DISKRIPSI SILABUS SAP RKP K3-HK-KTNGKERJAAN.docx

RANCANGAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN

MATA KULIAH

K-3 & HUKUM KETENAGA KERJAAN

DOSEN PENGAMPU :
IR. H. SIDIK HANANTO US, MT

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK PERUMAHAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010

SILABUS MATA KULIAH

1.

2.


Identitas Perguruan Tinggi
a. Pergruan Tinggi

:

Universitas Pendidikan Indonesia

b. Fakultas

:

FPTK

c. Jurusan

:

JPTA


d. Program Studi

:

Pendidikan D-3 Teknik Perumahan

Identitas Mata Kuliah
a. Nama Mata Kuliah:

K-3 & Hukum Ketenaga Kerjaan

b. Kode MK

:

TK 105

c. Dosen Pengampu

:


Ir. H.Sidik Hananto Us, MT

d. Semester

:

3

e. Bobot SKS

:

2

3.

Mata Kuliah Prasyarat

:


---

4.

a. Status Mata Kuliah

:

Wajib

b. Sifat Mata Kuliah

:

Teori

5.

Kompetensi yang dicapai

a. Kompetensi

:

. Mengenal dan mengetahui hukum/ peraturan/ regulasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja serta hubungan formal ketenaga-kerjaan antara majikan dan
buruh/ pegawainya yang terikat oleh perjanjian kerja.
. Mengenal macam-macam kegiatan yang dapat membahayakan kesehatan maupun
keselamatan pekerja dalam melaksanakan kegiatan profesinya, dan mengetahui
hal-hal yang harus dipersiapan untuk penanggulangannya.
. Mengenal bentuk organisasi yang mengakomodir hak-hak dan kewajiban dalam
keprofesiannya (sesuai bidang kegiatan jasa konsultansi maupun jasa konstruksi).

b. Indikator

:

. Kemampuan memprediksi fenomena/ perilaku pekerja dalam melaksanakan
regulasi keprofesiannya.
. Kemampuan mempredikisi kebutuhan keamanan (safety factor) bekerja.

. Mempredikisi perhitungan kebutuhan kenyamanan kerja secara umum pada
disiplin masing-masing.

6.

Deskripsi Mata Kuliah
Pemahaman dan pengenalan regulasi dan prinsip dasar kesehatan dan keselamatan kerja dalam
hubungan manajemen ketanagakerjaan, serta memahami kebijakan dalam masalah resiko,
keorganisasian, perilaku pekerja, penanggulangan bahaya kerja dan asuransi sebagai institusi
penjamin.

7.

Pendekatan Pembelajaran :
Penyelesaian soal/ masalah yang merupakan temuan kelompok secara klasikal;
diselesaikan secara kelompok besar. Dan untuk masalah yang bersifat prinsipal/
kasusistik diselesaikan secara individual.

8.


Media Pembelajaran :
Ceramah, diskusi kasus dengan paparan digital, media realitas pada ruang yang sedang
digunakan.

9.

Asesmen :
- Kehadiran
- UTS dan UAS
- Tugas terstruktur (bulanan/ semesteran) baik secara individual ataupun kelompok.
- Kemampuan studi kasus (temuan masalah); dalam acara diskusi (pendalaman)

10.

Tugas-tugas Mahasiswa

Diantaranya membuat makalah yang membahas regulasi dan pelaksanaan di lapangan
masalah kesehatan dan keselamatan kerja, serta kerja profesi yang berkaitan dengan
undang-undang ketenagakerjaan.
1. Uraikan komponen perlengkapan kerja terkait dengan regulasi keselamatan dan

kesehatan kerja, serta melihat kesenjangan yang terjadi di lapangan antara teori dan
aplikasinya.
2. Penanggulangan kecelakaan dalam pengoperasian perangkat manual maupun
mekanik yang harus diperhatikan.
3. Membuat ulasan tentang jenis pekerjaan yang harus disesuaikan dengan karakteristik
pekerja, antara lain : usia kerja, pendidikan, gender, sertfikasi kerja, pengalaman dan
kondisi fisik/ nonfisik pekerja.

11.

Sumber Pustaka

1. ------------, 2001, , Peraturan Pemerintah Tentang Pegawai Negeri Sipil, Penerbit Citra
Umbara, Bandung.
2. Ridley, John, (terjemahan) 2006, Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penerbit
Erlangga.
3. Suma’mur PK, 1976, Kecelakaan Akibat Kerja dalam Higene Perusahaan dan
Keselamat Kerja, Gunung Agung, Jakarta.
4. Suma’mur PK, 1989, Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan, CV. Haji
Masagung, Jakarta.

5. Tim Redaksi Fokusmedia, 2006, Himpunan Peraturan Perundang Undangan
Ketenagakerjaan, Penerbit Fokusmedia, Bandung.
6. Tunggal, Hadi Setia, 2000, Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat
Pekerja/ Serkat Buruh, Harvarindo, Jakarta.

.---- o ----.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN
1.

NAMA MATA KULIAH

:

K-3 & Hukum Ketenaga Kerjaan

2.

KODE MK / SKS


:

TK 105 / 2

3.

MK PRASYARAT

:

---

4.

SEMESTER

:

3


5.

POKOK BAHASAN
:

Pada permulaan kuliah diberikan penjelasan mengenai
dasar-dasar fisika bangunan secara umum.

Pertemuan Ke

:

Pertama

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

5.1. Pokok Bahasan 1

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Mengenal dan memahami masalah hukum dan
peraturan yang terkait dengan pola pembangunan
ketenagakerjaan.

b. Indikator

: Menulis dafar pertanyaan.

c. Model Pembelajaran

: Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi

d. Skenario Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN

: Klasikal

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi ulasan dan
fenomena ketenagakerjaan pada dunia
industri, khususnya
industri konstruksi.

Responsif dan
mencatat.

30 Menit

PELAKSANAAN

Paparan sketsa grafis
dasar filosofi
perundang-undangan
dan struktur regulasi
di Pemerintahan.

Responsif dan
mencatat.

50 Menit

AKHIR PERTEMUAN

5.2. Pokok Bahasan 2

Pendalaman, tanjajawab

Responsif dan
mencatat.

20 menit

:

Bentuk dan karakteristik kecelakaan akibat kerja yang
berpengaruh pada cara penetrapan kebijakan keselamatan
kerja dan kesehatan kerja, khususnya di bidang jasa
konstruksi.

Pertemuan Ke

:

Kedua dan ketiga

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Memahami masalah dengan memperhatikan sumber/ asal
resiko kerja yang telah diperkirakan sesuai pandangan ahli dan
ketentuan yang berlaku.

b. Indikator

: Perilaku pekerja, identifikasi resiko kerja (kecelakaan dan
gangguan kesehatan).

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi standarisasi
penggulangan jenis
kecelakaan kerja dan
gangguan kesehatan
yang ideal.

Responsif dan
mencatat.

2 x 30 Menit

PELAKSANAAN

Membuat analisa dan
kompilasi data dari
jenis kecelakaan dan
gangguan kesehatan
kerja, khususnya di
proyek lapangan jasa

Responsif, studi kasus
dan mencatat.

2 x 50 Menit

konstruksi.
AKHIR PERTEMUAN

5.3. Pokok Bahasan 3

Pendalaman, tanjajawab

Responsif, ungkapan
masalah kekinian dan
mencatat.

2 x 20 menit

:

Prinsip-prinsip pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) serta alat dan peralatan perlindungan diri (PPE) yang
harus disediakan di lapangan kerja.

Pertemuan Ke

:

Keempat dan kelima

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Memahami dan menganalisa masalah karakteristik resiko
kecelakaan kerja, sehingga alat dan peralatan perlindungan
kerja sesuai standarisasi, serta penyediaan alat dan obat untuk
pertongan pertama pada kecelakaan (P3K).

b. Indikator

: Jenis pekerjaan di lapangan dan identifikasi resiko.

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi ulasan dan
Responsif dan
fenomena manamencatat.
jemen resiko pada
proses pembangunan.

2x15 Menit

PELAKSANAAN

Menganalisa dan
melakukan studi

2x50 Menit

Responsif dan
mencatat.

komparasi pencegahan terjadinya
kecelakaan kerja dan
resiko pada kesehatan.
AKHIR PERTEMUAN

5.4. Pokok Bahasan 4

Pendalaman, tanjajawab

Responsif dan
mencatat.

2x20 menit

:

Budaya kerja pada penggunaan peralatan manual/
mekanik dan konvesional/ modern, serta identifikasi
masalah tempat kerja, waktu kerja.

Pertemuan Ke

:

Keenam dan ketujuh

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Mampu dan memahami cara/ budaya kerja yang sering
dilakukan oleh industri jasa konstruksi sesuai keterampilan
daerah setempat, serta mengatisipasi kebutuhan tetang
kesehatan dan keselamatan kerja.

b. Indikator

: Metoda membangun pada lokasi/ tempat kerja, dan tingkat
keterampilan pekerja lokal.

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN
PERSIAPAN

KEGIATAN DOSEN
Memberi ulasan
tentang proses
perkembangan
teknologi, terkait
regulasi daerah (ke-

KEGIATAN MHS
Responsif dan
mencatat.

WAKTU
2x15 Menit

mampuan otonomi
daerah).
PELAKSANAAN

Menganalisa dan
melakukan studi lapangan sebagai
perbandingan pola
dan budaya kerja.

Responsif dan
mencatat.

2x60 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pendalaman, tanjajawab dan melakukan
evaluasi kecerdasan
analisis mahasiswa.

Responsif dan
mencatat.

2x20 menit

5.5. Pokok Bahasan 5

:

Ujian Tengah Semester.

Pertemuan Ke

:

Kedelapan

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran

a. Kompetensi

: Mampu memahami dan menganalisa bahasan pada pertemuan
kedua sampai dengan ketujuh.

b. Indikator

: Tampilan prestasi.

c. Model Pembelajaran : Jawaban ilustrasi narasi dan grafis.
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Individual.

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Distribusi, dan
pemeriksaan
persiapan UTS.

Melakukan
kelengkapan
administratif.

5 Menit

PELAKSANAAN

Supervisi .

Mengerjaan soal-soal
UTS.

100 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pengumpulan hasil.

Penyerahan lembar
UTS.

5 menit

5.6. Pokok Bahasan 6

:

Peranan pemerintah dan organisasi profesi dalam program
cara membangun yang ideal, dengan memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja pegawai/ buruh.

Pertemuan Ke

:

Kesembilan

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Mengetahui dan dapat membuat bagan alir permasalahan
pelaksanaan serta pengawasan di lapangan sesuai undangundang keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Indikator

: Standarisasi dan legal manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja.

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi ulasan
pengelolaan prosedur
tindakan keselamatan
kerja, dari pembuatan
rambu-rambu sampai
pemberian sangsi.

Responsif dan
mencatat.

30 Menit

PELAKSANAAN

Menganalisa dan
melakukan studi
literatur tentang
pedoman praktis dan
pengawasan disiplin
kerja.

Responsif dan
mencatat.

50 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pendalaman, tanjajawab

Responsif dan
mencatat.

20 menit

5.7. Pokok Bahasan 7

:

Pemahaman masalah tata kerja & susunsn organisasi
lembaga kerja sama tripartit.

Pertemuan Ke

:

Kesepuluh

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Mampu secara fungsional dari masing-masing lembaga yang
mengatur hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja.

b. Indikator

: Jenis kelembagaan yang ada dan undang-undang yang mengatur kontribusi tanggung jawab/ kwajiban.

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi penjelasan
tentang tata kerja dan
susunan organisasi
lembaga kerja sama
tripartit.

Responsif dan
mencatat.

30 Menit

PELAKSANAAN

Pemaparan sendisendi kerjasama dan
jenis kelembagaan
serikat pekerja sesuai
keprofesiannya.

Responsif dan
mencatat.

50 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pendalaman, tanjajawab

Responsif dan
mencatat.

20 menit

5.8. Pokok Bahasan 8

:

Kebutuhan masalah jaminan sosial pekerja, dari program
sampai implementasi di lapangan. (Perhatikan peraturan
pemerintah RI no. 79 tahun 1998)

Pertemuan Ke

:

Kesebelas dan keduabelas

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Memahami dan menganalisa bentuk jaminan sosial yang
diperlukan pekerja dengan konsekuensi pendanaan (cost)
perusahaan.

b. Indikator

: Bentuk jaminan sosial, antara lain : jaminan kematian, jaminan
hari tua, jaminan kecelakaan kerja.

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi pemahaman dasar-dasar
kebutuhan pekerja,
tentang resiko kerja.

Responsif dan
mencatat.

2x15 Menit

PELAKSANAAN

Menganalisa dan
melakukan studi
peraturan tentang
perusahaan penjamin
dan peserta (pekerja
yang dijamin).

Responsif dan
mencatat.

2x65 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pendalaman, tanjajawab

Responsif dan
mencatat.

2x20 menit

5.9. Pokok Bahasan 9

:

Hak dan kewajiban pekerja, sesuai dengan tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, dan tingkat resiko
pekerjaan.

Pertemuan Ke

:

Ketigabelas

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Memahami dan menganalisa masalah hak kolektif maupun
individual pekerja serta kewajiban yang bersifat administratif
maupun keprofesian.

b. Indikator

: Perjanjian kerja, peraturan perusahaan, sangsi.

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi dasar-dasar
keprofesian atas
kebutuhan tingkat
kesulitan kerja.

Responsif dan
mencatat.

30 Menit

PELAKSANAAN

Menganalisa dan
melakukan studi
komparasi (sesuai
bidang keprofesian)
kewajiban dan hakhak pekerja.

Responsif dan
mencatat.

50 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pendalaman, tanjajawab

Responsif dan
mencatat.

20 Menit

5.10. Pokok Bahasan 10

:

Sistem pengupahan dengan standar remunerasi sesuai
dasar kebutuhan pokok, jabatan/ fungsi kerja dan lain-lain
yang diatur dalam peraturan klasifikasi kerja dari
Departemen PU dan Departemen Keuangan (Bank
Indonesia.

Pertemuan Ke

:

Keempatbelas dan kelimabelas

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Memahami dan menganalisa sistem pengupahan, yang terkait
dengan orientasi target maupun pada proses/ waktu kerja.

b. Indikator

: Upah minimum regional, sistem harian, mingguan, bulanan.

c. Model Pembelajaran : Ceramah, tanja jawab, tampilan grafik ilustrasi
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Klasikal

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Memberi uraian
komponen remunerasi, dan kebiasaan
pekerja menerima
upah.

Responsif dan
mencatat.

2x15 Menit

PELAKSANAAN

Menganalisa dan
melakukan latihan
menghitung komponen biaya kegiatan
kerja dan kebutuhan
internal.

Responsif dan
mencatat.

2x65 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pendalaman, tanjajawab

Responsif dan
mencatat.

2x20 menit

5.11. Pokok Bahasan 11

:

Ujian Akhir Semester.

Pertemuan Ke

:

Keenambelas

Dosen/ Asisten

:

Ir. H. Sidik Hananto Us, MT

Kompetensi Dan Model Pembelajaran
a. Kompetensi

: Menyelesaikan dan menganalisa masalah secara komprehensif
serta membuat keputusan pilihan desain yang ideal.

b. Indikator

: Kecepatan dan keakuratan pemilihan metode.

c. Model Pembelajaran : Jawaban ilustrasi narasi dan grafis.
d. Skenario Kegiatan Pembelajaran : Individual

TAHAP KEGIATAN

KEGIATAN DOSEN

KEGIATAN MHS

WAKTU

PERSIAPAN

Distribusi, dan
pemeriksaan
persiapan UAS.

Melakukan
kelengkapan
administratif.

5 Menit

PELAKSANAAN

Supervisi .

Mengerjaan soal-soal
UAS.

100 Menit

AKHIR PERTEMUAN

Pengumpulan hasil.

Penyerahan lembar
UAS.

5 menit

6.

MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
a. Set digital presentasi
b. Set papan tulis
c. Set model untk uji coba materi (metode kalibrasi)

7.

EVALUASI
a. Penyelesaian Tugas Kecil/ Besar
b. Pelaksanaan kelompok uji coba materi
c. Jawaban narasi/ grafis UTS dan UAS

d. Penilaian komprehensif komponen evaluasi (kehadiran, tugas-tugas, tanyajawab,UTS/UAS)
8.

SUMBER PUSTAKA/ PEMBELAJARAN

------------, 2001, , Peraturan Pemerintah Tentang Pegawai Negeri Sipil, Penerbit Citra
Umbara, Bandung.
Ridley, John, (terjemahan) 2006, Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penerbit
Erlangga.
Suma’mur PK, 1976, Kecelakaan Akibat Kerja dalam Higene Perusahaan dan Keselamat
Kerja, Gunung Agung, Jakarta.
Suma’mur PK, 1989, Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan, CV. Haji Masagung,
Jakarta.
Tim

Redaksi Fokusmedia, 2006, Himpunan Peraturan
Ketenagakerjaan, Penerbit Fokusmedia, Bandung.

Perundang

Undangan

Tunggal, Hadi Setia, 2000, Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/
Serkat Buruh, Harvarindo, Jakarta.
.---- o ----.

LAMPIRAN DRAFT

MATERI PERKULIAHAN
Mata Kuliah : K-3 & HK KETENAGAKERJAAN

1. Kepranataan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1.1. Pranata hukum kesehatan dan kelamatan kerja terdahulu, Factories Act 1961 (FA) dsan
Offices, Shops and Railway Premises Act 1963 (OSRP), ditujukan untuk memperbaiki
kesalahan yang terjadi dan isinya cenderung preskriptif dan membatasi lingkup
pekerjaan dengan memberlakukannya hanya pada operasi, proses atau tempat kerja
tertentu yang disebutkan di dalam ketetapan (Act) tersebut. Sedikit sekali regulasi yang
dibuat berdasarkan ketetapan-ketetapan ini yang masi berlaku.
Dulu, hukum-hukum kesehatan dan keselamatan kerja muncul untuk melindungi para
pelkerja dari bahaya yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi. Walaupun masih
tetap demikian halnya hingga saat ini, penekanan yang lebih besar kini terletak pada
bagian-bagian yang memerlukan peran serta majikan. Sikap kita telah berubah dari
melindungi permesinan menjadi melindungi manusia dan semakin menitik beratkan
pada antisipasi bahaya (penilaian resiko) ketimbang menanti terjadinya kecelakaan kerja.
1.2.

Mayoritas regulasi kesehatan dan keselamatan kerja yang menyangkut tenaga kerja yang
sedang bekerja, termasuk regulasi yang berasal dari Uni Eropa, dibuat oleh pemerintah
melalui departemen yang sesuai (pada tahun 2003 dibuat oleh Departemen Tenaga
Kerja untuk materi-materi ketenagakerjaan dan Departemen Perindustrian dan
Perdagangan untuk permesinan). Rancangan redaksi regulasi kesehatan dan
keselamatan kerja dibuat oleh Health and Safety Commission/ Executive (HSC/E) sesuai

dengan kewenangan yang disebutkan dalam HSW (Health and Safety at Work). Untuk
menstimulir pertumbuhan perdagangan bebas di Uni Eropa, sejumlah direktif diadopsi
yang menetapkan ketentuan keselamatan barang jadi dan perlengkapan. Penyiapan
regulasi-regulasi untuk menyertakan isi direktif khusus ini ke dalam hukum-hukum yang
dilakukan

oleh

Departemen

Perindustrian

dan

Perdagangan

berdasarkan

kewenangannya.
1.3.

Dalam pelaksanaan regulasi ini, perlu pengendalian dan pengawasan berkala yang
meliputi :
a. Melaksanakan inspeksi umum terhadap tempat kerja (biasanya semakin berbahaya
kondisi suatu tempat kerja, maka perlu intensif dilakukannya).
b. Melakukan investigasi atas segala kejadian menyangkut masalah kesehatan kerja dan
kecelakaan kerja sekecil apapun.
c. Melakukan pengamatan atas keluhan-keluhan tentang kondisi tempat kerja (harus
menjadi prioritas pengawasan).
d. Memberikan penyuluhan dan nasehat-nasehat untuk berbagai masalah kesehatan
dan keselamatan kerja tertentu.
e. Menginformasikan hasil temuan kepada departemen terkait dan serikat kerja yang
bersangkutan.

1.4.

Yang mempengaruhi isu-isu kesehatan dan keselamatan kerja :
a. Environmental Protection Act 1990, Berhubungan dengan buangan limbah ke
atmosfer, aliran air, dan tanah. Beberapa substansi yamg terkandung di dalamnya
dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan komunitas masyarakat dan ekologi di
area tersebut.
b. Hal-hal

yang

terkait

terdapat

dalam

bebgerapa

hukum

ketenagakerjaan yang memberikan perlindungan terhadap pekerja.

rumit

tentang

c. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerja perempuan, bila pekerjaan tersebut akan
mengganggu kondisi fisik kewanitaannya, kesuburan, kehamilan sampai tingkat
perawatan terhadap bayi yang dilahirkan.
d. Pakaian kerja yang dikaitkan dengan ketentuan busana religius yang dianutnya,
dimana akan mengurangi perlindungan atas dirinya dalam nilai-nilai kesehatan dan
keselamatan kerja.
1.5.

Ketentuan tentang keselamatan kerja, yang dapat dijadikan acuan sebagai petunjuk yang
lebih rinci:
a. Tempat kerja, peralatan tetap (fixtures) dan perabotannya (fitting) maupun
peralatan, perangkat, dan sistemnya yang terintegrasi (built-in) atau tambahan harus
terawat dengan baik, bersih, dan dalam urutan kerja yang efisien.
b. Pengaruh iklim di tempat kerja; penerangan cahaya terang langit (alami), ventilasi,
temperatur ruangan dan kelembaban harus sesuai dengan standar kesehatan dan
keselamatan kerja.
c. Perawatan perlu diperhatikan agar kebersihan dan kondisi peralatan tidak
membahayakan kesehatan maupun keselamatan pekerja.

1.6.

Pendenmganran sering diabaikan, beberapa hal yang perlu dipahami tentang bunyi/
suara dan kebisingan:
a. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diharapkan.
b. Beberapa bunyi yang deperlukan adalah untuk berkomunikasi, memberi peringatan
dan mengenali sesuatu yang penting.
c. Perlu diperhatikan ambang pendengaran.

2. Perlindungan Kesehatan Pada Pekerja
2.1. Dalam konsep pemeliharaan dan perawatan nilai-nilai kesehatan pekerja, meliputi
pengambilan tindakan pencegahan penyakit dan memberikan sarana untuk mencegah
pekerja kontak dengan substansi yang membahayakan kesehatan. Sarana kesehatan sangat
perlu untuk menjaga bila terjadi pekerja yang sakit maupun mendapat gangguan kesehatan
karena jenis pekerjaannya.

2.2. Konsumsi yang bergizi pada pekerja untuk pekerjaan tertentu harus diberikan, misal:
makanan untuk menjaga stamina kerja karena bekerja pada ruang yang sangat dingin.
Perlengkapan kerja selain pakaian kerja, misal: alat peredam kebisingan, kacamata untuk
mengurangi radiasi matahari, pakaian kerja yang melindungi dari cuaca/ iklim, dan lainlainnya yang menyebabkan gangguan kesehatan.

2.3. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) didefinisikan sebagai tempat perawatan
darurat untuk pekerja yang sakit akibat menurunnya kesehatan atau karena kecelakaan
kecil. Apapun bentuk pekerjaan yang terorganisir baik dalam skala kecil maupun besar
harus tersedia sarana P3K, walaupun terkadang tidak memerlukan ruangan khusus untuk
maksud ini. Tenaga medis diperlukan bila jenis pekerjaan menpunyai resiko yang signifikan
dan lapangan pekerjaan jauh dari sarana kesehatan lingkungan

2.4. Tindakan untuk kesehatan dan pencegahan yang mengakibatkan gangguan kesehatan
diantaranya, dapat di uraikan sebagai berikut :
Bentuk Gangguan
Sikap Tubuh

-

Waktu Kerja

-

Penglihatan

-

Pendengaran

Tindakan Yang Perlu Dilakukan
Pemakaian kursi kerja yang dapat disetel sehingga
kedudukan lengan operator akan sejajar dengan bidang
kerja, atau tidak mempercepat kelelahan kerja.
Kursi yang memiliki sandaran yang dapat disetel, serta
tumpuan kaki pada ketinggian yang tepat sehingga
mencapai nilai ergonomi yang ideal.
Batas waktu bekerja yang melebihi regulasi (lembur yang
diizinkan), sehingga mengurangi konsentrasi dan ketepatan
hasil kerja.
Posisi obyek pengamatan yang tidak wajar, sehingga perlu
alat bantu (kacamata).
Tempat kerja yang berdebu atau kadar kimia udara yang
mengganggu penglihatan sehingga perlu alat bantu untuk
penglihatan.

- Bunyi yang ada di lokasi pekerjaan melebih standar regulasi

Kulit Tubuh

-

Pernafasan

-

Kelelahan kerja

-

tingkat kekerasan bunyi yang diizinkan, sehingga diperlukan
alat bantu untuk kesehatan pendengaran.
Sarung pelindung kulit untuk melindungi erosi pada kulit
tubuh.
Krim atau gel lainnya, untuk melindungi kulit dari radiasi
matahari atau kepekatan udara yang mengadung bahan
kimia.
Filter pelindung pernafasan untuk polusi akibat debu, CO2
dan lain-lain yang mengganggu saluran pernafasan.
Memberikan pelatihan penggunaan perangkat kerja baik
yang bersifat perangkat lunak maupun keras.
Perangkat harus disesuaikan dengan sifat tugas.
Bantuan teknis yang efektif, dalam bentuk protap dan
program kerja (penjadwalan kerja).

2.5. Asuransi kesehatan harus diperhitungkan dalam biaya produksi, sehingga beban resiko
yang memberatkan perusahaan dapat dihindari. Hal ini sesuai dengan UU Ketenagakerjaan
Th. 2006.

3. Kebijakan Regulasi Ketenagakerjaan.
3.1. Kebijaksanaan dalam pembangunan mengenai regulasi ketenagakerjaan adalah bagian
integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, pembangunan
ketenagakerjaan mengatur hal-hal yang betujuan terpenuhinya hak-hak dan perlindungan
yang mendasar bagi tenaga kerja dan pekerja/ buruh serta pada saat yang bersamaan
dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pembangunan dunia usaha.
3.2. Yang perlu diperhatikan dalam mata-kuliah ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan:
a. Pelatihan Kerja; Setiap alat dan peralatan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri,
sehingga perlu pengenalan dan cara pengoperasian.
b. Hubungan Kerja; Pada dasarnya setiap transaksi pekerjaan yang mengeluarkan hasil
harus diawali dengan perjanjian kerja yang seimbang, sehingga dapat diketahui hak dan
kewajiban masing-masing pihak
c. Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan pada Pekerja; Kelemahan dalam setiap
hubungan kerja ada pada kesenjangan posisi/ jabatan kerja dan pengupahan sebagai

tujuan pragmatis pekerja, untuk itu perlu komisi atau organisasi yang mengupayakan
perlindungan pekerja dsampai pada tingkat kesejahteraannya.

3.3. Hak berserikat bagi pekerja; Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah telah meratifikasi
Konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
Berorganisasi dengan Keppres No. 83/ 1998 dan Konvensi ILO no. 98 tentang berlakunya
Dasar-dasar dari Hak untuk Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama, dengan UU No.
18/ 1956.
Maksud dan tujuan tersebut adalah :
a. Menjamin kebebasan buruh untuk ikut atau tdaknya dalam Serikat Pekerja.
b. Melindungi buruh/ pekerja terhadap campur tangan majikan.
c. Melindungi Serikat Pekerja terhadap campur tangan majikan dalam mengurus
organisasinya, khususnya mendirikan organisasi dibawah pengaruh majikan atau yang
disokong dengan uang atau cara lainnya.
d. Menjamin penghargaan hak berorganisasi.
e. Menjamin perkembangan serta penggunaan badan perundingan sukarela untuk
mengatur syarat-syarat dan keadaan-keadaan kerja dengan perjanjian perburuhan.

-

O -