Asuhan keperawatan pada anak dengan tersedak

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
PADA ANAK DENGAN TERSEDAK
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena
dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitung menit klien akan kehilangan reflek nafas,
denyut jantung dan kematian secara permanent dari batang otak, dalam bahasa lain
kematian dari individu tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai tersedak dan
penangannya.
1. DEFINISI
Tersedak adalah masuknya benda asing ke arah paru-paru dan menyumbat
jalan napas. (http://cybermed.cbn.net.id.).
Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing, muntah,
darah, atau cairan

lain. Tersedak merupakan

keadaan darurat

medis

(www.wikipedia.com).

Tersedak adalah masuknya benda asing misalnya makanan atau minuman ke
dalam tenggorokan. ( http://www.webmd.com/).
Tersedak adalah masuknya makanan atau benda lain kedalam tenggorokan,
misalnya mainan kecil yang tertelan tanpa sengaja. (www. Cbn portal.
ptofriend.aspx.htm).
2. BATASAN ANATOMI
a. Airway : Mulut, Larink, trachea,brokus terminalis.
b. Breathing : alveoli,(paru), dinding dada, otot pernafasan.
c. Circulation : jantung sebagai pompa, pembuluh darah sebagai pipa, darah :
isi.
Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan minuman secara
anatomis terletak di belakang tenggorokan (jalan nafas). Kedua saluran ini samasama berhubungan dengan lubang hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi
salah masuk, maka di antara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah
katup (epiglottis) yang bergerak secara bergantian menutup tenggorokan dan
kerongkongan seperti layaknya daun pintu. Saat bernafas, katup menutup
kerongkongan agar udara menuju tenggorokan, sedangkan saat menelan
makanan, katup menutup tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan.
Tersedak dapat terjadi bila makanan yang seharusnya menuju kerongkongan,
malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab.


3. KLASIFIKASI
a. Obstruksi total.

Yaitu pembuntuan saluran pernafasan secara total sehingga klien tidak
dapat bernafas sama sekali, dan harus segera ditolong karena dalam
beberapa menit klien akan mengalami kematian yang permanen. Bila terjadi
obstruksi total maka akan terjadi atelektasis.
b. Fenomena check valve / Parsial.
Yaitu pembuntuan saluran napas secara parsial atau tidak secara total,
sehingga klien masih dapat bernapas tetapi kurang adekuat, dan benda asing
harus segera dikeluarkan karena akan mempengaruhi pasokan O2 jaringan.
Tetapi pengeluaran benda asing tersebut harus dilakukan oleh tenaga medis
yang terlatih, karena ditakutkan akan terjadi sumbatan total bila dilakukan oleh
orang yang tidak berpengalaman. Bila terjadi obstruksi parsial maka dapat
terjadi emphisema paru.
4. ETIOLOGI
Penyebab yang biasa menyebabkan anak tersedak adalah benda asing.
Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada :
a. Laring
Secara progresif akan terjadi stridor, dispneu, apneu, penggunaan otot

bantu nafas, sianois.
b. Saluran nafas.
Berdasarkan lokasi dibagi atas :
1) Trachea
Benda asing didalam trachea tidak dapat dikeluarkan karena tersangkut
didalam rimaglotis dan akhirnya tersangkut dilarink dan akhirnya dapat
menimbulkan gejala obstruksi larink.
2) Bronkus
Biasanya tersangkut pada bronkus kanan, benda asing ini kemudian
dilapisi sekresi bronkus sehingga menjadi besar.
5. GEJALA
Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk, hal ini
normal karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan
benda asing dari tenggorokan. Akan tetapi semakin besar benda yang masuk
maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang tercekik ( choking) seperti :
sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak, mengi, hingga tidak nafas dan ini
perlu tindakan medis yang segera untuk menghindari gawat nafas. Pada usia
balita, maka balita tersebut akan memegang lehernya yang merasa seperti
tercekik.
Apabila tersedak dalam kategori ringan maka ditandai dengan batuk-batuk

hingga muntah. Apabila tersedak dengan kategori berat maka ditandai dengan

batuk-batuk yang semakin lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk
sama sekali. Wajah membiru dan kemudian pingsan.
6. PENANGANAN
a. Dasar
Berupa bantuan dasar hidup atau sering disebut sebagai BLS meliputi
yaitu pembebasan Airway atau jalan napas. Penanganan yang spesifik pada
klien dengan tersedak, apabila klien yang tersedak masih bayi adalah :
1)

Aktifkan sistem EMS dengan cara memanggil orang terdekat untuk
menghubungi EMS (Ambulace 118).

2)

Pastikan penderita sadar / tidak.

3)


Bila anak tidak sadar tepuk / goyang pundak bayi dengan hati-hati.
Lihat pergerakan dada, dengar suara nafas dan rasakan hembusan
nafas.

4)

Tapi bila anak sadar maka perintahkan anak untuk membatukkan benda
yang menyebabkan tersedak.

5)

Jika dengan batuk, benda penyebab tersedak tidak juga bisa keluar.
Mintalah ia batuk sambil membungkuk atau posisi kepala lebih rendah
agar gaya gravitasi membantu ia mengeluarkan benda tersebut.

6)

Jika tidak berhasil juga, lakukan tindakan pertolongan dengan manuver
Heimlich. Manuver Heimlich adalah tindakan yang dikenal dapat
menolong orang yang tersedak.


7)

Bila korban terbaring, korban dipangku oleh penolong lalu dengan 2
atau 3 jari saja lakukan penekanan pada perut bagian atas dan lakukan
penekanan ke arah bawah atas agar benda asing terdorong keluar.

8)

Perhatikan kekuatan tekanan sesuai keadaan fisik anak.
Tindakan Heimlich pada bayi atau pada anak dibawah usia lima tahun

dilakukan dengan cara segera :
1)

Menelentangkan penderita dipangkuan penolong.

2)

Berikan pukulan ringan namun cepat pada punggung penderita diantara

kedua tulang belikat sebanyak 4 kali.

3)

Lakukan upaya ini beberapa kali hingga penolong yakin benda asing
penyebab tersedak telah keluar yang ditandai dengan membaiknya
kesadaran

penderita,

tak

tersumbatnya

pernafasan

yang

mengakibatkan rasa lega pada bernafas , hilangnya bunyi mengi pada
waktu bernafas.

Tindakan Heimlich pada anak usia 4 tahun hingga anak usia 14-15
tahun dilakukan dengan cara :

1)

Bila korban masih bisa berdiri, penolong berada di belakang korban.

2)

Lingkarkan tangan ke dada pasien sedangkan kepalan tangan berada
di perut bagian atas.

3)

Kemudian hentakan tangan sebanyak empat kali ke arah belakang atas
secara tiba-tiba dengan harapan benda asing akan terdorong keluar
karena tekanan yang dihasilkan.

4)


Berikan istirahat sekitar setengah menit kemudian ulangi tindakan
tersebut beberapa kali.

5)

Berikan istirahat sekitar setengah menit kemudian ulangi tindakan
tersebut beberapa kali.

6)

Bila penderita tetap merasa sesak nafas, atau muka masih membiru
hingga penderita merasa lega bernafas. Rujukkan ke rumah sakit untuk
tindakan selanjutnya.

7)

Pada posisi penderita tengkurap, penolong berlutut diatas penderita
dengan kedua lutut disamping tubuh penderita.

8)


Miringkan kepala penderita kesamping kiri/kanan.

9)

Letakan kedua telapak tangan dibawah tulang belikat.

10) Lakukan penekanan tangan dengan kuat dan cepat kearah dada atas
sekitar empat kali.
11) Lakukan berulang kali dengan interval istirahat sekitar setengah menit
hingga penderita sadar.
12) Bila penderita muntah, bersihkan mulut penderita.
13) Tapi bila kesemua tindakan darurat tersebut tidak berhasil, maka
Segera rujukkan kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bila klien anak – anak maka dilakukan tindakan chest trush :
1)

Tanyakan pada klien tersedak atau tidak (pasien biasanya tidak
menjawab dengan tangan memegangi leher).


2)

Berdiri di belakang anak, lingkarkan lengan di dada penderita.

3)

Buat kepalan dengan sisi jempol di sebelah dalam, letakkan di atas
garis tengah tulang dada penderita.

4)

Genggam kepalan dengan tangan yang lain dan jauhkan dari processus
xyfoideus dan pinggir tulang rusuk.

5)

Tekan dada ke belakang, ulangi hentakan sampai berhasil atau
penderita sampai tidak sadar. Perhatikan kekuatan tekanan sesuai
keadaan fisik anak.

b.

Lanjutan

1)

Bronkoskopi
Melihat area bronkus dengan suatu alat yang dimasukkan melalui
hidung.

2)

Torakotomi
Prosedur tindakan pembedahan dada untuk mengeluarkan sumbatan
yang menghalangi jalan napas.

3)

Tracheostomi : Intubasi.

7. PENCEGAHAN
Bagaimana mencegah anak mengalami kecelakaan? Yaitu dengan
melakukan hal – hal dibawah ini :
a. Meletakkan semua benda berbahaya di tempat yang tidak terjangkau anak,
misalnya : kancing baju, kacang atau biji bijian yang logam, tulang ikan.
b. Memangku bayi saat diberi makan.
c. Sesaat setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan dulu selama
10 menit untuk mengeluarkan udara dari lambung sehingga resiko muntah
dan masuk dalam saluran nafas mengecil.
d. Tak membiarkan bayi sendiri ketika diberi susu botol.
e. Hindari memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis atau tertawa
karena lebih mudah tersedak.
f.

Terutama pada anak kecil hindari menyusu atau makan dengan posisi
berbaring.

g. Juga

tidak

memaksa

bayi

makan

ketika

sedang

menangis

ataumemperlihatkan sikap tak mau makan.
h. Hindari makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga resiko
dimuntahkan kembali dan tersedak jadi kecil.
i.

Menggunakan dot yang tidak dapat dibongkar dengan mudah oleh bayi.

j.

Tidak menggunakan dot yang dikalungkan dengan rantai atau tali
padalehernya.

k. Tidak

meninggalkan

kantong

plastik

didekat

bayi

karena

kecendrunganmereka untuk menutupi kepala mereka dengan kantong
tersebut sehinggamenyebabkan terjadinya kesukaran bernapas.
l.

Menggunakan kasur yang keras dan tidak ditutupi dengan plastik.

m. Tidak menggunakan bantal dan meletakkan boks bayi jauh dari peralatanlain
atau pemanas (menghindarkan bayi memanjat dan demikian jatuh
sertamenimbulkan cidera kepala).
n. Mainan

tidak

boleh

terdiri

dimasukkankedalam mulut.

dari

potongan

kecil

yang

mudah

o. Jangan tinggalkan bayi sendiri didalam bak mandi (walaupun hanyasedikit
mengandung air).

DAFTAR PUSTAKA

Http://Www.Rssemengresik.Co.Id - Rumah Sakit Semen Gresik Powered By Mambo
Generated:20 October, 2008, 08:53

http://cybermed.cbn.net.id. diakses tanggal 11 januari 2009, pukul 10.12 WIB
http://groups.google.co.id/group/alt.culture.indonesia diakses pada minggu 11 januari
2009 11.46 WIB
Purwadianto, Agus. 2000. Kedaruratan Medik (Pedoman Penatalaksanaan Praktis).
Jakarta Barat : Budi Sampurna.
Skeet, Muriel. 1995. Tindakan Paramedic Terhadap Kegawatan Dan Pertolongan
Pertama. Jakarta : EGC