PENGARUH PENGGUNAAN LESITIN DAN CMC TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK MARGARIN SARI APEL MANALAGI (Malus sylfertris Mill) TERSUPLEMENTASI MINYAK KACANG TANAH The Effect of Lecithin and CMC Against Physical, Chemical and Organoleptic Apple Mana

  

PENGARUH PENGGUNAAN LESITIN DAN CMC TERHADAP SIFAT FISIK,

KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK MARGARIN SARI APEL MANALAGI (Malus

sylfertris Mill) TERSUPLEMENTASI MINYAK KACANG TANAH

The Effect of Lecithin and CMC Against Physical, Chemical and Organoleptic

  

Apple Manalagi Margarine (Malus sylfertris Mill) which Supplemented with

Peanut Oil

1 ,

  1

  • Sofie Imsa Fitriyaningtyas Tri Dewanti Widyaningsih 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145
  • Penulis Korespondensi, email

  

ABSTRAK

  Apel manalagi (Malus sylfertis Mill) tinggi akan kandungan nutrisi antara lain karbohidrat, serat, protein, lemak, total gula, vitamin A, vitamin B

  1 , vitamin B 2 , vitamin C,

  energi, zat besi dan kandungan nutrisi lainnya. Pengolahan sari apel manalagi menjadi margarin buah merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan. Pada margarin buah dibutuhkan sumber lemak dan emulsifier. Penelitian ini mengunakan sumber lemak yang berasal dari minyak kacang tanah serta emulsifier lesitin dan CMC (Carboxy Methyl

  

Cellulose). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan emulsifier

  lesitin dan CMC terhadap sifat fisik, kimia, dan organoleptik margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial dengan masing-masing terdiri dari 3 level. Faktorial 1 yaitu penambahan emulsifier lesitin dengan konsentrasi 0%, 2.50%dan 5.00%, sedangkan faktorial 2 adalah penambahan emulsifier CMC dengan konsentrasi 0%, 1.50% dan 3.00% sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan. Margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan emulsifier lesitin 5% dan penambahan emulsifier CMC 3% dengan nilai kadar air 27.65%, kadar lemak 66.19%, total gula 3.42%, pH 3.20 tingkat kestabilan 92.14%, daya oles 16.6 cm, tingkat kecerahan (L*) 53.93, tingkat kekuningan (b*) 22.33.

  Kata Kunci: Apel Manalagi, CMC, Lesitin, Margarin Sari Apel, Minyak Kacang Tanah

  

ABSTRACT

  Manalagi apple (Malus sylfertis Mill) high in nutrients include carbohydrates, fiber, protein, fat, total sugars, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, energy, iron and other nutrient content. Manalagi apple cider processing into fruit margarine is one form of diversification . Margarine pieces needed source of fat and emulsifiers. This research uses a fat source derived from peanut oil and lecithin emulsifiers and CMC (Carboxy Methyl

  

Cellulose) . The purpose of the research to determine the effect of the use of emulsifier

  lecithin and CMC on physical, chemical and organoleptic margarine from manalagi apple extarct suplementation peanut oil. This research used a randomized block design (RBD ) 2 factorial with each consisting of 3 levels. Factorial 1 that the addition of lecithin emulsifier concentrations of 0%, 2.50% and 5.00%, while the second is the addition of an emulsifier factorial CMC with concentrations of 0%, 1.50% and 3.00% in order to obtain 9 treatment combinations with three replications . Margarine from manalagi apple extract suplementation peanut oil best treatment was obtained on treatment of the addition of an emulsifier lecithin emulsifier addition of 5.00% and 3.00% CMC with water content 27.65%, 66.19% fat, 3.42% total sugar, pH 3.20, the stability of 92.14%, a topical power of 16.6cm, the brightness (L*) 53.93, and degree of yellowness (b*) 22.33.

  Keywords: CMC, Lecithin, Manalagi Apple, Margarine from apple extract, Peanut Oil .

  

PENDAHULUAN

  Buah apel manalagi kaya akan nutrisi antara lain karbohidrat, serat, protein, lemak, total gula, vitamin A, vitamin B

  1 , vitamin B 2 , vitamin C, energi, zat besi dan berbagai

  kandungan nutrisi lainya sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku dalam pembuatan margarin buah. Margarin buah merupakan produk olahan buah yang memiliki tekstur lembut dengan kemanisan rendah yang dibuat dari potongan buah kemudian melalui berbagai proses sehingga dapat diambil sari buahnya. Sari buah inilah yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan margarin buah.

  Margarin buah harus mengandungan lemak minimal 80%, oleh karena itu perlu ada penambahan sumber lemak dalam proses pembuatan margarin buah. Pada penelitian ini sumber lemak yang digunakan adalah minyak kacang tanah yang bertujuan untuk memanfaatkan penggunaan minyak kacang tanah yang masih sedikit dalam pengaplikasiannya. Minyak kacang tanah mengandung asam lemak tidak jenuh yang mampu mengurangi resiko penyakit jantung koroner [1]

  Pada proses pembuatan margarin buah juga membutuhkan zat penstabil atau emulsifier. Emulsifier berguna untuk menjaga kestabilan emulsi minyak dan air agar ke 2 fase tersebut tidak memisah. Pemilihan emulsifier berdasarkan nilai HLB (Hydrophilic-

  

Lipophilic Balance) dari emulsifier itu sendiri [2]. Sistem emulsi pada produk margarin buah

  termasuk sistem emulsi w/o (water in oil), sehingga digunakan emulsifier dengan nilai HLB 3 sampai 6. Pada penelitian ini digunakan emulsifier lesitin dan CMC (Carboxy Methyl

  Cellulose). Lesitin memiliki nilai HLB 4 dan CMC memiliki nilai HLB 3.

  Penambahan CMC bertujuan untuk membentuk cairan dengan kekentalan yang stabil dan homogen tetapi tidak mengendap dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan untuk penambahan lesitin yang memiliki banyak gugus non polar bertujuan untuk mempercepat terdispersinya dalam air [3].

  Produk margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah merupakan salah satu bentuk olahan apel manalagi yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan bentuk olahan apel lain yaitu memiliki daya simpan yang lebih lama, kandungan gizinya lebih terjaga karena aktivitas enzimatis dapat diminimalkan, selain itu kandungan apel yang tinggi serat membuat margarin sari apel memiliki nilai lebih dibandingkan dengan margarin biasa.

  

BAHAN DAN METODE

Bahan

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah apel manalagi didapat dari toko istana buah, minyak kacang tanah didapat dari toko dewa-dewi, lesitin didapat dari toko makmur sejati, carboxy methyl cellulose (CMC) didapat dari toko makmur sejati, asam sitrat didapat dari toko makmur sejati, dan garam diperoleh dari indomaret.

  Alat

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu neraca analitik, neraca digital, glass

  o ware, pisau stainless steel, baskom, juicer, kertas saring, thermometer alkohol 150

  C, corong, High Speed Homogenizer, alat color reader “Minolta CR-10”, spektrofotometer, pH meter “S-3C REX”, handrefraktometer “ATAGANO N-1E”, beaker glass, labu ukur, erlenmeyer, corong plastik, pipet tetes, pipet volume, spatula, desikator “Scott-Germany”, tabung reaksi, dan cawan petri.

  Metodologi Penelitian

  Penelitian disusun dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 2 faktorial. Faktor pertama adalah jenis dan konsentrasi emulsifier lesitin, sedangkan faktor kedua adalah jenis dan konsentrasi CMC (Carboxy Methyl Cellulose).

  Faktor I : Jenis dan konsentrasi Lesitin. L = 0 %; L = 2.50 %; L = 5.00 %

  1

  2

  3 Faktor II : Jenis dan konsentrasi CMC. C = 0 %; C = 1.50 %; C = 3.00 %

  1

  2

  3 Sehingga didapatkan 9 kombinasi dengan 3 ulangan.

  L C : Emulsifier Lesitin 0 %, CMC 0 %

  1

  1 L C : Emulsifier Lesitin 0 %, CMC 1,5 %

  1

  2 L

  1 C 3 : Emulsifier Lesitin 0 %, CMC 3 %

  L C : Emulsifier Lesitin 2.50 %, CMC 0 %

  2

  1 L C : Emulsifier Lesitin 2.50 %, CMC 1.50 %

  2

  2 L

  2 C 3 : Emulsifier Lesitin 2.50 %, CMC 3.00 %

  L C : Emulsifier Lesitin 5.00 %, CMC 0 %

  3

  1 L C : Emulsifier Lesitin 5.00 %, CMC 1.50 %

  3

  2 L

  3 C 3 : Emulsifier Lesitin 5.00 %, CMC 3.00 %

  Analisis data dilakukan dengan menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 5%. Apabila terdapat interaksi antar faktor dilanjutkan kedalam uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Pemilihan perlakuan terbaik menggunakan Multiple Attribute.

  Tahapan Penelitian

  Tahapan pembuatan margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah adalah sebagai berikut : pertama-tama buah apel yang digunakan sebanyak 1 kg disortasi dan dipilih yang tidak cacat kemudian buah apel dicuci menggunakan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Setelah itu buah apel dipotong kecil-kecil untuk memudahkan proses ekstraksi dengan menggunakan juicer sehingga didapatkan sari buah apel dan sisanya ampas yang dibuang. Sari apel disaring menggunakan kertas saring sehingga didapatkan sari apel sebanyak 500 ml. Kemudian pada sari apel ditambahkan asam sitrat ± 25 gram sehingga diperoleh pH 2.60. Setelah penambahan sitrat dilakukan pencampuran dengan minyak kacang tanah 30 %, emulsifier lesitin dengan konsentrasi 0%, 2.50 % dan 5.00 %, emulsifier CMC dengan konsentrasi 0%, 1.50 % dan 3.00 % dengan

  o

  pemasakan suhu ± 70 C dengan pengadukan. Selanjutnya setelah bahan larut maka ditambahkan sari apel dengan volume 100 ml dan dilakukan pengadukan selama 40 menit

  o

  hingga bahan tercampur rara dan selanjutnya dilakukan pendinginan pada suhu 0 C sampai

  o

  4 C. Proses ini menghasilkan produk akhir berupa margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah.

  Prosedur analisis

  Pengujian dan analisis dilakukan terhadap bahan baku pada awal proses, margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah, dan proses pembuatan margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah perlakuan terbaik. Analisis fisik meliputi analisis warna [4], tingkat kestabilan [4], dan daya oles, sedangkan untuk analisis kimia meliputi total gula anthrone [4], kadar lemak [5], kadar air [6], dan pH [7]. Pada analisis organoleptik meliputi rasa, warna, tekstur, aroma dan kenampakan dengan uji hedonik. Pemilihan perlakuan terbaik data organoleptik dengan menggunakan metode pembobotan [8] dan untuk pemilihan perlakuan terbaik dilakukan dengan metode Multiple

  Attribute [9].

  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Kimia dan Fisik Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak

Kacang Tanah Kadar Air

  Tabel 1 menunjukkan bahwa dengan penambahan jenis emulsifier lesitin kadar air mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena lesitin memiliki gugus hidrofilik yang lebih tinggi dibandingkan dengan gugus hidrofobik. Semakin tinggi konsentrasi emulsifier lesitin yang ditambahkan maka gugus hidrofilik juga akan semakin tinggi. Gugus hidrofilik inilah yang bersifat mengikat air sehingga air yang semula merupakan air bebas menjadi tidak dapat bergerak bebas lagi karena telah diikat oleh gugus hidrofilik emulsifier lesitin . Semakin tinggi air yang terikat maka semakin rendah penguapan, yang dihitung sebagai kadar air produk sehingga dengan semakin bertambahnya konsentrasi emulsifier lesitin membuat kadar air produk akan semakin turun. Molekul air dapat menarik gugus hidrofilik dari bahan emulsifier dan mendorong gugus hidrofobik kepermukaan. Sehingga bagian polar akan mengelilingi air dan molekul air terikat dengan fase kontinyu yang akan menghambat penguapan air dari sistem [10].

  Tabel 1. Rerata Kadar Air Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis Emulsifier Lesitin dengan Konsentrasi yang Berbeda

  Penambahan Lesitin (%) Rerata Kadar Air (%) BNT 5% 38.4302 c

  2.50 34.7654 b 2.4480 5.00 29.7902 a

  Kadar Lemak

  Tabel 2. Rerata Kadar Lemak Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda

  Emulsifier Konsentrasi (%) Rerata Kadar Lemak (%) BNT 5% 53.2913

  c

  Lesitin 2.50 58.9360 b 5.00 64.4328 a

  2.4480 57.0018 b

  CMC 1.50 59.3101 b 3.00 60.3482 a

  Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan emulsifier lesitin dengan konsentrasi 5.00% yaitu sebesar 64.4328, sedangkan pada perlakuan penambahan emulsifier CMC kadar lemak tertinggi didapatkan pada penambahan CMC dengan konsentrasi 3.00%. Semakin tinggi emuslifier lesitin dan CMC yang ditambahkan maka akan semakin tinggi pula kadar lemak. Peningkatan kadar lemak dikarenakan dengan semakin banyak konsentrasi emulsifier lesitin membuat gugus hidrofobik juga semakin tinggi yang berpengaruh terhadap peningkatan kadar lemak margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah. Lesitin merupakan emulsifier yang cenderung bersifat nonpolar yang memiliki gugus hidrofobik sebagai gugus pengikat lemak dan hidrofilik sebagai gugus pengikat air [11].

  Hubungan korelasi antara kadar air dan kadar lemak adalah korelasi negatif. Semakin tinggi kadar lemak yang terkandung maka semakin rendah kadar air tersebut [12] . Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan pada kadar air dimana kadar air dengan penambahan emulsifier lesitin dan CMC mengalami penurunan sedangkan kadar lemak mengalami peningkatan.

  Total Gula

  Tabel 3. Rerata Total Gula Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda

  Lesitin (%) CMC (%) Rerata Total Gula (%) DMRT 5% 3.1200 e 0.1246

  1.50 3.2300 e 0.1268 3.00 4.1367 g 0.1281

  2.1333 c 0.1206

  2.50 1.50 2.7833 d 0.1229 3.00 3.1367 e 0.1258

  1.8000 a 0.1117

  5.00 1.50 2.0067 b 0.1172 3.00 3.4167 f 0.1275

  Tabel 3 menunjukkan bahwa total gula pada penambahan emulsifier lesitin lebih rendah daripada penambahan CMC. Total gula mengalami peningkatan pada setiap penambahan konsentrasi pada jenis emulsifier CMC. CMC merupakan turunan selulosa yang mengandung gum hidrokoloid dan merupakan polisakarida yang mudah terhidrolisis sehingga dengan semakin bertambahnya CMC maka akan meningkatkan total gula [13]. Sedangkan pada penambahan jenis emulsifier lesitin total gula mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi karena lesitin kandungan gulanya relatif kecil sehingga dengan semakin bertambahnya konsentrasi lesitin maka dapat menyebabkan penurunan total gula margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah.

  pH

  Tabel 4. Rerata pH Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda Emulsifier Konsentrasi (%) Rerata pH BNT 5%

  2.7644 a Lesitin 2.50 2.8698 a

  5.00 3.1389 b 0.1670

  2.8067 a CMC 1.50 2.9400 a

  3.00 3.0256 b Tabel 4 menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi emulsifier lesitin dan

  CMC maka cenderung akan meningkatnya nilai pH. Hal ini dapat terjadi karena emulsifier lesitin yang berasal dari lemak nabati memiliki pH yang cenderung netral sehingga dengan semakin meningkatnya konsentrasi emulsifier maka membuat pH akan semakin meningkat pula [13],sedangkan pada penambahan konsentrasi emulsifier CMC pH margarin sari apel tersuplementasi minyak kacang tanah juga mengalami peningkatan. CMC memiliki pH cenderung netral sehingga dengan semakin bertambahnya konsentrasi emulsifier maka akan meningkatkan pH produk [14].

  Tingkat Kestabilan

  Tabel 5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kestabilan pada penggunaan emulsifier. Semakin tinggi konsentrasi emulsifier lesitin dan CMC yang ditambahkan maka akan membuat semakin stabil dikarenakan zat pengemulsi dapat mengurangi tegangan permukaan, sehingga emulsi akan menyatu. Penambahan pengemulsi akan menyebabkan ikatan antara lemak dan air akan menjadi semakin kuat [15]. Emulsifier akan terdispersi dalam air sehingga bagian yang bersifat hidrofilik akan menyerap air. Air yang sebelumnya bergerak bebas di luar butir-butir akan menjadi diikat. Hal ini yang menyebabkan emulsifier mampu membuat semakin stabil. Tabel 5. Rerata Tingkat Kestabilan Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda

  Emulsifier Konsentrasi (%) Tingkat Kestabilan (%) BNT 5% 86.4006 a

  Lesitin 2.50 87.6804 a 5.00 89.5107 b

  1.6238 85.5303 a

  CMC 1.50 87.6804 b 3.00 90.6641 c

  Daya Oles

  Tabel 6. Rerata Daya Oles Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda Emulsifier Konsentrasi (%) Daya Oles (cm) BNT 5%

  8.8333 a Lesitin 2.50 12.8778 b

  5.00 15.7889 c 0.7066

  11.5000 a CMC 1.50 12.2333 b

  3.00 13.7667 c Tabel 6 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan daya oles pada penggunaan emulsifier lesitin. Semakin tinggi konsentrasi emulsifier lesitin yang ditambahkan maka akan semakin panjang daya olesnya. Lesitin memiliki gugus hidrofobik dan hidrofilik yang mengikat lemak serta air sehingga dengan semakin tingginya konsentrasi emulsifier lesitin yang ditambahkan maka akan dapat membentuk struktur gel yang mampu memperbaiki tingkat daya oles.

  Pada penambahan emulsifier CMC juga berpengaruh terhadap peningkatan daya oles. Semakin tinggi konsentrasi emulsifier CMC maka membuat daya oles margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah semakin panjang. CMC memiliki sifat

  • ionik Na karboksil metil selulosa (CMC) yang dapat menarik partikel-partikel endapan sehingga partikel-partikel endapan dapat dikat dan membentuk stuktur gel yang dapat meningkatkan daya oles [16]. Hal ini yang membuat CMC mampu meningkatkan daya oles margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah.

  Warna Kecerahan (L*)

  Tabel 7. Rerata Tingkat Kecerahan Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda

  Emulsifier Konsentrasi (%) Rerata Kecerahan(%) BNT 5% 62.6000 c

  Lesitin 2.50 55.0000 b 5.00 50.8333 a

  1.3035 53.3556 a

  CMC 1.50 56.0778 b 3.00 59.0000 c

  Tabel 7 menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat kecerahan (L*) pada penggunaan emulsifier lesitin. Semakin tinggi konsentrasi emulsifier lesitin yang ditambahkan maka akan semakin rendah tingkat kecerahan. Dalam proses pemanasan pada pembuatan produk yang memungkinkan terjadinya reaksi Maillard antara gugus amina dari lesitin dengan gula dari sari apel. Reaksi Maillard terjadi pada gula reduksi dan asam amino, protein, dan zat yang mengandung nitrogen saat dipanaskan bersama sehingga dengan penambahan konsentrasi lesitin maka akan membuat tingkat kecerahan semakin turun [17]. Sedangkan pada penambahan emulsifier CMC menunjukkan bahwa penambahan emulsifier CMC juga berpengaruh terhadap peningkatan kecerahan. Semakin tinggi konsentrasi emulsifier CMC maka membuat tingkat kecerahan margarin apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena CMC yang berasal dari ekstrak kedelai memiliki warna cerah sehingga dengan semakin tinggi konsentrasi emulsifier CMC maka membuat tingkat kecerahan juga mengalami peningkatan.

  Kekuningan (b*)

  Tabel 8. Rerata Tingkat Kekuningan Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda

  Lesitin (%) CMC (%) Rerata Kekuningan (%) DMRT 5% 8.7667 a 3.1249

  1.50 9.1333 a 3.2770 3.00 10.1000 a 3.3719

  11.7667 ab 3.4365

  2.50 1.50 14.7000 bc 3.4845 3.00 16.7333 cd 3.5189

  17.6333 cd 3.5460

  5.00 1.50 19.7000 de 3.5668 3.00 22.3333 e 3.5824

  Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat kekuningan memiliki perbedaan pada tiap jenis emulsifier. Tingkat kekuningan emulsifer lesitin memberikan nilai tertinggi daripada emulsifier CMC. Hal ini karena CMC berwarna terang sehingga tingkat kekuningan produk lebih rendah dibandingkan dengan lesitin, sedangkan pada penambahan emulsifier lesitin memberikan nilai kekuningan lebih tinggi daripada CMC karena lesitin memiliki warna yang gelap sehingga dapat meningkatkan nilai kekuningan margarin apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah.

  

Karakteristik Organoleptik Margarin Sari Apel Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah

Warna

  Tabel 9. Rerata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang

  Berbeda Lesitin (%) CMC (%) Rerata Nilai Warna DMRT 5%

  2.8000 a 0.6286 1.50 3.6500 b 0.6616 3.00 4.5500 c 0.6836

  5.2500 d 0.6996

  2.50 1.50 5.8500 de 0.7122 3.00 6.0500 e 0.7223

  5.5500 de 0.7306

  5.00 1.50 5.7000 de 0.7377 3.00 6.2500 e 0.7438

  Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai kesukaan panelis berbeda nyata pada perlakuan jenis emulsifier. Pada emulsifier CMC memiliki tingkat kesukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lesitin. Hal ini karena pada margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah dengan penambahan emusifier lesitin memiliki warna yang lebih gelap, dimana produk berbeda sangat jauh dengan produk margarin yang ada di pasaran pada umumnya. Penambahan emulsifier lesitin memiliki warna coklat tua sehingga mempengaruhi warna dari produk akhir margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah. Sedangkan pada penambahan emulsifier CMC memiliki warna yang terang sehingga tidak mempengaruhi warna produk.

  Rasa

  Tabel 10. Rerata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang

  Berbeda Lesitin (%) CMC (%) Rerata Nilai Rasa DMRT 5%

  3.3000 a 0.7002 1.50 4.2000 b 0.7370 3.00 5.1000 cd 0.8137

  4.4500 bc 0.7792

  2.50 1.50 5.1000 cd 0.8217 3.00 5.7500 d 0.8285

  4.2500 b 0.7615

  5.00 1.50 4.6000 bc 0.7932 3.00 4.7500 bc 0.8045

  Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai kesukaan panelis berbeda nyata pada perlakuan jenis emulsifier. Pada emulsifier lesitin memiliki tingkat kesukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan CMC. Hal ini karena pada margarin apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah dengan penambahan emusifier lesitin memiliki rasa langu yang berasal dari ekstrak kedelai, sehingga menurunkan tingkat kesukaan rasa panelis, sedangkan pada penambahan emulsifier CMC memiliki kecenderungan meningkat. CMC merupakan turunan selulosa yang memiliki tingkat kemanisan 69% [18] sehingga dengan bertambahnya emulsifier CMC maka membuat tingkat kesukaan panelis terhadap rasa lebih meningkat.

  Aroma

  Panelis memberikan tingkat kesukaan yang lebih tinggi pada emulsifiier lesitin dengan konsentrasi 2.50% dan emulsifier CMC 3.00%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis dan konsentrasi emulsifier tidak berpengaruh nyata (

  α=0,05) pada tingkat kesukaan panelis terhadap aroma margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah. Pada penambahan emulsifier CMC memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingan dengan penambahan emulsifier lesitin, sedangkan pada penambahan konsentrasi lesitin tidak memiliki kecenderungan tertentu. Pada emulsifier CMC berbentuk bubuk berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa sehingga tidak mempengaruhi aroma produk, sedangkan pada emulsifier lesitin memiliki aroma yang sedikit langu sehingga dapat mempengaruhi aroma margarin sari apel tersuplementasi minyak kacang tanah.

  Tekstur

  Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai kesukaan panelis berbeda nyata pada perlakuan jenis emulsifier. Pada penambahan emulsifier CMC memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingan dengan penambahan emulsifier lesitin meski tidak terlalu signifikan. Tekstur yang lebih disukai panelis adalah yang lebih mudah untuk dioleskan. Dari data hasil pengamatan daya oles, didapatkan produk margarin sari apel tersuplementasi minyak kacang tanah dengan penambahan emulsifier CMC memiliki daya oles yang lebih baik daripada daya oles dengan penambahan emulsifier lesitin. Tabel 11. Rerata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Tekstur Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang

  Berbeda Lesitin (%) CMC (%) Rerata Nilai Tekstur DMRT 5%

  3.9000 a 0.7524 1.50 4.3000 ab 0.7919 3.00 4.6500 abc 0.8183

  4.9500 bcd 0.8373

  2.50 1.50 5.2500 cd 0.8645 3.00 5.6500 d 0.8830

  5.1500 cd 0.8744

  5.00 1.50 5.4500 d 0.8830 3.00 5.6500 d 0.8903

  Kenampakan

  Tabel 12. Rerata Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Kenampakan Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah pada Jenis dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda

  Lesitin (%) CMC (%) Rerata Nilai Kenampakan DMRT 5% 4.4000 a 0.7468

  1.50 4.7000 ab 0.8122 3.00 4.8000 ab 0.8311

  5.1500 b 0.8460

  2.50 1.50 5.4500 b 0.8836 3.00 5.3500 b 0.8679

  4.5000 a 0.7860

  5.00 1.50 5.4000 b 0.8764 3.00 5.1500 ab 0.8580

  Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai kesukaan panelis berbeda nyata pada perlakuan jenis emulsifier. Tingkat kesukaan panelis berbeda pada jenis emulsifer yang berbeda. Panelis memberikan tingkat kesukaan yang lebih tinggi pada emulsifiier lesitin dengan konsentrasi 2.50% dan emulsifier CMC 1.50%. Seperti yang sudah dibahasa sebelumnya dalam analisis fisik, kima serta organoleptik terhadap warna dan tekstur, maka kenampakan juga memberi pengaruh yang nyata. Pada penambahan emulsiier lesitin tidak memiliki kecenderungan menentu sedangkan pada penambahan emulsifier CMC mengalami peningkatan. Hal ini karena penambahan emulsifier CMC lebih berpengaruh terhadap tekstur dan warna sehingga kenampakan margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah lebih baik daripada penambahan emulsifier lesitin.

  

Perlakuan Terbaik Kimia Fisik dan Organoleptik Margarin Sari Apel Tersuplementasi

Minyak Kacang Tanah

  Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa nilai terendah kimia fisik terdapat pada jenis dan konsentrsi emulsifier lesitin 5.00% dan CMC 3.00% dengan nilai 0.2723, sehingga didapatkan perlakuan terbaik kimia fisik untuk margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah pada jenis dan konsentrasi emulsifier lesitin 5.00% dan CMC 3.00%. Sedangkan dalam uji organoleptik, didapatkan nilai tertinggi terdapat pada jenis dan konsentrsi emulsifier lesiitn 2.50% dan CMC 3.00% dengan nilai 0.8800, sehingga didapatkan perlakuan terbaik organoleptik untuk margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah pada jenis dan konsentrasi emulsifier lesitin 2.50% dan CMC 3.00%. Tabel 13. Perlakuan Terbaik Kimia Fisik dan Organoleptik Margarin Sari Apel Manalagi Tersuplementasi Minyak Kacang Tanah Terhadap Jenis dan Konsentrasi Emulsifier

  

Lesitin (%) CMC (%) Kimia Fisik Organoleptik

  0.402 0.000 1.50 0.394 0.276 3.00 0.340 0.488

  0.376 0.531

  2.50 1.50 0.403 0.698 3.00 0.377 0.880*

  0.380 0.412

  5.00 1.50 0.384 0.701 3.00 0.272* 0.722

  Keterangan: * = perlakuan terbaik

SIMPULAN

  Hasil penelitian margarin sari apel manalagi tersuplementasi minyak kacang tanah dengan penambahan emulsifier lesitin menunjukkan pengaruh nyata terhadap kadar air, kadar lemak, total gula, pH, tingkat kestabilan, daya oles dan warna. Penambahan emulsifier CMC menunjukkan pengaruh nyata terhadap kadar lemak, total gula, tingkat kestabilan, pH, daya oles dan warna. Pada uji organoleptik warna, rasa, tekstur dan kenampakan memberikan pengaruh yang nyata pada setiap parameter yang diujikan. Perlakuan terbaik menurut parameter kimia fisik dengan penambahan lesitin 3.00% dan CMC 5.00% dengan nilai kadar air 27.65%, kadar lemak 66.19%, total gula 3.42%, pH 3.20, tingkat kestabilan 92.14%, daya oles 16.60 cm, tingkat kecerahan (L*) 53.93, tingkat kekuningan (b*) 22.33, sedangkan menurut parameter organoleptik perlakuan terbaik pada penambahan lesitin 2.50% dan CMC 3.00% dengan nilai kadar air 33.89%, kadar lemak 60.68%, total gula 3.13%, pH 3.00, tingkat kestabilan 90.32%, daya oles 14.60cm, tingkat kecerahan 57.40 tingkat kekuningan 16.73.

  

DAFTAR PUSTAKA

1) Adamson, M. 1989. The Science of Food. John Willey and Sons. New York.

  2) Apriyantono, A.D. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. Bogor

  3) Blitz, H.D, W.Grosch and P. Schieberle. 1986. Food Chemistry. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York. 4) De Garmo, F.D,. N.G Sulivan and J.R. Canada. 1992. Engineering Economy.

  MacMillan Publishing. New York. 5) Divino GL, Koehler PE and Akoh CC. 1996. Enzymatic and Autoxidation of Deffated Peanut. J. FoodSci. 61 : 112-120.

  6) Fennema. O.R. 1996. Food Chemistry. Marcel Dekker Inc. New York. 7) Ganz, E. 1997. An Introduction To Food Colloids. Oxford. Oxford Universty Press.

  216p. 8) Ganz, E. 2001. An Introduction To Food Colloids 2nd Edition. Oxford. Oxford Universty Press. 216p.

  9) Gunstone. 2004. Organic Polimer Chemistry 2nd J.W Arrow Smith Lth. England 10) Ketaren, S.1989. Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak. UI Press. Jakarta. 11) Ketaren, S. 2006. Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak 2rd revised Edition. UI Press. Jakarta. 12) Sebrell,W.H and James. 1996. Makanan dan Gizi. Pustaka Ilmu Life. Edisi Kedua. Tira Pustaka. Jakarta.

  13) Sopandi, B. 2001. Pengantar Kimia Koloid dan Kimia Permukaan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 14) Sudarmadji. 1995. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi.

  Bogor. 15) Sudarmadji. 1997. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi.

  Bogor. 16) Szhuja. 1990. Emulsifier Efficiency in Model System of Milk Fat of Soybean Oil and Water. Food Techonology.

  17) Yuwono dan Susanto. 1998. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. Bogor. 18) Zeleny, M. 1992. Multiple Kriteria Decision Making. McGraw-Hill. New York.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN KARAGINAN TERHADAP KARAKTERISTIK PASTA TEPUNG GARUT DAN KECAMBAH KACANG TUNGGAK SEBAGAI BAHAN BAKU BIHUN The Effect of Carageenan Addition on Pasting Properties of Arrowroot and Cowpea Seedling Flour as Vermicelli Ingredients

0 0 9

PENGARUH KONSENTRASI GLISEROL DAN EKSTRAK AMPAS KULIT APEL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA EDIBLE FILM The Effect of Glycerol and Apple Peel Waste Extract Concentration on Physical and Chemical Characteristic of Edible Film

0 1 12

PEMBUATAN VELVA JAMBU BIJI MERAH PROBIOTIK (Lactobacillus acidophilus) KAJIAN PERSENTASE PENAMBAHAN SUKROSA DAN CMC Making Velva Red Guava Probiotics (Lactobacillus acidophilus) Assessment Percentage Sucrose Addition and CMC

0 0 11

PEMBUATAN SAKE BERBASIS UBI KAYU (Manihot esculanta crantz) (KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI STARTER Saccharomyces cereviceae) The Effects of Starter Concentration (Saccharomyces cereviceae) in Sake Production Using Cassava as the Basic Ingridient (Manihot es

0 0 9

Hydrolysis of Sago ( Metroxylon Sago Rottb.) Starch by β-Amylase for Making Dextrin

0 0 10

PENGARUH KARAGENAN DAN LAMA PEREBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP MUTU DAN KARAKTERISTIK JELLY DRINK DAUN SIRSAK Effect of Carrageenan and Soursop Leaf Duration Boiling Time on the Quality and Characteristics of Soursop Leaf Jelly Drink

0 0 11

PENGARUH PENAMBAHAN ANTIINVERSI DAN SUHU IMBIBISI TERHADAP TINGKAT KESEGARAN NIRA TEBU Effect of Concentration of Anti-inversion and Temperature of The Water Imbibition to The Freshness of Sugarcane

0 0 10

PENGARUH PROPORSI KACANG TANAH DAN PETIS DENGAN LAMA PEMANASAN TERHADAP KARAKTERISTIK BUMBU RUJAK CINGUR SELAMA PENYIMPANAN Effect Proportion Peanut and Petis and Heating Time On Characteristics Rujak Cingur Seasoning During Storage

0 2 12

PENGARUH PENAMBAHAN SARI ANGGUR (Vitis vinifera L.) DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA YOGHURT The Effect of Grape Juice (Vitis vinifera L.) Addition and Different Fermentation Period Toward Physic-Chemical Properties of Yogurt

0 1 11

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN DAUN KELOR DAN KARAGENAN TERHADAP KUALITAS MIE KERING TERSUBSTITUSI MOCAF Effect of Addition Moringa Protein Concentrate and Carrageenan For Quality Properties of Dried Noodle Substitued By Mocaf

0 0 11