Implikatur wacana semarangan pada surat kabar harian Suara Merdeka edisi Januari--Maret 2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Kurnia, Fransiska Ida. 2015. Implikatur Wacana Semarangan pada Surat Kabar
Harian “Suara Merdeka” Edisi Januari—Maret 2014. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Hal yang dikaji dalam penelitian ini adalah implikatur wacana Semarangan
pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014. Penelitian ini
menjawab dua masalah, yakni (1) bagaimana wujud implikatur yang terdapat
dalam wacana Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi
Januari—Maret 2014? dan (2) apakah maksud implikatur yang terdapat dalam
wacana Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—
Maret 2014? Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindak tutur
yang dikemukakan oleh Searle (1975), yakni tindak tutur deklaratif, representatif,
ekspresif, direktif, dan komisif. Kelima tindak tutur tersebut yang nantinya akan

menjadi pendukung untuk menganalisis wujud dan maksud implikatur.
Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah wacana
Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014.
Data penelitian ini berupa tuturan tertulis yang terdapat dalam wacana
Semarangan yang muncul setiap hari Senin—Sabtu. Adapun, langkah-langkah
analisis data, yaitu peneliti membaca dan memahami data yang sudah terkumpul
dalam tabel kemudian menjelaskan mengenai konteksnya. Setelah semua kolom
konteks terisi, peneliti melanjutkan untuk menentukan wujud dan maksud
implikatur.
Sesuai dengan kedua rumusan masalah di atas, hasil dari penelitian ini adalah
pertama, wujud implikatur dari data wacana Semarangan berupa tindak tutur.
Peneliti menemukan empat wujud implikatur, yakni: (1) implikatur representatif,
(2) implikatur ekspresif, (3) implikatur direktif, dan (4) implikatur komisif.
Kedua, peneliti menemukan lima belas maksud implikatur yang terdapat dalam
data wacana Semarangan, yakni: (1) berspekulasi, (2) memberikan kesaksian, (3)
mengakui, (4) menunjukkan, (5) melaporkan, (6) mengungkapkan, (7)
menyebutkan, (8) kritik, (9) mengeluh, (10) menyanjung, (11) memuji, (12)
menyarankan, (13) meminta, (14) mendesak, dan (15) ancaman.


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Kurnia, Fransiska Ida. 2015. The Implicature of Semarangan Discourse in
Suara Merdeka Newspaper of January—March 2014 Edition. Thesis.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Sanata Dharma University.

This research discussed about the implicature of Semarangan discourse in
Suara Merdeka newspaper of January—March 2014 edition. This research is to
answer on two problems, namely: (1) how the implicature form used in
Semarangan discourse in Suara Merdeka newspaper January—March 2014
edition? and (2) what is the implicature purpose contained in Semarangan

discourse in Suara Merdeka newspaper January—March 2014 edition? The
theories used in this research are speech act theory stated by Searle (1975),
namely declarative speech act, representative speech act, expressive speech act,
directive speech act, and commisive speech act. That five speech acts will support
to analyzing implicature form and implicature purpose.
Based on the applied methodology, this research was considered as
descriptive-qualitative research. Semarangan discourse in Suara Merdeka
newspaper January—March 2014 edition belonged to the source of this research.
This research’s analysis data was in form of written utterance in the newspaper’s
discourse. This research was also generated by using following steps of the data
analysis. First, the researcher read and understood the collected data and
transcribing them into table forms. Next the researcher explained the context of
each data. After all the column of the context had already been filled in, the
researcher proceed to establish implicature form and the intention of the
implication.
According to the problems formulation above, the result of this research are first,
Semarangan discourse data implicature form is a speech act. The researcher found
four the implicature forms, namely: (1) representative implicature, (2) expressive
implicature, (3) directive implicature, and (4) commisive speech act. Second, the
researcher found fiveteen implicature purposes, namely: (1) speculating, (2)

giving witnesseth, (3) confessing, (4) indicating, (5) reporting, (6) revealing, (7)
mentioned, (8) criticism, (9) complaining, (10) praised, (11) giving praise, (12)
giving suggestion, (13) requiring, (14) insisted, and (15) threated.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

IMPLIKATUR WACANA SEMARANGAN
PADA SURAT KABAR HARIAN SUARA MERDEKA
EDISI JANUARI—MARET 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:
Fransiska Ida Kurnia
08 1224 073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


IMPLIKATUR WACANA SEMARANGAN
PADA SURAT KABAR HARIAN SUARA MERDEKA
EDISI JANUARI—MARET 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:
Fransiska Ida Kurnia
08 1224 073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

M OT O

“As long as you feel pain, you are still alive. As long as you make mistakes, you
are still human. As long as you keep trying, there is still hope.”
(www.thinkpositive.com)

“Do what makes you happy because at the end, who is there? You.”
(www.thinkpositive.com)

iv

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya yang tidak seberapa ini untuk orang-orang yang selalu
memberikan kepercayaan dan harapannya kepadaku.
 Kedua orang tuaku, Bapak Antonius Heribertus Sujoto dan Ibu
Margaretha Maria Sri Ekanti. Hanya ini yang bisa kupersembahkan
untuk saat ini dan aku berjanji ini barulah sebuah awal.
 Kakak-kakakku FX. Yudianto, Petrus Rudiatmoko, Ignatius Odi Sasangka
dan adikku Rosalia Dewi yang tersayang.
 Calon pendamping yang selalu ada setiap waktu.

v

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan di
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2015
Penulis,

Fransiska Ida Kurnia
08 1224 073

vi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Fransiska Ida Kurnia

Nomor Induk Mahasiswa

: 08 1224 073

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
IMPLIKATUR WACANA SEMARANGAN
PADA SURAT KABAR HARIAN SUARA MERDEKA
EDISI JANUARI—MARET 2014
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 24 Juli 2015
Yang menyatakan,

Fransiska Ida Kurnia

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Kurnia, Fransiska Ida. 2015. Implikatur Wacana Semarangan pada Surat Kabar
Harian “Suara Merdeka” Edisi Januari—Maret 2014. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Hal yang dikaji dalam penelitian ini adalah implikatur wacana Semarangan
pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014. Penelitian ini
menjawab dua masalah, yakni (1) bagaimana wujud implikatur yang terdapat
dalam wacana Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi
Januari—Maret 2014? dan (2) apakah maksud implikatur yang terdapat dalam
wacana Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—
Maret 2014? Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindak tutur
yang dikemukakan oleh Searle (1975), yakni tindak tutur deklaratif, representatif,
ekspresif, direktif, dan komisif. Kelima tindak tutur tersebut yang nantinya akan
menjadi pendukung untuk menganalisis wujud dan maksud implikatur.
Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah wacana
Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014.
Data penelitian ini berupa tuturan tertulis yang terdapat dalam wacana
Semarangan yang muncul setiap hari Senin—Sabtu. Adapun, langkah-langkah
analisis data, yaitu peneliti membaca dan memahami data yang sudah terkumpul
dalam tabel kemudian menjelaskan mengenai konteksnya. Setelah semua kolom
konteks terisi, peneliti melanjutkan untuk menentukan wujud dan maksud
implikatur.
Sesuai dengan kedua rumusan masalah di atas, hasil dari penelitian ini adalah
pertama, wujud implikatur dari data wacana Semarangan berupa tindak tutur.
Peneliti menemukan empat wujud implikatur, yakni: (1) implikatur representatif,
(2) implikatur ekspresif, (3) implikatur direktif, dan (4) implikatur komisif.
Kedua, peneliti menemukan lima belas maksud implikatur yang terdapat dalam
data wacana Semarangan, yakni: (1) berspekulasi, (2) memberikan kesaksian, (3)
mengakui, (4) menunjukkan, (5) melaporkan, (6) mengungkapkan, (7)
menyebutkan, (8) kritik, (9) mengeluh, (10) menyanjung, (11) memuji, (12)
menyarankan, (13) meminta, (14) mendesak, dan (15) ancaman.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Kurnia, Fransiska Ida. 2015. The Implicature of Semarangan Discourse in
Suara Merdeka Newspaper of January—March 2014 Edition. Thesis.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Sanata Dharma University.

This research discussed about the implicature of Semarangan discourse in
Suara Merdeka newspaper of January—March 2014 edition. This research is to
answer on two problems, namely: (1) how the implicature form used in
Semarangan discourse in Suara Merdeka newspaper January—March 2014
edition? and (2) what is the implicature purpose contained in Semarangan
discourse in Suara Merdeka newspaper January—March 2014 edition? The
theories used in this research are speech act theory stated by Searle (1975),
namely declarative speech act, representative speech act, expressive speech act,
directive speech act, and commisive speech act. That five speech acts will support
to analyzing implicature form and implicature purpose.
Based on the applied methodology, this research was considered as
descriptive-qualitative research. Semarangan discourse in Suara Merdeka
newspaper January—March 2014 edition belonged to the source of this research.
This research’s analysis data was in form of written utterance in the newspaper’s
discourse. This research was also generated by using following steps of the data
analysis. First, the researcher read and understood the collected data and
transcribing them into table forms. Next the researcher explained the context of
each data. After all the column of the context had already been filled in, the
researcher proceed to establish implicature form and the intention of the
implication.
According to the problems formulation above, the result of this research are first,
Semarangan discourse data implicature form is a speech act. The researcher found
four the implicature forms, namely: (1) representative implicature, (2) expressive
implicature, (3) directive implicature, and (4) commisive speech act. Second, the
researcher found fiveteen implicature purposes, namely: (1) speculating, (2)
giving witnesseth, (3) confessing, (4) indicating, (5) reporting, (6) revealing, (7)
mentioned, (8) criticism, (9) complaining, (10) praised, (11) giving praise, (12)
giving suggestion, (13) requiring, (14) insisted, and (15) threated.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Implikatur Wacana Semarangan
pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka Edisi Januari—Maret 2014, penulis
susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu sebagai berikut.
1.

Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.

2.

Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, selama ini menjadi Pembimbing Akademik yang baik.

3.

Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang terus
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.

4.

Robertus Marsidiq, selaku staf Sekretariat Program Studi PBSI yang turut
membantu kelancaran skripsi ini.

5.

Segenap dosen PBSI yang selama ini telah membagi ilmu dan pengalaman
kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

6.

Bapak dan ibu penulis (Bapak Antonius Heribertus Sujoto dan Ibu
Margaretha Maria Sri Ekanti) yang selalu sabar dan senantiasa memanjatkan
doa bagi penulis.

7.

Kakak-kakak penulis Yudi, Rudi, Odi, dan adik penulis, Rosa, terima kasih
atas dukungan dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8.

Candra Setiyawan, terima kasih telah menjadi teman yang begitu setia hingga
detik ini. Terima kasih atas dukungan, doa, kesabaran, tempat berbagi suka
dan duka selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9.

Sergius Leski Sinatus Putra, Chrisidina Librita Famalesti, Intan Listya Yakub,
Istianah, Cicilia Reny Septiana, Esti Nuryani, Valdo, Pandit, Yossi, dan Andi
selaku sahabat-sahabat penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya.

10. Chyntia Radeani, Vicky Aprilia, Guntur Firmansyah, Monica Ayu, Petrus
Kanisius, dan Maria Evi, selaku teman-teman yang berjuang bersama untuk
menyelesaikan skripsi, terima kasih atas dukungan dan doanya.
11. Teman-teman PBSI yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima
kasih atas kerjasamanya selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata
Dharma.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung atau tidak langsung telah membantu. Semoga kebaikan dan doa yang
dipanjatkan untuk penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Walaupun
demikian, besar harapan penulis bahwa penelitian ini berguna dan menjadi
inspirasi bagi peneliti selanjutnya.
Yogyakarta, 24 Juli 2015
Penulis

Fransiska Ida Kurnia

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN MOTO .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................
1.5 Batasan Istilah ................................................................................
1.6 Sistematika Penyajian ....................................................................

1
3
3
3
5
6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 8
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................
2.2 Kajian Teori ...................................................................................
2.2.1 Pragmatik ..............................................................................
2.2.2 Fenomena-Fenomena Pragmatik ...........................................
2.2.2.1 Praanggapan (Presupposition) .................................
2.2.2.2 Deiksis .....................................................................
2.2.2.3 Tindak Tutur ............................................................
2.2.2.4 Kesantunan Berbahasa .............................................
2.2.2.5 Ketidaksantunan Berbahasa .....................................
2.2.3 Implikatur sebagai Fenomena Pragmatik ...............................
xii

8
10
10
12
12
13
14
19
21
22

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.2.3.1 Jenis-Jenis Implikatur ..............................................
2.2.3.1.1 Implikatur Konvensional .........................
2.2.3.1.2 Implikatur Non-Konvesional/
Implikatur Percakapan .............................
2.2.3.2 Fungsi Implikatur ....................................................
2.2.4 Konteks .................................................................................
2.2.5 Wacana Semarangan .............................................................
2.3 Kerangka Berpikir ..........................................................................

25
25
26
32
33
36
39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 41
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6

Jenis Penelitian ...............................................................................
Sumber Data Penelitian .................................................................
Instrumen Penelitian .......................................................................
Teknik Pengumpulan Data .............................................................
Teknik Analisis Data ......................................................................
Triangulasi Data .............................................................................

41
42
42
43
43
44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 45
4.1 Deskripsi Data ................................................................................
4.2 Analisis Data ..................................................................................
4.2.1 Wujud Implikatur dalam Wacana Semarangan ........................
4.2.1.1 Implikatur Representatif ..................................................
4.2.1.2 Implikatur Ekspresif ........................................................
4.2.1.3 Implikatur Direktif ..........................................................
4.2.1.4 Implikatur Komisif .........................................................
4.2.2 Maksud Implikatur dalam Pojok ..............................................
4.2.2.1 Maksud Implikatur Berspekulasi ..................................
4.2.2.2 Maksud Implikatur Memberikan Kesaksian .................
4.2.2.3 Maksud Implikatur Mengakui ......................................
4.2.2.4 Maksud Implikatur Menunjukkan ................................
4.2.2.5 Maksud Implikatur Melaporkan ...................................
4.2.2.6 Maksud Implikatur Mengungkapkan ............................
4.2.2.7 Maksud Implikatur Menyebutkan .................................
4.2.2.8 Maksud Implikatur Kritik (Mengkritik) ........................
4.2.2.9 Maksud Implikatur Menyanjung ..................................
4.2.2.10 Maksud Implikatur Memuji ..........................................
4.2.2.11 Maksud Implikatur Mengeluh ......................................
4.2.2.12 Maksud Implikatur Menyarankan .................................
4.2.2.13 Maksud Implikatur Meminta ........................................
4.2.2.14 Maksud Implikatur Mendesak ......................................
4.2.2.15 Maksud Implikatur Ancaman .......................................
4.3 Pembahasan ...................................................................................
4.3.1 Implikatur Representatif ........................................................
4.3.2 Implikatur Ekspresif ..............................................................
xiii

45
46
47
47
49
50
52
53
53
55
57
58
59
60
62
63
64
65
66
68
69
70
71
73
75
77

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.3.3 Implikatur Direktif ................................................................ 78
4.3.4 Implikatur Komisif ................................................................ 79
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 81
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 81
5.2 Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 83
LAMPIRAN 1 ............................................................................................ 87
LAMPIRAN 2 ............................................................................................ 113
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 123

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Lima Fungsi Tindak Tutur Searle ................................................... 18
Tabel 2: Wujud dan Maksud Implikatur Wacana Semarangan
pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka
Edisi Januari—Maret 2014 ............................................................. 81

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 1: Kerangka Berpikir ......................................................................... 40

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Tabel Wacana Semarangan
pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka
Edisi Januari—Maret 2014 ....................................................... 87
Lampiran 2: Tabel Triangulasi Data Wacana Semarangan ............................ 113

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena besarnya
manfaat yang didapatkan manusia. Manfaat komunikasi dapat berupa dukungan
identitas diri untuk membangun kontak dengan orang di sekitar, baik itu
lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja (Mulyana, 2001:
4).
Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri (Kridalaksana, 1984: 19). Sehubungan
dengan itu, Holmes (1995: 2) menyatakan bahwa bahasa memberikan banyak
fungsi, antara lain dapat digunakan untuk bertanya dan memberikan informasi
kepada orang-orang. Chaer (2006: 1) juga menjelaskan bahwa bahasa digunakan
oleh penuturnya untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
diri.
Bahasa menjadikan pemahaman seseorang terhadap maksud dari ujaran atau
kalimat menjadi tergantung pada situasi dan kondisi tertentu. Hal ini menjadi
pokok kajian implikatur yang memang belum terlalu banyak diteliti. Nababan
(1987: 28) menjelaskan bahwa konsep yang paling penting dalam ilmu pragmatik
dan yang paling menonjolkan pragmatik sebagai cabang ilmu bahasa ialah

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

implikatur. Selain itu, Nababan (1987: 28) juga mengatakan bahwa konsep
implikatur ini dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering terdapat antara
apa yang diucapkan dengan apa yang diimplikasi (atau implicatum).
Implikatur merupakan ujaran atau pernyataan yang menyiratkan sesuatu yang
berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan oleh penutur. Salah satu produk di
dalam surat kabar yang mengandung implikatur adalah Pojok. Pojok merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam penyajian surat kabar. Pojok mengulas
suatu permasalahan atau peristiwa aktual, namun juga mengandung guratan
humor dan menyindir (Junaedhi, 1991: 214). Redaksi menggunakan Pojok untuk
menyampaikan kritik sosial kepada masyarakat dengan cara yang lembut dengan
tidak mengurangi kekuatan dari kritik tersebut.
Adanya Pojok dalam persuratkabaran di Indonesia dapat memberikan arti dan
suasana yang berbeda dari rubrik yang lain. Pojok memiliki ciri tersendiri dengan
gaya penulisannya. Gaya penulisan Pojok ditulis dengan gaya bahasa sindiran.
Penelitian ini mengkaji implikatur Pojok yang bernama Semarangan pada
Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014. Wacana tersebut
dipilih dalam penelitian ini karena peneliti ingin menjelaskan wujud dan maksud
implikatur dari setiap ujaran yang ada di dalamnya. Peneliti hanya mengambil
data yang terbit selama tiga bulan karena menurut peneliti, data selama tiga bulan
sudah representatif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti wujud dan
maksud implikatur wacana Semarangan yang terdapat dalam Surat Kabar Harian
Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini sebagai
berikut.
1) Bagaimanakah wujud implikatur yang terdapat dalam wacana Semarangan
pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014?
2) Apakah maksud implikatur yang terdapat dalam wacana Semarangan pada
Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—Maret 2014?

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan wujud implikatur yang terdapat dalam wacana
Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—
Maret 2014?
2) Mendeskripsikan maksud implikatur yang terdapat dalam wacana
Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi Januari—
Maret 2014?

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi (1) pengembangan
dan pembinaan bahasa Indonesia, (2) media massa, dan (3) peneliti lain. Manfaat
penelitian ini sebagai berikut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

1. Bagi Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia
a. Menambah wawasan pembaca tentang pragmatik khususnya implikatur
melalui teori-teori yang dipakai.
b. Menambah wawasan pembaca mengenai kajian implikatur dalam
kaitannya dengan media massa.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur kekritisan dalam
memaknai ujaran yang tertulis dalam wacana Semarangan pada Surat
Kabar Harian Suara Merdeka.
d. Mempermudah pemakaian bahasa dan menjalin kerja sama dalam
berkomunikasi.
2. Bagi Media Massa
a. Memberikan rekomendasi pada bidang jurnalistik mengenai deskripsi
implikatur sebagai bahasa wacana Semarangan pada Surat Kabar
Harian Suara Merdeka.
b. Memberikan rekomendasi bagi pengelola dari sisi kebahasaan sehingga
dapat memaksimalkan strategi komunikasi.
c. Memberikan rekomendasi bagi wartawan atau penulis wacana
Semarangan agar dapat menyuguhkan wacana tersebut lebih baik lagi,
lebih tajam, dan lebih kritis.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Menambah referensi melalui teori-teori yang telah dipakai.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b. Menumbuhkembangkan

upaya

mengkaji,

menerapkan,

5

menguji,

menjelaskan suatu bentuk teori, konsep, dan hipotesis tertentu.
c. Memberikan dorongan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
mengenai kajian pragmatik, khususnya implikatur yang dirasa masih
kurang.

1.5 Batasan Istilah
Istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini dibatasi pengertiannya
sebagai berikut.
1. Pragmatik
Pragmatik merupakan aturan-aturan pemakaian bahasa, yaitu pemilihan bentuk
bahasa dan penentuan maknanya sehubungan dengan maksud pembicara sesuai
dengan konteks dan keadaan (Nababan, 1987: 2).
2. Implikatur
Implikatur adalah apa yang disarankan atau apa yang dimaksud oleh penutur
sebagai hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan secara harafiah (Brown dan
Yule, dalam Rani, 2006: 170).
3. Konteks
Konteks adalah pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan
pendengar sehingga pendengar paham akan apa yang dimaksud pembicara
(Kridalaksana, 2008:134).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

4. Wacana
Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal yang
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Kridalaksana, 2008: 259).
5. Wujud
Wujud adalah (1) rupa dan bentuk yang dapat diraba (2) adanya sesuatu (3) benda
yang nyata (bukan roh dan sebagainya) (4) ada, sifat yang wajib bagi Allah;
maksud; tujuan (KBBI, 2008: 1564).
6. Maksud
Maksud adalah (1) yang dikehendaki; tujuan (2) niat; kehendak (3) arti; makna
(dari suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dan sebagainya) (KBBI, 2008: 865).

1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi
subbab latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Subbab tersebutlah yang
melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Implikatur
Wacana “Semarangan” di Surat Kabar Harian “Suara Merdeka” Edisi
Januari—Maret 2014.
Bab II adalah landasan teori yang berisi dua pokok bahasan, yaitu penelitian
terdahulu yang relevan dan kajian pustaka. Kajian hasil penelitian terdahulu
memiliki relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan. Semua teori yang
dicantumkan berkaitan dan menjadi landasan dari penelitian yang akan dilakukan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

Bab III adalah metodologi penelitian yang berisi enam hal, yaitu jenis
penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, dan triangulasi data. Keenam hal tersebut dilakukan oleh
penelitian agar penelitiannya selesai.
Bab IV berisi analisis data dan pembahasan mengenai wujud implikatur dan
maksud implikatur wacana Semarangan di Surat Kabar Harian Suara Merdeka
edisi Januari—Maret 2014. Pembahasan itu digunakan peneliti untuk menjawab
rumusan masalah yang telah disusun pada Bab I. Pembahasan pada Bab IV
dilakukan berdasarkan landasan teori yang ada pada Bab II dan metodologi pada
Bab III.
Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan
kepada peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian dengan kajian yang sama,
yaitu pragmatik. Bab ini merupakan bab akhir dari sajian penelitian ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Untuk mendukung penelitian ini digunakan teori yang dianggap relevan yang
diharapkan dapat mendukung temuan di lapangan agar dapat memperkuat teori
dan keakuratan data. Teori yang dimaksud akan dipaparkan sebagai berikut.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Peneliti mendapatkan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu
penelitian V. Yuliani, penelitian Andreas, dan penelitian Rustono. Penelitian V.
Yuliani (2009) dari Universitas Sanata Dharma berjudul Implikatur dan Penanda
Lingual Kesantunan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Berbahasa Indonesia di
Media

Luar

Ruang

(Outdoor

Media).

Penelitian

tersebut

mencoba

mendeskripsikan jenis-jenis implikatur dan jenis-jenis penanda lingual yang
terdapat di dalam iklan layanan masyarakat berbahasa Indonesia di luar ruang.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya empat jenis implikatur iklan
layanan masyarakat. Keempat jenis implikatur berupa tindak tutur. Selain itu,
ditemukan tujuh jenis penanda lingual kesantunan iklan layanan masyarakat,
yakni partikel –lah, pilihan kata (diksi), konjungsi, interjeksi, modalitas
pengingkaran, jenis kalimat, dan gaya bahasa.
Penelitian Andreas (2011) dengan judul Implikatur Percakapan Antartokoh
dalam

Novel

Projo

&

Brojo

Karya

8

Arswendo

Atmowiloto

berusaha

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

mendeskripsikan jenis implikatur dan bagaimana fungsi implikatur percakapan
yang terdapat dalam novel tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya
tiga jenis implikatur percakapan dalam novel, yaitu implikatur percakapan khusus
(IPK), implikatur percakapan umum (IPU) dan implikatur percakapan berskala
(IPB). Ketiga jenis implikatur tersebut mengandung nilai komunikatif deklaratif,
interogatif dan imperatif. Selain itu, Andreas (2011) berpendapat bahwa fungsi
implikatur secara umum dalam novel tersebut adalah menghaluskan proposisi
yaitu sebagai penyampai pesan tak langsung dari pengarang kepada pembaca
melalui dialog antartokoh, di samping itu implikatur juga sebagai pembangun
cerita.
Penelitian Rustono (1998) dalam disertasinya yang berjudul Implikatur
Percakapan sebagai Penunjang Pengungkapan Humor di dalam Wacana Humor
Verbal Lisan Berbahasa Indonesia berusaha mendeskripsikan dan memberikan
argumen dalam penemuannya mengenai pelanggaran prinsip kerja sama Grice
yang menimbulkan implikatur. Pelanggaran kerja sama tersebut berupa maksim
ketimbangrasaan, kemurahatian, keperkenaan, kerendahatian, kesetujuan, dan
kesimpatian. Selain itu, ditemukan implikatur berupa implikatur representatif,
implikatur direktif, implikatur evaluatif, implikatur komisif, dan implikatur isbati.
Relevansi penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah memberi masukan
dan gambaran mengenai ciri tindak bahasa yang terdapat dalam data yang berupa
implikatur. Masukan dari peneliti terdahulu memberikan gambaran dalam
menganalisis data wacana Semarangan dalam penelitian ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

Kedudukan penelitian ini menambah variasi objek penelitian terdahulu. Pada
ketiga penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ilmu bahasa Pragmatik, objek
kajiannya berupa iklan layanan masyarakat di luar ruang, karya satra (novel), dan
wacana humor verbal lisan, sedangkan penelitian ini objek kajiannya adalah
media massa cetak (surat kabar), yaitu wacana Semarangan. Penelitian ini
menganalisis wujud dan maksud implikatur wacana Semarangan.

2.2 Kajian Teori
Subbab ini akan menyajikan kajian teori yang akan digunakan sebagai acuan
dalam penelitian. Kajian teori meliputi pragmatik, fenomena-fenomena pragmatik
(praanggapan, deiksis, tindak tutur, kesantunan berbahasa, dan ketidaksantunan
berbahasa), implikatur sebagai fenomena pragmatik (implikatur konvensional,
implikatur nonkonvensional/implikatur percakapan, dan fungsi implikatur),
konteks, dan wacana Semarangan. Pragmatik dijabarkan lebih lanjut di bawah ini
sebagai salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara
eksternal di mana implikatur dan konteks dipelajari di dalamnya.
2.2.1 Pragmatik
Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu bahasa (linguistik) yang
mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan
itu digunakan dalam komunikasi. Purwo (1990: 16) menyebutkan bahwa
pragmatik adalah telaah makna tuturan (utterance). Kridalaksana (2008: 198)
menjelaskan bahwa pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari isyarat-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

isyarat bahasa yang mengakibatkan keserasian pemakaian bahasa dalam
komunikasi. Nababan (1987: 2) menjelaskan bahwa pragmatik merupakan aturanaturan pemakaian bahasa, yaitu pemilihan bentuk bahasa dan penentuan
maknanya sehubungan dengan maksud pembicara sesuai dengan konteks dan
keadaan. Yule (2006: 5) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang
hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pragmatik
adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari aspek pemakainya dengan
konteks dan situasi berbahasa. Seperti yang disampaikan Mulyana (2005: 21)
menyatakan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan tuturan, apakah itu
berkaitan dengan arti, maksud, maupun informasinya, sangat tergantung pada
konteks yang melatarbelakangi peristiwa tuturan itu.
Dilihat dari objek kajiannya, ada tiga jenis orientasi pragmatik. Pertama,
pragmatik yang berorientasi pada teori tindak tutur yang dikemukakan oleh para
filsuf Amerika seperti Austin (1962), Searle (1969), dan Grice (1975). Objek
kajian pragmatik yang pertama antara lain jenis-jenis tindak tutur (speech act),
implikatur

(implicature),

praanggapan

(presupposition),

prinsip-prinsip

pertuturan, dan sebagainya. Pragmatik jenis ini disebut sosiopragmatik (sociopragmatics) oleh Leech (1993:14).
Kedua, pragmatik yang berorientasi pada teori linguistik fungsional yang
dikemukakan oleh Mathesius (1975), Halliday (1972), dan Givon, (1983). Objek
kajian yang berorientasi pada teori fungsional ini antara lain status informasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

(informasi lama, informasi baru) dan urgensi informasi (tema, rema, latar depan,
latar belakang). Pragmatik jenis ini disebut sebagai pragmalinguistik (pragmalinguistics) atau pragmatik tekstual (textual pragmatics) oleh Leech (1993:16) dan
oleh Givon (dalam Baryadi, 2007:61).
Ketiga, pragmatik yang berorientasi pada teori tanda, yaitu deiksis (deixis)
yang dimuat dalam Baryadi (2007:62). Ketiga jenis orientasi pragmatik itu
akhirnya disatukan oleh Leech menjadi pragmatik umum (general pragmatics)
yang objek kajiannya adalah keseluruhan objek kajian dari ketiga jenis pragmatik
tersebut.

2.2.2 Fenomena-Fenomena Pragmatik
Studi pragmatik bertujuan mengajak seseorang memahami tuturan orang lain
saat berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, secara tidak sadar terkadang
seseorang melakukan suatu fenomena kebahasaan yang termasuk dalam studi
pragmatik. Fenomena-fenomena pragmatik dijabarkan sebagai berikut.
2.2.2.1 Praanggapan (Presupposition)
Dalam berkomunikasi, terkadang seseorang menganggap informasi tertentu
sudah diketahui oleh pendengarnya. Oleh karena itu, informasi tertentu yang
sudah diketahui tersebut biasanya tidak akan dinyatakan.
Yule (2006:43) mendefinisikan praanggapan (presupposition) sebagai suatu
yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu
tuturan. Dalam hal ini, penuturlah yang memiliki praanggapan, bukan kalimatnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

Lubis (2011: 65) menyebutkan bahwa praanggapan merupakan sesuatu yang
dijadikan oleh si pembicara sebagai dasar pembicaraan. Konsep lain datang dari
Huang (2007:43) mendefinisikan presuposisi sebagai berikut: “Presupposition
can be informally defined as an inference or proposition whose truth is taken for
granted in the utterance of a sentence”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan merupakan
suatu maksud tersirat dari tuturan dan belum diungkapkan kepada mitra tuturnya.

2.2.2.2 Deiksis
Penafsiran seseorang mengenai suatu ujaran tergantung pada konteks,
maksud penutur, dan ungkapan-ungkapan yang ditunjukkan melalui bahasa.
Keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi tergantung pada pemahaman
deiksis yang digunakan oleh seseorang.
Deiksis merupakan istilah teknis dari bahasa Yunani yang berarti
penunjukkan melalui bahasa. Deiksis mengacu pada bentuk yang terkait dengan
konteks penutur (Yule, 2006: 14). Nadar (2009:54-55) menyebutkan deiksis
seringkali menggunakan kata-kata yang menunjuk baik pada orang, tempat, atau
waktu. Levinson (1983:62) menyebutkan bahwa deiksis diklasifikasikan menjadi
tiga jenis, yakni deiksis persona, deiksis ruang, dan deiksis waktu. Nababan
(1995:40) mengklasifikasikan deiksis ke dalam lima macam, yakni: deiksis
persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, dan deiksis sosial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

Jadi, deiksis merupakan penunjukkan melalui bahasa mengenai tuturan untuk
menyampaikan maksud atau pesan kepada mitra tutur.

2.2.2.3 Tindak Tutur
Austin dan Searle (dalam Nadar, 2009: 14) membedakan tiga jenis tindakan
yang berkaitan dengan ujaran. Ketiga jenis tindakan itu adalah tindak lokusioner,
tindak ilokusioner, dan tindak perlokusioner. Penjelasan tentang jenis tindakan itu
adalah sebagai berikut.
1. Tindak Lokusioner
Tindak lokusioner yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan makna kata dan
makna kalimat sesuai dengan makna kata di dalam kamus (makna yang
sesungguhnya) dan makna sintaksis kalimat menurut kaidah sintaksisnya. Secara
singkat, tujuan dari tindak tutur ini untuk menyatakan sesuatu dan hanya bersifat
informatif. Contohnya sebagai berikut.
(a) Anjing merupakan binatang mamalia.
(b) Kucing suka makan ikan.
2. Tindak Ilokusioner
Tindak ilokusioner yaitu tindak melakukan sesuatu. Dalam hal ini dibicarakan
mengenai maksud, fungsi atau daya ujar yang bersangkutan, dan bertanya “untuk
apa ujaran itu dilakukan” atau ”apa tujuan dari ujaran itu”. Secara singkat, tindak
tutur ini untuk menyatakan sesuatu dan digunakan untuk melakukan sesuatu.
Contohnya sebagai berikut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

(a) Tono, rambutmu sudah panjang.
Analisis: Dari segi lokusi, jika kalimat ini diucapkan oleh seorang ibu kepada
anaknya, kalimat ini mempunyai tujuan memberitahu sesuatu kepada Tono bahwa
rambutnya sudah panjang. Dari segi ilokusi, kalimat ini mempunyai tujuan agar
Tono memangkas rambutnya karena sudah panjang.
(b) Seminggu lagi kita akan menghadapi ujian, lho.
Analisis: Dari segi lokusi, jika kalimat ini diucapkan oleh seorang guru
kepada murid-muridnya, kalimat ini bertujuan untuk memberitahu bahwa
seminggu lagi ujian akan dimulai. Namun, secara ilokusi, kalimat ini memiliki
tujuan agar murid-murid belajar karena ujian sudah hampir tiba.
3. Tindak Perlokusioner
Tindak perlokusioner yaitu tindak yang mengacu pada efek yang dihasilkan
penutur dengan mengatakan sesuatu. Suatu tindakan yang digunakan untuk
mempengaruhi lawan tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk, dan
lain sebagainya. Contohnya sebagai berikut.
(a) Sudah tiga hari kamar ini tidak dibersihkan.
Analisis: Dari segi ilokusi, tujuan kalimat ini adalah meminta lawan bicara
untuk membersihkan kamar. Jika dilihat dari segi perlokusi, maka tujuan dari
kalimat ini adalah si lawan bicara akan mengambil sapu untuk membersihkannya.
(b) Tulisanmu bagus sekali.
Analisis: Dari segi ilokusi, kalimat ini bisa berarti pujian atau mengejek.
Pujian jika memang benar tulisannya bagus, sedangkan mengejek apabila

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

tulisannya tidak bagus. Dari segi perlokusi, dapat menjadi senang karena
tulisannya dipuji atau sebaliknya menjadi sedih.
Berdasarkan pada ketiga tindak tutur di atas, Searle mengembangkan teori
tindak tuturnya dengan berpusat pada tindak ilokusioner (illocutionary). Searle
(dalam Yule, 2006: 92) mengklasifikasikan tindak tutur berdasarkan fungsinya ke
dalam lima macam, yaitu deklarasi, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif.
Penjabaran tindak tutur secara umum ini adalah sebagai berikut.
1. Deklarasi
Deklarasi adalah jenis tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk
menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Tindak tutur ini
disebut juga tindak tutur isbati. Yang termasuk dalam tindak tutur jenis adalah
tuturan dengan maksud mengesankan, memutuskan, membatalkan, melarang,
mengabulkan,

mengizinkan,

menggolongkan,

mengangkat,

mengampuni,

memaafkan. Contohnya sebagai berikut.
(a) Saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2 di bidang Linguistik 
tuturan memutuskan.
(b) Ayah tidak jadi membelikan adik sepeda terbaru  tuturan
membatalkan.
2. Representatif
Representatif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini
penutur kasus atau bukan. Tindak tutur jenis ini disebut juga tindak tutur asertif.
Yang termasuk dalam tindak tutur jenis ini adalah tuturan menyatakan, menuntut,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

mengakui, menunjukkan, melaporkan, memberikan kesaksian, menyebutkan,
berspekulasi. Contohnya sebagai berikut.
(a) Tina selalu unggul di kelasnya.
Analisis: Kalimat pernyataan di atas menjadi tanggung jawab dari penutur.
Menurut penutur, Tina memang selalu unggul di kelasnya. Hal ini dibuktikan
dengan Tina yang selalu rajin belajar.
(b) Bapak Gubernur telah meresmikan Gedung Olah Raga itu.
Analisis: Bapak Gubernur memang telah meresmikan Gedung Olah Raga itu.
Ini bisa dibuktikan dengan penutur yang berada di lokasi saat peresmian gedung
itu.
3. Ekspresif
Ekspresif adalah jenis tindak tutur untuk menyatakan sesuatu yang dirasakan
oleh penutur. Tindak tutur ini disebut juga tindak tutur evaluatif. Yang termasuk
dalam tindak tutur ini adalah jenis tuturan mengucapkan terima kasih, mengeluh,
mengucapkan selamat, menyanjung, memuji, menyalahkan, dan mengkritik.
Tindak tutur ini mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat
berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, dan
kesengsaraan. Contohnya sebagai berikut.
(a) Sudah kerja keras siang dan malam, tapi hasilnya tetap saja tidak dapat
untuk mencukupi kebutuhan  tuturan mengeluh.
(b) Semua ini gara-gara Yono, kelompok kita didiskualifikasi dari lomba ini!
 tuturan menyalahkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

4. Direktif
Direktif adalah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh
orang lain melakukan sesuatu. Tindak tutur ini disebut juga tindak tutur impositif.
Yang termasuk dalam tindak tutur jenis ini antara lain tuturan meminta, mengajak,
memaksa, menyarankan, mendesak, menyuruh, menagih, memerintah, memohon,
menantang, memberi aba-aba. Contohnya sebagai berikut.
(a) Budi, bantu aku mengerjakan tugas ini, dong! tuturan meminta
(b) Mana, katanya mau traktir aku, nih tuturan menagih
5. Komisif
Komisif adalah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk
mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
Tindak tutur ini dapat berupa janji, ancaman, penolakan, dan ikrar. Contoh dari
tindak tutur komisif adalah sebagai berikut.
(a) Jika nanti sore tidak hujan, saya akan main ke rumah Danang.
(b) Kalau kamu tidak mendengarkan kata ibumu, lihat saja nanti.

Tabel 2.1 Lima Fungsi Tindak Tutur Searle

Deklarasi

Kata mengubah dunia

P=penutur
X=situasi
P menyebabkan X

Representatif

Kata disesuaikan dengan dunia

P meyakini X

Ekspresif

Kata disesuaikan dengan dunia

P merasakan X

Tindak Tutur

Arah Penyesuaian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

Direktif

Dunia disesuaikan dengan kata

P menginginkan X

Komisif

Dunia disesuaikan dengan kata

P memaksudkan X

2.2.2.4 Kesantunan Berbahasa
Dalam berkomunikasi, akan lebih mudah dan nyaman untuk diterima apabila
penutur menggunakan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Ada yang
mengatakan bahwa bahasa merupakan cerminan pribadi dari seseorang. Oleh
karena itu, seandainya penutur menggunakan bahasa yang sopan dan santun saat
berkomunikasi, tidak peduli pada usia di bawah atau di atasnya, maka akan
tercipta komunikasi yang baik dan mudah untuk diterima tanpa menimbulkan
kekacauan.
Yule (2006: 104) menjelaskan bahwa sudah lazimnya apabila kita
memperlakukan kesopanan sebagai suat

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEMAKAIAN IMPLIKATUR PADA KOLOM TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA ANALISIS PEMAKAIAN IMPLIKATUR PADA KOLOM TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI FEBRUARI 2014.

0 2 13

PENDAHULUAN ANALISIS PEMAKAIAN IMPLIKATUR PADA KOLOM TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI FEBRUARI 2014.

0 2 9

ANALISIS CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MARET-APRIL 2014 Analisis Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Suara Merdeka Edisi Maret-April 2014.

0 3 13

ANALISIS CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MARET-APRIL 2014 Analisis Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Suara Merdeka Edisi Maret-April 2014.

0 3 15

ANALISIS PENGHEMATAN KATA PADA KOLOM SURAT PEMBACA SURAT KABAR HARIAN SUARA MERDEKA EDISI OKTOBER 2013 Analisis Penghematan Kata Pada Kolom Surat Pembaca Surat Kabar Harian Suara Merdeka Edisi Oktober 2013.

0 1 14

ANALISIS DIKSI DAN PENANDA KONJUNGSI RUBRIK SEMARANGAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA Analisis Diksi Dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan Pada Surat Kabar Suara Merdeka Edisi 14 Januari – 11 Februari 2012.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Diksi Dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan Pada Surat Kabar Suara Merdeka Edisi 14 Januari – 11 Februari 2012.

0 0 6

ANALISIS DIKSI DAN PENANDA KONJUNGSI RUBRIK SEMARANGAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA Analisis Diksi Dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan Pada Surat Kabar Suara Merdeka Edisi 14 Januari – 11 Februari 2012.

0 1 15

EUFEMIA PADA HALAMAN DEPAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MARET – APRIL 2014 - repository perpustakaan

0 0 14

IDIOM BAHASA POLITIK PADA RUBRIK “WACANA” DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI JANUARI-MARET 2017 - repository perpustakaan

0 0 16