T1 232010002 Full text
BUKTI DAN TINGKATAN PERILAKU STICKY COST PADA
BERBAGAI UKURAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Oleh:
DHONI RIZKY WIDYA MARDIKA
NIM: 232010002
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
: EKONOMIKA DAN BISNIS
: AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
i
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jl. Diponegoro 52-60
: (0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsaia
Salatiga 50711-Indonesia
Fax. (0298)-321433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: DHONI RIZKY WIDYA MARDIKA
NIM
: 232010002
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul
: BUKTI DAN TINGKATAN PERILAKU STICKY COST
PADA BERBAGAI UKURAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Pembimbing : 1. Hari Sunarto SE., MBA, Phd
Tanggal diuji : 24 Januari 2014
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan
pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 4 Januari 2014
Yang memberi pernyataan,
DHONI RIZKY WIDYA MARDIKA
ii
MOTTO
fa idzaa „azamta fatawakkal „alallaah..
“Jika kamu sudah berazzam/bertekad bulat, maka
bertawakkallah Kepada Allah..”
(QS. 3: 159)
iv
Abstract
This study aimed to see whether there is any indication of the behavior of costs
at sticky manufacturing companies in Indonesia 2009-2012. Then the authors see if
the manufacturing company is divided into size Large, Medium, and Small has a
shrinking amount of stickiness of Large, medium, and Small by average total assets.
sticky indication of behavior can be seen from the response costs Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) when there is a change between periods
discriminant sales up and down the sales period. sticky behavioral levels will be
compared to the cost of the companies size large, medium, and small sizes to see
which company has the largest cost sticky behavioral level, intermediate and smallest.
The results in this study is an indication of the behavior of costs at sticky
Indonesian manufacturing firms in the period 2009-2012. But apparently only large sized companies that indicate a cost sticky behavior, on the other hand Small and
Medium sized companies indicate Anti-sticky behavior. This provides information to
the management of large sized manufacturing companies to be careful in deciding to
use the commited resources when there is a decrease in activity .
Keywords : sticky Behavior of cost , size of company
v
Saripati
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat indikasi perilaku sticky
cost pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2012. Kemudian penulis
melihat apakah perusahaan manufaktur yang dibagi kedalam ukuran Large, Medium,
dan Small memiliki besaran Stickiness yang semakin mengecil dari Large, medium,
dan Small berdasarkan rata-rata total asset. Indikasi perilaku sticky cost dapat dilihat
dari respon Selling, General, and Administrative cost (SG&A) ketika terjadi
perubahan penjualan dan mendiskriminankan antara periode penjualan naik dan
periode penjualan turun. Tingkatan perilaku sticky cost akan dibandingkan dari
ukuran perusahaan large, medium, dan small untuk melihat mana ukuran perusahaan
yang memiliki tingkatan perilaku sticky cost terbesar, menengah dan terkecil.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya indikasi perilaku sticky cost
pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2012. Namun ternyata hanya
perusahaan berukuran large yang mengindikasikan adanya perilaku sticky cost, di sisi
lain perusahan berukuran Small dan Medium mengindikasikan adanya perilaku Antisticky. Hal ini memberikan informasi kepada manajemen perusahaan manufaktur
berukuran large agar dapat berhati-hati dalam memutuskan untuk menggunakan
sumber daya yang tak terpakai ketika terjadi penurunan aktivitas.
Kata kunci: Perilaku sticky cost, Ukuran perusahaan
vi
KATA PENGANTAR
Perilaku sticky cost merupakan kelengketan biaya yang mempengaruhi laba
perusahaan. Hal ini berdampak buruk karena laba perusahaan akan sulit mencapai
laba akibat biaya yang bersifat sulit menyesuaikan penurunan aktivitas. Sehingga hal
ini menarik untuk melihat perilaku sticky cost apakah terjadi pada perusahaan di
Indonesia.
Perilaku sticky cost ini disebabkan oleh peran manajer yang bersifat optimis
terhadap penjualan masa depan sehingga manajer berusaha mempertahankan
utilization ketika aktivitas menurun sehingga laba dalam periode itu tidak bisa
maksimal.
Penulis sadar dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu
penulis menerima kritik dan saran atas penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat
menambah wawasan dan tambahan ilmu khususnya dalam bidang akuntansi.
Salatiga, 4 januari 2014
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT sang pencipta alam raya ini yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia Nya yang tak terhingga kepada saya. Dalam
proses penulisan skripsi ini begitu banyak hambatan, dorongan, motivasi, dan lain
sebagainya. Sehingga pada saat ini izinkan saya untuk berterima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu saya selama penulisan ini yaitu:
1. Baginda Rasulullah Muhammad SAW panutanku dalam kehidupan. Engkau selalu
kami rindukan dan kami dambakan akan memberikan syafaat kepada kami
umatmu yang selalu melakukan kesalahan...
2. Bapak, Ibu saya yang selalu ada dalam hati saya sebagai daya semangat yang
sungguh luar biasa bagi saya. Terima kasih atas berbagai semangat dan dorongan
dalam berbagai bentuk materiil maupun non materiil.
3. Bapak Hari Sunarto SE, MBA, PhD. yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing saya guna menyelesaikan skripsi ini. Dan juga sebagai dekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana tempat saya
menimba ilmu akuntansi.
4. Ibu Suzy Novianty SE, M.Si, Akt.,CPA. yang telah menjadi wali studi saya
selama saya menimba ilmu di FEB UKSW. Terima kasih atas berbagai saran
dalam pemilihan mata kuliah ketika perwalian.
5. Seluruh dosen di FEB UKSW yang telah mengajarkan kepada saya dan juga
teman mahasiswa lain tentang ilmu akuntansi dan ekonomi. Terima kasih atas
segala ilmu yang bapak dan ibu berikan kepada kami.
6. Seluruh staff di FEB UKSW yang membantu kami dalam kepengurusan
administrasi selama kuliah. Dan juga staff perpustakaan yang selama ini
mengijinkan kami meminjam berbagai sumber buku yang bermanfaat bagi
perkuliahan kami.
7. Saudara-saudaraku: Eyang, Pakde, Budhe, Om, Tante, Sepupu... Thank you all
8. Om Taufik yang sudah jauh jauh dari Rembang buat memeberikan banyak
masukan tentang olah data. Thank you.. Om....
9. Yuniasih Wahyuningtyas yang sudah menyemangati saya hingga skripsi ini
selesai. I will always love you ....
viii
10. Om Cong yang sudah mengajarkan berbagai pelajaran yang sangat penting kepada
saya. Sekaligus menjadi sahabat gila saya selama kuliah... thank you bro....
11. Cong comunity: Lea, Risvia, Diven, Monic, Tyas, Om cong, Rara, Risang, Cella
termakasih ya sayang-sayangku sudah meluangkan waktu buat kita selalu tertawa
disetiap saat...Semoga suatu saat nanti kita bisa nostalgia saat-saat tertawa
bersama yang tak akan pernah bisa tergantikan..
12. Suncrackers: Alip , Aldo, Pendonk kalian adalah rasa yang tak tergantikan dalam
bermusik. Thank you brother.....
13. Teman-teman angkatan 2010 FEB UKSW yang selalu menggila disetiap saat.
Kalian luar biasa kawan-kawan... sukses selalu buat kalian..
14. Mbak Ti dan Sulis yang selalu membereskan tempat tidur saya, dan
membersihkannya... Thank you mbak....
15. Dan seluruh pihak yang tidak tersebut diatas namun telah membantu banyak
dalam penulisan skripsi ini... Terima kasih
Salatiga, 4 Januari 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................
i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ...................................................................................
ii
Halaman Persetujuan / Pengesahan .................................................................................
iii
Halaman Motto / Persembahan ........................................................................................
iv
Abstract ............................................................................................................................
v
Saripati .............................................................................................................................
vi
Kata Pengantar .................................................................................................................
vii
Ucapan Terima Kasih ......................................................................................................
viii
Daftar Isi ..........................................................................................................................
x
Daftar Tabel .....................................................................................................................
xii
Daftar Lampiran ...............................................................................................................
xiii
Daftar Rumus ...................................................................................................................
xiv
Pendahuluan .....................................................................................................................
1
Masalah Penelitian ...........................................................................................................
3
Persoalan Penelitian .........................................................................................................
3
Tujuan Penelitian .............................................................................................................
3
Manfaat Penelitian ...........................................................................................................
3
Kajian Teoritis dan Empiris .............................................................................................
4
Stickiness pada Selling, General, and Administrative cost (SG&A) ................................
5
Perilaku sticky Cost dalam berbagai ukuran perusahaan .................................................
6
Metode Penelitian ............................................................................................................
7
Model Penelitian ..............................................................................................................
7
Metode Analisis ...............................................................................................................
8
Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................................
9
Perusahaan Manufaktur ...................................................................................................
10
Perusahaan Manufaktur ukuran Large .............................................................................
12
Perusahaan Manufaktur ukuran Medium .........................................................................
14
Perusahaan Manufaktur ukuran Small .............................................................................
16
Tingkatan Perilaku sticky Cost .........................................................................................
18
Kesimpulan ......................................................................................................................
20
Implikasi ..........................................................................................................................
20
Keterbatasan Penelitian ....................................................................................................
21
x
Saran ................................................................................................................................
21
Daftar Pustaka ..................................................................................................................
22
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................................
41
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel ...................................................................................
9
Tabel 2 Ukuran Perusahaan ..........................................................................................
9
Tabel 3 Tabel Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur .........................................
10
Tabel 4 Hasil Pengujian Hipotesis 1 .............................................................................
11
Tabel 5 Tabel Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Large ...............................
12
Tabel 6 Hasil Penguian Perusahaan Manufaktur Large ...............................................
13
Tabel 7 Tabel Statistik Deskriptif Medium ...................................................................
14
Tabel 8 Hasil Pengujian Perusahaan Manufaktur Medium ...........................................
15
Tabel 9 Tabel Statistik Deskriptif Small .......................................................................
16
Tabel 10 Hasil Pengujian Perusahaan Manufaktur Small ..............................................
17
Tabel 11 Tingkatan perilaku sticky Cost berdasarkan ukuran perusahaan ....................
18
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Peneltian ............................................................
25
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian ...............................................................................
28
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................
37
xiii
DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Model Regresi .................................................................................................
7
xiv
Pendahuluan
Perkembangan literatur dalam dunia akuntansi kurang lebih sepuluh tahun terakhir
ini banyak berfokus pada ketidakseimbangan respon biaya ketika terjadi perubahan
aktivitas atau yang disebut dengan perilaku sticky cost. Perilaku sticky cost terjadi saat
respon biaya ketika kenaikan aktivitas lebih besar daripada respon biaya ketika penurunan
aktivitas (Balakrishnan et al, 2011). Dalam buku yang ditulis oleh Cooper dan Kaplan
(1998) juga menguatkan hal yang sama yaitu perilaku sticky cost terjadi bila respon
overhead cost terhadap peningkatan aktivitas secara signifikan lebih kuat dibandingkan
dengan respon overhead cost terhadap penurunan volume aktivitas.
Menurut Argiles dan Blandon (2009) perilaku sticky cost disebabkan oleh
ketidaksesuaian penyesuaian sumber daya ketika kenaikan dan penurunan volume
aktivitas. Lebih sulit melakukan penyesuaian ketika terjadi penurunan aktivitas daripada
ketika terjadi kenaikan aktivitas karena manajemen perusahaan dihadapkan untuk
mengurangi sumber daya ketika terjadi penurunan aktivitas.
Anderson et al (2003) menemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada
Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Terbukti dari 7269 perusahaan,
memiliki rata-rata kenaikan 0,55 persen pada Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) ketika terjadi 1 persen kenaikan penjualan, namun ketika terjadi penurunan 1
persen penjualan, Selling, General, and Administrative costs (SG&A) hanya turun sebesar
0,35 persen. Di Jepang, Teruya et al (2010) menemukan hal yang sama bahwa ada indikasi
perilaku sticky cost pada Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Medeiros dan
Costa (2005) yang mencoba melihat perilaku sticky cost pada perusahaan di Brazil juga
menemukan hal yang sama bahwa Selling, General, and Administrative costs (SG&A) di
Brazil memiliki indikasi perilaku sticky cost.
Perilaku sticky cost terjadi di beberapa negara dan di berbagai sektor industri.
Canon (2011) mencoba melihat perilaku sticky cost di negara United states dan pada
industri transportasi. Canon (2011) menemukan bahwa terdapat indikasi perilaku sticky
cost pada industri transportasi di negara United states terkait reaksi terhadap perubahan
pendapatan.
Porporato dan Werbin (2010) menemukan indikasi perilaku sticky cost di negara
Canada, Argentina, dan Brazil pada sektor keuangan yaitu bank. Porporato dan Werbin
(2010) mengatakan bahwa terdapat perilaku sticky cost pada bank di Canada akibat bank di
canada memiliki asset intensity yang tinggi sehingga akan sulit menyesuaikan biaya ketika
aktivitas menurun.
1
Di negara Kroasia, Pervan dan pervan (2012) menemukan indikasi perilaku sticky
cost pada industri makanan dan minuman selama periode tahun 1999 sampai 2009. Dalam
penelitian Pervan dan Pervan (2012) perilaku sticky cost terbukti pada operating cost yang
naik 0,61 persen ketika penjualan naik 1 persen namun hanya turun 0,52 persen ketika
penjualan menurun 1 persen.
Di sektor perkebunan Spanyol, Argiles dan Blandon (2009) mencoba melihat
perilaku sticky cost sesuai dengan kategori perusahaan small dan large. Argiles dan
Blandon (2009) menemukan bahwa perusahaan perkebunan di Spanyol yang berskala
large memiliki indirect cost yang tinggi, sehingga perusahaan perkebunan berskala large
terdapat indikasi perilaku sticky cost.
Pada akhir penelitian, Argiles dan Blandon (2009) menyarankan untuk penelitian
selanjutnya dapat membagi perusahaan berdasarkan ukuran perusahaan dan melihatnya di
sektor lain selain perkebunan. Selain itu, Weiss (2010) mengatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku sticky cost adalah ukuran perusahaan. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini penulis mencoba menindak lanjuti penelitian dari Argiles dan Blandon
(2009). Penulis melakukan penelitian untuk melihat adanya indikasi perilaku sticky cost
pada perusahaan manufaktur di Indonesia dengan membaginya berdasarkan tiga kategori
ukuran perusahaan yaitu small, medium dan large sesuai dengan rata-rata total asset.
Penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi bagi manajemen perusahaan agar
berhati-hati terhadap tingkatan perilaku sticky cost berdasarkan ukuran perusahaan mereka
masing-masing. Penelitian ini dapat menjadi wawasan bagi pembaca dan penelitian ini
dapat menjadi referensi pengembangan selanjutnya penelitian tentang perilaku sticky cost
di Indonesia dikarenakan perilaku sticky cost berdampak buruk bagi perusahaan. Semakin
tinggi tingkatan perilaku sticky cost di perusahaan maka perusahaan tersebut akan semakin
sulit mencapai laba (Anderson et al, 2003).
Penelitian ini menggunakan Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
sebagai proxy biaya dan penjualan bersih sebagai proxy aktivitas. Indikasi perilaku sticky
cost akan muncul ketika melihat respon Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) terhadap perubahan penjualan bersih dan mendiskriminankan antara periode
penjualan bersih naik dan penjualan bersih turun. Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) dipilih sebagai proxy biaya dikarenakan memiliki nilai yang material dan
komponennya yang bervariasi dan memiliki karakteristik fixed dan variable cost
(Anderson et al, 2003; Teruya et al, 2010).
2
Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pendahuluan, maka masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Adanya perilaku sticky cost membuat perusahaan membutuhkan volume
penjualan yang tinggi untuk mencapai laba.
2. Dalam satu sektor perusahaan, tidak semua perusahaan memiliki perilaku
sticky cost.
3. Tingginya perilaku sticky cost dapat mengurangi tingkat akurasi peramalan
laba.
Persoalan Penelitian
Berdasarkan uraian pendahuluan, maka persoalan penelitian yang berusaha dijawab
oleh penulis adalah:
1. Apakah ada indikasi perilaku sticky cost pada Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) perusahaan manufaktur di Indonesia pada
periode 2009-2012?
2. Apakah besarnya perilaku sticky cost akan semakin besar ketika ukuran
perusahaan juga semakin besar?
Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Untuk menyajikan bukti empiris bahwa perilaku pada Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) sektor manufaktur adalah sticky.
2. Untuk menyajikan bukti empiris ukuran perusahaan manakah yang
memiliki perilaku sticky cost terbesar, sedang dan terkecil.
Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada manajer perusahaan agar dapat berhati-hati
terhadap perilaku sticky cost sesuai dengan ukuran perusahaan mereka
masing masing.
2. Tambahan wawasan bagi pembaca tentang sticky cost.
3. Untuk mengembangkan penelitian sticky cost.
4. Referensi bagi penelitian selanjutnya terkait perilaku sticky cost
berdasarkan ukuran perusahaan.
3
Kajian Teoritis dan Empiris
Perilaku sticky cost diperkenalkan pertama kali oleh Malcolm (1991) yang
menemukan beberapa biaya cenderung tidak mudah disesuaikan. Total biaya akan sulit
disesuaikan karena tingginya fixed cost. Hal ini bermasalah ketika aktivitas naik kemudian
di ikuti dengan biaya yang naik namun ketika aktivitas menurun di ikuti oleh penurunan
biaya yang tidak proporsional. Noreen dan Soderstrom (1997) menemukan bahwa
beberapa biaya memiliki respon yang rendah ketika aktivitas menurun daripada ketika
aktivitas meningkat biaya ini diberi nama oleh Malcolm (1991) adalah biaya yang sticky.
Perilaku sticky cost terjadi bila respon biaya terhadap peningkatan aktivitas secara
signifikan lebih kuat dibandingkan dengan respon overhead cost terhadap penurunan
volume aktivitas (Cooper dan Kaplan, 1998). Sehingga terdapat dugaan bahwa ketika
aktivitas menurun maka terjadi perilaku sticky cost. Penelitian lebih mendalam kemudian
dilakukan oleh Anderson et al (2003). Anderson et al (2003) mengakui peran manajer
dalam menyesuaikan sumber daya ketika menanggapi perubahan aktivitas terkait
perubahan permintaan. Manajer dapat mengenali dan mengendalikan perilaku sticky cost
dengan mempertimbangkan sensitivitas perubahan biaya.
Fakta lain dikatakan dalam penelitian Porporato dan Werbin (2010) dan Nugroho
dan Endarwati (2013) yang mencoba melihat perilaku sticky cost terkait asset intensity.
Salah satu kesimpulan dari penelitian Porporato dan Werbin (2010) adalah Bank of
Canada memiliki asset intensity yang tinggi, oleh karena itu akan sulit menyesuaikan biaya
ketika pendapatan menurun sehingga dalam bank tersebut terdapat perilaku sticky cost.
Dalam penelitian Nugroho dan Endarwati (2013) menemukan bahwa perilaku sticky cost
akan tinggi bila perusahaan manufaktur memiliki asset intensity yang tinggi.
Beberapa penelitian membahas perkembangan lebih lanjut tentang perilaku sticky
cost terkait keputusan manajer. Yasukata dan Kajiwara (2011) mengatakan biaya akan
menjadi sticky ketika manajer berpikir penjualan akan naik di masa yang akan datang.
Manajer akan mempertahankan sumber daya yang tidak digunakan pada periode saat ini
untuk menggunakan sumber daya tersebut pada kenaikan penjualan di masa yang akan
datang walaupun penjualan saat ini sedang menurun. Sehingga sumber daya yang tidak
digunakan tersebut berdampak negatif terhadap laba pada periode akuntansi saat ini.
Lebih lanjut dalam penelitiannya, Yasukata dan Kajiwara (2011) menjelaskan bahwa
Stickiness akan semakin besar ketika manajer semakin optimis terhadap kenaikan
penjualan di masa yang akan datang tersebut. Dalam penelitian Kama dan Weiss (2012)
mencoba menjelaskan sticky cost dari sudut yang sama dengan Yasukata dan Kajiwara
4
(2011). Kama dan Weiss (2012) menemukan bahwa ketika manajer dihadapkan oleh
insentif untuk menghindari kerugian atau penurunan laba maka manajer akan
mempercepat penyesuaian penurunan sumber daya yang tak terpakai saat penjualan
mengalami penurunan. Manajer dengan sengaja memutuskan untuk mengurangi besarnya
stickiness daripada menahan sumber daya yang tak terpakai tersebut yang pada akhirnya
menimbulkan Stickiness.
Stickiness pada Selling, General, andAdministrative costs (SG&A)
Anderson et al (2003) mengatakan bahwa ketika penjualan menurun dan aktivitas
menurun, manajer dihadapkan untuk memastikan apakah penurunan tersebut bersifat
sementara atau akan berlangsung lama. Dalam kondisi tersebut, Perilaku sticky cost akan
terjadi ketika manajer memilih mempertahankan sumber daya yang tak terpakai daripada
melakukan penyesuaian.
Dengan memilih untuk mempertahankan sumber daya yang tak terpakai, membuat
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) akan tetap besar walaupun penjualan
menurun. Karena untuk mempertahankan sumber daya yang tak terpakai membutuhkan
biaya yang besar sehingga hal ini berdampak pada Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) yang totalnya akan tetap besar meskipun terjadi penurunan penjualan.
H1:
Besaran kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) pada saat
penjualan naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) pada saat penjualan bersih turun pada sektor manufaktur.
5
Perilaku sticky cost dalam berbagai ukuran perusahaan
Setiap perusahaan memiliki komponen biaya yang berbeda-beda. Perusahaan large
memiliki komponen biaya yang lebih kompleks daripada perusahaan medium dan small
(Argiles dan Blandon, 2009). Perusahaan large juga tentunya memiliki total biaya yang
lebih besar dibandingkan perusahaan small dan medium. Sehingga besarnya Selling,
General, and Administrative costs (SG&A) pada perusahaan large, medium, dan small
akan semakin besar ketika ukuran perusahaan semakin besar. Oleh karena itu ketika
terdapat indikasi perilaku sticky cost pada Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) maka besarnya perilaku sticky cost akan semakin besar ketika ukuran perusahaan
semakin besar.
Hal ini dikuatkan oleh Argiles dan Blandon (2009) yang menemukan bahwa total
biaya tidak langsung pada sektor perkebunan akan semakin besar ketika ukuran
perusahaan semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar perusahaan
maka perilaku sticky cost akan semakin besar.
H2: Besarnya perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur yang berukuran large lebih
besar daripada perusahaan manufaktur yang berukuran medium. Sedangkan besarnya
perilaku Stikcy cost pada perusahaan manufaktur yang berukuran medium lebih besar
daripada perusahaan manufaktur yang berukuran small.
6
Metode Penelitian
Penulis menggunakan teknik purposive sampling untuk pengambilan sampel.
Kriteria yang digunakan penulis adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang
menerbitkan laporan keuangan periode 2009-2012, dan perusahaan-perusahaan tersebut
harus menghasilkan laba. Data laporan keuangan diperoleh melalui website Bursa Efek
Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listed di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Cuplikan Sampel yang digunakan adalah
perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai 2012
yang telah memenuhi kriteria purposive sampling.
Untuk membagi kelompok perusahaan menjadi small, medium dan large penulis
menggunakan rata-rata total asset sebagai kriteria. Sehingga rata-rata total asset
perusahaan berukuran medium akan lebih besar daripada rata-rata total asset perusahaan
berukuran small. Rata-rata total asset perusahaan berukuran large lebih besar daripada
rata-rata total asset perusahaan medium.
Penulis menggunakan variabel Selling, General, and Administrative costs (SG&A),
Penjualan, dan Variabel dummy. Variabel dummy digunakan untuk melihat apakah antara
periode t dengan periode t-1 mengalami penurunan atau kenaikan. Variabel dummy akan
bernilai 1 bila terjadi penurunan antara periode t dengan periode t-1, sedangkan variabel
dummy akan bernilai 0 bila terjadi kenaikan antara periode t dengan periode t-1.
Model Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model penelitian yang dikembangkan
oleh Anderson (2003) sebagai berikut:
Log [SG&Ai,t/SG&Ai,t-1] = β0 + β1 log [Salesi,t/Salesi,t-1] + β2 * DECRDUMi,t * log
[Salesi,t/Salesi,t-1] + εi,t
SG&Ai,t
: Selling, General, and Administrative costs (SG&A) perusahaan i pada
periode t
SG&Ai,t-1
: Selling, General, and Administrative costs (SG&A) perusahaan i pada
periode t-1
Salesi,t
: Penjualan bersih perusahaan i pada periode t
Salesi,t-1
: Penjualan bersih perusahaan i pada periode t-1
DECRDUM
: Variabel dummy
7
Metode Analisis
Penulis mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan manufaktur periode
2009-2012. Kemudian memilih data laporan keuangan yang menghasilkan laba sebagai
sampel. Untuk mengelompokkan perusahaan manufaktur berdasarkan ukuran perusahaan
maka penulis menggunakan total asset sebagai kriteria. Sehingga diperoleh kelompok
perusahaan small, medium, dan large.
Penulis menggunakan Scientific package for social science (SPSS) untuk menguji
variabel-variabel dalam model diatas dengan alat analisis regresi berganda. Koefisien β1
menunjukkan prosentase kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
ketika terjadi kenaikan 1 persen penjualan, sedangkan koefisien β1+β2 menujukkan
prosentase penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi
penurunan 1 persen penjualan.
Hipotesis 1 menggunakan asumsi β1 > 0 , β2 < 0 , dan β1 + β2 < β1. Dengan
demikian menunjukkan bahwa Selling, General, and Administrative costs (SG&A) terdapat
indikasi perilaku sticky cost.
Hipotesis 2 menggunakan asumsi β1 > 0 , β2 < 0 , dan β1 + β2 < β1. Koefisien β1
+β2 digunakan untuk membandingkan besarnya perilaku sticky cost dalam setiap
kelompok ukuran perusahaan.
8
Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di bursa
efek indonesia. Cuplikan sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Kriteria dalam teknik purposive sampling yang digunakan oleh penulis adalah perusahaan
yang melaporkan laba, dan perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan.
Tabel 1 Hasil pemilihan sampel
Sektor
Emiten
(Purposive
Sampling)
Total
Emiten
%
Emiten
Sampel
(Outliner)
Total
Sampel
-21
7
7
7
117
39
39
39
85%
85%
85%
85%
351
117
117
117
(27)
4
9
14
324
113
108
103
Perusahaan
138
Manufaktur
46
Large
46
Medium
46
Small
Sumber: Data olah 2013
Penulis membagi perusahaan manufaktur berdasarkan rata-rata total aset dari tahun
2009–2012. Kemudian penulis membagi 3 kategori perusahaan berdasarkan perusahaan
yang memiliki rata-rata total aset yang terbesar hingga yang terkecil dari 117 emiten.
Sehingga diperoleh ukuran Large, Medium, dan Small.
Tabel 2 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan
Jumlah emiten
Rata-rata total aset
Large
39
1.997.000.000.000 - 135.000.000.000.000
Medium
39
616.000.000.000 - 1.997.000.000.000
Small
39
20.000.000.000 - 616.000.000.000
Sumber: Data olah 2013
9
Perusahaan Manufaktur
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur yang listed di bursa
efek indonesia periode 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012.
Tabel 3 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur
Rata-rata
Dalam (Rp)
Sampel
Sampel
Mengalami Mengalami
%
%
Penurunan Kenaikan Penurunan Kenaikan
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2010/2009
158.877.687.576
27
90
23%
77%
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2011/2010
126.705.085.894
28
89
24%
76%
21
96
18%
82%
28
89
24%
76%
16
101
14%
86%
30
87
26%
74%
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2012/2011
186.492.249.418
Perubahan
Penjualan Tahun
623.762.334.968
2010/2009
Perubahan
Penjualan Tahun
2011/2010
1.053.334.520.714
Perubahan
Penjualan Tahun
2012/2011
818.486.473.954
Sumber: Data olah 2013
Pada tahun 2009-2010 rata-rata perubahan Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) adalah sebesar 158.877.687.576. Perusahaan yang mengalami kenaikan
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) berjumlah 90. Hal ini menunjukkan
bahwa prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan sebesar 77 persen dari total
sampel. Sedangkan rata-rata penjualan pada periode 2009-2010 adalah sebesar
623.762.334.968. Perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan adalah berjumlah 89.
Sehingga menunjukkan bahwa prosentasi perusahaan yang mengalami kenaikan adalah
sebesar 76 persen dari total sampel. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum pada
10
periode 2009-2010 ketika perusahaan mengalami kenaikan maka akan diikuti oleh
kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A).
Rata-rata perubahan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) pada
periode 2010-2011 adalah sebesar 126.705.085.894. Perusahaan yang mengalami kenaikan
berjumlah 89. Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan sebesar 76
persen dari total sampel. Kemudian rata-rata penjualan pada periode 2010-2011 adalah
sebesar 1.053.334.520.714. Perusahaan yang mengalami kenaikan berjumlah 101.
Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan adalah sebesar 86 persen dari
total sampel.
Pada periode 2011-2012 perubahan Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) memiliki rata-rata sebesar 186.492.249.418. Perusahaan yang mengalami
kenaikan berjumlah 96. Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan
sebesar 82 persen dari total sampel. Sedangkan rata – rata penjualan sebesar
818.486.473.954. Perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan sebesar 87 perusahaan.
Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan adalah sebesar 74 persen dari
total sampel.
Untuk menguji hipotesis, penulis terlebih dahulu akan melakukan uji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik yang dilakukan oleh penulis terdiri dari Uji multikolinearitas, Uji
autokorelasi, Uji heteroskedastisitas, dan Uji normalitas. Sampel yang digunakan oleh
penulis telah lolos uji asumsi klasik. Hasil Uji asumsi klasik dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 4 Hasil pengujian Hipotesis 1
Model
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
1
(Constant)
0.022
0.006
Penjualan
0.362
0.077
Periode
-0.304
0.145
Sumber: Data olah 2013
Pada pengujian untuk hipotesis 1 terlihat bahwa nilai β1 sebesar 0,362 sehingga
ketika terjadi kenaikan penjualan sebesar 1 persen maka Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) akan naik sebesar 0,362 persen. Kemudian β2 sebesar -0,304
sehingga nilai β1+β2 sebesar 0,058 yang berarti ketika penjualan turun sebesar 1 persen
maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) akan turun sebesar 0,058 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 didukung karena ketika penjualan turun 1 persen
11
maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) hanya akan turun 0,058 persen
sehingga perbandingan antara respon Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
ketika terjadi kenaikan 1 persen penjualan lebih besar daripada respon Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada periode penelitian 2009-2012 terdapat perilaku sticky cost
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) pada perusahaan manufaktur di
indonesia.
Perusahaan Manufaktur ukuran Large
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur ukuran large periode
2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012.
Tabel 5 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Large
Sampel
Sampel
Rata-rata dalam
Mengalami Mengalami
%
%
(Rp)
Penurunan
Kenaikan Penurunan Kenaikan
Perubahan
Selling, General,
and
Administrative
costs (SG&A)
tahun 2010/2009
166.692.957.286
Perubahan
Selling, General,
and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2011/2010
152.877.241.554
Perubahan
Selling, General,
and
Administrative
costs (SG&A)
232.238.044.960
Tahun 2012/2011
Perubahan
Penjualan Tahun
2010/2009
1.687.407.011.526
Perubahan
Penjualan Tahun
2011/2010
2.817.203.927.586
Perubahan
Penjualan Tahun
2012/2011
2.349.486.614.098
Sumber: Data olah 2013
8
31
21%
79%
9
30
23%
77%
4
35
10%
90%
6
33
15%
85%
4
35
10%
90%
8
31
21%
79%
12
Pada tahun 2009-2010 terdapat 85 persen perusahaan manufaktur berukuran
large mengalami kenaikan penjualan dan terdapat 79 persen perusahaan large yang
mengalami kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Sehingga
terdapat 6 persen perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan namun Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) tidak mengalami kenaikan.
Periode tahun 2010-2011 terdapat 90 persen perusahaan mengalami kenaikan
penjualan dan terdapat 77 persen perusahaan mengalami kenaikan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A). Sehingga terdapat 13 persen perusahaan yang tidak
mengalami kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi
kenaikan penjualan
Pada tahun 2011-2012 terdapat perubahan 21 persen perusahaan mengalami
penurunan penjualan dan terdapat hanya 10 persen perusahaan mengalami penurunan
Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Sehingga terdapat 11 persen
perusahaan ketika terjadi penurunan penjualan maka Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) tidak mengalami penurunan.
Tabel 6 Hasil pengujian Perusahaan Manufaktur Large
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
1
(Constant)
0.031
0.011
Penjualan
0.248
0.094
-0.132
0.398
Periode
Sumber: Data olah 2013
Perusahaan dengan kelompok large memiliki nilai β1 sebesar 0,248 itu artinya ketika
penjualan naik sebesar 1 persen maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
naik sebesar 0,248 persen. Kemudian nilai β2 sebesar -0,132 sehingga nilai β1+β2
memiliki nilai sebesar 0,116. Hal ini menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan 1 persen
penjualan maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) akan naik sebesar
0,248 persen, namun ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan maka Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) turun sebesar 0,116 persen. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada kelompok ukuran perusahaan large terjadi perilaku sticky cost karena respon
kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi kenaikan 1
persen penjualan lebih besar daripada respon Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan. Hal ini membuktikan bahwa
13
perusahaan manufaktur di indonesia dengan ukuran large memiliki perilaku sticky cost
pada Selling, General, and Administrative costs (SG&A).
Perusahaan Manufaktur ukuran Medium
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur ukuran medium
periode 2009-2010, 2010-2011, dan 2011–2012.
Tabel 7 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Medium
Rata-rata dalam
(Rp)
Perubahan Selling,
General, and
Administrative costs
(SG&A) tahun
2010/2009
Perubahan Selling,
General, and
Administrative costs
(SG&A) tahun
2011/2010
Perubahan Selling,
General, and
Administrative costs
(SG&A) tahun
2012/2011
Perubahan Penjualan
Tahun 2010/2009
Perubahan Penjualan
Tahun 2011/2010
Perubahan Penjualan
Tahun 2012/2011
Sumber: Olah data 2013
Sampel
Sampel
%
%
mengalami mengalami Kenaikan Penurunan
penurunan kenaikan
306.584.330.198
9
30
23%
77%
221.795.570.381
11
28
28%
72%
318.195.109.555
8
31
21%
79%
132.690.736.451
10
29
26%
74%
275.412.145.747
7
32
18%
82%
66.417.260.153
12
26
31%
67%
Pada tahun 2009-2010 terdapat 26 persen perusahaan yang mengalami penurunan
penjualan dan 23 persen penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 3 persen perusahaan yang mengalami Selling,
General, and Administrative costs (SG&A) yang tidak menurun ketika penjualan
mengalami penurunan.
Periode tahun 2010-2011 terdapat 18 persen penurunan penjualan sedangkan pada
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) terdapat 28 persen perusahaan
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 10 persen perusahaan
14
memiliki Selling, General, and Administrative costs (SG&A) yang penurunannya lebih
besar daripada penurunan penjualan.
Pada periode tahun 2011-2012 terdapat 31 persen perusahaan mengalami
penurunan penjualan namun hanya 21 persen perusahaan mengalami penurunan Selling,
General, and Administrative costs (SG&A). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 10
persen perusahaan memuliki Selling, General, and Administrative costs (SG&A) yang
tidak menurun ketika terjadi penurunan penjualan.
Tabel 8 Hasil pengujian perusahaan manufaktur medium
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
1
(Constant)
0.040
0.025
Penjualan
0.376
0.256
Periode
0.227
0.312
Sumber: Data olah 2013
Perusahaan dengan ukuran medium memiliki nilai β1 sebesar 0,376 artinya ketika
terjadi 1 persen penjualan maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) naik
sebesar 0,376 persen. Kemudian nilai β2 sebesar 0,227 sehingga nilai β1+β2 sebesar 0,603
persen artinya ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan maka Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) akan turun sebesar 0,603 persen. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada ukuran perusahaan medium tidak terdapat perilaku sticky cost. Hal ini terjadi
karena respon Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi kenaikan 1
persen penjualan lebih kecil daripada respon Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan. Kondisi ini disebut anti-sticky.
Tidak ditemukannya indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur
berukuran medium kemungkinan disebabkan oleh Asset intensity (Total asset dibagi Total
penjualan) yang lebih kecil dari perusahaan berukuran large. Hal ini di dukung oleh
penelitian Anderson (2003), Nugroho dan Endarwati (2013), Windyastuti dan Biyanto
(2005), Rahmadi (2012) yang mengatakan bahwa semakin besar asset intensity maka
besarnya Stickiness akan semakin besar. Penulis menemukan bahwa perusahaan
manufaktur berukuran medium memiliki asset intensity sebesar 83 persen sedangkan
perusahaan manufaktur berukuran large memiliki asset intensity sebesar 87 persen. Dapat
disimpulkan bahwa kemungkinan ketika asset intensity menurun dari 87 persen maka
Stickiness berkurang dan semakin mengarah kepada indikasi perilaku Anti-sticky.
15
Perusahaan Manufaktur ukuran Small
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur ukuran small periode
2009-2010, 2010-2011, dan 2011–2012
Tabel 9 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Small
Sampel
Rata-rata dalam Mengalami
(Rp)
Penurunan
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SGA) tahun
3.420.286.320
2010/2009
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SGA) tahun
5.208.286.320
2011/2010
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SGA) tahun
2012/2011
8.952.038.820
Perubahan
Penjualan Tahun
42.952.406.740
2010/2009
Perubahan
Penjualan Tahun
2011/2010
62.854.232.866
Perubahan
Penjualan Tahun
33.049.880.508
2012/2011
Sumber: Data olah 2013
Sampel
Mengalami
Kenaikan
%
%
Penurunan Kenaikan
10
28
26%
72%
8
30
21%
77%
9
29
23%
74%
12
27
31%
69%
5
34
13%
87%
9
30
23%
77%
Pada periode 2009-2010 terdapat 31 persen perusahaan mengalami penurunan
penjualan dan terdapat 26 persen perusahaan mengalami penurunan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 5 persen perusahaan
ketika terjadi penurunan penjualan tidak diikuti dengan penurunan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A).
Periode 2010-2011 terdapat 13 persen perusahaan mengalami penurunan penjualan
dan diikuti 21 persen penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Hal
16
ini menunjukkan bahwa terdapat 8 persen perusahaan tidak mengalami kenaikan Selling,
General, and Administrative costs (SG&A) ketika mengalami kenaikan penjualan.
Periode 2011-2012 terdapat 23 persen perusahaan mengalami penurunan penjualan
dan di ikuti dengan 23 persen penurunan Selling, General, and Administrative costs
(SG&A). Hal ini menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan penjualan maka diikuti pula
oleh penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) secara seimbang.
Tabel 10 Hasil pengurjian Perusahaan Manufaktur Small
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
1
(Constant)
0.029
0.017
Penjualan
0.173
0.149
Periode
0.463
0.322
Sumber: Data olah 2013
Pada perusahaan berukuran small memiliki nilai β1 sebesar 0,173 hal ini
menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan 1 persen penjualan maka terjadi kenaikan
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) sebesar 0,173 persen. Kemudian nilai
β2 sebesar 0,463 sehingga nilai β1+β2 sebesar 0,636. Hal ini menunjukkan bahwa ketika
terjadi penurunan 1 persen penjualan maka Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) akan turun sebesar 0,636 persen. Oleh sebab itu tidak terdapat perilaku sticky cost
pada perusahaan manufaktur berukurang small karena respon Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) ketika terjadi kenaikan penjualan lebih kecil daripada respon
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi penurunan penjualan.
Kondisi semacam ini disebut Anti-sticky.
Tidak ditemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur
berukuran Small dan ditemukan adanya perilaku anti-sticky yang lebih besar dari
perusahaan berukuran Medium kemungkinan karena perusahaan berukuran Small memiliki
asset intensity yang lebih kecil dari perusahaan berukuran Medium. Penulis menemukan
bahwa perusahaan manufaktur berukuran small memiliki tingkat asset intensity yang lebih
rendah dari perusahaan berukuran Medium yaitu 75 persen.
17
Tingkatan perilaku sticky cost
Setelah melakukan pengujian perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur
yang listed di bursa efek indonesia periode 2009-2012, perusahaan manufaktur berukuran
large, perusahaan manufaktur berukuran medium dan perusahaan manufaktur berukuran
small penulis menampilkan satu tabel berisi urutan ukuran perusahaan berdasarkan
besarnya perilaku sticky cost.
Tabel 11 Tingkatan Perilaku sticky cost berdasarkan ukuran perusahaan
Ukuran
perusahaan
Large
Kenaikan
1 persen
penjualan
0,248
Penurunan
1 persen
penjualan
0,116
Medium
0,376
0,603
Small
0,173
Sumber: Data olah 2013
0,636
Perilaku
Selisih
Asset
Intensity
sticky
0,132
87%
0,227
83%
0,463
75%
Antisticky
Antisticky
Perusahaan manufaktur berukuran large memiliki indikasi adanya perilaku sticky
cost. Ketika penjualan naik sebesar 1 persen maka Selling, General, Administrative cost
(SG&A) naik sebesar 0,248 persen namun ketika penjualan turun sebesar 1 persen maka
Selling, General, Administrative cost (SG&A) hanya turun sebesar 0,116 persen. Hal ini
membuktikan adanya indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur berukuran
large.
Kemudian setelah ditemukan indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan
berukuran large ternyata pada perusahaan manufaktur berukuran medium yang memiliki
total asset lebih kecil tidak ditemukan adanya indikasi perilaku sticky cost. Ketika
penjualan naik 1 persen maka Selling, General, Administraive costs (SG&A) naik sebesar
0,376 persen namun ketika penjualan turun 1 persen maka Selling, General, Administraive
costs (SG&A) turun lebih besar yaitu 0,603 persen. Kondisi seperti ini dinamakan Antisticky. Tidak berhasil ditemukannya perilaku sticky cost kemungkinan akibat menurunya
tingkat asset intensity yaitu sebesar 83 persen dari perusahaan manufaktur berukuran large
sebesar 87 persen.
Kemudian pada perusahaan yang memiliki total asset yang paling kecil yaitu
perusahaan small juga tidak ditemukan adanya perilaku sticky cost dan justru memiliki
18
perilaku Anti-sticky yang lebih besar daripada perusahaan berukuran medium. Perusahaan
berukuran small memiliki asset intensity sebesar 75 persen.
Asset intensity merupakan besarnya kemampuan asset untuk menghasilkan
pendapatan / penjualan. Sehingga ketika asset intensity semakin besar pada suatu
perusahaan maka penjualan / pendapatan pada perusahaan tersebut banyak dihasilkan oleh
asset yang mereka miliki.
Kemungkinan yang menjadi alasan tidak ditemukannya perilaku sticky cost yang
diakibatkan semakin rendahnya tingkat asset intensity dari perusahaan large hingga small
sesuai dengan temuan Anderson (2003), Nugroho dan Endarwati (2013), Windyastuti dan
Biyanto (2005), Rahmadi (2012). Anderson (2003), Nugroho dan Endarwati (2013),
Windyastuti dan Biyanto (2005), Rahmadi (2012) mengatakan bahwa semakin besar asset
intensity
maka
Stickiness
semakin
besar.
Ketika
perusahaan
semakin
besar
mempergunakan asset untuk menghasilkan penjualan kemudian setelah itu ketika terjadi
penurunan aktivitas, perusahaan berisiko menjual assetnya karena perusahaan akan
mengalami kehilangan investasi spesifiknya untuk menghasilkan penjualan. Mungkin
dengan menjual asset dapat mengurangi biaya namun pengurangan biaya ini tak sebanding
dengan pengurangan penjualan / pendapatan jika asset intensity besar.
Dengan hasil ini maka hipotesis 2 tidak didukung karena tidak dapat ditemukannya
perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur ukuran medium dan small. Sehingga tidak
dapat di urutkan berdasarkan total asset yang semakin besar bahwa perilaku sticky cost
akan semakin besar.
19
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengujian, ditemukan indikasi perilaku stick
BERBAGAI UKURAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Oleh:
DHONI RIZKY WIDYA MARDIKA
NIM: 232010002
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
: EKONOMIKA DAN BISNIS
: AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
i
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jl. Diponegoro 52-60
: (0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsaia
Salatiga 50711-Indonesia
Fax. (0298)-321433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: DHONI RIZKY WIDYA MARDIKA
NIM
: 232010002
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul
: BUKTI DAN TINGKATAN PERILAKU STICKY COST
PADA BERBAGAI UKURAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Pembimbing : 1. Hari Sunarto SE., MBA, Phd
Tanggal diuji : 24 Januari 2014
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan
pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 4 Januari 2014
Yang memberi pernyataan,
DHONI RIZKY WIDYA MARDIKA
ii
MOTTO
fa idzaa „azamta fatawakkal „alallaah..
“Jika kamu sudah berazzam/bertekad bulat, maka
bertawakkallah Kepada Allah..”
(QS. 3: 159)
iv
Abstract
This study aimed to see whether there is any indication of the behavior of costs
at sticky manufacturing companies in Indonesia 2009-2012. Then the authors see if
the manufacturing company is divided into size Large, Medium, and Small has a
shrinking amount of stickiness of Large, medium, and Small by average total assets.
sticky indication of behavior can be seen from the response costs Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) when there is a change between periods
discriminant sales up and down the sales period. sticky behavioral levels will be
compared to the cost of the companies size large, medium, and small sizes to see
which company has the largest cost sticky behavioral level, intermediate and smallest.
The results in this study is an indication of the behavior of costs at sticky
Indonesian manufacturing firms in the period 2009-2012. But apparently only large sized companies that indicate a cost sticky behavior, on the other hand Small and
Medium sized companies indicate Anti-sticky behavior. This provides information to
the management of large sized manufacturing companies to be careful in deciding to
use the commited resources when there is a decrease in activity .
Keywords : sticky Behavior of cost , size of company
v
Saripati
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat indikasi perilaku sticky
cost pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2012. Kemudian penulis
melihat apakah perusahaan manufaktur yang dibagi kedalam ukuran Large, Medium,
dan Small memiliki besaran Stickiness yang semakin mengecil dari Large, medium,
dan Small berdasarkan rata-rata total asset. Indikasi perilaku sticky cost dapat dilihat
dari respon Selling, General, and Administrative cost (SG&A) ketika terjadi
perubahan penjualan dan mendiskriminankan antara periode penjualan naik dan
periode penjualan turun. Tingkatan perilaku sticky cost akan dibandingkan dari
ukuran perusahaan large, medium, dan small untuk melihat mana ukuran perusahaan
yang memiliki tingkatan perilaku sticky cost terbesar, menengah dan terkecil.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya indikasi perilaku sticky cost
pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2012. Namun ternyata hanya
perusahaan berukuran large yang mengindikasikan adanya perilaku sticky cost, di sisi
lain perusahan berukuran Small dan Medium mengindikasikan adanya perilaku Antisticky. Hal ini memberikan informasi kepada manajemen perusahaan manufaktur
berukuran large agar dapat berhati-hati dalam memutuskan untuk menggunakan
sumber daya yang tak terpakai ketika terjadi penurunan aktivitas.
Kata kunci: Perilaku sticky cost, Ukuran perusahaan
vi
KATA PENGANTAR
Perilaku sticky cost merupakan kelengketan biaya yang mempengaruhi laba
perusahaan. Hal ini berdampak buruk karena laba perusahaan akan sulit mencapai
laba akibat biaya yang bersifat sulit menyesuaikan penurunan aktivitas. Sehingga hal
ini menarik untuk melihat perilaku sticky cost apakah terjadi pada perusahaan di
Indonesia.
Perilaku sticky cost ini disebabkan oleh peran manajer yang bersifat optimis
terhadap penjualan masa depan sehingga manajer berusaha mempertahankan
utilization ketika aktivitas menurun sehingga laba dalam periode itu tidak bisa
maksimal.
Penulis sadar dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu
penulis menerima kritik dan saran atas penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat
menambah wawasan dan tambahan ilmu khususnya dalam bidang akuntansi.
Salatiga, 4 januari 2014
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT sang pencipta alam raya ini yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia Nya yang tak terhingga kepada saya. Dalam
proses penulisan skripsi ini begitu banyak hambatan, dorongan, motivasi, dan lain
sebagainya. Sehingga pada saat ini izinkan saya untuk berterima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu saya selama penulisan ini yaitu:
1. Baginda Rasulullah Muhammad SAW panutanku dalam kehidupan. Engkau selalu
kami rindukan dan kami dambakan akan memberikan syafaat kepada kami
umatmu yang selalu melakukan kesalahan...
2. Bapak, Ibu saya yang selalu ada dalam hati saya sebagai daya semangat yang
sungguh luar biasa bagi saya. Terima kasih atas berbagai semangat dan dorongan
dalam berbagai bentuk materiil maupun non materiil.
3. Bapak Hari Sunarto SE, MBA, PhD. yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing saya guna menyelesaikan skripsi ini. Dan juga sebagai dekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana tempat saya
menimba ilmu akuntansi.
4. Ibu Suzy Novianty SE, M.Si, Akt.,CPA. yang telah menjadi wali studi saya
selama saya menimba ilmu di FEB UKSW. Terima kasih atas berbagai saran
dalam pemilihan mata kuliah ketika perwalian.
5. Seluruh dosen di FEB UKSW yang telah mengajarkan kepada saya dan juga
teman mahasiswa lain tentang ilmu akuntansi dan ekonomi. Terima kasih atas
segala ilmu yang bapak dan ibu berikan kepada kami.
6. Seluruh staff di FEB UKSW yang membantu kami dalam kepengurusan
administrasi selama kuliah. Dan juga staff perpustakaan yang selama ini
mengijinkan kami meminjam berbagai sumber buku yang bermanfaat bagi
perkuliahan kami.
7. Saudara-saudaraku: Eyang, Pakde, Budhe, Om, Tante, Sepupu... Thank you all
8. Om Taufik yang sudah jauh jauh dari Rembang buat memeberikan banyak
masukan tentang olah data. Thank you.. Om....
9. Yuniasih Wahyuningtyas yang sudah menyemangati saya hingga skripsi ini
selesai. I will always love you ....
viii
10. Om Cong yang sudah mengajarkan berbagai pelajaran yang sangat penting kepada
saya. Sekaligus menjadi sahabat gila saya selama kuliah... thank you bro....
11. Cong comunity: Lea, Risvia, Diven, Monic, Tyas, Om cong, Rara, Risang, Cella
termakasih ya sayang-sayangku sudah meluangkan waktu buat kita selalu tertawa
disetiap saat...Semoga suatu saat nanti kita bisa nostalgia saat-saat tertawa
bersama yang tak akan pernah bisa tergantikan..
12. Suncrackers: Alip , Aldo, Pendonk kalian adalah rasa yang tak tergantikan dalam
bermusik. Thank you brother.....
13. Teman-teman angkatan 2010 FEB UKSW yang selalu menggila disetiap saat.
Kalian luar biasa kawan-kawan... sukses selalu buat kalian..
14. Mbak Ti dan Sulis yang selalu membereskan tempat tidur saya, dan
membersihkannya... Thank you mbak....
15. Dan seluruh pihak yang tidak tersebut diatas namun telah membantu banyak
dalam penulisan skripsi ini... Terima kasih
Salatiga, 4 Januari 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................
i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ...................................................................................
ii
Halaman Persetujuan / Pengesahan .................................................................................
iii
Halaman Motto / Persembahan ........................................................................................
iv
Abstract ............................................................................................................................
v
Saripati .............................................................................................................................
vi
Kata Pengantar .................................................................................................................
vii
Ucapan Terima Kasih ......................................................................................................
viii
Daftar Isi ..........................................................................................................................
x
Daftar Tabel .....................................................................................................................
xii
Daftar Lampiran ...............................................................................................................
xiii
Daftar Rumus ...................................................................................................................
xiv
Pendahuluan .....................................................................................................................
1
Masalah Penelitian ...........................................................................................................
3
Persoalan Penelitian .........................................................................................................
3
Tujuan Penelitian .............................................................................................................
3
Manfaat Penelitian ...........................................................................................................
3
Kajian Teoritis dan Empiris .............................................................................................
4
Stickiness pada Selling, General, and Administrative cost (SG&A) ................................
5
Perilaku sticky Cost dalam berbagai ukuran perusahaan .................................................
6
Metode Penelitian ............................................................................................................
7
Model Penelitian ..............................................................................................................
7
Metode Analisis ...............................................................................................................
8
Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................................
9
Perusahaan Manufaktur ...................................................................................................
10
Perusahaan Manufaktur ukuran Large .............................................................................
12
Perusahaan Manufaktur ukuran Medium .........................................................................
14
Perusahaan Manufaktur ukuran Small .............................................................................
16
Tingkatan Perilaku sticky Cost .........................................................................................
18
Kesimpulan ......................................................................................................................
20
Implikasi ..........................................................................................................................
20
Keterbatasan Penelitian ....................................................................................................
21
x
Saran ................................................................................................................................
21
Daftar Pustaka ..................................................................................................................
22
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................................
41
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel ...................................................................................
9
Tabel 2 Ukuran Perusahaan ..........................................................................................
9
Tabel 3 Tabel Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur .........................................
10
Tabel 4 Hasil Pengujian Hipotesis 1 .............................................................................
11
Tabel 5 Tabel Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Large ...............................
12
Tabel 6 Hasil Penguian Perusahaan Manufaktur Large ...............................................
13
Tabel 7 Tabel Statistik Deskriptif Medium ...................................................................
14
Tabel 8 Hasil Pengujian Perusahaan Manufaktur Medium ...........................................
15
Tabel 9 Tabel Statistik Deskriptif Small .......................................................................
16
Tabel 10 Hasil Pengujian Perusahaan Manufaktur Small ..............................................
17
Tabel 11 Tingkatan perilaku sticky Cost berdasarkan ukuran perusahaan ....................
18
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Peneltian ............................................................
25
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian ...............................................................................
28
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................
37
xiii
DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Model Regresi .................................................................................................
7
xiv
Pendahuluan
Perkembangan literatur dalam dunia akuntansi kurang lebih sepuluh tahun terakhir
ini banyak berfokus pada ketidakseimbangan respon biaya ketika terjadi perubahan
aktivitas atau yang disebut dengan perilaku sticky cost. Perilaku sticky cost terjadi saat
respon biaya ketika kenaikan aktivitas lebih besar daripada respon biaya ketika penurunan
aktivitas (Balakrishnan et al, 2011). Dalam buku yang ditulis oleh Cooper dan Kaplan
(1998) juga menguatkan hal yang sama yaitu perilaku sticky cost terjadi bila respon
overhead cost terhadap peningkatan aktivitas secara signifikan lebih kuat dibandingkan
dengan respon overhead cost terhadap penurunan volume aktivitas.
Menurut Argiles dan Blandon (2009) perilaku sticky cost disebabkan oleh
ketidaksesuaian penyesuaian sumber daya ketika kenaikan dan penurunan volume
aktivitas. Lebih sulit melakukan penyesuaian ketika terjadi penurunan aktivitas daripada
ketika terjadi kenaikan aktivitas karena manajemen perusahaan dihadapkan untuk
mengurangi sumber daya ketika terjadi penurunan aktivitas.
Anderson et al (2003) menemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada
Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Terbukti dari 7269 perusahaan,
memiliki rata-rata kenaikan 0,55 persen pada Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) ketika terjadi 1 persen kenaikan penjualan, namun ketika terjadi penurunan 1
persen penjualan, Selling, General, and Administrative costs (SG&A) hanya turun sebesar
0,35 persen. Di Jepang, Teruya et al (2010) menemukan hal yang sama bahwa ada indikasi
perilaku sticky cost pada Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Medeiros dan
Costa (2005) yang mencoba melihat perilaku sticky cost pada perusahaan di Brazil juga
menemukan hal yang sama bahwa Selling, General, and Administrative costs (SG&A) di
Brazil memiliki indikasi perilaku sticky cost.
Perilaku sticky cost terjadi di beberapa negara dan di berbagai sektor industri.
Canon (2011) mencoba melihat perilaku sticky cost di negara United states dan pada
industri transportasi. Canon (2011) menemukan bahwa terdapat indikasi perilaku sticky
cost pada industri transportasi di negara United states terkait reaksi terhadap perubahan
pendapatan.
Porporato dan Werbin (2010) menemukan indikasi perilaku sticky cost di negara
Canada, Argentina, dan Brazil pada sektor keuangan yaitu bank. Porporato dan Werbin
(2010) mengatakan bahwa terdapat perilaku sticky cost pada bank di Canada akibat bank di
canada memiliki asset intensity yang tinggi sehingga akan sulit menyesuaikan biaya ketika
aktivitas menurun.
1
Di negara Kroasia, Pervan dan pervan (2012) menemukan indikasi perilaku sticky
cost pada industri makanan dan minuman selama periode tahun 1999 sampai 2009. Dalam
penelitian Pervan dan Pervan (2012) perilaku sticky cost terbukti pada operating cost yang
naik 0,61 persen ketika penjualan naik 1 persen namun hanya turun 0,52 persen ketika
penjualan menurun 1 persen.
Di sektor perkebunan Spanyol, Argiles dan Blandon (2009) mencoba melihat
perilaku sticky cost sesuai dengan kategori perusahaan small dan large. Argiles dan
Blandon (2009) menemukan bahwa perusahaan perkebunan di Spanyol yang berskala
large memiliki indirect cost yang tinggi, sehingga perusahaan perkebunan berskala large
terdapat indikasi perilaku sticky cost.
Pada akhir penelitian, Argiles dan Blandon (2009) menyarankan untuk penelitian
selanjutnya dapat membagi perusahaan berdasarkan ukuran perusahaan dan melihatnya di
sektor lain selain perkebunan. Selain itu, Weiss (2010) mengatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku sticky cost adalah ukuran perusahaan. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini penulis mencoba menindak lanjuti penelitian dari Argiles dan Blandon
(2009). Penulis melakukan penelitian untuk melihat adanya indikasi perilaku sticky cost
pada perusahaan manufaktur di Indonesia dengan membaginya berdasarkan tiga kategori
ukuran perusahaan yaitu small, medium dan large sesuai dengan rata-rata total asset.
Penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi bagi manajemen perusahaan agar
berhati-hati terhadap tingkatan perilaku sticky cost berdasarkan ukuran perusahaan mereka
masing-masing. Penelitian ini dapat menjadi wawasan bagi pembaca dan penelitian ini
dapat menjadi referensi pengembangan selanjutnya penelitian tentang perilaku sticky cost
di Indonesia dikarenakan perilaku sticky cost berdampak buruk bagi perusahaan. Semakin
tinggi tingkatan perilaku sticky cost di perusahaan maka perusahaan tersebut akan semakin
sulit mencapai laba (Anderson et al, 2003).
Penelitian ini menggunakan Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
sebagai proxy biaya dan penjualan bersih sebagai proxy aktivitas. Indikasi perilaku sticky
cost akan muncul ketika melihat respon Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) terhadap perubahan penjualan bersih dan mendiskriminankan antara periode
penjualan bersih naik dan penjualan bersih turun. Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) dipilih sebagai proxy biaya dikarenakan memiliki nilai yang material dan
komponennya yang bervariasi dan memiliki karakteristik fixed dan variable cost
(Anderson et al, 2003; Teruya et al, 2010).
2
Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pendahuluan, maka masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Adanya perilaku sticky cost membuat perusahaan membutuhkan volume
penjualan yang tinggi untuk mencapai laba.
2. Dalam satu sektor perusahaan, tidak semua perusahaan memiliki perilaku
sticky cost.
3. Tingginya perilaku sticky cost dapat mengurangi tingkat akurasi peramalan
laba.
Persoalan Penelitian
Berdasarkan uraian pendahuluan, maka persoalan penelitian yang berusaha dijawab
oleh penulis adalah:
1. Apakah ada indikasi perilaku sticky cost pada Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) perusahaan manufaktur di Indonesia pada
periode 2009-2012?
2. Apakah besarnya perilaku sticky cost akan semakin besar ketika ukuran
perusahaan juga semakin besar?
Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Untuk menyajikan bukti empiris bahwa perilaku pada Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) sektor manufaktur adalah sticky.
2. Untuk menyajikan bukti empiris ukuran perusahaan manakah yang
memiliki perilaku sticky cost terbesar, sedang dan terkecil.
Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada manajer perusahaan agar dapat berhati-hati
terhadap perilaku sticky cost sesuai dengan ukuran perusahaan mereka
masing masing.
2. Tambahan wawasan bagi pembaca tentang sticky cost.
3. Untuk mengembangkan penelitian sticky cost.
4. Referensi bagi penelitian selanjutnya terkait perilaku sticky cost
berdasarkan ukuran perusahaan.
3
Kajian Teoritis dan Empiris
Perilaku sticky cost diperkenalkan pertama kali oleh Malcolm (1991) yang
menemukan beberapa biaya cenderung tidak mudah disesuaikan. Total biaya akan sulit
disesuaikan karena tingginya fixed cost. Hal ini bermasalah ketika aktivitas naik kemudian
di ikuti dengan biaya yang naik namun ketika aktivitas menurun di ikuti oleh penurunan
biaya yang tidak proporsional. Noreen dan Soderstrom (1997) menemukan bahwa
beberapa biaya memiliki respon yang rendah ketika aktivitas menurun daripada ketika
aktivitas meningkat biaya ini diberi nama oleh Malcolm (1991) adalah biaya yang sticky.
Perilaku sticky cost terjadi bila respon biaya terhadap peningkatan aktivitas secara
signifikan lebih kuat dibandingkan dengan respon overhead cost terhadap penurunan
volume aktivitas (Cooper dan Kaplan, 1998). Sehingga terdapat dugaan bahwa ketika
aktivitas menurun maka terjadi perilaku sticky cost. Penelitian lebih mendalam kemudian
dilakukan oleh Anderson et al (2003). Anderson et al (2003) mengakui peran manajer
dalam menyesuaikan sumber daya ketika menanggapi perubahan aktivitas terkait
perubahan permintaan. Manajer dapat mengenali dan mengendalikan perilaku sticky cost
dengan mempertimbangkan sensitivitas perubahan biaya.
Fakta lain dikatakan dalam penelitian Porporato dan Werbin (2010) dan Nugroho
dan Endarwati (2013) yang mencoba melihat perilaku sticky cost terkait asset intensity.
Salah satu kesimpulan dari penelitian Porporato dan Werbin (2010) adalah Bank of
Canada memiliki asset intensity yang tinggi, oleh karena itu akan sulit menyesuaikan biaya
ketika pendapatan menurun sehingga dalam bank tersebut terdapat perilaku sticky cost.
Dalam penelitian Nugroho dan Endarwati (2013) menemukan bahwa perilaku sticky cost
akan tinggi bila perusahaan manufaktur memiliki asset intensity yang tinggi.
Beberapa penelitian membahas perkembangan lebih lanjut tentang perilaku sticky
cost terkait keputusan manajer. Yasukata dan Kajiwara (2011) mengatakan biaya akan
menjadi sticky ketika manajer berpikir penjualan akan naik di masa yang akan datang.
Manajer akan mempertahankan sumber daya yang tidak digunakan pada periode saat ini
untuk menggunakan sumber daya tersebut pada kenaikan penjualan di masa yang akan
datang walaupun penjualan saat ini sedang menurun. Sehingga sumber daya yang tidak
digunakan tersebut berdampak negatif terhadap laba pada periode akuntansi saat ini.
Lebih lanjut dalam penelitiannya, Yasukata dan Kajiwara (2011) menjelaskan bahwa
Stickiness akan semakin besar ketika manajer semakin optimis terhadap kenaikan
penjualan di masa yang akan datang tersebut. Dalam penelitian Kama dan Weiss (2012)
mencoba menjelaskan sticky cost dari sudut yang sama dengan Yasukata dan Kajiwara
4
(2011). Kama dan Weiss (2012) menemukan bahwa ketika manajer dihadapkan oleh
insentif untuk menghindari kerugian atau penurunan laba maka manajer akan
mempercepat penyesuaian penurunan sumber daya yang tak terpakai saat penjualan
mengalami penurunan. Manajer dengan sengaja memutuskan untuk mengurangi besarnya
stickiness daripada menahan sumber daya yang tak terpakai tersebut yang pada akhirnya
menimbulkan Stickiness.
Stickiness pada Selling, General, andAdministrative costs (SG&A)
Anderson et al (2003) mengatakan bahwa ketika penjualan menurun dan aktivitas
menurun, manajer dihadapkan untuk memastikan apakah penurunan tersebut bersifat
sementara atau akan berlangsung lama. Dalam kondisi tersebut, Perilaku sticky cost akan
terjadi ketika manajer memilih mempertahankan sumber daya yang tak terpakai daripada
melakukan penyesuaian.
Dengan memilih untuk mempertahankan sumber daya yang tak terpakai, membuat
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) akan tetap besar walaupun penjualan
menurun. Karena untuk mempertahankan sumber daya yang tak terpakai membutuhkan
biaya yang besar sehingga hal ini berdampak pada Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) yang totalnya akan tetap besar meskipun terjadi penurunan penjualan.
H1:
Besaran kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) pada saat
penjualan naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) pada saat penjualan bersih turun pada sektor manufaktur.
5
Perilaku sticky cost dalam berbagai ukuran perusahaan
Setiap perusahaan memiliki komponen biaya yang berbeda-beda. Perusahaan large
memiliki komponen biaya yang lebih kompleks daripada perusahaan medium dan small
(Argiles dan Blandon, 2009). Perusahaan large juga tentunya memiliki total biaya yang
lebih besar dibandingkan perusahaan small dan medium. Sehingga besarnya Selling,
General, and Administrative costs (SG&A) pada perusahaan large, medium, dan small
akan semakin besar ketika ukuran perusahaan semakin besar. Oleh karena itu ketika
terdapat indikasi perilaku sticky cost pada Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) maka besarnya perilaku sticky cost akan semakin besar ketika ukuran perusahaan
semakin besar.
Hal ini dikuatkan oleh Argiles dan Blandon (2009) yang menemukan bahwa total
biaya tidak langsung pada sektor perkebunan akan semakin besar ketika ukuran
perusahaan semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar perusahaan
maka perilaku sticky cost akan semakin besar.
H2: Besarnya perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur yang berukuran large lebih
besar daripada perusahaan manufaktur yang berukuran medium. Sedangkan besarnya
perilaku Stikcy cost pada perusahaan manufaktur yang berukuran medium lebih besar
daripada perusahaan manufaktur yang berukuran small.
6
Metode Penelitian
Penulis menggunakan teknik purposive sampling untuk pengambilan sampel.
Kriteria yang digunakan penulis adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang
menerbitkan laporan keuangan periode 2009-2012, dan perusahaan-perusahaan tersebut
harus menghasilkan laba. Data laporan keuangan diperoleh melalui website Bursa Efek
Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listed di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Cuplikan Sampel yang digunakan adalah
perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai 2012
yang telah memenuhi kriteria purposive sampling.
Untuk membagi kelompok perusahaan menjadi small, medium dan large penulis
menggunakan rata-rata total asset sebagai kriteria. Sehingga rata-rata total asset
perusahaan berukuran medium akan lebih besar daripada rata-rata total asset perusahaan
berukuran small. Rata-rata total asset perusahaan berukuran large lebih besar daripada
rata-rata total asset perusahaan medium.
Penulis menggunakan variabel Selling, General, and Administrative costs (SG&A),
Penjualan, dan Variabel dummy. Variabel dummy digunakan untuk melihat apakah antara
periode t dengan periode t-1 mengalami penurunan atau kenaikan. Variabel dummy akan
bernilai 1 bila terjadi penurunan antara periode t dengan periode t-1, sedangkan variabel
dummy akan bernilai 0 bila terjadi kenaikan antara periode t dengan periode t-1.
Model Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model penelitian yang dikembangkan
oleh Anderson (2003) sebagai berikut:
Log [SG&Ai,t/SG&Ai,t-1] = β0 + β1 log [Salesi,t/Salesi,t-1] + β2 * DECRDUMi,t * log
[Salesi,t/Salesi,t-1] + εi,t
SG&Ai,t
: Selling, General, and Administrative costs (SG&A) perusahaan i pada
periode t
SG&Ai,t-1
: Selling, General, and Administrative costs (SG&A) perusahaan i pada
periode t-1
Salesi,t
: Penjualan bersih perusahaan i pada periode t
Salesi,t-1
: Penjualan bersih perusahaan i pada periode t-1
DECRDUM
: Variabel dummy
7
Metode Analisis
Penulis mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan manufaktur periode
2009-2012. Kemudian memilih data laporan keuangan yang menghasilkan laba sebagai
sampel. Untuk mengelompokkan perusahaan manufaktur berdasarkan ukuran perusahaan
maka penulis menggunakan total asset sebagai kriteria. Sehingga diperoleh kelompok
perusahaan small, medium, dan large.
Penulis menggunakan Scientific package for social science (SPSS) untuk menguji
variabel-variabel dalam model diatas dengan alat analisis regresi berganda. Koefisien β1
menunjukkan prosentase kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
ketika terjadi kenaikan 1 persen penjualan, sedangkan koefisien β1+β2 menujukkan
prosentase penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi
penurunan 1 persen penjualan.
Hipotesis 1 menggunakan asumsi β1 > 0 , β2 < 0 , dan β1 + β2 < β1. Dengan
demikian menunjukkan bahwa Selling, General, and Administrative costs (SG&A) terdapat
indikasi perilaku sticky cost.
Hipotesis 2 menggunakan asumsi β1 > 0 , β2 < 0 , dan β1 + β2 < β1. Koefisien β1
+β2 digunakan untuk membandingkan besarnya perilaku sticky cost dalam setiap
kelompok ukuran perusahaan.
8
Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di bursa
efek indonesia. Cuplikan sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Kriteria dalam teknik purposive sampling yang digunakan oleh penulis adalah perusahaan
yang melaporkan laba, dan perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan.
Tabel 1 Hasil pemilihan sampel
Sektor
Emiten
(Purposive
Sampling)
Total
Emiten
%
Emiten
Sampel
(Outliner)
Total
Sampel
-21
7
7
7
117
39
39
39
85%
85%
85%
85%
351
117
117
117
(27)
4
9
14
324
113
108
103
Perusahaan
138
Manufaktur
46
Large
46
Medium
46
Small
Sumber: Data olah 2013
Penulis membagi perusahaan manufaktur berdasarkan rata-rata total aset dari tahun
2009–2012. Kemudian penulis membagi 3 kategori perusahaan berdasarkan perusahaan
yang memiliki rata-rata total aset yang terbesar hingga yang terkecil dari 117 emiten.
Sehingga diperoleh ukuran Large, Medium, dan Small.
Tabel 2 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan
Jumlah emiten
Rata-rata total aset
Large
39
1.997.000.000.000 - 135.000.000.000.000
Medium
39
616.000.000.000 - 1.997.000.000.000
Small
39
20.000.000.000 - 616.000.000.000
Sumber: Data olah 2013
9
Perusahaan Manufaktur
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur yang listed di bursa
efek indonesia periode 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012.
Tabel 3 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur
Rata-rata
Dalam (Rp)
Sampel
Sampel
Mengalami Mengalami
%
%
Penurunan Kenaikan Penurunan Kenaikan
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2010/2009
158.877.687.576
27
90
23%
77%
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2011/2010
126.705.085.894
28
89
24%
76%
21
96
18%
82%
28
89
24%
76%
16
101
14%
86%
30
87
26%
74%
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2012/2011
186.492.249.418
Perubahan
Penjualan Tahun
623.762.334.968
2010/2009
Perubahan
Penjualan Tahun
2011/2010
1.053.334.520.714
Perubahan
Penjualan Tahun
2012/2011
818.486.473.954
Sumber: Data olah 2013
Pada tahun 2009-2010 rata-rata perubahan Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) adalah sebesar 158.877.687.576. Perusahaan yang mengalami kenaikan
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) berjumlah 90. Hal ini menunjukkan
bahwa prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan sebesar 77 persen dari total
sampel. Sedangkan rata-rata penjualan pada periode 2009-2010 adalah sebesar
623.762.334.968. Perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan adalah berjumlah 89.
Sehingga menunjukkan bahwa prosentasi perusahaan yang mengalami kenaikan adalah
sebesar 76 persen dari total sampel. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum pada
10
periode 2009-2010 ketika perusahaan mengalami kenaikan maka akan diikuti oleh
kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A).
Rata-rata perubahan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) pada
periode 2010-2011 adalah sebesar 126.705.085.894. Perusahaan yang mengalami kenaikan
berjumlah 89. Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan sebesar 76
persen dari total sampel. Kemudian rata-rata penjualan pada periode 2010-2011 adalah
sebesar 1.053.334.520.714. Perusahaan yang mengalami kenaikan berjumlah 101.
Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan adalah sebesar 86 persen dari
total sampel.
Pada periode 2011-2012 perubahan Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) memiliki rata-rata sebesar 186.492.249.418. Perusahaan yang mengalami
kenaikan berjumlah 96. Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan
sebesar 82 persen dari total sampel. Sedangkan rata – rata penjualan sebesar
818.486.473.954. Perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan sebesar 87 perusahaan.
Sehingga prosentase perusahaan yang mengalami kenaikan adalah sebesar 74 persen dari
total sampel.
Untuk menguji hipotesis, penulis terlebih dahulu akan melakukan uji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik yang dilakukan oleh penulis terdiri dari Uji multikolinearitas, Uji
autokorelasi, Uji heteroskedastisitas, dan Uji normalitas. Sampel yang digunakan oleh
penulis telah lolos uji asumsi klasik. Hasil Uji asumsi klasik dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 4 Hasil pengujian Hipotesis 1
Model
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
1
(Constant)
0.022
0.006
Penjualan
0.362
0.077
Periode
-0.304
0.145
Sumber: Data olah 2013
Pada pengujian untuk hipotesis 1 terlihat bahwa nilai β1 sebesar 0,362 sehingga
ketika terjadi kenaikan penjualan sebesar 1 persen maka Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) akan naik sebesar 0,362 persen. Kemudian β2 sebesar -0,304
sehingga nilai β1+β2 sebesar 0,058 yang berarti ketika penjualan turun sebesar 1 persen
maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) akan turun sebesar 0,058 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 didukung karena ketika penjualan turun 1 persen
11
maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) hanya akan turun 0,058 persen
sehingga perbandingan antara respon Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
ketika terjadi kenaikan 1 persen penjualan lebih besar daripada respon Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada periode penelitian 2009-2012 terdapat perilaku sticky cost
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) pada perusahaan manufaktur di
indonesia.
Perusahaan Manufaktur ukuran Large
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur ukuran large periode
2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012.
Tabel 5 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Large
Sampel
Sampel
Rata-rata dalam
Mengalami Mengalami
%
%
(Rp)
Penurunan
Kenaikan Penurunan Kenaikan
Perubahan
Selling, General,
and
Administrative
costs (SG&A)
tahun 2010/2009
166.692.957.286
Perubahan
Selling, General,
and
Administrative
costs (SG&A)
Tahun 2011/2010
152.877.241.554
Perubahan
Selling, General,
and
Administrative
costs (SG&A)
232.238.044.960
Tahun 2012/2011
Perubahan
Penjualan Tahun
2010/2009
1.687.407.011.526
Perubahan
Penjualan Tahun
2011/2010
2.817.203.927.586
Perubahan
Penjualan Tahun
2012/2011
2.349.486.614.098
Sumber: Data olah 2013
8
31
21%
79%
9
30
23%
77%
4
35
10%
90%
6
33
15%
85%
4
35
10%
90%
8
31
21%
79%
12
Pada tahun 2009-2010 terdapat 85 persen perusahaan manufaktur berukuran
large mengalami kenaikan penjualan dan terdapat 79 persen perusahaan large yang
mengalami kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Sehingga
terdapat 6 persen perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan namun Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) tidak mengalami kenaikan.
Periode tahun 2010-2011 terdapat 90 persen perusahaan mengalami kenaikan
penjualan dan terdapat 77 persen perusahaan mengalami kenaikan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A). Sehingga terdapat 13 persen perusahaan yang tidak
mengalami kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi
kenaikan penjualan
Pada tahun 2011-2012 terdapat perubahan 21 persen perusahaan mengalami
penurunan penjualan dan terdapat hanya 10 persen perusahaan mengalami penurunan
Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Sehingga terdapat 11 persen
perusahaan ketika terjadi penurunan penjualan maka Selling, General, and Administrative
costs (SG&A) tidak mengalami penurunan.
Tabel 6 Hasil pengujian Perusahaan Manufaktur Large
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
1
(Constant)
0.031
0.011
Penjualan
0.248
0.094
-0.132
0.398
Periode
Sumber: Data olah 2013
Perusahaan dengan kelompok large memiliki nilai β1 sebesar 0,248 itu artinya ketika
penjualan naik sebesar 1 persen maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A)
naik sebesar 0,248 persen. Kemudian nilai β2 sebesar -0,132 sehingga nilai β1+β2
memiliki nilai sebesar 0,116. Hal ini menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan 1 persen
penjualan maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) akan naik sebesar
0,248 persen, namun ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan maka Selling, General,
and Administrative costs (SG&A) turun sebesar 0,116 persen. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada kelompok ukuran perusahaan large terjadi perilaku sticky cost karena respon
kenaikan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi kenaikan 1
persen penjualan lebih besar daripada respon Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan. Hal ini membuktikan bahwa
13
perusahaan manufaktur di indonesia dengan ukuran large memiliki perilaku sticky cost
pada Selling, General, and Administrative costs (SG&A).
Perusahaan Manufaktur ukuran Medium
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur ukuran medium
periode 2009-2010, 2010-2011, dan 2011–2012.
Tabel 7 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Medium
Rata-rata dalam
(Rp)
Perubahan Selling,
General, and
Administrative costs
(SG&A) tahun
2010/2009
Perubahan Selling,
General, and
Administrative costs
(SG&A) tahun
2011/2010
Perubahan Selling,
General, and
Administrative costs
(SG&A) tahun
2012/2011
Perubahan Penjualan
Tahun 2010/2009
Perubahan Penjualan
Tahun 2011/2010
Perubahan Penjualan
Tahun 2012/2011
Sumber: Olah data 2013
Sampel
Sampel
%
%
mengalami mengalami Kenaikan Penurunan
penurunan kenaikan
306.584.330.198
9
30
23%
77%
221.795.570.381
11
28
28%
72%
318.195.109.555
8
31
21%
79%
132.690.736.451
10
29
26%
74%
275.412.145.747
7
32
18%
82%
66.417.260.153
12
26
31%
67%
Pada tahun 2009-2010 terdapat 26 persen perusahaan yang mengalami penurunan
penjualan dan 23 persen penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 3 persen perusahaan yang mengalami Selling,
General, and Administrative costs (SG&A) yang tidak menurun ketika penjualan
mengalami penurunan.
Periode tahun 2010-2011 terdapat 18 persen penurunan penjualan sedangkan pada
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) terdapat 28 persen perusahaan
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 10 persen perusahaan
14
memiliki Selling, General, and Administrative costs (SG&A) yang penurunannya lebih
besar daripada penurunan penjualan.
Pada periode tahun 2011-2012 terdapat 31 persen perusahaan mengalami
penurunan penjualan namun hanya 21 persen perusahaan mengalami penurunan Selling,
General, and Administrative costs (SG&A). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 10
persen perusahaan memuliki Selling, General, and Administrative costs (SG&A) yang
tidak menurun ketika terjadi penurunan penjualan.
Tabel 8 Hasil pengujian perusahaan manufaktur medium
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
1
(Constant)
0.040
0.025
Penjualan
0.376
0.256
Periode
0.227
0.312
Sumber: Data olah 2013
Perusahaan dengan ukuran medium memiliki nilai β1 sebesar 0,376 artinya ketika
terjadi 1 persen penjualan maka Selling, General, and Administrative costs (SG&A) naik
sebesar 0,376 persen. Kemudian nilai β2 sebesar 0,227 sehingga nilai β1+β2 sebesar 0,603
persen artinya ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan maka Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) akan turun sebesar 0,603 persen. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada ukuran perusahaan medium tidak terdapat perilaku sticky cost. Hal ini terjadi
karena respon Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi kenaikan 1
persen penjualan lebih kecil daripada respon Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) ketika terjadi penurunan 1 persen penjualan. Kondisi ini disebut anti-sticky.
Tidak ditemukannya indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur
berukuran medium kemungkinan disebabkan oleh Asset intensity (Total asset dibagi Total
penjualan) yang lebih kecil dari perusahaan berukuran large. Hal ini di dukung oleh
penelitian Anderson (2003), Nugroho dan Endarwati (2013), Windyastuti dan Biyanto
(2005), Rahmadi (2012) yang mengatakan bahwa semakin besar asset intensity maka
besarnya Stickiness akan semakin besar. Penulis menemukan bahwa perusahaan
manufaktur berukuran medium memiliki asset intensity sebesar 83 persen sedangkan
perusahaan manufaktur berukuran large memiliki asset intensity sebesar 87 persen. Dapat
disimpulkan bahwa kemungkinan ketika asset intensity menurun dari 87 persen maka
Stickiness berkurang dan semakin mengarah kepada indikasi perilaku Anti-sticky.
15
Perusahaan Manufaktur ukuran Small
Di bawah ini merupakan tabel statistik deskriptif Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) dan penjualan perusahaan manufaktur ukuran small periode
2009-2010, 2010-2011, dan 2011–2012
Tabel 9 Statistik Deskriptif Perusahaan Manufaktur Small
Sampel
Rata-rata dalam Mengalami
(Rp)
Penurunan
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SGA) tahun
3.420.286.320
2010/2009
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SGA) tahun
5.208.286.320
2011/2010
Perubahan Selling,
General, and
Administrative
costs (SGA) tahun
2012/2011
8.952.038.820
Perubahan
Penjualan Tahun
42.952.406.740
2010/2009
Perubahan
Penjualan Tahun
2011/2010
62.854.232.866
Perubahan
Penjualan Tahun
33.049.880.508
2012/2011
Sumber: Data olah 2013
Sampel
Mengalami
Kenaikan
%
%
Penurunan Kenaikan
10
28
26%
72%
8
30
21%
77%
9
29
23%
74%
12
27
31%
69%
5
34
13%
87%
9
30
23%
77%
Pada periode 2009-2010 terdapat 31 persen perusahaan mengalami penurunan
penjualan dan terdapat 26 persen perusahaan mengalami penurunan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 5 persen perusahaan
ketika terjadi penurunan penjualan tidak diikuti dengan penurunan Selling, General, and
Administrative costs (SG&A).
Periode 2010-2011 terdapat 13 persen perusahaan mengalami penurunan penjualan
dan diikuti 21 persen penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A). Hal
16
ini menunjukkan bahwa terdapat 8 persen perusahaan tidak mengalami kenaikan Selling,
General, and Administrative costs (SG&A) ketika mengalami kenaikan penjualan.
Periode 2011-2012 terdapat 23 persen perusahaan mengalami penurunan penjualan
dan di ikuti dengan 23 persen penurunan Selling, General, and Administrative costs
(SG&A). Hal ini menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan penjualan maka diikuti pula
oleh penurunan Selling, General, and Administrative costs (SG&A) secara seimbang.
Tabel 10 Hasil pengurjian Perusahaan Manufaktur Small
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
1
(Constant)
0.029
0.017
Penjualan
0.173
0.149
Periode
0.463
0.322
Sumber: Data olah 2013
Pada perusahaan berukuran small memiliki nilai β1 sebesar 0,173 hal ini
menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan 1 persen penjualan maka terjadi kenaikan
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) sebesar 0,173 persen. Kemudian nilai
β2 sebesar 0,463 sehingga nilai β1+β2 sebesar 0,636. Hal ini menunjukkan bahwa ketika
terjadi penurunan 1 persen penjualan maka Selling, General, and Administrative costs
(SG&A) akan turun sebesar 0,636 persen. Oleh sebab itu tidak terdapat perilaku sticky cost
pada perusahaan manufaktur berukurang small karena respon Selling, General, and
Administrative costs (SG&A) ketika terjadi kenaikan penjualan lebih kecil daripada respon
Selling, General, and Administrative costs (SG&A) ketika terjadi penurunan penjualan.
Kondisi semacam ini disebut Anti-sticky.
Tidak ditemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur
berukuran Small dan ditemukan adanya perilaku anti-sticky yang lebih besar dari
perusahaan berukuran Medium kemungkinan karena perusahaan berukuran Small memiliki
asset intensity yang lebih kecil dari perusahaan berukuran Medium. Penulis menemukan
bahwa perusahaan manufaktur berukuran small memiliki tingkat asset intensity yang lebih
rendah dari perusahaan berukuran Medium yaitu 75 persen.
17
Tingkatan perilaku sticky cost
Setelah melakukan pengujian perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur
yang listed di bursa efek indonesia periode 2009-2012, perusahaan manufaktur berukuran
large, perusahaan manufaktur berukuran medium dan perusahaan manufaktur berukuran
small penulis menampilkan satu tabel berisi urutan ukuran perusahaan berdasarkan
besarnya perilaku sticky cost.
Tabel 11 Tingkatan Perilaku sticky cost berdasarkan ukuran perusahaan
Ukuran
perusahaan
Large
Kenaikan
1 persen
penjualan
0,248
Penurunan
1 persen
penjualan
0,116
Medium
0,376
0,603
Small
0,173
Sumber: Data olah 2013
0,636
Perilaku
Selisih
Asset
Intensity
sticky
0,132
87%
0,227
83%
0,463
75%
Antisticky
Antisticky
Perusahaan manufaktur berukuran large memiliki indikasi adanya perilaku sticky
cost. Ketika penjualan naik sebesar 1 persen maka Selling, General, Administrative cost
(SG&A) naik sebesar 0,248 persen namun ketika penjualan turun sebesar 1 persen maka
Selling, General, Administrative cost (SG&A) hanya turun sebesar 0,116 persen. Hal ini
membuktikan adanya indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur berukuran
large.
Kemudian setelah ditemukan indikasi perilaku sticky cost pada perusahaan
berukuran large ternyata pada perusahaan manufaktur berukuran medium yang memiliki
total asset lebih kecil tidak ditemukan adanya indikasi perilaku sticky cost. Ketika
penjualan naik 1 persen maka Selling, General, Administraive costs (SG&A) naik sebesar
0,376 persen namun ketika penjualan turun 1 persen maka Selling, General, Administraive
costs (SG&A) turun lebih besar yaitu 0,603 persen. Kondisi seperti ini dinamakan Antisticky. Tidak berhasil ditemukannya perilaku sticky cost kemungkinan akibat menurunya
tingkat asset intensity yaitu sebesar 83 persen dari perusahaan manufaktur berukuran large
sebesar 87 persen.
Kemudian pada perusahaan yang memiliki total asset yang paling kecil yaitu
perusahaan small juga tidak ditemukan adanya perilaku sticky cost dan justru memiliki
18
perilaku Anti-sticky yang lebih besar daripada perusahaan berukuran medium. Perusahaan
berukuran small memiliki asset intensity sebesar 75 persen.
Asset intensity merupakan besarnya kemampuan asset untuk menghasilkan
pendapatan / penjualan. Sehingga ketika asset intensity semakin besar pada suatu
perusahaan maka penjualan / pendapatan pada perusahaan tersebut banyak dihasilkan oleh
asset yang mereka miliki.
Kemungkinan yang menjadi alasan tidak ditemukannya perilaku sticky cost yang
diakibatkan semakin rendahnya tingkat asset intensity dari perusahaan large hingga small
sesuai dengan temuan Anderson (2003), Nugroho dan Endarwati (2013), Windyastuti dan
Biyanto (2005), Rahmadi (2012). Anderson (2003), Nugroho dan Endarwati (2013),
Windyastuti dan Biyanto (2005), Rahmadi (2012) mengatakan bahwa semakin besar asset
intensity
maka
Stickiness
semakin
besar.
Ketika
perusahaan
semakin
besar
mempergunakan asset untuk menghasilkan penjualan kemudian setelah itu ketika terjadi
penurunan aktivitas, perusahaan berisiko menjual assetnya karena perusahaan akan
mengalami kehilangan investasi spesifiknya untuk menghasilkan penjualan. Mungkin
dengan menjual asset dapat mengurangi biaya namun pengurangan biaya ini tak sebanding
dengan pengurangan penjualan / pendapatan jika asset intensity besar.
Dengan hasil ini maka hipotesis 2 tidak didukung karena tidak dapat ditemukannya
perilaku sticky cost pada perusahaan manufaktur ukuran medium dan small. Sehingga tidak
dapat di urutkan berdasarkan total asset yang semakin besar bahwa perilaku sticky cost
akan semakin besar.
19
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengujian, ditemukan indikasi perilaku stick