3. Agra – HM HGU HGB

Pengertian Hak Milik Pengertian Hak Milik

  • Hak Milik adalah hak atas tanah yang turun

  Hak Milik adalah hak atas tanah yang turun temurun, terkuat dan terpenuh. Kata “ temurun, terkuat dan terpenuh. Kata “ terkuat terkuat

  ” ” dan “ dan “ terpenuh terpenuh

  ” tidak berarti bahwa hak milik itu ” tidak berarti bahwa hak milik itu merupakan hak yang mutlak, tidak dapat merupakan hak yang mutlak, tidak dapat diganggu gugat dan tidak terbatas seperti Hak diganggu gugat dan tidak terbatas seperti Hak

  Eigendom, akan tetapi kata terkuat dan Eigendom, akan tetapi kata terkuat dan terpenuh itu dimaksudkan untuk membedakan terpenuh itu dimaksudkan untuk membedakan dengan hak-hak lainnya, yaitu untuk dengan hak-hak lainnya, yaitu untuk menunjukkan bahwa diantara hak-hak atas menunjukkan bahwa diantara hak-hak atas tanah maka Hak Milik yang terkuat dan tanah maka Hak Milik yang terkuat dan terpenuh. terpenuh.

Sifat Hak Milik Sifat Hak Milik

  (1) merupakan hak yang t (1) merupakan hak yang t ekuat ekuat , artinya Hak Milik tidak mudah , artinya Hak Milik tidak mudah hapus dan musnah serta mudah dipertahankan terhadap hak hapus dan musnah serta mudah dipertahankan terhadap hak pihak lain, oleh karena itu harus didaftarkan menurut PP No. pihak lain, oleh karena itu harus didaftarkan menurut PP No.

  24/1997.

  24/1997.

  (2) (2)

  terpenuh terpenuh

  , ini menandakan kewenangan pemegang hak milik , ini menandakan kewenangan pemegang hak milik itu paling penuh dengan dibatasi ketentuan pasal 6 UUPA itu paling penuh dengan dibatasi ketentuan pasal 6 UUPA tentang fungsi sosial tanah. tentang fungsi sosial tanah.

  (3) (3)

  turun temurun turun temurun

  , berarti jangka waktunya tidak terbatas, dapat , berarti jangka waktunya tidak terbatas, dapat beralih karena perbuatan hukum dan peristiwa hukum. beralih karena perbuatan hukum dan peristiwa hukum.

  Hak Milik adalah hak atas tanah, karena itu tidak meliputi Hak Milik adalah hak atas tanah, karena itu tidak meliputi pemilikan kekayaan alam yang terkandung dalam tubuh bumi pemilikan kekayaan alam yang terkandung dalam tubuh bumi dan yang ada di bawah/di dalamnya. dan yang ada di bawah/di dalamnya.

Subyek Yang Menjadi Pemegang Tanah Hak Milik Hak Milik

  

Subyek Yang Menjadi Pemegang Tanah

  (1) Menganut asas kewarganegaraan dan asas persamarataan bagi pria (1) Menganut asas kewarganegaraan dan asas persamarataan bagi pria dan wanita (pasal 9 UUPA); dan wanita (pasal 9 UUPA);

  (2) Asas umum: Perorangan (pasal 20 ayat 1 UUPA); (2) Asas umum: Perorangan (pasal 20 ayat 1 UUPA);

  (3) Warganegara Indonesia merupakan pelaksana asas kebangsaaan (3) Warganegara Indonesia merupakan pelaksana asas kebangsaaan sebagai salah satu dasar UUPA (pasal 21 ayat 1 UUPA); sebagai salah satu dasar UUPA (pasal 21 ayat 1 UUPA);

  (4) WNI Tunggal (asas khusus). UUPA memandang seorang yang (4) WNI Tunggal (asas khusus). UUPA memandang seorang yang mempunyai 2 kewarganegaraan (dwikewarganegaraan/bipatride) mempunyai 2 kewarganegaraan (dwikewarganegaraan/bipatride) sebagai orang asing (pasal 21 ayat 4 UUPA), karena pada saat sebagai orang asing (pasal 21 ayat 4 UUPA), karena pada saat lahirnya UUPA masih dikenal dwi-kewarganegaraan. lahirnya UUPA masih dikenal dwi-kewarganegaraan.

  (5) Badan-badan Hukum tertentu (pasal 21 ayat 2 UUPA) yang (5) Badan-badan Hukum tertentu (pasal 21 ayat 2 UUPA) yang berdasarkan PP 38/1963 dapat mempunyai Hak Milik, yaitu: berdasarkan PP 38/1963 dapat mempunyai Hak Milik, yaitu:

  a. Bank-bank Pemerintah;

  a. Bank-bank Pemerintah;

  b. Badan-badan Koperasi Pertanian;

  b. Badan-badan Koperasi Pertanian;

  c. Badan-badan Sosial;

  c. Badan-badan Sosial; d. Badan-badan Keagamaan.

  d. Badan-badan Keagamaan.

  Permasalahan Hukum Permasalahan Hukum

  (1) (1)

  Larangan pemindahan Hak Milik kepada warga negara asing, Larangan pemindahan Hak Milik kepada warga negara asing, badan hukum Indonesia (kecuali yang ditetapkan dalam PP badan hukum Indonesia (kecuali yang ditetapkan dalam PP

  No. 38/1963) dan badan hukum asing (pasal 26 ayat 2 UUPA); No. 38/1963) dan badan hukum asing (pasal 26 ayat 2 UUPA);

  (2) (2)

  Peristiwa hukum yang menyebabkan beralihnya Hak Milik Peristiwa hukum yang menyebabkan beralihnya Hak Milik kepada pihak-pihak yang tidak berwenang sebagai pemegang kepada pihak-pihak yang tidak berwenang sebagai pemegang

  Hak Milik seperti warga negara asing, masih Hak Milik seperti warga negara asing, masih diakui/diperbolehkan diakui/diperbolehkan oleh UUPA dengan syarat orang asing oleh UUPA dengan syarat orang asing tersebut tidak boleh tersebut tidak boleh memegang Hak Milik itu lebih dari 1 tahun memegang Hak Milik itu lebih dari 1 tahun dan harus dan harus mengalihkannya kepada pihak yang memenuhi mengalihkannya kepada pihak yang memenuhi syarat. syarat.

  Peristiwa hukum yang menyebabkan berakhirnya Hak Milik kepada Peristiwa hukum yang menyebabkan berakhirnya Hak Milik kepada WNA adalah:

  WNA adalah:

  a. Percampuran harta karena perkawinan campuran;

  a. Percampuran harta karena perkawinan campuran;

  b. Pewarisan tanpa wasiat (pewarisan ab intestato);

  b. Pewarisan tanpa wasiat (pewarisan ab intestato);

  c. WNI kehilangan status kewarganegaraan Indonesianya (peralihan

  c. WNI kehilangan status kewarganegaraan Indonesianya (peralihan dari WNI menjadi WNA). dari WNI menjadi WNA).

  • Hak untuk mengusahakan tanah yang

  

Hak untuk mengusahakan tanah yang

dikuasai langsung oleh Negara selama

dikuasai langsung oleh Negara selama

jangka waktu tertentu guna usaha

jangka waktu tertentu guna usaha

pertanian, perikanan, perkebunan dan

pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan peternakan Jangka waktu HGU Jangka waktu HGU

  (1) Tanaman keras: 35 tahun dan dapat diperpanjang 25 tahun lagi;

  (2) syarat-syarat pemberian hak tersebut masih dipenuhi dengan baik

  jangka waktu HGU

  (4) diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya

  (4) diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya

  

(3) pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang HGU;

  (3) pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang HGU;

  oleh pemegang hak;

  oleh pemegang hak;

  (2) syarat-syarat pemberian hak tersebut masih dipenuhi dengan baik

  sifat dan tujuan pemberian hak tersebut;

  

(1) Tanaman keras: 35 tahun dan dapat diperpanjang 25 tahun lagi;

(2) Tanaman muda: 25 tahun dan dapat diperpanjang 25 tahun lagi.

(2) Tanaman muda: 25 tahun dan dapat diperpanjang 25 tahun lagi.

  sifat dan tujuan pemberian hak tersebut;

  (1) tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan,

  (1) tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan,

  :

  Syarat permohonan perpanjangan dan pembaharuan HGU Syarat permohonan perpanjangan dan pembaharuan HGU :

  yang sama.

  pemegang hak dapat mengajukan pembaharuan HGU di atas tanah pemegang hak dapat mengajukan pembaharuan HGU di atas tanah yang sama.

  

Sesudah jangka waktu dan perpanjangan tersebut berakhir,

  Sesudah jangka waktu dan perpanjangan tersebut berakhir,

  jangka waktu HGU tersebut. tersebut. Subyek HG Subyek HG

  U U (1) Warganegara Indonesia;

  (1) Warganegara Indonesia; (2) Badan Hukum Indonesia;

  (2) Badan Hukum Indonesia;

(3)Untuk meningkatkan penanaman modal

  

(3)Untuk meningkatkan penanaman modal

asing dalam sektor perkebunan ditetapkan asing dalam sektor perkebunan ditetapkan berdasarkan Keppres No. 23/1980, bahwa Hak berdasarkan Keppres No. 23/1980, bahwa Hak

  Guna Usaha dapat langsung diberikan kepada Guna Usaha dapat langsung diberikan kepada perusahaan PMA yang berbentuk Perusahaan perusahaan PMA yang berbentuk Perusahaan

  Patungan yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

Patungan yang didirikan menurut hukum

  Kewajiban dan Hak Pemegang Kewajiban dan Hak Pemegang

HGU HGU

  Pemegang HGU berkewajiban untuk : (1) Membayar uang pemasukan kepada Negara; (2) Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan/atau peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya; (3) Mengusahakan sendiri tanah HGU dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis; (4) Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang ada dalam lingkungan areal HGU;

(5) Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan

menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  

(6) Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan HGU;

(7) Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGU kepada Negara sesudah HGU tersebut hapus; (8) Menyerahkan sertipikat HGU yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan.

  Pemegang HGU berhak untuk : (1) Menguasai dan mempergunakan tanahnya untuk melaksanakan usaha di bidang pertanian, perikanan dan atau peternakan; (2) Penguasaan dan penggunaan sumber air dan sumber daya alam lainnya di atas tanah HGU untuk mendukung pelaksanaan usaha pada nomor (1).

  Luas Tanah Luas Tanah

  HGU HGU (1)

  (1) Minimum 5 hektar (pasal 28 UUPA jo. Pasal 5

  Minimum 5 hektar (pasal 28 UUPA jo. Pasal 5 PP 40/1996)

  PP 40/1996) (2) Maksimum :

  (2) Maksimum :

  • untuk perorangan: 25 hektar;
  • untuk perorangan: 25 hektar;

  untuk badan hukum: ditetapkan oleh Menteri untuk badan hukum: ditetapkan oleh Menteri

  

Agraria dengan pertimbangan dari pejabat

Agraria dengan pertimbangan dari pejabat yang berwenang dan luas tanah yang yang berwenang dan luas tanah yang diperlukan untuk usaha tersebut. diperlukan untuk usaha tersebut. Peralihan Hak Guna Usaha Peralihan Hak Guna Usaha

  (1) jual beli; (1) jual beli;

  (2) tukar menukar; (2) tukar menukar;

  (3) penyertaan dalam modal; (3) penyertaan dalam modal;

  (4) hibah; (4) hibah; (5) pewarisan.

  (5) pewarisan.

  Peralihan tersebut harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan.

  Peralihan tersebut harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan.

  Peralihan karena jual beli kecuali melalui lelang, tukar menukar, Peralihan karena jual beli kecuali melalui lelang, tukar menukar, penyertaan dalam modal dan hibah dilakukan dengan akta PPAT. penyertaan dalam modal dan hibah dilakukan dengan akta PPAT.

  (PPAT HGU ADALAH DIREKTUR PENDAFTARAN TANAH-BPN (PPAT HGU ADALAH DIREKTUR PENDAFTARAN TANAH-BPN

  PUSAT,….. BUKAN PPAT BIASA) PUSAT,….. BUKAN PPAT BIASA)

  Sedangkan jual beli melalui lelang dibuktikan dengan Berita Sedangkan jual beli melalui lelang dibuktikan dengan Berita

  Acara Lelang, dan peralihan karena pewarisan dibuktikan Acara Lelang, dan peralihan karena pewarisan dibuktikan dengan surat wasiat atau surat keterangan waris yang dibuat dengan surat wasiat atau surat keterangan waris yang dibuat oleh instansi yang berwenang oleh instansi yang berwenang

  Hak Guna Bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan Hak Guna Bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka waktu tertentu (pasal 35 ayat 1 UUPA). sendiri dalam jangka waktu tertentu (pasal 35 ayat 1 UUPA).

  Pengertian bukan miliknya sendiri, berarti HGB dapat lahir dari: Pengertian bukan miliknya sendiri, berarti HGB dapat lahir dari: 1.

  1.

  pemberian/permohonan hak (HGB-HAT PRIMER) pemberian/permohonan hak (HGB-HAT PRIMER) 2.

  Perjanjian pembebanan HGB di atas tanah Hak Milik kepunyaan orang lain (HGB-HAT SKUNDER) kepunyaan orang lain (HGB-HAT SKUNDER)

  Luas Tanah HGB: Luas Tanah HGB:

  Tidak ada pembatasan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan Tidak ada pembatasan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan hanya ada ketentuan bahwa apabila satu keluarga telah hanya ada ketentuan bahwa apabila satu keluarga telah mempunyai 5 (lima) sertipikat tanah maka untuk setiap mempunyai 5 (lima) sertipikat tanah maka untuk setiap perubahannya harus mendapat izin dari BPN. perubahannya harus mendapat izin dari BPN. JANGKA WAKTU HGB JANGKA WAKTU HGB - Untuk HGB di atas Tanah Negara atau tanah Hak Pengelolaan, maksimum 30 tahun - Untuk HGB di atas Tanah Negara atau tanah Hak Pengelolaan, maksimum 30 tahun

  dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi (pasal 35 ayat 1 UUPA jo. Pasal 25 PP 40/1996); dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi (pasal 35 ayat 1 UUPA jo. Pasal 25 PP 40/1996); - Sedangkan untuk HGB di atas tanah Hak Milik, paling lama 30 tahun (pasal 29 ayat 1 PP - Sedangkan untuk HGB di atas tanah Hak Milik, paling lama 30 tahun (pasal 29 ayat 1 PP 40/1996). 40/1996).

  Atas kesepakatan pemegang Hak Milik dan pemegang HGB, maka HGB atas tanah Hak Milik Atas kesepakatan pemegang Hak Milik dan pemegang HGB, maka HGB atas tanah Hak Milik dapat diperbaharui dengan akta PPAT dan didaftar di Kantor pertanahan. dapat diperbaharui dengan akta PPAT dan didaftar di Kantor pertanahan. Sesudah jangka waktu dan perpanjangan tersebut berakhir, pemegang HGB di atas tanah Sesudah jangka waktu dan perpanjangan tersebut berakhir, pemegang HGB di atas tanah Negara dapat mengajukan pembaharuan hak. Negara dapat mengajukan pembaharuan hak.

  Adapun syarat permohonan perpanjangan dan pembaharuan HGB

  Adapun syarat permohonan perpanjangan dan pembaharuan HGB : : (1) tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan pem- (1) tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan pem- berian hak tersebut; berian hak tersebut; (2) syarat-syarat pemberian hak tersebut masih dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak; (2) syarat-syarat pemberian hak tersebut masih dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak;

  (3) pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang HGB; (3) pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang HGB; (4) tanah tersebut masih sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan; (4) tanah tersebut masih sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan; (5) permohonan diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu (5) permohonan diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu HGB tersebut. HGB tersebut.

  Untuk perpanjangan atau pembaharuan HGB atas tanah Hak Pengelolaan, selain dengan Untuk perpanjangan atau pembaharuan HGB atas tanah Hak Pengelolaan, selain dengan syarat tersebut di atas, harus dengan persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan syarat tersebut di atas, harus dengan persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan . .

  Kewajiban dan Hak Kewajiban dan Hak

  Pemegang HGB Pemegang HGB Kewajiban: Kewajiban:

  (1) Membayar uang pemasukan kepada Negara; (1) Membayar uang pemasukan kepada Negara; (2) Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukkan; (2) Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukkan; (3) Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta (3) Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta menjaga kelestarian hidup; menjaga kelestarian hidup; (4) Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi (4) Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung karena Keadaan geografis pekarangan atau bidang tanah yang terkurung karena Keadaan geografis atau sebab lain; atau sebab lain; (5) Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGB kepada Negara, (5) Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGB kepada Negara, pemegang pemegang

  Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah HGB tersebut hapus; Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah HGB tersebut hapus; (6) Menyerahkan sertipikat HGB yang telah hapus kepada Kepala Kantor (6) Menyerahkan sertipikat HGB yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan. Pertanahan.

  Pemegang HGB berhak untuk :

  Pemegang HGB berhak untuk : (1) Menguasai dan mempergunakan tanahnya selama waktu tertentu untuk (1) Menguasai dan mempergunakan tanahnya selama waktu tertentu untuk mendirikan dan mendirikan dan mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi atau usahanya; serta mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi atau usahanya; serta (2) Mengalihkan hak tersebut kepada pihak lain dan membebaninya. (2) Mengalihkan hak tersebut kepada pihak lain dan membebaninya. Hapusnya Hapusnya

  1. Jangka waktunya berakhir; Jangka waktunya berakhir; 2.

  2. Dibatalkan karena syarat tidak terpenuhi;

Dibatalkan karena syarat tidak terpenuhi;

3.

  3. Dilepaskan secara suka rela oleh Dilepaskan secara suka rela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir; berakhir; 4.

  4. Dicabut untuk kepentingan umum (UU No.

  Dicabut untuk kepentingan umum (UU No.

  20/1961); 20/1961); 5.

  5. Tanahnya ditelantarkan; Tanahnya ditelantarkan; 6.

  6. Tanahnya musnah; Tanahnya musnah; 7.

  7. Pemegang hak tidak memenuhi syarat Pemegang hak tidak memenuhi syarat sebagai pemegang HGB

  Hak Pakai (pasal 41 UUPA) adalah hak untuk menggunakan dan/ Hak Pakai (pasal 41 UUPA) adalah hak untuk menggunakan dan/ atau memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai oleh atau memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam surat keputusan dan kewajiban yang ditentukan dalam surat keputusan pemberian haknya (tanah negara) atau dalam perjanjian dengan pemberian haknya (tanah negara) atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa menyewa atau pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah (tanah milik orang lain) perjanjian pengolahan tanah (tanah milik orang lain) Dari rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa Hak Pakai adalah

  Dari rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa Hak Pakai adalah hak atas tanah yang dapat dipergunakan untuk non pertanian hak atas tanah yang dapat dipergunakan untuk non pertanian dan pertanian, yaitu: dan pertanian, yaitu:

   Kata “menggunakan”, menunjukkan bahwa tanah itu dapat

  Kata “menggunakan”, menunjukkan bahwa tanah itu dapat digunakan untuk bangunan (sebagai wadah); digunakan untuk bangunan (sebagai wadah);

   kata “memungut hasil” menunjukkan bahwa tanah dapat kata “memungut hasil” menunjukkan bahwa tanah dapat digunakan untuk usaha pertanian (sebagai faktor produksi). digunakan untuk usaha pertanian (sebagai faktor produksi).

  Peraturan (dasar hukumnya) Peraturan (dasar hukumnya)

  Hak Pakai atas Tanah Negara;

  1999, tentang Tata cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah 1999, tentang Tata cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan

  Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan No. 9 Tahun

  Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan No. 9 Tahun

  PMA No. 1/1966 tentang Pendaftaran Hak Pakai dan Hak Pengelolaan;

  PMA No. 1/1966 tentang Pendaftaran Hak Pakai dan Hak Pengelolaan;

  dan Ketentuan -ketentuan tentang Kebijaksanaan selanjutnya;

  Pasal 1 PMA No. 9/1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak atas Tanah Pasal 1 PMA No. 9/1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak atas Tanah dan Ketentuan -ketentuan tentang Kebijaksanaan selanjutnya;

  Hunian oleh Orang Asing Yang Berkedudukan di Indonesia;

  Hunian oleh Orang Asing Yang Berkedudukan di Indonesia;

  PP No. 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau

  PP No. 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau

  Hak Pakai atas Tanah Negara;

  HAK PAKAI HAK PAKAI

  PP No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan

  PP No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan

  Yang Berkaitan Dengan Tanah;

  Yang Berkaitan Dengan Tanah;

  UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-benda

  UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-benda

  UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing;

  (2) Luar UUPA: (2) Luar UUPA: UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing;

  pasal 41 s/d 43, pasal 49 ayat 1, pasal 50 ayat 2 jo. Pasal 52;

  pasal 41 s/d 43, pasal 49 ayat 1, pasal 50 ayat 2 jo. Pasal 52;

  (1) UUPA: (1) UUPA:

  Negara dan Hak Pengelolaan Jangka waktu Jangka waktu

  HAK PAKAI HAK PAKAI (1) Untuk penggunaan umum (individual):

  (1) Untuk penggunaan umum (individual):

  • atas tanah Negara adalah 25 tahun, dapat
  • atas tanah Negara adalah 25 tahun, dapat

  

diperpanjang 20 tahun dan dapat diperbaharui;

diperpanjang 20 tahun dan dapat diperbaharui;

  • atas tanah Hak Milik adalah 25 tahun dan tidak
  • atas tanah Hak Milik adalah 25 tahun dan tidak

  dapat dapat diperpanjang; dan dapat diperbaharui dengan diperpanjang; dan dapat diperbaharui dengan pemberian Hak Pakai baru dengan akta PPAT dan pemberian Hak Pakai baru dengan akta PPAT dan didaftarkan di Kantor Pertanahan didaftarkan di Kantor Pertanahan

  

(2)Hak Pakai khusus jangka waktu haknya adalah

(2)Hak Pakai khusus jangka waktu haknya adalah

diberikan selama dipergunakan untuk keperluan diberikan selama dipergunakan untuk keperluan khusus, yaitu kepentingan instansi pemerintah, khusus, yaitu kepentingan instansi pemerintah, keagamaan, sosial serta perwakilan negara asing keagamaan, sosial serta perwakilan negara asing dan badan internasional dan badan internasional .

  .

  

SUBYEK PEMEGANG HAK PAKAI

SUBYEK PEMEGANG HAK PAKAI

  (1) Warganegara Indonesia; (1) Warganegara Indonesia;

  (2) Badan Hukum Indonesia; (2) Badan Hukum Indonesia;

  (3) Departemen, Lembaga Pemerintah Non (3) Departemen, Lembaga Pemerintah Non

  Departemen, dan Pemerintah Daerah; Departemen, dan Pemerintah Daerah;

  (4) Badan-badan keagamaan dan sosial; (4) Badan-badan keagamaan dan sosial;

  (5) Warganegara asing yang berkedudukan di (5) Warganegara asing yang berkedudukan di

  Indonesia; Indonesia;

  (6) Badan hukum asing yang mempunyai (6) Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia; perwakilan di Indonesia;

  (7) Perwakilan negara asing dan perwakilan (7) Perwakilan negara asing dan perwakilan badan internasional badan internasional

  Kewajiban dan Hak Pemegang Hak Pakai Kewajiban dan Hak Pemegang Hak Pakai

  

(5) Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Pakai kepada

  mendirikan dan mendirikan dan mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi atau usahanya; serta mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi atau usahanya; serta (2) Mengalihkan hak tersebut kepada pihak lain dan membebaninya.

  

(1) Menguasai dan mempergunakan tanahnya selama waktu tertentu untuk

  Pemegang Hak Pakai berhak untuk : Pemegang Hak Pakai berhak untuk : (1) Menguasai dan mempergunakan tanahnya selama waktu tertentu untuk

  Kantor Pertanahan.

  (6) Menyerahkan sertipikat Hak Pakai yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan.

  (6) Menyerahkan sertipikat Hak Pakai yang telah hapus kepada Kepala

  Hak Pakai tersebut hapus;

  Hak Pakai tersebut hapus;

  Negara, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah

  Negara, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah

  (5) Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Pakai kepada

  Pemegang Hak Pakai berkewajiban untuk :

  atau sebab lain;

  atau sebab lain;

  pekarangan atau bidang tanah yang terkurung karena keadaan geografis

  pekarangan atau bidang tanah yang terkurung karena keadaan geografis

  (4) Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi

  (4) Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi

  menjaga kelestarian hidup;

  (2) Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukkan dan persyaratan; (2) Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukkan dan persyaratan; (3) Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta (3) Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta menjaga kelestarian hidup;

  (1) Membayar uang pemasukan kepada Negara;

  (1) Membayar uang pemasukan kepada Negara;

  Pemegang Hak Pakai berkewajiban untuk :

  (2) Mengalihkan hak tersebut kepada pihak lain dan membebaninya.

  LUAS TANAH DAN TERJADINYA LUAS TANAH DAN TERJADINYA

  Luas Tanah Luas Tanah

  (1) Untuk tanah bangunan : tidak terbatas (1) Untuk tanah bangunan : tidak terbatas

  (2) Untuk tanah pertanian : dibatasi dengan UU No. 56/Prp/ (2) Untuk tanah pertanian : dibatasi dengan UU No. 56/Prp/ 1960.

  1960.

  Terjadinya (pasal 41 ayat 1) Terjadinya (pasal 41 ayat 1)

  • Jika asal tanah adalah Tanah Negara, maka terjadinya
  • Jika asal tanah adalah Tanah Negara, maka terjadinya

  adalah melalui permohonan hak dengan Surat Keputusan adalah melalui permohonan hak dengan Surat Keputusan

  Pemberian Hak (SKPH); Pemberian Hak (SKPH);

  • Jika berasal dari tanah yang telah dikuasai dengan
  • Jika berasal dari tanah yang telah dikuasai dengan

  hak tertentu (Hak Milik dan Hak Pengelolaan) maka hak tertentu (Hak Milik dan Hak Pengelolaan) maka terjadinya melalui perjanjian antara pemilik tanah terjadinya melalui perjanjian antara pemilik tanah tersebut dengan pihak yang akan memperoleh Hak Pakai; tersebut dengan pihak yang akan memperoleh Hak Pakai;

  • Berasal dari konversi hak-hak lama pada tanggap 24
  • Berasal dari konversi hak-hak lama pada tanggap 24

  September 1960 September 1960

  Pengertian dan Isi kewenangan Pengertian dan Isi kewenangan

  (Baca : Pasal 3 PMDN No. 5/1974) (Baca : Pasal 3 PMDN No. 5/1974)

  Hak Pengelolaan adalah hak atas tanah yang memberikan Hak Pengelolaan adalah hak atas tanah yang memberikan wewenang kepada pemegangnya untuk : wewenang kepada pemegangnya untuk : 1.

  1. Merencanakan peruntukkan dan penggunaan tanahnya;

  Merencanakan peruntukkan dan penggunaan tanahnya; 2.

  2. Menggunakan tanah untuk keperluan sendiri;

  Menggunakan tanah untuk keperluan sendiri; 3.

  3. Menyerahkan bagian dari tanahnya kepada pihak ketiga

  Menyerahkan bagian dari tanahnya kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang telah ditentukan bagi menurut persyaratan yang telah ditentukan bagi pemegang hak tersebut yang meliputi segi peruntukkan, pemegang hak tersebut yang meliputi segi peruntukkan, segi penggunaan, segi jangka waktu dan segi segi penggunaan, segi jangka waktu dan segi keuangannya. keuangannya. Sejarah HPL Sejarah HPL

  • Hak Pengelolaan ini berasal dari

  Hak Pengelolaan ini berasal dari “Hak Beheer

  “Hak Beheer ”, ”, yaitu hak penguasaan atas tanah negara yang yaitu hak penguasaan atas tanah negara yang dengan PMA No.9/1965 dengan PMA No.9/1965 dikonversi dikonversi menjadi hak atas menjadi hak atas tanah menurut hukum tanah nasional : tanah menurut hukum tanah nasional : 1.

  1. Jika tanah

  Jika tanah Hak Beheer

  Hak Beheer tsb. digunakan oleh instansi tsb. digunakan oleh instansi pemerintah untuk keperluan sendiri, maka pemerintah untuk keperluan sendiri, maka dikonversi menjadi dikonversi menjadi

  Hak Pakai Hak Pakai

  ; ; 2.

  2. Jika tanah

  Jika tanah Hak Beheer

  Hak Beheer tsb. tidak hanya digunakan tsb. tidak hanya digunakan sendiri tetapi akan diserahkan kepada pihak sendiri tetapi akan diserahkan kepada pihak ketiga bagian-bagian dari tanah lainnya yang ketiga bagian-bagian dari tanah lainnya yang meliputi segi peruntukkan, penggunaan dan jangka meliputi segi peruntukkan, penggunaan dan jangka waktu dan keuangan, maka waktu dan keuangan, maka

  Hak Beheer Hak Beheer dikonversi dikonversi menjadi Hak Pengelolaan. menjadi Hak Pengelolaan.

Peraturan (Dasar Peraturan (Dasar Hukumnya) Hukumnya)

  (1) Di dalam UUPA: (1) Di dalam UUPA: UUPA tidak secara tegas mengatur dan memuat definisi HPL, tetapi hanya tersirat UUPA tidak secara tegas mengatur dan memuat definisi HPL, tetapi hanya tersirat dalam Penjelasan Umum bagian A. II. (2). dalam Penjelasan Umum bagian A. II. (2).

  (2) Di luar UUPA: (2) Di luar UUPA: a. PP No. 8/1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah Negara a. PP No. 8/1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah Negara b. PMA Nomor 9/1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak atas Tanah dan b. PMA Nomor 9/1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak atas Tanah dan Ketentuan-ketentuan tentang Kebijaksanaan selanjutnya Ketentuan-ketentuan tentang Kebijaksanaan selanjutnya

  c. PMDN No. 5/1974 tentang Ketentuan-ketentuan mengenai penyediaan dan c. PMDN No. 5/1974 tentang Ketentuan-ketentuan mengenai penyediaan dan pemberian tanah untuk keperluan perusahaan pemberian tanah untuk keperluan perusahaan d. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan No. 9 Tahun d. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan No. 9 Tahun 1999, tentang Tata cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara 1999, tentang Tata cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan menggantikan PMDN 1/19777 dan Hak Pengelolaan menggantikan PMDN 1/19777 e. PMA No. 1/1966 tentang Pendaftaran Hak Pakai dan Hak Pengelolaan e. PMA No. 1/1966 tentang Pendaftaran Hak Pakai dan Hak Pengelolaan f. PMDN No. 3/1987 tentang Penyediaan dan Pemberian Hak atas Tanah untuk f. PMDN No. 3/1987 tentang Penyediaan dan Pemberian Hak atas Tanah untuk keperluan Pembangunan Perumahan keperluan Pembangunan Perumahan

  

Setelah jangka waktu hak atas

Setelah jangka waktu hak atas

tanah yang diberikan kepada

tanah yang diberikan kepada

pihak ketiga itu berakhir maka

pihak ketiga itu berakhir maka

tanah tersebut kembali lagi ke

tanah tersebut kembali lagi ke

dalam penguasaan sepenuhnya

dalam penguasaan sepenuhnya

pemegang Hak Pengelolaan

pemegang Hak Pengelolaan

dalam keadaan bebas dari hak- dalam keadaan bebas dari hak- hak yang membebaninya. hak yang membebaninya. Sifat dan Ciri-ciri HPL Sifat dan Ciri-ciri HPL

  • Tergolong hak yang wajib didaftarkan

  

Tergolong hak yang wajib didaftarkan

menurut ketentuan Peraturan Pemerintah menurut ketentuan Peraturan Pemerintah

  No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah

  • Tidak dapat dipindahtangankan

  Tidak dapat dipindahtangankan

  • Tidak dapat dijadikan jaminan hutang

  Tidak dapat dijadikan jaminan hutang

  • Berisi kewenangan perdata dan

  Berisi kewenangan perdata dan kewenangan publik kewenangan publik

  Jangka waktu HPL adalah selama tanah tersebut dipergunakan sesuai ketentuan tersebut dipergunakan sesuai ketentuan dalam pemberian HPL tsb. dalam pemberian HPL tsb.

  • Jangka waktu HPL adalah selama tanah

  Siapa saja yang dapat Siapa saja yang dapat menjadi Subyek HPL ??? menjadi Subyek HPL ???

  • Badan Hukum yang didirikan menurut

  Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di hukum Indonesia dan berkedudukan di

  Indonesia yang seluruh modalnya dimiliki Indonesia yang seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah

  Daerah yang bergerak dalam kegiatan Daerah yang bergerak dalam kegiatan usaha sejenis dengan industri dan usaha sejenis dengan industri dan pelabuhan (BUMN dan BUMD) pelabuhan (BUMN dan BUMD)

  • Lembaga dan instansi pemerintah pusat

  Lembaga dan instansi pemerintah pusat dan pemda dan pemda More About HPL More About HPL

  • Bagaimana Lahirnya HPL ???

  Bagaimana Lahirnya HPL ???

  • Melalui Penetapan Pemerintah (PEMBERIAN HAK)

  Melalui Penetapan Pemerintah (PEMBERIAN HAK) karenanya HPL dapat digolongkan Jenis HAK ATAS karenanya HPL dapat digolongkan Jenis HAK ATAS TANAH PRIMER/ORIGINER.

  • Luas Tanah HPL:

  Luas Tanah HPL: Tidak dibatasi tetapi disesuaikan

  Tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peruntukan dan penggunaan dengan kebutuhan peruntukan dan penggunaan tanahnya tanahnya

  • Apa saja yang menjadi sebab hapusnya HPL ???

  Apa saja yang menjadi sebab hapusnya HPL ???

(1) Dilepaskan oleh pemegang haknya (Pelepasan Hak)

  

(1) Dilepaskan oleh pemegang haknya (Pelepasan Hak)

(2) Dicabut untuk kepentingan umum (Pencabutan Hak)

  

(2) Dicabut untuk kepentingan umum (Pencabutan Hak)

(3) Diterlantarkan

  (3) Diterlantarkan (4) Tanahnya musnah

  (4) Tanahnya musnah