Karakteristik Perkembangan Kualitas Permukiman Kampung Badran dan Jogoyudan Sebagai Kampung Ramah Anak Lambang Septiawan lambangseptiawanlsgmail.com Su Ritohardoyo suritougm.ac.id Abstract - Karakteristik Perkembangan Kualitas Permukiman Kampung Badran da

Karakteristik Perkembangan Kualitas Permukiman Kampung Badran dan Jogoyudan Sebagai Kampung Ramah Anak

Lambang Septiawan lambangseptiawanls@gmail.com

Su Ritohardoyo surito@ugm.ac.id

Abstract

Badran and Jogoyudan Kampongs are famous as “thugs kampong” in the 1970's and included as slum area in Yogyakarta. However, both of the kampongs is the location of Kampung Ramah Anak (KRA) Program implementation trough the appointment of RW 11 Badran and RW 11 Jogoyudan since 2011 and 2013. This research aims to analyze the quality of settlements in Badran and Jogoyudan Kampongs before and after KRA Program implementation, and examine the development characteristics of the neighborhoods quality. The survey method was used with 247 heads of the family as respondent. Data processed by giving score to the neighborhoods quality parameter and create interview transcript, as well as analyzed by quantitative and qualitative descriptive. The results showed that the quality of the neighborhoods, both before and after implementation of the KRA Program, qualifies as light slum. The characteristics of the development of neighborhoods quality after the execution of the KRA Program is not changing (light slum), as well as having positive progression in terms of the existence of means, facilities, and social conditions of the settlement.

Keywords: Settlement, Neighborhood Quality, Kampung Ramah Anak Program, Kampong.

Abstrak

Kampung Badran dan Jogoyudan terkenal sebagai kampung preman pada 1970-an dan termasuk sebagai kawasan kumuh di Kota Yogyakarta. Meskipun demikian, kedua kampung tersebut merupakan lokasi implementasi Program Kampung Ramah Anak (KRA) dengan ditunjuknya RW 11 Badran dan RW 11 Jogoyudan sejak tahun 2011 dan 2013. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas permukiman Kampung Badran dan Jogoyudan sebelum dan sesudah pelaksanaan Program KRA, serta mengkaji karakteristik perkembangan kualitas permukiman yang terjadi. Metode yang digunakan adalah survai dengan responden sebanyak 247 Kepala Keluarga. Data diolah dengan memberikan nilai terhadap parameter kualitas permukiman dan membuat transkrip wawancara, serta dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas permukiman, baik sebelum dan sesudah Pelaksanaan Program KRA, termasuk dalam kategori kumuh ringan. Karakteristik perkembangan kualitas permukiman setelah pelaksanaan Program KRA adalah tidak mengalami perubahan kategori kekumuhan, serta mengalami perkembangan ke arah yang positif dalam hal keberadaan sarana, fasilitas, dan kondisi sosial permukiman.

Kata kunci: Permukiman, Kualitas Permukiman, Program Kampung Ramah Anak, Kampung.

PENDAHULUAN

memiliki hak dan kebutuhan untuk mendapatkan hunian yang layak sebagai pendukung proses

Urbanisasi merupakan gejala geografis tumbuh kembangnya (Yayasan Pemantau Hak yang

dapat dipandang

sebagai

proses

Anak, 2010). Masa kanak-kanak adalah masa pembentukan kota (Bintarto, 1984). Peningkatan pertumbuhan yang harus diakomodasi hak dan laju urbanisasi dapat menimbulkan dampak yang kebutuhannya, termasuk dalam skala lingkungan bersifat membangun (konstruktif) maupun permukiman tempat mereka tinggal. merusak (destruktif). Salah satu dampak Salah satu upaya dalam mewujudkan konstruktif

pemenuhan hak dan kebutuhan anak di Indonesia perkembangan struktur ekonomi dan variasi

implementasi kebijakan sektor wiraswasta di daerah kota (Bintarto, 1984). Kabupaten atau Kota Layak Anak (KLA). Hal tersebut memicu munculnya jenis-jenis Kebijakan ini ditujukan untuk mempercepat bidang usaha baru, baik dalam sektor formal akselerasi implementasi Konvensi Hak Anak ke maupun informal. Meskipun demikian, Setiawan dalam kebijakan, strategi, dan program yang (2006) menjelaskan bahwa terlampau pesatnya mengarah kepada pemenuhan kebutuhan dan hak laju urbanisasi dapat menyebabkan semakin

adalah

melalui

anak (Subiyakto, 2012).

besarnya tekanan terhadap lingkungan perkotaan. Kebijakan Kabupaten atau Kota Layak Meningkatnya kepadatan penduduk dan variasi Anak salah satunya dilaksanakan melalui kegiatan ekonomi memberikan konsekuensi implementasi Program Kampung Ramah Anak terhadap tuntutan kebutuhan akan ruang yang (KRA). Program Kampung Ramah Anak semakin besar. Hal ini menyebabkan ancaman merupakan program berbasis kelompok Rukun degradasi lingkungan kota, meningkatkan kadar Warga yang dilaksanakan pada tingkat kelurahan polusi dan limbah industri, serta memicu untuk memberikan ruang bagi anak agar munculnya permukiman informal (permukiman mendapatkan pemenuhan hak dan kebutuhannya . kumuh dan permukiman liar) di kawasan Pada tahun 2010, Pemerintah Kota Yogyakarta perkotaan (Harahap, 2013). turut andil dalam perintisan Kampung Ramah Permukiman kumuh merupakan salah satu Anak dengan menetapkan dua pilot project dampak destruktif urbanisasi. Badan Pusat Kampung Ramah Anak di RW 11 Kampung Statistik (2015) menyebutkan bahwa pada tahun Badran dan RW 7 Kampung Dagaran. Hingga 2014, setidaknya terdapat 4.508 lokasi yang tahun 2015, Kota Yogyakarta telah memiliki 156 dikategorkan sebagai kawasan kumuh di

Kampung Ramah Anak.

Indonesia. Kawasan kumuh tersebut dapat Jika ditinjau dari aspek geografis, tidak ditemui di pusat kota, pinggiran kota, di sekitar semua lokasi implementasi Program Kampung bantaran sungai, di sekitar jalur rel kereta api, Ramah Anak di Kota Yogyakarta memiliki maupun di kampung kota yang identik sebagai karakteristik yang seragam. Kampung Badran dan tempat bermukim masyarakat miskin perkotaan. Kampung Jogoyudan merupakan contoh lokasi Karakteristik kawasan permukiman kumuh ini implementasi Program Kampung Ramah Anak memiliki kepadatan bangunan yang tinggi, yang dikenal sebagai kampung preman pada tahun memiliki fasilitas pelayanan dasar bagi 1970-an, dan termasuk sebagai kawasan kumuh di pendukung kehidupan yang minim, memiliki Kota Yogyakarta. Kampung Badran menerapkan risiko terhadap kerawanan bencana, serta Program Kampung Ramah Anak pada tahun 2011 diidentikkan sebagai kawasan miskin dan eksklusi dengan ditunjuknya RW 11 Badran, sementara sosial (Prayitno, 2014; Muta’ali dan Nugroho, Kampung Jogoyudan menerapkan Program 2016). Kampung Ramah Anak pada tahun 2013 dengan Rendahnya kualitas permukiman kumuh ditunjuknya RW 11 Jogoyudan. Pelaksanaan berpotensi mempengaruhi proses

tumbuh

Program Kampung Ramah Anak di kedua kembang anak sebagai salah satu bagian dari

tersebut dinilai telah mampu komunitas permukiman (Azarnair et al, 2015).

kampung

terhadap kondisi Rendahnya tingkat keamanan di lingkungan

permukiman kumuh dapat menimbulkan berbagai Berdasarkan latar belakang di atas, maka tindakan

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelangsungan hidup anak. Selain itu, faktor kualitas permukiman Kampung Badran dan keterbatasan ruang terbuka dan rendahnya Jogoyudan, baik sebelum dan sesudah penerapan kebersihan lingkungan permukiman juga memiliki Program Kampung Ramah Anak, serta mengkaji andil dalam mempengaruhi kondisi kesehatan karakteristik perkembangan kualitas permukiman serta pembentukan kepribadian anak (Leventhal

yang terjadi.

dan Brooks-Gunn, 2003). Padahal, anak-anak

METODE PENELITIAN

dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif, dengan persyaratan terdapat dua titik

Penelitian ini menggunakan metode waktu yang berbeda untuk menemukenali survai. Metode survai menurut Yunus (2010) perubahan yang terjadi dalam suatu ruang. merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti sebagian anggota populasi. Lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian terletak di Kampung Badran yang terdapat di Kelurahan Bumijo, dan Kampung

a. Kualitas Permukiman Sebelum dan

Jogoyudan yang terdapat

di Kelurahan

Sesudah Pelaksanaan Program Kampung

Gowongan. Kedua kampung kota tersebut terletak

Ramah Anak

di Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Kajian lebih mendalam dilakukan dengan

1. Kelayakan Bangunan

memilih satu Rukun Warga yang terdapat di Penilaian kelayakan bangunan dilakukan masing-masing kampung, yaitu RW 11 Badran

dengan menggunakan parameter keteraturan dan RW 11 Jogoyudan. Rukun Warga 11 Badran

bangunan, kepadatan bangunan, dan kondisi fisik dipilih karena statusnya sebagai percontohan

bangunan.

pengembangan Program Kampung Ramah Anak di Kota Yogyakarta sejak tahun 2011. Sementara

a) Keteraturan Bangunan

RW 11 Jogoyudan dipilih karena merupakan satu- Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa satunya Rukun Warga yang telah melaksanakan

sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah Program Kampung Ramah Anak di Kampung

Anak, nilai aksesibilitas RW 11 Badran dan RW Jogoyudan, yaitu terhitung sejak tahun 2013.

11 Jogoyudan secara berturut-turut adalah 1,94 Kedua RW tersebut dianggap representatif dan

dan 1,95, nilai posisi bangunan RW 11 Badran dapat dijadikan sebagai fokus kajian untuk

dan RW 11 Jogoyudan secara berturut-turut menemukenali

adalah 2,98 dan 2,77, dan nilai keteraturan kualitas permukiman Kampung Badran dan

karakteristik

perkembangan

bangunan RW 11 Badran dan Rw 11 Jogoyudan Jogoyudan

secara berturut-turut adalah 4,92 dan 4,72. Kampung Ramah Anak.

Populasi dalam penelitian ini adalah

Tabel 1. Nilai Parameter Keteraturan Bangunan

Kepala Keluarga yang bermukim di RW 11

RW 11 Badran

RW 11 Jogoyudan

Badran dan RW 11 Jogoyudan. Sampel dalam

Parameter

Sebelum

Sesudah Sebelum Sesudah

penelitian ini berjumlah 247 KK (163 KK di RW

KRA

KRA KRA KRA

11 Badran dan 84 KK di RW 11 Jogoyudan) (>2013) yang dipilih menggunakan teknik sampling acak,

yaitu dengan mengundi secara acak nama-nama

Posisi Bangunan

Kepala Keluarga yang terdaftar sebagai anggota

Data primer diperoleh melalui wawancara

Bangunan

kepada kepala keluarga, wawancara mendalam

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

kepada pemangku wilayah dan Pengurus Kampung Ramah Anak setempat, serta observasi

Data dalam Tabel 1 juga menunjukkan lapangan. Sementara itu, data sekunder

bahwa kondisi aksesibilitas, posisi bangunan, dan bersumber dari dokumen pemerintah. Teknik

keteraturan bangunan di kedua lokasi kajian tidak pengolahan data dilakukan dengan memberikan

mengalami perubahan setelah pelaksanaan nilai terhadap parameter kualitas permukiman

Program Kampung Ramah Anak yang ditandai serta membuat transkrip wawancara. Hasil

dengan nilai aksesibilitas, posisi bangunan, dan olahan data kemudian dianalisis dengan

keteraturan bangunan yang tetap. menggunakan

Nilai aksesibilitas di kedua lokasi kajian kuantitatif dan kualitatif.

yang mendekati 2, baik sebelum dan sesudah Pendekatan

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak, penelitian ini adalah pendekatan keruangan

yang digunakan

dalam

menandakan bahwa mayoritas sampel rumah telah (spatial approach), khususnya dalam matra

terlayani dengan jaringan jalan yang memadai. analisis proses keruangan (spatial process

Nilai posisi bangunan kedua lokasi kajian yang analysis ). Yunus (2010) menjelaskan bahwa

mendekati 3, baik sebelum dan sesudah analisis proses keruangan merupakan analisis

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak, yang menekankan pada proses perubahan ruang

menandakan bahwa mayoritas sampel rumah dalam dua dimensi waktu tertentu. Analisis ini

memiliki posisi bangunan yang teratur. Lebih memiliki posisi bangunan yang teratur. Lebih

sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah Jogoyudan,

Anak secara berturut-turut adalah 17,5 dan 17,3. pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak,

baik sebelum

dan

sesudah

Lebih tingginya nilai kondisi fisik bangunan RW menandakan bahwa RW 11 Badran memiliki

11 Badran dari RW 11 Jogoyudan menandakan aksesibilitas yang lebih memadai, posisi

bahwa RW 11 Badran memiliki kondisi fisik bangunan yang lebih teratur, serta memiliki

bangunan yang lebih baik.

keteraturan bangunan yang lebih baik. Tabel 3. Nilai Parameter Kondisi Bangunan

b) Kepadatan Bangunan

RW 11 Badran RW 11 Jogoyudan

Penilaian kepadatan bangunan dilakukan

Parameter

Sebelum

Sesudah Sebelum Sesudah

melalui perbandingan antara Peta Rencana Pola

KRA

KRA KRA KRA

Ruang dan Garis Sempadan Bangunan Kecamatan

Jetis dan Peta Satuan Atap dan Blok Permukiman

Jenis Atap

di kedua lokasi kajian. Data hasil penilaian

Jenis Dinding

parameter kepadatan bangunan disajikan dalam

Jenis Lantai

Tabel 2. Nilai Kepadatan Bangunan

1,86 1,80 1,80 RW 11 Badran

Luas Lantai Per Kapita

RW 11 Jogoyudan

Sebelum Sesudah Sebelum

Nilai Kondisi

Kepadatan Nilai

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017 Kepadatan

Nilai Kepadatan : Rendah (3); Sedang (2); Tinggi (1)

Kondisi fisik bangunan RW 11 Badran

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

tidak mengalami perubahan setelah pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak yang ditandai

Data dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa dengan nilai parameter kondisi fisik bangunan kepadatan bangunan RW 11 Badran dan RW 11

yang tetap (Tabel 3). Nilai kondisi fisik bangunan Jogoyudan sebelum pelaksanaan Program

RW 11 Badran tidak mengalami perubahan Kampung Ramah Anak termasuk dalam

setelah pelaksanaan Program Kampung Ramah kepadatan bangunan tinggi. Kondisi kepadatan

Anak, yaitu 17,5. Kondisi tersebut berbanding bangunan kedua lokasi kajian tidak mengalami

terbaik dengan RW 11 Jogoyudan yang perubahan

mengalami peningkatan nilai pada parameter jenis Kampung Ramah Anak yang juga tergolong

dinding (dari 2,90 menjadi 2,97) dan lantai (dari kepadatan bangunan tinggi. Nilai kepadatan

2,45 menjadi 2,60), sementara parameter jenis bangunan yang diberikan untuk kepadatan

lantai mengalami penurunan nilai (dari 2,82 bangunan tinggi di RW 11 Badran dan RW 11

menjadi 2,78), dan paramater lainnya bernilai Jogoyudan,

tetap. Nilai kondisi fisik bangunan RW 11 pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak,

baik sebelum

dan

sesudah

pelaksanaan Program adalah 1.

Jogoyudan

setelah

Kampung Ramah Anak mengalami peningkatan dari 17,3 menjadi 17,48. Lebih tingginya nilai

c) Kondisi Fisik Bangunan kondisi fisik bangunan RW 11 Badran (17,5) dari Data dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa

RW 11 Jogoyudan (17,48) setelah pelaksanaan sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah

Program Kampung Ramah Anak menandakan Anak, mayoritas sampel rumah di kedua lokasi

bahwa RW 11 Badran memiliki kondisi fisik kajian memiliki arap genting (nilai mendekati 3),

bangunan yang lebih baik.

berdinding tembok (nilai mendekati 3), berlantaikan

d) Penilaian Kelayakan Bangunan mendekati 3), memiliki pembagian ruangan

granit/marmer/keramik

(nilai

Data dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa sangat jelas (nilai mendekati 3), memiliki luas

nilai kelayakan bangunan RW 11 Badran dan RW lantai perkapita

11 Jogoyudan sebelum pelaksanaan Program mendekati 2), dan memiliki kondisi pencahayaan

memenuhi ≥7,2m 2 (nilai

Kampung Ramah Anak secara berturut-turut sangat baik (nilai mendekati 5). Nilai kondisi fisik

adalah 23,42 dan 23,02. Nilai kelayakan adalah 23,42 dan 23,02. Nilai kelayakan

belum terlayani sistim perpipaan (nilai sumber air Kampung Ramah Anak, sementara RW 11

mendekati 2 dan sistim perpipaan mendekati 1), Jogoyudan mengalami peningkatan nilai kondisi

mayoritas rumah tangga menggunakan jamban kelayakan bangunan dari 23,02 menjadi 23,20.

leher angsa, memiliki jamban pribadi, dan Peningkatan nilai kondisi kelayakan bangunan di

pembuangan limbahnya secara pribadi (jenis RW 11 Jogoyudan setelah pelaksanaan Program

jamban, penggunaan jamban, dan pembuangan Kampung Ramah Anak disebabkan oleh

limbah secara berturut-turut bernilai 4, mendekati peningkatan nilai kondisi fisik bangunan.

4, dan mendekati 3), dan pengelolaan persampahan dilakukan pemerintah (nilai 4).

Tabel 4. Nilai Kelayakan Bangunan

Nilai kondisi prasarana RW 11 Badran dan

RW 11 Badran

RW 11 Jogoyudan

RW 11 Jogoyudan sebelum pelaksanaan Program

Parameter Sebelum

Sesudah

Sebelum Sesudah

Kampung Ramah Anak secara berturut-turut

adalah 27,15 dan 25,55, dan termasuk dalam

kategori kumuh ringan (Tabel 5). Lebih tingginya

nilai kondisi prasarana RW 11 Badran dari RW

Kepadatan

1 1 1 1 11 Jogoyudan menandakan bahwa RW 11 Badran

Kondisi Fisik

memiliki kondisi prasarana yang lebih baik.

Nilai Tabel 5. Nilai Kondisi Prasarana Kelayakan

Bangunan RW 11 Badran RW 11 Jogoyudan Kategori

Sesudah Sebelum Sesudah

KRA KRA KRA Kategori: Tidak Layak (9-15), Sedang (16- 22), Layak (≥23)

KRA

(>2011) (<2013) (>2013) Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

Struktur Jalan

Nilai kelayakan bangunan kedua lokasi Kondisi

kajian yang melebihi 23, baik sebelum dan

Pelayanan

Air

sesudah pelaksanaan Program Kampung Ramah

Minum/Baku

Anak, menandakan kelayakan bangunan di kedua

1) Sumber Air

lokasi kajian termasuk dalam kategori layak

2) Sistim

(Tabel 4). Lebih tingginya nilai kelayakan 2,95 bangunan RW 11 Badran dari RW 11 Jogoyudan,

baik sebelum dan sesudah pelaksanaan Program

Perlimbahan

Kampung Ramah Anak, menandakan bahwa RW

1) Jenis Jamban

11 Badran memiliki kelayakan bangunan yang

lebih baik.

2. Kondisi Prasarana

Data dalam Tabel 5 menunjukkan bahwa

Persampahan

sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah

Nilai

Kondisi Prasarana

Anak, mayoritas jalan di RW 11 Badran

Kumuh

Kumuh Kumuh Kumuh

berstruktur paving (nilai mendekati 3), drainase

Kategori

Ringan

Ringan Ringan Ringan

dalam kondisi baik (nilai mendekati 4), sumber

Kategori: Sangat Kumuh (8-13), Kumuh Berat (14-19),

air utama berasal dari PDAM dan terlayani sistim

Kumuh Sedang (20-25), Kumuh Ringan (26-31), Tidak

perpipaan (nilai sumber air mendekati 3 dan

Kumuh (≥32)

sistim perpipaan mendekati 4), mayoritas rumah

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

tangga menggunakan jamban leher angsa,

memiliki jamban pribadi, dan pembuangan Data dalam Tabel 5 juga menunjukkan limbahnya secara pribadi (nilai jenis jamban,

terdapat perubahan nilai paramater kondisi penggunaan jamban, dan pembuangan limbah

prasarana di RW 11 Badran dan RW 11 secara berturut-turut bernilai 4, mendekati 4, dan

pelaksanaan Program mendekati 3), dan pengelolaan persampahan

Jogoyudan

setelah

Kampung Ramah Anak. Paramater kondisi dilakukan pemerintah (nilai mendekati 4).

prasarana di RW 11 Badran yang mengalami Sementara itu, mayoritas jalan di RW 11

peningkatan nilai adalah struktur jalan (dari 2,79 Jogoyudan berstruktur paving (nilai mendekati 3),

menjadi 2,98), sumber air (dari 2,97 menjadi drainase dalam kondisi baik (nilai mendekati 4),

3,34), sistim perpipaan (dari 3,33 menjadi 3,72), 3,34), sistim perpipaan (dari 3,33 menjadi 3,72),

peningkatan setelah Sementara itu, nilai parameter kondisi drainase

kajian

mengalami

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak. dan jenis jamban tidak mengalami perubahan

Nilai kualitas permukiman RW 11 Badran dan (berturut-turut bernilai 3,95 dan 4), dan nilai

RW 11 Jogoyudan setelah pelaksanaan Program pengelolaan persampahan mengalami penurunan

Kampung Ramah Anak secara berturut-turut (dari 3,91 menjadi 3,89).

adalah 51,66 dan 49,86 (Tabel 6). Meskipun Paramater kondisi prasarana di RW 11

demikian, kategori kualitas permukiman kedua Jogoyudan yang mengalami peningkatan nilai

lokasi kajian tidak mengalami perubahan, setelah pelaksanaan Program Kampung Ramah

termasuk dalam kumuh ringan. Lebih tingginya Anak adalah kondisi drainase (dari 3,92 menjadi

nilai kualitas permukiman RW 11 Badran dari 3,97), sistim perpipaan (dari 1,95 menjadi 2,95),

RW 11 Jogoyudan menandakan bahwa RW 11 penggunaan jamban (dari 3,9 menjadi 3,95), dan

Badran memiliki kualitas permukiman yang lebih pembuangan limbah (dari 2,97 menjadi 2,98).

baik.

Sementara itu, nilai parameter struktur jalan, sumber air, jenis jamban, dan pengelolaan

3. Ketersediaan Sarana dan Fasilitas

persampahan tidak mengalami

Data dalam Tabel 7 menunjukkan bahwa (berturut-turut bernilai 3,93, 1,88, 4 dan 4).

perubahan

sarana dan fasilitas Nilai kondisi prasarana RW 11 Badran dan

terdapat

beberapa

permukiman yang telah ada sebelum pelaksanaan RW 11 Jogoyudan setelah pelaksanaan Program

Program Kampung Ramah Anak di kedua lokasi Kampung Ramah Anak secara berturut-turut

kajian. Sarana permukiman yang terdapat di RW adalah 28,24 dan 26,66 (termasuk kumuh ringan)

11 Badran diantaranya adalah toilet umum, sumur (Tabel 5). Lebih tingginya nilai kondisi prasarana

umum, pos ronda, balai RW, balai RT, gedung RW 11 Badran dari RW 11 Jogoyudan

PAUD, jaringan perpipaan sumur umum, serta menandakan bahwa RW 11 Badran memiliki

masjid/mushola. Sementara itu, sarana yang kondisi prasarana yang lebih baik

terdapat di RW 11 Jogoyudan diantaranya adalah toilet umum, sumur umum, pos ronda, ruang

3) Kualitas Permukiman terbuka/lapangan, balai RT, gedung PAUD, Data dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa

sumur umum, serta sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah

jaringan perpipaan

masjid/mushola. Pada umumnya, kedua lokasi Anak, nilai kualitas permukiman RW 11 Badran

kajian memiliki jenis sarana permukiman yang dan RW 11 Jogoyudan secara berturut-turut

relatif sama. Perbedaan utama dalam keberadaan adalah 50,57 dan 48,57. Kualitas permukiman

sarana permukiman di kedua lokasi kajian adalah kedua lokasi kajian termasuk dalam kategori

ada dan tidaknya balai RW dan lapangan/ruang kumuh ringan. Lebih tingginya nilai kualitas

terbuka. Sebelum pelaksanaan Program Kampung permukiman RW 11 Badran dari RW 11

Ramah Anak, RW 11 Badran tidak memiliki Jogoyudan menandakan bahwa RW 11 Badran

lapangan/ruang terbuka, sementara RW 11 memiliki kualitas permukiman yang lebih baik.

Jogoyudan tidak memiliki balai RW. Data dalam Tabel 7 juga menunjukkan

Tabel 6. Nilai Kualitas Permukiman

bahwa terdapat beberapa fasilitas permukiman

RW 11 Badran

RW 11 Jogoyudan

dan fasilitas sosial di RW 11 Jogoyudan sebelum

Indikator Sebelum

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak.

Fasilitas permukiman dan fasilitas sosial tersebut

meliputi rambu-rambu jalur evakuasi, bank

sampah, dan taman baca. Sementara itu, di RW 11

Kondisi Prasarana

Badran, hanya ditemui 1 fasilitas sosial berupa bank sampah yang diberi nama “Bank Sampah

Nilai Kualitas Permukiman

Lintas Winongo”, sementara fasilitas sosial

lainnya tidak ditemui.

Kategori Kumuh

Pelaksanaan Program Kampung Ramah

Kategori: Sangat Kumuh (8-13), Kumuh Berat (14-19),

Anak memberikan peluang kepada pemangku

Kumuh Sedang (20-25), Kumuh Ringan (26-31), Tidak

wilayah dan pengurus Kampung Ramah Anak di

Kumuh (≥32)

kedua lokasi kajian untuk mengadakan sarana dan

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

fasilitas guna mendukung perwujudan Kampung Ramah Anak. Hal ini disebabkan oleh adanya

dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kota

Yogyakarta sebagai pendukung pelaksanaan akses air bersih, serta sebagai upaya memenuhi Program Kampung Ramah Anak. hak anak dalam mendapatkan air minum yang

Data dalam Tabel 7 menunjukkan terdapat aman dan layak. Banyu Bening Winongo sarana, fasilitas, dan fasilitas sosial baru di RW

dibangun melalui Program Penataan Kawasan

11 Badran dan RW 11 Jogoyudan setelah Permukiman di kawasan Sungai Winongo yang pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak.

hampir bersamaan dengan pelaksanaan Program Sarana baru di RW 11 Badran adalah ruang

Kampung Ramah Anak di RW 11 Badran, yaitu terbuka dan PAM Swadaya (Banyu Bening

pada tahun 2011.

Winongo). Sarana baru yang terdapat di RW 11 Jogoyudan

setelah

pelaksanaan Program

Tabel 7. Sarana dan Fasilitas

Kampung Ramah Anak adalah balai RW.

RW 11 Badran

RW 11 Jogoyudan

Pembangunan Balai RW 11 Jogoyudan bertujuan

Sarana/ Sebelum Sesudah

Sebelum Sesudah

memberikan ruang yang dapat digunakan untuk

Fasilitas KRA

aktivitas warga, baik aktivitas yang berhubungan

Sarana Permukiman

dengan pelaksanaan kegiatan Kampung Ramah

Toilet umum √

Anak maupun kegiatan masyarakat lainnya.

Sumur umum √

Meskipun demikian, pembangunan balai RW

Pos ronda √

Balai RW √

tersebut bersumber dari Pemerintah Kota

Balai RT √

Yogyakarta dan dana swadaya masyarakat, dan

Ruang

bukan bersumber dari dana hibah pelaksanaan

terbuka/lapangan -

Program Kampung Ramah Anak.

Gedung PAUD √

Fasilitas baru yang terdapat di RW 11

PAM swadaya -

Badran diantaranya adalah traffic mirror, papan

Jaringan perpipaan sumur

edukasi anak, papan edukasi pengetahuan umum,

umum

dan Gapura Kampung Ramah Anak. Keempat

Masjid/mushola √

fasilitas tersebut dibangun dengan menggunakan

Fasilitas Permukiman

dana hibah Program Kampung Ramah Anak.

Traffic mirror -

Fasilitas sosial Sanggar Kesenian Tari

Papan edukasi hak anak

“Ningnong” dan Taman Baca Brodoyono juga

dibentuk dalam rangka memfasilitasi minat anak

Papan edukasi

pengetahuan -

terhadap kegiatan pengembangan diri dan

umum

membudayakan kebiasaan membaca. Fasilitas

Gapura kampung -

sosial tersebut

dibangun dalam rangka

ramah anak

menyediakan lingkungan permukiman yang

Rambu-rambu jalur evakuasi

atraktif bagi anak, serta sebagai salah satu upaya

Fasilitas Sosial

untuk memenuhi hak anak dalam klaster

Sanggar kesenian -

pendidikan dan pemanfaatan waktu luang.

Bank sampah √

Fasilitas permukiman dan fasilitas sosial

Taman baca -

yang terdapat di RW 11 Jogoyudan setelah

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak diantaranya adalah adalah traffic mirror, papan

Ruang terbuka di RW 11 Badran adalah edukasi anak, Gapura Kampung Ramah Anak, kolam renang yang terletak di bantaran Sungai

dan sanggar kesenian. Sanggar kesenian di RW 11 Winongo, yang dibangun pada tahun 2011 dan

Jogoyudan adalah Sanggar Kesenian Jathilan merupakan salah satu bagian dari grand design

untuk memfasilitasi minat anak dalam kegiatan perwujudan Kampung Ramah Anak di RW 11

kesenian dan kebudayaan. Traffic mirror yang Badran. Pembangunan ruang terbuka tersebut terdapat di RW 11 Jogoyudan dipasang di merupakan hasil kerjasama antara masyarakat persimpangan jalan sebagai tindakan preventif setempat dengan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menghindari kecelakaan pada anak saat dan LSM Forum Komunikasi Winongo Asri. bermain atau berjalan akibat lebar jalan yang Sementara itu, Banyu Bening Winongo sempit dan ramai dengan lalu-lalang kendaraan merupakan salah satu sarana yang diadakan oleh bermotor. Keberadaan Gapura Kampung Ramah pemangku wilayah RW 11 Badran untuk Anak di RW 11 Jogoyudan dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi mata air yang berada di

menegaskan identitas RW 11 Jogoyudan sebagai sekitar Sungai Winongo. Pembangunan Banyu

Kampung Ramah Anak.

Bening Winongo bertujuan untuk memfasilitasi

masyarakat RW 11 Badran dalam mendapatkan

4. Kondisi Sosial Permukiman

rendah jika dibandingkan dengan sebelum Kondisi sosial permukiman diidentifikasi

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak. melalui tingkat kerawanan kesehatan dan

Penurunan kerawanan penyakit demam lingkungan, kerawanan sosial, pelibatan anak

berdarah di kedua lokasi kajian disebabkan oleh dalam perencanaan permukiman, serta kegiatan

adanya tindakan preventif yang dilakukan pemberdayaan perempuan dan anak.

masyarakat setempat untuk membiasakan hidup bersih dan sehat. Upaya penanggulangan penyakit

a) Kerawanan Kesehatan dan Lingkungan demam berdarah dilakukan dengan memanfaatkan Kerawanan kesehatan dan lingkungan

perkumpulan PKK, Yandu, dan perkumpulan diukur melalui riwayat penyakit dan bencana yang

warga lainnya untuk menyosialisasikan gerakan 3 pernah terjadi di lokasi kajian. Gambar 1

M (Menguras, Menutup, dan Mengubur), menjaga menunjukkan bahwa 53% responden di RW 11

kebersihan lingkungan sekitar, serta menjaga Badran dan 18% responden di RW 11 Jogoyudan

kebersihan rumah.

mengatakan pernah terjadi wabah penyakit di Upaya pencegahan penyakit demam lingkungan permukimannya sebelum pelaksanaan

berdarah di RW 11 Badran dilakukan melalui Program Kampung Ramah Anak, sementara

Kader Jumantik yang secara berkala melakukan sisanya (47% dan 82%) mengatakan sebaliknya.

pemantauan terhadap tempat penampungan air Jenis penyakit yang terjadi menurut jawaban

warga serta penanaman Perilaku Hidup Bersih responden adalah demam berdarah.

dan Sehat (PHBS). Aktor penggerak dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK, Dasa Wisma,

dan kader kesehatan. Sementara itu, upaya yang dilakukan di RW 11 Jogoyudan adalah melalui kebijakan Jumat bersih yang dilakukan sebagai langkah menjaga kebersihan lingkungan sekitar permukiman.

Kerawanan lingkungan di kedua lokasi kajian diidentifikasi melalui riwayat terjadinya bencana. Hasil wawancara menunjukkan bahwa

Gambar 1. Grafik Jawaban Responden Terhadap

seluruh responden (100%) di RW 11 Badran

Terjadinya Penyakit di Lokasi Kajian Sebelum

mengatakan tidak pernah terjadi bencana di

Pelaksanaan Program KRA

lingkungan sekitar tempat tinggalnya, baik

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

sebelum dan sesudah pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak (Gambar 3 dan 4).

Sementara itu, 36% responden di RW 11 Jogoyudan mengatakan pernah terjadi bencana banjir di lingkungan permukimannya sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak, dan 84% lainnya mengatakan sebaliknya (Gambar 3).

Gambar 2. Grafik Jawaban Responden Terhadap Terjadinya Penyakit di Lokasi Kajian Setelah Pelaksanaan Program KRA Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

Setelah pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak, mayoritas responden (82% di RW

11 Badran dan 95% di RW 11 Jogoyudan)

Gambar 3. Grafik Jawaban Responden Terhadap

mengatakan tidak ditemui jenis wabah penyakit

Terjadinya Bencana di Lokasi Kajian Sebelum

tertentu di lingkungan permukimannya (Gambar

Pelaksanaan Program KRA

2). Hanya 18% (RW 11 Badran) dan 5% (RW 11

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

Jogoyudan) responden saja yang mengatakan

masih terdapat wabah penyakit, terutama demam Bencana banjir yang terjadi di RW 11 berdarah, namun dalam intensitas yang lebih

Jogoyudan adalah akibat lahar dingin Gunungapi Merapi pada tahun 2010 yang mengalir melalui

Sungai Code. Dampak yang ditimbulkan adalah pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak. rusaknya rumah warga yang berbatasan langsung

Penurunan kerawanan sosial yang terjadi di kedua dengan sungai. Kondisi berkebalikan terjadi

lokasi kajian disebabkan oleh adanya upaya setelah pelaksanaan Program Kampung Ramah

rehabiitasi dan sosialisasi yang digalakkan oleh Anak, dimana tidak lagi ditemui ancaman banjir

pemangku wilayah (RW) dan Pengurus Kampung di lingkungan permukiman RW 11 Jogoyudan.

Ramah Anak. Sosialisasi dan upaya rehabilitasi Sebanyak 99% responden di RW 11 Jogoyudan

dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada mengatakan tidak terjadi lagi bencana banjir

masyarakat serta mengurangi tindakan kekerasan maupun bencana lainnya setelah pelaksanaan

dan penyimpangan sosial yang dulu sering terjadi, Program Kampung Ramah Anak (Gambar 4). Hal

seperti kekerasan dalam rumah tangga yang tersebut disebabkan oleh adanya upaya

melibatkan anak maupun kenakalan remaja. penanggulangan melalui perbaikan prasarana dan pembuatan tanggul penahan aliran air jika sewaktu-waktu terjadi luapan Sungai Code, terutama saat musim penghujan. Perbaikan prasarana dan pembangunan talut sungai dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Perbaikan Talut

dari Pemerintah

Kota

Yogyakarta.

Gambar 5. Grafik Jawaban Responden Terhadap Terjadinya Kerawanan Sosial di Lokasi Kajian Sebelum Pelaksanaan Program KRA Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

Gambar 4. Grafik Jawaban Responden Terhadap Terjadinya Bencana di Lokasi Kajian Setelah Pelaksanaan Program KRA Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

b) Kerawanan Sosial

Kerawanan sosial diidentifikasi melalui

Gambar 6. Grafik Jawaban Responden Terhadap

tindak kejahatan yang pernah terjadi di lokasi

Terjadinya Kerawanan Sosial di Lokasi Kajian Setelah

kajian. Gambar 5 menunjukkan secara berturut-

Pelaksanaan Program KRA

turut sebanyak 79% dan 88% responden di RW

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017

11 Badran dan RW 11 Jogoyudan mengatakan tidak pernah terjadi tindak kejahatan maupun

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerawanan sosial di lingkungan permukimannya

kerawanan sosial di RW 11 Badran adalah dengan sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah

melakukan sosialisasi pola asuh anak. Upaya ini Anak, sementara sisanya (21% dan 12%)

memberikan pemahaman kepada mengatakan sebaliknya. Jenis kerawanan sosial

mampu

masyarakat terhadap cara mendidik anak dan dominan yang terjadi adalah kekerasan dalam

menghargai hak anak untuk mendapatkan rumah tangga dan kenakalan remaja. Kekerasan

perlindungan dari tindak kekerasan. Masyarakat dalam rumah tangga pada umumnya dilakukan

yang dulunya menganggap bahwa melakukan kepada anak maupun antaranggota keluarga,

kekerasan kepada anak merupakan hal yang biasa, sementara kenakalan remaja berupa aktivitas

kini telah teredukasi dan memahami pentingnya mengonsumsi miniman beralkohol.

menjaga anak dari berbagai tindak kekerasan. Gambar 6 menunjukkan secara berturut-

Sosialisasi pola asuh digalakkan dengan turut sebanyak 98% dan 99% responden di RW

memanfaatkan perkumpulan RW, PKK, Bina

11 Badran dan RW 11 Jogoyudan mengatakan Keluarga Balita, maupun perkumpulan. Dilakukan tidak terjadi tindak kejahatan maupun kerawanan

pula upaya rehabilitasi kenakalan remaja yang sosial di lingkungan permukimannya setelah

dilakukan melalui Bina Keluarga Remaja yang dilakukan melalui Bina Keluarga Remaja yang

yang memihak kepada kebutuhan anak. Hal ini Anak di

dilakukan untuk menghimpun aspirasi anak, agar menyosialisasikan hak anak untuk terbebas dari

RW 11 Jogoyudan

dengan

mereka dapat ikutserta dan menyuarakan kekerasan melalui perkumpulan-perkumpulan

proses perencanaan warga. Para responden menganggap bahwa

aspirasinya

dalam

permukiman. Upaya ini juga bertujuan agar anak keberadaan Program Kampung Ramah Anak

dapat ikut menentukan arah pengembangan dapat menjadi wadah bagi anak untuk berkegiatan

lingkungan tempat tinggalnya. Upaya pelibatan secara positif serta menjadi wahana edukasi

ini memungkinkan lebih didengarkannya aspirasi kepada masyarakat terhadap hak-hak anak.

anak sehingga kebutuhannya dalam lingkungan permukimannya dapat dipenuhi dan tidak

c) Pelibatan Anak

dalam

Perencanaan

mengabaikan hak-haknya.

Permukiman Salah satu hak anak adalah berpartisipasi

d) Kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan dalam proses pembangunan.

Pelaksanaan

Anak

Program Kampung Ramah Anak memberikan Kegiatan pemberdayaan perempuan dan peluang kepada anak untuk berperan aktif dalam

anak merupakan salah satu elemen inti dalam menentukan

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak. lingkungan tempat tinggalnya. Salah satu upaya

Sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah yang dilakukan untuk memberikan ruang kepada

Anak, kedua lokasi kajian telah memiliki kegiatan anak dalam berpartisipasi melalui pelaksanaan

yang dilaksanakan untuk memberdayakan Program KRA adalah dengan dibentuknya forum

perempuan dan anak seperti pertanian perkotaan, anak. Kedua lokasi kajian juga memiliki forum

peningkatan gizi ibu dan anak, Posyandu, Bina anak, yaitu Forum Anak Patroit (RW 11 Badran)

Keluarga Remaja, Bina Keluarga Balita, bank dan Forum Anak Kampung (RW 11 Jogoyudan).

sampah, peringatan hari besar Nasional, Sebelum dibentuknya forum anak, semua

Pendidikan Anak Usia Dini, belajar sore, dan kegiatan yang berkaitan dengan anak di kedua

Taman Pendidikan Al-Quran. Kegiatan-kegiatan lokasi kajian dilaksanakan oleh karang taruna.

tersebut diampu oleh perangkat wilayah setempat Dikelolanya kegiatan oleh karang taruna dirasa

yang dilaksanakan melalui perkumpulan PKK, kurang mampu mengakomodasi keterlibatan anak

Dasa Wisma, pemuda, maupun perkumpulan karena pada umumnya pengurus karang taruna

warga lainnya.

adalah pemuda berumur 18-30 tahun, atau belum Hasil wawancara dan observasi lapangan menikah. Hal ini menyebabkan kurang terbukanya

menunjukkan bahwa pengurus RW dan pengurus kesempatan bagi anak untuk berpartisipasi dan

Kampung Ramah Anak di kedua lokasi kajian mengelola sendiri kegiatan yang berhubungan

cenderung memilih mengembangkan kegiatan dengan upaya pengembangan dirinya.

yang sudah ada sebelumnya dibandingkan dengan Keberadaan forum anak di kedua lokasi

membuat kegiatan baru setelah pelaksanaan kajian mampu menjadi wadah penyaluran minat

Program Kampung Ramah Anak. Medkipun dan bakat anak serta menjadi media dalam

demikian, pengembangan kegiatan dilakukan meningkatkan partisipasi anak. Anak-anak di

dengan memasukkan muatan edukasi terkait kedua lokasi kajian yang dulu hanya berperan

upaya perwujudan Kampung Ramah Anak. sebagai objek, kini memiliki kesempatan untuk

Pengembangan kegiatan yang dilakukan di RW menjadi subjek dalam pelaksanaan kegiatan di

11 Jogoyudan adalah dengan memasukkan lingkungan permukimannya. Dengan adanya

edukasi kepada masyarakat terkait hak-hak anak forum anak, anak-anak memiliki ruang untuk

dengan memanfaatkan perkumpulan masyarakat, menentukan sendiri kegiatan pengembangan diri

seperti Perkumpulan RW dan PKK. Sementara yang ingin mereka laksanakan.

itu, pengembangan yang dilakukan di RW 11 Keberadaan forum anak bukan hanya

Badran adalah melalui penyisipan sosialisasi pola bertujuan menampung kegiatan anak, namun juga

asuh anak dalam perkumpulan masyarakat. sebagai upaya dalam melibatkan anak dalam

Hasil wawancara dan observasi lapangan proses perencanaan permukiman. Di kedua lokasi

juga menunjukkan bahwa kedua lokasi kajian kajian, terdapat upaya pelibatan anak melalui

masih melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah pengikutsertaan perwakilan forum anak dalam

ada sebelumnya. Meskipun demikian, di kedua berbagai pertemuan warga. Pelibatan anak juga

lokasi kajian terdapat kegiatan baru berupa dilakukan dalam Musyawarah Perencanaan

sosialisasi hak-hak anak, pencegahan kenakalan Pembangunan di tingkat RW untuk menentukan

remaja dan NAPZA agar anak-anak memiliki remaja dan NAPZA agar anak-anak memiliki

maupun program perbaikan prasarana yang Terdapat pula kegiatan baru di RW 11 Badran

diinisiasi oleh RW dengan menggunakan dana yang diinisiasi oleh Forum Anak Patriot, yaitu

swadaya masyarakat.

“Seniningan” (Pentas Seni dan Diskusi Ringan), untuk mengakomodasi remaja dan anak-anak agar

2. Karakteristik Perkembangan Keberadaan

dapat berekspresi dan mengetahui isu-isu yang

Sarana dan Fasilitas

sedang berkembang di masyarakat. Meskipun Pelaksanaan Program Kampung Ramah tidak memiliki banyak kegiatan baru, pelaksanaan

Anak di kedua lokasi kajian memberikan ruang Program Kampung Ramah Anak di kedua lokasi

kepada pengurus wilayah dan Pengurus Kampung kajian mampu memberikan ruang terhadap

Ramah Anak untuk mengadakan sarana dan terfasilitasinya kegiatan anak dan semakin

guna mendukung aktifnya komunitas muda dalam mengelelola

fasilitas

permukiman

Perwujudan Kampung Ramah Anak. Setelah kegiatan yang ditujukan kepada anak.

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak, ditemui beberapa sarana dan fasilitas permukiman

b. Karakteristik Perkembangan Kualitas

baru di RW 11 Badran dan RW 11 Jogoyudan.

Pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak di

Program Kampung Ramah Anak

kedua lokasi kajian menyebabkan semakin bervariasinya sarana dan fasilitas permukiman

1. Karakteristik Perkembangan Kualitas

baru yang terdapat di sekitar lingkungan

Permukiman

permukiman.

Kualitas permukiman kedua lokasi kajian Sarana dan fasilitas baru di RW 11 Badran mengalami perkembangan ke arah positif setelah

adalah traffic mirror, papan edukasi dan pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak

pengetahuan umum, Gapura Kampung Ramah yang ditandai dengan peningkatan nilai kualitas

Anak, Taman Baca “Brodoyono”, dan Sanggar permukiman. Sebelum pelaksanaan Program

Kesenian “Ningnong”. Sarana dan fasilitas Kampung

tersebut dibangun dengan menggunakan dana permukiman RW 11 Badran dan RW 11

Ramah

Anak,

nilai kualitas

hibah Program Kampung Ramah Anak yang Jogoyudan secara berturut-turut adalah 50,57 dan

bertujuan untuk mengakomodasi perwujudan hak 48,57. Nilai tersebut mengalami peningkatan

anak, kususnya dalam klaster pendidikan, secara berturut-turut menjadi 51,66 dan 49,86

pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya. setelah pelaksanaan Program Kampung Ramah

Terdapat pula sarana dan fasilitas yang Anak. Meskipun mengalami peningkatan nilai

diadakan dengan adanya program lain diluar kualitas permukiman, kedua lokasi kajian tidak

Program Kampung Ramah Anak, yaitu PAM mengalami perubahan kategori kekumuhan, yaitu

Swadaya (Banyu Bening Winongo) dan ruang termasuk dalam kategori kumuh ringan.

terbuka berupa kolam renang untuk bermain anak. Perkembangan kualitas permukiman ke

Meskipun dibangun dengan menggunakan dana di arah positif yang terjadi di RW 11 Badran dan

luar Program Kampung Ramah Anak, keberadaan RW 11 Jogoyudan setelah pelaksanaan Program

PAM Swadaya dan ruang terbuka tersebut Kampung Ramah Anak disebabkan oleh

dimaksudkan untuk mendukung perwujudan meningkatnya kondisi kelayakan bangunan dan

Kampung Ramah Anak dan mengakomodasi kondisi

perwujudan hak anak, khususnya dalam klaster perkembangan kualitas permukiman menuju ke

hak kesehatan dasar dan kesejahteraan melalui arah positif, perkembangan tersebut tidak

penyediaan air minum yang aman dan layak, serta disebabkan oleh pelaksanaan Program Kampung

klaster hak pemanfaatan waktu luang melalui Ramah Anak, melainkan karena adanya program

penyediaan ruang bermain yang aman dan atraktif lain yang berfokus pada peningkatan kualitas

untuk mendukung tumbuh kembang anak. (kondisi fisik dan kondisi prasarana) lingkungan

Selaras dengan RW 11 Badran, terdapat permukiman RW 11 Badran dan RW 11

perkembangan keberadaan sarana dan fasilitas di Jogoyudan.

RW 11 Jogoyudan yang dibangun melalui Program-program lain yang dilaksanakan di

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak. kedua lokasi kajian diantaranya adalah Program

Sarana dan fasilitas tersebut diantaranya adalah Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

traffic mirror , Gapura Kampung Ramah Anak, Mandiri Perkotaan, Program Rehabilitasi Rumah

serta Sanggar Kesenian Jathilan. Pembangunan Tidak Layak Huni (RTLH), bantuan dari LSM

sarana dan fasilitas tersebut bertujuan untuk Habitat di RW 11 Jogoyudan pascabencana banjir

memfasilitasi kegiatan anak serta sebagai upaya memfasilitasi kegiatan anak serta sebagai upaya

Jumat bersih untuk meningkatkan kesadaran, fasilitas tersebut bertujuan untuk mengakomodasi

kepedulian, dan partisipasi warga untuk menjaga perwujudan klaster hak terhadap pendidikan,

kebersihan lingkungan permukiman tempat pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya.

tinggalnya. Upaya peningkatan kesadaran terhadap pola hidup bersih dan sehat serta

3. Karakteristik Perkembangan Kondisi

kampanye pencegahan penyakit yang dilakukan di

Sosial Permukiman

kedua lokasi kajian merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan hak anak, khususnya dalam

a) Karakteristik Perkembangan Kerawanan klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan. Hal Kesehatan dan Lingkungan

tersebut merupakan realisasi pelaksanaan Pelaksanaan Program Kampung Ramah

Program Kampung Ramah Anak di kedua lokasi Anak di kedua lokasi kajian mampu memberikan

kajian yang berfokus pada upaya pemenuhan perkembangan kondisi kerawanan kesehatan ke

kesehatan dasar anak dengan menciptakan arah yang semakin baik. Hal ini ditandai dengan

lingkungan tempat tinggal yang bersih dan sehat dapat ditanggulanginya penyebaran penyakit

meningkatkan derajat demam berdarah yang dulu sering terjadi. Setelah

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak,

kerawanan penyakit demam berdarah yang

b) Karakteristik Perkembangan Kerawanan dialami warga dapat dikatakan mengalmi

Sosial

penurunan atau bahkan sudah jarang ditemui lagi. Pelaksanaan Program Kampung Ramah Sementara itu, pelaksanaan Program Kampung

Anak di RW 11 Badran dan RW 11 Jogoyudan Ramah Anak di kedua lokasi kajian tidak

memberikan dampak terhadap perubahan kondisi mempengaruhi

kerawanan sosial menuju ke arah yang lebih baik. lingkungan (bencana). Hal tersebut disebabkan

perkembangan

kerawanan

Sebelum pelaksanaan Program Kampung Ramah karena Program Kampung Ramah Anak yang

Anak, di kedua lokasi kajian sering ditemui dilaksanakan di kedua lokasi kajian tidak

berbagai tindakan kekerasan yang melibatkan mengarah kepada peningkatan kualitas prasarana

anak serta kenakalan remaja akibat rendahnya fisik untuk mengurangi risiko bencana di

edukasi masyarakat. Tindak kekerasan yang lingkungan permukiman lokasi kajian.

terjadi pada umumnya adalah Kekerasan dalam Pelaksanaan Program Kampung Ramah

Rumah Tangga (KDRT) yang melibatkan anak, Anak di RW 11 Badran dan RW 11 Jogoyudan

sementara kenakalan remaja yang terjadi pada mampu memberikan pemahaman kepada warga

umumnya adalah penyalahgunaan minuman terhadap upaya pencegahan penyakit serta

beralkohol.

merubah pola hidup warga untuk lebih Kondisi kerawanan sosial berupa KDRT memperhatikan kebersihan lingkungan

dan kenakalan remaja yang dulu sering dtemui sekitarnya. Di RW 11 Badran, pemberian

di

telah mengalami perubahan setelah pelaksanaan pemahaman terhadap pencegahan penyakit dan

Program Kampung Ramah Anak. Pelaksanaan kampanye menjaga kebersihan lingkungan

Program Kampung Ramah Anak memberikan dilaksanakan dalam berbagai perkumpulan warga,

dampak terhadap meningkatnya pemahaman seperti perkumpulan RW, PKK, Yandu, maupun

warga akan pola asuh anak yang dapat menekan arisan warga. Selain itu, dilakukan pula tindakan

terjadinya kekerasan terhadap anak. Setelah preventif untuk menekan risiko mewabahnya

pelaksanaan Program Kampung Ramah Anak, penyakit demam berdarah di lingkungan

terjadi penurunan tindak kekerasan dalam rumah permukiman melalui gerakan 3 M (Menguras,

tangga yang melibatkan anak berkat adanya upaya Menutup, dan Mengubur), sosialisasi Perilaku

penyadaran masyarakat melalui sosialisasi pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta

asuh dan hak-hak anak.

penggerakan kader jumanik yang bertugas untuk Sosialisasi pola asuh dan hak anak memantau kondisi penampungan air di setiap

digalakkan dalam berbagai pertemuan warga rumah warga.

dengan memanfaatkan agen utama petempuan, Hal yang dilakukan di RW 11 Badran juga

yaitu ibu-ibu PKK dan Dasa Wisma. Sosialisasi dilaksanakan di RW 11 Jogoyudan untuk

pola asuh dan hak anak ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat

mewujudkan pemenuhan hak anak dalam klaster terkait dengan upaya pencegahan penyakit demam

lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. berdarah dan kampanye membiasakan pola hidup

Pelaksanaan Program Kampung Ramah bersih dan sehat. Selain adanya gerakan 3 M dan

Anak di kedua lokasi kajian juga mampu Anak di kedua lokasi kajian juga mampu

Dokumen yang terkait

KAJIAN POTENSI AIRTANAH BEBAS UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN BANTUL KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Trisna Pramanda trisna.pramandagmail.com Setyawan Purnama SetyaPurnamageo.ugm.ac.id Abstract - KAJIAN POTENSI AIRTANAH BEBAS UNTUK KEBUT

0 0 9

PERSEPSI PETANI TENTANG MULTIFUNGSI LAHAN SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONVERSI LAHAN DI PEDESAAN DAN PINGGIRAN KOTA Hasti Nur Handayani hastinurhandayaniyahoo.co.id Rika Harini rikahariniugm.ac.id ABSTRACT - PERSEPSI PETANI TENTANG MULTIFUNGSI LAHAN SA

0 0 10

KAJIAN KETERSEDIAAN AIRTANAH BEBAS UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI Ani Khairunnikmah ani.khairunnikmahugm.mail.ac.id Setyawan Purnama setyapurnageo.ugm.ac.id ABSTRACT - KAJIAN KETERSEDIAAN AIRTANAH BEBAS UNTUK KEBUTUHAN

0 0 10

UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Domas Anggoro Putro domasanggorogmail.com Umi Listyaningsih Listyaningsih_umiyahoo.com Abstract - UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DAERAH PERKOTAAN DAN

0 0 10

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH Sintha Prameswari Santosa sintha.prameswari.smail.ugm.ac.id Sudrajat sudrajatugm.ac.id Abstract - KAJIAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN KARANGAN

0 1 11

KAJIAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI SUNGAI CODE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Rutsasongko Juniar Manuhana rutsasongkogmail.com Suprapto Dibyosaputro praptodibyogmail.com Abstract - KAJIAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI SUNGAI CODE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 0 11

PEMENUHAN KONSUMSI BAHAN PANGAN RUMAH TANGGA TANI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN TEMPEL KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Noor Cholis Ery Yuliawan no2r.choliseryygmail.com Sudrajat sudrajatgeoyahoo.com Abstract - PEMENUHAN KONSUMSI BAHAN PANGAN RUMAH TANGGA TANI DES

0 0 11

Kajian Variabilitas CaCO3 Terlarut Untuk Mengetahui Tingkat Pelarutan dan Penyerapan Karbon Atmosfer Dalam Proses Karstifikasi Kawasan Karst Rembang

0 0 11

KAJIAN KUALITAS DAN KENYAMANAN TERMAL PERMUKIMAN UNTUK ARAHAN PENATAAN PERMUKIMAN BERBASIS ECO-SETTLEMENTS DI KELURAHAN PANDEYAN KOTA YOGYAKARTA Muhamad Nurhidayat nurhidayatnmgmail.com Djaka Marwasta jakamarugm.ac.id Abstract - KAJIAN KUALITAS DAN KENYAM

0 0 9

KETIMPANGAN EKONOMI DI ZONA PERKOTAAN DAN PEDESAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lefiadhi Premana lefiadhigmail.com Djaka Marwasta jakamarugm.ac.id Abstract - KETIMPANGAN EKONOMI DI ZONA PERKOTAAN DAN PEDESAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 0 10