sedangkan gugus nonpolar menghadap ke dalam dan
[9] 16 10,63 10,53 keadaan inilah yang tampak seperti busa .
- 0,5
Fenolik bereaksi dengan FeCl
1 6,97
- 3 1%
membentuk warna merah, ungu, biru atau hitam yang
- 2 7,30 Ekstrak fraksi
pekat karena FeCl
3 bereaksi dengan gugus -OH etanol-air 4 - 7,87 [9] 8 - 8,40
aromatis . Kompleks berwarna yang terbentuk
3+ 16 7,80 9,13
diduga sebagai besi (III) heksafenolat. Ion Fe
2 3 3+ Kloramfenikol 0,1% 15,13 13,97
mengalami hibridisasi orbital d sp sehingga ion Fe
5 Kontrol negatif - -
(4s 3d ) memiliki 6 orbital kosong yang diisi oleh
Ket: (-) = Tidak terdapat zona hambat
pendonor pasangan elektron, yaitu atom oksigen pada senyawa fenolik yang memiliki pasangan elektron
[10] bebas .
Ekstrak total mampu menghambat Pada uji flavonoid dengan metode Wilstater, pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli pada flavonoid bereaksi dengan serbuk Mg dan HCl (p) konsentrasi 0,5% dengan diameter zona hambat membentuk warna merah atau jingga akibat reduksi masing-masing sebesar 7,37 mm dan 7,63 mm. flavonoid. Warna merah disebabkan oleh
[8] terbentuknya garam flavilium .
Tabel 2. Nilai LC 50 Ekstrak Total dan Fraksi Daun Merah Syzygium myrtifolium Walp.
Jenis Ekstrak LC (ppm)
50 Ekstrak total 171,5930
Fraksi n-heksana 2301,1062 Fraksi etil asetat 149,8600
Gambar 1. Grafik Hubungan Konsentrasi Ekstrak Total
Fraksi etanol-air 4601,7925 Terhadap Diameter Zona Hambat S. aureus dan E.
Total dan fraksi etil asetat bersifat toksik Coli karena pada konsentrasi kurang dari 1000 ppm Fraksi n-heksana mampu menghambat
[13] mampu menyebabkan kematian 50% hewan uji .
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli pada Sifat toksik ini diduga karena adanya senyawa konsentrasi minimum 2% dengan diameter zona metabolit sekunder, terutama golongan flavonoid. hambat masing-masing 7,70 mm dan 7,87 mm . Gugus hidroksil pada flavonoid mampu berikatan dengan protein integral membran sel sehingga
mengganggu transpor aktif Na dan K dan
Jurnal Kimia Mulawarman Volume 13 Nomor 1 November 2015 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA UnmulE-ISSN 2476-9258
organisme, mekanisme dan kesinergisan kerja antara senyawa aktif di dalam ekstrak.
Struktur dinding sel bakteri Gram positif memiliki lebih banyak peptidoglikan, sedikit lipid dan mengandung polisakarida (asam teikoat) yang mudah larut dalam air sehingga bersifat polar. Dinding sel bakteri Gram negatif lebih banyak mengandung lipid, sedikit peptidoglikan serta membran luar yang terdiri dari fosfolipid (lapisan dalam) dan lipopolisakarida
Gambar 2. Grafik Hubungan Konsentrasi Fraksi n-Heksana (lapisan luar) sehingga bersifat nonpolar.
Terhadap Diameter Zona Hambat S. aureus dan E.
Mekanisme kerja senyawa terpenoid sebagai
coli
zat antibakteri diduga melibatkan kerusakan membran
[12]
oleh senyawa lipofilik . Terpenoid dapat bereaksi Fraksi etil asetat mampu menghambat dengan porin (protein transmembran) pada membran pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli pada luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer konsentrasi minimum 0,5% dengan diameter zona yang kuat dan merusak porin, mengurangi hambat masing-masing sebesar 7,63 mm dan 7,60 permeabilitas dinding sel bakteri sehingga sel bakteri mm. kekurangan nutrisi, pertumbuhan bakteri terhambat
[13]
atau mati . Salah satu senyawa terpenoid yang ada pada daun Syzygium myrtifolium Walp. adalah asam betulinat (3β-3-Hydroxy-lup-20(29)-en-28-oic acid) yang bersifat antoksidan, antitumor,
[6] [12] antiangiogenesis dan dapat menghambat HIV .
Senyawa terpenoid lain seperti asam asiatat dan asam terminolat yang diisolasi dari Syzygium guineense ampuh menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
[14] . coli, Bacillus subtilis dan Shigella sonnei
Senyawa flavonoid disintesis oleh tanaman
Gambar 3. Grafik Hubungan Konsentrasi Fraksi Etil Asetat
sebagai respon terhadap infeksi mikroba sehingga Terhadap Diameter Zona Hambat S. aureus dan E. efektif sebagai zat antibakteri yang ampuh melawan
coli
berbagai mikroorganisme. Hal ini kemungkinan Fraksi etanol-air menghambat pertumbuhan disebabkan oleh kemampuan flavonoid untuk bakteri S. aureus hanya pada konsentrasi 16% dengan membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler diameter zona hambat sebesar 7,80 mm sedangkan dan protein terlarut dan membentuk kompleks dengan penghambatan bakteri E. coli terdapat pada dinding sel bakteri. Flavonoid lipofilik juga dapat
[12]
konsentrasi minimum 1% dengan diameter zona mengganggu membran mikroba . Flavonoid hambat sebesar 6,97 mm. menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA
[15]
bakteri . Ekstrak total dan fraksi etil asetat yang mengandung flavonoid menghasilkan daya antibakteri yang lebih besar dibanding fraksi lain. Pucuk Merah diketahui kaya akan kandungan flavonoid, salah satunya senyawa dimethyl cardamonin (2’,4’-
dihydroxy-6’-methoxy-3’,5’-dimethylchalcone), suatu golongan kalkon yang memiliki sifat sitotoksik.
Gambar 4. Grafik Hubungan Konsentrasi Fraksi Etanol-Air
Senyawa golongan kalkon diketahui memiliki Terhadap Diameter Zona Hambat S. aureus dan E. aktivitas antikanker, anti-inflamasi, antioksidan,
coli [4] analgesik, antibakteri, antijamur dan antiprotozoa .
Diameter zona hambat meningkat seiring Selain itu Pucuk Merah mengandung senyawa kenaikan konsentrasi ekstrak. Kekuatan ekstrak total sianidin-glikosida, suatu senyawa antosianin yang
[5]
dan fraksi etil asetat pada konsentrasi 0,5 – 16% bersifat antioksidan . berkisar dari sedang hingga kuat sedangkan fraksi n-
Senyawa alkaloid bersifat antibakteri, diduga heksana dan etanol-air tergolong sedang. Perbedaan dengan mengganggu komponen penyusun daya hambat disebabkan oleh perbedaan sensitivitas peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan
Nur Aini dkk Uji Toksisitas
Campanulatum Korth Methanolic Extract Inhibits Angiogenesis and Tumor Growth in Nude Mice. BMC Complementary and Alternative Medicine Vol. 13 : 168.
[2] Ratnam, K. V dan Raju R. R. V. (2008). In vitro Antimicrobial Screening of the Fruit Extracts of Two Syzygium Species (Myrtaceae). Advances in Biological Research Vol. 2 (1 – 2): 17 – 20. [3] Flora & Fauna Web. (2013). Syzygium myrtifolium (Roxb.) Walp. https://florafaunaweb. nparks.gov.sg/special- pages/plant-detail.aspx?id= 3156 diakses terakhir tanggal 25 Februari 2015. [4] Memon, A. H., Ismail Z., Aisha A. F. A., Al-Suede F. S. R., Hamil M. S. R., Hashim S., Saeed M. A. A.,
Laghari M. dan Majid A. M. S. A. (2014). Isolation, Characterization, Crystal Structure Elucidation, and
Anticancer Study of Diethyl Cardamonin, Isolated from Syzygium campanulatum Korth. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, Vol. 2014.
[5] Santoni, A., Darwis D. dan Syahri S. (2013). Isolasi, Identifikasi dan Uji Antioksidan Senyawa Antosianin dari
Buah Pucuk Merah (Syzygium campanulatum Korth.) serta Aplikasi sebagai Pewarna Alami. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
[6] Aisha, A. F. A., Ismail Z., Salah K. M. A., Shiddiqui J. M., Ghafar G. and Majid A. M. S. A. (2013). Syzygium
[7] Meyer, B. N., Ferrigni N. R., Putnam J. E., Jacobsen L. B., Nichols D. E. dan McLaughlin J. L. 1982. Brine
[1] Azim, M. H. M. A. E., El-Mesallamy A. M. D., El-Gerby M. dan Awad A. (2014). Anti-Tumor, Antioxidant
Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents. Journal of Medicinal Plant Research Planta Medica Vol. 45 : 31 – 34.
[8] Marliana, S. D., Suryanti V. dan Suyono. (2005). Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi Vol. 3 No.
1 : 26 – 31. [9] Sangi, M., Runtuwene M. R. J., Simbala H. E. I. dan Makang V. M. A. (2008). Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem. Prog. Vol. 1 No. 1: 47 – 53.
[10]Marliana, E. dan Saleh C. (2011). Uji Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Etanol, Fraksi n-
Heksana, Etil Asetat dan Metanol dari Buah Labu Air (Lagenari siceraria (Morlina) Standl). Jurnal Kimia Mulawarman Vol. 8 No. 2: 63 – 39.
[11]Sanjayasari, D. dan Pliliang W. G. (2011). Skrining Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Daun Katuk (Saoropus androgenus (L.) Merr.) Terhadap Larva Udang Artemia salina: Potensi Fitofarmaka pada Ikan.
Berkala Perikanan Terubuk Vol. 39 No.1: 91 – 100. [12]Cowan, M. M. (1999). Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology reviews Vol. 12 (4): 564 – 582.
and Antimicrobial and the Phenolic Constituents of Clove Flower Buds (Syzygium aromaticum). Journal Microbial and Biochemical Technology S8: 007.
coli terdapat pada ekstrak total dengan nilai MIC 0,5%.
Kimia FMIPA Unmul
Senyawa fenolik pada konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma dan dapat menyebabkan kebocoran inti sel sedangkan pada konsentrasi tinggi senyawa fenol berkoagulasi dengan protein seluler
dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel
[15]
. Alkaloid kuartener planar seperti berberin dan harmane mampu berinteraksi dengan DNA
[12] .
Saponin termasuk dalam zat antibakteri yang menghambat fungsi membran sel mikroba. Saponin membentuk senyawa kompleks dengan membran sel melalui ikatan hidrogen sehingga menghancurkan sifat permeabilitas dinding sel, menyebabkan pelepasan isi sel dan menimbulkan kematian sel
[15] .
[13]
paling tinggi terhadap bakteri Staphylococcus aureus terdapat pada fraksi etil asetat sedangkan aktivitas antibakteri paling tinggi terhadap bakteri Escherichia
. Eugenol yang banyak ditemukan pada minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) adalah contoh senyawa fenolik yang bersifat bakteriostatik
[13] .
D. KESIMPULAN
Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak total daun merah Syzygium myrtifolium Walp. adalah golongan alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, fenolik dan flavonoid. Fraksi n-heksana mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid dan steroid, fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid, steroid, fenolik dan flavonoid sedangkan fraksi etanol-air mengandung senyawa golongan triterpenoid, saponin dan fenolik. Toksisitas paling tinggi terhadap larva udang Artemia
salina Leach terdapat pada fraksi etil asetat dengan
nilai LC
50 sebesar 149,8600 ppm. Aktivitas antibakteri
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Kimia Mulawarman Volume 13 Nomor 1 November 2015 P-ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA UnmulE-ISSN 2476-9258
[13]Rachmawati, F., Nuria M. C. dan Sumantri. (2011). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Kloroform Ekstrak Etanol
Pegagan (Centella asiatica (L) Urb) serta Identifikasi Senyawa Aktifnya. Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
[14]Djoukeng, J. D., Abou-Mansour E., Tabacchi R., Tapondjou A. L., Bouda H. and Lontsi D. (2005).
Antibacterial Triterpenes from Syzygium guineense (Myrtaceae). Journal of Ethnopharmacology 101 issues 1 – 3: 283 – 286.
[15]Permatasari, G. A. A. A., Besung I. N. K. dan Mahatmi H. (2013). Daya Hambat Perasan Daun Sirsak Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Indonesia Medicus Veterinus Vol. 2 No. 2 : 162 – 169.