BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Nurul Inayati Dewi BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang

  sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali perkembangan kehamilan mendapat gangguan seperti pendarahan.

  Gangguan perdarahan yang sering timbul pada awal kehamilan salah satunya adalah abortus. Keadaan ini merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI) dengan prevalensimencapai kurang lebih 50% kejadian abortus (Prawirihardjo S, 2008; h. 460).

  Sebagaian besar abortus spontan disebabkan oleh kelainan kariotip embrio. Paling sedikit 50% kejadian abortus pada trimester pertamamerupakan kelainan sitogenetik (kelainan pada gen).Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui 15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik.

  Sekitar 5% dari pasangan yang mencoba hamil akan mengalami 2 keguguran berurutan, dan sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran yang berurutan (Prawirohardjo S, 2008; h. 461).

  Rata-rata terjadi 114 kasus abortus perjam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan.

  Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya mencapai 50%. Hal ini dikarenakantingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak bisadiketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi, sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenkan kegagalan gamet (Prawirohardjo S, 2008, h;460).

  Abortus spontan kadang-kadang hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai terlambat haid. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%. Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% bila diperhitungkan mereka yang hamil sangat dini, terlambat haid beberapa hari, sehingga wanita itu sendiri tidak mengetahui bahwa ia sudah hamil. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun. Dengan demikian setiap tahun 500.000-750.000 abortus spontan.

  Abortus bila tidak ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat sampai syok dan berakhir dengan kematian. Selain itu juga akan mengakibatkan perforasi, infeksi dan tetatus. Untuk mengatasi masalah perdarahan dilakukan tindakan keperawatan rehidrasi cairan dan transfusi darah (Sujiyatini dkk, 2009; h. 31).

  Untuk upaya mencegah tingginya mortalitas dan morbiditas pada kehamilan ibu, seorang bidan dalam kasus abortus dengan cara mengenali sedini mungkin adanya tanda-tanda komplikasi dan melakukan rujukan ke rumah sakit jika terjadi kegawatdaruratan, maka dengan hal ini seorang bidan harus mempunyai keterampilan dalam menangani kasus ini agar dapat menurukan AKI (Manuaba IGB, 2008; h. 62).Strategi operasional untuk menurunkan angka kematian ibu dengan adanya penguatan puskesmas dan jaringannya dengan menyediakan pelayanan yang dapat terjangkau, penguatan manajemen program dan sistem rujukannya dalam layanan kesehatan, meningkatkan peran serta masyarakat kerjasama dan kementrian dengan meningkatkan kerjasama lintas sektor dan pusat daerah, kegiatan akselerasi/inovasi dengan adanya dukungan biaya untuk menurunkan AKI melalui jampersal untuk meringankan biaya persalinan dan adanya jaminan persalinan (Kebijakan Kementrian Kesehatan 2011).

  Berdasarkan data di RSUD kebumen kejadian perdarahan pada usia muda dari periode2011 sebanyak 31,33 % dan pada periode 2012 sebanyak 32,14 %. Sehingga dari data yang sudah di peroleh, Perdarahan pada kehamilan muda masih tinggi, dalam bidang kesehatan dan masyarakat diperlukan dan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan yang berkualitas, baik dokter, bidan, perawat maupun tenaga kesehatan lain yang berkecimpung di dalamnya, sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya perdarahan pada kehamilan muda.

  Dalam proses penanganan abortusdi RSUD Kebumen pada tahun 2012 dapat diketahui sekitar 99 dan dapat teratasi. Sehingga pihak dari RSUD Kebumen selalu berusaha semaksimal mungkin untuk penanganan pada ibu hamil dengan abortus dan meningkatkan mutu pelayanannya.

  Dari data diatas penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. I umur 31 tahun G P A dengan Abortus Imminensdi

  2

  1 RSUD Kebumen ”.

B. Rumusan Masalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamildengan abortus imminenspada Ny.

  I umur 31 tahun G P A hamil 8 minggu 3 hari

  2 1 di RSUD Kebumen ? “

C. Tujuan

  1. Tujuan Umum Mahasiswamampu melaksanakan Asuhan Kebidanan yang sesuai dengan prosedur yang dengan memberikan asuhan secara langsung dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan varney pada Ny. Idengan Abortus Imminens di ruang Bougenvile RSUD kebumen.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data sampai menganalisis data pada ibu hamil dengan Abortus Imminens sesuai mamajemen kebidanan.

  b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data yang sudah diperoleh untuk mengidentifikasi abortus imminens pada kehamilan.

  c. Mahasiswa mampu dan dapat menentukan diagnosa potensial yang mungkin muncul pada ibu hamil dengan abortus imminens.

  d. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa kebidanan berdasarkan interpretasi data pada ibu hamil dengan abortus imminens.

  e. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan pada abortus imminens.

  f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari hasil perencanaan secara menyeluruh pada pasien dengan abortus imminens tanpa ada satupun terlewati.

  g. Mahasiswa mampu dan dapat melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan yang telah diberikan kepada ibu denga abortus imminens.

  D. Ruang Lingkup

  1. Sasaran Yang menjadi sasaran penulis untuk diberikan asuhan kebidanan Ibu Hamil dengan abortus imminenspada Ny. I umur 31 tahun G P A hamil

  2

  1 8 minggu 3 hari di RSUD Kebumen.

  2. Tempat Ruang Bougenvile RSUD Kebumen

  3. Waktu

  a. Penyusunan Proposal : 25 November 2012

  b. Pengambilan Kasus :13 Maret

  • – 18 Mei 2013

  c. Penyusunan KTI :19 Mei

  • – 21 Juni 2013

  E. Manfaat

  1. Teoritis Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah di peroleh selama perkuliahan, serta menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan, baik di Masyarakat, BPS, Puskesmas, dan Rumah Sakit. Khususnya pada ibu hamil dengan abortus imminens.

  2. Praktis Sebagai langkah dalam meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, danpengalaman dalam kebidanan, khususnya pada penanganan ibu hamil dengan abortus, sehingga dapat mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) khususnya di Indonesia.

F. Metode Memperoleh Data

  Pada penyusunan kasus ini data diperoleh meliputi:

  1. Data Primer

  a. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian ( responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut ( face

  to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui

  suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara (Notoatmodjo S, 2010; h.139).

  Dengan melakukan wawancara, kita dapat mengetahui keluhan atau masalah pasien serta dapat membantu pasien dalam bertindak untuk menanggapi keluhan atau masalah tersebut.Dalam melakukan wawancara, kita perlu mengetahui prinsip-prinsip komunikasi serta faktor-faktor yang menghambat komunikasi.Wawancara dilakukan secara terapeutik dan efektif(Priharjo R,2007;h.19).

  b. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan Fisik

  Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dengan abortus pada umumnya sama dengan cara pemeriksaan yang biasanya yaitu: mulai dari inspeksi (periksa lihat), palpasi (periksa raba), perkusi (periksa ketuk), auskultasi (periksa dengar). a) Inspeksi Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.Mulai melakukan inspeksi pada saat pertama kali bertemu dengan pasien.Amati secara cermat mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh pasien.Amati hal-hal yang umum kemudian hal-hal yang khusus.Pengetahuan dan pengalaman sangat diperlukan dalam melakukan kemampuan inspeksi (Priharjo R, 2007; h. 25).

  b) Palpasi Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.Metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.Palpasi biasanya dilakukan terakhir setelah inspeksi, auskultasi, dan perkusi. Dalam melakukan palpasi, hanya sentuhan bagian tubuh yang akan diperiksa(Priharjo R, 2007; h.26).

  c) Perkusi Perkusi merupakan metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan. Dengan perkusi kita dapat membedakan apa yang ada dibawah jaringan (udara, cairan, atau zat padat)(Priharjo R, 2007; h. 28). d) Auskultasi Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran(Priharjo R, 2007; h.29). 2) Pemeriksaan penunjang

  Uji laboratorium dan pemeriksaan terkait pemeriksaan komponen penting dalam pengkajian fisik. Semua uji dan pemeriksaan dilakukan sebagai bagian skrining rutin yang bervariasi berdasarkan usia klien, status resikonya dan apakah ia sedang hamil. Pada tingkat minimal, untuk semua usia dan tanpa mengindahkan status kehamilan klien (Varney H,2007;h.40).

  c. Observasi Observasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indra, dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo S, 2010; h.131).

  2. Data Sekunder

  a. Studi Pustaka Dalam studi kasus ini akan mengambil dari refrensi buku untuk mengambil sebuah kasus dan juga membuka website atau internet untuk mencari data yang diperoleh. b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan aspek yang penting dalam pengkajian data riwayat kesehatan dan pengkajian fisik. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, perawat harus dapat mengorganisasikan data dan mencatatnya dengan cara yang tepat dan benar. Suatu pengkajian harus dilakukan untuk menskrining infeksi vagina atau penyakit menular seksual. Selain itu juga perlu dilakukan uji laboratorium dan pemeriksaan terkait berikut: Hemoglobin/hematokrit, kolesterol total, urinalisis, pap smear.

  Data riwayat kesehatan dan pengkajian fisik yang didokumentasikan dalam catatan/status kesehatan pasien merupakan sumber informasi yang penting bagi anda dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi masalah, masalah, menegakkan diagnosis, merencanakan tindakan keperawatan, dan memonitor respons pasien terhadap tindakan yang diberikan. Catatan/status kesehatan juga merupakan dokumen legal yang dapat digunakan untuk keperluan pengadilan. Untuk itu, data harus ditulis secara sah, akurat, dan dapat mewakili hasil pengkajian(Priharjo S, 2007; h.31).

G. Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan, Ruang lingkup, Manfaat, Metode memperoleh data, dansistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

  Tinjauan pustaka asuhan kebidanan ibu hamil dengan abortus imminens yang menguraikan tentang: a. Tinjauan Medis

  Berisi tentang definisi, etiologi/factor predisposisi, fisiologi/patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis.

  b. Tinjauan asuhan kebidanan 1). Teori manajemen asuhan kebidanan 2). Penerapan Asuhan 3). Landasan ukum ewenangan Bidan

  BAB III : TINJAUAN KASUS Menguraikan tentang kasus asuhan kebidanan pada Ny. I Umur 31 tahun G2 P1 A0 dengan abortus dengan menggunakan 7 langkah varney yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Catatan perkembangannya menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, dan Planning).

  BAB IV : PEMBAHASAN Berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens. BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN