PENGARUH PEMBERIAN BAWANG PUTIH TUNGGAL (ALLIUM SATIVUM LINN) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN JUWET DESA MAGERSARI KECAMATAN PLUMPANG KABUPATEN TUBAN Sri Hananto Ponco Nugroho Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes M

PENGARUH PEMBERIAN BAWANG PUTIH TUNGGAL (ALLIUM SATIVUM LINN) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN JUWET DESA MAGERSARI KECAMATAN PLUMPANG KABUPATEN TUBAN

  Sri Hananto Ponco Nugroho Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan

  ABSTRAK Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 139/89mmHg.

  Berdasarkan survey awal yang dilakukan di dusun juwet desa magersari didapatkan dari 12 orang yang dilakukan pemeriksaan tekanan darah, terdapat 7 orang (58%) yang mengalami hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh pemberian bawang putih tunggal terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di dusun juwet desa magersari kecamatan plumpang kabupaten tuban. Populasinya penelitian ini sejumlah 39 orang dengan tehnik simple random sampling didapatkan sampel 36 orang. Desain penelitian menggunakan metode pre-eksperimental design dengan

  pendekatan one group pre post test design . Variabel independen penelitian ini adalah pemberian

  bawang putih tunggal dan Variabel dependennya adalah penurunan tekanan darah instrumen yang dipakai adalah observasi secara langsung ke responden. Pengolahan data diawali dengan coding, skoring, tabulasi dan selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji wilcoxon signed dengan tingkat α=<0,05.

  rank test

  Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya mengalami penurunan tekanan darah sejumlah 27 orang (75,0%) yang diberikan bawang putih tunggal selama 7 hari dengan dosis 4 gram perhari. Hasil analisa dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank test didapatkan nilai Z=-4,525 dengan α=0,000 maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh pemberian bawang putih tunggal

  (Allium Sativum linn) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.

  Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan penderita hipertensi agar mengkonsumsi bawang putih tunggal untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Kata Kunci : Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn), Tekanan Darah meningkatan risiko kematian akibat penyakit

  PENDAHULUAN kardiovaskuler (Depkes, 2010).

  Berdasarkan hasil survei awal yang Penderita dapat dikatakan hipertensi dilakukan di Dusun Juwet Desa Magersari bila terjadi peningkatan darah sistolik diatas

  Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban 140mmHg atau tekanan diastolik diatas didapatkan

  12 orang yang dilakukan 90mmHg (Prince, 2005). Berdasarkan data pemeriksaan tekanan darah dengan tensi

  World Health Organization (WHO)

  meter, terdapat 7 (58%) orang yang dinyatakan bahwa 7,6 juta penduduk di dunia mengalami hipertensi, sedangkan 5 (42%) meninggal karena hipertensi. Jumlah orang lainya tekanan darahnya dalam batas penderita hipertensi di Asia tercatat 67,4 juta normal. Rata – rata tekanan darah mereka orang pada tahun 2005 (WHO, 2011). Riset yang menederita hipertensi berkisar antara: kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 tekanan sistolik 130-160mmHg dan tekanan menyebutkan hipertensi sebagai penyebab diastolik 90-100mmHg dengan usia rata- rata kematian nomor tiga setelah stroke dan yaitu antara >45 tahun dan masyarakat tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari menganggap penyakit hipertensi ini biasa- proporsi penyebab kematian pada semua biasa saja. umur di Indonesia. Berdasarkan jumlah itu,

  Penyebab peningkatan angka 60% penderita hipertensi berakhir pada kejadian hipertensi di latar belakangi oleh stroke, sedangkan sisanya pada jantung, beberapa faktor faktor yang tidak dapat gagal ginjal, dan kebutaan, sehingga diubah antara lain genetik atau keturunan, umur jenis kelamin, ras dan faktor yang dapat di ubah antara lain obesitas, gaya hidup, resistensi insulin atau sindroma metabolik, merokok, konsumsi garam, kadar kalium rendah, alkohol atau minuman keras, kecemasan dan stress sehingga dapat menurunkan kualitas kesehatan (Yulianti, 2006).

  Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Penderita hipertensi mengalami peningkatan tekanan darah secara abnormal dan berlangsung selama beberapa waktu yang dapat diketahui melalui beberapa kali pengukuran tekanan darah. Sampai saat ini, sekitar 90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya dan disebut dengan the silent killer karena sering dijumpai tanpa gejala, yang apabila tidak diobati dan ditanggulangi akan menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan ginjal dan lainnya yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kecacatan maupun kematian (Bustan, 2007).

  1. Data Umum

  Tabel 2 Karakteristik Umur Penderita Hipertensi Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.

  Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 36 penderita yang diteliti, lebih dari sebagian penderita sejumlah 25 orang (69,4 %) yang berjenis kelamin perempuan.

  Jumlah 36 100

  25 30,6 69,4

  11

  2 Laki-laki Perempuan

  1

  No Jenis Kelamin F %

  Tabel 1 Karakteristik Jenis Kelamin Penderita Hipertensi Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.

  Populasinya penelitian ini sejumlah 39 orang dengan tehnik simple random sampling didapatkan sampel sejumlah 36 orang. Pemilihan kriteria populasi pada penelitian ini adalah: 1) Usia responden > 40 tahun, 2) Responden bersedia di lakukan penelitian dan menandatangani lembar informed consent, 3) Klien yang bertempat tinggal di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban, 4) Responden Kooperatif, 5) Tidak mengkonsumsi obat antihipertensi, 7) Pasien dengan hipertensi yang tidak mengalami komlikasi, 8) Keadaan umum (kesadaran) responden baik 9) Penderita yang tidak menderita debetes mellitus, stroke, dan tidak akan dilakukan operasi.

  Karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, penatalaksanaan terhadap penanganan hipertensi, dan keterbatasan waktu dari peneliti yang tidak memungkinkan untuk meneliti semua faktor tersebut, maka peneliti hanya meneliti tentang pengaruh pemberian bawang putih tunggal terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium

  menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilakukan eksperimen (Nursalam, 2008).

  Test ) yang memungkinkan peneliti dapat

  rancangan ini, tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi paling tidak sudah dilakukan intervensi pertama (Pre

  Eksperimental dengan pendekatan One Group Pre-Post Test Design, Dalam

  Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre

  METODOLOGI PENELITIAN

  2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

  darah pada penderita. Kandungan alami dari Bawang putih yang mengandung senyawa kimia yang sangat penting, salah satunya termasuk volatile oil (0,1-0,36 %) yang mengandung sulfur, termasuk didalamnya adalah alliin, ajoene dan vinyldithiines yang dihasilkan secara non enzimatik dari allicin yang dapat mengencerkan darah dan berperan dalam mengatur tekanan darah sehingga dapat memperlancar peredaran darah. Bawang putih tunggal juga mengadung enzim allinase, peroxidase dan myrosinase, berfungsi memperlebar pembuluh darah sahingga aliran darah menjadi lancar, bawang putih juga mengandung tinggi kalium sehingga dapat menghambat vasokontriksi otot polos dan bersifat diuretik sehingga dapat menurukan tekanan darah (Briffa,

  Sativum linn ) dapat menurunkan tekanan

  No Umur F % No Tekanan Darah Pre F %

  1 45-50 tahun 6 16,7

  1 Hipertensi Tingkat 1 13 36,1 2 51-55 tahun 17 47,2

  2 Hipertensi Tingkat 2 18 50,0 3 56-60 tahun 10 27,8

  3 Hipertensi Tingkat 3 5 13,9 4 61-65 tahun 2 5,6

  Jumlah 36 100

  5 > 65 tahun 1 2,8

  Jumlah 36 100

  Dari tabel 5 menunjukkan bahwa dari 36 penderita yang diteliti, sebagian penderita Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sejumlah 18 orang (50,0%) sebelum bahwa dari 36 Penderita yang diteliti, hampir diberikan bawang putih tunggal (Allium sebagian penderita sejumlah 17 orang (47,2 Sativum linn ) tekanan darah penderita 160- %) yang berusia 51-55 tahun. 179/ 100-109 mmHg (Hipertensi Tingkat 2).

  Rata- rata dari 36 penderita sebelum Tabel 3 Karakteristik Pendidikan Penderita diberikan bawang putih tunggal (Allium

  Hipertensi Di Dusun Juwet Desa Sativum linn ) tekanan darah penderita adalah Magersari Kecamatan Plumpang 161 mmHg (Hipertensi Tingkat 2). Kabupaten Tuban.

  No Pendidikan F % Tabel 6 Tekanan Darah Pada Penderita

  Hipertensi Setelah Diberikan

  1 Tdk Sekolah 8 22,2 Bawang Putih Tunggal (Allium

  2 SD 19 52,8

  Sativum linn ) Hari Ke 8 Di Dusun

  3 SMP 6 16,7 Juwet Desa Magersari Kecamatan

  4 SMA 2 5,5 Plumpang Kabupaten Tuban.

  5 Perguruan Tinggi 1 2,8

  No Tekanan Darah Post F % Jumlah 36 100

  1 Tekanan Normal 9 25,0

  2 Hipertensi Tingkat 1 18 50,0 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan

  3 Hipertensi Tingkat 2 9 25,0 bahwa dari 36 penderita yang diteliti, lebih dari sebagian penderita sejumlah 19 orang Jumlah

  36 100 (52,8 %) yang berpendidikan Sekolah Dasar.

  Dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari Tabel 4 Karakteristik Pekerjaan Penderita 36 penderita yang diteliti, sebagian penderita

  Hipertensi Di Dusun Juwet Desa sejumlah 18orang (50,0%) mempunyai Magersari Kecamatan Plumpang tekanan darah pada pengukuran hari ke 8 Kabupaten Tuban. setelah diberikan bawang putih tunggal

  No Pekerjaan F % (Allium Sativum linn ) tekanan darah

  penderita 140-159 / 90-99 mmHg (Hipertensi

  1 Tani 21 58,3 Tingkat 1). Rata-rata dari 36 penderita

  2 Wiraswasta 9 25,0 setelah di berikan Bawang Putih Tunggal

  3 Pedagang 4 11,1 (Allium Sativum linn) selama 8 hari tekanan

  4 PNS/Polri/TNI 1 2,8 darah adalah 148mmHg (Hipertensi Tingkat

  5 Lain-lain 1 2,8 1).

  Jumlah 36 100

  Tabel 7 Pengaruh Pemberian Bawang Putih Berdasarkan tabel 4 menunjukkan

  Tunggal (Allium Sativum linn) Pada bahwa dari 36 penderita yang diteliti, lebih Penderita Hipertensi Di Dusun dari sebagian penderita sejumlah 21 orang Juwet Desa Magersari Kecamatan (58,3%) yang bekerja sebagai petani. Plumpang Kabupaten Tuban

  No Pengaruh Tekanan Darah F %

2. Data Khusus

  1 Penurunan 27 75,0 Tabel 5 Tekanan Darah Pada Penderita

  Hipertensi Sebelum Diberikan

  2 Tetap 7 19,4

  3 Meningkat 2 5,6 Bawang Putih Tunggal (Allium

  Jumlah 36 100 Sativum linn ) di Dusun Juwet Desa

  Magersari Kecamatan Plumpang Z= -4,525 dengan α=(0,000) Kabupaten Tuban. Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 36 penderita yang diteliti, lebih dari sebagian penderita sejumlah 27 orang (75,0%) mengalami penurunan tekanan darah setelah pemberian bawang putih tunggal (Allium

  Sativum linn ). Berdasarkan hasil pengujian

  dengan uji wilcoxon sign rank test

  menunjukkan nilai Psign <0,05 maka Ho

  ditolak artinya ada Pengaruh Pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban. Rata-rata penurunan tekanan darah setelah diberikan bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) selama 8 hari yaitu 13 mmHg.

  PEMBAHASAN

  Selain faktor usia, jenis kelamin dan pendidikan, hipertensi terjadi ketika orang tersebut dengan gaya hidup yang tidak baik, seperti kurang olahraga, kurang minum, hormonal pada wanita menaupose, merokok, dan makan makanan yang bnyak mengandung garam dapur seta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi serta hidup stres yang berkepanjangan akibat tuntutan kebutuhan hidup. Pada umumnya responden baru mengetahui mempunyai penyakit hipertensi setelah memeriksakan tekanan darahnya kepada petugas kesehatan. Penderita yang baru mengetahui penyakit hipertensi hanya diberi obat antihipertensi, sedangkan terapi herbal jarang sekali diberikan.

  Pendidikan yang kurang rata-rata kurang memiliki pengetahuan yang luas oleh karena itu mereka belum mengetaahui tentang penyebab terjadinya hipertensi serta pengobatan hipertensi dan cara pencegahan terhadap penyakit hipertensi tersebut.

1. Tekanan darah sebelum diberikan Bawang Putih Tunggal

tabel 4.3 dapat dilihat lebih dari sebagian penderita sejumlah 19 orang (52,8 %) yang

  Munculnya hipertensi khususnya hipertensi tingkat 2 ini disebabkan antara lain faktor usia, jenis kelamin dan pendidikan. Jenis kelamin sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 50 tahun (Prince, 2005). Dengan bertambahnya usia, resiko terjadinya hipertensipun meningkat ini disebabkan oleh karena penebalan dinding otot pada jantung, pembuluh darah dan hormon, sehingga bahwa umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tingkat pendidikan juga mepengaruhi terjadinya hipertensi.

  Berdasarkan pada tabel 1 dapat dilihat lebih dari sebagian penderita sejumlah 20 orang (55,6 %) yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hampir sebagian penderita sejumlah 17 orang (47,2 %) yang berusia 51-55 tahun mengalami hipertensi. Serta berdasarkan

  Berdasarkan hasil tabulasi tabel 5 Pada saat pertama dilakukan pengukuran tekanan darah sebagian penderita merupakan golongan hipertensi tingkat 2. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian penderita sejumlah 18 orang (50,0%) merupakan golongan hipertensi tingkat 2.

  2. Tekanan darah setelah diberikan Bawang Putih Tunggal

  Berdasarkan hasil tabulasi tabel 6 perubahan yang signifikan pada tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) pada tabel 7 didapatkan antara tekanan darah pre dan tekanan darah post hampir seluruhnya mengalami penurunan yaitu sejumlah 75,0%. Ini menunjukkan bahwa setelah diberikan bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) terjadi perubahan frekwensi yaitu tekanan darah hampir setengah penderita sejumlah 36,1% merupakan golongan hipertensi tingkat 1 dan sebagian penderita sejumlah 50,0% merupakan golongan hipertensi tingkat 2 sedangkan hipertensi tingkat 3 sejumlah 13,9% dan setelah diberikan Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) dari

  36 penderita, sejumlah 25,0% mempunyai tekanan darah normal, sejumlah 50,0% mempunyai tekanan darah hipertensi tingkat 1, dan sejumlah 25,0% mempunyai tekanan darah hipertensi tingkat 2.

  Hal ini dapat disimpulkan bahwa, Setelah diberikan bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) penderita menyatakan tidak sering pusing, tidak sering berdebar- debar, kesemutan berkurang, serta frekwensi buang air kecil meningkat dan terdapat

  berpendidikan Sekolah Dasar. penurunan tekanan darah. Pemberian bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) yang mulai diberikan hari pertama kepada penderita hipertensi, memberikan efek yang bermakna terhadap penurunan tekanan darah pada hari berikutnya. bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) yang diberikan setiap hari secara berturut-turut sedikitnya sekali sehari sebanyak 4 gram telah memberikan efek yang baik terhadap penurunan tekanan darah pada penderita.

3. Pengaruh Pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

  Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium

  Sativum linn

  ) menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 7 yang telah disajikan diatas. Tabel tersebut tersaji secara jelas dari 36 penderita sebelum diberikan bawang putih tunggal (Allium

  Sativum linn ) hampir sebagian penderita

  mempunyai tekanan darah sejumlah 36,1% merupakan golongan hipertensi tingkat 1 dan sebagian penderita sejumlah 50,0% merupakan golongan hipertensi tingkat 2 sedangkan hipertensi tingkat 3 sejumlah 13,9%, sedangkan setelah diberikan bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) dari 36 penderita, sejumlah 25,0% mempunyai tekanan darah normal, sejumlah 50,0% mempunyai tekanan darah hipertensi tingkat 1, dan sejumlah 25,0% mempunyai tekanan darah hipertensi tingkat 2. Tetapi pada tekanan darah post masih terdapat penderita yang mengalami tekanan darah tetap sejumlah 19,4% dan yang mengalami peningkatan tekanan darah sejumlah 5,6%.

  Berdasarkan hasil pengujian dengan uji Wilcoxon pada tekanan darah menunjukkan nilai Z= -4.525 dengan p-value sebesar 0,000 dimana α=< 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada Pengaruh Pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban

  Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Briffa (2008) dimana Pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) dapat menurunkan tekanan darah pada penderita. Kandungan alami dari Bawang putih yang mengandung senyawa kimia yang sangat penting, salah satunya termasuk volatile oil (0,1-0,36 %) yang mengandung sulfur, termasuk didalamnya adalah alliin, ajoene dan vinyldithiines yang dihasilkan secara non enzimatik dari allicin yang dapat mengencerkan darah dan berperan dalam mengatur tekanan darah sehingga dapat memperlancar peredaran darah. Bawang putih tunggal juga mengadung enzim allinase, peroxidase dan myrosinase, berfungsi memperlebar pembuluh darah sahingga aliran darah menjadi lancar, bawang putih juga mengandung tinggi kalium sehingga dapat menghambat vasokontriksi otot polos dan bersifat diuretik sehingga dapat menurukan tekanan darah.

  Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya Novitasari & Purwaningsih (2012) dengan judul “Efektifitas Terapi Bawang Putih dalam Penurunan Hipertensi di Desa Nyatnyono Ungaran Kabupaten Semarang” didapatkan hasil pemberian terapi bawang putih tunggal (Allium Sativum linn) dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah sistol responden setelah diberikan terapi bawang putih (Allium

  Sativum linn ) sebesar 14,38mmHg,

  sedangkan penurunan tekanan darah diastol responden setelah diberikan terapi bawang putih (Allium Sativum linn ) sebesar 11,57mmHg.

  Berdasarkan data penelitian sebelumnya diatas disimpulkan bahwa hasilnya hampir terdapat kesamaan dengan penelitian ini selain disebabkan antara lain faktor usia, jenis kelamin dan pendidikan. Jenis kelamin pada wanita lebih tinggi. Bertambahnya usia, resiko terjadinya hipertensipun meningkat, sehingga bahwa umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tingkat pendidikan juga mepengaruhi terjadinya hipertensi. Pendidikan yang kurang rata-rata kurang memiliki pengetahuan yang luas oleh karena itu mereka belum mengetahui tentang penyebab terjadinya hipertensi serta pengobatan hipertensi dan cara pencegahan terhadap penyakit hipertensi tersebut. Gaya hidupjuga hampir sama, yang membedakan hanyalah tingkat stress dari responden antara masyarakat unggaran semarang dengan masarakat di dusun juwet desa magersari kecamatan plumpang kabupaten tuban Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan tekanan darah hal ini dipengaruhi oleh faktor stress akibat banyaknya kebutuhan keluarga dan perekonomian didalam keluarga yang kurang sehingga ekonomi tak mencukupi semua kebutuhan didalam keluarga, kurangnya minum, kurangnya berolahraga dan bawaan dari keturunan. Menurut penuturan keluarga, responden sudah lama mengkonsumsi obat anti hipertensi dengan dosis yang tinggi, sehingga bawang putih tunggal yang diberikan tidak dapat menurunkan tekanan darahnya. Responden yang tekanan darahnya tetap disebabkan faktor setres penderita itu sendiri, obesitas, makan makanan yang bnyak mengandung garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi pada saat memasak, dan merokok pada laki-laki.

  Berdasarkan teori yang ada stress dapat meningkatkan tekanan darah (Yulianti, 2006), Hal tersebut dapat terjadi karena dalam penelitian ini penderita hipertensi tidak dikontrol dalam hal pola makan, minuman, gaya hidup, stress, konsumsi garam, merokok, minum alcohol, olahraga, dan penderita tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat anti hipertensi selama dilakukan terapi.

  Berdasarkan penjelasan diatas Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan salah satunya yaitu dapat menurunkan tekanan darah apabila dikonsumsi secara teratur dan sesuai anjuran, sehingga hasil dari penelitian dan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.

  Dengan mempelajari dari berbagai teori dan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, bawang putih tunggal berpengaruh dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan jumlah dosis pemberian dengan tepat dan dikonsumsi secara teratur karena bawang putih mengandung zat allicin yang dapat mengencerkan darah dan berperan dalam mengatur tekanan darah sehingga dapat memperlancar peredaran darah. Bawang putih tunggal juga mengadung enzim allinase, peroxidase dan myrosinase, berfungsi memperlebar pembuluh darah sahingga aliran darah menjadi lancar, bawang putih juga mengandung tinggi kalium sehingga dapat menghambat vasokontriksi otot polos dan bersifat diuretik sehingga dapat menurukan tekanan darah dan tidak boleh di berikan pada orang yang akan dilakukan operasi karena dapat terjadi pendarahan yang hebat saat di lakukan operaasi dan yang menderita gastritis. Dengan demikian bawang putih tunggal dapat digunakan sebagai obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).

  PENUTUP

  1. Kesimpulan

  Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul “ Pengaruh Pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium

  Sativum linn ) Terhadap Penurunan Tekanan

  Darah Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban” sebagai berikut : 1) Sebagian penderita hipertensi sebelum diberikan Bawang Putih Tunggal

  (Allium Sativum linn) adalah penderita hipertensi yang mempunyai tekanan darah hipertensi tingkat 2. 2) Setelah dilakukan pemberian Bawang

  Putih Tunggal (Allium Sativum linn) dari sebagian besar penderita hipertensi mengalami penurunan tekanan darah tingkat 1. 3) Ada pengaruh pemberian Bawang Putih

  Tunggal (Allium Sativum linn) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.

  2. Saran

  Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1) Teoritis

  Diharapkan penelitian ini dapat menjelaskan dan memperkuat konsep serta sumbangan bagi pengembang materi tentang terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

  2) Praktis (1) Bagi Responden WHO. (2011). Physical Activity

  Mengingat besarnya pengaruh .http://www.who.int/topic/physical_activ pemberian Bawang Putih Tunggal (Allium ity/en/

  Sativum linn ) maka dianjurkan kepada diakses 12 Maret 2015

  penderita hipertensi untuk mengkonsumsi Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) Yulianti, S. (2006). 30 Ramuan Penakluk sebagai terapi alternatif untuk menurunkan Hipertensi . Jakarta: Agro Media Pustaka tekanan darah selain terapi farmakologi. (2) Bagi Tempat Penelitian

  Sebagai masukan bagi tempat penelitian dan hasilnya digunakan sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya. (3) Bagi Profesi Keperawatan

  Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita hipertensi agar menganjurkan untuk mengkonsumsi Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum linn) sebagai modifikasi terapi non farmakalogis selain terapi farmakologis. (4) Bagi Peneliti

  Menambah informasi tentang pengaruh Bawang Putih Tunggal (Allium

  Sativum linn ) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

  (5) Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan adanya penelitian awal tentang manfaat Bawang Putih Tunggal

  (Allium Sativum linn) diharapkan dapat dilakukan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

  Briffa, J. (2008). Bawang Putih Dapat Menurunkan Tekanan Darah. http://Erabaru.net/kesehatan/5084- bawang-putih-dapat-turunkan-tekanan- darah diakses 12 Maret 2015

  Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular . Jakarta: Rineka Cipta. Depkes RI. (2010). Epidemologi Penyakit Hipertensi. http: //www.depkes.org.

  Diakses 12 Maret 2015 Novitasari. D., & Purwaningsih, P. (2012). Journal Efektifitas Terapi Bawang Putih. Ungaran: JGK

  Prince, S.A. (2005). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6.

  Volume 2. Jakarta: EGC