Bio Essay Ekstrak Ling Shi (Ganoderma lucidum)dalm Menghambat Jamur dari Kulit Penderita Panu.

BIO ESSAY EKSTRAK LING SHI (Ganoderma lucidum DALAM
MENGHAMBAT JAMUR DARI KULIT PENDERITA PANU

Oleh:
Meitini W. Proborini dan Dewi yuniarti
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana

Intisari
Jamur-jamur yang mampu tumbuh pada kulit pada umumnya merupakan jamur pathogen
oportunistik yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Salah satu senyawa yang terdapat dalam
jamur ling shi dapat menghambat pertumbuhan mikroba termasuk jamur pada kulit sehingga ling shi
dapat digunakan untuk alternative obat alami
Penelitian telah dilakukan di lab mikologi jurusan Biologi FMIPA UNUD bertujuan untuk
mengetahui daya hambat ekstrak Ling shi (Ganoderma lucidum) terhadap jamur-jamur yang diisolasi
pada media SDA dari penderita penyakit panu.
Hasil identifikasi jamur yang diisolasi pada kulit penderita ditemukan tujuh isolat yang terdiri
dari lima genera jamur yaitu: Trichophyton, Debaryomyces, Torulopsis, Mallasezia dan Candida (3
isolat). Pemberian ekstrak ling shi mampu menghambat pertumbuhan jamur-jamur tersebut.
Kata kunci: Ekstrak ling shi, daya hambat, jamur, penyakit kulit

ABSTRACT

BIO ESSAY OF “LING ZHI “ (Ganoderma lucidum) CRUDE EXTRACT ONTO THE
GROWTH OF ISOLATED SKIN DISEASE FUNGI

A preliminary study on crude extract of LING ZHI (Ganoderma lucidum) onto the growth of isolated
fungi from human skin disease was carried out at Regional Laboratory Sanglah Denpasar and Plant
Taxonomy Dept. of Biology Univ Udayana. Modified SDA and the concentrated crude-extract of Ling
zhi was applied .
Five genera of fungi was isolated i.e. Trichophyton, Mallasezia, Debariomyces, Torulopsis and Candida.
The result indicated that the crude extract was effectively inhibit the growth of these fungi in vitro by
day 3. Further study is crucially undertaken to observe the effective concentration of crude extract to the
growth of these five fungi.
Key words: Ling zhi, Ganoderma lucidum, skin , fungi, disease

LATAR BELAKANG
Beberapa jamur mampu hidup dan tumbuh pada kulit dan menyebabkan penyakit dikenal
dengan nama

“Dermatomikosis“ (mikosis superfisialis).

Salah satu jenis penyakit


dermatomikosis adalah penyakit kurap/panu“ Pityriasis versicolor “ termasuk kelompok
dermatomikosis non-dermatofitosis (Deacon, 1997). Karakter khas penyakit panu adalah dengan
bentuk lessi/luka berbentuk cincin atau terdapat daerah terang disisi tengah dari lesi (Budimulya,
1993 ;Stanley et al, 2005 ).
Menurut Budimulya (1993), penyakit panu merupakan salah satu penyakit kulit menular
yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang berikutnya dengan kontak kulit langsung atau
melalui kontak dengan barang-barang yang terkontaminas atau hewan peliharaan dapat menjadi
perantara pembawa jamur. Pengobatan untuk penderita penyakit panu dengan pemberian obatobat anti jamur topikal seperti : salep salisil sulfur, salisil spirtus, tiosulfat natrikus atau selenium
sulfide 2% dalam shampoo

Pemakaian obat-obatan seperti antibiotik, antifungi ataupun

kortikosteroid (anti radang) dalam jangka waktu yang lama memiliki efek yang sangat rawan
karena obat-obatan tersebut dapat membunuh flora normal sehingga berdampak dapat
menurunkan daya tahan tubuh (Dwikarya, 2003).
Salah satu bahan alami yang dapat berkasiat obat untuk mengatasi gangguan kulit,
diantaranya terdapat pada jamur “ Ling zhi “ (Ganoderma lucidum). Jamur “Ling zhi “ (G.
lucidum) termasuk klas Basidiomycetes yang mengandung senyawa asam ganoderik dengan
struktur kimia seprti struktur hormone steroid (Suriawirya, 2001).


Jamur lingshi juga

mengandung active polysaccharides, ergosterol, coumarin, mannitol, lactones, alkaloids,
vitamins dan mineral-mineral yang berperan dalam mengatasi penyakit tumor, kanker, penyakit
kulit, menghentikan pendarahan pada luka dan meremajakan kulit (Suriawirya, 2001; Li Lin, et
al, 2005).

Hal ini menarik untuk melakukan identifikasi jenis-jenis jamur pada penderita

penyakit panu secara invitro dan pemberian ekstrak ling zhi untuk melihat daya hambat
ekstrak tersebut terhadap pertumbuhan jamur-jamur yang terdapat pada kulit sehingga dalam
aplikasinya jamur ling shi dapat digunakan sebagai obat alami dalam mengurangi infeksi kulit.

CARA KERJA
Kerokan kulit diambil dari suspects “penderita panu” secara aseptik dan diisolasi pada
media Soboured’s Agar. Sebagai kontrol, diambil kerokan kulit orang yang sehat dan secara
aseptic diisolasi pada media Soboured’s Agar . Semua petri yang sudah berisi isolat jamur
diinkubasi pada suhu ruang selama 3 –5 hari. Koloni yang tumbuh direisolasi dan diinkubasi
kembali selama 3 -7 hari untuk mendapatkan biakan murni.


Identifikasi jamur secara

makroskopis (warna,lama pertumbuhan dan bentuk koloni) dan mikroskopis (bentuk, warna,
ukuran spora dan hifa) menggunakan buku kunci identifikasi.
Bioassay uji daya hambat jamur ling zhi terhadap jamur-jamur pada penderita panu
dilakukan dengan mengisolasi jamur panu yang telah teridentifikasi pada media sobourds agar
dengan ekstrak ling zhi. Sebagai kontrol, jamur-jamur panu tersebut diisolasi pada media
soboureds agar tanpa ekstrak.

Uji sensitifitas ini diulang sebanyak 3 kali. Untuk melihat

efektifitas daya hambat ling zhi pada pertumbuhan jamur uji dilakukan analisa secara deskriptif
dengan mengukur luas koloni jamur uji pada media ekstrak ling zhi dibandingkan pertumbuhan
jamur uji pada media tanpa ekstrak lingshi (kontrol).

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.

Identifikasi jamur dari penderita panu

Hasil isolasi dan identifikasi kerokan kulit penderita panu ditemukan tujuh isolate
yang termasuk dalam, lima genera dan tiga familia. Ketujuh isolat tersebut terdiri dari
enam isolat jamur uniselluler (khamir) dan satu jenis jamur berfilamen ( tabel 1)
Table 1. Jenis-jenis jamur yang ditemukan pada kulit penderita panu
No

sampel

1

A

2

B

Genus/species

Familia


Debaryomyces sp

Saccharomycetaceae

Candida sp 1, sp2 dan sp3

Saccharomycetaceae

Mallasezia sp

Filobasidiaceae

Candida sp3

Saccharomycetaceae

3

4


5

6

7

C

D

E

F

kontrol

Trichophyton sp

Arthrodermataceae


Un-identified fungi (isolat 1)

Saccharomycetaceae

Candida sp3

Saccharomycetaceae

Torulopsis sp

Saccharomycetaceae

Debaryomyces sp

Saccharomycetaceae

Candida sp3

Saccharomycetaceae


Torulopsis sp

Saccharomycetaceae

Mallasezia sp

Saccharomycetaceae

Candida sp1

Saccharomycetaceae

Trichophyton sp

Arthrodermataceae

Un-identified fungi (isolat 1)

Saccharomycetaceae


Torulopsis sp

Saccharomycetaceae

Debaryomyces sp

Saccharomycetaceae

Koloni bakteri (warna krem)
Koloni bakter (warna kuning)

Genus Trichophyton, warna koloni putih pada biakan muda, kuning kecoklatan
setelah tua, bentuk koloni woooly, velvet pada biakan tua, terdapat pigmentasi putih
kekuningan pada dasar media. Pada perbesaran 400 x terlihat hifa berseptat, bercabang
terdapat spora berbentuk kumparan (makroaleurispora)Terdapat banyak klamidospora ,
Koloni Mallasezia berwarna putih kekuningan pada biakan yang masih muda dan
berubah warna orange pada koloni yang tua (7 hari). tekstur lembut berlendir, ujung
koloni bergerigi.

Pada pembesaran 400 x, spora berkelompok/cluster dan hifa-hifa


berseptat yang pendek (rudimenter), beberapa hifa berbentuk oval
Debaryomyces memiliki koloni berwarna putih kekuningan dan coklat jika koloni
sudah tua, warna pigmentasi pada media hyalin , tekstur halus, bentuk pinggiran koloni

rata, permukaan koloni mengkilat. pada pembesaran 400 x terlihat spora yang tersimpan
dalam ascus, hifa steril jarang ditemukan
Torulopsis secara makroskopis berwarna krem, teksrur permukaan lembut,
pimentasi pada dasar media hyaline dan tepi koloni bergerigi. Pada perbesaran 400 x,
tidak ditemukan hifa, tampak sel-sel berbentuk silinder berukuran 2.5 – 10 mikron,
Candida (isolate 1) koloni berwarna putih krem, mengkilat, halus dan tampak
bergerigi pada pinggiran koloni. Pada perbesaran 400x terlihat blastospora yang terletak
pada pseudohifa yang panjang dan melengkung dan membesar pada ujungnya. Ciri
makroskopis dan mikroskopis sangat mirip dengan species Candida parapsilosis namun
dalam penelitian ini tidak dilakukan uji biokimia sehingga belum bisa diidentifikasi
sampai tingkat species.
Candida (isolate 2) warna koloni putih, permukaan atas berkerut, pinggiran
koloni tampak mengkerut, . Ciri makroskopis dan mikroskopis sangat mirip dengan
species Candida tropicalis, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan uji biokimia
sehingga belum bisa diidentifikasi sampai tingkat species.
Candida eff parapilopsis
Koloni berwarna putih pucat,permukaan koloni mengkilat dan terdapat titk-tik air,
pinggiran koloni rata- bergerigi halus, pigmentasi pada media kekuningan. uji fermentasi
thd glukosa sangat cepat. Perbesaran 400 x terlihat sel berbentuk ova berukuran 3 – 8
mikron, terdapat pseudohifa.
Menurut Oliver et al (2011), Genus Malassezia merupakan cendawan yang dapat
menyebabkan hipopigmentasi, penyakit kulit seperti ketombe, dermatitis dan panu.
Sedangkan Debariomyces dan Candida merupakan genera cendawan yang mempunyai
bentuk sellular dan hanya mampu membentuk pseudohifa dan kedua genera ini
merupakan mikroflora yang bersifat pathogen oportunistik pada manusia (Chao & Lin,
2004).

Genus Trichophyton mampu hidup pada hewan mamalia dan manusia yang

menyebabkan penyakit pada kulit dan kuku manusia (Pitt & Hocking, 1997)

2. Bioassay ekstrak ling zhi terhadap pertumbuhan jamur panu
Bioassay pertumbuhan koloni jamur uji terhadap ekstrak ling zhi (EL) dan tanpa
ekstrak/kontrol.(K) memperlihatkan daya hambat yang bervariasi pada masing-masing
species.

Hari kedua dan ketiga terlihat adanya hambatan ekstrak ling zhi terhadap

pertumbuhan koloni jamur uji (Grafik 1)

Grafik 1. Diameter koloni species jamur pada kontrol (K) dan Ekstrak Ling shi (EL)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari kedua daya hambat ekstrak sudah
mulai terlihat. namun efektifitas tertinggi ekstrak ling zhi dalam menghambat
pertumbuhan jamur uji terlihat pada hari ketiga, Daya hambat ekstrak ling shi yang
cukup significant ditunjukkan pada pertumbuhan koloni Torulopsis ,(16.5 mm) Candida
(isolate 1),(15.5 mm) Candida (isolat 2),( 16 mm) Candida eff parapilopsis (17 mm) dan
Trichophyton (16 mm). Hal ini menunjukkan bahwa kelima jamur tersebut terhambat
pertumbuhannya pada pemberian ekstrak ling shi dalam media pertumbuhannya.
Menurut

Meira (1996), dan Hunter

Saccharomycetaceae, kelas

et al (2001),

beberapa fungi dari familia

Ascomycetes mempunyai komponen dinding sel sederhana

terdiri atas mannan, polimer polisakarida dan khitin yang dapat dirusak oleh senyawa
seperti asam ganoderik yang terkandung dalam ekstrak ling zhi.

Kandungan asam

ganoderik dan germanium organic pada ekstrak ling zhi mempunyai mekanisme kerja

dengan jalan mendenaturasi protein yang merupakan penyusun protoplasma dan
menyebabkan lisis pada membran sel jamur, sedangkan kandungan cyclo octasulfur
berperan dalam inaktifasi enzim- enzim yang berperan dalam pembelahan sel sehingga
in-aktifnya enzim-enzim tersebut dapat mencegah pertunasan sel-sel jamur (Li-lin et al
2005).
Ekstrak lingshi mampu menghambat Malassezia sp dan Debaryomyces sp tetapi
daya hambatnya lebih kecil dibandingkan Candida, Trycophyton dan Torulopsis .
Rendahnya daya hambat ekstrak terhadap species jamur tersebut mengindikasikan bahwa
jamur-jamur tersebut mampu menghasilkan senyawa-senyawa aktif sehingga ekstrak
lingshi tidak mampu menhambat pertubuhannya Hal ini didukung oleh Fardiaz (1992)
dan Paul et al (1999) bahwa cendawan Candida dan Debaryomyces mengandung gliserol,
asam suksinat, alcohol rantai panjang, asetaldehid dan asam laktat yang dapat melindungi
dinding selnya dari asam-asam organik . Asam Ganoderik pada jamur lingshi merupakan
kelompok asam organic yang cukup peka terhadap gliserol dan alcohol sehingga ekstrak
ling shi tidak menghambat pertumbuhan cendawan tersebut. Menurut Sutton (1996),
beberapa species Candida mempunyai morfologi dimorphic dan mempunyai dinding sel
yang tahan terhadap senyawa-senyawa kelompok phenol sehingga jamur tersebut dapat
tumbuh pada konsentarsi phenol rendah dan akan lisis jika ditumbuhkan pada konsentrasi
yang tinggi. (Jian et al, 2004 ; Stanley et al., 2005)

KESIMPULAN
1. Hasil isolasi dan identifikasi diperoleh tujuh isolat jamur pada penderita penyakit
panu yaitu: 3 isolat Candida, Tricophyton, Malasezzia, Torulopsis dan Debariomyces
2. Secara in-vitro ketujuh isolat jamur tersebut terhambat pertumbuhannya dengan
pemberian ekstrak dari Ganoderma Lucidum “ jamur ling shi “

SARAN
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dosis/konsentrasi optimal ekstrak
Ganoderma lucidum “jamur ling shi” dalam menghambat pertumbuhan koloni jamurjamur pada penderita penyakit panu sehingga penggunaan ekstrak ling shi dapat
diaplikasikan sebagai salah satu obat kulit alami penyakit panu.

PUSTAKA
Budimulja U. 1993. Mikosis dalam Djuanda (Ed). Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin, edisi
kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Cao QZ and Lin ZB. 2004. Antitumor and anti-angiogenic activity of Ganoderma
lucidum polysaccharides peptide. Acta Pharmacol Sin; 25: 833-8
Dwikarya, M. 2003. Merawat Kulit dan Wajah. PT Kawan Pustaka. Jakarta
Fardiaz, S (1992). Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Frey, D., R.J. Oldfield, R.C. Bridger. 1979. A Colour Atlas of Phatogenic Fungi. Wolfe
Medical Publication Ltd. Holland.
Gandjar, I., R.A. Samson, K.V.D.T. Vermeulen, A. Oetari, dan I. Santoso. 1999.
Pengenalan kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Hunter, K et al. 2001. Mode of action of B-glucan Immunopotentiators-Research
Summary Release. Nevada School of Medicine. USA.
Jian J, Slivova V, Valachivocova T, Harvey K and Sulva D. 2004. Ganoderma lucidum
inhibits proliferation and induces apoptosis in human prostate cancer cells
PC-3. Int J Oncol; 24:1093-9
Meira, D.A. 1996. The use of glucan as Immunostimulant in the treatment of
Paracoccodiodomycosis. Departement of Microbiology. United State of Sao Paulo.
Brazil.
Paul, L Joze A. farquez and Jack D. Sobel. 1999. Candida glabrata: Review of
Epidemiology, Pathogenesis, and Clinical Disease with Comparison toC. albicans.
Clin. Microbiol. Rev. January vol. 12 no. 1 80-96

Stanley G, Harvey K, Slivova V, Jiang V and Sliva D.2005. Ganoderma lucidum
supresess angiogenesis through the inhibition of secretion of VEGF and TGF-beta
from prostate cancer cells. Biochem Biophys Res Commun 2005; 330:46-52
Suriawiria, U. 2001. Budidaya Ling Zhi dan Maitake, Jamur berkasiat obat. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sutton, D. A., A. W. Fothergill, and M. G. Rinaldi (ed.). 1998. Guide to Clinically
Significant Fungi, 1st ed. Williams & Wilkins, Baltimore
Larone, D. H. 1995. Medically Important Fungi - A Guide to Identification, 3rd ed. ASM
Press, Washington, D.C.
Li lin-Yu; Yu-Chih Liang, Shiuh-Sheng Lee and Bor-Luen Chiang. 2005 Polysaccharide
purified from Ganoderma lucidum induced activation and maturation of human
monocyte-derived dendritic cells by the NF-_B and p38 mitogen-activated protein
kinase pathways. Journal of Leukocyte Biology Volume 78.