Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Diajuk
iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mempe
emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

!" #

$

!" "

%%&%%'()*


+

+

,

,
-(%'

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat!Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol Kulit
Mill. Terhadap KadarAlbumin Pada Hati Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

2.

Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini

atas segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberikan masukan dan
motivasi kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3.

Bapak

Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas

bantuan dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4.

Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan
dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi dan yang telah
membantu dalam determinasi kulit

5.

Mill.


Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., sebagai Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi terdahulu dan Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Laboratorium Fakultas Farmasi saat ini yang telah memberikan izin dalam
penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.
6.

Pak Suparjiman selaku laboran Laboratorium Farmakologi!Toksikologi, Pak
Heru selaku laboran Laboratorium Biofarmasetika!Farmakokinetika, Pak
Kayatno selaku laboran Laboratorium Biokimia, Pak Wagiran selaku laboran
Laboratorium Farmakognosi!Fitokimia, dan Pak Suparlan selaku laboran

Laboratorium Kimia Organik, atas segala bantuan dan kerja sama selama di
laboratorium.

7.

Segenap dosen dan karyawan atas ilmu yang diberikan.

8.

Kedua orang tua penulis yang memberikan doa, kasih sayang, semangat dan
telah mendanai sebagian besar penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.

9.

Teman!teman seperjuangan “Tim

Mill.” Sisca, Evi, Gita,

Angel, Sita, Uci, Vivo, Gemah, Mita, Puput, Novel, Rissa, Wina dan Jolin,
atas kerja sama, bantuan, suka duka dan perjuangan dalam menyelesaikan

skripsi sampai akhir.
10. Sahabat terkasih Meli, Greta, Verni, Ingrid, Rita, Ko Heru, Ci Agnes, Ci
Lidya, Kak Dian, Ci Angel, Kak Cila, Canly, Angky, dan Andre, atas bantuan,
dukungan, perhatian dan motivasi dalam suka maupun duka selama ini.
11. Teman!teman FST A 2011, FSM B 2011 dan teman!teman Fakultas Farmasi
Sanata Dharma 2011 yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
masukan terhadap penelitian maupun penyusunan skripsi ini.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Seluruh teman, baik di Fakultas Farmasi maupun teman!teman lain atas
dukungannya dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan demi kemajuan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat sekecil apapun bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kefarmasian, serta semua pihak, baik
mahasiswa, maupun masyarakat.

Yogyakarta, September 2014

Penulis

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


+
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………..

ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………..

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………….

vi

PRAKATA ……………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………

x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...

xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………

xvii

INTISARI ………………………………………………………………. xix
……………………………………………………………... xx
BAB 1. PENGANTAR …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………….

1

1. Rumusan masalah………….....…………………………

3

2. Keaslian penelitian ……………………………………...

4

3. Manfaat penelitian ……………....……………………...

5

a. Manfaat teoritis …………………………….....

5

b. Manfaat praktis ………………………………... 5
B. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 5
1. Tujuan umum …………………………………………...

x

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Tujuan khusus …………………………………………..

6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………………..

7

A.

Mill. ………………………………………… 7
1. Deskripsi tanaman ……………………………………… 7
2. Nama daerah ……………………………………………

8

3. Taksonomi tanaman …………………………………….

8

4. Kandungan fitokimia …………………………………… 8
5. Khasiat dan kegunaan …………………………………..

9

B. Hati ……………………………………………………………... 9
1. Anatomi hati ……………………………………………. 9
2. Fisiologi hati ……………………………………………

11

3. Kerusakan hati ………………………………………….

12

C. Albumin ………….…………………………………………….

14

D. Karbon Tetraklorida …………………………………………….

14

E. Antioksidan ……………………………………………………..

15

F. Ekstraksi ………………………………………………………... 15
G. Landasan Teori ………………………………………………….

16

H. Hipotesis ………………………………………………………... 17
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………….. 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………...

18

B. Variabel dan Definisi Operasional ……………………………...

18

1. Variabel utama ………………………………………….. 18
2. Variabel pengacau ………………………………………

xi

18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Definisi operasional …………………………………….

19

C. Bahan Penelitian ………………………………………………..

20

1. Bahan utama ……………………………………………. 20
2. Bahan kimia …………………………………………….

20

D. Alat atau Instrumen Penelitian …………………………………. 21
1. Alat ekstraksi …………………………………………… 21
2. Alat uji perlakuan ………………………………………. 21
E. Tata Cara Penelitian …………………………………………….
1. Determinasi serbuk kulit

22

Mill. ……...

22

2. Pengumpulan bahan …………………………………….

22

3. Pembuatan serbuk ………………………………………

22

4. Penetapan kadar air serbuk kulit

Mill.

…………………………………………………………... 23
5. Pembuatan ekstrak etanol kulit

Mill...

23

6. Pembuatan CMC!Na 1% ……………………………….. 24
7. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak …………………… 25
8. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit
Mill. …………………………………………………….. 25
9. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50%
…………………………………………………………..

26

10. Uji pendahuluan ………………………………………...

26

11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji …………….. 26
12. Pembuatan serum ……………………………………….

xii

28

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Penetapan kadar serum albumin ………………………..

28

F. Tata Cara Analisis Hasil ………………………………………...

28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….

29

A. Penyiapan Bahan ……………………………………………….. 29
1. Pembuatan serbuk kering kulit

Mill.

…………………………………………………………... 29
2. Hasil determinasi serbuk kering kulit
Mill. …………………………………………………….. 30
3. Penetapan kadar air serbuk kering kulit
Mill. ………………………………………
4. Pembuatan ekstrak etanol kulit

31

Mill.

………………………………………………………....... 31
B. Uji Pendahuluan ………………………………………………...

33

1. Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida ……... 33
2. Penentuan pengambilan cuplikan darah ………………... 33
3. Penetapan lama pemejanan ekstrak etanol kulit
Mill. ………………………………………... 36
4. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit
Mill. …………………………………………………….. 37
C. Hasil Uji Efek Peningkatan Kadar Albumin Pemberian Ekstrak
Etanol Kulit

Mill. pada Tikus Terinduksi

Karbon Tetraklorida …………………………………………….
1. Kontrol negatif

dosis 2mL/KgBB ……………..

xiii

38
40

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Kontrol

hepatotoksin

karbon

tetraklorida

dosis

2mL/KgBB ………........................................................... 42
3. Kontrol ekstrak etanol kulit

Mill.

dosis 1,40g/KgBB ………………………………………

43

4. Kelompok perlakuan jangka panjang ekstrak etanol kulit
Mill. dosis 0,35; 0,70; dan
1,40g/KgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB ………………….

44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………..

48

A. Kesimpulan ……………………………………………………..

48

B. Saran ……………………………………………………………. 48
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………

49

LAMPIRAN ……………………………………………………………. 53
BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………….

xiv

69

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

+
Tabel I.

Purata aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida
dosis 2 mL/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke 0, 24, dan
48…………………...........................................................................

Tabel II.

34

Perbedaan kenaikan aktivitas ALT setelah pemberian karbon
tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam
ke 0, 24, dan 48 ……………………………………........................

36

Tabel III. Efek pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit
Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida ……………………………………... 40
Tabel IV. Hasil uji

kadar albumin tikus pada kelompok kontrol

hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak dan perlakuan
ekstrak kulit

Mill. ……………………………...

xv

41

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

+
Gambar 1. Tanaman

Mill. …………………....................... 7

Gambar 2. Hati dalam sistem pencernaan .….................................................

10

Gambar 3. Struktur dasar lobulus hati …..........................................................

11

Gambar 4. Diagram batang aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi
karbon tetraklorida pada jam ke 0, 24 dan 48 ................................
Gambar 5. Diagram

batang

kadar

albumin

pada

kelompok

35

kontrol

hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak, dan perlakuan
ekstrak kulit

Mill. ……………………………..

xvi

39

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

+

Lampiran 1.

Foto bagian kulit dan biji

Mill. ……………

Lampiran 2.

Foto bagian dalam buah

Lampiran 3.

Foto bagian luar buah

Lampiran 4.

Foto serbuk kulit

Lampiran 5.

Foto ekstrak kental etanol kulit

Lampiran 6.

Foto larutan ekstrak etanol kulit

Lampiran 7.

Surat pengesahan determinasi kulit

54

Mill. …………….. 54
Mill. ……………….

54

Mill. ………………….....

55

Mill. …....... 55
Mill. ….....

55

Mill.

..................................................................................................... 56
Lampiran 8.

Surat penetapan kadar air serbuk

Lampiran 9.

Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Mill. ……. 57

Committee (MHREC) …………………………………………

58

Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan
penentuan waktu pencuplikan darah …………………………..

59

Lampiran 11. Analisis Statistik kadar albumin tikus pada kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif, kontrol ekstrak, dan perlakuan
ekstrak kulit

Mill. ………………………….

Lampiran 12. Hasil rendemen ekstrak etanol kulit

Mill. …

62
66

Lampiran 13. Data bobot pengeringan ekstrak etanol kulit
Mill. sampai terbentuk ekstrak kental …………………………
Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ……………………

xvii

66
67

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 15. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak etanol kulit
Mill. kelompok perlakuan …………………. 67

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
etanol jangka panjang kulit
Mill. terhadap peningkatan kadar
albumin dan untuk mengetahui kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak
etanol kulit
Mill. dengan peningkatan kadar albumin pada tikus
jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.
Sebanyak tiga puluh ekor tikus jantan galur Wistar, umur 2!3 bulan, dan
berat ± 150!250 gram dibagi secara acak ke dalam enam kelompok perlakuan.
Kelompok I (kontrol positif) diberi karbon tetraklorida dengan dosis 2,0 ml/kg BB
secara intraperitoneal, kelompok II (kontrol negatif) diberi minyak zaitun
sebanyak 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal, kelompok III (kontrol ekstrak)
diberi ekstrak etanol kulit
Mill. dengan dosis 1,40 g/kgBB
secara per oral, kelompok IV!VI (perlakuan) masing!masing kelompok perlakuan
diberi ekstrak etanol kulit
Mill. dengan tiga peringkat dosis,
yaitu 0,35; 0,70; 1,40 g/kgBB secara per oral sekali sehari selama enam hari
berturut!turut, kemudian pada hari ke tujuh semua perlakuan diberi karbon
tetraklorida dengan dosis 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal. Pada jam ke!24
setelah pemberian karbon tetraklorida, darah tikus diambil dari sinus orbitalis
mata untuk penetapan kadar albumin, data dihitung menggunakan metode
ANOVA satu arah, dan dilanjutkan dengan uji Schieffe dengan taraf kepercayaan
95%.
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian jangka panjang ekstrak etanol
kulit
Mill. tidak berpengaruh terhadap kadar albumin pada
tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Tidak adanya kekerabatan dosis dengan
kadar albumin yang muncul, ini terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan
ekstrak etanol kulit
Mill. yang diberikan, kadar albuminnya
relatif sama.
"
0 2

.

"

/

xix

"

/

#0

" "#

#1 /

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3
The aim of study research were to prove long term the effect of ethanol
extract of
Mill. peels to increased levels of albumin and to
determine the relationship between increasing doses of ethanol extract of
Mill. peels with increased levels of albumin in male Wistar rats
induced carbon tetrachloride. This researched purely experimental research with
randomized complete direct sampling design. This research used thirty male
Wistar rats, attain the age 2!3 months and 150!250 grams weight. The rats were
divided into six treatment groups. Group I was carbon tetrachloride hepatotoxin
control giving as much as 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group II was olive oil
control by giving as much as 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group III was control
treatment given 1,40 g/KgBW ethanol extract of
Mill. peels.
Group IV!VI were the treatment group for ethanol extract of
Mill. peels with doses 0.35; 0.70; 1.40 g/kg body weight orally once a day for six
days successively, then in the seventh day all treatments were given carbon
tetrachloride at a dose of 2.0 ml/KgBW intraperitoneally. At the 24th hour after
administration of carbon tetrachloride, all groups had blood drawn at the orbital
sinus region for be measured of albumin. Data of albumin were analyzed using
one!way ANOVA.
Based of the research results, the long!term administration of ethanol
extract of
Mill. peels have not effect for increasing albumin
levels in rats induced by carbon tetrachloride. There was not a relationship
between dose and response which were seen from the greater pre!experimental
dose ethanol extract
Mill. peels given, thus the albumin almost
the same level.

4$ #1
0 2

5

xx

!/

"

/ . #0

" "# .

#1 /

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

" #
Hati

berperan

penting

bagi

6
tubuh

untuk

mensekresi

empedu,

metabolisme, detoksifikasi zat!zat endogen dan eksogen serta penyimpanan
mineral dan vitamin (Baradero, Dayrit, dan Siswadi, 2008). Apabila terjadi
kerusakan pada hati maka akan sangat berbahaya bagi tubuh. Faktor!faktor
penyebab kerusakan pada hati yaitu virus, efek toksik dari alkohol, obat!obatan,
dan racun (Muchid, 2007). Adanya hepatotoksisitas akan menyebabkan penurunan
produksi albumin di hati. Albumin merupakan protein penting yang berfungsi
untuk proses metabolisme dalam tubuh (Hillyer, Shaz, Zimring, and Abshire,
2009). Adapun fungsi dari uji albumin, yaitu untuk mengukur kemampuan hati
dalam sintesis protein (Singh, Bhat, and Sharma, 2011). Oleh sebab itu uji kadar
albumin dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui
kerusakan yang terjadi di hati.
Menurut WHO tahun 2013, 500 juta penduduk dunia terkena infeksi
hepatitis B atau C dan setiap tahunnya membunuh 1,5 juta manusia. Melihat
adanya prevalensi yang cukup tinggi terhadap penyakit hati ini maka kebutuhan
akan hepatoprotektor semakin tinggi pula.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 4 miliar
orang, 80% dari populasi dunia, saat ini menggunakan obat!obatan herbal untuk
mengobati penyakit. Obat herbal sekarang ini telah banyak digunakan karena
tingkat keamanannya yang tinggi dan berkualitas (Yasir, Das, dan Kharya, 2010).

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Sekitar 17%
flora dan fauna yang ada di seluruh dunia, berada di wilayah Indonesia (Effendi,
Hapsari, dan Nuraini, 2013). Oleh sebab itu, kekayaan keanekaragaman hayati di
Indonesia perlu diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk peningkatan
kesehatan maupun tujuan ekonomi, dengan tetap menjaga kelestariannya.
Salah satu tanaman yang terdapat di Indonesia yang berguna dalam
bidang kesehatan adalah tanaman alpukat (

Mill.). Selain

buahnya untuk dimakan, biji dan kulit buah dari tanaman ini dapat dimanfaatkan
sebagai obat. Dari hasil penelitian Vinha, Moreira dan Barreira (2013), kandungan
antioksidan yang terdapat pada kulit buah alpukat (

Mill.)

hampir sama dengan senyawa yang terkandung dalam biji
Mill., hanya berbeda jumlah kandungannya saja. Senyawa yang terkandung di
dalam kulit

Mill., yaitu fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin

E. Kandungan antioksidan yang tinggi berfungsi untuk menangkal radikal bebas
yang merupakan salah satu penyebab dari kerusakan hati (Armansyah, Sutriana,
Aliza, Vanda, dan Rahmi, 2010). Adanya kandungan antioksidan yang tinggi pada
kulit alpukat (

Mill.), menunjukan kulit alpukat (

Mill.) memiliki potensi sebagai hepatoprotektor.
Karbon tetraklorida merupakan senyawa hepatotoksin yang sering
digunakan sebagai senyawa model dalam merusak hati. Karbon tetraklorida
menyebabkan kerusakan seluler yang cepat karena adanya reaksi reduksi
dehalogenasi di retikulum endoplasma pada hepatosit membentuk kompleks yang
sangat reaktif dan tidak stabil yaitu radikal bebas triklorometil (CCl3•) (Awaad,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Soliman, El!Sayed, El!Gindi dan Alqasoumi, 2012). Radikal bebas triklorometil
(CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi
(•OOCCl3) yang sangat reaktif (Knockaert, Berson, Ribault, Prost, Fautrel,
Pajaud, dkk., 2012). Karbon tetraklorida akan merusak retikulum endoplasma di
hati. Apabila terjadi kerusakan pada retikulum endoplasma, maka prealbumin
tidak dapat menempel pada RE dan albumin tidak akan terbentuk.
Pada penelitian ini digunakan bentuk sediaan ekstrak etanol kulit
Mill. karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Nopitasari (2013) menunjukkan bahwa pemberian jangka panjang ekstrak etanol
biji

Mill. mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi

karbon tetraklorida. Kandungan senyawa antioksidan yang terdapat di dalam biji
Mill. hampir sama dengan yang terkandung di dalam kulit
Mill. (Vinha, dkk., 2013). Oleh karena itu, dengan penggunaan
pelarut etanol untuk menyari kulit

Mill. pada penelitian ini,

diharapkan dapat diperoleh senyawa antioksidan.
Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak etanol kulit

Mill. terhadap kadar albumin

pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.
%

2 !
a.

2 !

Apakah pemberian ekstrak etanol kulit

Mill. dalam

penggunaan jangka panjang mampu memberikan efek peningkatan kadar
albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

b.

Apakah ada kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit
Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan
peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida?

-

!

5

"

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian
biji buah

Mill. pernah dilakukan oleh Bertini, Brilhante,

Brito, Cordeiro, Leile, Morais,

(2009), yang melaporkan bahwa pada

ekstrak metanol biji

Mill. terdapat kandungan fitokimia

berupa flavonoid, antosianin, tannin terkonsendasi, alkaloid dan triterpen.
Penelitian Alhassan, Sule, Atiku, Wudil, Abubakar, dan Mohammed (2012)
melaporkan kandungan antioksidan dan fenol yang terdapat dalam biji
Mill. adalah lebih dari 70%.

Penelitian kulit buah

Mill. pernah dilakukan oleh Vinha, dkk. (2013), yang melaporkan
bahwa kandungan fitokimia yang terdapat dalam kulit dan biji
Mill. adalah fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin E. Penelitian
Mokodompit, Edy dan Wiyono (2013), menggunakan etanol sebagai cairan
penyari untuk menyari senyawa flavonoid yang diketahui sebagai antioksidan
kuat yang terkandung di dalam kulit

Mill. Nopitasari

(2013) meneliti mengenai efek hepatoprotektif pemberian ekstrak etanol biji
Mill. jangka panjang terhadap aktivitas ALT dan AST pada
tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Sepanjang penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti,
penelitian terkait dengan pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit
Mill. terhadap kadar serum albumin pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan.
7

8

"5
8

"
"" #"!
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian dalam penggunaan
tanaman obat terutama penggunaannya sebagai hepatoprotektor pada organ
hati tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.
0

8

" 5#

"!

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai manfaat kulit

Mill. untuk

meningkatkan kadar albumin pada pemberian jangka panjang dan dapat
mengetahui hubungan kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol
kulit

Mill. dengan peningkatan kadar albumin.
"

%

2 2
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak etanol kulit

Mill. terhadap kadar

albumin pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida berdasarkan kadar
albumin dalam darah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

-

! !
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis
peningkatan kadar albumin akibat pemberian jangka panjang ekstrak etanol
kulit

Mill. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui adanya
kekerabatan antara peningkatan dosis ekstrak etanol kulit
Mill. dalam penggunaan jangka panjang dengan peningkatan kadar albumin
pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

%

! # 5! "

2

20 # %

2

9

Alpukat (

/ -(%':

Mill.) merupakan tumbuhan berkayu

yang memiliki siklus hidup mencapai puluhan tahun. Tanaman ini tumbuh liar
di hutan dan banyak ditanam oleh orang di pekarangan. Tinggi pohon alpukat
mencapai 20 meter. Tanaman alpukat memiliki daun yang berbentuk lonjong,
lebar, agak tebal, dan berwarna hijau tua (Gambar 1). Buah bertipe buni, bulat
lonjong serta memiliki kulit yang lembut berwarna hijau hingga ungu
kecokelatan. Daging buahnya tebal berwarna hijau kekuningan. Bijinya
berbentuk polong, keras dan ukurannya relatif besar. Bungannya tersembunyi,
berukuran

5!10

mm,

berwarna

hijau

7

kekuningan

(Sunanto,

2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

-

2 1 #
Di Indonesia dikenal dengan alpukat, alpuket, dan apokat. Di
Malaysia, tanaman ini dikenal dengan nama buah mentega, avokado, dan
apukado. Orang Thailand menyebut tanaman ini luk noei, dan awokhado. Di
China tanaman ini dikenal dengan nama yiu lie. Di Negara Inggris, tanaman ini
dikenal dengan avocado (Sunanto, 2009).

7

!

2 "

2

Kerajaan

: Plantae (Tumbuhan)

Sub kerajaan

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi

: Spermatophyta (Tumbuhan berkulit)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (Berkeping dua atau dikotil)

Sub kelas

: Magnoliidae

Bangsa

: Laurales

Keluarga

:

Genus

:

Varietas

:

Mill.
(USDA, 2014).

'

1

6

8"

2

Kandungan fitokimia yang terdapat di dalam daun
Mill. adalah saponin, tannin, flavonoid, alkaloid, fenol, steroid dan glikosida
sianogen (Arukwe, Amadi, Duru, Agumuo, Adindu, Odika,

, 2012).

Kandungan fitokimia yang terdapat dalam biji alpukat adalah senyawa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

golongan polifenol, tannin, flavonoid, triterpenoid, kuinon, monoterpenoid,
dan saponin (Zuhrotun, 2007). Kandungan fitokimia yang terdapat pada kulit
alpukat adalah fenol, flavonoid, vitamin C dan vitamin E (Vinha, dkk., 2013).
Senyawa lain yang terkandung dalam kulit alpukat adalah lutein dan klorofil
(Ashton, Wong, McGhie, Vather, Wang, Jackman,
;

! "1

al., 2006).

6

Berdasarkan penelitian Mokodompit, dkk. (2013), kulit alpukat
(

Mill.) memiliki kandungan antioksidan yang berkhasiat

untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Menurut penelitian
Alhassan, dkk. (2012), biji alpukat berkhasiat untuk mengobati diare, disentri,
intestinal parasit, sakit gigi, menurunkan berat badan dan menurunkan gula
darah. Idris, Ndukwe dan Gimba (2009), melaporkan bahwa biji alpukat dapat
berkhasiat sebagai antimikroba. Nopitasari (2013), melaporkan bahwa biji
alpukat juga berkhasiat sebagai hepatoprotektor.
"
Hati atau hepar merupakan organ sentral dalam proses metabolisme di
dalam tubuh (Sacher and McPherson, 2004). Struktur anatomi dan fisiologi dari
hati yaitu :
%

" 2

"
Hati merupakan kelenjar yang paling besar yang ada di dalam tubuh

manusia. Berat dari hati manusia mencapai 1500 gram atau 1,5 kilogram.
Letak hati dalam sistem pencernaan dapat dilihat pada gambar 2. Bagian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

superior dari hati berbentuk cembung dan terletak di bagian bawah kubah
kanan diafragma. Bagian inferior dari hati berbentuk cekung dan di bawahnya
terdapat ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus (Baradero, dkk., 2008).

20 # -

" 1

2

!" 2

. #

9

# 1 # /1

/ -((&:

Hati berwarna merah cokelat dan memiliki tekstur yang lunak. Hati
berbentuk baji dengan dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kirinya
(Gibson, 2002). Hati menerima 1500 mL darah per menit, atau sekitar 28%
dari curah jantung, agar dapat melaksanakan fungsinya (Sacher dan
McPherson, 2004).
Hati dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kiri dan kanan. Lobus
kanan lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Gibson, 2002). Setiap
lobus hati dibagi ke dalam struktur!struktur unit fungsional yang disebut
lobulus. Lobulus ini merupakan unit fungsional dari hati yang berbentuk segi
enam atau heksagonal. Pada setiap sisi lobulus (Gambar 3) terdapat cabang!
cabang vena porta, arteria hepatika, dan kanalikuli empedu. Di dalam lobulus

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

terdapat sel!sel hati (hepatosit) yang tersusun seperti lapisan!lapisan plat dan
berbentuk sinar dan mengelilingi hepatikum. Di antara hepatosit terdapat
sinusoid yang membawa darah dari cabang!cabang vena porta dan arteria
hepatika ke vena hepatika. Pada dinding sinusoid terdapat sel Kupffer yang
bertugas untuk menelan eritrosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme, dan
benda!benda asing yang masuk ke hati (Baradero, dkk., 2008).

20 # 7

"#

" #

! #

0

!

" 9

# 1 # /1

/ -((&:

Hati menerima dua macam darah yaitu darah yang kaya dengan
oksigen melalui arteria hepatika dan darah yang mengandung lebih banyak
kabon dioksida melalui vena porta. Darah yang berada di dalam vena porta
juga mengandung makanan yang telah diabsorbsi vili dari usus halus
(Baradero, dkk., 2008).
-

+!

6

"
Hati melakukan fungsi yang sangat vital bagi tubuh manusia. Fungsi

dari hati yaitu mensekresi empedu; metabolisme karbohidrat, protein, lemak,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

dan bilirubin; detoksifikasi zat!zat endogen dan eksogen serta penyimpanan
mineral dan vitamin (Baradero, dkk., 2008).
7

# !

"
Hati rentan terhadap berbagai gangguan, seperti gangguan metabolik,

toksik, mikroba, sirkulatorik, dan neoplastik. Penyakit primer utama pada hati
adalah hepatitis, penyakit hati alkoholik, dan karsinoma hepatoselular (Kumar,
2009). Sebagian besar kerusakan hati disebabkan oleh virus yang menular
secara fekal!oral, parenteral, seksual, perinatal, dan sebagainya. Penyebab lain
dari kerusakan hati adalah akibat efek toksik dari alkohol, obat!obatan, racun,
dan lain!lain (Muchid, 2007).
Jenis kerusakan hati yang terjadi akibat dari efek toksikan, antara lain:
a. Nekrosis
Nekrosis merupakan kerusakan sel hati yang parah. Pada peristiwa
nekrosis, terlihat inti sel yang lisis. Nekrosis sering terdistribusi pada
daerah parenkim hati. Berdasarkan penyebarannya, nekrosis dibedakan
menjadi dua yaitu nekrosis submasif bila hanya terdapat seluruh sel pada
lobulus hati yang mengalami nekrosis dan nekrosis masif bila sebagian
besar hati mengalami peristiwa nekrosis (Kumar, 2009). Pada daerah
terjadinya kerusakan hati maka terjadi peningkatan neutrofil dan eosinofil
di sitoplasma (Hodgson, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

b. Kolestatis
Kolestasis yaitu berkurangnya aktivitas sekresi dari empedu yang
disebabkan oleh faktor dari dalam atau dari luar hati (Hodgson dan Levi,
2004).
c. Steatosis
Steatosis atau perlemakan hati ditandai dengan timbunan lemak
pada hati. Perlemakan hati disebabkan suplai asam lemak yang berlebih
dari

jaringan

adiposa.

Perlemakan

hati

dapat

ditandai

dengan

meningkatnya enzim!enzim biokimia dalam darah seperti AST (
) dan ALT (

) (Hodgson, 2010).

d. Fibrosis
Fibrosis merupakan peristiwa terbentuknya jaringan fibrosa
akibat kerusakan toksik langsung maupun akibat peristiwa peradangan
yang tidak terbalikan yang terjadi pada hati. Terbentuknya fibrosis pada
hati akan menyebabkan hati terbagi!bagi menjadi nodul!nodul hepatosit
yang dikelilingi oleh jaringan parut (Kumar, 2009).
e. Sirosis
Sirosis merupakan tahap kerusakan hati kronis dan merupakan
bentuk kerusakan hati terakhir. Sirosis pada hati ditandai dengan
akumulasi sejumlah jaringan parut, khususnya serabut!serabut kolagen di
saluran hati. Penyebab umum dari sirosis hati adalah paparan berulang zat
kimia beracun seperti alkohol. Paparan zat kimia secara kronis
mengakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ekstra seluler yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

menghambat aliran darah, metabolisme normal hati dan menghambat
proses detoksifikasi (Hodgson, 2010).
3

0 2

Albumin merupakan protein yang paling banyak ditemukan di dalam
darah manusia. Albumin berfungsi sebagai sumber asam amino pada kasus
malnutrisi dan berguna untuk transport protein seperti bilirubin, urobilin, asam
lemak, hormon dan substansi asing seperti penisilin, sulfonamid dan merkuri
(Atara and Lanza, 2002).
Albumin diproduksi oleh hati dan mewakili 50% dari produksi protein
hepatik. Konsentrasi serum albumin normal pada manusia yaitu diantar 3,5 – 5
g/dL (Belfort, Soade, Foley, Phelan, and Dildy, 2010). Konsentrasi serum albumin
normal pada tikus yaitu 3.0 mg/ dL sampai 3.5 mg/dL (Triznarizki, 2007).
Hipoalbuminemia terjadi karena produksi albumin menurun akibat penyakit di
hati (Hillyer, dkk., 2009).
#0

"#

#1

Karbon tetraklorida merupakan suatu senyawa berupa cairan jernih yang
mudah menguap, tidak berwarna, memiliki bau khas, memiliki bobot molekul
153,82 dan sangat sukar larut dalam air (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan, 1995).
Karbon tetraklorida merupakan senyawa hepatotoksin yang mampu
merusak hati. Karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan seluler yang cepat
karena adanya reaksi reduksi dehalogenasi di retikulum endoplasma pada
hepatosit membentuk kompleks yang sangat reaktif dan tidak stabil yaitu radikal

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

bebas triklorometil (CCl3•) (Awaad, dkk., 2012). Radikal bebas triklorometil
(CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi
(•OOCCl3) yang sangat reaktif (Knockaert, dkk., 2012).
Jenis kerusakan pada hati yang timbul akibat pemberian karbon
tetraklorida adalah pelemakan atau steatosis dan nektosis. Steatosis terjadi karena
lipid yang terbentuk akan menghambat sintesis protein sehingga menurunkan
produksi liporotein sehingga transport lipid terganggu dan terjadi akumulasi lipid
di hati. Pemejanan karbon tetraklorida dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan terjadinya sirosis dan tumor hati serta kerusakan pada ginjal.
(Timbrell, 2009).
"

!1

Dalam pengertian kimia, senyawa antioksidan merupakan senyawa
pemberi elektron (

). Pengertian secara biologis, antioksidan

merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif
oksidan di dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektron
yang dimilikinya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas
senyawa oksidan tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007).
+

!"#

!

Ekstrak merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Ditjen POM, 1995).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

1 !

#

Hati merupakan kelenjar yang paling besar yang ada di dalam tubuh
manusia. Hati memiliki fungsi yang sangat vital bagi tubuh, seperti mensekresi
empedu; metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan bilirubin; detoksifikasi zat!
zat endogen dan eksogen serta penyimpanan mineral dan vitamin (Baradero, dkk.,
2008). Kerusakan hati dapat terjadi akibat efek toksik dari alkohol, obat!obatan,
racun, virus dan lain!lain (Muchid, 2007).
Karbon tetraklorida telah diketahui sebagai senyawa model yang dapat
menimbulkan toksisitas di hati. Karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan
seluler yang cepat karena adanya reaksi reduksi dehalogenasi di retikulum
endoplasma pada hepatosit membentuk kompleks yang sangat reaktif dan tidak
stabil yaitu radikal bebas triklorometil (CCl3•). Radikal bebas triklorometil
(CCl3•) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksi
(•OOCCl3) yang sangat reaktif. Jenis kerusakan hati yang ditimbulkan akibat
overdosis karbon tetraklorida adalah pelemakan, nektosis, sirosis dan tumor.
Senyawa antioksidan bekerja dengan mendonorkan satu elektron yang
dimilikinya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa
oksidan tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007). Berdasarkan penelitian Alhssan,
dkk. (2012) melaporkan kandungan antioksidan dan fenol yang terdapat dalam
biji

Mill. adalah lebih dari 70%. Menurut penelitian Vinha,

dkk. (2013), diketahui bahwa senyawa yang terdapat di dalam kulit
Mill. hampir sama dengan biji

Mill., yaitu fenol,

flavonoid, karotenoid, vitamin C dan vitamin E. Selain itu berdasarkan penelitian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

Nopitasari (2013), ekstrak etanol biji

Mill. memiliki khasiat

sebagai efek hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT dan AST pada tikus yang
terinduksi CCl4.
Adanya hepatotoksisitas akan menyebabkan penurunan produksi albumin
di hati (Hillyer, dkk., 2009). Adapun fungsi dari uji albumin, yaitu untuk
mengukur kemampuan hati dalam sintesis protein (Singh, dkk., 2011). Oleh sebab
itu uji kadar albumin dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk
mengetahui kerusakan yang terjadi di hati.
Melalui penelitian ini akan diketahui apakah pemberian ekstrak etanol
kulit

Mill. dapat meningkatkan kadar albumin pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida.
5 " !!
Pemberian ekstrak etanol kulit

Mill.

dapat

memberikan pengaruh pada kadar albumin tikus jantan terinduksi karbon
tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

!1

.

6

"

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
# 0 1

8

!

5 # !

Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
%

# 0
a.

" 2

Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis pemberian
ekstrak etanol kulit

b.

Mill.

Variabel tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah peningkatan kadar
albumin.

-

# 0
a.

6 .

Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi
hewan uji, yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150!250
g dan umur 2!3 bulan, frekuensi pemberian ekstrak etanol kulit
Mill. satu kali sehari selama enam hari berturut!
turut dengan waktu pemberian yang sama, cara pemberian senyawa
karbon tetraklorida secara intraperitoneal dan ekstrak kulit alpukat

18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

pada tikus dilakukan secara per oral dan bahan uji yang digunakan
berupa kulit

Mill. yang ditanam di Wonosari dan

didapatkan dari depot Es Teler 77 di Plaza Ambarukmo Yogyakarta
b.

Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah
kondisi patologis dari tikus jantan galur Wistar yang digunakan.

7

8
a.

!

5 # !
Mill. Didefinisikan sebagai

Ekstrak etanol kulit
ekstrak kental dari serbuk kulit

Mill. yang

dilarutkan dalam pelarut etanol 70% dan dimaserasi selama 5 hari
dengan sesekali penggojogan. Kemudian disaring dengan corong
yang telah dilapisi dengan kertas saring, dievaporasi, dan
diuapkan di atas

selama 12 jam pada suhu 80ºC, hingga

bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan sebesar 0%.
b.

Efek peningkatan kadar albumin. Didefinisikan sebagai kemampuan
ekstrak etanol kulit

Mill. pada dosis tertentu untuk

meningkatkan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida.
c.

Pemberian jangka panjang. Pemberian ekstrak etanol kulit
Mill. satu kali selama enam hari berturut!turut dengan
waktu pemberian yang sama.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

3
%

"

" 2
a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan umur 2!
3 bulan dan berat badan 150!250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Kulit

Mill. yang digunakan ditanam di Wonosari dan

didapatkan dari depot Es Teler 77 di Plaza Ambarukmo Yogyakarta pada
bulan Juni ! Juli 2014.
-

2
a. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang
diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
b. Pelarut hepatotoksin adalah

(Bertolli®).

c. Kontrol negatif yang digunakan adalah

(Bertolli®).

d. Pelarut yang digunakan untuk pembuatan ekstrak kulit
Mill. adalah etanol 70% yang diperoleh dari General Labora, Yogyakarta.
e. Blanko pengukuran kadar ALT adalah

yang diperoleh dari

laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
f. Reagen serum ALT.
Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT Diasys yang digunakan adalah
sebagai berikut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

Komposisi

pH

Konsentrasi

R1 : TRIS

7,15

140 mmol/L

L!

700 mmol/L

LDH (

)

≥ 2300 mmol/L

R2 : 2! !

85 mmol/L

NADH

1 mmol/L

! "#"
$ %
&

100 mmol/L

'
9,6

13 mmol/L

! "#"

g. Reagen serum albumin.
Komposisi dan konsentrasi dari reagen albumin Architect yang digunakan
adalah sebagai berikut.
Komposisi

Konsentrasi
0,27 mmol/L

TRIS

55 mmol/L
100 mmol/L

" "
%

"

!"#

!"# 2

"

!

Seperangkat alat gelas berupa
labu ukur, cawan porselen, corong

(

, erlenmeyer, gelas ukur,
, pipet tetes, batang pengaduk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

(pyrex Iwaki Glass®), mesin penyerbuk Retsch®, ayakan no 40 )
Indotest Multi Lab®, timbangan analitik Mettler Toledo®,

(

,

(

Optima®,

IKAVAC®,

Memmert®.
-

"

5 #
Microlab 200 Merck®, seperangkat alat gelas berupa

gelas ukur, tabung reaksi, labu ukur, pipet tetes,

(

,

, batang pengaduk

(Pyrex Iwaki Glass®), timbangan elektrik Mettler Toledo®, sentrifuge
Centurion Scientific®,

! Genie Wilten®,

Terumo®, pipa kapiler, dan tabung )

" #2

! ! #0

3 cc

.

" 3 #
%

per oral dan

"

"

Determinasi kulit
mencocokan buah

Mill. dilakukan dengan
Mill. utuh yang berasal dari salah satu

depot es di Yogyakarta berdasarkan ciri!ciri makroskopis menggunakan buku
acuan Agrilink (2001).
-

6 25

0

Bahan uji yang digunakan adalah kulit

Mill. yang

masih segar dan tidak busuk.
7

20

"

! #0

Kulit

Mill. dicuci bersih di bawah air mengalir dan

bagian daging buah yang masih terdapat di dalam kulit alpukat tersebut
dibuang. Setelah bersih kulit dipotong kecil!kecil dan diangin!anginkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

hingga

kulit tidak tampak basah

menggunakan

kemudian

dilakukan pengeringan

pada suhu 50 ˚C selama 24 jam. Setelah kering kulit

dibuat serbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40 mesh supaya kandungan
fitokimia yang terkandung dalam kulit

Mill. lebih mudah

terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin
besar.
'

" 5

1 #

# ! #0

"

Penetapan kadar air serbuk kulit

Mill. bertujuan

untuk mengetahui kadar air dalam serbuk dan untuk memenuhi persyaratan
serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan, 1995).
Penetapan kadar air serbuk kulit
dengan menggunakan alat

Mill. dilakukan
menggunakan metode susut bobot

pengeringan. 5 gram serbuk kulit

Mill. dipanaskan pada

suhu 110˚C selama 15 menit. Kemudian serbuk ditimbang ulang dan dihitung
sebagai bobot setelah pemanasan. Selisih bobot sebelum pemanasan dan
sesudah pemanasan merupakan kadar air dari sampel yang diteliti. Proses
penetapan kadar air dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian
Terpadu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
;

20

"

!"#

"

"

Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Sebanyak 40 gram serbuk
kulit

Mill. direndam dalam 200 mL dengan menggunakan

pelarut etanol 70% dan didiamkan pada suhu kamar selama 5 hari dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

sesekali penggojogan. Tujuan perendaman serbuk kulit
Mill. dalam pelarut etanol yaitu agar senyawa kimia yang terkandung dalam
kulit

Mill. dapat terlarut dalam pelarut. Hasil perendaman

disaring menggunakan corong

* yang telah dilapisi kertas saring,

sehingga diperoleh filtrat. Serbuk sisa perendaman diremaserasi kembali
dengan 200 mL etanol 70% selama 2 hari dan didiamkan pada suhu kamar
dengan sesekali penggojogan. Filtrat hasil saringan dipindahkan ke dalam labu
alas bulat untuk dievaporasi menggunakan

. Hasil evaporasi

dituang ke dalam cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya, agar
mempermudah perhitungan rendemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan
porselen yang berisi larutan hasil evaporasi dipanaskan di atas waterbath
dengan suhu 80 ˚C untuk mendapatkan ekstrak etanol kulit
Mill. yang kental dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap. Menghitung
rata!rata rendemen sepuluh replikasi ekstrak etanol kulit
Mill. kental yang telah dibuat.
Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong
Rata!rata rendemen =
)

20

"

3 3<





















%=

CMC!Na 1% dibuat dengan cara mendispersikan lebih kurang 5,0 g
CMC!Na yang telah ditimbang seksama, digerus, dan dikembangkan selama
24 jam dalam aquadest 300 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar
500 mL dan di add dengan aquadest sampai batas tanda. CMC!Na yang telah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

dibuat digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol kulit
Mill.
*

" 5

!

"# ! 5

"

!"#

Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang
dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta
dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan
ekstrak per cawannya dengan pelarut yang sesuai, yaitu CMC Na 1%
(Kurniawati, Adrianto, dan Hendra, 2011). Sebanyak 3,5 gram ekstrak dalam
labu ukur 50 mL dengan pelarut yang sesuai yaitu CMC!Na 1% sehingga
konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan sebesar 7% b/v atau 0,07 g/mL atau 70
mg/mL.
&

" 5

1 !!

!"#

"

"

Penetapan peringkat dosis mengacu pada penelitian Nopitasari (2013)
yang didasarkan pada perhitungan dengan bobot tikus paling besar yaitu 250
gram, konsentrasi ekstrak etanol kulit

Mill. yang dapat

dimasukkan dan dikeluarkan melalui spuit oral yaitu 7% atau 70mg/mL, serta
volume maksimal pemberian oral yaitu 5 mL.
Maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut :
BB x D = C x V
Berat badan (kg) x dosis (mg/kgBB) = konsentrasi (mg/mL) x volume
pemberian (mL)
0,250 kg x D = 70mg/mL x 5 mL
D =

1400 mg/kgBB

Dosis tengah dan dosis rendah ditentukan dengan menurunkan dua
kelipatan dari dosis tertinggi sehingga diperoleh dosis 700 dan 350 mg/kgBB.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

Dosis yang akan digunakan dalam penelitian adalah 350, 700, dan 1400
mg/kgBB.
>

20

"

# "

#0

" "#

#1

! "# ! ;(=

Karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50% dengan cara
melarutkan karbon tetraklorida ke dalam

dengan perbandingan 1:1

(Janakat dan Al!Merie, 2002).
%(

5 1

a. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida. Berdasarkan penelitian
Janakat dan Al!Merie (2002), dosis karbon tetraklorida sebesar 2 mL/KgBB
dapat menginduksi kerusakan hati pada tikus jantan galur Wistar. Dosis
tersebut m

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit persea americana Mill. terhadap konsentrasi alkalin fosfatase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 13 94

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah persea americana Mill. terhadap aktivitas enzim alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 5 96

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 96

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 96

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 84

Pengaruh pemberian jangka pendek dekok kulit buah persea americana Mill terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 8

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 91

Pengaruh pemberian jangka panjang dekok kulit persea americana Mill. terhadap kadar alkalin fosfatase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 8

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 81