View of FAKTOR PENGARUH KEJADIAN ABORTUS SPONTAN PADA IBU HAMIL DI RSUD BANYUMAS TAHUN 2010

FAKTOR PENGARUH KEJADIAN ABORTUS SPONTAN PADA
IBU HAMIL DI RSUD BANYUMAS TAHUN 2010
Rina Prihastuti1) Maya Safitri2)
1,2

Program Studi D III Kebidanan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto

ABSTRACT
Mother Mortality in the World as well as in developing countries is still
high, one of which is caused by factors such as the direct cause of abortion 30-35%.
The incidence of spontaneous abortion in hospitals Banyumas an increase from 195
cases in 2009 to 379 cases in 2010. To find out the description of the factors that
influence the incidence of spontaneous abortion in pregnant women in Banyumas
General Hospital in 2010.
This study was descriptive quantitative study with a retrospective approach.
Type of data using secondary data. The population in this study were 379, the
sampling techniques using total sampling, research instruments using the master
table and the data analysis by univariate analysis.
Spontaneous abortion in Banyumas General Hospital in 2010 as many as
379 people (15.56%). Based spontaneous abortion maternal age the highest in the
age group of 20-35 years as many as 161 people (42.5%) and the lowest in the age

group 35 tahun
136
35,9
Jumlah
379
100,0
(sumber: Data Sekunder Rekam Medik RSUD Banyumas Tahun 2010)
Berdasarkan
yang

telah

hasil

dilakukan

penelitian
di

RSUD


kelompok umur < 20 tahun yaitu 82
orang (21,6%).
Penelitian

Banyumas tahun 2010, menunjukkan

ini

tidak

sesuai

sebagian besar kasus abortus spontan

dengan teori yang dikemukakan oleh

terdapat pada kelompok umur 20- 35

Yudiayutz’s


tahun

yaitu

(42,5%),

dan

(2008)

bahwa

resiko

sebanyak

161

orang


keguguran memang semakin bertambah

paling

sedikit

pada

seiring dengan bertambahnya umur. Jadi

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

102

wanita yang berusia 35 tahun memiliki
resiko

keguguran


tinggi

karena jumlah ibu yang mengalami

dibandingkan wanita yang berusia 30

abortus spontan dengan umur < 20

tahun. Usia 20 tahun adalah umur yang

tahun dan > 35 tahun di RSUD

dianggap terlalu muda untuk hamil dan

Banyumas tahun 2010 lebih sedikit dan

melahirkan karena endometrium belum

terjadinya suatu kehamilan pada seorang


siap menerima hasil konsepsi sedangkan

perempuan lebih sering terjadi pada

umur >35 tahun dianggap terlalu tua

usia- usia 20- 35 tahun dibandingkan

karena organ reproduksi dan fungsi

usia

organ tubuh lainnya sudah menurun

Keberhasilan

serta kesehatan ibu tidak sebaik dulu

kahamilan dapat menekan kehamilan


sehingga

resiko

diusia 35 tahun.

(Scoot,

Kejadian abortus spontan lebih banyak

terjadinya

merupakan
abortus

lebih

Ketidaksesuaian ini dapat terjadi

faktor

spontan

2002).

35

tahun.

pengaturan

terjadi pada kelompok umur 20-35
Penelitian ini juga tidak sesuai

tahun karena abortus spontan tidak

dengan teori bahwa umur 20- 35 tahun

hanya dipengaruhi oleh faktor umur

merupakan kondisi umur terbaik untuk


tetapi oleh banyak faktor antara lain

terjadinya kehamilan dan persalinan

yaitu

serta biasanya psikologis ibu lebih siap

dikemukakan oleh Winkjosastro (2007)

untuk

tingkat

bahwa hal- hal yang menyebabkan

kematangan organ reproduksi yang baik

abortus yaitu kelainan pertumbuhan


untuk proses kehamilan (Affandi, 2004).

hasil konsepsi, kelainan pada plasenta,

kehamilan

dan

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

seperti

dalam

teori

yang

103


penyakit

ibu,

dan

kelaina

trakus

genetalis.
Hasil

Jadi,

meski

faktor

umur

merupakan salah satu penyebab abortus
penelitian

ini

sejalan

tetapi

ternyata

umur

tidak

selalu

dengan hasil penelitian yang didapatkan

menjadi

oleh Muhammad Khir Zikri dengan

Sehingga perlu adanya persiapan yang

judul ” Gambaran Kejadian Abortus

matang khususnya bagi para calon ibu

Spontan dengan Usia Ibu di Rumah

baik dari segi fisik maupun mental

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

dalam membuat program kehamilan.

dari Tahun 2005 hingga 2010” bahwa

Selain itu juga harus melakukan ANC

kejadian abortus spontan terbanyak

teratur bagi seluruh ibu hamil guna

terdapat pada kelompok umur 20- 35

deteksi

tahun sebesar 52,8% dan paling sedikit

komplikasi,

pada kelompok umur < 20 tahun sebesar

kehamilan yang dapat menyebabkan

7,6%.

terjadinya abortus spontan.

faktor

dini

penyebab

adanya

dan

penyulit-

abortus.

kelainan,
penyulit

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kejadian Abortus Spontan Berdasarkan
Paritas Ibu Hamil di RSUD Banyumas Tahun 2010.
No.
Paritas Pasien
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1 Nulipara (paritas 0)
82
21,6
2 Primipara (paritas 1)
64
16,9
3 Multipara (paritas 2-5)
136
35,9
4 Grandemultipara
97
25,6
(paritas >5)
Jumlah
379
100,0
(sumber: Data Sekunder Rekam Medik RSUD Banyumas Tahun 2010)
Berdasarkan

hasil

penelitian yang telah dilakukan

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

104

di RSUD Banyumas tahun 2010,

memicu kejadian abortus, hal ini

menunjukkan

dapat

jumlah

kasus

terjadi

karena

pada

abortus spontan terbanyak pada

kehamilan multipara disebabkan

kelompok multipara yaitu 136

adanya faktor trauma seperti

orang

jatuh

(35,9%),

sedikit

pada

primipara

yaitu

dan

paling

kelompok
64

orang

(16,9%).

atau

terlalu

lelah.

Frekuensi abortus berkisar 1015% dan lebih sering terjadi
pada multipara (Jones, 2002).

Penelitian

ini

sesuai

Penelitian ini diperkuat

dengan teori yang dikemukakan

oleh penelitian sebelumnya yang

oleh Manuaba (2000) bahwa

dilakukan oleh Intan Yulianti

riwayat kehamilan sebelumnya,

dengan

merupakan salah satu faktor

Faktor

risiko

Abortus

terjadinya

Kehamilan

abortus.

primipara

judul



Gambaran

Penyebab

Terjadinya

Spontan

Pada

Ibu

dapat

Hamil Di Rumah Sakit Al-

memicu terjadinya abortus. Hal

Fatah Ambon Tahun 2007”

ini

bahwa kejadian abortus spontan

disebabkan

kehamilan

ibu

primipara

pada
belum

lebih

banyak

terjadi

pada

mampu menjaga kehamilannya

kelompok

dan mencukupi nutrisi yang

48% dan paling sedikit terjadi

dibutuhkan selama kehamilan.

pada

Pada kehamilan multipara dapat

sebesar 15%.

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

multipara

kelompok

sebesar

primipara

105

Berdasarkan
pembahasan

di

jumlah anak (KB). Mengingat
atas

dapat

kejadian abortus spontan pada

disimpulkan bahwa paritas dapat

kelompok multipara disebabkan

mempengaruhi kehamilan dan

oleh faktor trauma maka, faktor-

merupakan salah satu faktor

faktor yang dapat menimbulkan

resiko

abortus.

trauma pada ibu hamil harus

harus

dihindarkan. Ibu harus hati- hati

melakukan ANC teratur dan

dalam menjaga kehamilannya.

terjadinya

Sehingga

ibu

hamil

mengikuti program pengaturan
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kejadian Abortus Spontan Berdasarkan
Riwayat Abortus Ibu Hamil di RSUD Banyumas Tahun 2010.
No.
Riwayat abortus
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1 Ya
193
50,9
2 Tidak
186
49,1
Jumlah
379
100,0
(sumber: Data Sekunder Rekam Medik RSUD Banyumas Tahun 2010)
Berdasarkan
yang

telah

hasil

dilakukan

penelitian
di

186 orang (49,1%).
Penelitian ini sejalan dengan

RSUD

Banyumas tahun 2010, menunjukkan

teori

jumlah kasus abortus spontan terbanyak

riwayat abortus pada penderita abortus

pada kelompok ibu yang mempunyai

merupakan

riwayat abortus yaitu sebanyak 193

abortus berulang. Sedangkan menurut

orang (50,9%), sedangkan kejadian

Cuningham (2005), kejadian abortus

abortus pada kelompok ibu yang tidak

diduga

mempunyai riwayat abortus sebanyak

kehamilan

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

Winkjosastro

(2007),

predisposisi

mempunyai

terjadinya

efek

berikutnya,

bahwa

terhadap

baik

pada
106

timbulnya penyakit kehamilan maupun

Riwayat

pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita

Abortus berulang di RS Hasan Sadikin

dengan riwayat abortus mempunyai

Bandung” menunjukan bahwa adanya

risiko

riwayat

lebih

tinggi

terjadi

abortus

berulang. Riwayat abortus yang lalu
Menurut

Malpas

abortus

dengan

Kejadian

terhadap

kejadian

abortus berulang.

Eastman

Berdasarkan Hasil penelitian dan

kemungkinan terjadinya abortus lagi

teori di atas dapat disimpulkan bahwa

pada seorang wanita ialah 73% dan

riwayat

83,6% (Wales, 2009).

mempengaruhi kehamilan berikutnya,

Frekuensi

dan

Abortus

terjadinya

abortus

abortus

sebelumnya

akan

semakin sering mempunyai riwayat

sebanyak 20% jika terdapat riwayat 1

abortus

kali abortus spontan sebelumnya, 35%

beresiko

jika terdapat riwayat 2 kali abortus

kembali. Untuk itu, bagi ibu yang

spontan sebelumnya, 50% jika terdapat

memiliki riwayat abortus sebelumnya

riwayat

harus ada persiapan fisik yang lebih

3

kali

abortus

sebelumnya, dan 30%

spontan

telah 1 kali

sebelumnya
untuk

maka

semakin

terjadinya

abortus

matang dan lebih waspada

dalam

mengalami partus spontan (Naylor,

menjaga kehamilannya dengan cara

2005).

mengikuti program ANC secara teratur
Penelitian ini diperkuat dengan

hasil

penelitian

yang

dilakukan

guna deteksi dini adanya kelainan dan
penyulit

kehamilan

yang

dapat

sebelumnya oleh Erna Wahyuningrum

menyebabkan abortus. Selain itu juga

dengan

program pengaturan kehamilan yaitu

judul

“Gambaran

Antara

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

107

Keluarga Berencana “dua anak lebih

Dari

baik” sangat diperlukan.

diharapkan

kesimpulan

tersebut,

penelitian

maka

ini

dapat

dijadikan bahan masukan bagi RSUD

KESIMPULAN DAN SARAN

Banyumas untuk memberikan KIE pada
Dari

hasil

penelitian

dapat

disimpulkan bahwa kejadian abortus
spontan pada ibu hamil di RSUD
Banyumas tahun 2010 sebanyak 379
orang (15,56%) dari 2.435 kehamilan.
Kejadian abortus spontan berdasarkan
umur ibu hamil di RSUD Banyumas
tahun

2010,

terbesar

terjadi

pada

kelompok umur 20- 35 tahun yaitu
sebanyak

161

orang

(42,5%).

Berdasarkan paritas ibu hamil di RSUD
Banyumas tahun 2010, terbesar terjadi
pada kelompok multipara yaitu 136
orang (35,9%). Berdasarkan riwayat
abortus ibu hamil di RSUD Banyumas
tahun 2010, terbesar terjadi pada ibu
yang mempunyai riwayat abortus yaitu
sebanyak 193 orang (50,9%).

ibu hamil khususnya mengenai faktorfaktor

yang

dapat

mempengaruhi

kejadian abortus spontan. Bagi Institusi
Pendidikan STIKES Harapan Bangsa
diharapkan

perpustakaan

menambah

referensi- referensi khususnya mengenai
abotus

spontan

peneliti

sehingga

selanjutnya

peneliti-

mudah

dalam

mencari referensi untuk penelitian. Bagi
Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat
menjadi

gambaran

bagi

peneliti

selanjutnya sehingga dalam melakukan
penelitian

selanjutnya

khususnya

mengenai faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi
spontan,

peneliti

kejadian
selanjutnya

abortus
dapat

meneliti faktor- faktor lainnya seperti
faktor anemia ibu dan penyakit ibu.

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

108

DAFTAR PUSTAKA
Affandi. 2004. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta.
http://ridwanamiruddin.wordpre
ss.com/2007/05/24/kespromedika-unhas (diakses tanggal
23 februari 2009).
Ambarwati, Eni Retno. 2009. Unsafe
Abortion.
http://enyretnaambarwati.blogsp
ot.com/2009/12/unsafeabortion.html (diakses tanggal
18 Januari 2009).
Amiruddin, R. 2004. Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil: Buku Ajar Ilmu
Gizi. Jakarta: EGC.
Anonim, 2009. Aborsi di Indonesia 2,6
Juta
Pertahun.
http://www.inilah.com/read/deta
il/121566/aborsi-di-indonesia26-juta-pertahun/
(diakses
tanggal 1 Mei 2009).
Beard, J.L. 2004. Effectiveness and
Strategies of Iron During
Pregnancy American Journal of
Clinical Nutrition: 12905.
Borton, Chloe. 2009. Gravidity dan
Paritas Definisi (dan implikasi
merdeka
dalam
riskasment).http://translate.goog
le.co.id/translate?hi=id&langpai
r=enlid&u=htt://www.patient.co
.uk/doctor/gravidity.and.parity.d
efinitions.htm (diakses tanggal
28 Juli 2008).
Cuningham, F. Gary. Dkk. 2005.
Obstetri William. Jakarta: EGC.
__________. 2009. Obstetri William
Panduan Ringkas. Jakarta: EGC.
Dwilaksana, Agung Saprasetya. 2009.
Faktor Ibu Yang Berhubungan
dengan Kejadian Abortus di

RSUD
Banyumas.
http://id.shvoong.com/medicineand-health/epidemiology-publichealth/2071310-faktor-ibu-ygberhubungan-dgn/
(diakses
tanggal 28 Juli 2008).
Handayani, D. 2006. Abortus, Cari
Penyebab.
http://www.jawapos.com/Indeks
(diakses tanggal 20 Maret 2008).
Handono, Budi. Dkk. 2009. Abortus
Berulang. Bandung: PT Refika
Aditama.
Hasnah. 2009. Sekilas Tentang Aborsi
Spontan.
http://tabloidnova.com/Nova/Ke
sehatan/Wanita/HindariPemakaian-Alat-KB-SelamaEnam-Bulan-1(di akses pada
tanggal 11 Maret 2008).
Helfner, Linda dan Danny J. Schust.
2006. At A Glance Sistem
Reproduksi. Jakarta: Erlangga.
Hidayat,
Agung.
2009.
Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan
Abortus.
http://keperawatanagung.blogspot.com/2009/05/ask
ep-abortus.html (diakses tanggal
4 Januari 2008).
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset
Keperawatan
dan
Teknik
Penulisan
Ilmiah.
Jakarta:
Salemba Medika.
Jones, Derek L.
2002. Faktor
Prediposisi Abortus Inkomplitus.
http://addy1571.files.wordpress.
com/2009/08/karakteristik-ibudengan-abortus-inkomplitus.doc.
(diakses tanggal 25 Maret 2011).
Manuaba, IBG. 2000. Ilmu Kebidanan
Penyakit
Kandungan
dan
Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta:

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

109

EGC.
_______.
2001.
Kapita
Selekta
Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi. Jakarta: EGC.
_______. dkk. 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta: EGC.
Naylor. 2005. Abortus. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2002.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT Renika
Cipta.
___________. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugraheny,
Esti.
2009.
Asuha
Kebidanan
Patologi.
Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Rina. 2008. Dunia Kehamilan dan
Kesehatan.
file:///C:/Users/rina/Documents/
Dunia%20Kehamilan%20Dan%
20Kesehatan.htm
(diakses
tanggal 27 April 2008).
Sabri, Luknis dan Hastono P.S. 2006.
Statistik Kesehatan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku
Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan
Maternal
dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
________. 2006. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Santjaka, Aris. 2008. Biostatistik.
Purwokerto Timur: Global Internusa.
Scoot, Jame R. 2002. Aborsi.
http://www.scribd.com/doc/4927
5391/Aborsi (diakses tanggal 28
Juli 2008).

Soebroto, Ikhsan. 2009. Cara Mudah
Mengatasi Problem Anemia.
Yogyakarta: Bangkit.
Soelaimah, 2010. Kematian Ibu Hamil
di
Jawa
Tengah.http://berita.kapanlagi.co
m/pernik/angka-kematian-ibuhamil-di-jateng-meningkat.html
(diakses tanggal 24 juni 2009).
Sudijono,
Anas.
2009.
Statistik
Pendidkan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.Triana, Nunik.
2010. Angka Kematian Ibu Sulit
Capai
Target
MDGs.
http://wri.or.id/id/publikasi/Liput
an%20Tahun%202010?q=id/pub
likasi%20liputan%20media/Ang
ka%20Kematian%20Ibu%20Suli
t%20Capai%20Target%20MDG
sAngka Kematian Ibu Sulit
Capai Target MDGs (Diakses tgl
5 juni 2009).
Wahyuningrum, Ema. 2004. Gambaran
Antara Riwayat Abortus dengan
Kejadian Abortus Berulang di
RS Hasan Sadikin Bandung.
http://rofiqahmad.wordpress.co
m/2008/01/24/hasil-luaran/janinpada-ibu-pasca-abortus-dirimah-sakit-dr-hasan-sadikinbandung-tahun-2004/ (diakses
tanggal 1 Mei 2009).
Wales, Jimmy. 2009. Gugur Kandung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gug
ur_kandungan (di akses tanggal
22 Januari 2009).
Walsh, Linda. 2007. Buku Ajar
Kebidanan Komunitas. Jakarta:
EGC.
Wardani, Absari Catur. 2009. Gizi untuk
Ibu
Hamil.
http://www.wordpress.com/2009
/08/gizi-bumil.doc
(diakses

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

110

tanggal 25 Maret 2009).
Wijanarko, Bambang. 2009. Abortus.
Widjanarkohttp://reproduksiumj.
blogspot.com/2009/09/abortus.ht
ml (diakses tanggal 18 Januari
2009).
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: YBP- SP.
Yudiayutz’s.
2008.Abortus.http://yudiayutz.w
ordpress.com/2008/12/04/abortu
s/(diakses tgl 27 Juli 2009).
Yulianti, Intan. 2007. Gambaran Faktor
Penyebab Terjadinya Abortus
Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit
Al- Fatah Ambon Tahun 2007.
http://sainsbidan.com/index.php?
view=article&catid=38:kti&id=1
10:abstrak-abortus&format=pdf
(diakses tanggal 28 Juli 2009)
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus
Yuswanto.
2009.
Asuhan
Kebidana Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika.
Zikri,
Muhammad
Khir.
2010.
Gambaran Kejadian Abortus
Spontan dengan Usia Ibu di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik dari Tahun 2005
hingga
Tahun
2010.
http://repository.usu.ac.id/handle
/123456789/23139.
(diakses
tanggal
28
Juli
2009)

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

111

Viva Medika | VOLUME 03/NOMOR 04/FEBRUARI/2010

112

Dokumen yang terkait

View of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN / UMUR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI NUNIK MURTININGSIH Amd.Keb DESA PASINGGANGAN KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN BANYUMAS

0 0 8

View of HUBUNGANPELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS PAGUYANGANKABUPATENBREBES

0 0 9

View of GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN PRETERM DAN BAYIBERATLAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD dr.R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

0 0 8

View of KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RSUD PURBALINGGA PERIODE 2007-2009

0 0 8

View of GAMBARAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI OLEH IBU MENYUSUI DI DESA KRACAK KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2011

0 0 11

View of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU PRA MENOPOUSE (USIA 40-44 TAHUN) TENTANG MENOPOUSE DI DESA GEMBONGAN KECAMATAN SIGALUH KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 13

View of Pengaruh Hypnobirthing Terhadap Percepatan Lama Kala II Persalinan di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2010

0 0 8

View of PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA SISWI DI MADRASAH ALIYAH PONPES ALI MAKSUM KRAPYAK BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 7

View of PENGARUH PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA III PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN RUMAH BERSALIN GRATIS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 8

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KEPUTIHAN FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2010 Afri Julianingsih, Maya Safitri, Indri Heri S

0 0 9