jurnal lengkap vol 14 1 2011

ISSN 1410 – 9565
Akreditasi B No. 284/AU1/P2MBI/05/2010
SK Kepala LIPI Nomor : 452/D/2010
Tanggal : 6 Mei 2010

JURNAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH

Volume 14 Nomor 1 Juli 2011

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Badan Tenaga Nuklir Nasional

J. Tek. Peng. Lim.

Vol. 14

No. 1

Hal. 1-68

Jakarta

Juli 2011

ISSN 1410-9565

Akreditasi B No. 284/AU1/P2MBI/05/2010
SK Kepala LIPI Nomor : 452/D/2010, Tanggal : 6 Mei 2010

JURNAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH
Volume 14 Nomor 1 Juli 2011
Jurnal enam bulanan
Pertama terbit Juni 1998

Penanggung Jawab / Pengarah
Drs. R. Heru Umbara
(Ka. PTLR BATAN)

Pemimpin Redaksi merangkap Ketua Editor
Dr. Ir. Budi Setiawan M.Eng. (PTLR BATAN)

Editor

Dr. Ir. Djarot S. Wisnubroto, M. Sc. (PTLR BATAN)
Dr. Sri Harjanto (Universitas Indonesia)
Dr. Thamzil Las (Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah)
Dr. Heny Suseno, S.Si., M.Si. (PTLR BATAN)
Drs. Gunandjar SU. (PTLR BATAN)

Mitra Bestari
Dr. Sahat M. Panggabean (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)
Dr. Muhammad Nurdin (Universitas Haluoleo)

Tim Redaksi
Endang Nuraeni, S.T.
Yanni Andriani, A.Md.
Adi Wijayanto, A.Md.

Penerbit
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15310, Indonesia
Tel. +62 21 7563142, Fax. +62 21 7560927

e-mail : ptlr@batan.go.id

Akreditasi B No. 284/AU1/P2MBI/05/2010
SK Kepala LIPI Nomor : 452/D/2010, Tanggal : 6 Mei 2010

JURNAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH
Volume 14 Nomor 1 Juli 2011
Jurnal enam bulanan
Pertama terbit Juni 1998

Penanggung Jawab / Pengarah
Drs. R. Heru Umbara
(Ka. PTLR BATAN)

Pemimpin Redaksi merangkap Ketua Editor
Dr. Ir. Budi Setiawan M.Eng. (PTLR BATAN)

Editor
Dr. Ir. Djarot S. Wisnubroto, M. Sc. (PTLR BATAN)
Dr. Sri Harjanto (Universitas Indonesia)

Dr. Thamzil Las (Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah)
Dr. Heny Suseno, S.Si., M.Si. (PTLR BATAN)
Drs. Gunandjar SU. (PTLR BATAN)

Mitra Bestari
Dr. Sahat M. Panggabean (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)
Dr. Muhammad Nurdin (Universitas Haluoleo)

Tim Redaksi
Endang Nuraeni, S.T.
Yanni Andriani, A.Md..
Adi Wijayanto, A.Md.

Penerbit
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15310, Indonesia
Tel. +62 21 7563142, Fax. +62 21 7560927
e-mail : ptlr@batan.go.id


i

Akreditasi B No. 284/AU1/P2MBI/05/2010
SK Kepala LIPI Nomor : 452/D/2010, Tanggal : 6 Mei 2010

JURNAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH
Volume 14 Nomor 1 Juli 2011

Pengantar Redaksi
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas terbitnya Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, Volume 14
Nomor 1, Juli 2011. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah memuat karya tulis ilmiah dari kegiatan penelitian dan
pengembangan di bidang pengelolaan limbah yang meliputi aspek-aspek pengolahan limbah, penyimpanan limbah,
dekontaminasi-dekomisioning, keselamatan lingkungan dan radioekologi kelautan.
Pertama-tama kami Dewan Redaksi mohon maaf atas keterlambatan kami untuk kembali menyapa para peneliti
dan pemerhati pengelolaan limbah dan lingkungan karena tingginya frekuensi kegiatan rutin kami sehingga penyajian jurnal ini
baru dapat terbit pada bulan Juli 2011, mudah-mudahan hal ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kami di masa yang
akan datang. Pada penerbitan kami kali ini kembali kami menyajikan makalah-makalah hasil penelitian dan pengembangan
yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan pengolahan limbah, penyimpanan limbah, dekontaminasi-dekomisioning,
keselamatan lingkungan dan radioekologi kelautan.
Semoga penerbitan jurnal ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk dijadikan acuan dalam

pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan pengelolaan limbah di masa yang akan datang, amien.

Jakarta, Juli 2011

ii

Akreditasi B No. 284/AU1/P2MBI/05/2010
SK Kepala LIPI Nomor : 452/D/2010, Tanggal : 6 Mei 2010

JURNAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH
Volume 14 Nomor 1 Juli 2011

Daftar Isi

Sutanto dan Ani Iryani: Hujan Asam dan Perubahan Kadar Nitrat dan Sulfat Dalam Air Sumur di Wilayah Industri CibinongCiteureup Bogor (1-9)
Wati, Husen Zamroni, Herlan Martono: Pengolahan Limbah Rafinat Simulasi yang Ditimbulkan dari Produksi Radioisotop
Molibdenum-99 Menggunakan Bentonit Berpilar dan Resin Epoksi (10-22)

Aisyah: Sensitisasi Pada Pengelasan Tabung Baja Tahan Karat Aisi 304 Wadah Limbah Sumber 226ra Bekas Radioterapi
(23-33)


Budi Setiawan: Tahapan-Tahapan dalam Penentuan Tapak Disposal Limbah Radioaktif Aktivitas Rendah di Pulau Jawa
(34-41)
Budi Setiawan: Parameter-Parameter Penting pada Interaksi Radiocesium dengan Bentonit (42-48)
Heny Suseno: Kemampuan Kerang Hijau (Perna viridis) Mengakumulasi dan Mendistribusi 60Co dan 137Cs (49-55)

Budiawan, Heny Suseno: Prediksi Metilasi Merkuri pada Bioakumulasi Merkuri Anorganik oleh Oreochromiss mossambicus
(56-62)
Suzie Darmawati: Aspek Lingkungan pada Sistem Proteksi Radiasi (63-68)

iii

Akreditasi B No. 284/AU1/P2MBI/05/2010
SK Kepala LIPI Nomor : 452/D/2010, Tanggal : 6 Mei 2010

JURNAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH
Pedoman Penulisan Naskah
Redaksi Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah menerima naskah/makalah karya tulis ilmiah dari kegiatan penelitian
dan pengembangan di bidang pengelolaan limbah yang meliputi aspek-aspek pengolahan limbah, penyimpanan limbah,
dekontaminasi-dekomisioning, keselamatan lingkungan dan radioekologi kelautan untuk penerbitan pada bulan Juni dan

Desember setiap tahun.
Ketentuan penulisan naskah :
1. Naskah asli yang belum pernah dipublikasikan berupa karya tulis ilmiah dari hasil penelitian, survei, pengkajian atau
studi literatur.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format: menggunakan kertas A4, 1 kolom dengan
margin atas, bawah, kiri dan kanan masing-masing 3 cm (1,18”). Gunakan jenis huruf “Arial” ukuran 9. Jumlah halaman
naskah termasuk gambar dan tabel maksimal 20 halaman,
3. Sistematika penulisan meliputi JUDUL, ABSTRAK, KATA KUNCI, PENDAHULUAN, TATA KERJA, HASIL DAN
PEMBAHASAN, KESIMPULAN, UCAPAN TERIMA KASIH (bila ada), DAFTAR PUSTAKA. Untuk makalah pengkajian
dan perancangan dapat menyesuaikan.
4. Judul tulisan menggunakan huruf Kapital, bold, font 14. Nama penulis dicantumkan tanpa gelar, bold, font 11,
sedangkan alamat penulis berupa Nama Unit Kerja, Instansi dan alamat Instansi.
5. Abstrak tidak melebihi 250 kata, dengan spasi 1, font 9 dan Judul tulisan dicantumkan kembali di dalam abstrak sebagai
kalimat pertama. Abstrak berbahasa Inggris ditulis dalam format Italic.
6. Bab dan Sub-bab dalam tulisan tidak bernomor tapi dibedakan dengan huruf besar dan huruf kecil, bold, font 9
7. Penulisan “Tabel” dan “Gambar” dibelakangnya diserta dengan angka Arab dan penjelasannya. Contohnya:
i) . Tabel 1. Hasil Analisis X-RF ………………………………… (ditulis di atas Tabel)
ii) . Gambar 2. Kurva Kesetimbangan …………………………. (ditulis di bawah Gambar)
8. Pustaka yang dikutip dalam teks diberi nomor angka Arab di belakangnya sesuai dengan urutan pemunculan dalam
Daftar Pustaka. Contoh: Standar IAEA memberi arahan bahwa kegiatan siting umumnya dilaksanakan melalui 4

tahapan utama [3],...
9. Penulisan Daftar Pustaka menggunakan format sebagai berikut:
Buku referensi :
[1] Akhmediev, M. and Ankiewicz, Y.: A Solution, Nonlinear Pulses and Beams, Chapman & Hall, London (1997).
Artikel yang terdapat dalam buku referensi:
[2] Dean, R.G.: Freak waves: A Possible Explanation, in Water Wave Kinetics, Editor: Torum, A and Gudmestad, O.T.,
Kluwer, Amsterdam, 609 – 612, (1990).
Artikel dari jurnal :
[3] Choppin, G.R.: The Role of Natural Organics in Radionuclide Migration in Natural Aquifer Systems, Radiochim.
Acta 58/59, 113, (1992)
Artikel dalam proceeding
[4] Chung, F., Erdös, P., Graham , R.: On Sparse Sets Hitting Linear Forms, Proc. of the Number Theory for the
Millennium, I, Urbana, IL, USA, 57 – 72, (2000).
10.
11.
12.
13.

iv


Dewan Redaksi berhak untuk menolak suatu tulisan yang dianggap tidak memenuhi syarat.
Dewan Redaksi dapat mengedit naskah tanpa mengurangi makna.
Isi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
Naskah diserahkan dalam bentuk cetakan 2 rangkap disertai compact disk (CD) berisi file naskah dalam format MS
Word.

Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565
Volume 14 Nomor 1 Juli 2011 (Volume 14, Number 1, July, 2011)
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center)

HUJAN ASAM DAN PERUBAHAN KADAR NITRAT
DAN SULFAT DALAM AIR SUMUR DI WILAYAH INDUSTRI
CIBINONG-CITEUREUP BOGOR
Sutanto dan Ani Iryani
Jurusan kimia FMIPA Universitas Pakuan,
Jl. Pakuan, Bogor 16144, Indonesia
ABSTRAK
HUJAN ASAM DAN PERUBAHAN KADAR NITRAT DAN SULFAT DALAM AIR SUMUR DI
WILAYAH INDUSTRI CIBINONG-CITEUREUP BOGOR. Hujan asam dan perubahan kadar nitrat dan
sulfat dalam air sumur di wilayah industri Cibinong-Citeureup Bogor. Wilayah industri CibinongCiteureup Bogor telah mengalami hujan asam. Salah satu dampak hujan asam adalah degradasi

kualitas air sumur. Sebanyak 75% penduduk di wilayah ini mengkonsumsi air sumur untuk minum.
=
Telah dipelajari dampak hujan asam terhadap perubahan kadar nitrat (NO3 ) dan sulfat (SO4 ) dalam air
sumur pada daerah hujan asam intensitas tinggi (pH F tabel ; P 0,193 < 0,05) tetapi kadar sulfat menurun
meskipun tidak nyata (Fhit F tabel; P 0,000< 0,05).
Kata kunci: hujan asam, sulfat, nitrat, air sumur, Industri
ABSTRACT
ACID RAIN AND TREND OF NITRATE AND SULPHATE CONTAIN IN WELL WATER IN THE
AREA OF CIBINONG-CITEUREUP BOGOR. In the industry area of Cibinong-Citeureup Bogor there
has been an acid rain. One of the impact of acid rain is well water quality. About 75% people in this area
consume well water for drinking.It was studied the acid rain impact ofnitrate (NO3-) and sulphate
(SO4=) trend contain in well waters in the area of high acid rain intensity (pH F table; P 0,193
0,70 dan yang dapat menyatakan bahwa kualitas air sumur benar-benar dipengaruhi oleh
kualitas air hujan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemantauan dan evaluasi keasaman dan keberadaan nitrat dan sulfat dalam air hujan dan
air sumur
Keasaman Air Hujan
Keasaman air hujan rata-rata berubah dari 5.00 padat tahun 1999 menjadi 4,77 pada tahun
2009. Perubahan pH air hujan menunjukkan adanya perubahan kadar polutan di udara. Semakin
menurunnya pH berarti semakin tinggi kadar polutan penyebab asam, salah satunya adalah
meningkatnya kadar nitrat dalam air hujan. Gambar 1 memperlihatkan perubahan rata-rata pH air
hujan yang semakin menurun.
3

Sutanto dan Ani Iryani: Hujan Asam dan Perubahan Kadar Nitrat dan Sulfat Dalam Air Sumur di Wilayah Industri CibinongCiteureup Bogor

Kadar nitrat dalam air hujan
Hasil pemantauan kualitas air hujan di wilayah penelitian menunjukkan kadar nitrat berkisar
antara 0.0152 sampai 30,925 mg/l. Rata-rata tahunan kadar nitrat pada daerah yang sering mengalami
hujan asam intensitas tinggi disajikan pada Tabel 1. Rata-rata kadar nitrat tahunan selama 10 tahun
terakhir cenderung meningkat dari 0,405 mg/L menjadi 5,284 mg/L. Peningkatan kadar nitrat dalam air
hujan ini signifikan (F 1,61 < F tabel ; P 0,193 < 0,05) disebabkan oleh tingginya kadar NO2 diudara
dan kadar ozon sebagai oksidan dalam reaksi pembentukan asam nitrat bersama air hujan. Kadar NO2
3
3
di daerah hujan asam intensitas tinggi antara 36,44 ug/m sampai 709,3 ug/m dan kadar ozon antara
3
3
5,13 ug/m sampai 27,14 ug/m [4]. Reaksi pembentukan nitrat dalam air hujan dapat dinyatakan
dengan reaksi sebagai berikut :
Kadar sulfat dalam air hujan
Rerata kadar sulfat dalam air hujan cenderung menurun dari tahun ke tahun yaitu mengalami
penurunan dari 4,953 mg/L pada tahun 1999 menjadi 3,547 mg/L pada tahun 2009 (Tabel 2),. Hasil uji
statistik perubahan rata-rata penurunan tidak signifikan (Fhit 0,73 0,05)
Keasaman air hujan meningkat atau pH air hujan di daerah ini cenderung menurun. Tingkat keasaman
air hujan salah satunya ditentukan oleh kandungan sulfat yang mencerminkan terbentuknya asam sulfat
di atmosfir akibat adanya polusi SO2. Dengan semakin menurunnya kadar sulfat dalam air hujan akan
tetapi keasaman air hujan semakin meningkat (pH semakin menurun) menunjukkan bahwa sulfat bukan
merupakan satu-satunya penentu keasaman air hujan, namun kandungan nitrat dalam air hujan lebih
dominan dalam penentuan keasaman air hujan.
Industri yang melibatkan pembakaran suhu tinggi (seperti industri semen) menghasilkan polutan
NOx tinggi akibat ikut terbakarnya nitrogen dalam udara. Selain itu industri juga menjadi penyebab
cepatnya pertumbuhan kendaraan bermotor karena kebutuhan akan transportasi, baik transportasi
barang/produk industri maupun transportasi pekerja industri. Kendaraan bermotor yang berbasis
mesin/motor bakar menghasilkan gas NOx dari ruang bakar akibat pembakaran udara (78% gas
nitrogen) beserta bahan bakar berupa bensin atau solar dengan rasio udara : bahan bakar = 100 : 1.
Fenomena ini juga didukung dengan pertambahan jumlah kendaraan yang cukup fantastik di Bogor ,
menurut catatan POLWIL Bogor jumlah kendaraan meningkat dari 49808 (1998) menjadi 56296 (2000)
dan menjadi 136222 (2005), akhirnya menjadi 200139 unit (2008). Menurut HRKAL et al. [9]
perkembangan pertumbuhan lalu lintas dapat menaikkan trend deposisi nitrogen dari 15,4 kg/ha/tahun
pada tahun 1990 menjadi 25,7 kg/ha/tahun pada tahun 2001. Jika trend ini berlangsung terus maka
deposisi nitrogen akan mencapai 37,8 kg/ha/tahun pada tahun 2015 yang berarti nitrogen memegang
peran penting dalam hujan asam.
5,75

Rata-rata pH air hujan

5,5

Batasan hujan
asam ( pH 5,6
)
Batas hujan asam
intensitas tinggi (pH <
5)

5,25
5
4,75
4,5

Trend pH air hujan

4,25
4

08 11
09 12
0 99
1 00
2 01
3 02
4 03
5 04
6 05
7 06
8 07
9 10
Tahun pengamatan

Gambar 1. Pola perubahan rata-rata keasaman (pH) air hujan di wilayah industri Cibinong-Citeureup
Bogor dari tahun 1999 sampai tahun 2009.

4

Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565
Volume 14 Nomor 1 Juli 2011 (Volume 14, Number 1, July, 2011)
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center)

-

Tabel 1. Rata-rata kadar nitrat (NO3 ) dalam air hujan pada daerah yang sering mengalami hujan asam
intensitas tinggi di wilayah industri Cibinong-Citeureup Kabupaten Bogor
Kadar NO3 ( mg/L)

Lokasi Sampling

1999

[12]

2001

[5]

2006

Kr.Asem Barat

0.156

0.426

0.799

Puspasari

0.239

2.754

-

Kranggan
Kr.Asem Timur

0.159
1.169

0.234
-

Puspanegara
Gn. Putri
Tlajung Udik

1.39
0.143
0.022

1.522
5.475
0.152

Ps.Citeureup
ITC CCibinong

0.015
0.355

3.906
6.131

Rata-rata
0.405
Keterangan : - tidak diukur /missing data

3.018

9.550
2.042
4.889

2008

2009

0.885

6.825

-

4.58

0.565
30.925

2.575

1.175
0.925

7.530

5.175
1.425

4.962

5.868

11.45
4.2
3.95
3.45
5.325
3.825
5.284

Kadar nitrat dalam air sumur
Hasil analisis kadar nitrat air sumur disajikan pada Tabel 3. Dari tabel ini nampak bahwa kadar
nitrat dalam air sumur di wilayah penelitian tertinggi 10,550mg/L. Kadar nitrat dalam air sumur secara
keseluruhan memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 dan Peraturan Pemerintah RI PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air klas I bahwa nilai ambang batas atau baku mutu kadar
nitrat 10 mg/L, kecuali pada desa Gunung Putri tahun 2009. Meskipun demikian dari tahun ketahun
kadar nitrat dalam air sumur terus meningkat. Rata-rata kadar nitrat air sumur meningkat hampir 4 kali
lipat dari tahun 1999 sampai tahun 2008. Hasil uji statistik peningkatan ini cukup signifikan (F hitung
8,93 > F tabel; P 0,000). Peningkatan kadar nitrat dalam air sumur ini disebabkan oleh meningkatnya
kadar nitrat dalam air hujan (r = 0,9).
=

Tabel 2. Rata-rata kadar sulfat (SO4 ) dalam air hujan pada daerah yang sering mengalami hujan
asam intensitas tinggi di wilayah industri Cibinong-Citeureup Kabupaten Bogor
=

Kadar SO4 (mg/L)
Lokasi sampling
Tol Citeureup
Puspasari
Kranggan G. Putri
Kr.Asem Timur
Puspanegara
Tol Gn. Putri
Tlajung Udik
Ps.Citeureup
Sukahati
ITC Cibinong

1999

[12]

3.360
4.960
6.540
3.890
7.610
3.890
1.060
8.320
-

Rata-rata
4.953
Keterangan : - tidak diukur /missing data

2001

[5]

2008

2009

0.899
1.798
11.364
9.434
3.034
0.899
5.556
1.011

3.093
2.693
5.360
3.627
2.427
1.493
1.227

2.293
2.120
9.567
3.360
4.960
4.827
3.770
2.490
2.293

4.249

2.846

3.547

5

Sutanto dan Ani Iryani: Hujan Asam dan Perubahan Kadar Nitrat dan Sulfat Dalam Air Sumur di Wilayah Industri CibinongCiteureup Bogor

-

Tabel 3. Rata-rata kadar nitrat (NO3 ) dalam air sumur pada daerah yang sering mengalami hujan
asam intensitas tinggi di wilayah industri Cibinong- Citeureup Kabupaten Bogor
-

Konsentrasi NO3 (mg/L)
Lokasi sampling
1999

[12]

2001

[5]

2008 (I)

2008 (II)

2009 (I)

2009 (II)

Karangasem Barat
Kranggan,

0.292

0.299

1.593

2.213

-

7.988

0.253

0.286

0.941

1.725

1.000

2.550

Puspanegara I

0.223

0.281

0.771

4.175

4.125

5.925

Puspanegara II

0.264

0.349

0.381

3.963

-

4.175

Tarikolot, Tajur

-

1.295

1.627

8.800

9.050

1.363

Desa G.Putri
Tlajung Udik. G. Putri

0.154

0.336

0.559

2.075

3.225

10.550

0.275

1.027

-

9.175

8.675

8.113

ITC Cibinong

0.292

0.162

0.720

1.925

1.788

6.925

Rata-rata
0.250
0.504
0.942
4.256
4.644
Keterangan: ((I) =sampling bulan Juni-Juli, II) sampling bulan basah (Desember-Januari)
- Tidak diukur

5.947

=

Tabel 4. Rata-rata kadar sulfat ( SO4 ) air sumur pada daerah yang sering mengalami hujan
asam tinggi di wilayah industri Cibinong-Citeureup Kabupaten Bogor
=

Konsentrasi SO4 (mg/L)
Lokasi sampling

2001
46.218
18.868
46.218

2008 (I)

2008 (II)

2009 (I)

2009 (II)

Karangasem Barat
Kranggan,
Puspanegara 1

1999
10.912

91.753
6.598
148.454

47.360

8.693
12.693
22.027

66.693
6.960
6.960

Puspanegara II

67.045

42.857

20.515

18.027

-

54.027

Jl. Raya G.Putri
Tlajung Udik (G. Putri)
ITC Cibinong

72.586
4.426
5.311

42.017
16.981
10.84

22.062
9.887
13.959

50.960
9.887
12.160

34.293
12.560

7.627
1.360
1.893

Rata-rata tahunan

32.056

43.731

24.966

27.311

19.480

20.789

[12]

[5]

Keterangan: (I) =sampling bulan Juni-Juli, II) sampling bulan basah (Desember-Januari)
- =Tidak diukur
Kadar sulfat dalam air sumur
Kadar sulfat dalam air sumur disajikan pada Tabel 5. Kadar sulfat dalam air sumur tertinggi
terukur sebesar 148,454 mg/L yaitu sampel air sumur Puspanegara pada tahun 2008, dan terendah
sumur Gunung Putri sebesar 9,887 mg/L. Secara umum kualitas air sumur berdasarkan evaluasi kadar
sulfat adalah memenuhi syarat menurut KepMenKES No. 416/MENKES/PER/IX/1990 dan Peraturan
Pemerintah RI PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air, bahwa nilai ambang batas yang diperbolehkan adalah 400 mg/L.
Rerata kadar sulfat dalam air sumur menurun dari 32,056 mg/L (1999) menjadi 20.789 mg/L
(2009). Namun demikian perubahan ini tidak signifikan, hasil uji statistik menunjukkan F hit Ftabel; P 0,0001 < 0,05). Kadar sulfat
air sumur tidak dipengaruhi oleh kadar sulfat air hujan (r=0,25), dan menurun tidak nyata (F hit