MAKALAH Dampak Pendidikan Karakter (1)

MAKALAH
PENDIDIKAN KEPRIBADIAN BERKARAKTER
“Dampak Pendidikan Karakter”
Dosen : Dewi Mayang Sari, S.Psi., M.Psi.

Oleh : Kelompok 7
Moh. Haris

(130631100136)

Ulfatun Hasanah

(130631100137)

Cyntia Desy Pratiwi

(130631100140)

Bagus Ario Wardiansyah

(130631100142)


Faita Puspita Sari

(130631100143)

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
PENDIDIKAN INFORMATIKA
Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan Madura

 031-3011146, Fax. 031-3011506
www.trunojoyo.ac.id
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai “Dampak Pendidikan Karakter”.
Makalah ini dibuat dengan berbagai referensi, sumber dan beberapa bantuan

dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Selain dari pada itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Trunojoyo Madura Prof. Dr. Ir. H.
Arifin, MS.
2. Dosen Pengajar Pendidikan Kepribadian berkarakter, Ibu Dewi Mayang Sari,
S.Psi., M.Psi.
3. Kedua orang tua kami, serta
4. Teman-teman kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harap kan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhirnya, kami berharap agar tulisan sederhana ini mendapat ridha dari Allah
SWT. Dan bermanfaat bagi kita semua. Amin yaarabbal alamin.

Bangkalan, 4 Mei 2014


Penulis

i

DAFTAR ISI
Cover .............................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................. 1
BAB II : KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 2
2.1 Pengertian Dampak ....................................................................... 2
2.2 Pengertian Pendidikan .................................................................. 2
2.3 Pengertian Karakter ...................................................................... 3
BAB III : PEMBAHASAN ......................................................................... 5
3.1 Definisi Pendidikan Karakter ....................................................... 5

3.2 Dampak Pendidikan Karakter ....................................................... 6
3.2.1 Terhadap Pembangunan SDM Secara Keseluruhan ........... 6
3.2.2 Terhadap Keberhasilan Akademik ..................................... 7
BAB IV : KESIMPULAN & SARAN ....................................................... 10
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 10
4.2 Saran ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12
LAMPIRAN ................................................................................................. 13

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karakter adalah sebuah tameng untuk menangkis berbagai pengaruh
negatif dari era globalisasi saat ini. Berbagai macam kasus negatif yang muncul
ke permukaan yang menimpa sumber daya manusia membuktikan bahwa perlu
adanya perubahan di berbagai bidang, khususnya pendidikan.
Pendidikan berbasis karakter adalah salah satu cara yang dilakukan untuk
membangun manusia-manusia yang berkarakter sehingga hal-hal buruk /

negatif bisa diminimalisasi, diantisipasi, dan dihilangkan. Perlu kerjasama dan
kekompakan dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, guru, atau
orang tua dalam menyukseskan pendidikan berbasis karakter.
Pendidik termasuk guru sebagai salah satu pihak yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan berbasis karakter di sekolah harus senantiasa
melakukan koreksi dan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan
kualitasnya sehingga mampu membangun generasi penerus bangsa yang
berkarakter.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Pendidikan Karakter

2.

Mengetahui dampak-dampak pendidikan karakter

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut :
1.

Apa pendidikan karakter

2.

Apa dampak dari pendidikan karakter

1.4 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini akan lebih dijelaskan dampak pendidikan karakter,
khususnya dalam dunia pendidikan pada masa kini serta menunjukkan betapa
pentingnya menumbuhkan jiwa berkarakter pada setiap anak bangsa.

Dampak Pendidikan Karakter

1

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dampak
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.
Dalam setiap keputusan yang diambil oleh se-seorang biasanya mempunyai
dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang
mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang
ada dan timbul dari sesuatu (orang / benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana
ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang
mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2010).

2.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tak
pernah ditinggalkan. Sebagai sebuah proses, ada dua hal asumsi yang berbeda
mengenai pendidikan dalam kehidupan manusia. Pertama, bisa dianggap
sebagai sebuah proses yang terjadi secara tidak disengaja atau berjalan secara
alamiah. Pendidikan bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur,
terencana, dan mengunakan metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan
aturan-aturan yang telah disepakati mekanisme penyelenggaraannya oleh suatu
komunitas masyarakat (Negara), melainkan lebih merupakan bagian dari

kehiupan yang memang telah berjalan sejak manusia itu ada.
Pengertian ini menunjuk bahwa pada dasarnya manusia secara alamiah
merupakan mahkluk yang belajar dari peristiwa alam dan gejala-gejala
kehidupan yang ada untuk mengembangkan kehidupannya. Kedua, pendidikan
dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, disengaja, dan
diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku, terutama perundang-undangan
yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat.
Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas yang disengaja
ini merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari pentingnya upaya

Dampak Pendidikan Karakter

2

untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana dicitacitakan masyarakat terutama cita-cita orang yang mendapatkan kekuasaan.
Cara mengatur manusia dalam pendidikan ini tentunya berkaitan dengan
bagaimana masyarakat akan diatur. Artinya, tujuan dan pengorganisasian
pendidikan mengikuti arah perkembangan sosial-ekonomi yang berjalan. Jadi,
ada aspek material yang menjelaskan bagaimana arah pendidikan didesain
berdasarkan siapa yang paling berkuasa dalam masyarakat tersebut. Karakter

merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitik
beratkan pada kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau apakah
perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah.
Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk,
berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu,
sedangkan akhlak tatanannya lebih menekankan bahwa pada hakikatnya dalam
diri manusia itu telah tertanam keyakinan di mana ke duanya (baik dan buruk)
itu ada. Karenanya, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

2.3 Pengertian Karakter
Istilah “karakter” dihubungkan dengan istilah etika, ahlak dan atau nilai
dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral.
Sedangkan Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang
unik, baik yang tersimpan dalam diri dan terwujudkan dalam perilaku. Karakter

secara keseluruhan memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan
karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang.
Karakter juga sering diasosiasikan dengan istilah apa yang disebut
dengan temperamen yang lebih memberi penekanan pada definisi psikososial
yang dihubungkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Sedangkan

Dampak Pendidikan Karakter

3

karakter dilihat dari sudut pandang behaviorial lebih menekankan pada unsur
somatopsikis yang dimiliki seseorang sejak lahir. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa proses perkembangan karakter pada seseorang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang khas yang ada pada orang yang bersangkutan yang
juga disebut faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nurture) dimana orang
yang bersangkutan tumbuh dan berkembang. Faktor bawaan boleh dikatakan
berada di luar jangkauan masyarakat dan individu untuk mempengaruhinya.
Sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang berada pada jangkauan
masyarakat dan individu. Jadi usaha pengembangan atau pendidikan karakter
seseorang dapat dilakukan oleh masyarakat atau individu sebagai bagian dari

lingkungan melalui rekayasa faktor lingkungan.

Dampak Pendidikan Karakter

4

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter
bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.
Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya
tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat
dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.
Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam
suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan
sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya
bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan
hati, otak, dan fisik.
Pengertian pendidikan karakter ini merupakan salah satu alat yang paling
penting dan harus dimiliki oleh setiap orang. Sehingga tingkat pengertian
pendidikan karakter seseorang juga merupakan salah satu alat terbesar yang
akan menjamin kualitas hidup seseorang dan keberhasilan pergaulan di dalam
masyarakat. Disamping pendidikan formal yang kita dapatkan, kemampuan
memperbaiki diri dan pengalaman juga merupakan hal yang mendukung upaya
pendidikan seseorang di dalam bermasyarakat. Tanpa itu pengembangan
individu cenderung tidak akan menjadi lebih baik. Pendidikan karakter
diharapkan tidak membentuk siswa yang suka tawuran, nyontek, malas,
pornografi, penyalahgunaan obat-obatan dan lain-lain.
Pada kenyataannya moral adalah faktor utama yang mendukung
pendidikan karakter seseorang tetapi masih ada beberapa faktor yang
menyebabkan siswa tidak dapat menyerap pendidikan karakter yang diberikan.
Sebagian besar dikarenakan terbentur dari sisi latar belakang ekonomi dan
sosial, kemampuan seorang siswa sebenarnya ada akan tetapi karena terbentur

Dampak Pendidikan Karakter

5

oleh faktor di atas maka terbentur pula kemampuan seorang siswa untuk dapat
menyerap apa yang telah diberikan kepadanya. Umumnya siswa dari keluarga
yang memiliki tingkat ekonomi lebih baik akan lebih mudah untuk memilih
jenis pendidikan yang diingikannya walaupun kemampuan seseorang berbedabeda. Tingkat ekonomi juga menyumbang banyak pengaruh kepada tingkat
penyerapan seorang siswa, siswa dengan tingkat ekonomi tinggi memiliki
kesempatan berpendidikan dan berkarakter lebih baik dibanding dengan siswa
yang kurang mampu walaupun hal ini tidak menjadi sebuah patokan. Hal ini
pula yang meyakinkan kepada program pemerintah bahwa setiap tingkatan
ekonomi masyarakat haruslah dapat memperoleh pendidikan semaksimal
mungkin, termasuk pendidikan karakter.

3.2 Dampak Pendidikan Karakter
3.2.1

Terhadap Pembangunan SDM Secara Keseluruhan
Pendidikan karakter bukan saja dapat membuat seorang anak
mempunyai akhlak yang mulia, tetapi juga dapat meningkatkan
keberhasilan akademiknya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada kaitan erat antara keberhasilan pendidikan karakter dengan
keberhasilan akademik, serta perilaku pro-sosial anak, sehingga dapat
membuat suasana sekolah dapat begitu menyenangkan dan kondusif
untuk proses belajar-mengajar yang efektif. Anak-anak yang
berkarakter baik adalah mereka yang mempunyai kematangan emosi
dan spiritual tinggi, sehingga dapat mengelola stressnya dengan lebih
baik, yang akhirnya dapat meningkatkan kesehatan fisiknya.
Para pakar pendidikan berpendapat bahwa terlalu menekankan
pendidikan akademik (kognotif atau otak kiri) dan mengecilkan
pentingnya pendidikan karakter (kecerdasan emosi atau otak kanan),
adalah penyebab utama gagalnya membangun manusia yang
berkualitas. Hal ini dibuktikan dari beberapa studi yang menunjukkan
bahwa keberhasilan manusia dalam dunia kerja 80 persen ditentukan
oleh kualitas karakternya, dan hanya 20 persen ditentukan oleh
kemampuan akademiknya.

Dampak Pendidikan Karakter

6

Sehingga tidak berlebihan untuk menempatkan pendidikan
karakter sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia
seutuhnya, dimana karakter adalah input yang penting sekali dalam
pembangunan sumber daya manusia.
Bahkan manusia bukan saja harus mempunyai kecerdasan
emosi, tetapi harus mempunyai kecerdasan spiritual (spiritual
quotient-SQ) agar dapat menjadi manusia yang sebenarnya manusia.
Kualitas mutu sumber daya manusia sekarang sudah dilihat secara
holistik, membuat aspek kecerdasan emosi dan spiritual menjadi
aspek yang penting, dan pendidikan karakter yang menanamkan nilainilai kebajikan universal menjadi input yang sangat menentukan bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia secara utuh.

3.2.2

Terhadap Keberhasilan Akademik
Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan
akademik? Beberapa penelitian bermunculan untuk menjawab
pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan penting mengenai
hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang
diterbitkan oleh Character Education Partnership.
Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin
Berkowitz dari University of Missouri - St. Louis menunjukkan
peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik
pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelaskelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter
menunjukan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat
menghambat keberhasilan akademik.
Sebuah buku berjudul “Emotional Intelligence and School
Success” mengompilasikan berbagai hasil penelitian tentang
pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di
sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor resiko penyebab
kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan
ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter,

Dampak Pendidikan Karakter

7

yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan
bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel Goleman
tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen
dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan lanya 20 persen ditentukan
oleh kecerdasan otak (IQ).
Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan
emosinya akan mengalami kesulitan belajar,

kesulitan bergaul

(kuper) dan tidak lapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang
bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah dan kalau
tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya, para
remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi tinggi
akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh
remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks
bebas, dan sebagainya.
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun
dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau
seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari
keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik pada tahap
selanjutnya. Namun banyak orang tua yang lebih mementingkan
aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Selain itu,
Daniel Goleman juga mengatakan bahwa banyak orang tua yang
gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya baik karena kesibukan
maupun karena lebih mementingkan aspek kognitif anak. Meskipun
demikian, kondisi ini dapat ditanggulangi dengan memberikan
pendidikan karakter di sekolah.
Permasalahan selanjutnya adalah kebijakan pendidikan di
Indonesia yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak, walaupun
belakangan ini pentingnya pendidikan budi pekerti menjadi bahan
pembicaraan hangat. Ada yang mengatakan bahwa kurikulum
pendidikan di Indonesia dibuat hanya cocok untuk diberikan pada 1020 persen otak-otak terbaik. Artinya, sebagian besar anak sekolah (80-

Dampak Pendidikan Karakter

8

90 persen) tidak dapat mengikuti kurikulum pelajaran di sekolah.
Akibatnya sejak usia dini, sebagian besar anak-anak akan merasa
“bodoh” karena kesulitan menyesuaikan dengan kurikulum yang ada.
Ditambah lagi dengan adanya sistem ranking yang telah “memvonis”
anak-anak yang tidak masuk “10 besar” sebagai anak yang kurang
pandai. Sistem seperti ini tentunya berpengaruh negatif terhadap
usaha membangun karakter, dimana sejak dini anak-anak justru sudah
“dibunuh” rasa percaya dirinya.
Rasa tidak mampu yang berkepanjangan yang akan membentuk
pribadi

yang tidak

percaya

diri,

akan

menimbulkan stres

berkepanjangan. Pada usia remaja biasanya keadaan ini akan
mendorong remaja berperilaku negatif. Maka tidak heran kalau kita
melihat perilaku remaja kita yang senang tawuran, terlibat
kriminalitas, putus sekolah, dan menurunnya mutu lulusan SMP dan
SMU.

Dampak Pendidikan Karakter

9

BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
3.3 Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka
pendidikan karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus
dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal
terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Dengan
kecerdesana emosi seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala
macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Jadi, pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgent
untuk dilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan mutu lulusan SD, SMP
dan SMU maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia. Ingatlah
kata-kata bijak dari pemikir besar dunia berikut Mahatma Gandhi
memperingatkan tentang salah satu tujuh dosa fatal yaitu “education without
characrter” (pendidikan tanpa karakter). Dr. Martir Luther King pernah
berkata: “Intelligence plus character….that is the goa of true education”
(Kecerdasan plus karakter….itu adalah tujuan akhir dari pendidikan
sebenarnya). Theodore Roosevelt juga mengatakan: “The educate a person in
mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang
dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman
marabahaya kepada masyarakat).

Dampak Pendidikan Karakter

10

3.4 Saran
Menurut saya Pendidikan Karakter sangatlah penting, setelah kita
menyimak penjelasan dari makalah ini diatas. Maka akan semakin menekankan
betapa pentingnya pendidikan karakter bagi dunia pendidikan, lingkungan dan
seluruh aspek kehidupan masyarakat. Terlebih dengan kondisi pada jaman
sekarang yang dimana para generasi penerus indonesia mengalami penurunan
karakter dan jati diri mereka. Dan seharusnya penerapan pendidikan karakter
dapat dilakukan pada seluruh aspek kehidupan, tidak hanya mementingkan
pengetahuan saja, tetapi juga moral dan spiritual harus dibangun.

Dampak Pendidikan Karakter

11

DAFTAR PUSTAKA
Muin, Facthul. 2011. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik.
Yogyakarta: Ars-ruzz Media.
Goble, G. Frank. 1991. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Yagyakarta: Kanisius.
Ananua, Pramoedya Toer. 2006. Anak Semua Bangsa. Jakarta: Lentera Dipantara.
Drs. Kusuma, Darma, M.Pd. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik
disekolah. Bandung: Rosda.
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter Solusi untuk Membangun Bangsa.
http://dewirosiani.blogspot.com/2012/10/makalah-pendidikan-karakter.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31197/4/Chapter%20II.pdf
http://lampung.kemenag.go.id/file/file/subbagHukmas/wjkn1352768153.pdf
http://carapedia.com/pengertian_definisi_dampak_info2123.html
http://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikankarakter/
http://niticute10.blogspot.com/2013/01/pengertian-pendidikan-karakter.html

Dampak Pendidikan Karakter

12

LAMPIRAN

Dampak Pendidikan Karakter

13