Istilah dan Pengertian Asuransi
- Menurut Pasal 246 KUHD , asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena kehilangan, kerusakan atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, yang akan dideritanya karena kejadian tidak pasti. 2
- Menurut UU No. 40 tahun 2014 ttg Perasuransian , Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
- Pasal 1 angka 1 UU No. 2 tahun 1992 menyatakan: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan Lanjutan pengertian.....
- Dalam setiap keputusan hidup yang dilakukan
- Dg adanya UU Perasuransian 2014, hanya oleh manusia akan selalu memiliki risiko.
- Risiko adalah kemungkinan adanya kerugian yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan terjadi tetapi tidak dapat diketahui apakah akan
- KUHD dan UU Perasuransian 1992 tidak terjadi dan kapan akan terjadi menyebutkan siapa yg dimaksudka
- Dengan demikian, Risiko mengandung makna penanggung .
- Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
- Pure Risk (Risiko Murni) tersebut kepada pihak lain.
- Pengalihan
- Pengalihan risiko tersebut dilakukan berd
- Speculative Risk (Risiko Spekulatif)
- Risiko yang dapat dilekatkan pada Asuransi dibagi menjadi tiga golongan:
- Secara umum diatur dalam pasal 246- 286 KUHD yang
- Asuransi khusus diatur dalam pasal 592- pasal 695
- – Tidak mengatur tentang Asuransi Pengangkutan
- Premi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam asuransi karena merup
- Pasal 1774 BW menggolongkan Asuransi sebagai perjanjian Untung-Untungan
- Akan tertanggung kepada penanggung.
- Dibayar lebih dulu oleh tertanggung ke
- Dalam Asuransi Penanggung juga harus mempertimbangkan besarnya resiko yang harus ditanggung dan menerima kontra
- Besarnya jumlah premi ditentukan berd
- Namun, juga tidak dapat dikategorikan sebagai perjanjian timbal balik. Karena kemungkinan ketidakseimbangan prestasi para pihak penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung.
- Asuransi terkait Perjanjian Untung-Untungan hanya dalam
- Premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk
- Pengadaan perjanjian asuransi didasarkan pada
- Pasal 1320 BW
- Perjanjian Asuransi dari bentuknya: Perjanjian
- Sifat Konsensual terlihat dari pasal 257 KUHD
- Pasal 251
- Pasal 257 KUHD tersebut merupakan penerobosan
- Polis sebagai bukti asuransi berfungsi sebagai alat bukti tertulis yang menyatakan bahwa telah terjadi perjanjian asuransi antara penanggung dan tertanggung.
- Isi polis menurut pasal 256 KUHD setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus yakni: 21 Isi Polis
- Pembagian berdasarkan Ilmu Hukum: >Tujuan Asuransi Kerugian adalah memberikan penggantian kerugian yang mungkin timbul pada harta kekayaan tertanggung.
- Tujuan Asuransi jumlah adalah untuk mendapatkan pembayaran sejumlah uang tertentu, tidak tergantung apakah persoalan peristiwa tersebut menimbulkan kerugian atau tidak.
- Perbedaan asuransi jumlah dan kerugian dapat
- Apabila
- Apabila penanggung mengikatkan dirinya untuk
- Dalam perkembangannya ada beberapa jenis
- Pada
- Semua perjanjian asuransi harus memiliki kepentingan
- Prinsip Kepentingan yang membedakan asuransi
- Prinsip Kepentingan dijabarkan dalam ketentuan
- Kepentingan yang dapat diasuransikan adalah semua kepentingan yang dapat dinilai dengan sejumlah uang, dapat diancam oleh suatu bahaya, 29 dan tidak dikecualikan UU (Pasal 268 KUHD) 30 Prinsip Indemnitas
- Melalui perjanjian asuransi penanggung akan memberikan proteksi akan kemungkinan kerugian ekonomi yang akan diderita tertanggung. • Prinsip Itikad baik diatur dalam pasal 251 KUHD Penanggung memberikan proteksi dalam bentuk tersebut menekankan kewajiban
- Pasal kesanggupan untuk memberikan penggantian tertanggung untuk memberikan keterangan atau kerugian kepada tertanggung yang mengalami informasi yang benar kepada pihak penanggung kerugian karena peristiwa yang tidak pasti
- Dalam perkembangan hukum kontrak, kewajiban (evenement)
- Asuransi akan mengembalikan posisi keuangan informasi yang benar dan lengkap menjadi tertanggung setelah mengalami suatu kerugian, kewajiban itikad baik pra kontrak.
- Prinsip Indemnitas tersirat dalam pasal 246 KUHD
- Menurut pasal 1 butir 7 UU No. 40 tahun 2014, Usaha Reasuransi adalah usaha jasa pertanggungan ulang
- Diatur dalam pasal 284 KUHD
- Menentukan apabila tertanggung sudah mendapatkan perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi pergantian atas dasar prinsip indemnity, maka si lainnya tertanggung tidak berhak lagi memperoleh
- Reasuransi adalah suatu perjanjian antara satu penanggung penggantian dari pihak lain.
- Suatu prinsip yang mengatur dalam hal seorang menerima seluruh atau sebagian risiko yang diberikan Penanggung telah menyelesaikan pembayaran ganti- kepadanya.
- Reasuransi dalam arti usaha asuransi yang memberikan otomatis hak yang dimiliki Tertanggung untuk jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang menuntut pihak ketiga yang menimbulkan kerugian dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa.
- Pengertian Asuransi Rangkap penanggung dari kerugian-kerugian yang dalam pasal 252 KUHD ditentukan sewaktu-waktu dapat mengganggu likuiditas
- Menurut ketentuan pasal 252 KUHD tersebut , jika benda sudah diasuransikan dengan nilai penuh
- Asuransi memperkaya diri melalui asuransi rangkap.
ASURANSI
1 Istilah dan Pengertian Asuransi
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Hubungan antara Risiko dengan Asuransi
PERUSAHAAN saja yg dapat menjadi Penanggung
sesuatu yang dapat membawa untung dan rugi. 5 Risiko dapat bermakna positif dan negatif. 6
Karakteristik Risiko
menghindari risiko adalah mengalihkan risiko
Akibat suatu peristiwa hanya 1 kerugian
risiko kepada pihak lain ialah finansial
Contoh : musibah kebakaran, bencana alam,
Perusahaan Asuransi sebagai pihak penerima risiko perampokan, sakit, kematian. dan pihak yang mampu mengelola risiko.
Perjanjian Asuransi
akibat suatu peristiwa ada 2 untung ATAU rugi contoh : membeli saham
Tidak semua risiko bisa diasuransikan. Hanya risiko murni
1. Risiko Pribadi atau Perorangan yang dapat diasuransikan. Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan
2. Risiko Harta Kekayaan
Klasifikasi Risiko dalam Asuransi Suatu Risiko dapat diasuransikan jika..
1. Kapan terjadinya tidak dapat dipastikan sebelumnya
1. Risiko Murni (Pure Risk)
2. Jika terjadi, pasti menimbulkan kerugian yang
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
dapat dinilai dengan uang
3. Risiko Khusus (Particular Risk)
3. Terjadi tiba-tiba / Tanpa direncanakan
4. Risiko Fundamental (Fundamental
4. Risiko justru ingin dihindari
Risk)
5. Dapat dilihat secara fisik
5. Risiko Individu (Individual Risk)
6. Dapat pula tidak terlihat
6. Risiko Harta (property risk)
7. Risiko Tanggung-Gugat (liability risk) 9 10 Dasar Hukum Asuransi
A. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
7. Harus risiko murni, artinya hanya berpeluang
berlaku untuk semua jenis asuransi
menimbulkan kerugian;
8. Kerugian timbul akibat bahaya/peristiwa KUD dengan rincian: tidak pasti;
1. Asuransi kebakaran pasal 287-298 KUHD
9. Tidak dilarang undang-undang dan tidak
2. Asuransi Hasil Pertanian Pasal 299-301 KUHD
bertentangan dengan ketertiban umum
3. Asuransi Jiwa Pasal 302- 308 KUHD
4. Asuransi Pengangkutan Laut dan Perbudakan Pasal 592- 685 KUHD (asuransi perbudakan sdh dihapuskan)
5. Asuransi Pengangkutan darat, sungai dan perairan Pasal 686-695 KUHD B. Undang-Undang Perasuransian No 40 Tahun 2014
Dari Pasal 246 KUHD tersebut dapat ditarik beberapa unsur Asuransi, yakni:
1. Ada dua pihak yang terkait yakni Penanggung dan Tertanggung.
2. Ada pengalihan resiko dari penanggung ke tertanggung
3. Ada premi yang harus dibayar tertanggung kepada penanggung
4. Adanya unsur peristiwa tidak pasti
5. Ada unsur ganti rugi apabila terjadi suatu peristiwa tidak pasti 14 SUBYEK ASURANSI
13 Unsur-Unsur Asuransi
OBYEK ASURANSI
Menurut Pasal 246 KUHD dapat disimpulkan bahwa ada dua pihak yang berperan sebagai subyek asuransi, yaitu : a. Pihak tertanggung, adalah pihak yang mempunyai harta benda yang diancam bahaya. Pihak ini bermaksud untuk mengalihkan risiko atas harta bendanya, atas peralihan risiko tersebut pihak tertanggung mempunyai kewajiban untuk membayar premi.
b. Pihak penanggung, yakni pihak yang mau menerima risiko atas harta benda orang lain, dengan suatu kontra prestasi berupa premi. Dengan demikian apabila terjadi peristiwa yang mengakibatkan keinginan penanggunglah yang memberi ganti rugi
Objek Asuransi adalah jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, benda dan jasa, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan/atau berkurang nilainya. (Pasal 1 butir 25 UU. No. 40 tahun 20014)
Asuransi Sebagai Perjanjian Untung- Premi Asuransi
Untungan
kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh
tetapi, Sebagian Ahli Hukum berpendapat bahwa
penggolongan tersebut kurang tepat. Terdapat perbedaan mendasar antara Asuransi dan Perjanjian untung-untungan
penanggung prestasi dalam bentuk premi.
bisa muncul.
besarnya kewajiban penanggung dalam asuransi pertanggungan
menetukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau tersebut atas suatu kejadian yang mungkin terjadi. tidak. 17 18 Perjanjian Asuransi
Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi
pasal 225 KUHD yang menyebutkan semua asuransi
harus dibentuk secara tertulis dengan akta yang 1. sepakat mereka yang mengikatkan diri dinamakan polis
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu Konsensual
4. Sebab yang diperbolehkan
5. Kewajiban pemberitahuan tentang objek terhadap pasal 255 KUHD yang mensyaratkan asuransi dari tertanggung kepada penanggung bahwa perjanjian asuransi harus dibuat dalam suatu
Polis
1. Hari dan Tanggal pembuatan perjanjian
2. Nama tertanggung
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
4. Bahaya-bahaya atau evenemen yang ditanggung oleh penanggung
5. Saat evenemen mulai berjalan atau berakhir
6. Premi Asuransi
7. Keadaan Umum dan Janji-janji khusus yang dibuat para pihak 22 Penggolongan Asuransi
1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jumlah Lanjutan.....
JENIS-JENIS ASURANSI Lanjutan....
Menurut UU No. 40 tahun 2014 ttg Perasuransian
dilihat dari terhadap prestasi apakah penanggung
1. Usaha asuransi umum mengikatkan diri.
2. Usaha asuransi jiwa
penanggung mengikatkan diri untuk
3. Usaha reasuransi
Menurut pasal 247 KUHD, ada 5 macam asuransi:
melakukan prestasi memberikan sejumlah uang
1. Asuransi terhadap kebakaran
yang telah ditentukan sebelumnya, maka termasuk
2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian asuransi jumlah.
3. Asuransi terhadap kematian orang
4. Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan
melakukan prestasi dalam bentuk penggantian
5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan
kerugian sepanjang ada kerugian, maka termasuk
didarat dan di sungai-sungai
asuransi kerugian 25
Fungsi Asuransi asuransi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori asuransi jumlah maupun
1. Pemindahan risiko asuransi kerugian.
2. Pengumpulan dana
prakteknya penggolongan asuransi
3. Premi yang seimbang
dibagi sebagai berikut:
4. Merangsang pertumbuhan usaha
5. Keamanan, sehingga tertanggung bisa lebih
a. Asuransi Jiwa (life insurance)
nyaman beraktifitas
b. Asuransi Umum
6. Pencegahan dan pengendalian kerugian
c. Asuransi Sosial
7. Manfaat sosial
d. Asuransi Kesejahteraan Sosial
Prinsip Kepentingan Prinsip-Prinsip Asuransi
pihak yang bermaksud mengadakan
1. Prinsip Kepentingan yang dapat yang diasuransikan diasuransikan
2. Prinsip Indemnitas dan perjudian (perjanjian untung-untungan)
3. Prinsip Itikad Baik
4. Prinsip Subrogasi bagi penanggung
pasal 250 KUHD
5. Prinsip Kontribusi
Prinsip Itikad Baik
para pihak dalam perjanjian untuk menjelaskan
seperti yang tertanggung miliki sebelum kerugian
Prinsip Subrogasi REASURANSI
terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi,
dengan satu atau lebih penanggung ulang. Penanggung wajib memberi dan penanggung ulang sepakat wajib
rugi yang diderita oleh Tertanggung, maka secara
dan atau kerusakan tersebut beralih ke Penanggung.
Manfaat Reasuransi Asuransi Rangkap
1. memberi Jaminan atau perlindungan kepada
“ kecuali dalam hal yang ditentukan oleh perusahaan mereka UU, tidak boleh diadakan asuransi kedua
2. Sebagai alat penyebar resiko untuk waktu yang sama dan untuk evenemen yang sama atas benda yang sudah diasuransikan dengan nilai penuh, dengan ancaman asuransi kedua itu batal”
Penyebab Asuransi Rangkap Dilarang
tidak boleh lagi diasuransikan lagi untuk waktu dan
1. Mencegah ganti kerugian yang didapat evenemen yang sama. Jika diadakan asuransi tertanggung melebihi nilai benda (menjaga kedua makan akan batal. Asuransi semacam ini berlakunya prinsip keseimbangan/ indemnitas) disebut dengan asuransi rangkap (double
2. Mencegah asuransi menjadi perjanjian yang
insurance)
bersifat perjudian sehingga tertanggung dapat rangkap atas benda, waktu dan
evenemen yang sama hanya diperbolehkan ketika asuransi pertama tidak bernilai penuh dan asuransi-asuransi berikutnya hanya mengikat nilai sisanya menurut urutan waktu asuransi diadakan. 37 38