Pengurangan Beban Signaling Processing Unit Pada Penggunaan Smartphone Dengan metode EFD
Pengurangan Beban Signaling Processing Unit Pada Penggunaan
Smartphone Dengan metode EFD
Load Decreasing of Signaling Processing Unit in Smartphone Using EFD Method
Astri Mayasari * dan Budihardjo Gozali **
*Staff Maintenance Engineer PT Huawei Tech Investment, Jakarta
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta
Absrak---Dengan laju pertumbuhan smartphone yang cepat, operator dihadapkan pada permasalahan padatnya
jaringan dan menurunnya performansi jaringan. Permasalahan padatnya jaringan ini salah satunya ditimbulkan
oleh tingginya signaling traffic yang sebagian besar disebabkan oleh pemakaian paket data oleh smartphone.
Enhanced Fast Dormancy (EFD) dapat dijadikan solusi untuk mengurangi beban pada Signaling Processing Unit
(SPU) yang diakibatkan tingginya signaling traffic smartphone. Dengan mekanisme state transition pada EFD, user
equiptment (UE) diatur untuk memilih Cell/URA_PCH atau Cell_FACH untuk diduduki setelah koneksi selesai
daripada kembali ke idle mode. Dikarenakan Cell/URA_PCH dan Cell_FACH state memerlukan lebih sedikit
signaling message daripada koneksi data konvensional, signaling traffic berkurang dan pemakaian resource
semakin efisien. Setelah EFD diaktifkan pada RNC Semarang, signaling traffic yang terukur pada SPU berkurang
dari 70% menjadi 53,57%. Menurunnya SPU Load setelah aktivasi EFD juga mengakibatkan perbaikan
performansi jaringan 3G – Packet Switch pada RNC Semarang.Kata Kunci--- fast dormancy, smartphone, signaling traffic, SPU Load
Absract---With the rapid growth rate of the smartphone , network operators are faced with the congested network
and the network performance degradation problems. This problem is caused by high signaling traffic, which is
largely due to the usage of packet data by smartphones. Enhanced Fast Dormancy ( EFD ) can be used as a
solution to reduce the Signaling Processing Unit ( SPU ) load which caused by high smartphone signaling traffic.
With the state transition mechanism in EFD, user equiptments (UE) are setting for camp in Cell/URA_PCH or
Cell_FACH after connection release rather than transfer to idle mode. Because of Cell/URA_PCH and Cell_FACH
state are require less signaling message than conventional data connection, signaling traffic reduce and resource
more eficient. After EFD activation in RNC Semarang, signaling traffic which measured in SPU reduced from 70%
to 53,57%. It causes the performance improving of RNC Semarang 3G-Packet Switch.
Keywords--- fast dormancy, smartphone, signaling traffic, SPU Load
I PENDAHULUAN PS smartphone lebih tinggi dibanding signalling traffic
Sejak pertama kali diluncurkan ke pasaran, UE ( user equipment ) biasa. Maka dalam penelitian ini
smartphone didefinisikan sebagai device yang akan dibahas mengenai aktivasi Enhanced Fast
menawarkan kemudahan untuk pengguna dalam Dormancy sebagai salah satu cara untuk mengatasi aktivitas pekerjaan, contohnya kemudahan mengakses kelebihan beban SPU pada RNC yang diakibatkan
email dimanapun dan kapanpun. Namun saat ini, tingginya signaling traffic smartphone.
dengan berbagai fitur menarik, smartphone sudah Penelitian ini dititik beratkan pada bagaimana menjadi barang wajib bagi masyarakat kelas pengaruh aktivasi Enhanced Fast Dormancy terhadap menengah keatas, tidak hanya di negara maju, beban pensinyalan pada SPU dan performansi jaringan melainkan di beberapa negara berkembang seperti
3G. Ruang lingkup dari permasalahan yang dibahas Indonesia. pada penilitian ini :
Dengan laju pertumbuhan smartphone yang Jaringan yang diimplementasikan aktivasi cepat, operator dihadapkan pada permasalahan Enhanced Fast Dormancy ini adalah jaringan padatnya jaringan ( congested network ) dan UMTS/3G menurunnya performansi jaringan. Permasalahan Daerah yang dijadikan sebagai obyek padatnya jaringan ini ditimbulkan oleh tingginya penelitian adalah area cakupan RNC Semarang
signaling traffic yang sebagian besar disebabkan oleh Hanya memperhatikan SPU Load ( beban
pemakaian paket data PS oleh smartphone. SPU ) dan performansi PS jaringan sebelum dan Enhanced Fast Dormancy (EFD) dapat sesudah Enhanced Fast Dormancy diimplementasikan. dijadikan solusi untuk mengoptimasi proses signaling pada jaringan atau area dimana signalling traffic data
7
2. TINJAUAN PUSTAKA Arsitektur Jaringan UMTS
lain-lain. Node B juga melakukan beberapa operasi RRM (Radio Resouce Management), seperti handover dan power control.
interface mendukung layanan circuit switch dan menghubungkan RNC ke MSC.
2.1.4 RNC (Radio Network Controller)
RNC bertanggung jawab mengontrol radio
resources pada UTRAN yang membawahi beberapa
NodeB, menghubungkan CN (Core Network) dengan
user dan merupakan tempat berakhirnya protokol RRC
(Radio Resource Control) yang mendefinisikan pesan dan prosedur antara mobile user dengan UTRAN.
2.1.5 NodeB
Node B merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan layanan radio kepada UE. Fungsi utama NodeB adalah melakukan proses pada layer 1 antara lain : channel coding, interleaving,
spreading, de-spreading, modulasi, demodulasi dan
2.1.6 CN (Core Network) Core network berfungsi sebagai switching
interface mendukung layanan packet switch dan
pada jaringan UMTS, memanajemen jaringan serta sebagai interface antara jaringan UMTS dengan jaringan yang lainnya. Komponen core network UMTS terdiri dari : MSC (Mobile Switching Center), VLR (Visitor Location Register), HLR (Home Location
Register ), SGSN (Serving GPRS Support Node), dan GGSN (Gateway GPRS Support Node).
2.2 Tahapan Aktivasi EFD
Gambar 3. merupakan beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam aktivasi Enhanced Fast
Dormancy .
Proses aktivasi Enhanced Fast
Dormancy diawali dengan live network evaluation
yang terdiri dari smartphone penetration audit dan RNC SPU load audit. RNC SPU load audit dilakukan dengan pengambilan Maximum CPU Usage of the
XPU ( SPU Load ) dari M2000. Dengan smartphone penetration audit , dapat diketahui persentasi penetrasi smartphone dalam jaringan dan juga mengetahui daftar
tipe smartphone yang digunakan dalam jaringan tersebut. Apabila smartphone penetration lebih dari 50% dan SPU load diatas 60%, maka EFD dapat
menghubungkan RNC ke SGSN, sedangkan IuCS
8
UMTS merupakan suatu evolusi dari GSM, dimana interface radionya adalah WCDMA, serta mampu melayani transmisi data dengan kecepatan yang lebih tinggi, kecepatan data yang berbeda untuk aplikasi-aplikasi dengan QoS yang berbeda.
15-digit IMEI yang dapat secara unik mengidentifikasi jenis UE. Gambar 2. menunjukkan komposisi IMEI.
Gambar 1. Struktur Jaringan UMTS Gambar 1. memperlihatkan struktur jaringan
UMTS terdiri dari User Equipment (UE), UMTS
Terresterial Radio Access Network (UTRAN) dan Core Network (CN).
2.1.1 UE ( User Equipment) User equipment merupakan perangkat yang
digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak. UE terdiri dari USIM (UMTS Subscriber Identity Module) dan ME (Mobile
Equipment ). USIM berisi nomor identitas pelanggan
dan juga algoritma security untuk keamanan seperti algoritma otentifikasi dan algoritma enkripsi. Sedangkan ME berfungsi sebagai terminal radio yang digunakan untuk komunikasi radio.
2.1.2 IMEI dan TAC International Mobile Equipment Identity
(IMEI) adalah 15 digit angka unik yang berfungsi untuk untuk mengidentifikasi UE. Sedangkan Type
Allocation Code (TAC) adalah delapan digit awal dari
IMEI dan TAC digunakan untuk mengidentifikasi jenis UE pada EFD metode blacklist dan whitelist.
2.1.3 UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network)
IMEI TAC (6bit~8bit) FAC (2bit)
Final Assembly
Code menunjuka n dimana perangkat dibuat
SNR (6bit)
Serial Number
adalah nomor unik yg
berfungsi
mengidentifikas i TAC dan FAC
dari setiap MS
Spar e (1bit)
UTRAN terdiri dari Radio Network System (RNS) dimana sebuah RNS meliputi RNC dan satu atau lebih NodeB. RNC satu dan lainnya dihubungkan melalui Iur interface, sedangkan RNC dan NodeB dihubungkan melalui Iub interface. UTRAN berhubungan dengan UE melalui Uu interface dan berhubungan dengan CN melalui Iu interface. IuPS
2.3 Mekanisme EFD
koneksi akan lebih singkat dan untuk memulai sebuah koneksi baru hanya dibutuhkan setengah detik. Dikarenakan Cell_PCH dan Cell_FACH state memerlukan lebih sedikit signaling message, signaling
UE memasuki Cell_FACH state ketika hanya sedikit trafik user atau tidak ada trafik user yang terdeteksi untuk sementara . Jika sama sekali tidak ada
di sisi jaringan. Pilihan paling sederhana untuk menghemat daya UE adalah dengan memutuskan keseluruhan RRC connection dan mentransfer UE ke idle mode. Tapi operasi ini tidak efisien, karena apabila hyperlink diakses dari halaman web tadi, UE akan memulai lagi RRC connection setup baru yang memakan waktu lama. Untuk itu dilakukan mekanisme state transition yang melibatkan Cell_FACH dan Cell/URA PCH.
resource
UTRAN tetap mempertahankan spreading code walaupun tidak terpakai, hal ini akan memboros
connected mode : UE berada pada Cell_DCH dan
? misalnya saja UE memulai koneksi data dan mengunduh halaman web, kemudian halaman web tersebut dibaca. Ketika halaman web tersebut dibaca, tidak ada trafik antara UE dan UTRAN, sehingga akan memboros daya di UE karena masih dalam kondisi
transition
ke CELL_FACH , CELL_PCH , atau URA_PCH. Mengapa UE diatur agar melakukan state
transtition
Dengan aktivasi Enhanced Fast Dormancy, RNC menginstruksikan UE untuk melakukan state
traffic yang terukur pada SPU akan berkurang.
9 dijadikan solusi untuk menurunkan beban signaling.
menghasilkan data berupa IMEI TAC List dari TOP N
(c) Koneksi PS untuk Small Packet Data Ketika UE tetap menduduki Cell_PCH, dengan kondisi UE masih terkoneksi dengan UTRAN setelah melakukan koneksi data, hanya diperlukan 20
Gambar 4. Signaling Flow (a) Koneksi PS Konvensional (b) Koneksi PS Setelah EFD diaktifkan
(a) (b) (c)
PS konvensional, ketika koneksi data selesai dan UE kembali ke idle mode, diperlukan 31 signaling message seperti terlihat pada Gambar 4.
mode dengan mekanisme state transition. Pada koneksi
Untuk mengatasi tingginya signaling traffic yang diakibatkan oleh smartphone, maka pada EFD digunakan paging channel atau Cell_PCH state untuk mencegah terlalu seringnya connection setup. Pada EFD, UE diatur untuk memilih Cell/URA_PCH atau Cell_FACH untuk diduduki daripada kembali ke idle
mekanisme mengakhiri RRC connection antara UE dan UTRAN tanpa menghentikan PDP context yang sudah terkoneksi sebelumnya dengan kata lain menghindari pemutusan dan penyambungan koneksi yang kontinu yang mengakibatkan signalling traffic congestion .
Enhanced fast dormancy bekerja dengan
Gambar 3. Tahapan Aktivasi EFD
activation factor menghindari kesalahan akses, dan rangkaian proses aktivasi EFD pada RNC. START Smart Phone IMEI TAC List *operator responsibility Update IUPS activation factor Perform KPI Monitoring & Analysis END Add the second SCCPCH Activate EFD Feature Perform UE Behavior Analysis Perform RNC Implementation Smart Phone Penetration Audit RNC SPU Load Audit
pada sisi RNC dimulai dengan penambahan SCCPCH (Secondary Common Control Physical Channel) untuk menghindari FACH congestion, penambahan IuPS
smartphone yang mendominasi jaringan. Aktivasi EFD
signaling message dan untuk koneksi small packet data hanya diperlukan 6 signaling message. Durasi
10
3. METODA
3.1 Penambahan SCCPCH ( Secondary Common Control Physical Channel)
) untuk merubah parameter baik pada level RNC maupun pada level NodeB.
command
untuk melakukan perintah-perintah ( Man to Machine Language
interface
Aktivasi EFD dilakukan melalui M2000. M2000 merupakan
Tabel 2. Hasil SPU Load Audit RNC Semarang Hasil SPU Load audit menunjukkan bahwa beban SPU pada peak hour sejak tanggal 7 November sampai dengan 13 November diatas 60% dengan beban SPU tertinggi pada tanggal 11 November sebesar 78% dan beban SPU terendah pada tanggal 9-10 November sebesar 64%.
50%, maka dilakukan SPU load audit. Berikut ini adalah hasil dari SPU load audit RNC Semarang.
smartphone pada RNC Semarang, dengan nilai diatas
Berdasarkan complain dari operator mengenai tingginya signaling traffic yang diakibatkan penetrasi
congest , RNC menginstruksikan UE untuk memulai P2D state transition.
trafik user yang terdeteksi, UE berpindah ke PCH. Dan berpindah ke DCH atau FACH tergantung pada banyaknya data yang ditransmisikan .
Ketika switch FACH_DTCH_CONGEST_P2D dari PROCESSSWITCH2 dalam command SET URRCTRLSWITCH diaktifkan dan UE mencoba untuk memulai atau mengakhiri PS service dan FACH
transition .
Jika UE berada dalam CELL/URA_PCH dan melakukan transisi dari CELL_PCH ke CELL_DCH tak memungkinkan, RNC akan menginstruksikan UE untuk memasuki CELL_FACH state. Jika UE berada dalam CELL_FACH dan mengirim pesan bahwa volume trafik lebih tinggi daripada nilai parameter FastDormancyF2DHTvmThd, RNC akan mentransfer UE dari CELL_FACH ke CELL_DCH. Ketika switch RSVDBIT1_BIT20 dari RsvdPara1 dalam command SET URRCTRLSWITCH diaktifkan dan UE mencoba untuk memulai atau mengakhiri CS service dan FACH congest, RNC menginstruksikan UE untuk memulai P2D state
berjalan. Jika PS inactivity timer untuk EFD di CELL_PCH berhenti, RNC mentransfer UE ke IDLE mode.
inactivity timer (PsInactTmrForPreFstDrm) akan
Setelah transmisi PS data selesai, jika UE menduduki CELL_FACH, PS inactivity timer (PsInactTmrForFstDrmFach) untuk EFD pada CELL_FACH berjalan. Jika PS inactivity timer untuk EFD pada CELL_FACH berhenti, RNC mentransfer UE ke CELL/URA_PCH. Jika UE ditransfer ke CELL/URA_PCH, PS
akan berjalan sebagai berikut, Jika RNC menerima SCRI message, RNC akan mentransfer UE ke CELL_FACH atau CELL/URA_PCH. RSVDBIT1_BIT29 yang merupakan subparameter dari parameter RsvdPara1 dalam command SET URRCTRLSWITCH digunakan untuk mengontrol apakah UE berpindah ke CELL_FACH atau CELL/URA_PCH. Setelah transmisi PS data selesai, jika UE menduduki CELL_DCH, PS inactivity timer (PsInactTmrForFstDrmDch) untuk EFD pada CELL_DCH berjalan. Jika PS inactivity timer untuk EFD pada CELL_DCH berhenti, RNC mentransfer UE ke CELL_FACH atau CELL/URA_PCH.
transition
Saat EFD diaktifkan, mekanisme state
Dormancy UE
Gambar 5. Mekanisme State Transition pada UE Tabel 1. Tipe State Transition Untuk Fast
Penambahan SCCPCH dilakukan untuk menghindari FACH congestion yang diakibatkan kenaikan jumlah UE dalam CELL_FACH. Masing- masing cell dalam sebuah RNC membutuhkan dua SCPCCH, satu dialokasikan untuk PCH dan satu lainnya dialokasikan untuk FACH.
11 Activation factor menetapkan jumlah UE
Saat FD_TAC_MATCH_SWITCH di-setting “OFF”,
smartphone yang mendukung algoritma enhanced fast dormancy berdasarkan versi protokol UE. RNC
menambahkan UE yang tidak kompatibel dengan
enhanced fast dormancy ke blacklist. Setelah
menerima SCRI message yang tidak berisi cause value dari UE pada daftar blacklist, RNC merilis UE IuPS
signaling connection . Daftar TAC UE yang dimasukan ke dalam blacklist adalah responsibilitas operator.
Untuk aktivasi EFD dengan metode blacklist, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Switch OFF FD_TAC_MATCH_SWITCH
RNC akan menerapkan fungsi fast dormancy untuk UE yang TAC nya sudah dikonfigurasi di database.
3.5 Konfigurasi Metode Blacklist
Switch ON
RNC_FD_SCRI_FORCE_REL_SWITCH Jika switch diaktifkan, ketika RNC menerima SCRI dari UE dengan isi "UE Requested PS Data session
end
”, RNC akan memicu state transition dan kemudian meloloskan signaling connection. Jika switch dinonaktifkan, ketika RNC menerima SCRI, RNC memicu state transition.
3.6 Setting State Transition Timer
Dalam aktivasi fitur EFD, timer- timer tertentu yang akan digunakan pada proses state
transition harus diatur sedemikian rupa. Berikut ini
Ketika fungsi penentuan IMEI TAC list dinonaktifkan, RNC menentukan apakah UE adalah
SET URRCTRLSWITCH: PROCESSSWITCH=FAST_DORMANCY_SWITCH-1;
maksimal yang bisa mengakses jaringan. Semakin kecil activation factor, semakin mudah UE dapat mengakses jaringan. Walaupun UE di CELL /URA_PCH tidak mentransmisikan data, tetapi UE tetap mengkonsumsi bandwidth yang besar dari IuPS
Gambar 6. LST ADJNODE pada M2000 Setelah didapat daftar ANI ( adjacent node ID ) yang bertipe IuPS, dapat dilakukan transport resource
interface . Penambahan IuPS activation factor akan
menghindari kesalahan akses dikarenakan banyaknya UE yang menduduki CELL /URA_PCH. Dalam aktivasi EFD pada RNC Semarang akan ditambahkan
activation factor table dengan 32 factor table index
(FTI) yang akan digunakan untuk IUPS activation factor.
Kemudian untuk mengetahui adjacent node mana saja yang bertipe IuPS, dapat dijalankan MML
command
“LST ADJNODE” pada M2000 seperti pada Gambar 6.
management (TRM) mapping.
MML command dibawah ini digunakan untuk mengaktifkan fast dormancy :
Konfigurasi EFD dikontrol oleh license pada RNC. License harus dipastikan sudah tersetting di RNC, dengan menjalankan MML command berikut :
DSP LICUSAGE:TYPE=Current,CNOPERATORINDEX=0;
Gambar 7. DSP LICUSAGE pada M2000 Dari hasil running MML command pada
Gambar 7. dapat dilihat bahwa di RNC Semarang telah tersetting EFD License. Jika EFD license belum disetting, maka dilakukan aktivasi dengan MML
SET LICENSE: SETOBJECT=UMTS,
ISPRIMARYPLMN=YES, CNOPERATORINDEX=XXX, FastDormancyEnhancement=***; SET LICENSE: SETOBJECT=UMTS, ISPRIMARYPLMN=NO, CNOPERATORINDEX=XXX, FastDormancyEnhancement=***;
Gambar 8. Contoh Setting EFD License pada M2000
3.4 Aktivasi Fast Dormancy Switch
3.3 Aktivasi License pada RNC
12
1. F2D 4A event threshold Parameter ini menetapkan treshold volume
FD. Ketika mendeteksi FD user dalam PS domain tidak memiliki data untuk ditransfer dalam CELL_PCH untuk waktu yang lebih lama dari durasi timer, UE diloloskan. Untuk mengaktifkan timer ini, timer harus di set ke nilai yg lebih besar dari Berikut ini adalah
command untuk mengatur PS inactive timer
PCH ke 1800 detik :
SET UPSINACTTIMER:PsInactTmrForPreFstDrm=180 0;
3.7 Setting UE State Transition
Algoritma enhanced fast dormancy menggunakan switch untuk mengimplementasikan mekanisme state transition yang fleksibel. Berikut ini adalah parameter-parameter yang harus diset untuk menjalankan algoritma EFD.
traffic untuk memicu transisi FD user dari FACH ke DCH.
4. Setting PS inactive timer pada PCH Parameter ini menetapkan nilai CELL_PCH
SET UUESTATETRANS:FastDormancyF2DHTvmThd=D51 2; SET UNBMPARA: ReservedSwitch0=RESERVED_SWITCH_0_BIT1- 1;
2. TVM-based P2D Switch Ketika switch diaktifkan, untuk UE yang menduduki CELL_PCH, RNC akan memicu prosedur P2D jika RNC menerima cell update
message berupa "traffic volume indicator"
bernilai TRUE, atau volume trafik dinamis terukur di CN dan memenuhi treshold tertentu. Ketika switch dinonaktifkan, RNC tidak memicu prosedur P2D berdasarkan "traffic
volume indicator " yang terukur di CN.
SET URRCTRLSWITCH: PROCESSSWITCH3=RNC_TVM_BASED_P2D_SWITCH- 1; SET UCORRMALGOSWITCH: ReservedSwitch0=RESERVED_SWITCH_0_BIT19- 1; SET URRCTRLSWITCH:RsvdPara1=RSVDBIT1_BIT20- 0; SET UCORRMALGOSWITCH:ReservedSwitch0=RESERVE D_SWITCH_0_BIT16-1;
3. TVM-based F2D Switch Ketika switch diaktifkan, RNC memicu suspensi RLC untuk UE selama prosedur F2D, dan meneruskan transmisi RLC setelah RNC menerima pesan RB RECONFIGURATION COMPLETE atau setelah UE kembali ke CELL_FACH. Ketika switch dinonaktifkan, RNC tidak memicu suspensi RLC.
inactivity timer untuk UE yang mendukung fitur
timer DCH ke 5 detik : SET UPSINACTTIMER: PsInactTmrForFstDrmFach=5;
adalah pengaturan timer untuk proses state transition
expired , RNC mentransfer UE ke CEL_FACH
1. Setting Timer T323 Dalam aktivasi EFD menggunakan metode
blacklist , timer T323 di set ke 0 detik dengan MML command sebagai berikut, SET UCONNMODETIMER: T323=D0;
Jika timer di set ke D0, maka durasi timer adalah 0, UE dapat mengirimkan pesan dan kemudian timer berjalan.
2. Setting PS inactive timer pada DCH
PS inactive timer adalah timer yang digunakan
ketika UE menduduki CELL_DCH. Ketika UE tidak mentransmisikan data setelah timer
atau CELL_PCH state. Timer dapat diatur dengan nilai selain 0 untuk mengetahui apakah UE berada di CELL_DCH atau tidak. Jika parameter ini diset ke nilai yang kecil, UE yg mendukung FD akan memulai state transition dari CELL_DCH ke CELL_FACH atau CELL_DCH ke CELL_PCH/URA_PCH dan
Ketika UE yang mendukung FD menduduki CELL_FACH dan tidak mentransmisikan data setelah timer expires, RNC akan mentransfer UE ke CELL_PCH. Prinsip kerjanya sama seperti PS inactive timer pada DCH. Berikut ini adalah command untuk mengatur PS inactive
state transition UE uplink dari CELL_DCH ke
CELL_PCH/URA_PCH atau CELL_DCH ke
idle state . Berikut ini adalah command untuk
mengatur PS inactive timer DCH ke 3 detik :
SET UPSINACTTIMER: PsInactTmrForFstDrmDch=3;
3. Setting PS inactive timer pada FACH
PS inactive timer pada FACH adalah timer yang digunakan ketika UE menduduki CELL_FACH.
SET URRCTRLSWITCH: PROCESSSWITCH3=RNC_F2D_RLC_SUSPEND_SWITC H-1; SET UCORRMALGOSWITCH: ReservedSwitch0=RESERVED_SWITCH_0_BIT28- 1; SET UCORRMALGOSWITCH: ReservedSwitch1=RESERVED_SWITCH_1_BIT6- 1;
SET UCORRMALGOSWITCH:
dimana,
ReservedSwitch0=RESERVED_SWITCH_0_BIT14- 0;
= nilai rata-rata KPI sebelum aktivasi = nilai rata-rata KPI setelah aktivasi
4. PERFENH_PSTRAFFIC_P2H_SWITCH Saat switch diaktifkan dan state transition
Hasil perhitungan yang bernilai negatif CELL_PCH/URA_PCH ke CELL_DCH ( P2D ) dipicu untuk PS service, PS service dapat menunjukkan adanya penurunan persentasi, sebaliknya jika bernilai positif menunjukkan adanya kenaikan didirikan di kanal HSPA setelah state transition . Jika switch dinonaktifkan, PS service persentasi. hanya dapat didirikan hanya di DCH setelah P2D state transition.
4.1 Perbandingan Beban SPU Sebelum dan Sesudah Aktivasi EFD SET UCORRMPARA: PerfEnhanceSwitch=PERFENH_PSTRAFFIC_P2H_ Data beban SPU diambil dari counter SWITCH-1;
VS.XPU.CPULOAD.MAX pada M2000. Aktivasi EFD pada RNC Semarang dilakukan pada tanggal 14
3.8 Aktivasi PS Query IMEI Switch
November pukul 00.00. Untuk melihat perbandingan Ketika PS query IMEI switch diaktifkan, RNC
trend beban SPU sebelum dan sesudah aktivasi EFD
mengirim identity request message untuk mendapatkan dengan jelas, maka dilakukan pengambilan data mulai nomor IMEI dari UE. Hal ini dapat mengatasi masalah tanggal 7 November sampai 20 November. seperti UE tidak dikenali sebagai EFD user oleh RNC sehingga RNC mentrasfer UE ke idle mode dibanding ke CELL_PCH.
SET URRCTRLSWITCH:PROCESSSWITCH2=RNC_PS_QUERY_UE_I
MEI_SWITCH-1
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai SPU Load, CSSR PS, DCR PS, HSDPA
User , HSDPA Throughput, Traffic HSDPA, dan Traffic PS R99 diperoleh dengan mengunduhnya
secara otomatis pada Performance Management Gambar 9. Grafik beban SPU sebelum dan sesudah
System . Berikut ini adalah formula untuk mengolah
aktivasi EFD KPI pada Performance Management System
,
Terjadi penurunan trend beban SPU setelah Tabel 3. Formula KPI aktivasi EFD dibandingkan dengan data sebelum CSSR PS (%) KPI Formula ((RAB.AbnormRel.PS - RAB.AbnormRel.PS.PCH - RAB.AbnormRel.PS.D2P - PS))*100 ((RRC Success PS/RRC Attempt PS)*(RAB Success PS/RAB Attempt pada peak hour tertinggi sebelum aktivasi EFD adalah aktivasi. Dari Gambar 9. dapat dilihat nilai beban SPU DCR PS (%) with PCH RAB.AbnormRel.PS.F2P)/(RAB.AbnormRel.PS + RAB.NormRel.PS - RAB.AbnormRel.PS.PCH - RAB.NormRel.PS.PCH + DCCC.D2P.Succ + pada tanggal 11 November dan beban SPU tertinggi RRC Success PS SuccConnEstabTmItrCall]+[RRCSuccConnEstabTmBkgCall]+[RRCSuccCon [RRCSuccConnEstabOrgInterCall]+[RRCSuccConnEstabOrgBkgCall]+[RRC November. DCCC.Succ.F2P))*100 setelah aktivasi EFD adalah pada tanggal 18 [RRCAttConnEstabOrgInterCall]+[RRCAttConnEstabOrgBkgCall]+[RRCAttC nEstabOrgHhPrSig] Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh RRC Attempt PS onnEstabTmInterCall]+[RRCAttConnEstabTmBkgCall]+[RRCAttConnEstab OrgHhPrSig] persentasi rata-rata penurunan beban SPU adalah RAB Success PS [VSRABSuccEstabPSInt]+[VSRABSuccEstabPSBkg] sebesar 22,68 %. Apabila sebelumya beban SPU HSDPA Traffic (GByte) [VSHSDPAMeanChThroughputTotalBytes]/(1024*1024*1024) HSDPA Throughput (Kbps) [VSHSDPAMeanChThroughput] aktivasi, beban SPU rata-rata pada peak hour adalah RAB Attempt PS [VSRABAttEstabPSInt]+[VSRABAttEstabPSBkg] maksimum pada peak hour adalah 69,29%, setelah Traffic PS R99 (GByte) ( Sum of PS.DL.Traffic + Sum of PS.UL.Traffic ) 1024 * 1024 * 1024 * 8 53,57 %. Penurunan beban SPU menunjukkan bahwa Number of HSDPA User [VS.HSDPA.UE.Mean.Cell] SPU Load ( Maximum CPU Usage of the XPU ) [VS.XPU.CPULOAD.MAX] Semarang setelah fitur EFD diaktifkan . terjadi penurunan signaling traffic pada RNC
Persentasi penurunan atau kenaikan performansi jaringan dapat dihitung dengan rumus dibawah ini .
4.2 Analisa Pemakaian Tipe Kanal
Untuk menganalisa pemakaian tipe kanal sebelum dan sesudah aktivasi EFD, maka dilakukan pengambilan counter
VS.CellDCHUEs.RNC,
...........................................................................Rumus 3.1
VS.CellFACHUEs.RNC, dan VS.CellPCHUEs.RNC pada M2000. Masing-masing counter yang digunakan
13 berfungsi untuk melihat banyaknya UE yang CELL_PCH dalam sebuah RNC saat terjadi RRC connection. .
Gambar 3.4 Grafik perbandingan RRC connectionattempt dan Successful RRC connection sebelum dan
sesudah aktivasi EFD
Gambar 3.4 menunjukkan bahwa terjadiGambar 10. Grafik Hourly Performance pemakaian penurunan trend RRC connection attempt, berbanding tipe kanal sebelum dan sesudah aktivasi EFD lurus dengan penurunan Successful RRC connection setelah aktivasi EFD. Gambar 10. menunjukkan bahwa setelah aktivasi EFD pada tanggal 14 November dini hari, UE lebih banyak menduduki CELL_PCH daripada CELL_DCH. Pendudukan CELL_FACH juga meningkat dikarenakan UE melewati CELL_FACH saat transisi dari CELL_DCH ke CELL_PCH.
4.3 Analisa Performansi Jaringan
4.3.1 Call Setup Success Rate PS
CSSR PS adalah kemampuan user untuk memperoleh PS service dari sistem. RRC connection
PS dan RAB setup PS adalah prosedur utama
Gambar 12. Grafik perbandingan RAB setup attempt terjadinya CSSR PS. dan Successful RAB setup sebelum dan sesudah
Gambar 11. di bawah ini menunjukkan bahwa aktivasi EFD tidak ada perubahan trend CSSR PS yang signifikan setelah aktivasi EFD. Trend CSSR PS sebelum dan
Dari gambar 12. dapat dilihat bahwa trend RAB sesudah aktivasi EFD menunjukan nilai diatas 98%
connection attempt dan Successful RAB connection
juga mengalami penurunan yang signifikan setelah aktivasi EFD seperti pada RRC attempt dan success. Dalam PS call procedure EFD, ketika tidak ada PS data yang ditransfer, UE dapat mengirim SCRI (
Signaling Connection Release Indicator ) message ke
RNC untuk meloloskan RRC connection, sehingga
RRC PS connection dan RAB PS setup mengalami
penurunan. Namun CSSR PS trend tidak mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan penurunan
RRC PS connection berbanding lurus degan penurunan RAB PS setup .
Dengan perhitungan diperoleh persentasi rata- rata penurunan RRC Success & Attempt PS sebesar Gambar 11. Grafik CSSR PS (%) sebelum dan sesudah 77,5 % dan penurunan penurunan RAB Success & aktivasi EFD Attempt PS sebesar 72,4%. Diperoleh pula persentasi penurunan CSSR PS sebesar 0,21 %. Persentasi penurunan CSSR PS sangat kecil, sehingga dapat dikatakan aktivasi EFD tidak memberikan efek signifikan pada CSSR PS.
4.3.2 Drop Call Rate PS
14 yang tidak berguna. Peningkatan Throughput juga dapat dibuktikan dengan perhitungan pada tabel berikut ini.
users
4.3.3 HSDPA User
Dari Gambar 16. dibawah ini, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan HSDPA Throughput. HSDPA Throughput meningkat seiring resource yang semakin efisien yang diakibatkan hilangnya HSDPA
4.3.4 HSDPA Throughput
diperoleh persentasi rata-rata penurunan HSDPA user pada RNC Semarang adalah sebesar 48,5 %.
peak hour menjadi 12079,05. Dengan perhitungan,
Sebelum aktivasi EFD, rata-rata HSDPA user pada saat peak hour adalah sebesar 23456,78. Dan setelah aktivasi EFD, rata-rata HSDPA user pada saat
Gambar 15. Grafik perbandingan HSDPA user sebelum dan sesudah aktivasi EFD Dari Gambar 15. dapat dilihat bahwa HSDPA user mengalami penurunan yang cukup besar. Penurunan jumlah HSDPA user dikarenakan sebagian UE berpindah ke CELL_PCH melalui CELL_FACH setelah EFD diaktifkan. Berpindahnya UE ke CELL_PCH merupakan suatu bentuk penghematan RNC resource yang berhubungan dengan signaling.
Untuk membandingkan jumlah HSDPA User sebelum dan sesudah aktivasi EFD, dilakukan pengambilan counter VS.HSDPA.UE.Mean.Cell pada M2000.
RTWP yang diakibatkan oleh perpindahan sebagian penurunan DCR PS dan perbaikan nilai RTWP, dapat dikatakan terjadi peningkatan performansi di RNC Semarang.
15 Karena drop call berhubungan dengan RTWP
Dengan perhitungan, diperoleh persentasi rata- rata penurunan DCR PS pada peak hour mencapai 62,13 % dan perbaikan RTWP mencapai 2,22 %. Penurunan DCR PS adalah efek dari perbaikan nilai
diakibatkan berbagai faktor seperti jumlah UE dalam sebuah cell, service, tipe koneksi, dan kondisi jaringan radio. Gambar 14. menunjukkan nilai RTWP Semarang mengalami perbaikan setelah aktivasi EFD pada tanggal 14 November. Perbaikan RTWP ini diakibatkan menurunnya signaling traffic pada RNC Semarang..
interference dan juga penting dalam capacity management karena menyediakan informasi untuk congestion control yang berhubungan dengan uplink interference . Pada UMTS, uplink interference bisa
Gambar 14. Grafik perbandingan RTWP sebelum dan sesudah aktivasi EFD RTWP yang tinggi dapat mempengaruhi kenaikan DCR PS. RTWP berhubungan dengan uplink
Semarang mengalami penurunan trend setelah aktivasi EFD. Sebelum aktivasi, nilai DCR PS RNC Semarang saat peak hour berada pada kisaran 0,8
Gambar 3.6 menunjukkan DCR PS RNCpengambilan KPI Call Drop Rate PS (%, juga dilakukan pengambilan counter VS.MeanRTWP (dBm).
- – 1 % dengan nilai tertinggi pada tanggal 11 November dan nilai terendah pada tanggal 10 November. Sedangkan setelah aktivasi, nilai DCR PS Semarang rata-rata dibawah 0.4%. Gambar 13. Grafik perbandingan DCR PS sebelum dan sesudah aktivasi EFD
hour berkurang sebesar 22,68 %. Apabila sebelumya
Dengan perhitungan, diperoleh peningkatan SPU Load maksimum pada busy hour mencapai 70%, HSDPA Throughput RNC Semarang pada peak hour setelah aktivasi, SPU Load rata-rata pada busy hour sebesar 5,94 %. Dengan peningkatan HSDPA adalah 53,57 %.
throughput pada RNC Semarang, berarti kecepatan Dapat dilihat bahwa setelah EFD diaktifkan, UE
rata-rata HSDPA yang diterima user saat melakukan lebih banyak menduduki CELL_PCH dan koneksi bertambah. Hal ini menunjukkan adanya CELL_FACH daripada CELL_DCH sebagai akibat peningkatan performansi RNC Semarang. dari mekanisme state transition.
Terjadi penurunan persentasi CSSR PS pada RNC
3.3.5 Traffic HSDPA dan PS R99 Semarang sebesar 0,208 %, sehingga dapat dikatakan
Dilihat dari gambar 17., terjadi sedikit kenaikan aktivasi EFD tidak memberikan efek signifikan pada
trend Traffic HSDPA pada saat peak hour setelah aksesibilitas layanan. Berpindahnya UE dari
aktivasi EFD dengan trafik tertinggi pada tanggal 20 CELL_DCH ke CELL_PCH dan CELL_FACH setelah November, EFD diaktifkan berpengaruh pada penurunan DCR PS sebesar 62,13 % dan penurunan jumlah HSDPA user sebesar 48,5 %. HSDPA throughput mengalami peningkatan sebesar 5,94 % seiring resource yang semakin efisien yang diakibatkan hilangnya HSDPA
user yang tidak berguna. Terjadi kenaikan Traffic
HSDPA sebesar 8,37 %, sebaliknya Traffic PS R99 mengalami penurunan sebesar 6,58%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Radio Resource Management
Strategies (Release 4) . 3rd Generation Partnership Project ( 3GPP ).
Anonim. 2010. Network Efficiency Task Force Fast
Dormancy Best Practices
V1.0. GSM Gambar 17. Grafik perbandingan Trafik HSDPA Association. sebelum dan sesudah aktivasi EFD
Anonim. 2008. WCDMA UTRAN Interface and
Signaling Procedure . Huawei Technologies Co., Ltd.
Anonim. 2010. Behaviour Analysis of Smartphone
version 1.1 . Shenzen. Huawei Technologies Co., Ltd.
Anonim. 2010. UMTS Signaling Storm Solution
Service Delivery Guide. Huawei Technologies Co., Ltd.
Anonim. 2010. WCDMA HSDPA RAN 12 Principle.
Huawei Technologies Co., Ltd. Anonim. 2013. EFD Case Study : Lebanon Touch Case Study . Huawei Technologies Co., Ltd.
Anonim. 2013. EFD Case Study : UAE DU Case Study . Huawei Technologies Co., Ltd. Gambar 18. Grafik perbandingan Trafik PS R99
Wardhana, Lingga. 2011. 2G / 3G RF Planning and sebelum dan sesudah aktivasi EFD
Optimization for Consultant. Jakarta.
Berbanding terbalik dengan trend traffic HSDPA, dilihat dari Gambar 18, trend traffic PS R99 sedikit menurun setelah EFD diaktifkan, Hal ini dikarenakan sebagian user pada CELL_DCH berpindah ke CELL_PCH.
Dari perhitungan diperoleh peningkatan Traffic HSDPA RNC Semarang pada peak hour sebesar 8,37 %, Sedangkan Traffic PS 99 mengalami penurun sebesar 6,58%.
5. SIMPULAN
16