A. Modal Saham - Modal Sendiri dan Ekuitas Pertemuan 8

A. Modal Saham

  Pengertian Saham

  Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT) saham juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu PT yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas deviden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut.

  Saham adalah tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.

  Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan (Fakhruddin, 2006:13).

  Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang sahampun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut. Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya (Simamora200:408).

  Saham yang dikeluarkan perusahaan merupakan bukti pembayaran pemegang saham kedalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama modal saham. Perwakilan kepemilikan seseorang didalam suatu perseroan terbatas tercermin dalam sedikit banyaknya lembar saham yang dimiliki. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki akan semakin besar derajat kepemilikannya.

  Jenis saham berdasarkan cara peralihan hak

  A. Saham atas unjuk (bearer stocks)

  Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh karena itu kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat dipalsukan. Dalam saham jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik saham sehingga manakala pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang lain akan dapat melaksanakannya dengan mudah.

  B. Saham atas nama (registered stocks)

  Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus menempuh prosedur tertentu yang harus dipenuhi. Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum dalam buku perseroan sehingg apabila saham ini hilang maka cukup memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta penggantian.

  Jenis saham berdasarkan hak tagihan (klaim)

  A. Saham biasa (common stocks)

  Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang saham preferen.

  Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara (Jogianto, 2000:58).

  B. Saham preferen (prefered stock)

  Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham biasa. Saham preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuiditas.

  Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).

  Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham preferen, kalau ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden saham preferen tidak terutang atas dasar waktu, tetapi baru terutang jikasudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden dalam suatu periode maka deviden tidak hilang.

  Biasanya saham preferen mempunyai nilai nominal dan devidennya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal. Apabila saham prioritas tidak mempunyai nilai nominal maka devidennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan bukan dalam bentuk persentase.

  Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen disebut saham preferen ke satu, saham preferen kedua dan seterusnya, dimana saham preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen dipisah lagi menjadi:

  1. Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Apabila dalam satutahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.

  2. Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun kemudian.

  3. Saham preferen partisipasi. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.

  4. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks). Adalah saham preferen yang dapat diujur dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.

C. Struktur modal perusahaan

  Saham yang dikeluarkan perusahaan nantinya merupakan bukti penyertaan pemegang saham kadalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama modal saham. Modal saham dapat dibagi atas tiga macam yaitu:

  1. Modal dasar. Dalam anggaran dasar perseroan akan dicantumkan modal dasar yang menggambarkan estimasi modal yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Modal dasar ini dibagi dalam sejumlah saham dengan nilai nominal tertentu. Semakin kecil nilai nominal lembar saham akan semakin banyak lembar saham yang harus dikeluarkan oleh perseroan.

  2. Modal ditempatkan. Jika modal yang ditempatkan kurang dari batas minimal yang ditetapkan maka perseroan tidak akan diakui atau disahkan oleh pemerintah dan keberadaannya tidak dianggap sebagai perseroan terbatas tetapi akan tunduk pada ketentuan perusahaan persekutuan. Jika sudah demikian, antara harta peribadi dan harta perusahaan tidak akan terpisah dan para pemilik perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan segala kewajibannya meskipun seluruh harta pribadinya tidak mencukupi.

  3. Modal disetor. Semua pendiri perseroan terbatas bertanggung jawab terhadap seluruh modal ditempatkan akan tetapi walaupun demikian tidak harus setoran kedalam perusahaan dilakukan pada saat perusahaan baru beroperasi. Ada batas kontribusi minimal besarnya uang yang harus disetor kadalam perusahaan dan setiap negara mempunyai kebijakan sendiri.

B. Saldo Laba dan Distribusi laba

  Pengertian/Definisi Laba Ditahan (Retained Earnings) adalah :

  Laba yang tidak dibagi, merupakan sebagian atau keseluruhan laba yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

  Jumlah laba yang tidak dibagi ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk tambahan modal atau untuk memperbesar modal perusahaan.

  Keputusan untuk membagi atau tidak atas Laba Ditahan kepada pemegang saham akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Laba Ditahan (Retained Earnings) dalam penyajian laporan Neraca ada pada posisi Pasiva.

  Laba Ditahan (Retained Earnings) merupakan kumpulan laba tahun berjalan dari sejak tahun pertama perusahaan berdiri sampai dengan sekarang setelah dikurangi dengan dividen yang dibagi.

  Laba Ditahan (Retained Earnings) biasanya ada pada perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas).

  Salah satu cara bagi pemilik perusahaan mengetahui bagaimana kinerja dari perusahaannya selama beberapa tahun adalah dengan mengetahui bagaimana pertumbuhan Laba Ditahan (Retained Earnings).

  Perlakuan Perpajakan Atas Laba Ditahan (Retained Earnings)

  Laba Ditahan (Retained Earnings) bukan merupakan objek pajak karena sudah dikenakan  pajak pada saat sebagai laba tahun berjalan. Jadi Laba Ditahan (Retained Earnings) adalah laba setelah dikurangi pajak. Laba Ditahan (Retained Earnings) akan dikenakan pajak penghasilan apabila dibagikan  kepada pemegang saham sebagai dividen dengan syarat-syarat tertentu.

  Pada prakteknya untuk menghindari pajak penghasilan perusahaan seringkali

   membagikan dividen secara terselubung, misalnya berbentuk tambahan saham, pemberian harta dan lain-lain. Apabila perusahaan membagikan dividen secara terselubung apabila diketahui oleh  kantor pajak akan dikenakan pajak penghasilan serta sanksi dibidang perpajakan. Dalam perusahaan berbentuk CV (Perseroan Komanditer) tidak terdapat Laba Ditahan

   (Retained Earnings) karena digabungkan dengan modal dari CV (Perseroan Komanditer). Dalam perusahaan berbentuk CV (Perseroan Komanditer) apabila pemilik mengambil

   uang atau apapun dari perusahaan baik yang berasal dari laba tahun berjalan maupun laba tahun-tahun sebelumnya bukan merupakan objek pajak penghasilan, karena merupakan pengambilan prive.

C. Right,Warant dan opsi saham

  WARAN

  Istilah Waran sebenarnya berasal dari Covered Warrant . Waran hampir sama dengan opsi saham ( option ), dipergunakan sebagai sarana lindung nilai ( hedging ). Covered Warrant umumnya diterbitkan oleh perusahaan keuangan seperti investment bank, bank, lembaga pemerintah atau institusi lain yang bukan emiten atau perusahaan publik. Dalam perkembangannya, mulai banyak emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan Covered Warrant .

  option put option call option Covered

  Seperti halnya produk opsi saham ( ) yang dibedakan antara dan ,

  Warrant put warrant call warrant

  juga dibedakan antara dan . Pada umumnya Waran yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah call warrant , di mana pemegang Waran diberikan hak untuk membeli atau melaksanakan hak untuk membeli saham yang diterbitkan oleh emiten tersebut pada jumlah dan harga tertentu serta pada waktu tertentu.

  Saat ini cukup banyak emiten di BEI yang menerbitkan Waran. Umumnya Waran diterbitkan sebagai pemanis ( sweetener ) bersamaan dengan penerbitan saham baru baik dalam rangka

  initial public offering right issue penawaran umum ( /IPO) ataupun penawaran umum terbatas ( ).

  Karena diterbitkan sebagai pemanis, umumnya emiten sebagai penerbit Waran tidak memperoleh dana (premi) dari penerbitan waran tersebut.

  Perbedaan Stock Right, Waran dan Opsi

  Suatu perusahaan dapat menerbitkan right, waran, atau opsi yang mengizinkan pembelian saham perusahaan pada satu periode tertentu (exercise period) ada harga tertentu (exercise

  

price). Walaupun istilah right, waran dan opsi kadang-kadang digunakan bergantian, ada

  perbedaan diantara ketiganya

  Stock right diterbitkan untuk pemegang saham yang sudah ada guna mengizinkan

   mereka untuk menjaga persentase kepemilikan ketika saham baru akan diterbitkan (beberapa undang-undang negara bagian mewajibkan hak memesan terlebih dahulu).

  Waran dijual oleh perusahaan secara tunai, umumnya terkait penerbitan efek lainnya.

   Opsi (optional) diberikan kepada pejabat atau karywan, biasanya sebagai bagian dari  program kompensasi.

  Suatu perusahan dapat menawarkan rights, waran, atau opsi untuk mendapatkan tambahan modal, mendorong, penjualan jenis efek tertentu, atau sebagai kompensasi untuk jasa yang diterima. Periode pelaksanaan biasanya lebih lama untuk waran dan opsi dibandingkan untuk rights. Waran dan rights dapat diperdagangkan secara independen di antara investor, sedangkan opsi biasanya terbatas pada orang atau kelompok tertentu yang diberikan opsi tersebut.

D. Pembatasan terhadap saldo laba

  Pembatasan Laba yang Ditahan

  A. PENGERTIAN Anda telah dijelaskan bahwa pada dasarnya laba yang diperoleh perusahaan harus diserahkan kepada pemegang saham sebagai return atau pendapatan pemilik atas kekayaan yang ditanamkan pada perusahaan. Oleh karena itu, apabila ada laba belum dibagikan dan terakumulasi dalam Laba yang Ditahan maka jumlah akumulasi laba tadi merupakan jumlah maksimum yang dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Namun demikian, dengan pertimbangan tertentu serta ada ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturnya, perusahaan perlu melakukan pembatasan terhadap penggunaan Laba yang Ditahan untuk tujuan-tujuan khusus.

  Terdapat banyak penyebab dan tujuan perusahaan melakukan pembatasan terhadap Laba yang Ditahan. Tujuan-tujuan yang paling umum adalah berikut ini.

  1. Menjaga berkurangnya modal yang disetor.

  2. Memenuhi perjanjian utang.

  3. Menjaga kemungkinan kerugian yang harus ditanggung perusahaan untuk masa yang akan datang.

  4.Untuk keperluan perencanaan keuangan perusahaan.

  B. PEMBATASAN LABA YANG DITAHAN UNTUK MENJAGA BERKURANGNYA MODAL DISETOR Modal yang disetor atau ditanam para pemegang saham pada perusahaan merupakan jaminan bagi kreditor atas kekayaan yang dipinjamkannya kepada perusahaan. Besarnya modal yang disetor ini merupakan salah satu aspek yang sering kali dipertimbangkan oleh kreditor dalam menentukan berapa jumlah yang dapat dipinjamkan kepada perusahaan. Sehubungan dengan itu, untuk menjaga kepentingan kreditor terhadap perusahaan, sudah sewajarnyalah jika perusahaan menjaga agar jangan sampai terjadi pengurangan jumlah modal yang disetor.

  Seperti yang telah Anda ketahui dari modul terdahulu, treasury stock merupakan saham yang ditarik kembali sementara oleh perusahaan yang menerbitkannya. Pembelian saham sendiri berupa treasury stock untuk sementara jelas berakibat berkurangnya modal yang disetor, sampai treasury stock dijual kembali. Misalkan, oleh karena suatu hal, penurunan modal yang disetor karena pembelian treasury stock menjadi tidak sementara lagi, artinya penurunan modal yang disetor menjadi bersifat permanen maka hal ini jelas mengingkari prinsip yang dikemukakan di atas. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut maka bersamaan dengan pembelian treasury stock, perusahaan perlu membuat cadangan terhadap penurunan modal yang disetor, yaitu dengan jalan melakukan pembatasan terhadap Laba yang Ditahan sebesar harga perolehan treasury stock. Dengan demikian, bila terjadi penurunan modal yang disetor akibat pembelian treasury stock menjadi bersifat permanen maka Laba yang Ditahan yang telah dibatasi penggunaannya tersebut dapat dikapitalisasi menjadi modal yang disetor.

  C. PEMBATASAN LABA YANG DITAHAN UNTUK MEMENUHI PERJANJIAN UTANG Untuk menjaga kredibilitas perusahaan, serta untuk meyakinkan calon kreditor bahwa utang perusahaan kepadanya pasti akan dilunasi pada waktunya, perusahaan menyisihkan sebagian kasnya sebagai dana untuk melunasi utangnya tersebut. Penyisihan dana ini dilakukan perusahaan dengan cara membuat pembatasan terhadap penggunaan kas dengan membentuk dana untuk tujuan yang dimaksud. Pembatasan kas untuk keperluan pelunasan utang, pada umumnya diberlakukan terhadap utang jangka panjang.

  D. PEMBATASAN LABA YANG DITAHAN UNTUK KEMUNGKINAN TIMBULNYA KERUGIAN DI MASA YANG AKAN DATANG Apabila perusahaan menderita suatu kerugian dalam jumlah yang cukup besar maka mungkin sekali berakibat mengurangi jumlah modal yang disetor. Untuk menghindari keadaan demikian, perusahaan perlu melakukan pembatasan terhadap Laba yang Ditahan untuk tujuan tersebut, begitu terdapat indikasi kerugian itu akan diderita oleh perusahaan. Misalkan, perusahaan mengalami proses pengadilan dalam sengketa dengan pihak lain, yang diperkirakan perusahaan akan kalah dan harus memenuhi klaim pihak lawan. Atau dapat juga bila terdapat kecenderungan adanya deflasi terus-menerus yang menyebabkan perusahaan perlu menyesuaikan harga pokok persediaannya, dan sebagainya.

  E. PEMBATASAN LABA YANG DITAHAN UNTUK PERENCANAAN KEUANGAN PERUSAHAAN Untuk meningkatkan kapasitasnya, perusahaan senantiasa melakukan pengembangan- pengembangan. Pengembangan perusahaan dengan sendirinya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kebutuhan tambahan dana tersebut bisa didapat dari kreditor ataupun tambahan setoran modal dari pemegang saham. Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan dana dengan kedua cara tersebut sering kali sulit untuk dilaksanakan. Pemenuhan dana yang paling gampang dilaksanakan dan paling pasti direalisasikan adalah berasal dari laba perusahaan itu sendiri. Untuk itu, laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan usahanya sudah selayaknya jika tidak dibagikan seluruhnya kepada pemegang saham sebagai dividen.

  F. PENYAJIAN PEMBATASAN LABA YANG DITAHAN DI DALAM NERACA Pembatasan terhadap Laba yang Ditahan harus diungkapkan di dalam laporan keuangan akhir tahun. Tujuan pengungkapan atas dibatasinya penggunaan Laba yang Ditahan adalah agar pihak yang berkepentingan, terutama pemegang saham, mengetahui berapa jumlah Laba yang Ditahan yang dapat dibagikan sebagai dividen. Anda telah mengetahui bahwa terhadap pembatasan Laba yang Ditahan dapat dilakukan pencatatan berupa catatan nonformal atau dapat pula dicatat di dalam pembukuan perusahaan. Untuk yang terakhir ini diperlukan jurnal untuk mencatat pembatasan Laba yang Ditahan. Jika perusahaan mencatat Laba yang Ditahan ke dalam pembukuan maka di dalam Neraca Laba Ditahan tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian, yaitu berikut ini.

  1. Laba Ditahan Apropriasi (dengan pembatasan).

  2. Laba Ditahan Bebas (tanpa pembatasan).

  

E. penilaian kembali aktiva tetap

  Menurut PSAK 16 (Revisi 2007), aset (aktiva) tetap adalahng digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, diperoleh dengan dibangun lebih dulu atau didapat dalam bentuk siap untuk di pakai, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

  Dampak Revaluasi Terhadap PPh

  • Penilaian kembali aktiva akan membantu pemerintah menambah penerimaan negara yang bersumber dari pajak penghasilan badan.
  • Penilaian kembali aktiva membantu wajib pajak untuk melakukan penghematan pembayaran pajak.

  • Adanya kenaikan nilai aktiva tetap menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap yang dibebankan pada harga pokok produksi atau dibebankan pada laba rugi ikut naik.

  Syarat Dilakukannya Revaluasi Aktiva Tetap

  • Semua kewajiban pajaknya sudah terpenuhi hingga masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya kembali penilaian.
  • Wajib pajak dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) dan badan dalam negeri adalah perusahaan yang tidak diperkenankan melakukan pembukuan dalam bahasa Inggris serta mata uang Dollar Amerika Serikat.
  • Mengajukan permohonan yang ditujukan kepada Dirjen Pajak dan memperoleh persetejuan dari Dirjen Pajak.

  Pengertian dari revaluasi/penilaian kembali aktiva tetap ialah penilaian kembali dari aktiva tetap suatu perusahaan yang disebabkan adanya perubahan nilai aktiva tersebut, baik terjadi kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang diakibatkan oleh devaluasi atau hal-hal lain. Revaluasi dilakukan karena nilai aktiva tetap sudah tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adanya penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi) membantu Pemerintah atau badan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan negara yang diperoleh dari Pajak Penghasilan Badan. Adanya revaluasi juga membantu wajib pajak atau pemilik perusahaan untuk membuat perencanaan perpajakan yang bertujuan untuk menghemat pembayaran pajak.

  Dengan adanya penilaian aktiva tetap akan memberikan dampak positif dan negatif bagi perusahaan. Berikut dampak positif bagi perusahaan:

  1. Posisi kekayaan di dalam neraca menunjukkan kewajaran, ini akan mempermudah pemakai laporan keuangan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.

  2. Selisih lebih penilaian kembali akan menyebabkan struktur modal meningkat, artinya bahwa DER semakin membaik yang dilihat dari perbandingan antara pinjaman (debt) dan modal sendiri (equity).

  3. Semakin membaiknya DER menjadikan perusahan dapat melakukan pinjaman dari pihak ke tiga atau emisi saham.

  Dampak negatif bagi perusahaan:

  1. Naiknya nilai aktiva tetap menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap menjadi naik yang di bebankan dala laba/rugi atau dibebankan ke dalam harga poko produksi.

  2. dari segi perpajakan bahwa selisih lebih yang disebabkan revaluasi aktiva tetap adalah objek pajak yang dikenai pajak final 10%.

  KESIMPULAN

  Saham adalah tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan a. Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.

  b. Laporan laba ditahan (dan sama dengan Laporan Ekuitas, Laporan Ekuitas Pemilik untuk

kepemilikan tunggal, Laporan Ekuitas Mitra untuk kemitraan, dan Laporan Saldo Laba dan

Ekuitas untuk perusahaan) adalah laporan keuangan dasar.

  Laporan ini menjelaskan perubahan pada laba ditahan perusahaan selama periode pelaporan. Hal ini mengurai perubahan pada kepentingan pemilik dalam suatu organisasi, dan dalam penerapan laba ditahan atau surplus dari satu periode akuntansi ke periode yang berikutnya. Baris

rincian biasanya termasuk keuntungan atau kerugian dari operasi, dividen yang dibayarkan,

penerbitan atau penebusan dari saham, dan setiap item lainnya dibebankan atau dikreditkan ke

saldo laba.

  c. Waran adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten.

  

d. Pengertian dari revaluasi/penilaian kembali aktiva tetap ialah penilaian kembali dari

  aktiva tetap suatu perusahaan yang disebabkan adanya perubahan nilai aktiva tersebut, baik terjadi kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang diakibatkan oleh devaluasi atau hal-hal lain.

DAFTAR PUSTAKA