PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) PADA BANK - BANK PEMERINTAH - Perbanas Institutional Repository

  PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) PADA BANK - BANK PEMERINTAH ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Jurusan Manajemen

  Oleh : Arinda Asterlita 2011210007 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015

  THE EFFECT OF BUSINESS RISK TOWARD RETURN ON ASSETS (ROA) ON STATE OWNED BANK Arinda Asterlita

  STIE Perbanas Surabaya Email

  ABSTRACT

The purpose of the research is to determine LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR and

BOPO simultaneously and partially have significant influence toward ROA on State Owned

Bank. Population were the State Owned Bank. Sampling technique is purposive sampling so

that the selected Bank were, PT Bank Negara Indonesia, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia,

Tbk, PT Bank Tabungan Negara, Tbk and PT Bank Mandiri, Tbk. Data collected by the

methods of documentation, the datas are taken from published financial report of State

Owned Bank. Analysis were perfomed by linier regression analysis technique. The results of

this study simultaneous liquidity risk, credit risk, market risk, and operational risk significant

effect on the Return on Assets (ROA). Liquidity risk as measured by LDR and IPR is not

significant negative effect on ROA. Credit risk as measured by NPL and APB showed that

NPL significant negative effect, whereas APB is not significant negative effect on ROA.

Market risk as measured by IRRanda PDN is significant positive effect on ROA. Operational

risk as measured by FBIR and BOPOshowed that FBIRis not significant positive effect,

whereas BOPO significant negative effect on ROA. Keywords: Liquidity Risk, Credit Risk, Market Risk, Operational risk and Return On Assets

PENDAHULUAN terjadi pada Bank Pemerintah yang

ditunjukkan pada tabel 1.1. Latar Belakang

  Berdasarkan data tabel 1.1, Salah satu tujuan bank dalam maka dapat diketahui posis i ROA menjalankan kegiatannya adalah untuk Bank Pemerintah dari tahun 2010 memperoleh keuntungan. Kemampuan sampai dengan 2014 secara rata - rata bank untuk mendapatkan profit dapat mengalami peningkatan. Akan tetapi diukur dengan menggunakan rasio-rasio terdapat beberapa ROA bank pengukur profitabilitas yang salah satu pemerintah yang mengalami diantaranya adalah Return On Assets penurunan, yaitu pada bank BTN (ROA). ROA merupakan indikator yang (Bank Tabungan Negara) dan Bank menggambarkan kemampuan Mandiri yakni sebesar -0.29 dan -0.23. manajemen untuk mengendalikan Kenyataan ini menunjukkan seluruh asset yang dimiliki dalam masih terdapat masalah pada ROA memperoleh keuntungan secara Bank Pemerintah, sehingga perlu keseluruhan. dilakukan penelitian untuk mencari

  ROA setiap bank seharusnya tahu factor apa yang terjadi semakin meningkat setiap tahunnya, penyebab penurunan ROA pada Bank namun tidak demikian halnya yang Pemerintah tersebut.

  Tabel 1.1 RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMERINTAH

PT BANK NEGARA

TABUNGAN NEGARA

  13/23/PBI/2011). Risiko usaha bagi bank adalah potensi terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Risiko yang berkaitan dengan usaha bank pada dasarnya berasal dari sisi asset dan dari sisi liabilitas. Ada beberapa risiko yang dapat dialami oleh bank yaitu meliputi risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Risiko yang dapat diukur dengan menggunakan laporan keuangan adalah risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan yang tidak dapat diukur dengan menggunakan laporan keuangan bank adalah risiko hokum, risiko reputasi, risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Penelitian ini hanya akan meneliti risiko yang dapat diukur dengan laporan keuangan bank.

  0.22

  3.34

  0.13 3.19 -0.15 -0.23 Rata-Rata Trend 0.05 -0.80 1.09 -0.24

  1.08 Sumber : Laporan keuangan publikasi bank Indonesia

  Secara teoritis banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya ROA sebuah bank yang salah satu diantaranya adalah risiko usaha yang dihadapi bank. Risiko adalah potensi

  kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu ( PBI NOMOR

  Dalam sub bab ini, penelitian ingin menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan permodalan bank. Berikut penjelasan tentang teori- teori yang digunakan.

  Landasan Teori

  3.31 2.99 -0.32

  Profitabilitas

  Profitabilitas bank merupakan kemampuan bank untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir 2012: 327 - 329). Pengukuran kinerja profitabilitas bank dapat diukur dengan rasio sebagai berikut : ROA = X 100%

  Risiko-risiko dari kegiatan usaha bank

  Risiko usaha bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang akan diterima. Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan. Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula risiko atau bunga yang diinginkan.

  Kegiatan usaha bank yang dipengaruhi beberapa faktor yang pada akhirnya mempengaruhi usahanya bank yaitu sumber dari faktor eksternal yang dipengaruhi diluar kendali bank dan faktor internal yang berkaitan dengan pengambilan kebijakan dan strategi operasional bank.

  3.21

  1.83 1.71 -0.12

1.66 -0.05

1.63 -0.03 1.07 -0.56 -0.29

  PERIODE 2010 - 2014 (Dalam Persentase)

  3.33

  Nama Bank 2010 2011 Trend 2012 Trend 2013 Trend 2014 Trend Rata- rata trend

  INDONESIA

  2.27

  2.56

  0.29

2.32 -0.24

  2.98

  0.66

  0.35

  3.81 PT BANK

  1.04 PT BANK RAKYAT

  INDONESIA

  3.74

  4.1

  0.36

0.96 -3.14

  4.56

  3.6 3.95 -0.61

PT. BANK MANDIRI

  Risiko Likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko untuk

  Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat

  mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang diajukan. Semakin besar risiko ini semakin likuid. (Kasmir, 315 : 2012). Risiko likuiditas dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan antara lain :

  NPL menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga, Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio NPL .menunjukan semakin buruk kualitas kreditnya Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet

   Non Performing Loan (NPL)

  kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Risiko kredit dapat diukur dengan menggunakan rasio salah satu diantaranya adalah (PBI NOMOR 13/23/PBI/2011)

1.

1. Investing Policy Ratio(IPR)

   Loan to Deposit Ratio (LDR)

  (Taswan,2010:166) . Dalam (SEBI No.

  Risiko tingkat suku bunga adalah risiko yang timbul akibat berubahnya tingkat bunga. Interest Rate Ratio dapat

   Interest Rate Risk (IRR)

  neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain Risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan (PBI NOMOR 13/23/PBI/2011). Risiko Pasar dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan antara lain:

1.

  Risiko Pasar Risiko Pasar adalah risiko pada posisi

  100%

  X

  13/30/dpnp-16 Desember 2011) rumus yang di gunakan sebagai berikut : APB=

  Rasio APB menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini semakin buruk kualitas aktiva produktifnya, sebaliknya semakin kecil semakin baik kualitas asset produktifnya

  Rasio LDR menunjukkan kemampuan bank untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2012 : 319). Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dalam (SEBI No.13/30/dpnp-16 Desember 2011) menggunakan rumus sebagai berikut: LDR= X100%

   Aktiva Produktif Bermasalah (APB)

  . NPL dapat dirumuskan sebagai berikut : (Taswan, 2010 : 61) NPL= X100%

2.

  IPR merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya (Kasmir, 2012 : 316 ). Rumus yang digunakan sebagai berikut :

  IPR= X100% 2.

   Cash Ratio (CR)

  Rasio CR menunjukkan kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank. Menurut ketentuan Bank Indonesia yang termasuk alat liquid adalah kas, giro pada BI, dan giro pada bank lain (Kasmir, 2012 : 318). Rumus yang di gunakan sebagai berikut.

  CR = X100% 3.

  (Taswan,2010 : 164-166) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Posisi Devisa Netto (PDN)

  PDN secara keseluruhan merupakan penjumlahan dari nilai absolut dari selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing dinyatakan dalam rupiah. Posisi devisa netto dapat dihitung dengan menggunakan rumus dalam rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

  Risiko Operasional Risiko Operasional adalah risiko kerugian

  yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

  (PBI Nomor 13/23/PBI/2011). Risiko operasional dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan antara lain :

  1. Fee Base Income Ratio (FBIR)

  FBIR digunakan untuk mengukur pendapatan operasional diluar bunga semakin tinggi rasio FBIR maka semakin tinggi pula pendapatan operasional diluar bunga. (Veithzal Rivai et al, 2013 : 482) Rumus yang digunakan sebagai berikut:

  2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional ( BOPO ) Rasio BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar rasio BOPO, maka semakin tidak efisiensi sauatu bank. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba Bank yang bersangkutan. BOPO juga digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap salah satu rasio yang perubahan nilainya sangat diperhatikan terutama bagi sektor perbankan mengingat salah satu kriteria penentuan tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia adalah besaran Rasio ini (Taswan, 2010 : 63).

  Kerangka Pemikiran

  8 = BOPO b.

  = IRR

  X

  6 = PDN

  X

  7 = FBIR

  X

  Variabel tergantung dalam penelitian ini yaitu : ROA (Return On Assets) yang diberi symbol Y.

  X

  Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

  Populasi penelitian ini yaitu bank pemerintah yang terdiri dari Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh anggota populasi, yang berarti teknik pengembalian sampelnya adalah metode sensus.

  Data dan Metode Pengumpulan Data

  Data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder yaitu laporan keuangan triwulanan selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, berupa laporan keuangan bank yang di publikasi melalui website Bank Indonesia dan otoritas jasa keuangan (OJK) per triwulan.

  Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu metode dokumentasi yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi yang berasal dari bank Indonesia dan otoritas jasa keuangan (OJK).

  Teknik Analisis Data

  5

  = APB

  Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan sebelumnya maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 :

  a.

  Kegiatan bisnis bank dapat dikatakan berhasil apabila dapat mencapai sasaran bisnis yang telah diharapkan, walaupun sasaran yang ingin dicapai oleh bank swasta manapun, yaitu mendapat keuntungan yang layak. Sementara itu kegiatan bank dalam memperoleh keuntungan tidak boleh dilakukan tanpa memperhatikan risiko yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank harus memperhatikan berbagai macam risiko usaha bank seperti risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.

  PERIODE PENELITIAN Batasan Penelitian

  Penelitian ini hanya akan membahas pengaruh variabel LDR,

  IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR dan BOPO terhadap ROA pada Bank Pemerintah. periode penelitian adalah mulai triwulan satu tahun 2010 sampai dengan triwulan empat tahun 2014.

  Identifikasi Variabel

  Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.

  Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi :

  4

  X

  1 = LDR

  X

  2 = IPR

  X

  3 = NPL

  X

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis statistic. Analisis deskriptif digunakam untuk mendeskripsikan hasil penelitian tentang variable-variabel penelitian (Syofian Siregar, 2012:405). Analisis statistik

  Analisis Regresi Linier berganda

  digunakan untuk membuktikan hipotesis Analisis Regresi Linier penelitian. Tehnik analisis statistik yang Berganda ini digunakan untuk digunakan adalah analisis regresi linier mengetahui besarnya pengaruh hubungan berganda antara variabel bebas (independent) yang meliputi yaitu LDR, IPR, NPL, APB,

  Pengujian Hipotesis

  IRR, PDN, FBIR dan BOPO terhadap Berdasarkan hasil pengolahan data variabel tergantung (dependent) yaitu yang diperoleh dengan menggunakan ROA. Untuk mempermudah dalam program SPSS versi 16.0 for windows menganalisa regresi linier berganda, sebagaimana yang tercantum pada berikut ini akan disajikan hasil dari lampiran, maka dapat dilakukan analisis pengolahan data dengan menggunakan statistik yang dapat dijelaskan sebagai program SPSS versi 16.0 for windows berikut : yang ditunjukkan oleh tabel 4.10.

Tabel 4.10 ANALISA REGRESI LINIER BERGANDA Unstandardized Coefficients

  

Model B Std Error

(Constant) 5,505 1,703 X1 = LDR -0,048 0,025 X2 = IPR -0,096 0,041 X3 = NPL -0,466 0,140 X4 = APB -0,065 0,118 X5 = IRR 0,076 0,036 X6 = PDN 0,113 0,048 X7 = FBIR 0,006 0,019 X8 = BOPO -0,038 0,012 R. Square = 0,730 F Hitung = 23,966 R = 0,854 Sig = 0,000

  Sumber : Lampiran 10, Data Diolah

  Dari hasil analisis regresi linier mengalami peningkatan sebesar satu berganda yang ditunjukkan pada tabel 4.10 persen maka akan mengakibatkan maka diperoleh persamaan seperti dibawah penurunan pada variabel tergantung (Y) ini : sebesar 0,048 persen dengan asumsi

  Y= 5,505 – 0,048 X

  1 - 0,096 X 2 - 0,466 X 3 variabel bebas lainnya konstan. 4 + 0,076 X 5 + 0,113 X

6 Sebaliknya jika variabel X

  • – 0,065 X

  1 mengalami

  0,006 X

  7 - 0,038 X 8 + ei penurunan sebesar satu persen maka

  Dari persamaan regresi linear akan terjadi kenaikan pada variabel berganda diatas, maka dapat dijelaskan tergantung (Y) sebesar 0,048 persen sebagai berikut : dengan asumsi variabel bebas lainnya 1. konstan. α = 5,505

  Maksudnya jika besarnya variabel 3.

  2 = - 0,096

  β tergantung yang tidak dipengaruhi oleh Menunjukkan jika variabel X

  2

  variabel bebas yang memiliki nilai sama mengalami peningkatan sebesar satu dengan nol maka besar dari ROA persen maka akan mengakibatkan tersebut sebesar 5,505 persen. penurunan pada variabel tergantung (Y) 2.

  1 = - 0,048 sebesar 0,096 persen dengan asumsi

  β Menunjukkan jika variabel X variabel bebas lainnya konstan.

  1 Sebaliknya jika variabel X

  2

  β

  Sebaliknya jika variabel X

  6 mengalami

  penurunan sebesar satu persen maka akan terjadi penurunan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,113 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  8.

  β

  7

  = 0,006 Menunjukkan jika variabel X

  7

  mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan mengakibatkan kenaikan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,006 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Sebaliknya jika variabel X

  7 mengalami

  penurunan sebesar satu persen maka akan terjadi penurunan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,006 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  9.

  8 = - 0,038

  6

  Menunjukkan jika variabel X

  8

  mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan mengakibatkan penurunan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,038 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Sebaliknya jika variabel X

  8

  mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan terjadi kenaikan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,038 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  Analisis Uji F (uji bersama-sama)

  Uji F ini digunakan untuk mengukur tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas yaitu LDR (X

  1 ), IPR (X 2 ), NPL (X 3 ), APB (X 4 ),

  IRR (X

  5 ), PDN (X 6 ), FBIR (X 7 ) dan

  BOPO (X

  8 ) terhadap variabel

  tergantungnya yaitu ROA (Y) secara bersama-sama, berdasarkan hasil uji F sesuai perhitungan program SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Pengujian hipotesis berikut ini :

  mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan mengakibatkan kenaikan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,113 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  Menunjukkan jika variabel X

  mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan terjadi peningkatan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,096 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  = - 0,065 Menunjukkan jika variabel X

  4.

  β

  3

  = - 0,466 Menunjukkan jika variabel

  X

  3

  mengalami peningkatan sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan penurunan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,466 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Sebaliknya jika variabel X

  3

  mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan mengakibatkan kenaikan sebesar satu persen maka akan terjadi kenaikan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,466 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  5.

  β

  4

  4

  6 = 0,113

  mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan mengakibatkan penurunan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,065 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Sebaliknya jika variabel X

  4 mengalami

  penurunan sebesar satu persen maka akan terjadi kenaikan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,065 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  6.

  β

  5 = 0,076

  Menunjukkan jika variabel X

  5

  mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan mengakibatkan kenaikan pada variabel tergantung (Y) sebesa 0,076 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Sebaliknya jika variabel X

  5 mengalami

  penurunan sebesar satu persen maka akan terjadi penurunan pada variabel tergantung (Y) sebesar 0,076 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

  7.

  β

  Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7

Tabel 4.11 HASIL PERHITUNGAN UJI F

  Besarnya koefisien determinasi parsial (r

  Analisis Uji t (Uji Parsial) Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hasil analisis Uji t dapat disimpulkan pada tabel 4.12.

  Pengaruh X 1 terhadap Y

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t

  hitung

  sebesar -1,934 dan t tabel sebesar 1,66660 sehingga dapat diketahui bahwa t hitung -1,934 < t tabel 1,66660. Karena t hitung < t tabel maka H diterima dan H

  1

  ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa X

  1

  secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Y.

  2

  e.

  ) adalah 0,050176 yang berarti secara parsial variabel X

  1

  memberikan kontribusi sebesar 5,0176 persen terhadap variabel Y.

  Pengaruh X 2 terhadap Y

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t hitung sebesar -2,339 dan t tabel sebesar 1,66660 sehingga dapat diketahui bahwa t hitung -2,339 < t tabel 1,66660. Karena t

  hitung

  < t

  tabel

  maka H diterima dan H

  1

  Koefisien korelasi (R) menunjukkan angka sebesar 0,854 yang mengindikasikan bahwa variabel bebas secara simultan memiliki hubungan yang kuat dengan variabel terikat (Y) karena besarnya koefisien korelasi (R) mendekati angka satu.

  Koefisien determinasi atau (R Square) sebesar 0,730. Hal ini menunjukkan perubahan yang terjadi pada variabel tergantung sebesar 73 persen yang disebabkan oleh variabel bebas secara bersama-sama dan sisanya 27 persen disebabkan oleh variable lain diluar delapan variabel bebas yang diteliti.

  Model Anova Sum of square

  hitung

  Df Mean Square

  F- Hitung

  Regression 80,715 8 10,089 23,966 Residual 29,890 71 0,421 Total 110,605

  79 F-tabel 2,07

  Sumber : Lampiran 11, Data Diolah

  = β8 = 0 , berarti variabel-variabe bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel tergantung (Y) H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ β7 ≠ β8 = 0, berarti variabel-variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung (Y).

  a.

  (α ) = 0,05 dengan (df) pembilang = k = 8 dan (df) penyebut = 80 – 8 – 1 = 71 F tabel (8,71) = 2,07 b. Kriteria pengujian untuk hipotesis adalah sebagai berikut :

  1) Jika F

  ≤ F

  d.

  tabel maka H diterima

  dan H

  1 ditolak.

  2) Jika F

  hitung > F tabel maka H ditolak

  dan H 1 diterima.

  c.

  Dari tabel F dengan α = 0,05 dengan derajat pembilang = 8 dan derajat bebas penyebut = 71 diperoleh nilai F table = 2,07 sedangkan F hitung = 23,966. Dengan demikian F hitung = 23,966 > F table = 2,07 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H ditolak dan H

  1 diterima, artinya keseluruhan

  variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7,X8) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

  ditolak. Hal ini

  • 0,224 0,050176
  • 0,367 0,134689 APB (X4) -0,548 -1,66660 Diterima Ditolak -0,065 0,004225

  2,138 > t

  1 diterima. Hal ini

  maka H ditolak dan H

  tabel

  > t

  hitung

  ±1,99394. Karena t

  tabel

  hitung

  5 secara parsial

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 2,138 dan t tabel sebesar ±1,99394 sehingga dapat diketahui bahwa t

  5 terhadap Y

  Pengaruh X

  kontribusi sebesar 0,4225 persen terhadap variabel Y.

  4 memberikan

  ) adalah 0,004225 yang berarti secara parsial variabel X

  2

  Besarnya koefisien determinasi parsial (r

  menunjukkan bahwa X

  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y.

  4

  tabel

  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y.

  6 secara parsial

  menunjukkan bahwa X

  1 diterima. Hal ini

  2,387. Karena ± t tabel < t hitung maka H ditolak dan H

  hitung

  ±1,99394 < t

  sebesar ±1,99394 sehingga dapat diketahui bahwa t

  Besarnya koefisien determinasi parsial (r

  tabel

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 2,387 dan t

  6 terhadap ROA

  Pengaruh X

  kontribusi sebesar 6,0516 persen terhadap variabel Y.

  5 memberikan

  ) adalah 0,060516 yang berarti secara parsial variabel X

  2

  secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Y.

  ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa X

Tabel 4.12 HASIL UJI PARSIAL (UJI t )

  FBIR (X7) 0,335 1,66660 Diterima Ditolak 0,040 0,001600 BOPO (X8) -3,118 -1,66660 Ditolak Diterima -0,347 0,120409

  ) adalah 0,071289 yang berarti secara parsial variabel X

  2

  Besarnya koefisien determinasi parsial (r

  mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Y.

  2 secara parsial

  menunjukkan bahwa X

  Sumber : Lampiran 12, Data Diolah

  IRR (X5) 2,138 ±1,99394 Ditolak Diterima 0,246 0,060516 PDN (X6) 2,387 ±1,99394 Ditolak Diterima 0,273 0,074529

  memberikan kontribusi sebesar 7,1289 persen terhadap variabel Y.

  IPR (X2) -2,339 1,66660 Diterima Ditolak -0,267 0,071289 NPL (X3) -3,323 -1,66660 Ditolak Diterima

  LDR (X1) -1,934 1,66660 Diterima Ditolak

  2 H0 H1

  Kesimpulan R r

  Tabel

  T

  Hitung

  Variabel T

  2

  Pengaruh X 3 terhadap Y

  1

  2

  sebesar -0,548 dan t tabel sebesar -1,66660 sehingga dapat diketahui bahwa t hitung -0,548 > t tabel - 1,66660. Karena t hitung > t tabel maka H diterima dan H

  hitung

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t

  Pengaruh X 4 terhadap Y

  memberikan kontribusi sebesar 13,4689 persen terhadap variabel Y.

  3

  ) adalah 0,134689 yang berarti secara parsial variabel X

  Besarnya koefisien determinasi parsial (r

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t

  secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y.

  3

  menunjukkan bahwa X

  1 diterima. Hal ini

  sebesar -1,66660 sehingga dapat diketahui bahwa t hitung -3,323 < t tabel -1,66660. Karena t hitung < t tabel maka H ditolak dan H

  tabel

  sebesar -3,323 dan t

  hitung

  Besarnya koefisien determinasi

  • 3,118 dan t tabel sebesar -1,66660 sehingga dapat diketahui bahwa t hitung
  • 3,118 < t tabel -1,66660. Karena t hitung < t

  8

  sebesar

  tabel

  maka H ditolak dan H

  1

  diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

  X

  8 secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y.

  Besarnya koefisien determinasi parsial (r

  2

  ) adalah 0,120409 yang berarti secara parsial variabel X

  memberikan kontribusi sebesar 12,0409 persen terhadap variabel Y.

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t

  Pembahasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

  Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan dikaitkan dengan teori, maka koefisien regresi yang diperoleh pada penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada tabel

  4.13 Tabel 4.13

  KESESUAIAN HASIL PENELITIAN DENGAN TEORI Variabel Teori Koefisien Kesimpulan

  LDR Positif Negatif Tidak Sesuai

  IPR Positif Negatif Tidak Sesuai NPL Negatif Negatif Sesuai APB Negatif Negatif Sesuai

  IRR Positif / Negatif Positif Sesuai PDN Positif / Negatif Positif Sesuai

  FBIR Positif Positif Sesuai BOPO Negatif Negatif Sesuai

  Sumber : Data Diolah dari SPSS Pengaruh LDR terhadap ROA

  Menurut teori pengaruh LDR terhadap ROA adalah positif. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa LDR mempunyai koefisien regresi negatif sebesar sebesar - 0,048 sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori.

  hitung

  8 terhadap Y

  parsial (r

  tabel

  2

  ) adalah 0,074529 yang berarti secara parsial variabel X

  6

  memberikan kontribusi sebesar 7,4529 persen terhadap variabel Y.

  Pengaruh X 7 terhadap Y

  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 0,335 dan t tabel sebesar 1,66660 sehingga dapat diketahui bahwa t hitung 0,335 < t

  tabel

  1,66660. Karena t

  hitung

  < t

  maka H diterima dan H

  Pengaruh X

  1

  ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

  X

  7 secara parsial mempunyai

  pengaruh yang tidak signifikan terhadap Y.

  Besarnya koefisien determinasi parsial (r

  2

  ) adalah 0,001600 yang berarti secara parsial variabel X

  7

  memberikan kontribusi sebesar 0,16 persen terhadap variabel Y.

  Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila LDR menurun berarti telah terjadi penurunan total kredit yang dengan persentase lebih besar dibanding dengan persentase penurunan total dana pihak ketiga. Hal itu berakibat pada penurunan pendapatan yang lebih besar daripada penurunan biayanya, sehingga laba akan turun dan ROA juga akan turun. Namun selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Pengaruh IPR terhadap ROA

  Menurut teori pengaruh IPR terhadap ROA adalah positif. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel IPR mempunyai koefisien regresi negatif -0,096 sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori.

  Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila IPR menurun berarti terjadi penurunan investasi surat berharga dengan persentase lebih besar dari persentase penurunan dana pihak ketiga (DPK). Akibatnya terjadi penurunan pendapatan yang lebih besar dibanding penurunan dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi penurunan pendapatan yang lebih besar dibanding penurunan biaya sehingga laba bank menurun dan akhirnya ROA juga akan menurun. Namun selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Pengaruh NPL terhadap ROA

  Menurut teori pengaruh terhadap NPL terhadap ROA adalah negatif. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel NPL mempunyai koefisien regresi negatif sebesar -0,466 sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan teori.

  Kesesuaian hasil penelitian ini dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila NPL meningkat berarti terjadi peningkatan kredit bermasalah dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan total kredit yang dimiliki oleh bank. Sehingga dapat mengakibatkan pendapatan bank menurun, laba bank menurun dan mengakibatkan ROA pada bank mengalami penurunan. Namun selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Pengaruh APB terhadap ROA

  Menurut teori, pengaruh APB dengan ROA adalah negatif. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel APB mempunyai koefisien regresi negatif sebesar -0,065. Sehingga penelitian ini sesuai dengan teori.

  Kesesuaian hasil penelitian ini dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila APB mengalami penurunan, berarti terjadi peningkatan aktiva produk bermasalah dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan total aktiva produktif yang dimiliki oleh bank. Akibatnya laba bank menurun, sehingga ROA pada bank juga akan mengalami penurunan. Namun selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Pengaruh IRR terhadap ROA

  Menurut teori, pengaruh IRR dengan ROA adalah bisa positif dan bisa negatif. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel IRR mempunyai koefisien regresi positif 0,076. Sehingga penelitian ini sesuai dengan teori yang termasuk dalam pengaruh positif.

  Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila IRR meningkat, berarti terjadi peningkatan IRSA dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan

  IRSL. Jika pada saat itu tingkat suku bunga cenderung meningkat, maka akan terjadi pendapatan bunga yang lebih besar daripada kenaikan biaya bunga sehingga pendapatan bank meningkat, laba bank meningkat, dan ROA juga meningkat. Selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Pengaruh PDN terhadap ROA

  Menurut teori, pengaruh PDN dengan ROA adalah bisa positif dan bisa negatif. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel PDN mempunyai koefisien regresi positif 0,113. Sehingga penelitian ini sesuai dengan teori yang termasuk dalam pengaruh positif.

  Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila PDN meningkat, maka kenaikan aktiva valas dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan pasiva valas. Jika pada saat itu nilai tukar cenderung mengalami peningkatan maka kenaikan pendapatan valas lebih besar dibanding kenaikan biaya valas sehingga pendapatan bank meningkat, laba bank meningkat, dan ROA juga akan meningkat. Selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Pengaruh FBIR terhadap ROA

  Menurut teori, pengaruh antara FBIR dengan ROA adalah positif. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel FBIR mempunyai koefisien regresi positif sebesar 0,006 sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan teori.

  Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila FBIR meningkat berarti telah terjadi peningkatan pendapatan operasional selain bunga dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya pendapatan bank meningkat, laba bank meningkat dan ROA bank juga meningkat. Selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Pengaruh BOPO terhadap ROA

  Menurut teori, pengaruh antara BOPO dan ROA adalah negatif. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa BOPO mempunyai koefisiensi regresi negatif sebesar -0,038 sehingga penelitian ini sesuai dengan teori.

  Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila BOPO meningkat berarti terjadi peningkatan biaya operasional dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya pendapatan bank menurun, laba bank menurun, ROA akan ikut menurun. Namun selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014 ROA bank sampel penelitian mengalami peningkatan dengan rata-rata tren sebesar 0,05 persen.

  Hasil Uji F

  Berdasarkan hasil uji F yang telah dilakukan, besar pengaruhnya adalah 73 persen, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ROA pada Bank Pemerintah yang merupakan sampel penelitian dipengaruhi oleh LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR, dan BOPO sedangkan sisanya 27 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR dan BOPO secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah adalah diterima.

  Hasil Uji t

  Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan, maka dapat diketahui dari semua variabel bebas dalam penelitian ini yaitu LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, FBIR, BOPO. Variabel bebas yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada bank sampel penelitian yaitu NPL, IRR, PDN, dan BOPO sedangkan variabel bebas yang memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah yaitu LDR, IPR, APB, dan FBIR. Penjelasnya sebagai berikut : a.

  Loan to Deposit Ratio (LDR) Variabel LDR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarskan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA pada bank sampel penelitian. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r

  c.

  2

  Aktiva Produktif Bermasalah (APB) Variabel APB secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa risiko kredit secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROA pada sampel penelitian. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r

  d.

  ) maka dapat diketahui bahwa NPL memberikan kontribusi sebesar 13,4689 persen terhadap ROA pada Bank Pemerintah mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah adalah diterima.

  2

  Non Performing Loan (NPL) Variabel NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa risiko kredit secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada sampel penelitian. Berdasarkan nilai koefisien determinasi (r

  Variabel IPR mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA disebabkan karena perubahan rata-rata tren IPR sebesar -0,47 persen dan perubahan rata-rata tren ROA sebesar 0,05 persen. Perubahan yang terjadi sangat kecil dan pengaruhnya juga kecil terhadap ROA maka dapat disimpulkan bahwa variabel IPR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

  2

  ) maka dapat diketahui bahwa IPR memberikan kontribusi sebesar 7,1289 persen terhadap ROA pada Bank Pemerintah mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa IPR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah adalah ditolak.

  2

  Investing Policy Ratio (IPR) Variabel IPR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROA pada sampel penelitian. Berdasarkan nilai koefisien determinasi (r

  b.

  Variabel LDR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA disebabkan karena perubahan rata- rata tren LDR sebesar 0,40 persen dan perubahan rata-rata tren ROA sebesar 0,05 persen. Perubahan yang terjadi sangat kecil dan pengaruhnya juga kecil terhadap ROA maka dapat disimpulkan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

  ) maka dapat diketahui bahwa LDR memberikan kontribusi sebesar 5,0176 persen terhadap ROA pada Bank Pemerintah mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa LDR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah adalah ditolak.

  ) maka dapat diketahui bahwa APB memberikan kontribusi sebesar 0,4225 persen terhadap ROA pada Bank Pemerintah mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan IV tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa APB secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada BankPemerintah adalah ditolak.

  Variabel APB mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA disebabkan karena perubahan rata-rata tren APB sebesar - 0,07 persen dan perubahan rata-rata tren ROA sebesar 0,05 persen. Perubahan yang terjadi sangat kecil dan pengaruhnya juga kecil terhadap ROA maka dapat disimpulkan bahwa variabel APB tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

  Fee Base Income Rate (FBIR) Variabel FBIR secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa risiko operasional secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA pada sampel penelitian. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r

  2

  Variabel BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa risiko pasar secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada sampel penelitian. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r

  Beban Operasional Biaya Operasional (BOPO)

  h.

  Variabel FBIR mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROA disebabkan karena perubahan rata-rata tren FBIR sebesar 0,01 persen dan perubahan rata-rata tren ROA sebesar 0,05. Perubahan yang terjadi sangat kecil dan pengaruhnya kecil terhadap ROA maka dapat disimpulkan bahwa variabel FBIR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.