PUBLIKASI HASIL RISET KESEHATAN UNTUK DAYA SAING BANGSA

  ISSN 2581 - 2270 PROSIDING HEFA (HEALTH EVENTS FOR ALL)

  PUBLIKASI HASIL RISET KESEHATAN UNTUK DAYA SAING BANGSA Kudus, 19 Agustus 2017 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Utama Kudus Tahun 2017

  

PROSIDING HEFA (Health Events for All)

Publikasi Hasil Riset Kesehatan untuk Daya Saing Bangsa

  

ISSN 2581 – 2270

Pengarah

  Ketua STIKES Cendekia Utama Kudus

  

Penanggung Jawab

  Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

  

Editors

  Eko Prasetyo, S.KM, M.Kes David Laksamana Caesar, S.KM, M.Kes

  Ns. Sholihul Huda, S.Kep, M.N.S Ns. Sri Hartini, S.Kep, M.Kes

  Dessy Erliani Mugitasari, S.Farm, Apt

  

Sistem Informasi dan Teknologi

  Susilo Restu Wahyuno, S.Kom

  

Sekertariat :

  LPPM SIKES Cendekia Utama Kudus Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 Desa Jepang, Mejobo, Kudus

  Telp (0291) 4248655, Fax (0291) 4248657 Email : lppm.stikescendekiautama@yahoo.com www.stikescendekiautamakudus.ac.id

  Prosiding Health Event of All merupakan Terbitan berkala ilmiah seminar hasil­hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan setiap 1 tahun oleh LPPM STIKES Cendekia Utama Kudus.

  

STUDI KUALITATIF KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI

POLIKLINIK ANAK RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS

Avis Sayyida Faza

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

  

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Jalan Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 Jepang, Mejobo – Kudus

avissayyidafaza@yahoo.co.id

  

ABSTRACT

Patient satisfaction is measure of hospital succes. To improve patient satisfaction, several

factors is, factors of product quality, service quality, emotional factors, cost factors.This study

aims to describe the satisfactions of outpatiens in the child polyclinic RSI Sunan Kudus. This

research method using case study. This type research is a qualitative. Data collected trough in­

depth interviews to 6 informant. The results of this study are service standar in RSI Sunan

Kudus are still lacking. Facilities are still less as the place is less the place is less comfortable

and waiting room is lacking. Patients often complaint, of the old registration, doctors who came

late, and old payment. Cash and non­cash patient have no cost and service process.Cash and

non­cash patient not feel distinguished. The conclusion of the study are RSI Sunan Kudus still

provide service that are like the of waiting time and the quality of facilities in hospitals, but

overall the patient is satisfied with the service. Service at RSI Sunan Kudus is good but need

more repaire.

  Keywords : patient satisfaction, service quality

  

INTISARI

Kepuasan pasien merupakan salah satu alat ukur keberhasilan rumah sakit. Untuk

meningkatkan kepuasan pasien, beberapa faktor yaitu faktor kualitas produk atau jasa, kualitas

pelayanan, faktor emosional dan faktor biaya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan

kepuasan pasien rawat jalan di poliklinik anak RSI Sunan Kudus. Metode penelitian ini

menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Jenis penelitian ini adalah kualitatif, data

dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada 6 informan. Hasil penelitian ini adalah

Standar pelayanan di rumah sakit RSI Sunan Kudus masih kurang. Fasilitas dan sarana masih

kurang seperti tempat yang kurang nyaman dan ruang tunggu yang kurang. Pasien sering

mengeluh dari pendaftaran yang lama, dokter datang terlambat, dan antri pembayaran lama.

Pasien tunai dan nontunai tidak ada masalah dari biaya maupun proses pelayanan, pasien tunai

dan non tunai tidak merasa dibedakan. Simpulan penelitian ini adalah RSI Sunan Kudus masih

memberikan pelayanan yang kurang seperti kualitas waktu tunggu dan kualitas sarana di rumah

sakit, tetapi secara keseluruhan pasien puas dengan pelayanan. Pelayanan di RSI Sunan Kudus

keseluruhan sudah baik.

  Kata kunci : Kepuasan pasien, kualitas pelayanan

LATAR BELAKANG

  Masalah kesehatan masyarakat adalah multikausal maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktikya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan langsung dan tidak langsung seperti mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), kuratif maupun rehabilitatif. Untuk itu, dalam rangka mendukung kesehatan bagi semua orang, upaya yang harus dilakukan, salah satunya adalah pemerintah memberikan sarana kesehatan bagi masyarakatnya. Salah satu sarana tersebut adalah rumah sakit (Notoadmodjo, 2011).

  Menurut Herlambang (2016) di Indonesia Rumah Sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui nomor 44 tahun 2009, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

  Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan Rumah Sakit, ukuran keberhasilan pelayanan di rumah sakit dapat ditentukan oleh tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien tercapai apabila pasien memperoleh kebutuhan yang sesuai dan yang diharapkan, maka pasien mengharapkan adanya pelayanan yang berkualitas. Hasil penelitian Febriani pada studi kasus pasien rawat jalan di poliklinik Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2012 tingkat kepuasan sebesar (68,4%) dipengaruhi oleh variabel kualitas pelayanan. Artinya masih ada beberapa rumah sakit yang belum memberikan pelayanan standar yang akibatnya ketidakpuasan pasien terjadi. Standar pelayanan rawat jalan salah satu tujuanya adalah terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan kepuasan pelanggan dengan standar kepuasanya ≥90 %.

  Di Jawa Tengah wilayah Kabupaten Kudus cukup banyak rumah sakit dengan fasilitas cukup salah satunya Rumah Sakit Islam Sunan Kudus yang terletak di Desa Garung Lor Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus memberikan pelayanan yang cukup baik tetapi hasil survei pendahuluan kepada 20 pasien atau responden kesehatan rawat jalan di poliklinik anak dengan menggunakan kuesioner penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan pasien sebesar (70%). Dari hasil survei pendahuluan tersebut bahwa tingkat kepuasan pasien poliklinik anak belum mencapai standar pelayanan minimal, hasil survei tingkat kepuasan tersebut dipengaruhi beberapa faktor tingkat kepuasan, berupa kualitas produk/jasa, kualitas pelayanan, faktor emosi, dan faktor biaya. Peniliti melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan pasien rawat jalan di poliklinik anak RSI Sunan Kudus.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam kepada 6 informan. Metode pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pendekatan studi kasus (case

  

study) yaitu meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit

tunggal.

  Karateristik informan

Tabel 1

Karateristik Informan di Poliklinik Anak

  No Nama Umur Jenis Kelamin Keterangan

  1 Informan­1

  40 Perempuan Kasubsi Rawat Jalan

  2 Informan­2

  32 Perempuan Responden (Ibu Pasien)

  3 Informan­3

  24 Perempuan Responden (Ibu Pasien)

  4 Informan­4

  43 Perempuan Responden (Ibu Pasien)

  5 Informan­5

  37 Perempuan Responden (Ibu Pasien)

  6 Informan­6

  40 Perempuan Kasubag Keuangan

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kualitas Produk/Jasa

  Hasil wawancara kepada informan mengenai kualitas produk atau jasa dengan pernyataan yaitu tentang SOP di rumah sakit yang termasuk alur tata cara pelayanan rawat jalan, SPM rumah sakit dan tentang pasien tunai dan non tunai. Pelayanan secara keseluruhan di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus termasuk dalam pembahasan kualitas

  Berdasarkan hasil jawaban informan diketahui SOP rawat jalan baru dalam proses, SOP awal di RSI Sunan Kudus yang sudah ditetapakan sudah sesuai dengan pelayanan dengan alur tata cara dari pendaftaran awal diarahkan ke poliklinik sesuai kebutuhan jika ada pemeriksaan laboraturium atau radiologi dan lainya diarahkan ke pemeriksaan tersebut lalu ke loket pembayaran jika pasien non tunai ke loket non tunai jika pasien tunai langsung ke loket pembayaran dan diberi kuitansi oleh bagian keuangan.

  Pelayanan secara keseluruhan yang diberikan rumah sakit ada yang sesuai ada yang tidak misalnya dokter datang terlambat, sering dokter mendadak tidak datang. Menurut pasien pelayanan secara keseluruhan sudah baik dan pasien merasa puas dengan pelayanan rumah sakit. Standar pelayanan minimal sudah diterapkan seperti dokter sudah spesialis semua, tapi waktu tunggu yang menjadi kendala untuk rumah sakit, pasien sering menunggu lama. Menurut Permenkes tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit, dalam peraturan pelayanan rawat jalan di rumah sakit minimal waktu tunggu pasien < 60 menit.

  Ratnasari (2011) kualitas produk atau jasa, artinya pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk atau jasa yang mereka gunakan berkualitas. Supriyanto (2012) dari keseluruhan kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau rumah sakit, pada ahkhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pasien mengenai kepuasan yang dirasakan. Kepuasan yang sesungguhnya dirasakan pasien adalah presepsi pasien terhadap kualitas produk tersebut. Di dalam mengevaluasi produk atau jasa, pasien menilai berbagai kualitas pelayanan maupun kualitas produk di rumah sakit.

  Kualitas Pelayanan

  Hasil wawancara tentang kualitas pelayanan bahwa fasilitas dan sarana di rumah sakit seperti alat kesehatan sudah memadai, tetapi beberapa informan menyatakan ruang tunggu di poliklinik anak masih kurang dan tempat kurang nyaman membuat surat pengajuan kepada rumah sakit. Pasien sudah jelas dengan informasi prosedur pelayanan dan persyaratan pendaftaran, jika pasien kurang jelas petugas akan menjelaskan. Pasien sudah terpenuhi kebutuhanya dan sikap petugas yang ramah saat pelayanan. Pasien yang menjadi informan tidak pernah mengalami salah obat/ salah diagnosa.

  Menurut undang­undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit harus mempunyai persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan non medis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, kemananan, keselamatan dan layak pakai. Pada pasal 29 rumah sakit mempunyai kewajiban menyediakan sarana dan prasaran umum yang layak pakai antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak­anak, lanjut usia. Jadi ruang tunggu yang kurang dan tempat yang kurang nyaman belum memenuhi persyaratan peralatan rumah sakit. Di dekat poliklinik anak belum adanya tempat bermain untuk anak, sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 135 ayat 1 adalah pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat wajib menyediakan tempat dan sarana lain untuk bermain anak yang memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

  Menurut undang­undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, kewajiban rumah sakit adalah memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat dan memberikan informasi yang jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien, sedangakan pasien mempuyai hak memperoleh informasi mengenai meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis.

  Kualitas pelayanan yaitu pasien akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang pelanggan harapkan (Ratnasari, 2011). Menurut Vincent Gesperz (dalam Herlambang, 2016) bahwa kualitas pelayanan meliputi beberapa dimensi yaitu, kualitas waktu pelayanan berkaitan dengan waktu tunggu dan proses, kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan dan keramahan atau sikap petugas, tanggung jawab dalam penanganan keluhan pasien, fasilitas dan sarana rumah sakit tempat pelayanan dan ketersediaan informasi atau panduan lainya.

  Faktor Emosional

  Faktor emosi yaitu perasaan pasien yang dirasakan untuk menunjukan puas dan ketidakpuasan pelayanan. Pasien yang menjadi informan saat diwawancara tidak pernah menyampaikan keluhan pelayanan dan tidak ada keluhan tapi waktu tunggu lama yang dialami informan dapat menjadi salah satu keluhan pasien. Petugas sering mendapatkan keluhan dari pasien seperti waktu tunggu lama, dokter datang terlambat, antri pembayaran lama dan sebagainya itu artinya masih ada pasien yang mengeluh atas pelayanan di rumah sakit. Untuk pasien tunai dan non tunai, mereka tidak merasa dibedakan, petugas juga menyatakan hal tersebut. Perbedaanya cuma dipersyaratan pendaftaran. Ratnasari (2011) faktor emosional yaitu keyakinan dan rasa bangga terhadap produk atau jasa yang telah digunakan. Kepuasan yang di peroleh dari nilai sosial atau yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap pelayanan tertentu.

  Faktor Biaya

  Menurut pasien yang menjadi informan tidak ada masalah dalam biaya pelayanan dan tidak ada biaya tambahan, pasien juga sudah dijelaskan mengenai rincian biaya pengobatan dan diberikan bukti yang sah berupa kuitansi setelah proses pembayaran oleh bagian keuangan. Untuk persyaratan dari pasien tunai maupun non tunai tidak rumit kecuali prosesnya yang berbeda. Jadi, pada faktor biaya ini di RSI Sunan Kudus tidak ada masalah.

  Menurut undang­undang tahun 2009 tentang rumah sakit, pasien mempunyai hak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko serta perkiraan biaya pengobatan. Pasien mempunyai hak medapat informasi rician biaya pengobatan dengan itu biaya yang dibayarkan sesuai pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh rumah sakit.

  Suatu produk jasa harus dibandingkan dengan berbagai biaya (pengorbanan) yang ditimbulkan dalam pelayanan tersebut. Konsumen (pasien) dihadapkan dengan berbagai pertimbangan mengenai dengan apa yang mereka dapatkan dengan harga sekian apabila mereka mendapat pelayanan tersebut (Supriyanto, 2012). Dengan kata lain pelayanan yang diberikan sebanding dengan harga yang dibayarkan, jika kebutuhan yang diharapkan pasien tercapai, pasien tidak ragu dengan biaya yang dibayarkan karena mereka mendapatkan pelayanan yang sesuai, sebaliknya jika apa yang mereka butuhkan belum tercapai pasien mempertimbangkan harga dengan pelayanan tersebut.

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  1. Kualitas produk/jasa : Standar pelayanan minimal di rumah sakit masih kurang misalnya waktu tunggu lebih dari standar pelayanan yang seharusnya <60 menit. lengkap, tetapi beberapa informan menyatakan tempatnya kurang nyaman dan ruang tunggu yang kurang.

  3. Faktor emosional : Petugas di rumah sakit sering menerima keluhan pelayanan dari pasien dari proses pendaftaran yang lama, dokter datang terlambat, dan antri pembayaran lama.

  4. Faktor biaya : Pasien tunai dan non tunai tidak ada masalah dari biaya maupun proses pelayanan, tidak dibedakan dan pasien tidak merasa dibedakan hanya saja persyaratan yang berbeda antara pasien tunai dan non tunai.

  5. Pelayanan secara keseluruhan pasien merasa puas.

  Saran

  1. Jam praktik dokter harus disesuaikan. Jika dokter datang terlambat maka diberikan alasan yang jelas kepada pasien.

  2. Perlu ditambahkan tempat duduk diruang tunggu poliklinik anak.

  3. Adanya tulisan jelas yang ditempel didinding tentang informasi pendaftaran awal maupun di rawat jalan poliklinik anak tentang berkas yang diperlukan saat mendaftar dan proses pelayanan dari awal sampai terakhir.

DAFTAR PUSTAKA

  Febriani, Valentina Anissa. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

  Kepuasan Konsumen. Skripsi. Jurnal Ekonomika Dan Bisnis Universitas Dipenegoro.

  Herlambang, Susatyo. (2016). Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Gosyen Publishing : Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta : Jakarta. Peraturan Undang­Undang Nomor 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit. Peraturan Undang­Undang Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan. Pohan, Imbalo S. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar Dasar Pengertian

  dan Penerapan. EGC : Jakarta

  Ratnasari, Ririn Tri dan Mastuti. (2011). Manajemen Pemasaran Jasa. Ghalia Indonesia : Bogor

  Supriyanto, Yuda. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Kariadi Semarang.

  Skripsi. Jurnal Program Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenegoro Semarang.

  

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL PEMAKALAH

SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL

LPPM STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

  A. Ketentuan Artikel

  Artikel disusun sesuai format baku terdiri dari: Judul Artikel, Nama Penulis,

  Abstrak(bahasa inggris), Intisari(bahasa Indonesia), Latar Belakang, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.

  Naskah maksimal 8 halaman, tulisan times new roman ukuran 12 font, ketikan 1 spasi , diketik dalam 1 kolom, jarak tepi 3 cm, dan ukuran kertas A4. Naskah menggunakan bahasa Indonesia baku, setiap kata asing diusahakan dicari padanannya dalam bahasa Indonesia baku, kecuali jika tidak ada, tetap dituliskan dalam bahasa aslinya dengan ditulis italic.

  B. Format Penulisan Judul Naskah

  Judul ditulis secara jelas dan singkat dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan isi pokok/variabel, maksimum 20 kata. Judul diketik dengan huruf Book Antique, ukuran font 13, bold UPPERCASE, center, jarak 1 spasi.

  Nama Penulis

  Meliputi nama lengkap penulis utama tanpa gelar dan anggota, disertai nama institusi/instansi, alamat institusi/instansi, kode pos, PO Box, dan e­mail penulis. Data Penulis diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 11, center, jarak 1spasi

  Abstrak dan Intisari

  Ditulis dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, dibatasi 250­300 kata dalam satu paragraf, bersifat utuh dan mandiri.Tidak boleh ada referensi. Abstrak terdiri dari: latar belakang, tujuan, metode, hasil analisa statistik, dan kesimpulan. Disertai kata kunci/keywords. Intisari dalam Bahasa Indonesia diketik dengan hurufTimes New Roman, ukuran font 11, jarak 1 spasi. Abstrak Bahasa Inggris diketik dengan huruf Times New

  Roman, ukuran font 11, italic, jarak 1spasi.

  Latar Belakang

  Berisi informasi secara sistematis/urut tentang: masalah penelitian, skala masalah, kronologis masalah, dan konsep solusiyang disajikan secara ringkas dan jelas.

  Metode Penelitian

  Berisi tentang: jenis penelitian, desain, populasi, jumlah sampel, teknik sampling, karakteristik responden, waktu dan tempat penelitian, instrumen yang digunakan, serta uji analisis statistik yang digunakan disajikan dengan jelas.

  Hasil dan Pembahasan

  Hasil penelitian hendaknya disajikan secara berkesinambungan dari mulai hasil penelitian utama hingga hasil penunjang yang dilangkapi dengan pembahasan. Hasil dan pembahasan dapat dibuat dalam suatu bagian yang sama atau terpisah. Jika ada penemuan baru, hendaknya tegas dikemukakan dalam pembahasan. Nama tabel/diagram/gambar/skema, isi beserta keterangannya ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi nomor sesuai dengan urutan penyebutan teks. Satuan pengukuran yang digunakan dalam naskah hendaknya mengikuti sistem internasional yang berlaku.

  Simpulan dan Saran

  Kesimpulan hasil penelitian dikemukakan secara jelas.Saran dicantumkan setelah kesimpulan yang disajikan secara teoritis dan secara praktis yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.

  Ucapan Terima Kasih(apabila ada)

  Apabila penelitian ini disponsori oleh pihak penyandang dana tertentu, misalnya hasil penelitian yang disponsori oleh KEMENRISTEK DIKTI, DINKES, dsb.

  Daftar Pustaka

  Sumber pustaka yang dikutip meliputi: jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan sumber pustaka lain yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber pustaka disusun berdasarkan sistem Harvard.Jumlah acuan minimal 10 pustaka (diutamakan sumber pustaka dari jurnal ilmiah yang uptodate 10 tahun sebelumnya). Nama pengarang diawali dengan nama belakang dan diikuti dengan singkatan nama di depannya. Tanda “&” dapat digunakan dalam menuliskan nama­nama pengarang, selama penggunaannya bersifat konsisten. Cantumkan semua penulis bila tidak lebih dari 6 orang. Bila lebih dari 6 orang, tulis nama 6 penulis pertama dan selanjutnya dkk. Daftar Pustaka diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 12, jarak 1 spasi.

  C. Tata Cara Penulisan Naskah

Anak Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold UPPERCASE

Sub Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold, Italic Kutipan : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 10, italic Tabel : Setiap tabel harus diketik dengan spasi 1, font 11 atau disesuaikan. Nomor

  tabel diurutkan sesuai dengan urutan penyebutan dalam teks (penulisan nomor tidak memakai tanda baca titik “.”).Tabel diberi judul dan subjudul secara singkat.Judul tabel ditulis diatas tabel.Judul tabel ditulis dengan huruf Times New Roman dengan font 11, bold (awal kalimat huruf besar) dengan jarak 1 spasi, center.Antara judul tabel dan tabel diberi jarak 1 spasi.Bila terdapat keterangan tabel, ditulis dengan font 10, spasi 1, dengan jarak antara tabel dan keterangan tabel 1 spasi.Kolom didalam tabel tanpa garis vertical. Penjelasan semua singkatan tidak baku pada tabel ditempatkan pada catatan kaki.

  Gambar : Judul gambar diletakkan di bawah gambar. Gambar harus diberi nomor

  urut sesuai dengan pemunculan dalam teks. Grafik maupun diagram dianggap sebagai gambar. Latar belakang grafik maupun diagram polos. Gambar ditampilkan dalam bentuk 2 dimensi. Judul gambar ditulis dengan huruf Times New Roman dengan font 11, bold (pada tulisan “gambar 1”), awal kalimat huruf besar, dengan jarak 1 spasi, center Bila terdapat keterangan gambar, dituliskan setelah judul gambar.

  Rumus :ditulis menggunakan Mathematical Equation, diketik center

  D. Teknis Pelaksanaan Seminar Pemakalah

  Pemakalah Seminar Kesehatan “Health Events for All” LPPM STIKES Cendekia Utama Kudus dapat memilih pelaksanaan seminar dalam bentuk:

  1. Oral Presentasi (format PPT maksimal 10 halaman) atau

  2. Poster (sesuai ketentuan pembuatan/ penatakelolaan poster)

PENATAKELOLAAN POSTER

  

SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL” 2017

  Poster yang akan dicetak dan diseminarkan di Seminar Kesehatan “Health Events

  for All” dibuat dengan memperhatikan ketentuan­ketentuan sebagai berikut:

  a. poster dalam bentuk cetak berjumlah 1 (satu) lembar ukuran tinggi x lebar adalah 70 cm x 70 cm dipasang secara vertikal; b. poster harus dapat terbaca dengan baik dalam jarak maksimum 7 kaki atau sekitar 2 meter; c. jumlah kata maksimum 250;

  d. pedoman tipografi: 1. teks ditulis rata kiri (left justified), kecuali ada pengaturan ruang antar kata); dan 2. diketik dengan jarak 1,2 spasi (line spacing).

  e. sub­judul ditulis dengan ukuran lebih besar daripada teks (dapat juga ditulis dengan memberi garis bawah (underline) atau dengan menggunakan cetak tebal (bold);

  f. panjang kolom tidak boleh lebih dari 11 kata;

  g. jenis huruf (font) tidak boleh lebih dari 2 jenis typeface;

  h. tidak diperkenankan untuk menggunakan huruf kapital (capital letter) semua; i. margin harus disesuaikan dengan besar kolom; j. desain lay­out poster harus memperhatikan prinsip keseimbangan formal dan non­ formal, yang mencakup:

  1. aspek simetris dan asimetris; 2. prinsip kesatuan pengaturan elemen gambar, warna, latar belakang, dan gerak; dan 3. mampu mengarahkan mata pembaca mengalir ke seluruh area poster. k. pertimbangkan hirarki dan kontras untuk menunjukkan penekanan objek atau aspek­aspek yang mendapat perhatian khusus atau diutamakan; l. isi poster harus dapat terbaca secara terstruktur untuk kemudahan 'navigasi'nya; m. poster harus memuat:

  1. bagian atas berisi judul, NIDN (bagi Dosen), nama pelaksana, dan logo Perguruan Tinggi;

  2. bagian tengah (bagian isi) berisi latar belakang (pengantar atau abstrak), Metode, Hasil Utama Penelitian (teks dan gambar atau fotografi atau skema), Simpulan, dan Referensi (tambahan); dan

  3. bagian bawah dapat disisipkan logo sponsor atau lembaga, detail kontak, tanggal dan waktu penelitian. n. gambar produk dapat ditampilkan untuk mendukung visualisasi pelaksanaan kegiatan; o. poster dibuat menggunakan aplikasi pengolah grafik, seperti Corel Draw, Adobe

  Photoshop, Microsoft Powerpoint dan aplikasi sejenis lainnya (grafik, tabel atau hasil dokumentasi fotografi dapat ditampilkan); p. Poster wajib dibawa pada saat kegiatan dan diemail ke: hefa.stikescendekiautama@gmail.com dengan resolusi file poster minimal 1024 x

  1024 pixel, dan maksimum 3543 x 3543 pixel; format JPG/JPEG dengan ukuran maks 5 MB.