TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI BPM SRI WINARTI PURBAYAN BAKI SUKOHARJO KARYATULIS ILMIAH

  

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

DI BPM SRI WINARTI PURBAYAN BAKI

SUKOHARJO

KARYATULIS ILMIAH

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

  Disusun Disusun oleh :

  

Fajarita Senjayani

NIM B12127

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

  2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta

  3. IbuHutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

  4. Ibu Sri Winarti,Amd. Keb, selaku pemilik BPM yang telah bersedia memberi ijin pada penulis dalam pengambilan data.

  5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc, selaku Dosen Pembiming Akademik yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis.

  6. Seluruh dosen dan staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

  7. Ibu-ibu hamil yang telah bersedia menjadi responden penelitian.

  8. Semua pihak yang telah membantudan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Surakarta, Juli 2015 Penulis, Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 Fajarita Senjayani B12 127

  

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

DI BPM SRI WINARTI PURBAYAN BAKI

SUKOHARJO

  xvi + 55 halaman + 17 lampiran + 7 Tabel + 2 gambar

  

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam kondisi hamil pola hubungan seksual terjadi perubahan

  yang cukup signifikan. Sebagian besar pasangan mengkhawatirkan berhubungan seksual selama kehamilan. Sesungguhnya jika kehamilan tidak bermasalah atau tidak mempunyai resiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran premature, berhubungan seksual tidak akan menimbulkan efek apapun pada bayi. Berdasarkan survey pendahuluan di BPM Sri Winarti pada bulan Oktober 2014 diketahui bahwa rata-rata tiap bulan ada 40 ibu hamil yang dihitung dari bulan Juli 2014 sampai September 2014. Selain itu diambil 10 ibu hamil untuk diwawancarai, hasilnya 7 orang belum mengetahui hubungan seksual selama kehamilan dan 3 orang mengetahui sebagian tentang hubungan seksual selama kehamilan.

  

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual

  selama kehamilan dalam tingkatan baik, cukup, dan kurang baik serta faktor penghambat dan pendorong.

  

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitaf, lokasi penelian

  di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo pada tanggal 01 April 2015 sampai tanggal 10 Mei 2015. Jumlah populasi sebanak 40 orang. Jumlah sampel sebanyak 40 orang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunkan program SPSS.

  

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak 6

  responden (15%), pada kategori cukup sebanyak 27 responden (67,5%) dan pada kategori kurang sebanyak 7 responden (17,5%).

  

Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

  responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup baik tentang hubungan seksual selama kehamilan yaitu 27 responden (67,5%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor umur 26–30 : 26 responden (65%), faktor pendidikan SMA : 25 responden (62,5%) dan faktor pekerjaan IRT : 22 responden (55%).

  Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Hubungan Seksual Selama Kehamilan

  MOTTO

  “Saya datang, saya bimbingan, sayarevisi, saya ujian dan saya menang”

  1. Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

  2. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles)

  3. Keberuntungan adalah sesuatu yang yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Penulis)

  4. Hariini Anda adalah orang yang sama denganAnda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca (Penulis)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

  1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Gabriella Fransisca yang selalu memberi berkat dan menguatkan anak-Mu ketika merasa goyah dan patah semangat

  2. Mama dan Papa tercinta di surga yang mejadi motivasi dan semangat maraih cita-cita untuk membanggaka nmereka

  3. Mas Hardiman dan Mbak Jumarni yang telah mejadi wali serta keluarga yang selalu mendoakan, menyayangi dan memberi dukungan.

  4. Ibu Hutari Puji A, S.SiT., M.Kes, terima kasih telah memberikan bimbingan dan masukan kepada saya hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

  5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc terima kasih atas dukungan dan dorongan kepada saya untuk lebih maju

  6. Semua dosen & karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta, terima kasih atas semua bimbingan dan bantuannya.

  7. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan yang telah membantuku dalam karya tulis ilmiah ini

CURICULUM VITAE

  Nama : Fajarita Senjayani Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 03 Maret 1994 Agama : Katholik Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Mojo Kulon Rt 04/VII, Sragen Kulon, Sragen Riwayat Pendidikan

  : Lulus tahun 2006

  1. SD Negeri 05 Sragen : Lulus tahun 2009

  2. SMP Saverius Sragen : Lulus tahun 2012

  3. SMA Saverius Sragen

  4. Prodi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Angkatan 2012-2015

  DAFTAR ISI

  Halaman

  

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

CURICULUM VITAE ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB

  I PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang .......................................................................... 1

  B. Perumusan Masalah .................................................................. 5

  C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

  1. Umum ................................................................................... 5

  2. Khusus .................................................................................. 5

  D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

  E. Keaslian Penelitian .................................................................... 6

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori ............................................................................ 9

  1. Pengetahuan ....................................................................... 9

  a. Pengertian ................................................................... 9

  b. Tingkat Pengetahuan ................................................... 9

  c. Cara memperoleh pengetahuan ................................... 10

  d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ........ 13

  e. Kriteria tingkat pengetahuan ....................................... 14

  2. Kehamilan .......................................................................... 15

  a. Pengertian ................................................................... 15

  b. Perubahan yang terjadi selama kehamilan .................. 15

  3. Hubunganseksual ............................................................... 20

  a. Pengertian seksualitas ................................................. 20

  b. Hubungan seksualitas selama kehamilan .................... 21

  c. Hubungan seksual yang harus dihindari selama kehamilan .................................................................... 22 d. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan selama kehamilan ........................................................ 22 e. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual .. 25

  f. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan ........................................................ 28 B. Kerangka Teori.......................................................................... 31

  C. Kerangka Konsep ...................................................................... 32

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 33 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 34 D. Variabel Penelitian .................................................................... 35 E. Definisi Operasional.................................................................. 35 F. Instrumen Penelitian.................................................................. 36 G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 41 I. Etika Penelitian ......................................................................... 43 J. Jadwal Penelitian ....................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Gambaran Umum ...................................................................... 45 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 45 C. Pembahasan ............................................................................... 48

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 53 B. Saran .......................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 3.1Definisi Operasional Penelitian ........................................................

  36 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..........................................................................

  37 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................................

  46 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .......................... 46 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...........................

  47 Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standard Deviation ................................................

  47 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil .....................

  48

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................

  31 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................

  32

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Jadwal penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validiatas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Responden (Inform Concent) Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi hasil Penelitian Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto) Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin

  bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan memperoleh cuti hamil dan melahirkan serta akses terhadap keluarga berencana (Profil Depkes RI, 2013).

  Secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 (Kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan ibu hamil pertama kali pada masa kehamilan) dan K4 (Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal). Cakupan K1 selalu mengalami peningkatan, kecuali di tahun 2013 dimana angkanya mengalami penurunan dari 96,84% pada tahun 2012 menjadi 95,25%. Hal itu sedikit berbeda dengan cakupan K4 yang pernah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 80,26% pada 2007 menjadi 86,04% pada 2008, namun setelah itu mengalami penurunan menjadi 84,54% di tahun berikutnya. Kemudian setelah terus mengalami kenaikan, cakupan K4 kembali menurun pada 2013 menjadi 86,85% dari 90,18% pada tahun sebelumnya (Profil Depkes RI, 2013).

  Cakupan kunjungan ibu hamil K1 tahun 2012 sebesar 98,89%. Ada 17 Kabupaten/Kota yang cakupannya sudah mencapai 100% yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kota Magelang, Kota Semarang dan Kota Tegal. Cakupan terendah Kabupaten Grobogan 92,3%. Sedangkan cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K4) di Jawa Tengah tertinggi 98,6% di Kabupaten Pekalongan dan terendah 84,7% di Kabupaten Grobogan (Profil Dinkes Jateng 2012).

  Seksualitas dan manifestasinya dipengaruhi oleh beberapa komponen perilaku manusia yang sangat komplek. Ekspresi seksualitas dan keintiman menjadi hal yang penting sepanjang hidup manusia. Meskipun penggerak seksual dasar adalah biologis, ekspresinya ditentukan oleh berbagai macam faktor, yaitu psikologis, sosial, lingkungan, agama dan pendidikan. Faktor sosial memainkan peran didalam modulasi ekspresi seksual untuk mengungkapkan pilihan dan keinginan seksual. Kepuasan seksual selain tergantung pada komponen fisik seksualitas, juga tergantung pada kualitas hubungan dan konteks dimana perilaku seksual dilakukan (Windhu, 2009).

  Secara kodrati, wanita berperan sebagai istri bagi pasangan seksualnya dan ibu bagi anak-anaknya. Proses menjadi seorang ibu didahului dengan terjadinya kehamilan. Pada dasarnya kehamilan dapat terjadi bila ada sperma bertemu dan membuahi sel telur pada saat dan tempat yang tepat. Sel telur yang dibuahi akan berkembang dan didorong oleh rambut rambut yang sangat halus dalam saluran telur ke arah rongga rahim. Di dalam rongga rahim, telur yang telah menjadi kelompok sel-sel akan berusaha melekatkan diri. Dengan dukungan lapisan dalam rahim yang telah siap menerima telur tersebut, suatu kehamilan yang normal akan tumbuh dan berkembang (Windhu, 2009).

  Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan wanita dibagi menjadi tiga triwulan : triwulan pertama (0-12 minggu), triwulan kedua (13-28 minggu), triwulan ketiga (20-40 minggu).

  Pada mata rantai konsepsi (fertilisasi) dan implantasi, terjadi perubahan rohani dan jasmani, karena terdapat pengeluaran hormon spesifik dan menimbulkan gejala dan tanda hamil sebagai dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti hamil (Manuaba, 2009).

  Dalam kondisi hamil, seorang calon ibu mengalami berbagai perubahan fisik dan emosi. Sehingga dalam mengekspresikan cinta melalui hubungan intim tidaklah sesederhana saat rahim belum berpenghuni. Oleh karena itu, mau tidak mau, dalam pola hubungan seksual antara pasangan suami istri pun terjadi perubahan yang cukup signifikan (Suryoprajogo, 2008).

  Saat hamil, sebagian besar calon ibu merasa tidak percaya diri dan tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sehingga kebutuhan untuk berhubungan intim menjadi terabaikan. Akan tetapi, berbeda seksi dan menyenangkan untuk dipandang sehingga perubahan fisik tidak membuat mereka kehilangan hasrat. Dari itulah maka komunikasi terbuka dengan pasangan menjadi kunci utama untuk memperoleh kepuasan dalam kehidupan seksual selama kehamilan berlangsung (Suryoprajogo, 2008).

  Sebagian besar pasangan mengkhawatirkan bahwa berhubungan seksual selama kehamilan, terutama ketika respons mereka sangat menggebu- gebu, akan melukai si bayi. Sesungguhnya, jika kehamilan tidak bermasalah atau tidak mempunyai resiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran prematur, berhubungan seksual tidak akan menimbulkan efek apapun pada bayi anda (Suryoprajogo, 2008).

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo tanggal 17 Oktober 2014 terdapat 40 ibu hamil dari bulan Juli 2014 sampai bulan September 2014 kemudian diambil 10 ibu hamil untuk diwawancarai, hasilnya 7 orang belum mengetahui hubungan seksual selama kehamilan dan 3 orang mengetahui sebagian tentang hubungan seksual selama kehamilan.

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo”.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan ini adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo?”

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo.

  2. Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo dalam kategori baik.

  b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo dalam kategori cukup.

  c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo dalam kategori kurang.

d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan.

D. Manfaat Penelitian

  1. Ilmu pengetahuan Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan.

  2. Bagi diri sendiri Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian.

  3. Institusi

  a. Bagi BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo Sebagai bahan masukan bagi penanggung jawab terkait termasuk tenaga kesehatan yang ada di dalamnya dalam memberikan informasi pada ibu hamil terutama tentang hubungan seksual selama kehamilan.

  b. Bagi pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bacaan dan referensi bagi mahasiswa di institusi pendidikan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan.

E. Keaslian Penelitian

  1. Ika Puspitasari (2013) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013”. Jenis penelian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di RSUD Surakarta dengan jumlah 66 responden dalam penelitian ini yang memiliki pengetahuan dalam kategori didapatkan hasil 40 responden (60,61%) termasuk dalam tingkat pengetahuan cukup baik, 14 responden (21,21%) termasuk dalam tingkat pengetahuan kurang baik, 12 responden (18,18%) termasuk dalam tingkat pengetahuan baik.

  2. Yunita (2012), tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan BPS Lilis purwanti di desa Teratai Mulyo, Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal. Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan analisisdata univariat. Pengambilan sampel dengan teknik Total Sampling sebanyak 21 ibu hamil primigravida. Hasil penelitian didapatkan pada gambaran pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan berpengetahuan kurang sejumlah 8 ibu hamil (38,1%), tentang pengertian hubungan seksual paling banyak berpengetahuan cukup dan baik sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), hal yang harus diperhatikan saat hubungan seksual berpengetahuan cukup sejumlah 17 ibu hamil (81,0%), kontraindikasi selama hubungan seksual paling banyak berpengetahuan cukup sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), efek hubungan seksual paling banyak berpengetahuan kurang sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), macam-macam posisi melakukan hubungan seksual paling banyak berpengetahuan kurang sejumlah 16 ibu hamil (76,2%).

  Hal-hal yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya Persamaannya dengan penelitian sebelumnya terletak pada teknik pengambilan sampel, instrument pengumpulan data, hasil penelitian baik dengan keaslian pertama ataupun keaslian kedua dan mengenai hubungan seksual selama kehamilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori

1. Pengetahuan

  a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2011).

  b. Tingkat pengetahuan Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif, mempunyai enam tingkatan Notoatmodjo (2011), yaitu:

1) Tahu (Know)

  Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

  Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang

  2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application)

  Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).

  4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

  5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

  6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

  c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan

  1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

  a) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.

  b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

  c) Cara Kekuasaan atau Otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan.

  d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

  Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

  e) Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan f) Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

  g) Kebenaran secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

  h) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. i) Induksi

  Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. j) Deduksi

  Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum yang ke khusus.

  2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

  Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan

  Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. 2) Pekerjaan

  Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur

  Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Dimana semakin matang umur semakin mudah menerima pengetahuan. 4) Minat

  Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

  5) Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupanya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar

  Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

  7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

  Menurut Riwidikdo (2013), tingkat pengetahuan dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berdasarkan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku atau standard Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup, bila nilai mean − 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2. Kehamilan

  a. Pengertian Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur (Depkes RI, 2009).

  Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2009).

  b. Perubahan yang terjadi saat kehamilan Dengan adanya kehamilan, maka akan terjadi perubahan pada ibu baik secara fisiologis dan psikologis (Hani dkk, 2011).

1) Perubahan Fisiologis

  Menurut Manuaba (2010) plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progestern a) Rahim atau uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 100 gram saat akhir kehamilan (Manuaba, 2010).

  b) Servik Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada servik karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat melakukan senggama (Hani dkk, 2011).

  c) Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda (Prawirohardjo, 2010).

  d) Vulva vagina Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan tanda Chadwick (Prawirohardjo, 2010).

  e) Kulit Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecokelatan yang tampak di kulit dan pipi (Sulistyawati, 2009). f) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan laktasi (Manuaba, 2010).

  g) Perubahan metabolisme Metabolisme tubuh mengalami peubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI (Manuaba, 2010).

  h) Sistem kardiovaskular Pembesaran (hipertrofi) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung.

  Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian menetap sampai aterm (Hani dkk, 2011).

i) Sistem respirasi

  Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010). j) Sistem gastrointestinal Rahim yang semakin membesar akan menekan raktum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi (Sulistyawati, 2009). k) Sistem perkemihan

  Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang semakin membesar sehingga menimbulkan sering berkemih (Prawirohardjo, 2010). l) Sistem endokrin

  Progesteron dan estrogen merangsang prolifelasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi (Sulistyawati, 2009). m) Sistem musculoskeletal

  Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan (Sulistyawati, 2009).

2) Perubahan Psikologis

  Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologi pada trimester terbagi sesuai umur kehamilan :

a) Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Peyesuaian)

  (1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

  (2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan, bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. (3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah is benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinnkan dirinya.

  (4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.

  (5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. (6) Hasrat untuk melalukan hubungan seks berbeda-bedapada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

b) Perubahan Psikolgis Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)

  (1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.

  (2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya. (3) Mersakan gerakan anak. (4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. (5) Libido meningkat. (6) Menuntut perhatian dan cinta. (7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

  (8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang bari menjadi ibu.

  (9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran baru.

c) Perubahan Psikologis Trimester III (Periode Penantian Dengan

  Penuh Kewaspadaan) (1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, mersa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.

  (2) Merasa tidak menyenagkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. (3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

  (4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

  (5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. (6) Merasa kehilangan perhatian. (7) Perasaan mudah terluka (sensitif). (8) Libido menurun.

3. Hubungan Seksual

  a. Pengertian seksualitas Seksualitas merupakan tata kehidupan dari manusia baik laki-laki maupun perempuan seperti tubuh dan jiwa yang berkembang, seksualitas diimplikasikan dalam bentuk perilaku seksual yang terkandung dalam fungsi seksual (Prawirohardjo, 2011).

  Hubungan seks manusia merupakan pencetusan dari cinta antar individu, karena daya tarik dan pancaindra ikut berperan. Oleh karena itu, dalam hubungan seks bukan hanya alat kelamin dan daerah erogen yang ikut berperan tetapi juga psikologis dan emosi. Hubungan seksual yang dianggap normal adalah hubungan heteroseksual dan berkaitan dengan norma, agama, kebudayaan, serta pengetahuan manusia yang harmonis dibarengi dengan rasa cinta (Manuaba, 2009).

  b. Hubungan seksual selama kehamilan Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitif dan responsif (Suparyanto, 2009).

  Hubungan seksual tidak berbahaya bagi janin karena penis tidak dapat masuk lebih dalam ke vagina. Otot mulut rahim dan lapisan lendir yang terbentuk saat kehamilan juga melindungi kandungan dengan baik (Utami, 2008). c. Hubungan seksual yang harus dihindari selama kehamilan Menurut Utami (2008), hubungan seksual selama kehamilan harus dihindari bila :

  1) Kehamilan dengan ancaman keguguran 2) Kehamilan dengan ancaman persalinan prematur 3) Selaput ketuban pecah 4) Perdarahan pervaginam 5) Adanya kontraksi uterus 6) Posisi hubungan seksual dengan berbaring, tengkurap atau miring kanan setelah empat bulan kehamilan d. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan selama kehamilan

  Menurut Suryoprajogo (2008), terdapat beberapa posisi yang dianjurkan selama kehamilan, yaitu: 1) Nyaman baik bagi istri maupun suami 2) Dilakukan tidak berdasarkan paksaan dari salah satu pihak 3) Hubungan seks tidak menimbulkan tekanan berlebih pada rahim atau berat tubuh pasangan pria tidak menekan perut yang hamil.

  Berikut ini 7 posisi seks paling aman untuk wanita hamil yang bisa dipraktekkan bersama pasangan : 1) Perempuan di Atas, Pria di Bawah (Woman on Top)

  Hubungan seksual dengan posisi wanita berada di atas pria dapat dikatakan merupakan gaya yang sangat menyenangkan selama pria dan si pria bisa menopang perut si wanita saat diperlukan. Selain ini, gaya ini juga memberikan wanita kendali terhadap kedalaman penetrasi dan bisa membuatnya bebas mengatur jarak. 2) Posisi Sendok (Spoon Position)

  Posisi ini dilakukan dengan tubuh berbaring menyimpang. Pria berada di belakang wanita, sehingga penetrasi dapat dilakukan dari belakang (tetapi bukan berhubungan seksual anal, hanya penetrasinya lewat arah belakang). Posisi ini sesuai untuk dilakukan pada saat perut istri sudah besar atau saat istri tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta (seperti pada posisi perempuan di atas).

  3) Posisi Sendok Berhadapan Seperti halnya posisi sendok sebelumnya, posisi ini juga dilakukan dengan berbaring menyimpang. Akan tetapi, posisi ini dilakukan menyamping dan berhadapan dengan pasangan. Dalam melakukan posisi ini, tariklah satu kaki untuk memberi ruang pada pasangan ketika melakukan penetrasi. Posisi ini tepat dilakukan pada kehamilan di trimester pertama saat perut istri belum terlalu besar.

  4) Posisi Duduk Di posisi ini, istri duduk di pangkuan suami. Ketika perut yang hamil belum terlau besar, posisi berhadapan dapat mudah dilakukan.

  Namun, ketika perut semakin membesar, posisi berhadapan jadi lebih sulit dilakukan. Sehingga, posisi duduk dengan tidak berhadapan nyaman dilakukan bagi istri yang memiliki berat tubuh tergolong normal. Sebeb pada posisi ini suami harus menopang berat tubuh istri pada pangkuannya. 5) Posisi Doggie Style

  Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan tangannya, seperti hendak merangkak. Posisi ini memungkinkan tidak terjadi tekanan langsung pada perut. Hanya saja, jika perut istri sudah sangat besar, bisa saja perut tetap menyentuh alas. Posisi ini juga tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup meletihkan bagi istri, walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh darah dipunggung tidak tertekan oleh berat perut. 6) Posisi Pinggir Ranjang

  Pada posisi ini, istri diminta untuk berbaring pada punggung, di sisi ranjang tempat tidur dengan kaki sedikit tertekuk ke belakang (tetapi bukan dilipat). Pantat serta telapak kaki menumpu pada sisi tempat tidur atau kasur. Setelah istri cukup nyaman dan dirasa aman dengan posisi tersebut, maka suami dapat melakukan penetrasi dengan cara berdiri tegak di pinggir ranjang. Jika ranjang atau tempat tidur cukup rendah suami bisa berdiri cukup dengan kedua lutut. 7) Posisi Misionaris

  Sebagai posisi yang biasa dilakukan oleh orang kebanyakan, anda bisa saja tetap memiliki posisi yang menempatkan tubuh istri di bawah

  Selain itu, suami pun harus bisa menyesuaikan, dengan tidak menempatkan seluruh berat badan pada tubuh istri melainkan bersangga dengan tangan atau lutut.

  e. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual Menurut Suparyanto (2011), efek kondisi kehamilan terhadap minat untuk berhubungan seksual pada tiap trimester sebagai berikut:

1) Trimester Pertama

  Kondisi fisik dan emosi calon ibu:

  a) Mual dengan atau tanpa muntah di pagi, malam, atau sepanjang hari b) Produksi air ludah meningkat

  c) Tubuh mudah lelah dan mengantuk

  d) Payudara membengkak, puting tegang, nyeri jika disentuh atau diraba e) Mulut terasa pahit

  f) Sering buang air kecil

  g) Perut terasa panas, kembung, dan mengalami gangguan pencernaan

  h) Menginginkan atau menolak makanan tertentu (mengidam) i) Sembelit j) Sakit kepala atau pusing k) Mengalami perasaan tidak biasa, seperti tidak bisa melihat, sensitif pada bau-bauan tertentu, malas berdandan, selalu ingin tidur dan l) Suasana hati cepat berubah, kadang gembira, kadang sedih dan cenderung cengeng m) Sering merasa cemas terhadap kehamilan, misalnya takut keguguran, takut janin terluka, dan lain-lain

  Efek terhadap hubungan seksual:

  a) Meskipun terdapat bermacam-macam variasi dari masing-masing pasangan, pola ketertarikan seksual pada trimester pertama tetaplah umum. Tidak mengherankan jika pada awal kehamilan terjadi penurunan minat terhadap seks.

  b) Sebagian kecil wanita bahkan merasakan perubahan yang sangat signifikan terhadap kehidupan seksualnya. Hal tersebut sering kali disebabkan oleh perubahan hormon pada awal kehamilan yang membuat organ vulva lebih sensitif dan payudara yang lebih berisi sehingga meningkatkan kepekaan terhadap sentuhan.

2) Timester kedua

  Kondisi fisik dan emosi calon ibu:

  a) Pergerakan janin yang mulai terasa

  b) Rasa mual dan muntah yang mulai berkurang dan perlahan menghilang c) Vagina mengeluarkan cairan berwarna putih susu, encer, dan tidak berbau yang lazim disebut leukorhea.

  d) Nafsu makan mulai meningkat

f) Produksi hormon progesteron meningkat

  g) Pinggul dan payudara lebih berisi karena hormone kehamilan dan pertambahan berat badan. Areola dan putting susu berwarna lebih gelap, rambut dan kulit semakin mengilap dan bercahaya

  h) Suasana hati jauh lebih baik, meskipun terkadang rasa sensitif dan suasana hati masih mudah berubah

i) Mulai merasa percaya diri dengan kehamilannya

  Efek terhadap hubungan seksual :

Dokumen yang terkait

GAMBARAN TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN IBI HAMIL TRIMESTER III TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

0 1 5

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

0 0 8

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

0 0 13

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG NUTRISI SELAMA KEHAMILAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SRIATUN PACITAN

0 0 13

PERSEPSI IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER III DI POLI HAMIL RUMAH SAKIT BHAYANGKARA WATUKOSEK

0 0 8

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN UNTUK BERHUBUNGAN SEKSUAL PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DITINJAU DARI TINGKAT PENGETAHUAN DAN USIA KEHAMILAN

0 0 19

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA PADA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA PADA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN DI PUSKES

0 1 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC) DENGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS GARUNG WONOSOBO TAHUN 2012

0 0 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN

0 0 12