14 Kebijakan Mutu UGM 06 04 2017

PERAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DALAM PENGEMBANGAN MUTU PELAYANAN

DIREKTUR MUTU DAN AKREDITASI
PELAYANAN KESEHATAN
dr. EKA VIORA,Sp.KJ
Disampaikan pada Seminar Series Health Policy and Management

1

Pendahuluan
Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Isu Peningkatan Mutu Faskes

Upaya Peningkatan Mutu Faskes
Penutup
2

PENDAHULUAN
•Sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan merupakan
sebuahsistem yang bersifat dinamis, dapat mengikuti berbagai

perubahan baik dari perubahan sistem kesehatan maupun dari
perubahan sistem diluar kesehatan.
✓ Salah satu perubahan besar yang masih berlangsung didalam
sistem kesehatan adalah perubahan dalam Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)
✓ Diluar sistem kesehatan perubahan yang juga sangat terasa
adalah semakin meningkatnya tuntutan keterbukaan yang
terkait dengan kebijakan publik.

SKN & KERANGKA KERJA REGULASI
• JKN telah membuat perubahan mendasar dalam
sub-sistem pembiayaan dlm SKN.
• Perubahan ini tidak diikuti dgn perubahan mendasar
pada sub-sistem yang lain termasuk perubahan dalam
dalam pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
melalui regulasi mutu pelayanan kesehatan
• Kerangka kerja regulasi kesehatan yang terdiri dari
upaya perijinan, peningkatan mutu dan keselamatan,
pengaturan jumlah dan penyebaran fasilitas/SDM KES
serta sosialisasi kepada masyarakat masih berjalan

seperti sebelum penerapan JKN kecuali untuk
regulasi harga karena adanya tarif INA CBG dan
sistem kapitasi.

PENDAHULUAN
• Belum adanya kerangka kerja mutu
pelayanan kesehatan tingkat nasional
(NATIONAL HEALTHCARE QUALITY
FRAMEWORK) berbagai pengukuran
mutu pelayanan kesehatan di Indonesia
tidak terintegrasi satu sama lain dan lebih
lanjut hasil pengukuran tidak
disosialisasikan dan digunakan secara
maksimal untuk mendorong peningkatan
mutu.

Namun kegiatan tersebut berjalan kurang
atau tanpa koordinasi antar satu
pengukuran dengan pengukuran yang lain


• Berbagai pengukuran mutu telah dilakukan
oleh berbagai institusi, seperti:
✓ INDIKATOR MUTU SATKER BLU (IKI,
IKT)KEMENKES/ KEMENKEU
✓ INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI
FASYANKES (KeMen PAN),
✓ INDEKS KUALITAS FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN (BPJS)),
✓ AKREDITASI RS dengan indikator area
klinis, manajemen dan keselamatan
pasien (KARS),
✓ INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN
(KNKP RS), dll

Pendahuluan
Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Isu Peningkatan Mutu Faskes

Upaya Peningkatan Mutu Faskes
Penutup

6

1. PENDAHULUAN

TRISAKTI:
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA PINTAR

PROGRAM INDONESIA SEHAT

PROGRAM INDONESIA KERJA
PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA

RENSTRA 2015-2019

PARADIGMA SEHAT


JKN

PENGUATAN YANKES

KELUARGA SEHAT

D
T K
P

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA

3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR
UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

VISI DAN MISI PRESIDEN

SASARAN POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN
DALAM RPJMN 2015 -2019

(PERPRES N0. 2 TAHUN 2015)

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
2. Meningkatnya pengendalian penyakit;

3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin;
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan

Sumber : Perpres N0. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015 - 2019

PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

3 PILAR PROGRAM INDONESIA SEHAT
Paradigma Sehat
▪ Pengarusutamaan
kesehatan dalam

pembangunan
▪ Promotif – Preventif
sebagai pilar utama
upaya kesehatan
▪ Pemberdayaan
masyarakat
▪ Keterlibatan Lintas
Sektor

PENDEKATAN KELUARGA

Penguatan Yankes
▪ Peningkatan akses
terutama pada FKTP
▪ Optimalisasi Sistem
Rujukan
▪ Peningkatan Mutu
Penerapan pendekatan
Continuum of care
Intervensi berbasis resiko

kesehatan (health risk)

KELUARGA SEHAT

Jaminan Kesehatan
Nasional
▪ Benefit
▪ Sistem Pembiayaan:
Asuransi – Azas gotong
royong
▪ Kendali Mutu dan
Kendali Biaya
▪ Sasaran PBI dan Non PBI
Tanda Kepesertaan -> Kartu
Indonesia Sehat

NUSANTARA SEHAT
9

Peta Strategi Ditjen Pelayanan Kesehatan

2015-2019

VISI PELAYANAN KESEHATAN 2019
Akses Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyakarat

9

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PERMENKES NOMOR 64 TAHUN 2015
ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT

PELAYANAN
KESEHATAN
PRIMER

DIREKTORAT
PELAYANAN
KESEHATAN
RUJUKAN

DIREKTORAT
PELAYANAN
KESEHATAN
TRADISIONAL

DIREKTORAT
FASILITAS
PELAYANAN
KESEHATAN

DIREKTORAT

MUTU DAN
AKREDITASI
PELAYANAN
KESEHATAN

SKEMA PROSES KERJA DITJEN PELAYANAN KESEHATAN

Program
Peningkatan
Mutu dan
Akreditasi di
Fasyankes

Penyelenggaran
Pelayanan
Kesehatan

Pemetaan/
Registrasi
Fasyankes
Pemenuhan
Kebutuhan
Sarpras
Fasyankes

Mempersiapkan
Fasyankes Siap
Diakreditasi

Kepatuhan Fasyankes Terhadap Standar Input & Proses
Dukungan
Manajemen

Dukungan
Manajemen

AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
12

Pendahluan
Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Isu Peningkatan Mutu Faskes

Upaya Peningkatan Mutu Faskes
Penutup
13

ISU PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN KESEHATAN
DI INDONESIA

BEBERAPA PERMASALAHAN MUTU PELAYANAN
• Lemahnya keterlibatan konsumen /pasien
• Pelayanan yang tidak sesuai kebutuhan pasien
• Rendahnya perhatian terhadap hak pasien dan keluarga
• Fragmentasi sistem
• Rendahnya kompetensi dan motivasi
• Rendahnya budaya mutu dan keselamatan Pasien dari SDM Kesehatan
• Fasyankes kurang memperhatikan keselamatan
• Variasi praktek klinis
• Penggunaan antibiotik dan tes diagnostik berlebihan
• dll

ISU PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
• Selama Era JKN indikator mutu yang mengukur
dimensi akses dan efisiensi menjadi indikator yang
paling menjadi perhatian
• Untuk mendapatkan gambaran komprehensif mutu
sistem kesehatan seperti effective, acceptability,
equity & safety juga perlu diukur

MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA:
MENINGKAT ATAU MENURUN DI ERA JKN?

AKSES
• Targetnya adalah jumlah cakupan kepesertaan
serta juga KENDALI MUTU DAN KENDALI
BIAYA.
• Meski sudah terjadi peningkatan akses
masyarakat kepada yankes ( jumlah
kepesertaan dan hilangnya hambatan akses
terkait biaya serta umumnya terjadi di kotakota besar.
• Pencapaian indikator akses juga belum
mencakup akses yang terkait dengan SDM dan
faskes serta hambatan karena kondisi geografis
yang umumnya ada di DTPK

EFISIENSI
Secara umum ada duapendapat

tentang efisiensi yankes di era JKN:
• Terjadi IN-EFISIENSI akibat rujukan
berjenjang yang tidak efektif serta
besarnya potensi fraud dlm yankes
• Dana JKN terlalu kecil misalnya terkait
dengan penetapan tarif INA CBG dan
besaran dana kapitasi

•Mekanisme perijinan (lisensi) yang diberikan oleh Kementerian
Kesehatan maupun Dinas Kesehatan seperti perijinan rumahsakit, ijin praktek mandiri (dokter, bidan), ijin klinik, ijin apotik
dan sebagainya;

•Mekanisme sertifikasi seperti rumah-sakit sayang bayi dan ibu,
bidan Delima, sertifikat ACLS/ATLS dan sebagainya;
•Mekanisme akreditasi seperti akreditasi RS, akreditasi

UPAYA INOVASI PENINGKATAN MUTU
UPAYA INOVASI

▪ Pengembangan Tim Quality Assurance,
▪ Pengembangan sistem peningkatan
kinerja klinis,
▪ Penerapan STANDAR ISO,
▪ Penerapan AUDIT MUTU,
▪ Pengembangan CLINICAL PATHWAYS

MASALAH
• Tidak selalu dapat berjalan secara
berkelanjutan,
• Sebagian besar juga tidak dilakukan
evaluasi untuk menilai efektifitasnya.

JKN  MEMBANGUN STANDAR
INPUT

o Standar fasilitas Medik
o Standar fasilitas Non
Medik
o Standar SDM
o HTA
o Tarif
o Akreditasi

EFISIENSI

PROSES

PNPK
PPK
CP

COST
EFFECTIVENESS

OUTPUT

oKeadaan pasien
pulang
oKomplain
oSelisih Biaya

INDIKATOR MUTU
PELAYANAN

Pendahuluan
Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Isu Peningkatan Mutu Faskes

Upaya Peningkatan Mutu Faskes
Penutup
21

UPAYA PENINGKATAN MUTU FASKES

KUALITAS PELAYANAN
MUTU

AKREDITASI RS

KINERJA

IKI
(Indikator Kinerja Individu)

IKT
(Indikator Kinerja Terpilih)

PERFORMANCE
RS

REMUNERASI (BERBASIS
KINERJA)

• NASIONAL
• INTERNASIONAL

REGULASI

PERMENKES nomor 75 tahun 2014
Tentang Puskesmas

STANDAR PELAYANAN

PERMENKES nomor 56 tahun 2014
Tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit
PERMENKES nomor 46 tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi
PERMENKES nomor 12 tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit

KUALITAS PELAYANAN

PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM
PENINGKATAN
AKSES
• SARANA
PRASARANA
• KOMPETENSI SDM
• ALAT KESEHATAN

PROGRAM
PENINGKATAN MUTU
• AKREDITASI RS
• AKREDITASI PKM

Terwujudnya Akses Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan yang berkualitas Bagi
Masyarakat

STRATEGI PENINGKATAN MUTU
MENTARGETKAN STAKEHOLDER KUNCI
PROFESI

training, re-validasi, norma dan standar, misconduct, registrasi profesi,
pengukuran kinerja, peer review, CME, pedoman praktek klinis, kondisi kerja
yang kondusif untuk belajar, perencanaan SDM, kompetensi profesi, substitusi
tugas, profesi baru

YANKES

lisensi, peraturan mengenai resiko, indikator kinerja, pengumpulan sistematis
informasi yankes, akreditasi/sertifikasi, program mutu dan keselamatan,
akreditasi sistem layanan terintegrasi, inovasi organisasi

PRODUK DAN
TEKNOLOGI
MEDIS

Registrasi dan validasi, ijin pemasaran, pengaturan resiko, penapisan teknologi
(HTA), strategi inovasi nasional

PASIEN DAN
KELUARGA

Hak pasien, partisipasi pasien/keluarga/masyarkat, monitoring pengalaman
pasien, informasi kinerja, promosi kesehatan

PEMBIAYA/PENYA Menilai mutu, informasi kinerja, insentif dan disinsentif, laporan kinerja
NDANG DANA
nasional

UPAYA PENINGKATAN AKSES
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN

MELALUI REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN
RSU Dr. Zainoel Abidin

RSUD Tarakan

RSU H Adam Malik

RSU Prof.Dr. R.D Kandou

RSUD Kep. Riau
RSU Dr Sudarso PTK
RSU Dr. M.Jamil

RSUD H A WahabSjahranie
RSUD Arifin Achmad

RSU Dr. Ir. Soekarno
RSU Dr. Mohammad Hoesin

RSU Dr. H. Abdul Moelok
RSU Dr. Cipto Mangunkusumo

Nasional

Provinsi

RS Kelas A

11

2

RS Kelas B

3

15

RS Kelas C

--

3

Jumlah

14

20

RSUD Dr. Doris Sylvanus

RSUD Raden Mattaher
RSUD Dr. M. Yunus

RSU Sorong
RSU Dr. Hasan Busor
RSU Prof. Dr. Aloei

RS
Rujukan

RSUD Mamuju RSU Kendari
RSUD Ulin
RSU Dr W Sudirohusodo

RSU Jayapura
RSU Dr. M Haulussy

RSU Tangerang
RSU Dr. Kariadi

RSU Dr Hasan Sadikin
RSUP Dr. Sarjito

RSU Dr. Soetomo
RSUD Prov NTB
RSUP Sanglah Denpasar

RUMAH SAKIT RUJUKAN NASIONAL
RUMAH SAKIT RUJUKAN PROVINSI

RSU Prof. Dr. WZ Johanes

TOTAL RUMAH SAKIT
RUJUKAN REGIONAL : 110
RS KELAS A

3 RS

RS KELAS B

48 RS

RS KELAS C

52 RS

RS KELAS D

7 RS

**Kepmenkes HK.02.02/MENKES/390/2014
dan HK.02.02/MENKES/391/2014

26

Penguatan Rumah Sakit Rujukan Nasional, Provinsi, dan Regional

Pemenuhan Sumber Daya Kesehatan
*Perpres no.4 / 2017
ttg Wajib Kerja Dr.Sp.1 (WKDS)

Pembiayaan

14

20

110

RS Rujukan
Nasional

RS Rujukan
Provinsi

RS Rujukan
Regional

 DAK REGULER
 DAK PENUGASAN
 DAK AFIRMATIF

27

Donabedian
(1998)
• Effectiveness
• Efficiency
• Access
• Safety
• Appropriate
ness
• Equity
•••-

• Health
Improvement
••-

Maxwell

NHS

(1992)

(1997)

• Effectiveness
• Efficiency
• Access
• Respect
• Appropriate
ness
• Equity
•• Acceptability
• Choice/Availabil
ity of
Information
• Technical
Competence

• Effectiveness
• Efficiency
• Fair Access
•••• Timeliness
•• Patient Care
Experience
• Health
Improvement

Council of Europe
(1998)

NLHI of JCAHO
(1999)

• Effectiveness
• Efficiency
• Access
• Safety
• Appropriate
ness
••• Acceptability
• Patient
Satisfaction

• Effectiveness
• Efficiency
• Access
• Safety
• Appropriate
ness
•• Timeless
••-

• Efficacy

•• Availability
• Prevention/Earl
y Detection

IOM

WHO

(2001)

(2006)

• Effectiveness
• Efficiency
•• Respect/Safety
•-

• Effectiveness
• Efficiency
• Access
• Safety
•-

• Equity
• Timeliness
•• Responsive
ness/Patient
Centeredness
•-

• Equity
•• Acceptability
• Patient
Centeredness

• Continuity
•-

••-

•-

PERSONCENTERED

TIMELY

SAFE

SIX
HEALTHCARE
QUALITY
DIMENSIONS

EFFECTIVE

Institute Of Medicine, 2001

EQUITABLE

EFFICIENT

DIMENSI
MUTU

TUJUAN

SAFE

Meningkatkan keselamatan melalui penerapan prinsip manajemen resiko
Menghindari cedera pada pasien akibat pelayanan yang diberikan

EFFECTIVE

Meningkatkan efektifitas seperti melalui penyusunan clinical guideline &
clinical pathways

TIMELY

Ketepatan Waktu/ Response time

PATIENT CENTERED

Memberikan pelayanan yang menghormati dan merespon keinginan
pasien, kebutuhan pasien, nilai-nilai dan memastukan nillai – nilai tersebut
dihormati dalam proses pelayanan

EQUITABLE

Mutu Pelayanan yang sama tanpa membedakan individu , (gender, etnis),
lokasi geografis

EFFICIENT

Meningkatkan Efisiensi, misalnya Program Pencegahan Fraud
Menghindari tindakan dan upaya yg tidak diperlukan

12 Indikator Mutu Pelayanan RS
1

Kepatuhan penggunaan Clinical
EFFECTIVE
Pathway

7

Kepuasan Pasien dan Keluarga di IGD, Rawat
Jalan dan Rawat Inap
ACCEPTABLE

2

Kelengkapan Asesmen Awal
Keperawatan dalam 24 Jam EFFECTIVE

8

Respon Time IGD < 5 menit

3

Penulisan Resep sesuai dengan
EFFICIENT
Formularium

9

Waktu tunggu pelayanan laboratorium

4

Angka kejadian Penundaan Operasi
EFFICIENT
Elektif

10

Angka Pasien Jatuh

SAFE

5

Waktu Tunggu Rawat Jalan

11

Angka Infeksi Luka Operasi

SAFE

6

Ketepatan Jam Visite dokter Spesialis

12

Kelengkapan Informed consent

SAFE

ACCESSIBLE

EQUITABLE

EQUITABLE

ACCESSIBLE

DIMENSI MUTU MENURUT WHO “: EFFECTIVE - EFFICIENT - ACCESSIBLE - ACCEPTABLE/ PATIENTS-CENTERED – EQUITABLE - SAFE

Pemantauan Mutu
Angka kejadian Penundaan Operasi Elektif

12.00%
9.00%

Definisi
operasional

Operasi
elektif
adalah
waktu
yang
diperlukan pasien sejak dijadwalkan operasi
sampai dengan dilakukannya operasi elektif.
Jika tidak dilakukan sesuai jadwal maka
disebut terjadi penundaan.

Numerator

Jumlah pasien yang mengalami penundaan
operasi elektif.

Denominator

Jumlah tindakan operasi elektif.

Definisi
operasional

Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter
spesialis setiap hari kerja sesuai dengan
ketentuan waktu kepada setiap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya, yang dilakukan
antara jam 08.00 sampai dengan 14.00.

Numerator

Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00
sampai dengan 14.00 yang disurvei.

Denominator

Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang
disurvei.

6.00%
3.00%
0.00%

TAHUN 2015

JUL

JUN

MEI

APR

MAR

FEB

Capaian

JAN

TAHUN 2014

DES

NOP

OKT

SEP

AGT

JUL

JUN

MEI

APR

MAR

FEB

JAN

DES

NOP

OKT

SEP

AGT

JUL

JUN

MEI

APR

MAR

FEB

JAN

TAHUN 2013

Target

Ketepatan Jam Visite dokter Spesialis
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
JAN FEB MAR APR MEI JUN

JUL AGT SEP OKT NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN

TAHUN 2013

JUL AGT SEP OKT NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN

TAHUN 2014

Realisasi

TAHUN 2015

Target

JUL

Pendahuluan
Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Isu Peningkatan Mutu Faskes

Upaya Peningkatan Mutu Faskes
Penutup
41

PENUTUP
Perlu ada kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan tingkat nasional
(NATIONAL HEALTHCARE QUALITY FRAMEWORK) berbagai pengukuran
mutu pelayanan kesehatan di Indonesia dapat terintegrasi satu sama lain

Penguatan pelayanan kesehatan difokuskan untuk meningkatkan akses
dan mutu yankes melalui pemenuhan S P A, penguatan sistem rujukan,
akreditasi fasyankes, pengukuran indicator mutu pelayanan kesehatan

Perlu komitmen bersama dalam mendukung peningkatan mutu
pelayanan kesehatan
Perlu

42

TERIMA KASIH

43

Indikator Kinerja Individu (IKI)
Direktur Utama RS dan Kepala Balai

1.
2.

RS Umum
RS Khusus :
a.
b.
c.
d.
e.

3.

Pengelompokan IKI 
14 grup

Jiwa
Kusta
Anak-Bunda
Paru
Lainnya (Jantung-Pembuluh Darah, Kanker, Ortopedi, Stroke, Penyakit
Infeksi, Mata)

Balai :
a. Lab Kes
b. Paru
c. Mata