T1 672012228 Full text

Pengembangan Sistem Informasi Kesiswaan Berbasis Android
Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran

Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Yusuf Bagas Saputro (672012228)
Yos Richard Beeh, S.T., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juli 2016

1. Pendahuluan
SMA Negeri 1Tengaran merupakan sekolah negeri yang berada di
kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. Sekolah ini masih melakukan

pembukuan administrasi nilai dan kredit poin secara manual atau
menggunakan media kertas/buku. Hal ini membuat para siswa hanya dapat
melihat nilai mereka pada saat penerimaan raport saja. Selain itu pencatatan
kredit poin atau pelanggaran juga masih dilakukan secara manual
menggunakan media kertas, sehingga siswa tidak mengetahui poin yang
tersisa dan pelanggaran apa saja yang sudah dilakukan. Ketika kredit poin
hampir penuh, siswa akan mendapat surat panggilan orang tua / wali murid
untuk menginformasikan pelanggaran siswa tersebut kepada orang tua. Karena
keterbatasan sarana informasi untuk memantau kredit poin tersebut maka
siswa merasa dirugikan. SMA N 1 Tengaran mempublikasikan pengumuman
dengan media kertas yang ditempel di papan pengumuman yang terletak di
beberapa tempat tertentu seperti perpustakaan dan ruang kesiswaan. Adapun
cara lain untuk mempublikasikan yaitu dengan melalui pengeras suara yang
terhubung ke setiap kelas. Metode pengumuman tersebut mengakibatkan
informasi pengumuman tidak terinformasikan secara menyeluruh kepada
siswa sehingga terdapat siswa yang tidak mengetahui informasi pengumuman.
Guna meningkatkan pelayanan, SMA N 1 Tengaran ingin melakukan
keterbukaan informasi kepada siswa khususnya informasi kredit poin dan
pengumuman. Maka diperlukan adanya sebuah sistem informasi kesiswaan
yang dapat diakses oleh siswa. Sistem informasi yang akan dikembangkan

haruslah memiliki mobilitas tinggi yang dapat diakses oleh siswa dimana saja
dan kapan saja. Penerapan sebuah sistem informasi kesiswaan berbasis
Android bertujuan untuk membantu siswa dalam mengakses informasiinformasi meliputi nilai, kredit poin, dan pengumuman sekolah kapan saja dan
dimana saja.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana cara mengembangkan sebuah sistem
informasi meliputi nilai, kredit poin,dan pengumuman sekolah”.
2. Kajian Pustaka
Penelitian yang berjudul Sistem Informasi Kesiswaan Berbasis Teknologi
Barcode dan Webcam Studi Kasus SMA N 1 Singaraja yang dilakukan oleh
Mahedy K.S.[1], menyimpulkan bahwa Sistem informasi kesiswaan dapat
mempermudah pengarsipan data yang berhubungan dengan siswa. Informasi
yang diakses meliputi data nilai, data guru, pelajaran dan wali kelas. Sistem
informasi kesiswaan dapat mempermudah pencarian data dan arsip dan
menghemat waktu pencarian.
Penelitian sejenis dilakukan oleh Christianti M. dan Prakoso B.M.[2],
sistem informasi kesiswaan dapat menangani beberapa hal seperti pendataan
siswa, nilai, layanan berita, pencatatan mata pelajaran dan indikator. Dengan
adanya sistem informasi kesiswaan maka permasalahan pengarsipan dapat
diatasi.


Menurut Satoto (2009) Sistem Informasi Kesiswaan adalah perangkat
lunak yang digunakan untuk menyajikan informasi dan menata administrasi
yang berhubungan dengan kegiatan akademis[3]. Dengan menggunakan
perangkat lunak seperti ini diharapkan kegiatan administrasi akademis dapat
dikelola dengan baik dan informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan
mudah dan cepat.
Untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang dapat diakses
dimana saja dan kapan saja, maka sistem informasi tersebut perlu
dikembangkan di atas mobile device. Android dipilih sebagai mobile device
operating system yang akan dipakai dikarenakan mayoritas siswa di SMA N 1
Tengaran adalah pengguna android.
Android merupakan sistem operasi mobile device, smartphone, dan
computer tablet berbasis Linux[4]. Android dikembangkan oleh Open
Handset Alliance, Google, dan perusahaan lainya. Android merupakan open
source license operating system, sehingga membuat Android ini bebas diakses
dan memiliki source code yang bebas untuk siapapun. Aplikasi android
biasanya dikembangkan dengan Bahasa pemrograman Java menggunakan
Android Development Tools Kit. Ketika dikembangkan Aplikasi android dapat
dibentuk dalam format .apk (Android Application Package) yang dapat

diupload di google PlayStore. Sehingga user atau pengguna dapat mengunduh
aplikasi kapan saja.
Informasi yang dapat diakses oleh perangkat android haruslah informasi
yang terintegrasi oleh satu sistem. Maka perlu adanya web service agar
informasi yang dapat diakses oleh perangkat android adalah informasi yang
sama. Web service digunakan agar aplikasi yang berjalan bukanlah aplikasi
stand alone, sehingga untuk update data dapat dilakukan secara efektif. Web
service adalah suatu perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung
interaksi dan komunikasi antar sistem yang dapat diakses melalui internet
dalam bentuk pesan Xml, sehingga Web service dapat berjalan di berbagai
platform dan framework[5]. Web service digunakan sebagai suatu fasilitas
yang disediakan oleh suatu website untuk menyediakan layanan (dalam bentuk
informasi) kepada sistem lain, sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan
sistem tersebut melalui layanan-layanan yang disediakan oleh suatu sistem
yang menyediakan web service. Web Services adalah kumpulan dari fungsi
dan method yang terdapat pada sebuah server yang dapat dipanggil oleh client
dari jarak jauh, kemudian method-method tersebut dipanggil oleh suatu
aplikasi yang akan dibuat dengan bahasa pemrograman apa saja yang
dijalankan pada platform apa saja. Untuk mengimplementasikan web service
pada Android maka diperlukan library retrofit.

Retrofit merupakan library android yang dibuat oleh Squre yang
digunakan sebagai REST Client pada Android [6]. Retrifot memungkinkan
tidak perlu lagi untuk membuat method-method sendiri untuk menggunakan
REST Client API dari backend. Library ini menyediakan framework yang
powerfull untuk authenticating dan berinteraksi dengan API dengan
mengirimkan request menggunakan HTTP. Retrofit memparsing JSON
response dari Web API menjadi Plain Old Java Object (POJO) sehingga akan

memudahkan menggunakan value-value yang berada dalam respone karena
sudah otomatis terkonversi menjadi object.
3. Metode Penelitian
Masalah yang terdapat di SMA Negeri 1 Tengaran ini dapat diselesaikan
dengan metode Research and Development (R&D). Menurut Hasibuan (2007),
R&D merupakan salah satu kategori riset berdasarkan tujuan, yaitu suatu
penelitian dimana alat yang telah kita buat diujicobakan dan dilihat tingkat
keefektifanya[7].
Penelitian ini dapat juga dikategorikan sebagai case study research (studi
kasus), yaitu penelitian yang memfokuskan pada suatu kasus tertentu dengan
menggunakan individu atau suatu kelompok sebagai bahan studinya [7], yang
dalam kasus ini adalah SMA Negeri 1 Tengaran.

Adapun tahapan penelitian sebagai berikut:

Permasalahan

Pengumpulan Literatur

Perumusan

Metodologi Desain

Refine Hipotesis

Hasil Penelitian

Analisa Data

Pengumpulan Data

Gambar 1. Tahapan Penelitian [7]


Metode perancangan sistem yang dipilih adalah metode Rappid App
Deveopment (RAD). Metode ini memiliki siklus pembangunan pendek,
singkat, dan cepat. Metode ini dipilih karena pada awal proses penelitian
requirements teah dapat dimodulkan, sehingga metode ini merupakan metode
yang paling cocok.

Gambar 2. Diagram Proses Rappid App Development[8]

Berikut penjelasan dari diagram proses rapid app development (RAD) :

1). Requirement Planning : Pada tahap ini segala kebutuhan yang diperlukan
oleh pihak SMA N 1 Tengaran direncanakan. Perencanaan meliputi fitur-fitur
yang diperlukan untuk ditampilkan kepada siswa (user). 2). Prototyping :
proses ini terus berjalan dalam dua bagian yaitu user design dan construction,
proses prototyping akan terus berjalan sebelum memenuhi requirements. Pada
tahap user design dilakukan perancangan yang mewakili semua aspek sistem
yang diketahui. Perancangan digambarkan ke dalam sebuah UML (Unified
Modeling Language). Pada tahap constuction dilakukan pengkodingan untuk
merealisasikan sistem yang dibutuhkan. 3). Testing : Tahap ini memeriksa
apakah program sudah sesuai dengan requirements dan berjalan sesuai dengan

yang diharapkan oleh pengguna. Proses testing dilakukan dengan cara
mendemostrasikan program kepada pengguna lalu membagikan kuisioner
untuk mengetahui reson pengguna. 4). Cutover : proses terakhir dimana
setelah melewati testing proses RAD berakhir dan program siap untuk
publikasi.
Pada proses perencanaan kebutuhan (requirement planning) dilakukan
dengan cara wawancara dengan pihak sekolah. Dan kemudian didapat daftar
requirement sebagai berikut: 1). Siswa dapat melihat profil pribadi masing
masing dengan attribute seperti nama, nomor induk siswa, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat, nama ayah, nama ibu, pekerjaan orang tua/wali, kelas, dan
nomor absen. 2). Siswa dapat melihat nilai seluruh mata pelajaran tiap
semesternya. 3). Siswa dapat melhat daftar pelanggaran yang pernah
dilakukan dan mengetahui sisa kredit poin pelanggaran yang masih dimiliki.
4). Siswa dapat melihat pengumuman sekolah.
Dalam tahap perancangan sistem, digunakan diagram Unified Modelling
Language (UML). Diagram ini berfungsi untuk menggambarkan alur serta
proses kerja dari aplikasi. Ada beberapa diagram UML yang digunakan
diantaranya Use Case diagram, Class diagram, Activity diagram dan
Deployment diagram. Use Case diagram mendeskripsikan interaksi tipikal
antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi

sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan [8]. Dalam sistem
ini terdapat 2 (dua) aktor dalam use case, yaitu admin dan siswa.

Gambar 3. Use Case Diagram

Use Case diagram pada Gambar 3 menjelaskan peran masing-masing
aktor. Aktor siswa dapat melihat (view) setiap entity utama. Sedangkan aktor
admin dapat melakukan semua aktivitas pengelolaan data setiap entity baik
data siswa, data nilai, data kredit poin, dan pengumuman.
Selanjutnya adalah activity diagram, yaitu diagram yang menjelaskan
aliran proses suatu fungsi pada sistem dari awal hingga akhir [8]. Salah satu
contoh adalah activity diagram untuk view data kredit poin.

Gambar 4. Activity Diagram View Kredit Poin

Pada Gambar 4 terdapat activity diagram yang menggambarkan aktivitas
dari siswa. Pada activity view kredit poin, siswa terlebih dahulu melakukan
login, selanjutnya dapat memilih kredit poin pada menu. Setelah siswa
memilih menu kredit poin, program akan mengeksekusi database untuk
mengambil data kredit poin berdasarkan nomor induk siswa tersebut.

Selanjutnya program akan menampilkan data pelanggaran ke dalam sebuah
layout.
Class diagram menggambarkan jenis-jenis objek dalam sistem dan
berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Class
diagram menunjukkan properti dan operasi sebuah class dan batasan-batasan
yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut [8]. Class diagram
sistem informasi kesiswaan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Class Diagram

Untuk dapat memenuhi kebutuhan masing-masing aktor, maka arsitektur
sistem harus terintegrasi dengan layanan internet. Arsitektur sistem informasi
kesiswaan dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 6. Arsitektur Sistem

Pada gambar 6 menjelaskan bahwa sistem yang dibangun memiliki 2 (dua)
platform yaitu web dan mobile. Pengguna masing-masing platform ditujukan
kepada actor yang berbeda. Untuk dapat menjalankan aplikasi, semua
perangkat harus terhubung dengan internet agar dapat mengakses database.

4. Hasil dan Pembahasan
Pada perancangan sistem sebelumnya, aplikasi dibangun dalam 2 platform
yaitu mobile dan web. Dikembangkanya web application bertujuan untuk
mempermudah admin dalam mengelola data. Pengguna aplikasi mobile
hanyalah siswa, tujuan dari aplikasi mobile ini adalah untuk menampilkan
data. Fitur yang terdapat dalam aplikasi mobile ini antara lain : profil, nilai,
pelanggaran, dan pengumuman.

Gambar 7. Tampilan Menu Utama Aplikasi Mobile

Setelah login siswa dapat memilih salah satu dari menu yang disediakan
oleh sistem. Menu kredit poin digunakan untuk menampilkan data
pelanggaran siswa. Data ditampilkan dengan request data dari database yang
terhubung lewat internet. Data tersebut ditampilkan dalam layout
menggunakan recyclerView Android.
Kode Program 1. Web Service Data Pelanggaran
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

app->get('/getPelanggaran/:nis', function($nis) {
$app = \Slim\Slim::getInstance();
try{
$db = getDB();
$sth = $db->prepare("SELECT pelanggaran . * ,
data_pelanggaran.tanggal_input
FROM data_pelanggaran
JOIN periode ON data_pelanggaran.id_tahun_ajaran =
periode.id_periode
JOIN pelanggaran ON pelanggaran.id = data_pelanggaran.id_pelanggaran
WHERE data_pelanggaran.nis =:nis");
$sth->bindParam(':nis', $nis, PDO::PARAM_INT);
$sth->execute();
$student = $sth->fetchAll(PDO::FETCH_OBJ);
if($student) {
$app->response->setStatus(200);
$app->response()->headers->set('Content-Type', 'application/json');
echo json_encode($student);
$db = null;
} else {
throw new PDOException('No records found.');
}
} catch(PDOException $e) {
$app->response()->setStatus(404);
echo '{"error":{"text":'. $e->getMessage() .'}}';
}
});

Proses request data pada web server menggunakan php untuk membuat
request API. Data dari database diubah menjadi jsonObject pada Kode
Program 1 baris 12. Selanjutnya jsonObject yang didapat dari server
menggunakan library Retrofit dimasukan ke dalam sebuah arrayList dalam
Android. Data arrayList tersebut dapat ditampilkan ke berbagai layout salah
satunya adalah recyclerView untuk menampilkan data pelanggaran.
Kode Program 2. Menampilkan Data Pelanggaran Dalam Android
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

private void getData(String param) {
Retrofit retrofit = new Retrofit.Builder().baseUrl(ROOT_URL)
.addConverterFactory(GsonConverterFactory.create()).build();
RestApi service = retrofit.create(RestApi.class);
Call call =
service.getDataPelanggaranByNis(param);
call.enqueue(new Callback() {
@Override
public void onResponse(Call call,
Response response) {
Log.d("status : ", response.code() + "");
Log.d("status : ", response.body().get(0).getAspek_pelanggaran());
initRecyclerView(response.body()); // show in recyclerview
}
@Override
public void onFailure(Call call, Throwable t) {
Log.d("status : ", "gagal bos");
}
});
}

Pada menu kredit poin akan muncul tampilan seperti berikut.

Gambar 8. Tampilan Menu Kredit Poin

Menu nilai digunakan untuk menampilkan data nilai semester terakhir
siswa. Pada menu pengumuman siswa dapat melihat pengumuman sekolah.
Pengumuman bersifat umum dan tidak spesifik pada salah satu siswa yang
bersangkutan. Berikut adalah tampilan menu nilai dan pengumuman:
(a)
(b)

Gambar 9(a). Tampilan Menu Nilai (b). Tampilan Menu Pengumuman

Pengujian dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada 30 responden.
Responden adalah siswa kelas XI SMA N 1 Tengaran. Pengujian yang
dilakukan meliputi tampilan antarmuka, pengoperasian, dan manfaat bagi
siswa. Perhitungan skor memiliki 4 indeks yaitu sangat tidak setuju = 1,
kurang setuju = 2, setuju = 3, dan sangat setuju = 4. Untuk menghitung kriteria
interpretasi skor, maka diperlukan interval. Interval merupakan jarak (range)
nilai untuk menentukan bobot kriteria dengan perhitungan sebagai berikut.

Interval digunakan untuk menentukan jarak (range) tiap kriteria dari indeks 0
hingga 100. Berikut kriteria interpretasi skor berdasarkan intervalnya.
Tabel 1. Kriteria Penilaian
Bobot (%)
Kriteria
0% - 24.9%
Sangat
Tidak
Setuju
25% – 49.9%
Tidak Setuju
50% – 74.9%
Setuju
75% - 100%
Sangat Setuju

Untuk mendapatkan persentase nilai, maka total dari tiap unit analisis dibagi
dengan nilai tertinggi, dikali dengan 100 %. Hasil tersebut kemudian diberikan
predikat sesuai dengan skala Likert.

Nilai tertinggi digunakan sebagai pembagi (penyebut) untuk menentukan
persentase nilai. Sedangkan nilai merupakan total jumlah jawaban dikali
dengan bobot. Berikut merupakan contoh perhitungan nilai untuk indikator
pertama.

Setelah mendapatkan nilai dan nilai tertinggi maka contoh perhitungan
persentasi nilai untuk indikator pertama sebagai berikut.

Rincian persentase seluruh indikator penilaian dapat dilihat pada Tabel 2.

Pernyataan

Tabel 2. Rincian Persentase Tiap Unit Analisis
STS
TS
S
SS
Nilai

Persentase
Nilai
82%

Siswa tidak dapat mengetahui
0
1
19
10
98
informasi kesiswaan meliputi
nilai, kredit poin, dan
pengumuman
Siswa dapat mengetahui
0
0
20
10
100
83%
informasi nilai dengan aplikasi
SIASMAT
Siswa dapat mengetahui
0
1
25
4
92
77%
informasi kredit poin
menggunakan aplikasi
SIASMAT
Siswa dapat mengetahui
0
1
26
3
91
76%
informasi pengumuman
menggunakan aplikasi
SIASMAT
Keterangan: ST=Sangat Tidak Setuju, TS=Tidak Setuju, S=Setuju, SS=Sangat Setuju

Kriteria
Sangat
Setuju

Sangat
Setuju
Sangat
Setuju

Sangat
Setuju

Untuk mengetahui nilai akhir diperlukan rata-rata nilai dari seluruh indikator
penilaian.

Setelah menentukan rata-rata nilai, maka rata-rata nilai dibagi dengan niali
tertinggi dikali dengan 100%. Perhitungan nilai akhir sebagai berikut.

Berdasarkan hasil pengujian, nilai akhir yang di peroleh adalah 79%. Dengan
nilai 79% dapat dilihat pada tabel criteria penilaian bahwa responden sangat
setuju bahwa sistem informasi yang di kembangkan membantu untuk
mengetahui informasi meliputi nilai, kredit poin, dan pengumuman sekolah.
5. Kesimpulan
Sistem informasi kesiswaan ini dikembangkan di atas platform Android
sebagai client side dan menggunakan web service untuk mengakses database
pada server side. Aplikasi Android memanfaatkan library retrofit untuk
membaca jsonObject dari server. Berdasarkan hasil pengujian dari 30
responden terhadap sistem informasi yang dikembangkan ini, didapatkan nilai
akhir 79% yang menunjukan bahwa responden sangat setuju sistem yang

dikembangkan ini membantu mengetahui informasi kesiswaan meliputi nilai,
kredit poin, dan pengumuman sekolah.

6. Pustaka
[1] Mahedi K.S., 2010, “Sistem Informasi Kesiswaan Berbasis Teknologi
Barcode dan WebCam Studi Kasus SMAN 1 Singaraja”,
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/article/view/29, (diakses
pada 5 juni 2016)
[2] Prakoso B.M., Chrisyianti M., Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Kesiswaan dengan Studi Kasus pada Sekolah Menengah Atas
Terpadu
(SMAT)
Krida
Nusantara,
http://repository.maranatha.edu/id/eprint/422, (diakses pada 7 juni 2016)
[3] Hansi A.A., Lusiani T., Sutanto T., 2012, Rancang Bangun Sistem
Informasi Kesiswaan Berbasis Web Dengan Menggunakan xHTML
(Studi
Kasus
SMAN
8
Surabaya),
http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika/article/view/45, (diakses pada 9
juni 2016)
[4] Singh R.,2014, An Overview Of Android Operating System and Its
Security Feature, Int. Journal of Engineering Research and Application
[5] Mayacika, 2012, Pengembangan Portal Dosen Universitas Dengan
Integrasi Java Dan ASP.NET Web Service Menggunakan Php SoapWsdl, http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/815, (diakses pada 7 juni 2016)
[6] Anonim,
Consuming
APIs
with
Retrofit,
https://guides.codepath.com/android/Consuming-APIs-with-Retrofit,
(diakses pada 27 juli 2016)
[7] Hasibuan Z.A., 2007, Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Indonesia, Depok.

[8]

Fowler, Martin., UML DISTILLED, 3th Ed., A Brief Guide to the
Standard Object Modeling Language, 2004.
[9] Noertjahyana A., 2012, Studi Analisis Rapid Application Development
Sebagai Salah Satu Alternative Metode Pengembangan Perangkat
Lunak, Universitas Kristen Petra, JurnalInformatika 3:2
[10] Iriani A., Manuputty A.D., Patty W.G.E., Sistem Informasi Kepuasan
Pelanggan Terhadap Tabungan Mutiara (Studi Kasus: PT. Bank
Maluku), Jurnal Sistem Informasi, vol 5 No 1(2010)
[11] Pattiasina G., Tanazale B., Pembuatan dan Evaluasi Kemudahan Turis
Dalam Menggunakan Aplikasi Baronda Ambon Travel Guide,
Universitas Kristen Petra, Jurnal-Sciputra, vol 4 no 1, 2014
[12] Risnita, Pengembangan Skala Model Likert, IAIN Jambi, Edu-Bio, vol
3, 2012
[13] Supranto, J. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga.