T1 202010119 Full text
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEPERCAYAAAN DIRI
DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 3 SURUH
Rizka Ayu Meidiastuti
Kriswandani, S.Si, M.Pd
Inawati Budiono, S.Pd, MA
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak
Motivasi belajar dan kepercayaan diri siswa terhadap pelajaran matematika masih
kurang dan hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi
korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3
Tuntang yang berjumlah 139 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi
dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson’s product moment
dan korelasi berganda dengan bantuan program perhitungan SPSS 16.0 for windows. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan
hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh. (2) Tidak terdapat hubungan
antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Tuntang. (3) Hasil korelasi ganda antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh juga mendapat hasil bahwa ketiga
variabel tersebut tidak terdapat hubungan yang signifikan. Nilai R2 memberikan pengaruh
dengan persentase 1,9% terhadap hasil belajar matematika siswa dan sisanya yaitu 98,1%
merupakan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Suruh.
Kata kunci: motivasi belajar, kepercayaan diri, hasil belajar matematika
PENDAHULUAN
Hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau
keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang
berhasil diraihnya, dengan demikian hasil belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai
oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar (Winkel, 1997). Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2013) terdapat sebelas faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sikap
terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan
perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi,
kepercayaan diri siswa, intelegensi, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.
1
Faktor-faktor tersebut sangat menentukan bagi peningkatan kualitas dan mutu
pembelajaran sekaligus hasil belajar siswa, diantaranya adalah motivasi belajar dan
kepercayaan diri. Motivasi sangat berperan dalam belajar karena dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil
belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Motivasi belajar memegang peranan penting
dalam memberikan gairah atau semangat belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel, 2004). Sedangkan siswa
yang mempunyai motivasi belajar lemah maka akan melemahkan kegiatan belajar, sehingga
mutu hasil belajar menjadi rendah (Dimyati dan Mudjiono, 2013).
Sardirman (2014) menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat
tercapai. Menurut Sudjana (2005) dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar motivasi
belajar siswa dapat dilihat dari lima aspek atau kriteria yaitu minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap
stimulus yang diberikan guru, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah kepercayaan diri. Kepercayaan
diri dapat menimbulkan rasa optimis sehingga motivasi dalam belajar akan muncul.
Kepercayaan diri dapat distimulus dari luar diri siswa, misalnya melalui pemberian
penghargaan kepada siswa yang berhasil dalam belajar atau menghargai setiap usaha yang
dilakukan siswa dalam belajar. Thantaway (2005) menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah
kondisi mental atau psikologis dari seseorang yang memberi keyakinan kuat atau kemampuan
pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak mempunyai
kepercayaan diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena
itu sering menutup diri. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Lie (2003) bahwa kepercayaan
diri berarti yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau masalah.
Dengan percaya diri, seseorang merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan untuk
menjalani kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri.
Kepercayaan diri bukan dengan mengkompensasi kelemahan kepada kelebihan,
namun bagaimana individu tersebut mampu menerima dirinya apa adanya, mampu mengerti
seperti apa dirinya dan pada akhirnya akan percaya bahwa dirinya mampu melakukan
berbagai hal dengan baik. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah
seseorang yang yakin akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya
bahwa mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya; optimis yaitu sikap positif
seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan
dan kemampuan; obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau
segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau
menurut dirinya sendiri; bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya; rasional dan realistis yaitu analisa
terhadap sustu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang
diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan (Lauster dalam Warman, 2013).
Kedua faktor tersebut apabila dimiliki oleh siswa dengan kualitas yang baik akan
berdampak pada hasil belajar matematika yang baik pula. Namun berdasarkan observasi yang
2
dilakukan di kelas pada tanggal 16, 19, 20, 21 Juni 2014 dan wawancara dengan salah satu
guru matematika SMP Negeri 3 Suruh kelas VII yang bernama Ibu Enik Wijayanti S.Pd dan
perwakilan masing-masing 2 siswa dari kelas VII C dan VII D pada tanggal 21 Juni 2014
mengenai kondisi siswa-siswa kelas VII diketahui bahwa motivasi belajar dan kepercayaan
diri yang dimiliki siswa masih belum maksimal. Belum maksimalnya motivasi belajar dapat
dilihat pada saat di dalam kelas masih terdapat siswa yang membuat gaduh dan tidak
memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi di depan, pada saat guru memberikan
tugas di rumah maupun disekolah siswa sering menunda atau tidak mengerjakan tugas
tersebut. Siswa juga malas mengikuti pelajaran matematika karena siswa menganggap
matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Selain faktor motivasi belajar, terdapat siswa
yang menutup diri dan enggan untuk mengungkapkan diri dalam proses belajar mengajar.
Selama pelajaran matematika berlangsung siswa hanya diam, tidak berani untuk menyatakan
pendapat, tidak berani untuk bertanya, dan tidak percaya diri dengan hasil pekerjaan ketika
mengerjakan soal-soal atau tes. Hal tersebut terjadi karena siswa belum memiliki kepercayaan
diri dalam belajar matematika.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Hubungan antara Motivasi Belajar dan Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Suruh. Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan
diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Suruh. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Suruh.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan korelasi ganda (multiple correlation). Penelitian ini
dilaksanakan di SMP N 3 Suruh, yang berlokasi di Jl Suruh-Gunung Tumpeng km-5, Medayu,
Suruh pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari
2014 sampai selesai. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 3 Suruh
Tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel penelitiannya adalah menggunakan simple
random sampling, yaitu metode pemilihan sampel semua anggota populasi mendapat
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel (Slameto, 2010). Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang terdiri dari 28 siswa dan VII D yang terdiri dari 28
siswa. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X1) dan
kepercayaan diri (X2) dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika
siswa (Y).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi dan angket. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua macam angket
yaitu angket kepercayaan diri dan angket motivasi belajar. Instrumen sebelum digunakan
terlebih dahulu diuji validitas serta reliabilitasnya. Uji validitas instrumen menggunakan
corrected item correlation. dimana suatu instrumen penelitian dianggap valid jika koefisien
item teruji bila
>
dengan
= 0,263. Uji reliabilitas menggunakan teknik alpha
cronbach.
Teknik analisis data terdiri dari analisis deskriptif, uji asumsi, dan analisis korelasi.
Analisis deskriptif menggunakan rata-rata, simpangan baku, skor terendah, dan skor tertinggi
3
untuk masing-masing variabel penelitian. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji
linearitas, uji normalitas menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan memiliki
sebaran data yang normal apabila tingkat signifikansi yang diperoleh > 0,05 (
0,05).
Sedangkan uji linearitas menggunakan analisis varians (Anava). Hasil uji linearitas dikatakan
linear jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 atau > 0,50. Analisis korelasi menggunakan
rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson untuk mencari hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar matematika siswa dan kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa. Sedangkan untuk mencari hubungan antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri secara bersama-sama dengan hasil belajar matematika siswa menggunakan uji
analisis linear regression.
HASIL PENELITIAN
Data sebelum perlakuan diperoleh hasil belajar matematika siswa yang ditinjau dari
kriteria hasil belajar berdasarkan interval nilai ulangan tengah semester genap tahun ajaran
2013/2014 kelas VII C dan kelas VII D, terdapat 16 siswa memiliki hasil belajar tinggi
dengan persentase 28,57%, 25 siswa memiliki hasil belajar sedang dengan persentase 44,64%,
15 siswa memiliki hasil belajar rendah dengan persentase 26,79%. Sebelum menghitung nilai
korelasi dilakukan uji normalitas dan uji linearitas terlebih dahulu. Hasil uji normalitas dapat
dilihat pada Tabel 1. Uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 1.
Hasil Uji Normalitas
Motivasi
Belajar
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Kepercayaan
Diri
Hasil Belajar
Matematika
56
130.29
56
73.54
56
58.14
16.599
9.578
16.885
.125
.071
-.125
.936
.345
.123
.088
-.123
.917
.370
.086
.086
-.077
.642
.804
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 1 uji normalitas terhadap variabel motivasi belajar didapat Asymp.
Sig (2-tailed) sebesar 0,345 ( > 0,05) yang berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas
terhadap variabel kepercayaan diri didapat Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,370 ( > 0,05)
yang berarti data berdistribusi normal dan uji normalitas terhadap variabel hasil belajar
matematika didapat Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,804 ( > 0,05) yang berarti data
berdistribusi normal.
4
Tabel 2.
Hasil Uji Linearitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika
Sum of
Squares
Hasil Belajar Matematika * Motivasi Between Groups
Belajar
(Combin
ed)
Linearity
Mean
Square
df
8877.607 33
79.084
F
Sig.
269.018 .870 .649
1
79.084 .256 .618
Deviation
from
8798.523 32
Linearity
274.954 .889 .626
Within Groups
6803.250 22
Total
15680.85
55
7
309.239
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa deviation from linearity memiliki nilai
signifikan sebesar 0,626. Dimana nilai signifikansi tersebut > 0,05 sehingga data motivasi
belajar dan hasil belajar matematika siswa adalah linear.
Tabel 3.
Hasil Uji Linearitas Kepercayaan diri dan Hasil Belajar Matematika
Sum of
Squares
Hasil Belajar Matematika *
Kepercayaan Diri
Between Groups
Within Groups
Total
Mean
Square
df
F
Sig.
(Combin
ed)
5906.667
Linearity
.021
Deviatio
n from
Linearity
5906.646
27 218.765 .604 .901
9774.190
27 362.007
15680.857
28 210.952 .583 .919
1
.021 .000 .994
55
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa deviation from linearity memiliki nilai
signifikan sebesar 0,901. Dimana nilai signifikansi tersebut > 0,05 sehingga data kepercayaan
diri dan hasil belajar matematika siswa adalah linear.
Hasil uji korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa
terlihat pada Tabel 4, hasil uji korelasi antara kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Uji regresi linear digunakan untuk melihat
hubungan secara bersama-sama antara motivasi belajar dan kepercayan diri dengan hasil
belajar matematika siswa yang dapat dilihat pada Tabel 6.
5
Tabel 4.
Koefisien Korelasi antara Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Matematika
Motivasi Belajar
Motivasi Belajar
Pearson Correlation
Hasil Belajar
Matematika
1
.071
Sig. (2-tailed)
.603
N
Hasil Belajar Matematika
56
56
Pearson Correlation
.071
1
Sig. (2-tailed)
.603
N
56
56
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi antara motivasi belajar dengan hasil
belajar matematika sebesar 0,603. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
tidak dapat diterima karena 0,603 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan antara
motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,071
menunjukkan bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut adalah sangat rendah.
Tabel 5.
Koefisien Korelasi antara Kepercayaan Diri dengan
Hasil Belajar Matematika
Kepercayaan
Diri
Kepercayaan Diri
Pearson Correlation
Hasil Belajar
Matematika
1
-.001
Sig. (2-tailed)
.993
N
Hasil Belajar Matematika
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
56
56
-.001
1
.993
N
56
56
Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi antara kepercayaan diri dengan hasil
belajar matematika sebesar 0,993. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
tidak dapat diterima karena 0,993 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan antara
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,001 menunjukkan bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut adalah sangat
rendah.
Tabel 6.
Koefisien Regresi Linear antara Motivasi Belajar dan
Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar Matematika
Change Statistics
Model
1
R
.138a
R Adjusted Std. Error of R Square
F
Square R Square the Estimate Change Change df1 df2
.019
-.018
17.035
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri,
Motivasi Belajar
6
.019
.518
2
53
Sig. F
Change
.599
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa adalah sangat rendah, hal ini
ditunjukkan dengan nilai R = 0,138. Tingkat signifikansi antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,599. Hal ini menunjukkan
bahwa 0,6599 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi
belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa.
PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi pada hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 0,603. Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis dalam penelitian ini tidak dapat diterima karena 0,603 > 0,05. Artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika
siswa. Hasil koefisien korelasi hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
matematika siswa r1 = 0,071, yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
Nilai signifikansi pada hubungan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa sebesar 0,993 yang berarti 0,993 > 0,05. Dengan demikian tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa.
Hasil koefisien korelasi hubungan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika
siswa r2 = -0,001. Nilai menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
Hasil perhitungan regresi linear diperoleh tingkat signifikansi antara motivasi belajar
dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,599. Hal ini
menunjukkan bahwa 0,599 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa. Hasil uji
regresi linear juga menunjukkan bahwa R = 0,138 R2 = 0,019 dengan = 0,000 < 0,05.
Nilai R menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar dan
kepercayaan diri memberikan pengaruh yang sangat kecil atau bahkan dapat dikatakan tidak
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan dapat dilihat bahwa 1) sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika masih
kurang karena siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran matematika; 2) siswa mudah
menyerah apabila mendapatkan tugas dari guru; 3) siswa belum memiliki rasa tanggung
jawab, karena masih mengandalkan siswa lain; 4) siswa belum mampu mengerjakan tugas
matematika dengan usahanya sendiri. Sehingga siswa dengan motivasi belajar dan
kepercayaan diri tinggi, sedang maupun rendah tidak mempengaruhi tinggi rendahnya hasil
belajar matematika siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
N 3 Suruh dengan nilai korelasi sebesar 0,071 dan nilai signifikan sebesar 0,603 (p > 0,05).
Tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP N 3 Suruh dengan nilai korelasi sebesar -0,001 dan nilai signifikan
7
sebesar 0,993 (p > 0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Suruh. Hasil
perhitungan regresi linear diperoleh tingkat signifikansi antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,599. Hasil uji regresi linear
juga menunjukkan bahwa R = 0,138
R2 = 0,019 dengan
= 0,000 < 0,05. Nilai R
menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Angelis, B. D. 2003. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baharuddin dan Wahyuni, E. N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1997. Metode Researc. Yogyakarta: Andi Offset.
Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.
Hambly, K. 1992. Cara Mengatasi Keresahan Psikologi Populer. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap
Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Sumber: http://jurnal.upi.edu/file/8Ghullam_Hamdu.pdf
Hamzah, Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Hardika, Syarief. 2011. Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Belajar pada
Siswa-Siswi SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo. Skripsi (tidak diterbitkan).
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: GP Press.
Issu, J.Y. 2005. Hubungan Kecerdasan Logika Matematika, Kecerdasan Bahasa, dan
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I Pada SMA N 1
Mollo Selatan Tahun Pelajaran 2004-2005. Thesis PPs (tidak diterbitkan). Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.
Lauster, P. 2006. Test Kepribadian (Terjemahan Cecelia, G. Sumekto). Yogyakarta: Kanisius.
Lie, Anita. 2003. 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
8
Narwanti, Sri. 2011. Creative Learning Kiat Menjadi Guru Kreatif dan Favorit. Yogyakarta:
Famillia.
Putri, dkk. 2012. Pengaruh Kepercayaan Diri Siswa dalam Belajar Matematika terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tilatang Kamang. Sumber:
http://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFKIP&page=article&op=dow
nload&path%5B%5D=1609%path%5B%5D=1454
Pratutik dan Dewi. 2012. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar PKn pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Kranggan Temanggung. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Sardirman A. M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Saptaningrum, N. 2005. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Interpersonal siswa
SMA Kristen 1 Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Sembiring, R.2003. Analisis Regresi Bandung.ITB.
Shufiarni, dkk. 2012. Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Sosiologi di Kelas XI IPS SMA Kemala Bhayangkari.
Sumber:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/929
Siahaan, E. 2005. Skripsi. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar
Bidang Kognitif pada siswa Kelas II SMU Raksana Medan. (tidak diterbitkan).
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Slameto. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2008. Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya:
Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tan, dkk. 2013. Hubungan antara Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Belajar pada Anak
Usia Sekolah Kelas IV dan V di SD Negeri Kawangkoan Kalawat. Sumber:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2191/174
Thantaway, R. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo.
Trina. 2013. Hubungan antara Penerimaan Peer Group dengan Kepercayaan Diri pada
Siswa
Kelas
VII
SMP
Negeri
1
Padang.
Sumber:
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/psi/article/download/600/359
9
Utama, S. D & Nurwidawati, Desi. 2013. Hubungan Persepsi Keharmonisan Keluarga dan
Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Trimurti Surabaya. Sumber:
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/7159
Warman, Dewi. 2013. Hubungan Percaya Diri Siswa dengan Hasil Belajar Geografi Kelas
XI IPS di SMA N 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Sumber:
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgeo/article/download/576/335
Winarni, Reny. 2013. Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi di Depan Umum
Pada Mahasiswa.
Sumber: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/view/1647/1743
Winkel, W. S. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Media Abadi
10
DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 3 SURUH
Rizka Ayu Meidiastuti
Kriswandani, S.Si, M.Pd
Inawati Budiono, S.Pd, MA
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak
Motivasi belajar dan kepercayaan diri siswa terhadap pelajaran matematika masih
kurang dan hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi
korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3
Tuntang yang berjumlah 139 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi
dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson’s product moment
dan korelasi berganda dengan bantuan program perhitungan SPSS 16.0 for windows. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan
hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh. (2) Tidak terdapat hubungan
antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Tuntang. (3) Hasil korelasi ganda antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh juga mendapat hasil bahwa ketiga
variabel tersebut tidak terdapat hubungan yang signifikan. Nilai R2 memberikan pengaruh
dengan persentase 1,9% terhadap hasil belajar matematika siswa dan sisanya yaitu 98,1%
merupakan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Suruh.
Kata kunci: motivasi belajar, kepercayaan diri, hasil belajar matematika
PENDAHULUAN
Hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau
keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang
berhasil diraihnya, dengan demikian hasil belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai
oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar (Winkel, 1997). Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2013) terdapat sebelas faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sikap
terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan
perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi,
kepercayaan diri siswa, intelegensi, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.
1
Faktor-faktor tersebut sangat menentukan bagi peningkatan kualitas dan mutu
pembelajaran sekaligus hasil belajar siswa, diantaranya adalah motivasi belajar dan
kepercayaan diri. Motivasi sangat berperan dalam belajar karena dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil
belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Motivasi belajar memegang peranan penting
dalam memberikan gairah atau semangat belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel, 2004). Sedangkan siswa
yang mempunyai motivasi belajar lemah maka akan melemahkan kegiatan belajar, sehingga
mutu hasil belajar menjadi rendah (Dimyati dan Mudjiono, 2013).
Sardirman (2014) menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat
tercapai. Menurut Sudjana (2005) dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar motivasi
belajar siswa dapat dilihat dari lima aspek atau kriteria yaitu minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap
stimulus yang diberikan guru, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah kepercayaan diri. Kepercayaan
diri dapat menimbulkan rasa optimis sehingga motivasi dalam belajar akan muncul.
Kepercayaan diri dapat distimulus dari luar diri siswa, misalnya melalui pemberian
penghargaan kepada siswa yang berhasil dalam belajar atau menghargai setiap usaha yang
dilakukan siswa dalam belajar. Thantaway (2005) menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah
kondisi mental atau psikologis dari seseorang yang memberi keyakinan kuat atau kemampuan
pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak mempunyai
kepercayaan diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena
itu sering menutup diri. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Lie (2003) bahwa kepercayaan
diri berarti yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau masalah.
Dengan percaya diri, seseorang merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan untuk
menjalani kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri.
Kepercayaan diri bukan dengan mengkompensasi kelemahan kepada kelebihan,
namun bagaimana individu tersebut mampu menerima dirinya apa adanya, mampu mengerti
seperti apa dirinya dan pada akhirnya akan percaya bahwa dirinya mampu melakukan
berbagai hal dengan baik. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah
seseorang yang yakin akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya
bahwa mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya; optimis yaitu sikap positif
seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan
dan kemampuan; obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau
segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau
menurut dirinya sendiri; bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya; rasional dan realistis yaitu analisa
terhadap sustu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang
diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan (Lauster dalam Warman, 2013).
Kedua faktor tersebut apabila dimiliki oleh siswa dengan kualitas yang baik akan
berdampak pada hasil belajar matematika yang baik pula. Namun berdasarkan observasi yang
2
dilakukan di kelas pada tanggal 16, 19, 20, 21 Juni 2014 dan wawancara dengan salah satu
guru matematika SMP Negeri 3 Suruh kelas VII yang bernama Ibu Enik Wijayanti S.Pd dan
perwakilan masing-masing 2 siswa dari kelas VII C dan VII D pada tanggal 21 Juni 2014
mengenai kondisi siswa-siswa kelas VII diketahui bahwa motivasi belajar dan kepercayaan
diri yang dimiliki siswa masih belum maksimal. Belum maksimalnya motivasi belajar dapat
dilihat pada saat di dalam kelas masih terdapat siswa yang membuat gaduh dan tidak
memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi di depan, pada saat guru memberikan
tugas di rumah maupun disekolah siswa sering menunda atau tidak mengerjakan tugas
tersebut. Siswa juga malas mengikuti pelajaran matematika karena siswa menganggap
matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Selain faktor motivasi belajar, terdapat siswa
yang menutup diri dan enggan untuk mengungkapkan diri dalam proses belajar mengajar.
Selama pelajaran matematika berlangsung siswa hanya diam, tidak berani untuk menyatakan
pendapat, tidak berani untuk bertanya, dan tidak percaya diri dengan hasil pekerjaan ketika
mengerjakan soal-soal atau tes. Hal tersebut terjadi karena siswa belum memiliki kepercayaan
diri dalam belajar matematika.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Hubungan antara Motivasi Belajar dan Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Suruh. Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan
diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Suruh. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Suruh.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan korelasi ganda (multiple correlation). Penelitian ini
dilaksanakan di SMP N 3 Suruh, yang berlokasi di Jl Suruh-Gunung Tumpeng km-5, Medayu,
Suruh pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari
2014 sampai selesai. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 3 Suruh
Tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel penelitiannya adalah menggunakan simple
random sampling, yaitu metode pemilihan sampel semua anggota populasi mendapat
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel (Slameto, 2010). Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang terdiri dari 28 siswa dan VII D yang terdiri dari 28
siswa. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X1) dan
kepercayaan diri (X2) dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika
siswa (Y).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi dan angket. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua macam angket
yaitu angket kepercayaan diri dan angket motivasi belajar. Instrumen sebelum digunakan
terlebih dahulu diuji validitas serta reliabilitasnya. Uji validitas instrumen menggunakan
corrected item correlation. dimana suatu instrumen penelitian dianggap valid jika koefisien
item teruji bila
>
dengan
= 0,263. Uji reliabilitas menggunakan teknik alpha
cronbach.
Teknik analisis data terdiri dari analisis deskriptif, uji asumsi, dan analisis korelasi.
Analisis deskriptif menggunakan rata-rata, simpangan baku, skor terendah, dan skor tertinggi
3
untuk masing-masing variabel penelitian. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji
linearitas, uji normalitas menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan memiliki
sebaran data yang normal apabila tingkat signifikansi yang diperoleh > 0,05 (
0,05).
Sedangkan uji linearitas menggunakan analisis varians (Anava). Hasil uji linearitas dikatakan
linear jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 atau > 0,50. Analisis korelasi menggunakan
rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson untuk mencari hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar matematika siswa dan kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa. Sedangkan untuk mencari hubungan antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri secara bersama-sama dengan hasil belajar matematika siswa menggunakan uji
analisis linear regression.
HASIL PENELITIAN
Data sebelum perlakuan diperoleh hasil belajar matematika siswa yang ditinjau dari
kriteria hasil belajar berdasarkan interval nilai ulangan tengah semester genap tahun ajaran
2013/2014 kelas VII C dan kelas VII D, terdapat 16 siswa memiliki hasil belajar tinggi
dengan persentase 28,57%, 25 siswa memiliki hasil belajar sedang dengan persentase 44,64%,
15 siswa memiliki hasil belajar rendah dengan persentase 26,79%. Sebelum menghitung nilai
korelasi dilakukan uji normalitas dan uji linearitas terlebih dahulu. Hasil uji normalitas dapat
dilihat pada Tabel 1. Uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 1.
Hasil Uji Normalitas
Motivasi
Belajar
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Kepercayaan
Diri
Hasil Belajar
Matematika
56
130.29
56
73.54
56
58.14
16.599
9.578
16.885
.125
.071
-.125
.936
.345
.123
.088
-.123
.917
.370
.086
.086
-.077
.642
.804
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 1 uji normalitas terhadap variabel motivasi belajar didapat Asymp.
Sig (2-tailed) sebesar 0,345 ( > 0,05) yang berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas
terhadap variabel kepercayaan diri didapat Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,370 ( > 0,05)
yang berarti data berdistribusi normal dan uji normalitas terhadap variabel hasil belajar
matematika didapat Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,804 ( > 0,05) yang berarti data
berdistribusi normal.
4
Tabel 2.
Hasil Uji Linearitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika
Sum of
Squares
Hasil Belajar Matematika * Motivasi Between Groups
Belajar
(Combin
ed)
Linearity
Mean
Square
df
8877.607 33
79.084
F
Sig.
269.018 .870 .649
1
79.084 .256 .618
Deviation
from
8798.523 32
Linearity
274.954 .889 .626
Within Groups
6803.250 22
Total
15680.85
55
7
309.239
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa deviation from linearity memiliki nilai
signifikan sebesar 0,626. Dimana nilai signifikansi tersebut > 0,05 sehingga data motivasi
belajar dan hasil belajar matematika siswa adalah linear.
Tabel 3.
Hasil Uji Linearitas Kepercayaan diri dan Hasil Belajar Matematika
Sum of
Squares
Hasil Belajar Matematika *
Kepercayaan Diri
Between Groups
Within Groups
Total
Mean
Square
df
F
Sig.
(Combin
ed)
5906.667
Linearity
.021
Deviatio
n from
Linearity
5906.646
27 218.765 .604 .901
9774.190
27 362.007
15680.857
28 210.952 .583 .919
1
.021 .000 .994
55
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa deviation from linearity memiliki nilai
signifikan sebesar 0,901. Dimana nilai signifikansi tersebut > 0,05 sehingga data kepercayaan
diri dan hasil belajar matematika siswa adalah linear.
Hasil uji korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa
terlihat pada Tabel 4, hasil uji korelasi antara kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Uji regresi linear digunakan untuk melihat
hubungan secara bersama-sama antara motivasi belajar dan kepercayan diri dengan hasil
belajar matematika siswa yang dapat dilihat pada Tabel 6.
5
Tabel 4.
Koefisien Korelasi antara Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Matematika
Motivasi Belajar
Motivasi Belajar
Pearson Correlation
Hasil Belajar
Matematika
1
.071
Sig. (2-tailed)
.603
N
Hasil Belajar Matematika
56
56
Pearson Correlation
.071
1
Sig. (2-tailed)
.603
N
56
56
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi antara motivasi belajar dengan hasil
belajar matematika sebesar 0,603. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
tidak dapat diterima karena 0,603 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan antara
motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,071
menunjukkan bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut adalah sangat rendah.
Tabel 5.
Koefisien Korelasi antara Kepercayaan Diri dengan
Hasil Belajar Matematika
Kepercayaan
Diri
Kepercayaan Diri
Pearson Correlation
Hasil Belajar
Matematika
1
-.001
Sig. (2-tailed)
.993
N
Hasil Belajar Matematika
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
56
56
-.001
1
.993
N
56
56
Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi antara kepercayaan diri dengan hasil
belajar matematika sebesar 0,993. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
tidak dapat diterima karena 0,993 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan antara
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,001 menunjukkan bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut adalah sangat
rendah.
Tabel 6.
Koefisien Regresi Linear antara Motivasi Belajar dan
Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar Matematika
Change Statistics
Model
1
R
.138a
R Adjusted Std. Error of R Square
F
Square R Square the Estimate Change Change df1 df2
.019
-.018
17.035
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri,
Motivasi Belajar
6
.019
.518
2
53
Sig. F
Change
.599
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa adalah sangat rendah, hal ini
ditunjukkan dengan nilai R = 0,138. Tingkat signifikansi antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,599. Hal ini menunjukkan
bahwa 0,6599 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi
belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa.
PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Suruh.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi pada hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 0,603. Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis dalam penelitian ini tidak dapat diterima karena 0,603 > 0,05. Artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika
siswa. Hasil koefisien korelasi hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
matematika siswa r1 = 0,071, yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
Nilai signifikansi pada hubungan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar
matematika siswa sebesar 0,993 yang berarti 0,993 > 0,05. Dengan demikian tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa.
Hasil koefisien korelasi hubungan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika
siswa r2 = -0,001. Nilai menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
Hasil perhitungan regresi linear diperoleh tingkat signifikansi antara motivasi belajar
dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,599. Hal ini
menunjukkan bahwa 0,599 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa. Hasil uji
regresi linear juga menunjukkan bahwa R = 0,138 R2 = 0,019 dengan = 0,000 < 0,05.
Nilai R menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar dan
kepercayaan diri memberikan pengaruh yang sangat kecil atau bahkan dapat dikatakan tidak
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan dapat dilihat bahwa 1) sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika masih
kurang karena siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran matematika; 2) siswa mudah
menyerah apabila mendapatkan tugas dari guru; 3) siswa belum memiliki rasa tanggung
jawab, karena masih mengandalkan siswa lain; 4) siswa belum mampu mengerjakan tugas
matematika dengan usahanya sendiri. Sehingga siswa dengan motivasi belajar dan
kepercayaan diri tinggi, sedang maupun rendah tidak mempengaruhi tinggi rendahnya hasil
belajar matematika siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
N 3 Suruh dengan nilai korelasi sebesar 0,071 dan nilai signifikan sebesar 0,603 (p > 0,05).
Tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP N 3 Suruh dengan nilai korelasi sebesar -0,001 dan nilai signifikan
7
sebesar 0,993 (p > 0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Suruh. Hasil
perhitungan regresi linear diperoleh tingkat signifikansi antara motivasi belajar dan
kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,599. Hasil uji regresi linear
juga menunjukkan bahwa R = 0,138
R2 = 0,019 dengan
= 0,000 < 0,05. Nilai R
menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Angelis, B. D. 2003. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baharuddin dan Wahyuni, E. N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1997. Metode Researc. Yogyakarta: Andi Offset.
Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.
Hambly, K. 1992. Cara Mengatasi Keresahan Psikologi Populer. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap
Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Sumber: http://jurnal.upi.edu/file/8Ghullam_Hamdu.pdf
Hamzah, Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Hardika, Syarief. 2011. Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Belajar pada
Siswa-Siswi SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo. Skripsi (tidak diterbitkan).
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: GP Press.
Issu, J.Y. 2005. Hubungan Kecerdasan Logika Matematika, Kecerdasan Bahasa, dan
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I Pada SMA N 1
Mollo Selatan Tahun Pelajaran 2004-2005. Thesis PPs (tidak diterbitkan). Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.
Lauster, P. 2006. Test Kepribadian (Terjemahan Cecelia, G. Sumekto). Yogyakarta: Kanisius.
Lie, Anita. 2003. 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
8
Narwanti, Sri. 2011. Creative Learning Kiat Menjadi Guru Kreatif dan Favorit. Yogyakarta:
Famillia.
Putri, dkk. 2012. Pengaruh Kepercayaan Diri Siswa dalam Belajar Matematika terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tilatang Kamang. Sumber:
http://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFKIP&page=article&op=dow
nload&path%5B%5D=1609%path%5B%5D=1454
Pratutik dan Dewi. 2012. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar PKn pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Kranggan Temanggung. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Sardirman A. M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Saptaningrum, N. 2005. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Interpersonal siswa
SMA Kristen 1 Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Sembiring, R.2003. Analisis Regresi Bandung.ITB.
Shufiarni, dkk. 2012. Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Sosiologi di Kelas XI IPS SMA Kemala Bhayangkari.
Sumber:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/929
Siahaan, E. 2005. Skripsi. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar
Bidang Kognitif pada siswa Kelas II SMU Raksana Medan. (tidak diterbitkan).
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Slameto. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2008. Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya:
Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tan, dkk. 2013. Hubungan antara Dukungan Orang Tua dengan Motivasi Belajar pada Anak
Usia Sekolah Kelas IV dan V di SD Negeri Kawangkoan Kalawat. Sumber:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2191/174
Thantaway, R. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo.
Trina. 2013. Hubungan antara Penerimaan Peer Group dengan Kepercayaan Diri pada
Siswa
Kelas
VII
SMP
Negeri
1
Padang.
Sumber:
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/psi/article/download/600/359
9
Utama, S. D & Nurwidawati, Desi. 2013. Hubungan Persepsi Keharmonisan Keluarga dan
Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Trimurti Surabaya. Sumber:
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/7159
Warman, Dewi. 2013. Hubungan Percaya Diri Siswa dengan Hasil Belajar Geografi Kelas
XI IPS di SMA N 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Sumber:
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgeo/article/download/576/335
Winarni, Reny. 2013. Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi di Depan Umum
Pada Mahasiswa.
Sumber: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/view/1647/1743
Winkel, W. S. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Media Abadi
10