PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR

  

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP

KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA

SEKOLAH DASAR

Deni Triyawan, Siti Khalidjah, Hery Kresnadi

  

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak

Email: dennytriya@gmail.com

Abstract

  

This study aims to find out the audio media used to listen to folklore in class V of South

Matan Hilir 02 Elementary School. The research method used is pre-experimental

designs. The sample of this study was the fifth grade students totaling 19 people. The

results of data analysis, get the posttest average in the experimental class of 69.444. The

results of calculating data size size effect student learning outcomes experimental class

obtained by 0.445 with the classification in the medium category, which means the use of

audio media gives influence to the listening skills of children's stories in class V Public

Elementary School 02 Matan Hilir Selatan Keywords: Audio Media, Listening Skills

  PENDAHULUAN

  Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga untuk kepentingan penguasaan ilmu pengetahuan.Melalui bahasa manusia belajar berbagai macam pengetahuan yang ada didunia. Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, fikiran, dan pesan kepada orang lain sehingga terjalin komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik, diperlukan penguasaan keterampilan berbahasa. Undang-Undang Sisdiknas nomor. 20 tahun 2003 Pasal 37 ayat 1 menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat sepuluh mata pelajaran. Satu dari mata pelajaran tersebut adalah pelajaran bahasa. Lebih khusus lagi bahasa yang harus diajarkan pada sekolah dasar adalah bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pengantar dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia secara umum adalah mengembangkan keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa, baik untuk kemampuan menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis. Suatu keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Setiap satu keterampilan erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya. Bagaimana seorang anak akan bisa menceritakan sesuatu setelah ia membaca ataupun setelah aspek ini harus senantiasa diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan siswa mendengarkan . Proses

  pembelajaran menyimak lebih besar jika dibandingkan dengan kegiatan kegiatan berbahasa lainnya. Henry Guntur

  Tarigan (2015: 31) “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing- lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.

  Berdasarkan hasil observasi di sekolah menunjukan pemberlajaran menyimak masih belum membuahkan hasil yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan pembelajaran menyimak masih menggunakan metode konvensional. Metode konvensional yang bersifat teacher centered sehingga siwa hanya terfokus kepada guru, di tambah guru bercerita kurang menarik mengakibatkan suasan kelas kurang kondusif, selain itu guru hanya materi pembelajaran buku ajar saja. Untuk mencapai tujuan pembelajaran menyimak cerita siswa supaya lebih efektif perlu adanya media pembelajaran yang baik. Kalangan pendidik kata media selama ini sering terkesan sesuatu yang mahal, rumit, dan berteknologi tinggi. Akibatnya terjadi tidak berhubungan dengan media meskipun sebenarnya di sekolah sudah terdapat sarana pembelajaran bahasa yang memadai akan tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik dan maksimal. Berdasarkan hasil observasi di sekolah diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak belum berjalan secara optimal.

  Hal ini dapat dilihat dari setiap pembelajaran, guru masih menggunakan metode ceramah pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga, siswa terlihat kurang antusias dan cenderung pasif karena proses pembelajaran bersifat monoton dan membosankan, serta guru lebih banyak mendominasi kelas dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak cerita berlangsung. Selain itu, belum maksimalnya penggunaan media oleh guru yang sudah disediakan pihak sekolah. Hal lainnya adalah materi-materi dan tugas yang diberikan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung kurang menarik karena masih terpaku pada buku pegangan.

  Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar tidak terlepas dari empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Muhammad (2014:40), bahasa mempunyai sistem yang sifatnya mengatur, bahasa merupakan suatu lembaga yang memiliki pola-pola atau aturan yang dipatuhi dan digunakan (kadang-kadang tanpa sadar) oleh pembicara dalam komunitas saling memahami. Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:317), menyebutkan bahwa. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Untuk kelas 1, 2 dan 3 (kelas rendah), pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan untuk kelas 4, 5 dan 6 (kelas tinggi) menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan.

  Berdasarkan pernyataan di atas, bahasan merupakan percakapan atau alat komunikasi dengan sesama manusia. Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa nasional. Hal ini yang merupakan salah satu sebab mengapa bahasa Indonesia harus diajarkan pada semua jenjang pendidikan, terutama di sekolah dasar karena merupakan dasar dari semua pembelajaran yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah karena bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia yang menekakan pada aspek peningkatan membaca, menulis, berkomunikasi lisan dan tulisan. Ernest T. Stringer, Lois McFadyen Christensen dan Shelia C. Baldwin, 2010: 19) bahwa,

  Learning is an active process in which learners construct new ideas or concepts based upon their current/past knowledge. The learner selects and transforms information, constructs hypotheses, and makes decisions, relying on a cognitive structure to do so. Cognitive structure provides meaning and organization to experiences and allows the individual to ‘go beyond the information given’. Artinya,

  belajar adalah proses aktif di mana peserta didik membangun ide-ide atau konsep- konsep baru berdasarkan pengetahuan saat ini/masa lalu mereka. Peserta didik menyeleksi dan mengubah informasi, membangun hipotesis, dan membuat keputusan, bergantung pada struktur kognitif untuk melakukannya. Struktur kognitif memberikan arti dan organisasi untuk mengalami dan memungkinkan individu untuk ‘melampaui informasi yang diberikan.

  Menyimak merupakan suatu proses kegiatan yang diawali dengan mendengarkan cerita, memahami dan menangkap isi cerita sehingga siswa dapat mencatat hal-hal penting dalam cerita. Cerita tersebut dipahami untuk dianalisis, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008 : 31) menyatakan, “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. Sejalan dengan hal itu Menurut Farida Ariani Slamet (2009 : 5) mengemukan, “Menyimak adalah proses menangkap bunyi bahasa yang direncanakan dengan penuh perhatian, dipahami, diinterpretasi, diapresiasi, dievaluasi, ditanggapi, dan ditindak lanjuti”. Sedangkan menurut Yeti Mulyati (2007 : 2.4) menyatakan, “Proses menyimak merupakan proses interaktif yeng mengubah bahasa lisan menjadi makna dalam pikiran, dengan demikian menyimak tidak sekedar mendengarkan, mendengar merupakan komponen integral dalam menyimak, kegiatan berfikir atau menangkap makna dari apa yang didengar merupakan bagian dari proses menyimak”. Jadi dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang- lambang lisan dengan sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung didalamnya.

  Proses keterampilan menyimak mempunyai beberapa tahap. Tahap-tahap proses menyimak menurut logan (dalam

  Henry Guntur Tarigan, 2008 : 63) antara lain : a) Tahap mendengar yaitu dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembaca dalam ujaran atas pembicaranya. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearning. b) Tahap memahami yaitu setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembaca. Kemudian sampailah kita dalam tahap understanding.

  c) Tahap menginterprestasi yaitu penyimak yang baik, yang cermat dan yang teliti, belum pas kalau mendengar dan memahami isi ujaran sang pemicara, dia ingin menafsirkan atau mengintreprestasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu; dengan demikian, sudah sampai pada tahap intrepreting.

  d) Tahap mengevaluasi yaitu setelah memahami serta dapat menafsir atau atau menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara melalui keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara; dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating. e) Tahap menanggapi yaitu merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.lalu penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi atau responding.

  Selain itu media juga berperan penting terhadap keterampilan menyimak, khususnya menyimak cerita sangatlah membutuhkan media yang cocok. Media merupakan aspek yang penting dalam proses pembelajaran selain metode atau pendekatan yang digunakan oleh pendidik. Bahkan dapat dikatakan bahwa media akan menunjang pilihan metode atau pendekatan yang telah didesain oleh guru dalam skenario pembelajarannya.

  Menurut Arief.S Sadiman, dkk (2009:7), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

  Azhar Arsyad (2014:4), mengatakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.

  Media audio memiliki beberapa kelebihan, seperti yang diungkapkan oleh Azhar Arsyad (2014:141), bahwa media audio merupakan media yang murah dan terjangkau, tersedianya materi audio yang dapat digunakan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, menyampaikan pesan yang memotivasi, dan mudah dibawa kemana-mana.

  Hamdani (2011:253), media audio memudahkan dalam mengidentifikasi objek- objek, mengklasifikasikan objek, mampu menunjukkan hubungan spasial dari suatu objek, dan membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan media audio dapat menjelaskan konsep abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dipahami pendengarnya, media audio dalam penggunaannya lebih mudah, efisien, gampang diperoleh, dan mudah dibawa kemana-kemana.

  Cerita anak adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, kejadian dan sebagainya yang ditujukan untuk anak yang ceritanya sederhana namun kompleks dan komunikatif serta mengandung nilai moral bagi anak dan pantas dikonsumsi oleh anak-anak. Cerita sebagai kegiatan yang telah ada sejak dahulu kala hingga sekarang mempunyai beberapa jenis dan manfaatnya bagi siswa. Menurut Henry Guntur Tarigan (1981: 35) menyatakan bahwa “bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain”. Dikatakan demikian karena bebrbicara termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat pengertian- pengertian atau makna-makna menjadi jelas. Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan, berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan ungkapan kemauan dan keinginan membagikan pengalaman yang di perolehnya.

  Berdasarkan paparan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak di sekolah dasar negeri 02 Matan Hilir Selatan.

  Pada dasarnya, metode merupakan cara yang ditempuh dalam proses penelitian. Oleh karena itu, penggunaan metode dalam suatu penelitian harus sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Mahmud (2011: 97), “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Suharsimi Arikunto (2013: 9) menyatakan bahwa “Metode Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.” Sedangkan menurut Jasa

Unggah Muliawan (2014: 78), “metode eksperimen disebut juga metode percobaan”

  Bentuk design eksperimen penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental designs merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group

  pretest-posttest design karena hanya

  menggunakan satu kelas yaitu Kelas V SD Negeri 02 Matan Hilir Selatan. Pada rancangan desain penelitian ini maka terdapat

  pretest yang diberikan sebelum perlakuan

  dan posttest yang diberikan setelah perlakuan, sehingga hasilnya dapat lebih akurat karena dapat membandingkan keterampilan menulis puisi sebelum dan sesudah perlakuan

  Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik Nonprobability Sampling.

  Sugiyono (2016:122) menyatakan bahwa, “Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota untuk dipilih menjadi sampel.” Nonprobability Sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

  Sampling Jenuh karena penentuan sampel,

  apabila semua anggota populasi menjadi sampel. Hal ini terjadi karena jumlah populasi yang relatif kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, yang mana semua anggota populasi juga merupakan sampel penelitian. Berdasarkan populasi yang ada, maka sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berjumlah 19 orang, terdiri 8 laki-laki dan 11 perempuan.

  Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran Menurut Hadari Nawawi (2012: 101) menyatakan, “Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satu an ukur yang relevan”. Teknik pengukuran yang dimaksud berupa pemberian tes secara tertulis

  Pengukuran dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dengan menggunakan tes yang dilakukan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) diberikan perlakuan, kemudian akan diolah secara statistik untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan proses terhadap keterampilan menulis puisi. Untuk prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap sebagai berikut:

  Tahap Persiapan Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan validitas instrumen penelitian yang berkaitan dengan Kisi-kisi, soal Pretest dan Posttest , Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kunci Jawaban, dan Pedoman Penskoran Tahap Pelaksanaan

  Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: (a) Menentukan jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran PKn di sekolah tempat penelitian. (b) Memberikan

  pre-test di kelas eksperimen untuk

  mengetahui kondisi awal siswa. (c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio pada mata pelajaran bahasa Indonesia. (d) Memberikan post-test di kelas penelitian.

  Tahap Akhir

  Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: (a) memberikan skor pada hasil tes peserta didik. (b) menghitung rata-rata hasil tes peserta didik. (c) Menghitung standar deviasi (SD) hasil tes, (d) Menguji normalitas data. (e) Analisis pembelajaran Menghitung effect size (ES), (f) Membuat Kesimpulan.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita anak siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 19 orang siswa dengan rincian 8 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswi perempuan.

  Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan validitas instrumen penelitian yang berkaitan dengan Kisi-kisi, soal Pretest dan Posttest, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kunci Jawaban, dan Pedoman Penskoran Adapun yang menjadi validator dalam penelitian ini yaitu Ibu Dr. Hj. Siti Halidjah, M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  Setelah melakukan validasi, kemudian peneliti memulai penelitian. Selama penelitian, proses pembelajaran didokumentasikan dalam bentuk foto dan video yang dibantu oleh satu orang teman pada saat melakukan penelitian. Hasil pengolahan data yang meliputi nilai rata-rata (

  ), standar deviasi (SD), uji hipotesis (uji-t), dan effect size (ES) dapat dilihat pada tabel berikut.

  

Tabel 1

Hasil Pengolahan Data Kelas Eksperimen

Keterangan Kelas Eksperimen

  Pre-test Post-test Rata-rata (

  ) 58,278 69,444

  Standar Deviasi (SD) 1,320 Uji Hipotesis (t)

  8,459

  Effect Size (ES) 0,445

  Sebelum diberikan perlakuan (Pre-test) diperoleh rata-rata yaitu 58,278 sedangkan setelah diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan strategi belajar media audio (Post-test) diperoleh rata-rata 69,444. Terjadinya peningkatan hasil rata-rata belajar siswa adalah karena adanya penerapan media audio yang telah dilakukan. Dengan menggunakan media audio siswa bisa dengan mudah menemukan unsur-unsur cerita rakyat yang ada di dalam cerita rakyat yang diputarkan oleh guru dan kemudian menentukan unsur-unsur cerita rakyat untuk membuat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Dengan menggunakan media audio siswa juga bisa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan siswa terus fokus menyimak menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audio. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh menngunakan media audio terhadap hasil menyimak cerita anak siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan.

  Dari pengujian post-test pada kelas eksperimen, diperoleh t hitung sebesar 8,45dan t tabel (α = 5%, dk = 19 – 1 = 18) sebesar 2,101. Karena t hitung (8,45) > t tabel (2,101), maka Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh atau perbedaan dengan menerapkan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita anak Sekolah Dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan besarnya pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat maka perhitungan dengan menggunakan rumus effect size. Dari perhitungan effect size diperoleh ES sebesar 0,445 yang temasuk dalam kriteria sedang. Pengaruh yang diperoleh tergolong dalam kriteria sedang, hal ini dapat dibuktikan dari hasil pretest dan posttest siswa yang meningkat. Kemudian setelah melakukan kegiatan belajar menggunakan media audio, siswa menjadi lebih mudah dalam menyimak cerita rakyat, kemudian siswa bisa menjawab soal yang diberikan, yaitu menentukan unsur unsur yang terdapat dalam cerita rakyat. Sehingga siswa tidak kesulitan dalam mengerjakan soal yang telah diberikan.

  Pembahasan

  56

  70

  68

  66

  64

  62

  60

  58

  54

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak pada pelajaran bahasa indonesia terhadap hasil belajar siswa kelas v sekolah dasar negeri 02 Matan Hilir Selatan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 23 Juli 2018 sampai tanggal 03 Agustus 2018 di kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan. Penelitian dilakukan pada kelas eksperimen sebanyak 4 kali perlakuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberikan yaitu penggunaan media audio pada pelaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan hasil uji hipotesis yang menyatakan menerima Ha pada taraf signifikan 5%.

  52

  58,278 69,444

  (α = 5%, dk = 19 – 1 = 18) sebesar 2,101. Karena t hitung (8,45) > t tabel (2,101), maka Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh atau perbedaan dengan menerapkan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita anak

  Untuk menentukan terdapat pengaruh atau tidak terdapat pengaruh dari penggunaan pendekatan keterampilan proses, maka dilakukan perhitungan uji t (uji-t) dari data yang diperoleh sesudah diberi perlakuan (post-test). Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis (uji-t), diperoleh t hitung sebesar 8,45dan t tabel

  Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil post-test kelas eksperimen dengan menggunakan media audio lebih tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan media audio.

  

Grafik. Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Matan

Hilir Selatan

  test dapat dilihat pada tabel hasil analisis data pre-test dan pos-test. Skor rata-rata hasil pre- test adalah 58,278 dan skor rata-rata hasil post-test adalah 69,444.

  Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita anak siswa kelas V sekolah dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan. Hasil data yang diperoleh dari siswa selama mengikuti kegiatan pre-test dan post-

  72 Pre-test Post-test

Rata-Rata Sekolah Dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan.

  Jadi, dapat dinyatakan bahwa, penyebab perubahan dari nilai post-test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre-test pada kelas eksperimen adalah dengan adanya perlakuan yang diberikan, yaitu dengan menggunakan media audio. Siswa dapat lebih memahami menulis menentukan unsur unsur apa saja yang terdapat di dalam cerita rakyat yang telah di putarkan, siswa juga lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita anak ini juga dapat mempermudah siswa dalam menjawab pertanyaan dan lebih membuat siswa lebih serius dalam kegiatan pembelajaran. besarnya pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat maka perhitungan dengan menggunakan rumus effect size. Dari perhitungan effect size diperoleh ES sebesar 0,445 yang temasuk dalam kriteria sedang.

  Berdasarkan perhitungan effect size tersebut, dapat simpukan bahwa penngunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat memberikan pengaruh (effect) terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan.

  Pengaruh yang diperoleh tergolong dalam kriteria sedang, hal ini dapat dibuktikan dari hasil pretest dan posttest siswa yang meningkat. Kemudian setelah melakukan kegiatan belajar menggunakan media audio, siswa menjadi lebih mudah dalam menyimak cerita rakyat, kemudian siswa bisa menjawab soal yang diberikan, yaitu menentukan unsur unsur yang terdapat dalam cerita rakyat. Sehingga siswa tidak kesulitan dalam mengerjakan soal yang telah diberikan.

  Hal ini berarti, hasil penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat lebih berpengaruh dari tanpa menggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita rakyat

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan pengolahan data hasil keterampilan menyimak cerita rakyat siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Matan Hilir Selatan yang dilakukan dengan uji-t dependen pada taraf = 5% dan dk = 19 diperoleh t hitung sebesar 8,459 dan t tabel sebesar 2,101. Karena t hitung(8,459) > t tabel (2,101), maka dikatakan signifikan, sehingga dengan demikian maka Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita anak siswa kelas V Sekolah Dasar Negri 02 Matan Hilir Selatan Berdasarkan perhitungan effect size diperoleh hasil sebesar 0,445 yang berarti pembelajaran dengan penggunaan media audio terhadap keterampilan menyimak cerita anak siswa kelas V Sekolah Dasar Negri 02 Matan Hilir Selatan diklasifikasikan dalam kategori sedang.

  Saran

  Saran yang dapat disampaikan peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) penggunaan media audio sebaiknya memperhatikan durasi waktu rekaman cerita karena untuk memahami isi cerita yang dilakukan dalam menyimak rekaman audio tidak hanya satu kali putaran saja tetapi memerlukan dua atau tiga kali putaran audionya. Sehingga siswa benar benar memahami isi cerita tersebut dengan hasil yang memuaskan. 2) Memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran supaya semua langkah-langkah perencanaan pembelajaran terlaksana dengan baik dan hasilnya juga memuaskan. 3) Memilih cerita yang berbeda pada saat pertemuan selanjutnya sehingga pengetahuan siswa leluasa mengenai cerita rakyat yang lainnya. Sehingga siswa akan semangat dalam belajar. Pembelajaran akan menjadi lebih menarik sehingga proses pembelajaran penggunaan media audio berjalan dengan baik.

  DAFTAR RUJUKAN Instruction in the K –12 Classroom.

  Arief S. Sadiman,dkk. (2009). Media United States of America: SAGE Pendidikan(Pengertian,Pengembangan, Publications, Inc.

  danPemanfaatannya).Jakarta:

  Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Rajagrafindo Persada. Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Azhar Arsyad. (2014). Media University Press.

  Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Hamdani. (2011). Strategi Belajar Persada.

  Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

  Bistari. (2015). Mewujudkan Penelitian Henry Guntur Tarigan. 2008 . Menyimak.

  Tindakan Kelas. Pontianak: Ekadaya Bandung : Angkasa Bandung.

  Multi Inovasi.

  Mahmud. (2011). Metode Penelitian Burhan Nurgiyantoro. 2005. Sastra Anak Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

  Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

  Jasa Unggah Muliawan. 2014. Metodologi Yogyakarta: Gadjah Mada University

  Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:

  Press Penerbit Gava Media

  BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kompetensi Dasar SD/MI Kelas V.

  Kuantitatif Kualitatif. Bandung:

  Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Alfabeta

  Ernest T. Stringer, Lois McFadyen

  Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Christensen dan Shelia C. Baldwin.

Penelitian Suatu Pendekatan

  (2010). Integrating Teaching, Learning, Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

  and Action Research: Enhancing