ANALISIS PENDUGAAN CADANGAN KARBON ATAS PERMUKAAN BERDASARKAN PENDEKATAN BLOK PENGELOLAAN DI TWA SURANADI LOMBOK BARAT ASSESSMENT ANALYSIS OF SURFACE BASED CARBON STOKS WITH BLOCK MANAGEMENT APPROACH IN SURANADI NATURE TOURISM PARK LOMBOK WESTERN - Reposi

  

ANALISIS PENDUGAAN CADANGAN KARBON ATAS PERMUKAAN BERDASARKAN

PENDEKATAN BLOK PENGELOLAAN DI TWA SURANADI LOMBOK BARAT

ASSESSMENT ANALYSIS OF SURFACE BASED CARBON STOKS WITH BLOCK MANAGEMENT

APPROACH IN SURANADI NATURE TOURISM PARK LOMBOK WESTERN

1) 2) 3) Aonday Muharam Kasipahu .Dr. Sitti Latifah S.Hut.,M.Sc.F. .Rato Firdaus Silamon S. Hut.,M. Si. 1) 2) 3) Mahasiswa .Dosen pembimbing Utama .Dosen Pembimbing Pendamping .

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

  ABSTRAC

  

This study aimed to determine the potential of carbon stoks in Suranadi Nature Tourism Park West

Lombok. The method used in this research was descriptive method using stratified syistematic with the

intensity of 1.5% and distributed into 20 plots of 20m x 20m. Then in divided into block Suranadi Nature

Tourism Park, the block protection with an area 39 ha as much as 14 plot, block utilization of intensive

broadly 7 ha as much as 3 plot, Block utilization limited with an area 5 ha as much as 2 plot, and block

rehabilitation by extensive 0,1 ha as much as 1 plot. The results sowed that the valve of carbon stoks

on the surface in Suranadi Nature Tourism Park for 17472,15 ton with the average value reserve its

carbon as much as 336,00 ton/ha consisting of componens sach as the level of tree of 323,37 ton/ha,

the pole of 8,05 ton/ha, the saplings 3,74 ton/ha, plants under of 0,24 ton/ha, and litter vegetation of

0,61 ton/ha. Tree large diameter in fluence the availability of carbon stoks at rate pole, saplings, plants

under and litter vegetation. The resulting in a difrence carbon stoks considerable between components

level tree with components of the others.

  Keywords: forest, carbon stoks, Suranadi Nature Tourism Park West Lombok.

  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cadangan karbon atas permukaan pada kawasan TWA Suranadi Lombok Barat. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif. Sampel dengan intesnsitas 1,5 % dan terbagi dalam 20 plot ukuran 20m x 20m ditentukan secara stratified syistematic sampling.

  Kemudian di proporsionalkan kedalam Blok-blok TWA Suranadi yaitu Blok Perlindungan dengan luas 39 ha sebanyak 14 plot, Blok Pemanfaatan Intensif dengan luas 7 ha sebanyak 3 plot , Blok pemanfaatan terbatas dengan luas 5 ha sebanyak 2 plot, dan Blok Rehabilitasi dengan luas 0,1 ha sebanyak 1 plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai cadangan karbon atas permukaan di TWA Suranadi sebesar 17472,15 ton dengan nilai rata-rata cadangan karbonnya sebanyak 336,00 ton/ha , terdiri dari komponen seperti tingkat pohon, tiang, pancang, tanaman bawah, dan seresah. Setiap komponen memiliki nilai karbon yang berbeda, serta ketersediaan jenis disetiap tingkatan atau komponen. Rata-rata cadangan karbon untuk tingkat pohon sebanyak (323,37 ton/ha), tingkat tiang (8,05 ton/ha), tingkat pancang (3,74 ton/ha), tumbuhan bawah (0,24 ton/ha) dan seresah (0,61 ton/ha). Pohon yang berdiameter besar sangat mempengaruhi ketersedian cadangan karbon pada tingkat tiang, pancang, seresah dan tumbuhan bawah sehingga menghasilkan perbedaan cadangan karbon yang cukup besar antara komponen tingkat pohon dengan komponen yang lainnya.

  Katakunci : Hutan, Cadangan Karbon, Taman Wisata Alam Suranadi Lombok Barat

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

  PENDAHULUAN

  Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfir. Keseimbangan tersebut dipengaruhi antara lain oleh peningkatan gas-gas asam arang atau karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrogen oksida (N2O) yang lebih dikenal dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Saat ini konsentrasi GRK sudah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem (Hairiah dan Rahayu, 2007).

  Peranan hutan dalam menjaga keadaan iklim global sangatlah penting. Hutan menyerap karbon dioksida dan aneka polusi yang diakibatkan oleh kemajuan industri dan asap kendaraan bermotor. Pengelolaan hutan yang baik dengan tetap menjaga kelestariannya akan mengakibatkan keseimbangan lingkungan hidup dan stabilitas iklim secara global. Dengan adanya hutan memberikan fungsi yang penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup yang lainnya. Hutan melalui proses fotosintesis mengabsorbsi CO2 dan menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90 % biomassa yang terdapat dalam hutan berbentuk kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah), hewan, dan jasad renik (Arief, 2005).

  Tetapi kejadian kebakaran hutan, penebangan liar dan konversi hutan telah menyebabkan kerusakan hutan yang berakibat karbon yang tersimpan dalam biomassa hutan terlepas ke dalam atmosfer dan kemampuan bumi untuk menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis hutan berkurang. Hal inilah yang memicu tuduhan bahwa kerusakan hutan tropik telah menyebabkan pemanasan global (Soemarwoto, 2001).

  Kawasan TWA Suranadi memiliki keanekaragaman jenis diberbagai tingkat pohon dan menyediakan banyak jasa lingkungan salah satunya penyerap dan penyimpanan karbon. Akan tetapi potensi kawasan sebagai penyerap dan penyimpanan karbon ini rentan mengalami perubahan akibat aktivitas manusia maupun secara alamiah.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pendugaan cadangan karbon pada TWA Suranadi sehingga mendapatkan informasi tambahan untuk memperkaya informasi yang sudah ada sebagai refrensi penelitian selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah cadangan karbon atas permukaan pada kawasan TWA Suranadi Lombok Barat.

  METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Suranadi Kabupaten Lombok Barat pada bulan maret sampai april 2017.

  Lokasi ini dipilih karena terdapat beragam jenis pohon yang akan diukur dalam perhitungan karbon.

  Metode dan Teknik Penelitian Metode Pelaksanaan

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data, disusun, dianalisis, diinterpretasikan dan kemudian ditarik kesimpulan (Nazir, 2005).

  Teknik sampling

  Teknik pengambilan plot contoh/sampel yang digunakan adalah Stratified Systematic Sampling yaitu pemilihan contoh yang didahului dengan stratifikasi populasi yang umumnya diberlakukan pada populasi-populasi yang heterogen atau populasi yang memiliki batas-batas antar sub- populasi yang jelas dan pemilihan unit-unit plot contoh/sampel dilakukan secara sistematik (Malamassam, 2009)..

  Penentuan Jumlah Plot

  Plot contoh/sampel ditentukan dengan melihat luas kawasan TWA Suranadi dan blok-blok pengelolaan yang ada pada TWA Suranadi. Kawasan TWA seluas 52 ha, dengan ukuran plot yang digunakan 20m x 20m dan intensitas sampling sebesar 1,5 % sehingga didapat 20 plot. Blok perlindungan seluas 39 ha, dengan ukuran plot yang digunakan adalah 20 m x 20 m dan intensitas sampling sebesar 1,5 % sehingga didapat 14 plot. Blok pemanfaatan intensif seluas contoh tumbuhan bawah, dan serasah (SNI 7 ha, dengan ukuran plot yang digunakan adalah 7724:2011). 20 m x 20 m dan intensitas sampling sebesar 1,5 % sehingga didapat 3 plot. Blok Pemanfaatan Gambar 2. Bentuk dan Ukuran Plot Contoh Terbatas seluas 5 ha, dengan ukuran plot yang digunakan adalah 20 m x 20 m dan intensitas sampling sebesar 1,5 % sehingga didapat 2 plot. Blok rehabilitasi seluas 10 are, dengan ukuran plot yang digunakan adalah 20 m x 20 m dan intensitas sampling sebesar 1,5 % sehingga didapat 1 plot. Penentuan intensitas sampling sebesar 1,5% ini mengacu pada Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB).

  Plot Contoh/Sampel Pada Peta

  Dengan teknik sampling stratified syistematic Keterangan gambar : sampling dan intensitas sampling sebesar 1,5 % A : Sub plot untuk semai, seresah, dan tumbuhan maka didapatkan jarak antar plot 163 m. bawah B : Sub plot untuk pancang

  Gambar 1. Peta Sampel Plot TWA Suranadi C : Sub plot untuk tiang D : Sub plot untuk pohon

  Estimasi Biomassa Penghitungan Biomassa Atas Permukaan (Pohon, Tiang Dan Pancang)

  Penghitungan biomassa atas permukaan menggunakan persamaan allometrik (allometric

  equation) sebagai berikut:

  Tabel 1. Allometrik Equation Pada Perhitungan Biomassa Karbon

  Estimasi Biomassa Pohon, Jenis Pohon Sumber kg/pohon

  Pengukuran Karbon 2.62 Pohon bercabang BK = 0.11 ρ D Ketterings, 2001 Pengumpulan Data dan Membuat Lokasi Plot 2 Pohon tidak bercabang /40 Hairiah et al, 1999 BK = π ρ H D

  Contoh Pengumpulan data primer secara langsung dari 2.08 Kopi dipangkas BK = 0.281 D Arifin, 2001 lapangan dilakukan pada plot contoh . Bentuk plot

  Klokos udang 2,20 BK = 0.0978 D Krisnawati et al, 2012

  berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20 m x

  (Syzigium s.p)

  20 m, yang didalamnya dibuat sub-sub plot

  Sonokeling BK = 0.746 2 0,639 Krisnawati et al, 2012

  dengan ukuran 10 m x 10 m, 5 m x 5 m dan 2 m

  (Dalbergia Latiffolia) (D

  H)

  x 2 m. Bujur sangkar dengan ukuran 20 m x 20 m

  Sengon BK = 0.0272 2.831 Sugiharto, 2002 (Albizia Falcataria) D

  diperuntukkan untuk pengukuran vegetasi

  Mahoni BK = 0.903 Krisnawati et al, 2012

  dengan diameter > 20 cm yang masuk kriteria 2 0,684

  (swietenia Mahagony) (D

  H) 1.22 Saropan BK = 0.1135 D

  pohon, 10 m x 10 m diperuntukkan untuk 1.12 Krisnawati et al, 2012

  (Macarangga s.p) H

  pengukuran vegetasi dengan diameter > 5

  • – 10

  Jukut/Salam 2.20 BK = 0.0978 D Krisnawati et al, 2012

  cm yang masuk kriteria tiang, 5 m x 5 m

  (Syzigium s.p)

  diperuntukkan untuk mengukur vegetasi dengan

  Akasia BK = 0.1997 2,2351 Krisnawati et al, 2012 (Acacia mangium) D

  diameter < 5 cm yang masuk kriteria pancang dan 2 m x 2 m diperuntukkan untuk mengambil Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

  ), tingkat tiang (10.000 m

  1000 adalah nilai konversi satuan kilogram ke ton.

  2

  /100 m

  2

  ) dan tingkat pancang (10.000 m

  2

  /25 m

  2 ).

  Penghitungan Karbon dari Biomassa Tumbuhan Bawah dan Seresah

  2

  Konsentrasi C dalam bahan organik biasanya sekitar 46 %. Oleh karena itu, estimasi jumlah C tersimpan per komponen dapat dihitung dengan mengalikan total berat massanya dengan konsentrasi C, sebagai berikut: (Hairiah dan Rahayu, 2007).

  BK Biomassa (kg/ha) x 0.46

  Penghitungan Cadangan Karbon Atas Permukaan Per Plot

  Data cadangan karbon di masing-masing komponen untuk setiap plot contoh yang terdiri dari karbon tingkat pohon, tiang, pancang, tanaman bawah tegakan dan seresah yang dinyatakan dalam ton/ha dijumlahkan,kemudian dimasukkan dalam tabel dan merupakan estimasi akhir jumlah karbon tersimpan per plot. C per plot = C pohon + C tiang + C pancang + C tumbuhan bawah + C seresah

  Penghitungan Cadangan Karbon Atas Permukaan Per Areal Kawasan

  Setelah didapatkan data cadangan karbon per Plot, selanjutnya data yang diperoleh dikonversi ke luas areal kawasanTWA Suranadi dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : C atas permukaan = rata-rata C per plot x luas areal kawasan

  • BK
  • BK
  • .......BK

  HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Parameter Vegetasi

  /400 m

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

  Total BK adalah berat kering total (biomassa), dinyatakan dalam gram (g) Total BB adalah berat basah,dinyatakan dalam gram (g) BK subcontoh adalah berat kering contoh, dinyatakan dalam gram (g) BB subcontoh adalah berat basah contoh, dinyatakan dalam gram (g)

  Ket : BK = berat kering; D = diameter pohon

  (cm) ; π = 3.14 ; H = tinggi total pohon (m) ; ρ = BJ kayu (g/cm

  3

  )

  Penghitungan Biomassa Tanaman Bawah Tegakan dan Seresah

  Penghitungan biomassa tanaman bawah tegakan dan seresah menggunakan rumus sebagai berikut :(Hairiah dan Rahayu, 2007) Total BK (g) = BK subcontoh (g) x Total BB (g) BB subcontoh (g)

  Ket :

  Analisis Data Penghitungan Karbon Dari Biomassa Tingkat Pohon, Tiang Dan Pancang

  2

  Berat kering atau biomassa dianalisis berdasarkan persamaan Allometrik (lihat tabel 1). Kemudian untuk mengetahui cadangan karbon dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut : Total biomassa = BK

  1

  2

  3

  n

  Cb = Total biomassa x 0,46 Cs = (Cb/1000)*Luas Stratum

  Ket :

  Cs adalah kandungan karbon dalam suatu stratum (Ton/Ha). Cb adalah kandungan karbon dalam biomasa. Luas stratum adalah luas plot dengan ketentuan tingkat pohon (10.000 m

  Parameter merupakan ukuran-ukuran yang menyatakan sifat populasi secara keseluruhan (Malamassam, 2009). Dalam analisis cadangan karbon atas permukaan di TWA Suranadi parameter yang diperlukan untuk pengukuran cadangan karbon berupa diameter, tinggi, volume, berat jenis pohon, dan biomassa. Untuk informasi jumlah pohon, tiang, pancang yang ditemukan pada plot inventarisasi cadangan atas permukaan TWA Suranadi dapat dilihat pada tabel berikut ini

  75 Sumber Data Primer Diolah (2017)

  17

  3

  7

  19

  13

  5

  3

  5

  18

  14

  6

  2

  6

  17

  5

  14

  4

  8

  16

  13

  3

  3

  7

  15

  16

  5

  2

  9

  14

  4

  20

  4

  1

  23 Jumlah 146

  21

  19 4 81 - >100

  23

  61

  3

  18

  43

  41

  2

  15

  59

  20

  (m)

  3

  Tinggi Rata-rata

  Jumlah Pohon

  Kelas Diameter (cm)

  No.

  Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Pohon Berdasarkan Kelas Diameter.

  Dari hasil rekapitulasi jumlah total individu tiap tingkat tegakan yang ditemukan pada plot inventarisasi cadangan karbon atas permukaan TWA Surnadi (tabel 3) yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran diameter dan tinggi tegakan tingkat pohon yang dirincikan berdasarkan kelas diameter, sebagai berikut :

  Berdasarkan tabel (2), jumlah total tiap individu sebanyak 297 tegakan yang terdiri dari tegakan tingkat pohon, tiang dan pancang. Tegakan tingkat pohon lebih banyak jumlahnya dari pada tegakan tingkat tiang dan pancang yaitu sebanyak 146 tegakan. Hal ini dikarenakan Individu pohon yang tumbuh pada masa awal pertumbuhan cukup banyak dan seiring berjalannya waktu energi yang diperlukan untuk pertumbuhan akan semakin besar. Karena adanya persaingan antar individu untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup, air, mineral dan pertahanan terhadap gangguan luar seperti hama dan penyakit. Persaingan seperti ini akan terus berlanjut sehingga pertumbuhan individu dibawahnya menjadi tertekan.

  Sumber Data Primer Diolah (2017)

  52 99 297

  15 Total 146

  5

  3

  7

  3 rata- rata

  15

  3

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tabel 2. Jumlah Total Individu Tiap Tingkat

  3

  9

  6

  17

  5

  4

  8

  5

  11

  6

  5

  4

  16

  5

  8

  7

  3

  20

  6

  5

  9

  2

  14

  4

  5

  5

  1

  Total Pohon Tiang Pancang

  Plot Tingkat

  Tegakan Yang Ditemukan Pada Plot Inventarisasi Cadangan Karbon Atas Permukaan TWA Suranadi

  2

  18

  8

  8

  13

  16

  6

  10

  12

  14

  5

  2

  7

  11

  15

  5

  2

  10

  7

  16

  6

  4

  6

  9

  18

  8

  3

  7

  8

  17

  4

  2

  11

  • – 40
  • – 60
  • – 80

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tabel 4. Volume Tegakan Tingkat Pohon, Tiang, dan Pancang

  Tabel (3) menunjukkan bahwa jumlah pohon dalam kelas diameter semakin menurun seiring dengan bertambahnya ukuran diameter, hal ini dikarenakan semakin bertambahnya ukuran semakin banyak pula energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

  . Hal dikarenakan pada Blok Pemanfaatan Terbatas banyak ditemukan tegakan yang berdiameter besar sedangkan pada Blok Rehabilitasi tegakan sangat jarang dan vegetasinya terganggu sehingga akan berpengaruh pada rata-rata volume tegakannya.

  3

  dan volume per hektar sebanyak 55,25 m

  3

  . Sedangkan Blok Rehabilitasi (BR) memiliki nilai volume tegakan yang paling rendah dengan volume per plot sebanyak 2,21 m

  3

  dan volume per hektar sebanyak 1732 m

  3

  . Blok pemanfaatan terbatas (BPT) memiliki nilai volume tegakan yang paling tinggi dengan volume per plot sebanyak 69,28 m

  3

  dan total rata-rata volume per hektar sebanyak 1108,26 m

  3

  Berdasarkan tabel (4), total rata-rata volume per plot sebanyak 44,33 m

   Sumber Data Primer Diolah (2017)

  Blok Plot Kerapatan

  Total rata- rata 307 44,33 1108,26 7675

  1 75 2,21 55,25 1875 rata-rata 75 2,21 55,25 1875

  BR

  10 325 87,71 2192,75 8125 11 425 28,33 708,25 10625 12 350 43,25 1081,25 8750 13 325 119,38 2984,5 8125 14 350 26,95 673,75 8750 rata-rata 386 42,18 1054,55 9650

  BPer 1 450 24,89 622,25 11250 2 425 29,15 728,75 10625 3 450 33,63 840,75 11250 4 400 18,11 452,75 10000 5 375 31,87 796,75 9375 6 350 45,86 1146,5 8750 7 400 36,59 914,75 10000 8 375 24,25 606,25 9375 9 400 40,58 1014,5 10000

  BPT 1 275 125.15 3128.75 6875 2 425 13,41 335,25 10625 rata-rata 350 69,28 1732 8750

  2 500 17,28 432 12500 3 400 65.4 1635 10000 rata-rata 417 63,65 1591,25 10425

  /0,04 ha /0,04 ha /ha BPI 1 350 108,27 2706,75 8750

  )/ha Kerapatan

  3

  ) Volume (m

  3

  Volume (m

  Tabel 5 menunjukkan kualitas tanah per plot TWA Suranadi memiliki kualitas yang hampir

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram

  0.37 0.52 297.60 10 561.02 12.43

  10.19

  0.35 1.09 294.32 13 858

  7.53

  0.35 0.64 172.98 12 280.31 5.04

  3.2

  0.3 1.07 578.34 11 156.15 12.64

  3.52

  2.08

  0.29 0.88 875.88 14 204.05 13.31

  0.28 0.86 204.69 9 286.96 7.67

  4.24

  0.4 0.61 261.62 8 190.05 9.26

  4.99

  0.23 0.83 265.52 7 255.62

  1.58

  2.9

  0.27 0.95 365.82 6 259.98

  6.52

  2.05

  0.69 0.45 122.08 5 356.95 4.01

  23.44

  0.24 0.61 336.00

  3.74

  323.37 8.05

  rata

  2.38 Total rata-

  23.81 Cadangan Karbon Atas Permukaan Blok Rehabilitasi (0.10 ha)

  0.27

  0.1

  23.81 Rata-rata

  0.46 0.54 220.41 Rata-rata 280.90 7.97

  0.27

  0.1

  23.44

  1

  BR

  Cadangan Karbon Atas Permukaan Blok Perlindungan (39 ha) 11472.69

  0.34 0.75 294.17

  4.21

  3.64

  3.5

  Cadangan Karbon Atas Permukaan di TWA Suranadi

  11.34

  6.1

  3512.53 BPT 1 925.77

  

Cadangan Karbon Atas Permukaan Blok Pemanfaatan Intensif

(7 ha)

  0.32 0.52 501.79

  5.92

  0.47 0.54 447.13 Rata-rata 478.70 16.33

  4.09

  0.23 0.66 175.95 3 431.09 10.94

  0.27 0.35 882.29 2 141.74 21.98

  2

  2.32

  BPI 1 863.28 16.07

  Seresah Bawah (ton/Ha)

  Pohon Tiang Pancang Tumbuhan

  Cadangan karbon di masing-masing komponen yang di ukur (ton/ha) Total

  Tabel 5. Hasil pengukuran cadangan Karbon di TWA Suranadi Blok Plot

  Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran cadangan karbon di kawasan TWA Suranadi, disajikan pada tabel berikut :

  Nilai dari cadangan Karbon tersimpan menyatakan banyaknya karbon yang mampu diserap oleh tumbuhan dalam bentuk biomassa.

  0.26 0.99 933.12

  95.07

  0.26 0.58 237.44 4 102.9 14.54

  5.43

  8.18

  7.6

  0.18 0.81 142.02 3 220.82

  3.44

  79.68 2 131.06 6.53

  0.73

  0.27

  4.53

  68.72

  15.8

  1

  2621.20 BPer

  

Cadangan Karbon Atas Permukaan Blok Pemanfaatan

Terbatas (5 ha)

  0.22 0.89 524.24

  4.81

  7.9

  0.18 0.79 115.36 Rata-rata 510.42

  3.52

  Cadangan Karbon Atas Permukaan TWA Suranadi (52 ha) 17472.15 Sumber Data Primer Diolah (2017) Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Gambar 3. Grafik rata-rata cadangan karbon perkomponen TWA Suranadi (ton/ha). Berdasarkan tabel (6) hasil pengukuran cadangan karbon di atas, nilai cadangan karbon atas permukaan di TWA Suranadi sebanyak 17472,15 ton hasil ini didapatkan setelah mengalikan nilai rata-rata cadangan karbon TWA Suranadi sebanyak 336,00 ton/ha dengan luas TWA Suranadi yaitu 52 ha. Setiap komponen memiliki nilai karbon yang berbeda, serta ketersedian jenis disetiap tingkatan atau komponen. Dapat dilihat pada tabel diatas nilai rata-rata cadangan karbon untuk tingkat pohon sebanyak (323,37 ton/ha), tingkat tiang (8,05 ton/ha), tingkat pancang (3,74 ton/ha), tumbuhan bawah (0,24 ton/ha) dan seresah (0,61 ton/ha).

  Berdasarkan gambar (3), komponen pohon menyumbangkan cadangan karbon lebih tinggi dari komponen lainnya yaitu sebanyak (323,37 ton/ha). Hal ini dapat dimengerti bahwa pada tingkat pohon banyak ditemukan pohon-pohon yang berdiameter lebih dari 100 cm seperti pohon

  Ficus s.p, Alstonia Scholaris, dan Artocarpus Elastic sehingga akan berpengaruh pada

  ketersedian karbonnya. Dapat dilihat pada tabel (4.5.) plot 1 blok pemanfaatan terbatas nilai cadangan karbon untuk tingkat pohonnya paling besar yaitu sebanyak (925.77 ton/ha) dikarenakan pada plot ini terdapat pohon Bunut (Ficus Variegata) yang berdiameter 280 cm dan tingginya mencapai 28 m. Hal ini dapat dimengerti karena keragaman ukuran diameter pohon mempengaruhi kemampuan penyerapan karbon. Pohon-pohon yang berdiameter tinggi mempunyai kemampuan penyerapan karbon yang lebih tinggi dibandingkan pohon-pohon yang berdiameter rendah. Rahayu et al, (2007) menyatakan bahwa perbedaan perolehan biomassa dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi, keragaman ukuran diameternya dan sebaran berat jenis vegetasinya, dimana penggunaan lahan yang terdiri dari pohon dengan spesies yang mempunyai nilai kerapatan kayu tinggi, biomassanya akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan yang mempunyai spesies dengan nilai kerapatan kayu rendah.

  Selain tersimpan pada pohon, tiang dan pancang karbon atas permukaan juga terdapat pada tumbuhan bawah. Vegetasi lain seperti semai, liana dan herba merupakan tumbuhan bawah tegakan. Pada tumbuhan bawah, kandungan karbon dan biomassanya dipengaruhi oleh komposisi vegetasi tumbuhan bawah penyusunnya (Asril,2 009). Dari hasil penelitian cadangan karbon atas permukaan di TWA Suranadi bahwa tumbuhan bawah menyumbang rata-rata sebesar 0,24 ton/ha (tabel 4.4.) dari total cadangan karbon atas permukaan yang ada pada TWA Suranadi.

  Sumber karbon lain yang dihitung di wilayah TWA Suranadi adalah bahan organik mati termasuk didalamnya adalah seresah. Seresah adalah salah satu komponen yang dapat menyimpan karbon. Seresah meliputi bagian tanaman yang telah gugur berupa daun dan ranting-ranting yang terletak di permukaan tanah.

  Pada tumbuhan bawah, kandungan karbon dan

  50 100 150 200 250 300 350 323,37

  8,05 3,74 0,24 0,61 Pohon Tiang Pancang Tumbuhan Bawah

  

RATA-RATA CADANGAN KARBON ATAS PERMUKAAN

TIAP FASE PERTUMBUHAN (Ton/Ha) Program Studi Kehutanan Universitas Mataram biomassanya dipengaruhi oleh komposisi vegetasi tumbuhan bawah penyusunnya, demikian juga halnya dengan kandungan karbon dan biomassa pada serasah yang dipengaruhi oleh komponen komponen penyusunnya, misalnya kayu busuk, daun, dan ranting (Asril, 2009). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di TWA Suranadi, diketahui cadangan karbon pada komponen seresah sebesar 0,61 ton/ha.

  Sumbangan paling tinggi berasal dari plot 12 blok perlindungan yaitu sebesar 1,09 ton/ha (tabel 5). Hal ini dikarenakan seresah yang dihasilkan dari dedaunan, ranting-ranting, dan percabangan akar yang sudah mati berguguran sangat tinggi. Informasi mengenai ketebalan seresah per plot pada TWA Suranadi disajikan pada tabel berikut

  10

  12

  0.64

  7

  11

  1.07

  10

  0.52

  1.09

  7

  9

  0.86

  7

  8

  0.61

  10

  13

  7

  0,4 0,6 0,8

  10

  8

  6

  4

  2

  1 1,2

  y = 0,091x + 0,047 R² = 0,549 Pearson = 0,741 0,2

  7

  0.27 Sumber Data Primer Diolah (2017) Gambar 4. Hubungan Tebal Seresah Dengan Karbon Seresah

  2

  1

  0.54 BR

  8

  14

  0.88

  5

  0.83

  Tabel 6. Tebal Seresah Per Plot TWA Suranadi Blok Plot Tebal Seresah (cm)

  0.66

  0.99

  9

  1

  0.54 BPT

  9

  3

  8

  8

  2

  0.35

  5

  1

  BPI

  Karbon Sersah (ton/ha)

  2

  0.79 BPer

  7

  4

  6

  0.95

  9

  5

  0.45

  6

  0.58

  1

  7

  3

  0.81

  7

  2

  0.73

  7

  12 kar b o n ser e sah Tebal seresah Malamassam, D. 2009. Modul Pembelajaran inventarisasi hutan. Makasar : Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanudin Makasar.

  • – ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya, Unibraw, indonesia.77p.
Mohammad Nazir, 2005. Metode Penelitian. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghalis Indonesia. Masripatin, N., Ginoga, K.L., Pari, G., Rahayu, S., B. Lusiana dan M. Van Noordwijk.

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tabel (6) di atas menunjukkan semakin tebal seresah yang berada pada suatu plot maka karbon seresahnya juga cenderung semakin tinggi (Gambar 4.). Berdasarkan gambar di atas nila regresi pearson > 0 sebesar 0,741 berarti ada hubungan yang positif, nilai R

  2

  sebesar 0,549 semakin mendakati 1 maka hubungan semakin kuat. Y = 0,091x + 0,047artinya nilai karbon seresah dapat diprediksi sebesar 0,091 kali nilai tebal seresah ditambah konstan sebesar 0,047. Konstan = 0,047 artinya nilai karbon seresah, tanpa dipengaruhi tebal seresah dapat berubah sebesar +0,047 . Dapat dilihat pada Blok perlindungan Plot 12 yang memiliki nilai karbon seresah tertinggi sebanyak 1,09 ton/ha ketebalan seresahnya juga tinggi setebal 10 cm sedangkan pada Blok Rehabilitasi Plot 1 karbon seresahnya rendah sebanyak 0,27 ton/ha ketebalan seresah juga rendah setebal 2 cm, hal ini dapat dimengerti pada Blok Perlindungan Plot 12 seresah yang dihasilkan dari daun berguguran sangat tinggi hal ini dapat dilihat pada tebal seresahnya (tabel 8) yang mencapai 10 cm sedangkan pada Blok Rehabilitasi Plot 1 seresah yang dihasilkan dari daun yang berguguran rendah hal ini dapat dilihat pada tebal seresahnya (tabel 8) setebal 2 cm.

  KESIMPULAN

  Nilai cadangan karbon atas permukaan di TWA Suranadi sebesar 17472,15 ton dengan nilai rata- rata cadangan karbonnya sebanyak 336,00 ton/ha , terdiri atas dari semua komponen seperti tingkat pohon, tiang, pancang, tanaman bawah, dan seresah. Setiap komponen memiliki nilai karbon yang berbeda, serta ketersediaan jenis disetiap tingkatan atau komponen. Rata-rata cadangan karbon untuk tingkat pohon sebanyak (323,37 ton/ha), tingkat tiang (8,05 ton/ha), tingkat pancang (3,74 ton/ha), tumbuhan bawah (0,24 ton/ha) dan seresah (0,61 ton/ha). Pohon yang berdiameter besar sangat mempengaruhi ketersedian cadangan karbon pada tingkat tiang, pancang, seresah dan tumbuhan bawah sehingga menghasilkan perbedaan cadangan karbon yang cukup besar antara komponen tingkat pohon dengan komponen yang lainnya.

  Arief, A. 2005. Hutan dan Kehutanan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Asril. 2009. Pendugaan Cadangan Karbon Di

  Atas Permukaan Tanah Rawa Gambut Di Stasiun Penelitian Suaq balimbing Kabupaten Aceh Selatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

  . Badan Standardisasi Nasional. 2011. SNI

  Pengukuran dan penghitungan cadangan karbon-pengukuran lapangan untuk penaksiran cadangan karbon hutan (ground based forest carbon accounting). PT 65-01 Pengelolaan Hutan. Jakarta.

  Hairiah, K., dan Rahayu, S. 2007. Karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan lahan. Bogor. World Agroforetry Centre

  Hairiah, K., A. Ekadinata, R. Ratna Sari, dan S.

  Rahayu. 2011. Pengukuran Cadangan Karbon dari Tingkat Lahan ke Bentang Lahan. Edisi ke-2. Bogor, World Agroforestry Centre,

  ICRAF SEA Regional Office, Brawijaya University, Malang, Indonesia xx p.

  Krisnawati H, Adinugroho W.C & Imanuddin R.

  2012. Model-model Alometrik Untuk Pendugaan Biomassa Pohon pada Berbagai Tipe Ekosistem di Indonesia. Monograf. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian Kehutanan.

  Dharmawan, W.S., Siregar, A.W., 2007. Pendugaan cadangan karbon di

  Puspasari,

  D., Utomo, A.S., atas permukaan tanah pada berbagai Sakuntaladewi, N., Lugina, M., Indratik.,

  Sistem Penggunaan Lahan di Wulandari, W., Darmawan, S., Kabupeten Nunukan Kalimantan Timur.

  Heryansah, I., Heriyanto, N.M., World Agroforestry Centre. Bogor. Siringoringo,H., Damayanti, R., Anggraeni, D., Krisnawati, H., Maryani , Soemarwoto, O. 2001. Ekologi Lingkungan dan R., Apriyanto, D., dan Subekti, B., 2010, Pembangunan. Jakarta : Djambatan. .

  Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia, . Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan . Kebijakan.

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram