T1 802008026 Full text

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF ORANGTUA DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS X SMA XAVERIUS
BANDAR LAMPUNG

Oleh :
Adelia Rosari
802008026

TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi guna memenuhi
sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014

i


i

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF ORANGTUA DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS X SMA XAVERIUS
BANDAR LAMPUNG

Adelia Rosari
Chr. Hari Soetjiningsih
Ratriana Y.E Kusumiati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh permisif
dan prokastinasi akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Xaverius
Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan angket, sampel sebanyak 121 responden. Dalam penelitian ini
pengukuran pola asuh permisif menggunakan Skala Pola Asuh Permisif,
sedangkan

pengukuran

prokastinasi

akademik

menggunakan

Academic

Procrastination Scale. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji
asumsi, analisis deskriptif dan analisis interfensial dengan menggunakan uji
korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
positif signifikan antara pola asuh permisif dengan prokastinasi akademik pada

siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung dengan koefisien korelasi (r)
sebesar 0,216 dan signifikansi sebesar 0,009 (p < 0,01). Koefisien determinan (r2)
sebesar (0,216)2 yaitu 4,66 % artinya pengaruh pola asuh permisif terhadap
prokastinasi akademik sebesar 4,66 % dan masih terdapat 95,34 % variabelvariabel lain yang dapat mempengaruhi prokastinasi akademik pada siswa kelas X
SMA Xaverius Bandar Lampung.
Kata kunci : Pola asuh permisif, prokastinasi akademik, siswa SMA.

i

1

PENDAHULUAN
Dalam proses belajarnya di sekolah, tidak sedikit siswa yang mengalami
masalah- masalah akademik, seperti pengaturan waktu belajar, memilih metode
belajar untuk mempersiapkan ujian, menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan
sebagainya (Ramdhani, 2013). Pengelolaan waktu belajar yang kurang baik
menyebabkan siswa sering melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas
akademik. Suatu kecenderungan untuk menunda menyelesaikan suatu tugas
disebut prokrastinasi (Milgram, Mey, & Levison, dalam Sirin, 2011).
Sekitar 25 persen sampai dengan 75 persen dari pelajar mengatakan bahwa

prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkup akademis mereka
(Gufron & Rini, dalam Ramdhani, 2013). Penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa prokrastinasi merupakan masalah yang sering dialami sebagian besar
pelajar. Hampir seperempat mahasiswa Kaukasia-Amerika melaporkan masalah
dengan prokrastinasi pada tugas-tugas akademik seperti menulis tugas akhir,
belajar untuk ujian dan membaca; 30% dan 45% dari siswa Amerika Afrika
melaporkan masalah penundaan dalam menulis tugas akhir, belajar untuk ujian
dan belajar dengan bacaan mingguan (Solomon & Rothblum; Clark & Hill, dalam
Onwuegbuzie, 2004). Sebuah penelitian di Kanada yang besar (Day, Mensink &
O'Sullivan, dalam Ramdhani, 2013) menemukan bahwa 32 persen siswa memiliki
masalah berat dengan penundaan dan bahwa banyak siswa lain memiliki
penundaan terkait persoalan yang berdampak pada studi mereka.
Berdasarkan teori psikodinamika, Gufron dan Rini (dalam Ramdhani,
2013) menjelaskan bahwa prokrastinasi muncul tidak terlepas dari trauma masa

2

kanak-kanak dan kesalahan dalam pengasuhan anak. Anak cenderung dituntut
oleh orangtua dalam bidang apapun sehingga memunculkan kecemasan,
kekhawatiran, dan ketidakberartian anak jika tidak bisa memenuhi harapan

mereka. Kecemasan, kekhawatiran, dan ketidakberartian pada akhirnya memicu
anak menunda-nunda melakukan pekerjaan. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete
(dalam Ghufron, 2003) menemukan bahwa pola pengasuhan orangtua dapat
memberikan pengaruh pada perilaku prokrastinasi.
Rice (2008) membagi pola asuh orangtua menjadi tiga yakni otoriter,
permisif, dan demokratis. Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti pola asuh
orangtua yang permisif sehubungan dengan kecenderungan prokrastinasi
akademik pada siswa. Bee (2007) mengartikan pola asuh permisif yaitu pola asuh
yang di dalamnya ada kehangatan dan toleran terhadap anak, orangtua tidak
memberikan batasan, tidak menuntut, tidak terlalu mengontrol dan cenderung
kurang komunikasi. Menurut Rice (2008), pola asuh permisif sangat berlebihan
dalam memberikan kebebasan, orangtua percaya bahwa cara terbaik untuk
menyatakan cinta pada anaknya adalah dengan memberikan keinginan anak.
Santrock (2002) menyatakan bahwa anak dengan pola asuh permisif cenderung
tidak memiliki kemampuan sosial dan banyak diantaranya memiliki pengendalian
diri yang buruk dan tidak mandiri.
Siswa SMA Xaverius Bandar Lampung berasal dari latar belakang
keluarga yang berbeda. Dari latar belakang keluarga yang berbeda tersebut telah
membentuk pola asuh yang berbeda-beda di dalam keluarga. Berdasarkan dari
wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada 20 Mei 2012 dengan seorang Guru


3

Bimbingan Konseling SMA Xaverius Bandar Lampung, sebagian besar siswa di
SMA Xaverius melakukan prokrastinasi akademik berkaitan dengan mengerjakan
PR di sekolah, pengerjaan tugas di kelas, datang terlambat ke sekolah maupun
terlambat masuk ke dalam kelas.
Pada penelitian sebelumnya, Pychyl, Coplan dan Reid (2002) meneliti
hubungan pola asuh orangtua otoriter dan prokrastinasi akademik pada 105 remaja
yang berusia antara 13-15 tahun (SMP dan SMA) di Ontario, Kanada. Hasil
penelitiannya menemukan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara pola
asuh otoriter orangtua dengan prokrastinasi akademik. Penelitian lainnya
diungkapkan oleh Vahedi, Mostafafi dan Mortazanajad (2009) yang meneliti
hubungan pola asuh demokratis orangtua dan prokrastinasi akademik pada 249
mahasiswa yang masuk awal tahun kuliah di Universitas Tabriz, Iran. Hasil
penelitiannya menemukan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara pola
asuh demokratis orangtua dengan prokrastinasi akademik. Selain itu, penelitian
dari Ghufron (2003) mengenai hubungan penerapan disiplin orangtua dengan
prokrastinasi akademik pada 134 siswa kelas 2 Madrasah Aliyah, Yogyakarta
menemukan hubungan positif antara penerapan disiplin permisif dengan

prokrastinasi akademik.
Tidak semua penelitian menemukan hubungan, diantaranya adalah
penelitian dari Loa (2012), yang meneliti pola asuh dan prokrastinasi akademik
pada 157 mahasiswa psikologi Universitas Surabaya yang sedang mengambil
skripsi pada semester gasal 2011/2012. Hasil penelitiannya tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif dengan prokrastinasi

4

akademik. Selain itu, Ramdhani (2013) yang meneliti pola asuh dan prokrastinasi
akademik pada siswa SMP Negeri 2 Anggana, hasil penelitiannya juga
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pola asuh orangtua authoritative,
authoritarian dan permissive terhadap prokrastinasi akademik pada siswa SMP
Negeri 2 Anggana. Tidak terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini dikarenakan
pola asuh bukan menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi prokrastinasi
akademik yang dilakukan oleh siswa (Ramdhani, 2013).
Meskipun sudah ada penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan antara
pola asuh permisif orangtua dengan prokrastinasi akademik, tetapi penulis tetap
tertarik untuk meneliti kembali. Hal ini dikarenakan, pertama, adanya perbedaan
hasil dari penelitian sebelumnya, sehingga peneliti ingin memastikan apakah ada

hubungan antara pola asuh permisif orangtua dengan prokrastinasi akademik.
Kedua, penulis ingin meneliti kembali karena adanya perbedaan tempat
penelitian, serta subjek yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
ingin meneliti hubungan antara pola asuh permisif orangtua dengan prokrastinasi
akademik pada siswa kelas X di SMA Xaverius, Bandar Lampung.

TINJAUAN PUSTAKA
Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinare. Ini merupakan
gabungan dari dua kata yaitu pro dan crastinus, yang berarti menunda sampai
besok (Mish, dalam McCloskey, 2011). Menurut Ferari (dalam McCloskey,
2011), prokrastinasi merupakan kecenderungan untuk menunda sesuatu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan. Solomon dan Rothblum (dalam Zeenath

5

&Orcullo, 2012) menyatakan bahwa prokrastinasi dikenal sebagai kecenderungan
irasional untuk menunda tugas sampai suatu pengalaman ketidaknyamanan
individu.
Prokrastinasi adalah masalah universal di kalangan akademisi (Zeenath &

Orcullo, 2012). Prokrastinasi akademik melibatkan tugas-tugas akademik dan
dapat digambarkan sebagai penundaan tugas akademik karena beberapa alasan
(Sirin, 2011). Solomon dan Rothblum (dalam Sirin, 2011) menggambarkan
prokrastinasi akademik sebagai penundaan tugas-tugas akademik primer seperti
mempersiapkan diri untuk ujian, menyiapkan tugas sekolah, urusan administrasi
yang berkaitan dengan sekolah dan kewajiban kehadiran. Prokrastinasi akademik
adalah kecenderungan untuk menunda kegiatan dan perilaku yang berkaitan
dengan sekolah (McCloskey, 2011). Bentuk umum prokrastinasi akademik siswa
adalah penundaan sampai menit terakhir untuk menyerahkan tugas atau belajar
untuk ujian (Vahedi, Mostafafi & Mortazanajad, 2009). Steel (2010) mengatakan
bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan sukarela yang dilakukan
oleh individu terhadap tugas atau pekerjaannya meskipun ia tahu bahwa hal ini
akan berdampak buruk pada masa depannya.
Sehubungan penelitian ini, maka berdasarkan uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian prokrastinasi akademik dapat didefinisikan sebagai
kecenderungan siswa untuk melakukan penundaan kegiatan dan perilaku yang
berkaitan dengan sekolah.

6


McCloskey (2011) menyatakan bahwa prokrastinasi akademik memiliki
karakteristik:
a. Abilities (Kemampuan)
Mereka yang menunda-nunda seringkali memiliki keyakinan yang tak
terbantahkan dalam kemampuan mereka untuk bekerja di bawah tekanan.
b. Distractions (Pengalihan)
Seorang prokrastinator tidak segera melakukan tugasnya, mereka sengaja
mengalihkan kegiatan lebih menyenangkan menjelang tenggang waktu tugas.
Karakteristik yang unik dari prokastinator adalah bahwa mereka cenderung
untuk membenamkan diri dalam bentuk pengalihan aktivitas.
c. Social factors (Faktor sosial)
Prokastinator cenderung mengabaikan tenggang waktu atau tugas ketika
ditempatkan dalam situasi stres. Faktor-faktor sosial, seperti teman atau
keluarga biasanya lebih dipilih daripada menyelesaikan tugas.
d. Time management (Pengelolaan waktu)
Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka cenderung
memiliki ketidakmampuan untuk mengelola waktu.
e. Personal initiative (Inisiatif pribadi)
Inisiatif pribadi paling identik dengan motivasi internal. Siswa mungkin

kurang inisiatif dan tidak memiliki motivasi serta semangat untuk
menyelesaikan pekerjaan sekolah karena mereka takut gagal pada tugas-tugas.

7

f. Laziness (Kemalasan)
Kemalasan adalah kecenderungan untuk menghindari tugas bahkan ketika
fisik mampu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ghufron, 2003) :
a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang
mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan
kondisi psikologis dari individu, yaitu:
1) Kondisi fisik individu
Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi munculnya
prokrastinasi akademik adalah berupa keadaan fisik dan kondisi kesehatan
individu misalnya kelelahan.
2) Kondisi psikologis individu
Kepribadian individu yang turut mempengaruhi munculnya perilaku
penundaan, misalnya kemampuan sosial yang tercermin dalam self
regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial (Janssen &
Carton, dalam Ghufron, 2003). Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang
juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif, di mana semakin
tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas,
akan semakin rendah kecenderungannya untuk prokrastinasi akademik
(Ferrari, dalam Ghufron, 2003). Berbagai hasil penelitian juga menemukan
aspek-aspek lain pada diri individu yang turut mempengaruhi seseorang

8

untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain;
rendahnya kontrol diri (Green, dalam Ghufron, 2003).
b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang
mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan
orangtua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang toleran
terhadap prokrastinasi akademik.
1) Gaya pengasuhan orangtua
Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (dalam Ghufron, 2003) menemukan
bahwa pola pengasuhan orangtua dapat memberikan pengaruh pada
perilaku prokrastinasi.
2) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang cenderung memiliki prokrastinasi akademik
lebih banyak ditemukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan
daripada lingkungan yang penuh pengawasan (Millgram, dkk, dalam
Ghufron, 2003).
Pola Asuh Permisif Orangtua
Pengasuhan permisif adalah gaya dimana orangtua sangat tidak terlibat
dalam kehidupan anak (Santrock, 2002). Bee (2007) mengartikan pola asuh
permisif di dalamnya ada kehangatan dan toleran terhadap anak, orangtua tidak
memberikan batasan, tidak menuntut, tidak terlalu mengontrol dan cenderung
kurang komunikasi. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing anak ke pola
perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman (Hurlock,
1999). Pola asuh permisif sangat berlebihan dalam memberikan kebebasan,

9

orangtua percaya bahwa cara terbaik untuk menyatakan cinta pada anaknya adalah
dengan memberikan keinginan anak (Rice, 2008). Menurut Santrock (2002) pola
asuh permisif memanjakan dan membiarkan anaknya melakukan apapun yang
mereka inginkan, tanpa memberikan kendali terhadap mereka.
Berdasarkan beberapa pengertian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
pola asuh permisif adalah pengasuhan yang di dalamnya peran orangtua
berlebihan dalam memberikan kebebasan, tidak memberikan batasan, tidak
menuntut, tidak terlalu mengontrol dan cenderung memanjakan dan membiarkan
anaknya melakukan apapun yang mereka inginkan, tanpa memberikan kendali
terhadap mereka.
Pola asuh permisif pada umumnya memiliki aspek-aspek (Rice, 2008):
a. Kebebasan Material
Anak diberikan orangtua hampir setiap apa yang mereka inginkan, terlepas
dari biaya atau kebutuhan mereka (Rice, 2008). Orangtua memberikan apa
saja yang diinginkan anak tanpa memperhatikan kondisi-kondisi tertentu
(Bredehoft, Clarke & Dawson, 2002).
b. Kebebasan Relasional
Orangtua membebaskan anak untuk memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya (Rice, 2008). Orangtua tidak memperhatikan atau
peduli tentang aktivitas sosial anak (Bredehoft, Clarke & Dawson, 2002).
c. Kebebasan Struktural
Orangtua tidak peduli dengan tindakan anak yaitu dengan tidak ada batasan
atau peraturan-peraturan tertentu dalam keluarga (Rice, 2008). Kontrol

10

terhadap tingkah laku anak sangat rendah. Orangtua memberikan kebebasan
pada anak untuk mendominasi dalam keluarga (Bredehoft, Clarke & Dawson,
2002).
Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Prokrastinasi Akademik
Solomon dan Rothblum (dalam Zeenath & Orcullo, 2012) menyatakan
bahwa prokrastinasi dikenal sebagai kecenderungan irasional untuk menunda
tugas sampai suatu pengalaman ketidaknyamanan individu. Prokrastinasi adalah
masalah universal di kalangan akademisi (Zeenath & Orcullo, 2012).
Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menunda atau menunda
kegiatan dan perilaku yang berkaitan dengan sekolah (McCloskey, 2011).
Berdasarkan teori psikodinamika, Gufron dan Rini (dalam Ramdhani, 2013)
menjelaskan bahwa prokrastinasi muncul tidak terlepas dari trauma masa kanakkanak dan kesalahan dalam pengasuhan anak. Millgram, dkk (dalam Ghufron,
2003), menyatakan bahwa prokrastinasi akademik lebih banyak ditemukan pada
lingkungan yang rendah dalam pengawasan daripada lingkungan yang penuh
pengawasan. Salah satu bentuk pengasuhan anak yang rendah pengawasan adalah
pola asuh permisif.
Menurut Santrock (2002), pola asuh permisif memanjakan dan
membiarkan anaknya melakukan apapun yang mereka inginkan, tanpa
memberikan kendali terhadap mereka. Bee (2007) menyatakan bahwa pada pola
asuh permisif orangtua tidak memberikan batasan, tidak menuntut, tidak terlalu
mengontrol dan cenderung kurang komunikasi. Anak cenderung dimanjakan dan
dibiarkan melakukan apapun yang mereka inginkan oleh orangtua dalam bidang

11

akademik, sehingga memunculkan kemalasan anak dalam bidang akademik, hal
tersebut pada akhirnya dapat memicu prokrastinasi akademik. Hasil penelitian
Ferrari dan Ollivete (dalam Ghufron, 2003) menemukan bahwa pola pengasuhan
orangtua dapat memberikan pengaruh pada perilaku prokrastinasi. Selain itu,
penelitian dari Ghufron (2003) pada 134 siswa kelas 2 Madrasah Aliyah,
Yogyakarta menemukan hubungan positif antara penerapan disiplin permisif
dengan prokrastinasi akademik.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti memiliki asumsi bahwa
pola asuh permisif dapat mempengaruhi kecenderungan prokrastinasi akademik.
Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang
diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa ada hubungan signifikan dan
positif antara pola asuh permisif orangtua dengan kecenderungan prokrastinasi
akademik pada siswa kelas X di SMA Xaverius Bandar Lampung.

METODE PENELITIAN
Partisipan
Penelitian ini dilakukan di SMA Xaverius Bandar Lampung yang terletak
di Jl. Cendana No. 31, Kelurahan Rawa Laut, Kecamatan Tanjungkarang Timur,
Bandar Lampung. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Xaverius Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 7 kelas X,
total berjumlah 217 siswa.

12

Prosedur Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Slovin dengan
tingkat eror yang diinginkan peneliti (Sugiyono, 2012), yaitu sebesar 6 %. Dari
hasil rumus tersebut diperoleh jumlah sebesar 121,22.
Sehingga dalam penelitian ini akan digunakan jumlah sampel sebesar 121
responden siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung. Berdasarkan langkah
random yang telah ditentukan, diperoleh sampel berjumlah 121 siswa dari 4 kelas
yaitu: kelas X IPS 2 yang terdiri dari 30 siswa, IPS 3 yang terdiri dari 27 siswa,
IPS 4 yang terdiri dari 31 siswa dan kelas X IPA 3 yang terdiri dari 33 siswa.
[

Pengukuran
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2014 dengan cara
membagi skala pada subyek. Skala prokrastinasi akademik berdasarkan
karakteristik prokrastinasi akademik yang dikemukakan oleh McCloskey (2011),
yaitu: abilities (kemampuan), distractions (pengalihan), social factors (faktor
sosial), time management (pengelolaan waktu), personal initiative (inisiatif
pribadi), dan laziness (kemalasan). Variabel prokrastinasi akademik diukur
menggunakan skala yang telah dimodifikasi penulis sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu skala pengukuran Academic Procrastination Scale (APS) milik
McCloskey (2011) yang berisi 36 item. Skala Pola Asuh Permisif berasal dari
aspek-aspek yang dikemukakan oleh Rice (2008), yaitu: kebebasan material,
kebebasan relasional, dan kebebasan struktural. Variabel Pola Asuh Permisif
diukur dengan Skala Pola Asuh Permisif.

13

Adapun skoring Academic Procrastination Scale (APS) dan Skala Pola
Asuh Permisif untuk favourable adalah: satu (1) untuk Sangat Tidak Sesuai
(STS), dua (2) Tidak Sesuai (TS), tiga (3) untuk Sesuai (S), dan empat (4) untuk
Sangat Sesuai (SS). Sebaliknya untuk unfavourable adalah: empat (4) untuk
Sangat Tidak Sesuai (STS), tiga (3) untuk Tidak Sesuai (TS), dua (2) untuk Sesuai
(S), dan satu (1) untuk Sangat Sesuai (SS).
Uji beda item dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
17.0. Azwar (2012) menyatakan bahwa semua korelasi item yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan, sedangkan
item yang kurang dari 0,30 diinterprestasikan sebagai item yang memiliki daya
beda rendah. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3
maka butir pernyataan dalam instrumen penelitian ini dinyatakan gugur.
Pada uji beda item Skala Pola Asuh Permisif putaran pertama, korelasi
antar butir skor bergerak antara (-) 0,063 sampai 0,657, dari 18 item terdapat 11
item yang memiliki daya beda ≥ 0,30 dan 7 item yang memiliki daya beda < 0,30.
Item yang memiliki daya beda < 0,30 adalah item nomor 1, 2, 5, 12, 13, 14 dan
15, oleh sebab itu ketujuh item tersebut dinyatakan gugur. Pada uji beda item
putaran kedua, setelah item gugur dibuang, korelasi antar butir skor bergerak
antara 0,339 sampai 0,669 terdapat 11 item yang memiliki daya beda ≥ 0,30.

14

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

No
1
2
3

Tabel 1
Hasil Uji Beda Item Skala Pola Asuh Permisif
Total Item
Aspek
Favorable
Unfavorable
Lolos Uji
Kebebasan Material
1*, 3, 5*.
2*,4,6.
3
Kebebasan Relasional
7, 9, 11.
8, 10, 12*.
5
Kebebasan Struktural 13*, 15*, 17. 14*, 16, 18.
3
Total
9
9
11

Keterangan: Tanda (*) menunjukkan nomor item yang gugur

Pada uji beda item Skala Prokastinasi Akademik putaran pertama, korelasi
antar butir skor bergerak antara (-) 0,220 sampai 0,666, dari 36 item terdapat 21
item yang memiliki daya beda ≥ 0,30 dan 15 item yang memiliki daya beda <
0,30. Item yang memiliki daya beda < 0,30 adalah item nomor 3, 4, 5, 7, 10, 14,
15, 19, 21, 22, 25, 29, 30, 33 dan 34, oleh sebab itu kelima belas item tersebut
dinyatakan gugur. Pada uji beda item putaran kedua, setelah item gugur dibuang,
korelasi antar butir skor bergerak antara 0,361 sampai 0,741 terdapat 21 item yang
memiliki daya beda ≥ 0,30. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Hasil Uji Beda Item Skala Prokastinasi Akademik
No
Aspek
Favorable
Unfavorable Total Item
Lolos Uji
1 Abilities (Kemampuan)
2, 4* ,6
1, 3*, 5*
3
2 Distractions (Pengalihan)
8, 10*, 12
7*, 9, 11
4
3 Social factors (Faktor sosial)
14*, 16, 18
13, 15*, 17
4
4 Time management
20, 22*, 24
19*, 21*, 23
3
(Pengelolaan waktu)
5 Personal initiative (Inisiatif
26, 28, 30*
25*, 27, 29*
3
pribadi)
6 Laziness (Kemalasan)
32, 34*, 36.
31, 33*, 35.
4
Total
18
18
21
Keterangan: Tanda (*) menunjukkan nomor item yang gugur

15

Syarat minimum reliabilitas berdasar pada pernyataan Azwar (2012) yang
mengatakan bahwa minimal koefisien konsistensi internal paling tidak setinggi
0,80. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, maka Angket Pola Asuh Permisif adalah
reliabel dengan koefisien reliabilitas yaitu 0,834. Sedangkan Angket Prokastinasi
Akademik juga reliabel dengan koefisien reliabilitas yaitu 0,929.
Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis korelasi, peneliti melakukan uji asumsi yang
meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat
untuk melakukan analisis dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Uji
Normalitas yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov yang
dihitung dengan bantuan program SPSS 17.0. Uji linieritas dilakukan dengan
menggunakan anova dengan bantuan program SPSS 17.0. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson dengan
menggunakan bantuan SPSS 17.0.

16

HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov yang dihitung dengan bantuan program SPSS 17.0. Data
berdistribusi normal, jika angka signifikansi (Sig) > 0,05.
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
Pola Asuh Permisif
N
a
Normal Parameters
Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Prokastinasi Akademik

121
23.76
6.047
.106
.106
-.080
1.163
.134

121
41.73
10.507
.101
.071
-.101
1.106
.173

Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada Tabel 4, kedua variabel
memiliki signifikansi lebih besar dari 0,05 (>0,05). Variabel Pola Asuh Permisif
memiliki koefisien sebesar 1,163 dengan signifikansi sebesar 0,134. Variabel
Prokastinasi Akademik memiliki koefisien sebesar 1,106 dengan signifikasi
sebesar 0,173. Dengan demikian variabel pola asuh permisif dan variabel
prokastinasi akademik memiliki distribusi yang normal karena p>0,05.

17

Hasil Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS 17.0, hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Hasil Uji Linieritas
Sum of
Squares
Prokastinasi
Between Groups
Akademik * Pola
Asuh Permisif

(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity

2407.102
620.503
1786.598

Mean
Square

df
26

Sig.

.803

.734

1 620.503 5.380

.023

25

Within Groups

10840.898

Total

13248.000 120

92.581

F

71.464

.620

.914

94 115.329

Berdasarkan hasil uji linearitas, maka dapat diketahui bahwa variabel Pola
Asuh Permisif dan variabel Prokastinasi Akademik pada siswa kelas X SMA
SMA Xaverius Bandar Lampung diperoleh nilai Fbeda sebesar 0,620 dengan
signifikansi p = 0,914 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan antara variabel
pola asuh permisif dengan prokastinasi akademik pada siswa kelas X SMA
Xaverius Bandar Lampung adalah linier.

Hasil Deskriptif
a. Pola Asuh Permisif
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel pola asuh permisif
mempunyai 11 item yang lolos uji beda item. Jumlah pilihan pada masingmasing item adalah 4 (empat). Kategori untuk menentukan tinggi rendahnya
hasil pengukuran variabel pola asuh permisif, yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi,

18

Rendah dan Sangat Rendah. Hasil kategorisasi pengukuran variabel pola asuh
permisif dapat dilihat pada tabel 6.

No
1.
2.
3.
4.

Tabel 6
Kategorisasi SkalaPola Asuh Permisif
Interval
Kategori
Mean
N
Prosentase
35,75 ≤ x ≤ 44
Sangat Tinggi
3
2,5 %
27,5 ≤ x < 35,75
Tinggi
34
28,1 %
19,5 ≤ x < 27,5
Rendah
23,76
53
43,8%
11 ≤ x < 19,25
Sangat Rendah
31
25,6 %
Total
121
100%
Standar Deviasi = 6,047Min = 12Max = 39

Keterangan : x = Skor pola asuh permisif; N = Jumlah Subjek.

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa 3 siswa kelas X SMA
Xaverius Bandar Lampung memiliki skor pola asuh permisif yang berada pada
kategori sangat tinggi dengan prosentase 2,5%, 34 siswa memiliki skor pola
asuh permisif yang berada pada kategori tinggi dengan prosentase 28,1%, 53
siswa memiliki skor pola asuh permisif yang berada pada kategori rendah
dengan prosentase 43,8%, 31 siswa memiliki skor pola asuh permisif yang
berada pada kategori sangat rendah dengan prosentase 25,6%. Rata-rata skor
pola asuh permisif yang diperoleh siswa sebesar 23,76 berada pada kategori
rendah. Skor pola asuh permisif yang diperoleh siswa kelas X SMA Xaverius
Bandar Lampung bergerak dari skor minimum sebesar 12 sampai dengan skor
maksimum sebesar 39 dengan standar deviasi 6,047.

19

b. Prokastinasi Akademik
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel prokastinasi
akademik mempunyai 21 item yang lolos uji beda item. Jumlah pilihan pada
masing-masing item adalah 4 (empat). Kategori untuk menentukan tinggi
rendahya hasil pengukuran variabel prokastinasi akademik, yaitu: Sangat
Tinggi, Tinggi, Rendah dan Sangat Rendah. Hasil kategorisasi pengukuran
variabel prokastinasi akademik dapat dilihat pada tabel 7.

No
1.
2.
3.
4.

Tabel 7
Kategorisasi SkalaProkastinasi Akademik
Interval
Kategori
Mean
N
Prosentase
68,25 ≤ x ≤ 84
Sangat Tinggi
0
0%
52,5 ≤ x < 68,25
Tinggi
20
16,5 %
36,75 ≤ x < 52,5
Rendah
41,73
62
51,2 %
21 ≤ x < 36,75
Sangat Rendah
39
32,3 %
Total
121
100%
Standar Deviasi = 10,507Min = 21Max = 62

Keterangan : x = Skor prokastinasi akademik; N = Jumlah Subjek.

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa tidak ada siswa kelas X
SMA Xaverius Bandar Lampung memiliki skor prokastinasi akademik yang
berada pada kategori sangat tinggi, 20 siswa memiliki skor prokastinasi
akademik yang berada pada kategori tinggi dengan prosentase 16,5 %, 62
siswa memiliki skor prokastinasi akademik yang berada pada kategori rendah
dengan prosentase 51,2 %,39 siswa memiliki skor prokastinasi akademik yang
berada pada kategori sangat rendah dengan prosentase 32,3 %. Rata-rata
prokastinasi akademik yang diperoleh siswa kelas X SMA Xaverius Bandar
Lampung sebesar 41,73 berada pada kategori rendah. Skor prokastinasi
akademik yang diperoleh siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung

20

bergerak dari skor minimum sebesar 21 sampai dengan skor maksimum
sebesar 62 dengan standar deviasi 10,507.
Hasil Uji Korelasi
Dalam penelitian ini uji korelasi antara variabel dilakukan dengan bantuan
SPSS 17.0. Hasil uji korelasi antara variabel pola asuh permisif dan variabel
prokrastinasi akademik siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Hasil Uji KorelasiPearson Product Moment
Pola Asuh
Permisif
Pola Asuh Permisif

Pearson Correlation

Prokastinasi
Akademik
1

Sig. (1-tailed)
N
Prokastinasi Akademik

Pearson Correlation

.216

**

.009
121

121

**

1

.216

Sig. (1-tailed)

.009

N

121

121

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 8
diperoleh korelasi sebesar 0,216 dengan signifikansi sebesar 0,009 pada tingkat
taraf kepercayaan sebesar 0,01 atau 99%. Dari hasil perhitungan uji korelasi
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,009 < α (0,01), maka hipotesis diterima.
Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh permisif
dengan prokastinasi akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar
Lampung. Semakin tinggi pola asuh permisif maka semakin tinggi pula
prokrastinasi akademik.

21

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar
0,216 dengan signifikansi sebesar 0,009 (p < 0,01). Hal tersebut menunjukkan
bahwa ada hubungan positif signifikan antara pola asuh permisif dengan
prokastinasi akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung.
Artinya semakin tinggi pola asuh permisif, maka akan semakin tinggi prokastinasi
akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah pola asuh permisif, maka semakin rendah prokastinasi
akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Ghufron (2003)
mengenai hubungan penerapan disiplin orangtua dengan prokrastinasi akademik
pada 134 siswa kelas 2 Madrasah Aliyah Yogyakarta yang menemukan hubungan
positif antara penerapan disiplin permisif dengan prokrastinasi akademik.
Suatu kecenderungan untuk menunda menyelesaikan suatu tugas disebut
prokrastinasi (Milgram, Mey, & Levison, dalam Sirin, 2011). Prokrastinasi
akademik melibatkan tugas-tugas akademik dan dapat digambarkan sebagai
penundaan tugas akademik karena beberapa alasan (Sirin, 2011). McCloskey
(2011) menyatakan bahwa prokrastinasi akademik memiliki karakteristik, yaitu:
abilities (kemampuan), distractions (pengalihan), social factors (faktor sosial),
time management (pengelolaan waktu), personal initiative (inisiatif pribadi) dan
laziness (kemalasan).

22

Berdasarkan teori psikodinamika, Gufron dan Rini (dalam Ramdhani,
2013) menjelaskan bahwa prokrastinasi muncul tidak terlepas dari trauma masa
kanak-kanak dan kesalahan dalam pengasuhan anak. Hasil penelitian Ferrari dan
Ollivete (dalam Ghufron, 2003) menemukan bahwa pola pengasuhan orangtua
dapat memberikan pengaruh pada perilaku prokrastinasi. Millgram, dkk (dalam
Ghufron, 2003), menyatakan bahwa prokrastinasi akademik lebih banyak
ditemukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan daripada lingkungan
yang penuh pengawasan. Salah satu bentuk pengasuhan anak yang rendah
pengawasan adalah pola asuh permisif.
Menurut Santrock (2002), pola asuh permisif memanjakan dan
membiarkan anaknya melakukan apapun yang mereka inginkan, tanpa
memberikan kendali terhadap mereka. Pola asuh permisif sangat berlebihan dalam
memberikan kebebasan, orangtua percaya bahwa cara terbaik untuk menyatakan
cinta pada anaknya adalah dengan memberikan keinginan anak (Rice, 2008).
Santrock (2002) menyatakan bahwa anak dengan pola asuh permisif cenderung
tidak memiliki kemampuan sosial dan banyak diantaranya memiliki pengendalian
diri yang buruk dan tidak mandiri. Hal tersebut dapat menyebabkan
kecenderungan prokrastinasi akademik pada diri anak.
Kemungkinan yang menyebabkan hubungan positif signifikan antara pola
asuh permisif dengan prokastinasi akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius
Bandar Lampung dapat dilihat dari dinamika hasil penelitian ini yaitu rata-rata
skor pola asuh permisif yang diperoleh siswa sebesar 23,76 berada pada kategori
rendah, sedangkan rata-rata prokastinasi akademik yang diperoleh siswa kelas X

23

SMA Xaverius Bandar Lampung sebesar 41,73 berada pada kategori rendah.
Dinamika hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa siswa yang cenderung
mendapatkan pola asuh permisif rendah, memiliki kecenderungan prokrastinasi
akademik yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Bee (2007) menyatakan bahwa
pada pola asuh permisif orangtua tidak memberikan batasan, tidak menuntut, tidak
terlalu mengontrol dan cenderung kurang komunikasi. Anak cenderung
dimanjakan dan dibiarkan melakukan apapun yang mereka inginkan oleh orangtua
dalam bidang akademik, sehingga memunculkan kemalasan anak dalam bidang
akademik, dinamika tersebut pada akhirnya dapat memicu prokrastinasi akademik
pada anak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka didapatkan koefisien determinan
(r2) sebesar (0,216)2 yaitu 4,66 %, artinya kontribusi pola asuh permisif terhadap
prokastinasi akademik sebesar 4,66 %, dan berarti masih terdapat 95,34 %
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi prokastinasi akademik siswa
selain pola asuh permisif, seperti misalnya: pola asuh demokratis, pola asuh
otoriter, sikap, motivasi, kondisi fisik serta kondisi lingkungan.

24

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan positif signifikan antara pola asuh permisif dengan prokastinasi
akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung. Artinya
semakin tinggi pola asuh permisif, maka akan semakin tinggi prokastinasi
akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung.
2. Pola asuh permisif memberikan kontribusi sebesar 4,66 % terhadap
prokastinasi akademik, dan masih terdapat 95,34 % variabel lain yang
mempengaruhi prokastinasi akademik.
Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi pihak guru
Diharapkan guru sebagai pendidik siswa di sekolah agar tidak menerapkan
pola asuh permisif, sehingga tidak terjadi kecenderungan prokastinasi
akademik pada diri siswanya.
2. Bagi pihak orangtua
Orangtua agar tidak menerapkan pola asuh permisif, sehingga tidak sangat
berlebihan dalam memberikan kebebasan terhadap anaknya, supaya tidak
terjadi kecenderungan prokastinasi akademik pada diri anaknya.
3. Untuk penelitian selanjutnya
Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang pola
asuh permisif dan prokastinasi akademik, maka disarankan untuk menyertakan
variabel-variabel lain, seperti misalnya: pola asuh demokratis, pola asuh
otoriter, sikap, motivasi, kondisi fisik serta kondisi lingkungan.

25

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2012).Penyusunan skala psikologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bee, H. (2007).The developing child.Eleventh Edition. Boston: Pearson
Education.
Bredehoft, D. J., Clarke, D. J., & Dawson, D. (2002). Relationships between
childhood overindulgence and parenting attributes: implications for family
life educators. Paper presented at the 2002 national council on family
relations annual meeting. Houston: National Council on Family Relations
Annual Meeting.
Ghufron, M.N. (2003). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap
penerapan disiplin orangtua dengan prokrastinasi akademik.Thesis(tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.
Hurlock, E.B. (1999). Perkembangan anak.Jilid 2.Alih bahasa: Tjandrasa, M.M &
Zarkasih, M. Jakarta: Erlangga.
Loa, R.I. (2012). Academic procrastination and parenting styles in psychology
students.Anima Indonesian Psychological Journal.27 (4), 223-231.
McCloskey, J.D. (2011). Finally, my thesis on procastination academic.Thesis.
Texas: University of Texas at Arlington.
Onwuegbuzie, A.J. (2004). Academic procrastination and statistics
anxiety.Assessment & Evaluation in Higher Education.29(1), 3-19.
Pychyl, T.A, Coplan, R.J, & Reid, P.A.M. (2002).Parenting and procrastination:
gender differences in the relations between procrastination, parenting style
and self-worth in early adolescence. Personality and Individual
DifferencesJournal.33, 271–285.
Ramdhani, P. (2013). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prokrasinasi
akademik pada siswa SMP Negeri 2 Anggana.eJournal Psikologi. 1 (2),
136-147.
Rice, F. P. (2008). The adolescent : development, relationships, and culture.
Boston: Allyn and Bacon.

26

Santrok, J. W. (2002). Life span development: perkembangan masa hidup. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Sirin, E.F (2011). Academicprocrastination among undergraduates attending
school of physical education and sports: role of general procrastination,
academic motivation and academic self-efficacy. Educational Research
and ReviewsJournal. 6 (5), 447-455.
Vahedi, S, Mostafafi, F & Mortazanajad, H. (2009). Self-regulation and
dimensions of parenting styles predict psychological procrastination of
undergraduate students. Iran J Psychiatry. 4 (4), 147-154.
Zeenath, S & Orcullo, D.J. (2012).Exploring academic procrastination among
undergraduates.International Proceedings of Economics Development and
Research (IPEDR)Journal. 47 (9), 42-46.

LAMPIRAN 1.
HASIL UJI BEDA ITEM DAN RELIABILITAS

A.

Pola Asuh Permisif
1. Sebelum Item Gugur
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.801

18

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00016
VAR00017
VAR00018

35.99
36.19
35.73
36.06
36.05
35.77
35.81
35.66
35.88
36.19
35.78
35.89
35.98
35.82
35.93
35.98
36.00
35.56

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
50.775
52.672
47.333
49.455
50.114
44.579
43.255
46.126
46.053
47.189
47.041
53.930
51.250
49.717
50.346
48.900
48.600
47.115

.251
.110
.493
.344
.255
.636
.657
.609
.583
.498
.508
-.063
.196
.260
.217
.346
.389
.436

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.799
.804
.784
.794
.799
.773
.769
.777
.778
.784
.783
.817
.802
.799
.802
.794
.791
.788

2. Setelah Item Gugur
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.834

11

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
VAR00003
VAR00004
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00016
VAR00017
VAR00018

B.

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation

21.47
21.80
21.51
21.55
21.40
21.63
21.93
21.52
21.73
21.74
21.31

31.635
32.927
29.385
27.816
29.693
30.502
31.112
30.818
31.917
31.842
30.297

.440
.339
.588
.660
.669
.541
.489
.520
.399
.426
.502

Prokastinasi Akademik
1. Sebelum Item Gugur
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.875

N of Items
36

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.826
.833
.813
.805
.807
.818
.822
.819
.829
.827
.821

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036

72.20
72.29
72.12
72.16
72.20
72.31
72.15
72.23
72.32
72.11
72.48
72.36
72.16
72.03
71.98
72.45
72.44
72.34
71.93
72.11
72.17
71.91
72.45
72.46
72.16
72.32
72.09
72.26
72.18
72.33
72.17
72.36
72.02
72.10
72.31
71.91

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
131.794
133.741
140.353
143.267
145.244
128.901
140.778
130.096
129.320
138.280
131.335
135.581
131.150
139.899
136.800
130.149
130.332
128.443
140.169
133.997
139.111
137.883
129.833
130.367
136.867
127.937
132.217
132.109
137.633
140.456
132.411
132.331
138.041
139.157
129.981
129.883

.569
.397
.047
-.105
-.220
.723
.045
.612
.661
.165
.600
.387
.516
.098
.246
.666
.590
.666
.070
.370
.124
.191
.663
.635
.224
.731
.510
.561
.202
.062
.538
.562
.160
.146
.642
.514

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.868
.871
.878
.881
.883
.864
.877
.866
.865
.876
.867
.871
.868
.876
.874
.866
.867
.865
.877
.872
.876
.875
.866
.866
.875
.864
.869
.868
.875
.877
.868
.868
.876
.876
.866
.868

2. Setelah Item Gugur
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha

N of Items

.929

21

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
VAR00001
VAR00002
VAR00006
VAR00008
VAR00009
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00020
VAR00023
VAR00024
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00031
VAR00032
VAR00035
VAR00036

39.65
39.74
39.77
39.69
39.78
39.93
39.81
39.61
39.90
39.89
39.79
39.56
39.90
39.92
39.78
39.55
39.71
39.63
39.81
39.76
39.36

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
101.029
102.692
98.679
100.217
98.691
100.129
105.139
100.723
99.373
100.080
98.249
103.098
99.273
99.610
97.958
101.933
101.224
101.836
102.555
98.684
99.200

.600
.426
.741
.596
.702
.667
.361
.526
.712
.596
.684
.387
.696
.677
.740
.503
.599
.551
.517
.723
.545

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.925
.929
.923
.925
.923
.924
.929
.927
.923
.925
.923
.929
.923
.924
.922
.927
.925
.926
.927
.923
.927

LAMPIRAN 2.

HASIL UJI NORMALITAS DAN LINIERITAS

A.

HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pola Asuh
Permisif
N
a
Normal Parameters
Most Extreme Differences

Prokastinasi
Akademik

121
23.76
6.047
.106
.106
-.080
1.163
.134

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

121
41.73
10.507
.101
.071
-.101
1.106
.173

a. Test distribution is Normal.

B.

HASIL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares

Prokastinasi
Between Groups
Akademik * Pola
Asuh Permisif

(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity

2407.102
620.503
1786.598

Mean
Square

df
26

Sig.

.803

.734

1 620.503 5.380

.023

25

Within Groups

10840.898

Total

13248.000 120

92.581

F

71.464

94 115.329

.620

.914

LAMPIRAN 3.

HASIL DESKRIPTIF DAN UJI KORELASI

A.

HASIL DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N

Pola Asuh Permisif
Prokastinasi Akademik
Valid N (listwise)

B.

Minimum
121
121

Maximum

12
21

Mean

39
62

Std. Deviation

23.76
41.73

6.047
10.507

121

HASIL UJI KORELASI

Correlations
Pola Asuh
Permisif
Pola Asuh Permisif

Pearson Correlation

Prokastinasi
Akademik
1

Sig. (1-tailed)
N
Prokastinasi Akademik

Pearson Correlation

**

.009
121

121

**

1

.216

Sig. (1-tailed)

.009

N

121

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

.216

121

LAMPIRAN 4.
SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN 5.
SURAT KETERANGAN PENELITIAN