"Kacapi Indung" Simbol Sunda Lama.

Pikiran Rakya~:

.
o Senin o Selasa
1
17
OJan

2
18

3
19

,)Peb

4

5
20


o Mar

6
21
OApr

.

Rabu
.

22
.Mei

o Kar,lis o Jumal o Sablu o Minggu
8
23

9


OJun

4

10
11
12
13
14
15
16
25
26
27
28
29
30
31

OJu,


OAgs

OSep

OOkl

ONov

ODes

'~~acapi Indung",
Simbol Sunda Lama
,

--

-.

H


- --

"-,,-

.-

-=

~

INGGA saat ini, belum ada
dudukan seorang ibu silligat dihoryang mencoba menggali nimati, dan karena kedudukannya ini
lai-nilai yang tersembunyi di
maka perempuan dimitoskan sebagai
balik kacapi indung, baik dari segi
"penguasa" seperti tampak pada miwujud dan bentuk kacapi indung itu
tos Dewi Sri dan Sunan Ambu.
sendiri maupun dari segi simbol-simMasyarakat Sunda lama (pramo001yang terkait dengan perman mudern) yang mata pencahariannya bersikalitasnya.
ladang memiliki pola berpikir dualisPada umumnya, kacapi indung hame secara paradoks. Dari pola berpinya dikenal sebagai alat musik ya,ng

kir dualisme yang paradoks ini melaberfungsi untuk mengiringi vokal
hirkan konsep berpikir pola tiga yang
tembang sunda cianjuran. Padahal,
dapat dibuktikan melalui aitefak-ardari bentuk dan wujudnya saja ada
tefak budaya Sunda, seperti tampak
hal yang patut dipertanyakan. Mengpada bentuk kujang, bangunan ruapa wujud dan bentuk kacapi iridung
mah, letak sungai, dan sebagainya.
berbeda dari kacapi siter. Kemudian
Melihat fenomena seperti ini, penulis
mengapa kacapi indung umumnya
mer~ tertarik untuk mencoba melibelWarna hitam, dan mengapa pula
hat apakah kacapi indung khususdisebut kacapi indung. Pada awalnya, dan tembang sunda cianjuran
nya, kacapi indung yang juga biasa
umumnya, juga dapat mencerminkan
disebut sebagai kacapz parahu, kacapola tiga?
pi gelung, atau kacapi pantun, diguSilogisme
nakan pada penyajian pantun untuk
Sebagaimana telah disampaikan di
mengiringi lagu-Iagu yang dibawakan
muka bahwa kacapi indung (dulu dioleh juru pantun. Namun, karena

sebut kacapi panturt atau kacapi patembang sunda cianjuran itu sendiri
rahu) adalah produk budaya lama
diduga berasal dari pantun maka kayang pada awalnya iligunakan dalam
capi pantun (yang sekarang ini lebih
pantun Sunda. Pantun Sunda dapat
dikenal dengan sebutan kacapi indiperkirakan sudah lahir sebelum
abad ke-15M. Dalamnaskahkuno
dung) digunakansebagaisalahsatu
instrumen untuk mengiringi lagu-laSanghiyang Siksa Kandang Karesigu tembang sunda cianjuran.
an (1518)yang dikutip oleh Nia Dewi
Dalam penyajian tembang sunda
Mayakania, istilah pantun sudah dicianjuran, kacapi indung memiliki
sebutkan, yaitu dengan ungkapan seperanan yang sangat dominan. Kacabagai berikut: "hayang nyaho di
pi indung berperan sebagai pemberi
pantun ma: Langgalarang, Banyakrasa laras terhadap penemb;uig (mecalra, Siliwangi, Haturwangi: preplalui tabuhan narangtang); berperan
antun tanya" (bila ingin mengetahui
sebagai pemberi aba-aba terhadap
pantun: Langgalarang, Banyakcatra,
penembang; berperan sebagai peSiliwangi, HatuIWangi: tanyalahjuru
nuntun lagu; dan berperan'juga sebapantun) (Mayakania, 1993: 62). Dagai pembawa irama lagu (melalui lapat diduga jenis kesenian ini sudah

gu-Iagu panambih).
ada sebelum abad ke-15 Masehi.
Lahirnya istilah kacapi indung diOleh karena pantun Sunda sudah
perkirakan setelah kecapi ini digunalahir sejak sebeum abad ke-15 Masekan dalam konteks tembang sunda
hi, maka kacapzparahu termasuk
cianjuran. Ketika kecapi ini digunaproduk buday,a Sunda lama yang kekan dalam pantun, tidak dikenal istilahirannya tidak jauh berbeda dari
lah kacapi indung, dan masyarakat
pantun. Pada masa sekitar abad ke- ,
Sunda menyebutnya dengan istilah
15,masyarakat Sunda hidup dengan
kacapi pantun atau kacapi parahu.
cara berladang. Masyarakat ladang
Berubahnya namajenis kecapi ini -hidup dengan menanam, memelihayang semula bernama kacapi pantun
ra, dan mengembangkan padi dan taatau kacapi parahu kemudian mennaman lainnya. Menurut Jakob Sujadi kacapi indung-- sangat terkait
mardjo, obsesi masyarakat ladang ya_
dengan peranan dari kecapi itu sendiitu "menghidupkan".
ri yang seolah berperan sebagai ibu.
Bagaimana kehidupan dapat terus
Dalam konteks kehidupan masyadipelihara? Mereka berusaha mengarakat Sunda, peranan seorang ibu sawinkan pasangan kembar oposisi
ngat besar, di antaranya sebagai

yang saling bertentangan, tapi saling
pengatur ekonomi rumah tangga,
melengkapi. Dari perkawinan, kehipembimbing anak-anak, dan pendupan yang barn bisa muncul. Tanadampingjpendorong bagi kemajuan
man padi dapat terushidup kalau
suaminya. Oleh karena itu, dalam
ada "perkawinan" antara langit dan
konsep pemikiran orang Sunda, kebumi. Langit mencurahkan hujannya
--"
., II foilII H ri UIIIU ~ v.. t',.. ,," .. '"V',

--

-

...,. ---

kepada tanah yang kering. Basah itu
asas perempuan dan kering asas lelaki. Perkawinan antarkeduanya akan
menciptakan entitas ketiga, yakni kehidupan di muka bumi. Langit di
atas, burni di bawah, dan kehidupan

muncul di tengah-tengah langit dan
bumi. Ketiga dunia ini merupakan sa~
tu kesatuan yang membuat kehidupan ini tetap ada (Sumardjo, 2006:
72).
Dasar kepercayaan kosmologi manusia peladang ini menjadi landasan
cara berpikirnya untuk semua hal,
yakni pola tiga. Untuk lebih jelasnya,
lihat kutipan berikut ini menurut hasil penelitian Jakob Sumardjo.
Pola tiga bertolak dari kepercayaan
dualisme antagonistik segala haloMisalnya, langit di atas, bumi di bawah;
langit basah, burni kering; langit perempuan, burni laki.claki;langit terang, bumi gelap. Keduanya terpisah
dan beIjarak. Pemisahan itu tidak baik karena akan mendatangkan kematian. Pernisahan segala hal yang dualistik imtagonistik harus diakhiri, yakni dengan mengawinkaI1 keduanya.
Hidup itu dimungkinkan karena adanya harmoni. Syarat hidup adalah
adanya harmoni dari dua entitas
yang saling bertentangan tetapi saling
melengkapi (Sumardjo, 2006: 73).
tJnfuk mempeIjelas fokus tulisan
ini, maka perlu dibangun silogisme
sebagai berikut.
Premis 1:Masyarakat ladang adalah masyarakat pramodem yang memiliki dasar pemikiran kosmologis

pola tiga.
Premis 2: Kacapi pantlin atau kacapi indung adalah produk budaya

dari masyarakat ladang.
Simpulan: Kacapi pantun atau kacapi indung mengandung dasar pemikiran pola tiga.
Berdasarkan silogisme di atas, maka apakah "pola tiga" sebagai dasar
pernikiran masyarakat Sunda pramodem masih tercermin dalam wujud
kacapi indung, atau tidak ada.
Pandangan mitologi
Kacapi indung adalah jenis alat
musik berdawai (chordophone) berbentuk bar zither yang digunakan
untuk mengiringi vokal tembang
sunda cianjuran. Kacapi indung memiliki delapan belas utas dawai. Pada
bagian ujung sebe1ah ~an dan kiri
kacapi indung terdapat bentuk setengah lingkaran yang menyerupai
sanggul (gelung). Pada bagian bawah kacapi indung tel,"dapat lubID.}.!L
resonator yang berlUngsrseoagai pe-:
ngeras bunyi. Di samping itu, lubapg
resonator juga berfungsi sebagaijaIan J;l1asukuntuk mengikatkan dawai
kebagian ujung puretit. Sementara

di tengah-tengah bagian depan kacapi indung terdapat delapan belas puteut untuk menyetem nada dengan
cara m~mutarkan pureut tersebut ke
arah kanan atau kiri. Berdasarkan
seluruh uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa silogisme sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian, kacapi pantun atau kacapi indung sebagai produk budaya masyarakat ladang yang
mencerminkan pola tiga dapat terbukti kebenarannya. (Heri Herdini, Jurusan Karawitan STSI Ban-

.

q dUTlfl)***

,_

,.

:.

'

USEP USMAN NASRULLOH/"PR"

MUSIK "kacapi indung" tampil pada pergelaran "Euis Komariah dina Tembang, Kawih,jeung Celempungan" di Kampus Unpad, Bandung, beberapa waktu lalu. Dalam penyajian tembang Sunda cia,yuran, "kacapi indung" memiliki peranan yang sangat dominan. *