naskah puisi dan ketentuan lomba

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN
Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

bekerjasama
dengan

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

FORMULIR
“PIALA GANDEWA ke- III”
LOMBA BACA PUISI KATEGORI PELAJAR DAN UMUM
TINGKAT NASIONAL
UNIVERSITAS PEKALONGAN
BERSAMA BALAI BAHASA JAWA TENGAH

2013

No.

Isi DenganHurufKapital

NamaLengkap

:

Tempat/TglLahir

:

Jenis Kelamin

:

Asal


:

No. Telp/Hp

:

Alamat

:

Peserta,

(……………………...)
Formulir diisi lengkap. Ditandatangani, Biaya Keikutsertaan Pelajar Rp50.000, Umum Rp 60.000,

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN
Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia

085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

bekerjasama
dengan

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

KETENTUAN LOMBA:
“PIALA GANDEWA ke- III”
LOMBA BACA PUISI KATEGORI PELAJAR DAN UMUM
TINGKAT NASIONAL
UNIVERSITAS PEKALONGAN
BERSAMA BALAI BAHASA JAWA TENGAH
2013


Teknis:

1. Puisi terlampir.
2. Peserta membacakan 1 buah puisi di babak penyisihan dan 1 buah puisi di babak final.
3. Penilaian : Vokal, Penampilan, Penjiwaan.
4. Aspek vokal meliputi ketahanan, ketepatan ejaan, intonasi, dan pelafalan dsb.
5. Penampilan meliputi bloking, teknik muncul, pencitraan, gestrure (bahasa tubuh), dsb.
6. Aspek penjiwaan meliputi ketersampaan pesan, pemaknaan, kontak mata, pemenggalan,
greget, dsb.
7. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
8. Tidak diperkenankan menggunakan alat pengiring.
9. Bagi pelajar hanya diperkenankan mengajak satu guru pendamping pada saat lomba.
10. Uang pendaftaran sebesar Rp. 50.000,- untuk kategori pelajar, dan 60.000,- untuk
kategori umum.
Bagi calon peserta di wilayah Pekalongan dan sekitarnya, uang pendaftaran wajib
diserahakan langsung pada saat mendaftar.
Bagi calon peserta diluar wilayah Pekalongan dan sekitarya, uang pendaftaran dapat
diserahkan pada saat hari pelaksanaan lomba namun dengan terlebih dahulu
mengkonfirmasi pendafaran ke panitia. Tanpa konfirmasi terlebih dahulu pendaftar dari
luar kota tidak akan terigisterasi.
11. Setiap peserta dan guru pendamping (satu orang, bila ada) mendapat sertifikat.
12. Kategori juara

Kategori Pelajar (SMP dan SMA) Juara I, II, III dan favorit
Kategori Umum Juara I, II, III dan Juara Favorit
Hadiah: Sertifikat, Piala Gandewa, dan Uang pembinaan total hingga jutaan rupiah.
13. Pelaksanaan lomba Senin 15 April 2013 pukul 07.00 WIB sampai selesai di Panggung
Padang Bulan, Gedung D UNIKAL.
Stan pendaftaran Gedung C lantai 1:
Kampus terpadu Unikal Jl. Sriwijaya No.3 Pekalongan
14. Pendaftaran dilayani mulai tanggal 18 Maret -2April melalui Komunitas Gandewa kecuali
hari libur.
15. Pendaftaran dilayani mulai dibuka pukul 10.00-14.00 WIB
16. Peserta wajib daftar ulang (konfirmasi ulang setidaknya melalui telepon) pada tanggal 8
April 2013 melalui CP panitia pendaftaran.
17. Pendaftaran otomatis akan ditutup apabila peserta telah mencapai batas yang sudah
ditentukan, yakni 100 peserta untuk keseluruhan kategori.
18. Naskah puisi yang dilombakan bisa didapatkan saat pendaftaran atau di unduh melalui
gandewapbsiunikal.blogspot.com
/
fb:
Gandewa
Unikal

atau
email
gandewa_unikal@yahoo.co.id
Melaui situs tersebut juga dapat di cek, nama-nama yang telah mendaftar lomba.
19. Untuk transportasi dan akomodasi seperti penginapan dan tempat transit tidak disediakan
oleh panitia.
20. Pada babak final, peserta akan diberi tantangan untuk membacakan puisi yang baru
dibagikan atau dipublikasikan pada saat hari pelaksanaan lomba.

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN




bekerjasama
dengan


Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

Peserta: Peserta dibagi menjadi dua kategori yakni,
1. Kategori Pelajar (SMP/sederajat dan SMA/sederajat)
Hanya boleh mengirimkan maksimal dua peserta dari satu sekolah yang sama.
2. Kategori Umum.
Peserta kategori Umum adalah mahasiswa dan masyarakat umum.
Juri : Lomba akan dinilai oleh tiga juri berkompeten. Juri lomba baca puisi akan diketuai oleh
orang yang punya pengalaman baca puisi, seni, dan sastra dari tingkat regional sampai
nasional. Identitas ketiga juri dirahasiakan demi menjaga objektifitas lomba.
CP: Pendaftaran: Fendi Fatioharjo (085642891838)
Heru Purnomo (085641149190)
Nur Fikri
(085742484416)

Dosen: M. Haryanto (085727442295)

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN
Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

bekerjasama
dengan

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

PUISI PILIHAN
“PIALA GANDEWA ke- III”
LOMBA BACA PUISI KATEGORI PELAJAR DAN UMUM

TINGKAT NASIONAL
UNIVERSITAS PEKALONGAN
BERSAMA BALAI BAHASA JAWA TENGAH
2013

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN

bekerjasama
dengan

Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

API
Puisi Kuntowijoyo

Yang tak pernah memetik api

Terkutuk untuk tinggal di bukit kapur
Menunggu sumur tua
Yang mata airnya
Mendengarkan kesiur angina kering
Yang menotok telinga
Sebab hidup selalu sebaiknya. Mereka yang tak
Sernah menempa api
Tak mengerti sejuk air
Bahkan ketika mengosongkan gelas
Sesudah tamu terakhir melangkah pintu
Api sebagai sukma
Ia mengembara
Dan jatuh kasihan hanya pada leleki
Yang kasar tangannya
Dan sanggup menggenggam bara
Ketika api sedang bercinta
Karena api suka pada laki-laki
Maka ia nyalakan matanya. Sebab hidup selalu
Sebaliknya: mata lelaki juga mata menjangan
Juga mata singa

Juga mata garuda
Juga mata naga.

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN

bekerjasama
dengan

Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

ASMARADANA
Goenawan Mohammad

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa
hujan dari daun,
karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda
serta langkah
pedati ketika langit bersih kembali menampakkan
bimasakti,
yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada
yang berkata-kata.
Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia
melihat peta,
Nasib, perjalanan dan sebuah peperangan yang tak
semuanya
disebutkan.
Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis.
Sebab bila esok
Pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh
ke utara,
ia tak akan mencatat yang telah lewat dan yang
akan tiba,
karena ia tak berani lagi.
Anjasmara, adikku, tinggalah, seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu.
Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan
wajahku,
kulupakan wajahmu.

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN

bekerjasama
dengan

Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

PAMAN DOBLANG
W.S Rendra

Paman Doblang! Paman Doblang!
Mereka masukkan kamu ke dalam sel yang gelap.
Tanpa lampu. Tanpa lubang cahaya. Pengap.
Ada hawa. Tak ada angkasa.
Terkucil. Temanmu beratus-ratus nyamuk semata.
Terkunci. Tak tahu di mana berada.
Paman Doblang! Paman Doblang!
Apa katamu?
Ketika haus aku minum dari kaleng karatan.
Sambil bersila aku mengharungi waktu
lepas dari jam, hari dan bulan
Aku dipeluk oleh wibawa tidak berbentuk
tidak berupa, tidak bernama.
Aku istirah di sini.
Tenaga ghaib memupuk jiwaku.
Paman Doblang! Paman Doblang!
Di setiap jalan mengadang mastodon dan serigala.
Kamu terkurung dalam lingkaran.
Para pengeran meludahi kamu dari kereta kencana.
Kaki kamu dirantai ke batang karang.
Kamu dikutuk dan disalahkan.
Tanpa pengadilan.
Paman Doblang! Paman Doblang!
Bubur di piring timah
didorong dengan kaki ke depanmu
Paman Doblang, apa katamu?
Kesedaran adalah matahari.
Kesabaran adalah bumi.
Keberanian menjadi cakerawala.
Dan perjuangan
adalah perlaksanaan kata-kata.
Puisi Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya
karya Taufiq Ismail
“Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan dalam panas bukan main
Terbakar mukanya diatas truk terbuka
Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
memang sudah rejeki mereka
Mereka berteriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
Dan memyoraki saja. Betul bu, menyoraki saja
„Hidup tukang rambutan! Hidup tukang rambutan!‟

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN
Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saja
„Hidup rakyat!‟ teriaknya
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
„Hidup pak rambutan!‟ sorak mereka
„Terima kasih pak, terima kasih!
Bapak setuju kami, bukan?‟
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
„Doakan perjuangan kami, pak!‟
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima-kasihnya
„Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!‟
Saya tersedu, bu. Belum pernah seumur hidup
Orang berterimakasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita”

bekerjasama
dengan

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN

bekerjasama
dengan

Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

DI NEGERI AMPLOP
Karya Gus Mus
Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu”
Samson tersipu – sipu, rambut keramatnya dituupi topi “rapi – rapi”
david coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri”
entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
amplop – amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur
Hal – hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal – hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop – amplop menguasai penguasa
dan mengendalikan orang – orang biasa
amplop – amplop membeberkan dan menyembunyikan
mencairkan dan membekukan
mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
Di negri amplop, amplop – amplop mengamplopi apa saja dan siapa saja

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

bekerjasama
dengan

UNIVERSITAS PEKALONGAN
Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

AROMA MAUT
Hamid Jabbar

Berapakah jarak antara hidup dan mati, sayangku?
Barangkali satu denyut lepas, o satu denyut lepas
tepat di saat tak jelas batas-batas, sayangku:
Segalanya terhempas, o segalanya terhempas!
(Laut masih berombak, gelombangnya entah ke mana.
Angin masih berhembus, topannya entah ke mana.
Bumi masih beredar, getarnya sampai ke mana?
Semesta masih belantara, sunyi sendiri ke mana?)
Berapakah jarak antara hidup dan mati, sayangku?
Barangkali hilir-mudik di suatu titik
tumpang-tindih merintih dalam satu nadi, sayangku:
Sampai tetes-embun pun selesai, tak menitik!
(Gelombang lain datang begitu lain.
Topan lain datang begitu lain.
Gelap lain datang begitu lain.
Sunyi lain begitu datang sendiri tak bisa lain!)

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN

bekerjasama
dengan

Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang

AIR SELOKAN
Oleh :Sapardi Djoko Damono

"Air yang di selokan itu mengalir dari rumah sakit," katamu pada suatu hari minggu pagi. Waktu
itu kau berjalanjalan bersama istrimu yang sedang mengandung
-- ia hampir muntah karena bau sengit itu.
Dulu di selokan itu mengalir pula air yang digunakan untuk memandikanmu waktu kau lahir:
campur darah dan amis baunya. Kabarnya tadi sore mereka sibuk memandikan mayat di kamar
mati.
Senja ini ketika dua orang anak sedang berak di tepi selokan itu, salah seorang tiba-tiba berdiri
dan menuding sesuatu:
"Hore, ada nyawa lagi terapung-apung di air itu -- alangkah indahnya!"
Tapi kau tak mungkin lagi menyaksikan yang berkilau-kilauan hanyut di permukaan air yang
anyir baunya itu, sayang sekali.
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,1982

GERAKAN PENDEDAR WAWASAN SASTRA
“GANDEWA”

UNIVERSITAS PEKALONGAN

bekerjasama
dengan

Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan, Jawa Tengah. KontakPanitia
085727442295, gandewapbsiunikal.blogspot.com

PERHITUNGAN
Karya Sitor Situmorang
Buat Rivai Apin
Sudah lama tidak ada puncak dan lembah
Masa lempang-diam menyerah
dan kau tahu di ujung kuburan menunggu kesepian
Aku belum juga rela berkemas
Manusia, mengapa malam bisa tiba-tiba menekan
dada?
Sedang rohnya masih mengembara di lorong-lorong
Keyakinan dulu manusia bisa
hidup dan dicintai habis-habisan
Belum tahu setinggi untung bila bisa menggali
kuburan sendiri
Rebutlah dunia sendiri
dan pisahkan segala yamg melekat lemah
Kita akan membubung ke langit menjadi bintang
jernih sonder debu
Detik kata jadikan abad-abad
Abad-abad kita hidupi dalam sekilas bintang
Sesudah itu malam, biarlah malam
Bila hidup menolak
Ia kita tinggalkan seperti anak
yang terpaksa puas dengan boneka
Mereka akan menari dan menyanyi terus
Tapi tak ada lagi kita
Sedang mereka rindu pada cinta garang
Mereka akan menari dan menyanyi terus
Tentang abad dan detik yang „lah terbenam
Bersama kita, tarian perawan janda ….

BALAI BAHASA JAWA
TENGAH
Jl. Elang Raya, MangunHarjo, Tembalang,
Semarang