PENDAHULUAN Konsep Sehat Sakit Dalam Perspektif Keperawatan Transkultural Pada Pasien Stroke Yang Dirawat Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiritual yang utuh dalam
arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat
perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia
memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada.
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan
merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang
digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai
tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
Dengan adanya globalisasi serta perpindahan penduduk, dimungkinkan
menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang
kuat, dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek

keperawatan. (Iskandar, 2008). Masih banyak tenaga kesehatan, terutama
perawat

yang melakukan pelayanan kesehatan tanpa diimbangi dengan

1

2

pelayanan keperawatan dengan budaya masing-masing pasien, sehingga
selalu terdapat kontras atau perbedaan pendapat antara perawat dengan pasien
serta anggota keluarga pasien tersebut. Perawat dan pasien memiliki tujuan
yang sama dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien, tetapi cara yang
ditempuh pasti berbeda.

Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap

kehidupan individu. Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar
belakang budaya orang yang dirawat (Pasien). (Prima, 2011). Asuhan ini
biasa disebut dengan asuhan keperawatan transkultural.

Stroke secara umum dikenal sebagai penyakit yang menyerang,
melumpuhkan bahkan mampu membunuh manusia. Menurut survey yang
dilakukan NSA (National Stroke Association) stroke menewaskan 50%
orang-orang yang baru mengalami serangan stroke dan hanya 10% yang
berhasil pulih total dan sisanya harus menjalani terapi dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan tingkat keparahannya. Setiap tahun, 15 juta orang di
seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar 5 juta menderita kelumpuhan
permanen dan lebih dari lima juta meninggal, yang merupakan 10 persen dari
total kematian di seluruh dunia. Di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2004,
diperkirakan jumlah pasien yang sembuh dari stroke adalah 4,4 juta di
kawasan Asia Tenggara dan 9,1 juta di kawasan Pasifik Barat.
(Wahyuningsih, 2011)
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
jantung dan kanker, dan merupakan penyebab kecacatan nomor satu bagi
orang yang selamat dari serangan stroke. Data menunjukkan bahwa lebih dari

3

60% penderita stroke di dunia hidup di negara berkembang. Peningkatan
kejadian stroke di beberapa negara Asia (China, India, dan Indonesia)

disebabkan oleh pengaruh perubahan pola hidup, polusi, dan perubahan pola
konsumsi makanan. Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang terjadi
mendadak akibat gangguan peredaran darah otak. Stroke ada 2 macam, yaitu
stroke sumbatan dan stroke perdarahan. Angka kejadian stroke sumbatan
lebih tinggi daripada stroke perdarahan (70% vs 30%). Angka kejadian stroke
meningkat akibat peningkatan faktor risiko stroke misalnya hipertensi,
merokok, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes.
Data

Kementerian

Kesehatan

Republik

Indonesia

(2008)

memperlihatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor satu

pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Banyaknya kasus hipertensi,
diabetes, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan merokok meningkat di
Indonesia. Industrialisasi dan polusi meningkatkan risiko stroke pula.
Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih (2011) mengatakan
Prevalensi (angka kejadian) stroke di Indonesia berdasarkan riset kesehatan
dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah delapan per seribu penduduk atau 0,8
persen. Sebagai perbandingan, prevalensi stroke di Amerika Serikat adalah
3,4 per persen per 100 ribu penduduk, di Singapura 55 per 100 ribu penduduk
dan di Thailand 11 per 100 ribu penduduk. Dari jumlah total penderita stroke
di Indonesia, sekitar 2,5 persen atau 250 ribu orang meninggal dunia dan
sisanya cacat ringan maupun berat. Pada 2020 mendatang diperkirakan 7,6
juta orang akan meninggal karena stroke.

4

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dengan motto sehatsejahtera-islami

memberikan

pelayanan


promotif,

preventif,

curatif,

rehabilitatif yang berkualitas, nyaman, aman, tentram dalam perawatan.
Cepat, akurat serta senyum ramah dalam pelayanan. Rumah Sakit PKU
Muhammdiyah PKU Surakarta terdiri dari pelayanan spesialis klinik Anak,
bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, gigi dan mulut, syaraf,
THT, mata, paru, kulit dan kelamin, jantung, dan pelayanan fisioterapi. Serta
perawatan rawat inap dan pelayanan penunjang. Selama tahun 2011 banyak
pasien stroke yang dirawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta sebanyak 177 orang terdiri dari stroke hemoragik dan non
hemoragik. Sedangkan bulan Oktober dan November ada sebanyak 31 pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan dari 5 pasien, ditemukan adanya keyakinan
tentang kesehatan yang berhubungan dengan transkultural, yaitu pasien yang
menggunakan media pengobatan lain selain dari Rumah Sakit, keluarga
pasien yang membawa air yang telah diberi do’a dari kyai dan diusapkan

pada tangan dan kaki kanan pasien (bagian yang mengalami kelumpuhan),
selain itu ada juga pasien dan keluarga yang mempercayai jika hari selasa
tidak boleh berobat, karena diyakini kalau tidak cocok akan lebih
memperparah keadaan si sakit.
Ketika dirawat di Rumah Sakit, pasien dan keluarga mempunyai
persepsi sehat sakit yang berbeda dengan perawat, dari kondisi yang ada, hal
tersebut belum diberi asuhan keperawatan transkultural sesuai persepsi sehat
sakit masyarakat. Serta penting sekali untuk lebih banyak meneliti tentang

5

persepsi sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural, agar perawat
dapat meningkatkan asuhan dan pasien mendapatkan kepuasan dalam
pelayanan asuhan tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengambil judul penelitian
”Konsep sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien
Stroke yang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta”.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah konsep

sehat sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien Stroke
yang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep sehat
sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien Stroke yang
dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui konsep sehat
sakit dalam perspektif keperawatan transkultural pada pasien tentang
penyakit yang dialaminya.

6

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam
mengembangkan potensi terutama di bidang keperawatan.

2. Manfaat bagi masyarakat
Memberikan informasi dan asuhan keperawatan kepada masyarakat
terutama asuhan keperawatan transkultural.
3. Manfaat bagi instansi
Memberikan informasi ilmiah kepada instansi mengenai pentingnya
asuhan keperawatan transkultural pada pasien.
4. Manfaat bagi keperawatan
Dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat.

E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian oleh Itut Astuti Kusumaning Tyas tahun 2008 tentang makanan
dalam perspektif budaya pada pasien dari desa ke kota di RSUI Kustati,
dengan menggunakan metode deskriptif komparatif dengan rancangan
kuantitatif pendekatan cross sectional. Hasil penelitian adalah ada
perbedan makanan dalam perspektif budaya antara pasien yang
bertempat tinggal dari desa ke kota.
2. Penelitian oleh Yoyok Bekti Prasetyo tahun 2005 tentang perspektif
keperawatan trans-budaya: budaya tradisional masyarakat dan perawat

7


terhadap penyakit kusta dengan pendekatan model keperawatan
transkultural di kabupaten Tuban. Hasil penelitian adalah adanya
kesenjangan antara keyakinan sehat (health believe) yang tradisional
dengan yang modern (diverse health system).
3. Penelitian oleh A.E. Dumatubun tahun 2002 tentang kebudayaan,
kesehatan orang Papua dalam perspektif antropologi kesehatan. Hasil
penelitian adalah pengetahuan tentang mengatasi masalah kesehatan pada
orang Papua yang berada di pedesaan lebih cenderung menggunakan
pendekatan tradisional karena faktor-faktor kebiasaan, lebih percaya pada
kebiasaan leluhur mereka, dekat dengan praktisi langsung seperti dukun,
lebih dekat dengan kerabat yang berpengalaman mengatasi masalah
kesehatan secara tradisional, mudah dijangkau dan pengatahuan
penduduk yang masih berorientasi tradisional. Sedangkan masyarakat
Papua yang berada di perkotaan sudah dapat mengkombinasikan
pengetahuan modern dalam menangani masalah kesehatan mereka.
4. Penelitian oleh S.A.N. Krisna Tirtawati tahun 2009 tentang locus of
control pada insan pasca stroke, metode penelitian dengan menggunakan
wawancara terstruktur dengan pedoman wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi locus of control pada

insan pasca stroke antara lain usia, pengalaman berhasil dan gagal,
lingkungan, dan budaya. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu
dukungan sosial, religiusitas dan optimisme.

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 4 6

PENDAHULUAN Hubungan Fisioterapi Dengan Peningkatan Kemampuan Fungsi Motorik Pada Pasien Stroke Iskemik Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.

0 3 6

PENDAHULUAN RUMAH SAKIT STROKE DI SURAKARTA.

0 1 11

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Tn. H Dengan Hipertensi Di Bangsal Multazam Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.

0 0 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN HIPERTENSI DI BANGSAL MULTAZAM RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Asuhan Keperawatan Pada Tn. H Dengan Hipertensi Di Bangsal Multazam Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.

0 1 15

PENDAHULUAN Pengalaman Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Kesehatan Yang Berhubungan Dengan Perspektif Keperawatan Transkultural Pada Pasien Yang Dirawat Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI Pengalaman Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Kesehatan Yang Berhubungan Dengan Perspektif Keperawatan Transkultural Pada Pasien Yang Dirawat Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 1 12

KONSEP SEHAT SAKIT DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN TRANSKULTURAL PADA PASIEN STROKE YANG DIRAWAT Konsep Sehat Sakit Dalam Perspektif Keperawatan Transkultural Pada Pasien Stroke Yang Dirawat Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.

0 0 17

Bagaimana Loyalitas Pasien Di Rumah Sakit Terbentuk? (Survey di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Surakarta) IMG 20150928 0001

0 0 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

0 0 50