BAB II KAJIAN PUSTAKA A. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN - SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGHITUNG KALORI DIET BAGI DIABETESI - repository perpustakaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan Definisi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat adalah suatu sistem

  yang mampu menyediakan fungsi pengelolaan data berdasarkan suatu model tertentu, sehingga user dari sistem tersebut dapat memilih alternatif keputusan yang terbaik. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa SPK bukanlah suatu

tool pengambil keputusan, melainkan sebagai tool pendukung (Turban, 2005).

  Untuk lebih jelasnya, karakteristik suatu sistem sehingga dapat dikatakan sebagai suatu SPK adalah sebagai berikut: a.

  Berdasarkan pada pendekatan sistem secara luas dan dapat memberikan dukungan pada proses pengambilan keputusan dengan titik berat sistem pada konsep management by perception.

  b.

  Adanya penerapan konsep manusia-mesin, dimana manusia berfungsi sebagai pengontrol dari sistem, dan mesin sebagai sarana pendukung.

  c.

  Mempunyai kemampuan untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah semi struktural dan tidak struktural.

  d.

  Memanfaatkan fungsi model dalam proses analisa, baik berupa model matematis, model statistik, ataupun tipe -tipe model lainnya.

  e.

  Dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi interaktif, sehingga user dapat dengan mudah memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

  f.

  Memiliki subsistem terintegrasi yang dapat mendukung semua tingkatan manajemen.

  g.

  Didukung oleh suatu basis data yang komprehensif.

  h.

  Menerapkan sistem tampilan easy to use. i.

  Dinamis dalam menghadapi masalah baru. j.

  Pengambilan keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan.

  Dalam penggolongan berdasarkan tingkat teknologi yang digunakannya, aplikasi konsep SPK dapat dibedakan menjadi tiga level teknologi, yaitu: a.

  SPK khusus, merupakan tipe level teknologi aplikasi SPK yang telah siap digunakan untuk menyelesaikan suatu tipe masalah tertentu.

  b.

  Pembangkit SPK, merupakan tipe level teknologi aplikasi SPK yang digunakan untuk membantu penciptaan/pengembangan SPK khusus dengan lebih mudah dan lebih cepat.

  c.

  Peralatan SPK, merupakan perangkat dasar yang digunakan untuk menciptakan SPK, yaitu berupa program-program dan hardware computer yang dapat digunakan dalam penciptaan SPK.

2. Komponen Pendukung SPK

  Untuk lebih memudahkan dalam proses perancangan, SPK dapat dibagi menjadi beberapa komponen utama yang saling berkaitan, yaitu: a.

  Manajemen Basis Data Dalam konsep SPK, dibutuhkan suatu fungsi pengelolaan basis data yang berkaitan dengan keputusan yang harus diambil, dimana fungsi tersebut harus mempunyai kemampuan untuk melakukan hal-hal dibawah ini: 1)

  Mengkombinasikan berbagai sumber data yang bervariasi dengan menggunakan metode-metode penangkapan dan ekstraksi data. 2)

  Melakukan perubahan dan penambahan data-data yang relevan dengan proses pengambilan keputusan untuk mengakomodasi adanya perubahan kondisi sistem dengan mudah. 3)

  Melukiskan struktur dan logika pengambilan keputusan berdasarkan data- data yang ada secara sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh user. 4)

  Menangani berbagai data personal dan non official, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan.

  5) Mengelola berbagai variasi data yang dapat mengakomodasi luasnya fungsi manajemen data dari user.

  b.

  Manajemen Model Penggunaan model dalam konsep SPK, bertujuan agar user dapat menganalisa masalah yang terjadi secara utuh dan menyeluruh, dengan berbagai alternatif solusi yang tersedia. Dalam sistem manajemen yang digunakan, diharapkan tersedia kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1) Kemudahan dalam menciptakan suatu model baru. 2) Memasukkan dan mengintegrasikan model “building block”. 3)

  Mengkatalogkan dan mengelola model untuk dapat dipahami dengan mudah oleh semua tingkatan user. 4)

  Mengkoneksikan model yang ada dengan database yang berkaitan, sehingga dapat dihasilkan alternatif yang sesuai.

  c.

  Manajemen Dialog Komponen Manajemen Dialog dibutuhkan dalam suatu SPK untuk memberikan mekanisme kontrol dari proses analisa pada user. Hal ini dapat diwujudkan dengan memberikan faktor interaktif pada SPK.

  B. DIABETES MELLITUS Diabetes Mellitus (DM) yang juga lazim di sebut kencing manis dan kini dikenal

  dengan Diabetes saja, berasal dari bahasa Yunani Kuno, to pass through [urine] yaitu “terus mengalir”, maksudnya adalah air dalam tubuh yang terus mengalir keluar alias banyak kencing. Sedangkan Mellitus berarti madu atau manis (Waluyo, 2009).

  Diabetes adalah suatu sindrom kekacauan metabolisme yang merupakan akibat

  dari kombinasi keturunan dan lingkungan. Hasilnya adalah kondisi tidak normal kadar gula darah yang tinggi (hyperglycemia). Kadar gula darah dikontrol interaksi yang kompleks oleh beberapa zat kimia dan hormon-hormon di dalam tubuh (termasuk hormon insulin yang di produksi oleh sel-sel beta di dalam pankreas). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Diabetes Mellitus merupakan kelompok penyakit kronis yang mengacu pada penyakit dengan gejala kadar gula yang tinggi yang disebabkan tubuh tidak lagi memiliki hormon insulin atau insulin tidak dapat bekerja sebagai mana mestinya.

  Gejala-gejala umum yang terjadi pada penderita Diabetes adalah : Poliuria – sering buang air kecil (terutama pada malam hari)

  • Polidipsia – sering merasa haus
  • Polifagia – selalu merasa lapar
  • Penurunan berat badan, seringkali hanya pada penderita Diabetes tipe 1.
  • Diabetes dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: a.

  Diabetes tipe 1

  Diabetes Mellitus tipe 1 juga disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) karena penderitanya bergantung pada insulin. Setiap hari insulin di

  suntikkan ke dalam tubuh si penderita untuk memenuhi kebutuhan insulin tubuh.

  Diabetes tipe 1 bisa di derita oleh anak-anak maupun dewasa.

  Diabetes tipe 1 biasanya juga merupakan penyakit otoimun, yaitu penyakit

  yang disebabkan adanya gangguan pada system imun atau kekebalan tubuh yang berakibat rusaknya pankreas. Rusaknya pankreas juga bisa disebabkan faktor genetik (keturunan), infeksi virus atau malnutrisi. Pankreas adalah organ yang memproduksi hormon insulin.

  b.

  Diabetes tipe 2

  Diabetes tipe 2 paling sering di temui. Biasanya diderita oleh orang dewasa

  usia di atas 40 tahun. Tetapi ada juga penderita Diabetes tipe 2 yang baru berusia 20-an. Sekitar 90-95% Diabetesi adalah dari jenis tipe 2. Diabetes tipe 2 biasanya tidak membutuhkan suntikan insulin. Terjadinya Diabetes tipe 2 disebabkan jaringan tubuh atau otot penderita tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin yang menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel dan tertimbun dalam peredaran darah. Dan ini biasanya terjadi pada pasien yang obesitas. c.

  Diabetes Gestational

  Diabetes gestational adalah Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan yang

  dimulai ketika tubuh tidak mampu memproduksi dan menggunakan insulin yang dibutuhkan dalam proses kehamilan. Tanpa cukup insulin, glukosa tidak bisa memasuki sel dan tetap berada dalam peredaran darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tinggi yang disebut hiperglikemia.

  Walau Diabetes gestational hanya terjadi pada 2-5% kehamilan, namun para ibu tersebut sebaiknya waspada untuk selalu mengontrol gula darahnya agar tidak terjadi komplikasi.

  Namun perlu di perhatikan, kondisi gestational Diabetes yang tidak terkontrol memang bisa mencederai janin. Ibu yang mengidap gestational Diabetes, pankreasnya bekerja keras menghasilkan insulin, namun insulin tersebut tetap tidak mampu menurunkan kadar gula darah sang ibu. Meskipun insulin tidak dapat melewati plasenta, glukosa dan nutrisi lainnya tetap bisa melewatinya. Dengan demikian, gula darah yang berlebihan tersebut akan menembus plasenta menyebabkan kadar gula darah janin tinggi. Ini menyebabkan pankreas janin bekerja keras memproduksi insulin untuk mengurangi kadar gula dalam darahnya. Untuk itu, janin membutuhkan energi ekstra yang didapatnya dari kiriman lemak. Ini menyebabkan kondisi yang disebut macrosomia atau fat baby yaitu berat tubuh bayi ketika di lahirkan lebih berat atau lebih gemuk dari bayi umumnya.

C. BASIS DATA

  Basis data (database) adalah kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi dari tipe data, struktur dan batasan dari data atau informasi yang akan disimpan. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi pada para pengguna atau user (Ladjamudin, 2004).

  Penyusunan basis data meliputi proses memasukkan data kedalam media penyimpanan data dan diatur dengan menggunakan perangkat Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System). Manipulasi basis data meliputi pembuatan pernyataan (query) untuk mendapatkan informasi tertentu, melakukan pembaharuan atau penggantian (update) data, serta pembuatan report data.

  Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan abstrak dari data bagi

  user. Jadi sistem menyembunyikan informasi mengenai bagaimana data disimpan dan

  dirawat, tetapi data tetap dapat diambil dengan efisien. Pertimbangan efisien yang digunakan adalah bagaimana merancang struktur data yang kompleks, tetapi tetap dapat digunakan oleh pengguna yang masih awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur data. Basis data menjadi penting karena munculnya beberapa masalah bila tidak menggunakan data yang terpusat, seperti adanya duplikasi data, hubungan antar data tidak jelas, organisasi data dan update menjadi rumit. Tujuan dari pengaturan data dengan menggunakan basis data adalah: 1.

  Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang dan masa yang akan datang.

  2. Kemudahan pemasukan data, sehingga meringankan tugas operator dan menyangkut pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hak-hak yang dimiliki terhadap data yang ditangani.

  3. Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up-to-date dan dapat mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.

  4. Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, pengubahan, pengerusakan dan gangguan-gangguan lain.

  Berikut ini adalah beberapa elemen Basis Data: 1.

  Entitas adalah sekumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dengan lainnya. Objek dapat berupa barang, orang, tempat atau suatu kejadian.

  2. Atribut adalah deskripsi data yang bisa mengidentifikasi entitas yang membedakan entitas tersebut dengan entitas yang lain. Seluruh atribut harus cukup untuk menyatakan identitas obyek, atau dengan kata lain, kumpulan atribut dari setiap entitas dapat mengidentifikasi keunikan suatu individu. Sedangkan atribut adalah bagian dari entitas 3. Nilai Data (Data Value) adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data, elemen, atau atribut. Atribut nama pegawai menunjukan tempat dimana informasi nama karyawan disimpan, nilai datanya misalnya adalah Anjang, Arif, Suryo, dan lain-lain yang merupakan isi data nama pegawai tersebut.

  4. File/Tabel adalah Kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, atribut yang sama, namun berbeda nilai datanya.

  5. Record/Tuple adalah Kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entitas secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi.

D. JAVA SERVER PAGE (JSP)

  Untuk membangkitkan halaman-halaman web sesuai dengan permintaan pemakai, para pengembangan aplikasi web bisa menggunakan perangkat lunak seperti JSP, PHP, Perl, dan ASP. JSP (Java Server Page) merupakan teknologi yang didasarkan pada bahasa Java, yang dapat digunakan untuk mebentuk halaman-halaman web yang bersifat dinamis. Teknologi ini dikembangkan oleh Sun Microsystems (Kadir, 2004).

  Berbeda dengan applet, suatu fitur pada bahasa Java yang memungkinkan pengembang membuat aplikasi web yang dieksekusi pada sisi klien, JSP menggunakan pendekatan pemrosesan pada sisi server. Pada model seperti ini, kode sumber JSP dijalankan pada web server. Salah satu keuntungan model seperti ini adalah memungkinkan untuk membuat aplikasi yang independen terhadap keberadaan sistem Java di sisi klien.

  Dua alasan penting yang membuat JSP banyak digunakan oleh para pengembang aplikasi web :

  1. JSP menggunakan bahasa JAVA. Bagi para pemrogram yang telah mengenal Java, sangatlah mudah untuk membuat aplikasi web dengan JSP mengingat dasar JSP adalah bahasa Java. Dengan demikian mereka tidak perlu lagi belajar bahasa baru untuk membuat aplikasi web.

  2. JSP mendukung multiplatform. Dalam hal ini JSP memang bukan satu- satunya perangkat lunak pembuat aplikasi web yang bersifat multiplatform.

  PHP misalnya juga bersifat multiplatform. Keunggulan dari adanya dukungan multiplatform adalah memungkinkan kode dapat dipindah- pindahkan ke berbagai platform tanpa perlu melakukan perubahan apapun pada kode tersebut. Sebagai contoh, anda bisa menulis kode JSP yang pada awalnya ditujukan untuk dijalankan pada Windows, dan kemudian dipindahkan ke lingkungan lain misalnya Linux.

E. Tinjauan Pustaka

  Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan suatu masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada permasalahan dalam pengambilan suatu keputusan. Untuk mengantisipasi permasalahan dalam pengambilan keputusan, diperlukan suatu sistem yang mendukung solusi atas suatu masalah secara efisien dan efektif. Sistem tersebut disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan. Peningkatan jumlah diabetesi disebabkan keterlambatan penegakan diagnosis penyakit tersebut. Pasien sudah meninggal akibat kompikasi sebelum adanya penegakan diagnosis. Penyebab keterlambatan penegakan diagnosis tersebut adalah banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada atau beragamnya variabel. Logika fuzzy merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab konsep logika fuzzy sangat fleksibel dan mempunyai toleransi terhadap data-data yang tidak tepat serta didasarkan pada bahasa alami. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem sebagai alat bantu dalam penentuan apakah pasien itu menderita Diabetes Mellitus atau tidak, dengan konsep logika fuzzy dengan metode Sugeno (Tampubolon, 2010).

  Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Rekomendasi Diet Pasien di Rumah Sakit adalah program aplikasi berbasis web dengan menggunakan metode Euclidean, metode Ireons Jones dan DFD sebagai aliran data sistem. Program aplikasi ini meminta suatu input berupa data pasien dan penyakit yang diderita, kemudian output yang dihasilkan oleh sistem ini berupa rekomendasi asupan makanan perhari dengan jumlah kalori yang mendekati kebutuhan kalori perhari terhadap pasien. Dari pengujian metode yang diusulkan yaitu metode Euclidean yang telah dilakukan maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa aplikasi sistem pendukung keputusan yang dibuat ini mampu untuk merekomendasikan diet kepada pasien beserta penjelasan mengenai kebutuhan kalori perhari untuk asupan makanan perhari (Muhammad, 2010).