BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Erlin Kusnaeti BAB II

  1. Kehamilan

  a) Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah bertemunya sel spermatozoa dan ovum yang akan dilanjutkan dengan proses

  nidasi atau implantasi. Bila

  dihitung dari saat

  fertilisasi sampai dengan lahirnya bayi,

  kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (Prawirohardjo, 2010; h.213).

  b) Proses kehamilan Menurut Manuaba (2010; h.75) proses kehamilan yaitu :

  (1) Ovulasi

  Adalah proses pelepasan

  ovum yang dipengaruhi oleh

  sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi

  ovulasi. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal, oogonium, folikel primer, proses

  pematangan pertama. Dengan pengaruh

  FSH, folikel primer

  mengalami perubahan menjadi folikel

  de Graaf yang menuju

  ke permukaan

  ovarium disertai pembentukan cairan folikel

  menyebabkan penipisan, dan selama itu ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi

  10 gerak dari tuba ke ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif, ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.

  (2) Spermatozoa

  Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta

  spermatozoa

  setiap cc. Bentuknya seperti cebong yaitu memilki kepala, leher dan ekor. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi, yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari.

  (3) Konsepsi

  Pertemuan inti ovum dengan inti

  sprematozoa disebut

  konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai sillia.

  (4) Nidasi atau Implantasi

  Setelah pertemua kedua inti

  ovum dan spermatozoa,

  terbentuk

  zigot yang dalam beberapa jam mampu membelah

  dirinya menjadi dua dan seterusnya. Bebarengan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut

  blastula, perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas

  telah siap untuk mengadakan nidasi. (5) Pembentukan

  plasenta Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di

  dinding depan atau belakang. Mendorong

  sel blastula

  mengadakan

  diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk

  “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Awalnya

  yolk sac berfungsi sebagai

  pembentuk darah bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. Pada minggu kedua dan ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembulu darahnya yang menuju

  body stalk (bakal tali pusat). Vili korealis menghancurkan desidua

  sampai pembuluh darah, sehingga sejak saat itu

  embrio

  mendapat nutrisi dari darah ibu secara langsung. Bagian

  desidua yang dihancurkan membagi plasenta menjadi

  sekitaar 15 sampai 20

  kotiledon maternal dan sekitar 200 kotiledon fetus. c) Perubahan Fisiologis Kehamilan (1) Saluran reproduksi

  (a) Uterus

  Selama beberapa minggu pertama, uterus mempertahankan bentuknya yang mirip buah pir, tetapi seiring dengan kemajuan kehamilan, korpus dan fundus mengambil bentuk lebih membulat, dan menjadi hampir

  sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami

  peningkatan pesat alam ukuran panjangnya dari pada lebarnya dan mengambil bentuk

  ovoid. Uterus yang

  terus membesar ini kemudian berkontak dengan dinding

  anterior abdomen, menggeser usus ke lateral dan superior, dan terus tumbuh sehingga akhirnya mencapai

  hati. Sewaktu muncul dari panggul,

  uterus biasanya

  mengalami

  rotasi ke kanan. Dekstrorotasi ini

  kemungkinan besar disebabkan oleh adanya

  rektoigmoid di sisi kiri panggul. Seiring dengan naiknya uterus, tegangan pada ligamentum latum dan rotundum

  juga menigkat. (William, 2014; h.113).

Table 2.1 ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.

  Um ur keham ilan Ukuran

  22

  24

  • – 28 m inggu – 25 cm di atas s im pis is 28 m inggu 26,7 cm di atas s im pis is 30 m inggu 29,5
  • – 30 cm di atas s im pis is 32 m inggu 29,5
  • – 30 cm di atas s im pis is 34 m inggu 31 cm di atas s im pis is 36 m inggu 32 cm di atas s im pis is 38 m inggu 33 cm di atas s im pis is 40 m inggu 37,7 cm di atas s im pis is

  Sumber : Spiegelberg dalam Rustam (2012; h.41)

  Dengan mengetahui tinggi

  fundus uteri dapat

  menentukan taksiran berat badan janin dengan menggunakan rumus Johnson

  • – Tausak dalam Rustam (2012; h.41) : BB = (mD-12) x 155. Keterangan: mD adalah tinggi fundus uteri, BB adalah berat badan janin.

Table 2.2 Hubungan tua kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus uteri.

  Akhir bulan Besar uterus Tinggi fundus uteri

  1 Lebih bes ar dari bias a Belum teraba (palpas i)

  2 Telur bebek Di belakang s im fis is

  3 Telur angs a

  1

  • – 2 jari di atas s im fis is

  4 Kepala bayi Pertengahan s im fis is

  • – pus at

  5 Kepala dewas a

  2

  • – 3 jari di bawah pus at

  6 Kepala dewas a Kira

  • – kira s etinggi pus at

  7 Kepala dewas a

  2

  • – 3 jari di atas pus at
  • – 8 Kepala dewas a Pertengahan pus at pros es us xiphoideus

  9 Kepala dewas a 3 jari dibawah Px atau s am pai s etinggi Px

  10 Kepala dewas a Sam a dengan keham ilan 8 bulan, tetapi m elebar ke s am ping Sumber : Mochtar, 2012; h.42 (b) Serviks

  Satu bulan setelah

  konsepsi, serviks sudah mulai

  mengalami perlunakan dan sianosis mencolok. Terjadi karena peningkatan

  vaskularitas dan edema serviks

  keseluruhan, disertai oleh

  hipertrofi dan hiperplasia kelenjar serviks. (Straach, dkk 2005 dalam William,

  2014; h.114).

  (c) Ovarium

  Selama kehamilan,

  ovulasi berhenti dan

  pematangan

  folikel

  • – folikel baru ditunda. Biasanya
hanya satu

  korpus luteum yang ditemukan pada wanita

  hamil. Tidak banyak berkontribusi dalam produk progesteron. (William, 2014; h.114).

  (d) Tuba uterina

  Otot

  • – otot tuba uterina hanya sedikit mengalami

  hipertrofi selama kehamilan. Namun, epitel mukosa tuba

  menjadi agak mendatar. (Batukan, dkk. 2007 dalam William, 2014; h.115).

  (e) Vagina dan

  Perineum

  Terjadi peningkatan

  vaskularitas dan hiperemia di

  kulit dan otot

  perineum dan vulva, disertai perlunakan

  jaringan ikat di bawahnya, menyebabkan warna vagina menjadi keunguan ( tanda Chadwick). Ketebalan

  mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertrofi sel

otot polos sehingga terbentuk gambaran berpaku

  • – paku halus.

  Sekresi vagina meningkat berupa cairan putih

  agak kental pH berkisar 3,5 sampai 6. Disebabkan oleh peningkatan produksi asam

  laktat dari glikogen di epirel vagina oleh kerja lactobacillus acidophilus. (William,

  2014; h.116). (2) Kulit

  Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Alur

  • – alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen, payudara
dan paha. Disebut striae gravidarum atau stretch marks. Osman, dkk (2007) melaporkan bahwa 48% mengalami

  striae gravidarum di perut, 25% di payudara dan 25% di

  paha. Otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang mengenainya akibat dari itu otot

  rektus terpisah di garis

  tengah, menciptakan suatu

  diastasis rekti dengan derajat bervariasi. Hiperpigmentasi, garis tengah pada abdomen linea alba atau linea nigra (hitam kecoklatan). Muncul bercak

  • – bercak kecoklatan dengan berbagai ukuran di wajah dan leher atau

  cloasma gravidarum. Pigmentasi di aerola dan

  kulit genital juga dapat bertambah. Perubahan

  • – perubahan ini akan menghilang atau berkurang setelah persalinan. (William, 2014; h.116).

  (3) Payudara Pada minggu

  • – minggu awal kehamilan sering merasakan nyeri payudara. Setelah bulan kedua membesar dan memperlihatkan vena
  • – vena halus di bawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, bewarna lebih gelap dan lebih tegak. Beberapa bulan pertama pemijatan puting akan mengeluarkan cairan kuning kental

  kolostrum. Pada aerola

  lebih lebar dan lebih gelap, tersebar sejumlah tonjolan kecil

  kelenjar montgomery, namun ukuran payudara yang

  berubah membesar tidak berkaitan dengan volume air susu yang dihasilkan. (William, 2014; h.116).

  (4) Perubahan

  Metabolik

  (a) Penambahan berat badan Disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara dan peningkatan volume darah serta cairan

  ekstrasel

Hytten (1991) melaporkan bahwa ekstravaskular

  penambahan berat badan selama kehamilan adalah sekitar 12,5 kg. (William, 2014; h.117).

  (b) Metabolisme air (c) Metabolisme protein (d) Metabolisme karbohidrat (e) Metabolisme lemak (f) Metabolisme elektrolit dan mineral. (William, 2014; h.119).

  (5) Perubahan Hematologis

  Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan, hipervolemia yang telah lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45% di atas volume darah tak hamil. Mulai meningkat pada trimester pertama minggu ke 12. (William, 2014; h.119).

  (6) Sistem

  kardiovaskular

  Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama kehamilan (McLaughlin dan Roberts, 1999 dalam William, 2014; h.123). berkurangnya

  resistensi vaskular sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung.

  Dalam posisi terlentang, tekanan

  vena femoralis terus

  meningkat, dari sekitar 8 mmHg menjadi 24 mmHg menjelang

  aterm membuktikan mengalami hambatan kecuali pada posisi berbaring lateral. (William, 2014; h.123).

  (7) Saluran pernapasan Diafragma terangkat sekitar 4 cm selama kehamilan.

  Pergerakkannya pun lebih besar dibandingkan tak hamil. Jumlah oksigen yang diperlukan meningkat. (William, 2014; h.127).

  (8) Sistem kemih Ukuran ginjal sedikit meningkat.

  Clearance kreatinin

  pada kehamilan sekitar 30% lebih tinggi dari pada nilai 100 sampai 115 ml/mnt pada wanita tak hamil. (Lindheimer, dkk.

  2000 dalam William, 2014; h.129). (9) Saluran pencernaan

  Lambung dan uterus tergeser oleh uterus yang terus membesar. Pada wanita hamil tekanan

  intraesofagus

  berkurang dan tekanan

  intralambung meningkat. Peristaltik esofagus menurun kecepatan gelombang dan amplitudo.

  (Ulmsten dan Sundstrom, 1978). Gusi mengalami

  hiperemia

  dan melunak selama kehamilan dan dapat berdarah setelah trauma ringan.

  Haemoroid terjadi disebabkan konstipasi dan

  peningkatan tekanan di vena

  • – vena dibawah uterus yang membesar. (William, 2014; h.131).

  d) Perubahan Psikologis Kehamilan Semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil.

  Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Merasa sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri dan pada bayinya. Tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan cenderung menuntut. Trimester pertama dianggap sebagai periode penyesuaian atau penerimaan terhadap kenyataan. 80% mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. (Varney,2007; h. 501).

  Trimester pertama adalah waktu dimana terjadi penurunan

  

libido tapi tidak menentukan bahwa wanita hamil tirmester

pertama tidak ada hasrat hubungan seksual. (Varney,2007; h.

  501).

  Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan.

  Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, sudah dapat menerima kehamilan, mempersiapkan peran baru.

  Mengalami kemajuan untuk berhubungan seksual. Hilang rasa menuntut kasih sayang namun mencari kasih sayang dari orang terdekatnya. (Varney,2007; h. 502).

  Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Wanita mulai menyadari bayi sebagai makhluk terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Fokusnya hanya tentang kelahiran dan bayinya dengan rasa waspada. Merasakan ketidaknyamanan fisik. (Varney,2007; h. 503).

  e) Tanda

  • – Tanda Kehamilan Tanda – tanda kehamilan (Manuaba, 2010; h.107-109) yaitu :

  Tanda kemungkinan kehamilan : (1) Amenorea (terlambat haid). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan

  rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.

  Mual dan muntah ( (2) emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut

  morning sickness. Dalam batas yang fisiologis,

  keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makn berkurang.

  (3) Ngidam yaitu menginginkan makanan tertentu. (4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan

  iskemia susunan

  saraf pusat dan menimbukan

  sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

  (5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen

  • – progesteron dan

  somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

  (3) Adanya denyut jantung janin

  Tanda tidak pasti hamil : (1)

  Tanda pasti hamil : (1) Gerakan janin dalam rahim (2) Terlihat / teraba gerakan janin dan teraba bagian

  (3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

  piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballotement.

  Chadwicks,

  Hegar, tanda

  Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil (2) Pemeriksaan dalam, dijumpai tanda

  estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah.

  (6) Sering

  (10) Varises. Pengaruh

  Epulis

  sekitar pipi, dinding perut dan sekitar payudara. (9)

  melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di

  (7) Konstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (8) Pigmentasi kulit. Keluarnya

  miksi. Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

  • – bagian janin
f) Ketidaknyamanan dan cara mengatasi

Table 2.3 Identifikasi kebutuhan dasar ketidaknyamanan dan cara mengatasi.

  Ketidaknyam anan Das ar anatom is dan fis iologis Cara m eringankan atau m encegah

  Kelelahan Selam a TM I Keputihan TM I, II, III Ngidam Bias anya pada TM I, tapi bis a berlangs ung s epanjang m as a keham ilan Sering buang air kencing/ nocturia

  • – cari (1) Tekanan uterus pada kandung kem ih (2) Nocturia akibat eks res i s odium yang m eningkat dengan terjadinya pengeluaran air (3) Air dan s odium tertahan di bawah tungkai s elam a s iang hari karena s tatis vena, pada m alam hari terdapat aliran balik vena yang m eningkat dengan akibat peningkatan jum lah output air s eni (1) Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam keham ilan (2) Dorong ibu untuk s ering

  TM I dan TM III (1) Penyebab tidak diketahui (2) Mungkin berhubungan dengan penurunan laju m etabolis m e bas al pada awal keham ilan

  (1) Hiperplas ia m ukos a vagina (2) Peningkatan produks i lendir dan kelenjar endocervikal s ebagai akibat dari kadar es trogen (1) Mungkin berkaitan dengan pers eps i individu wanita ters ebut m engenai apa yang bis a m engurangi ras a m ual dan m untah (2) Indra pengecap m enjadi tum pul, jadi m akanan yang lebih m erangs ang dicari

  beris tirahat (3) Hindari is tirahat yang berlebihan (1) Meningkatkan kebers ihan dengan m andi s etiap hari (2) Mem akai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon (3) Menghindari pencucian vagina dengan m encuci vagina dengan s abun dari arah depan ke belakang (1) Tidak s eharus nya m enim bulkan kekhawatiran as alkan cukup bergizi dan m akanan yang diinginkan m akanan yang s ehat

  (2) Menjelas kan tentang bahaya m akanan yang tidak baik (3) Mendis kus ikan m akanan yang dapat diterim a yang m eliputi m akanan yang bergizi dan m em uas kan ngidam atau kes ukaan tradis ional (1) Penjelas an m engenai s ebab terjadinya nocturia

  (2) Kos ongkan s aat teras a dorongan untuk kencing (3) Perbanyak m inum pada s iang hari (4) Jangan kurangi m inum dim alam hari untuk m engurangi nocturia, kecuali jika nocturia m engganggu tidur dan m enyebabkan keletihan

  (5) Batas i m inum bahan diuterika alam iah: kopi, teh, cola dengan caffein

  Ras a m ual dan m untah

  • – m untah 5 s am pai 12 m inggu bis a terjadi lebih awal
  • – otot halus (3) Metabolis m e perubahan dalam karbohidrat berlebihan (1) Peningkatan kadar es trogen dan m ungkin proges teron (1) Bis a tim bul akibat perubahan horm on atau gabungan antara perubahan horm on dan peregangan (1) Kons tipas i (2) Tekanan yang
  • – 7 Hem orrhoid TM II dan TM III Kons tipas i TM II dan TM III
  • – otot halus (3) Penyerapan air dari kolon m eningkat (4) Tekanan dari uterus yang m em bes ar pada us us (1) terus m em bes ar dan m enekan diafragm a (1) Tekanan dari
  • – perubahan hem odinam is (2) Sakit kepala pada triwulan terakhir dapat m erupakan gejala (1) Makan bis kuit atau roti bakar s ebelum bangun dari tem pat tidur dipagi hari (2) Makan s edikit tapi s ering (3) Hindari m akanan yang
Varis es pada kaki/ vulva TM II dan TM III Ginggivitis dan epulis preeklam sia berat (1) Konges ti vena dalam vena bagian bawah m eningkat s ejalan dengan keham ilan karena tekanan dari uterus yang ham il (2) Dis ebabkan faktor us ia dan lam a berdiri

  2

  • – 3 m inggu s etelah HPHT Cloas m a TM II Garis – garis diperut (s triae gravidarum ) Tam pak jelas pada bulan ke 6

  Ses ak napas (hiperventilasi) TM II dan TM III Nyeri ligam entum rotundum TM I dan TM III Pus ing TM II dan TM III

  (1) Peningkatan kadar HCG, es trogen/ proges teron

  (2) Relaks as i dan otot

  m eningkat dari uterus gravid terhadap vena hem orrhoid

  (1) Peningkatan kadar proges teron yang m enyebabkan peris taltik us us m enjadi lam bat

  (2) Penurunan m otalitas s ebagai akibat dari relaks as i otot

  uterus pada ligam entum (1) Hipertens i pos tural yang berhubungan dengan perubahan

  berm inyak dan berbum bu m erangs ang (4) Hindari gos ok gigi s etelah m akan (1) Hindari s inar m atahari berlebihan s elam a m as a keham ilan (2) Gunakan atau kenakan pakaian yang m enom pang payudara dan abdom en

  (1) Hindari kons tipas i (2) Makan m akanan bes erat (1) Tingkatkan intake cairan dan s erat (2) Is tirahat cukup (3) BAB s egera s etelah ada dorongan

  (1) Latihan nafas m elalui s enam ham il (2) Kons ul dokter bila ada as m a (1) Tekuk lutut kearah abdom en (2) Mandi air hangat (1) Bangun s ecara perlahan dari pos is i is tirahat (2) Hindari berdiri terlalu lam a

  (3) Kons ultas i/ periks a untuk ras a s akit yang terus m enerus

  (1) Peningkatan vas kularis as i dan poliferas i jaringan ikat akibat rangs angan es trogen

  (1) Hindari berdiri atau duduk terlalu lam a (2) Senam , hindari pakaian dan kors et yang ketat, jaga pos tur tubuh yang baik (1) Kebers ihan gigi yang baik

  (2) Penggunaan s ikat yang lunak dan perlahan

  • – lahan

  Sumber : Kusmiyati, 2009;h.123-133

  g) Tanda Bahaya Kehamilan Pada umumnya 80

  • – 90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10
  • – 12% kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. (Sarwono, 2010; h.281). (1)

  Pendarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran.

  Disebabkan oleh kelainan

  kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan

  menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang di atas normal pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnnya disebabkan oleh plasenta previa. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum.

  (2) Preeklampsia.

  Umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai dengan paningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Gejala lainnya yaitu: hiperrefleksia (irritabilitas susunan saraf pusat), sakit kepala atau cepalgia, gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, nyeri epigastrik, oliguria, tekanan darah naik, sistolik (20

  • – 30 mmHg) dan diastolik (10 – 20 mmHg) diatas normal . Proteinuria, edema menyeluruh.

  Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum. (3)

  Terjadi pada kehamilan trimester dua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda

  • – tanda seperti tinggi
  • fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan, bagian

  bagian janin sulit diraba, uterus tegang dan nyeri, janin mati di dalam rahim bisa jadi itu tanda dari solusio plasenta. (4) Gejala lain yang harus diwaspadai yaitu muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan,

  disuria, menggigil atau demam, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya.

  h) Komplikasi dalam kehamilan

  (1) Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang

  berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari

  • – hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.(Mochtar,2012;h.141)

  (2) Abortus Abortus adalah pengeluaran hasil konsespsi sebelum janin

  dapat hidup diluar kandungan. Klasifikasi

  abortus dapat dibagi menjadi dua golongan: (a) Abortus spontan Abortus spontan adalah abortus yang terjadi

  dengan tidak didahului faktor

  • – faktor mekanis ataupun

  medisinalis, semata

  • – mata disebabkan oleh faktor – faktor alamiah.

  Klinis

  

abortus spontan dibagi menjadi 5 yaitu:

  (i)

  Abortus immines adalah keguguran yang

  mengancam. Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara tirah baring, tidak berhubungan seksual, evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat perkembangan janin. (ii)

  Abortus insipien adalah proses keguguran yang

  sedang berlangsung. Ditandai dengan adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil konsepsi. (iii)

Abortus inkompletus adalah keguguran bersisa atau

  hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

  (iv)

  Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi

  dikeluarkan (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.

  (v)

  Missed abortion adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada di dalam rahim.

  (b)

  Abortus provokatus Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja,

  baik dengan memakai obat – obatan maupun alat – alat.

  Abortus provokatus dibagi lagi menjadi:

  (i)

  Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan

  kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). (ii)

  Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh

  karena tindakan

  • – tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis. (Mochtar.2012; h.151-152).

  (3) Mola Hidatidosa Mola hidatidosa merupakan penyimpangan pertumbuhan

  dan perkembangan kehamilan yang tidak disertai janin dan seluruh

  vili korealis mengalami perubahan hidrofik.

  (Manuaba, 2010; h.326) (4) Kehamilan

  Ektopik Terganggu (KET)

  Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang trejadi di luar rahim (uterus). Diagnosis kehamilan

  ektopik yaitu perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah sedang, kesadaran menurun, pucat, nyeri abdomen.(KepMenkes, 2013;h.94)

  (5)

  Plasenta previa

  adalah keadaan dimana

  Plasenta previa plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen

  bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (

  ostium uteri internal). (Mochtar, 2011;

  h.187) Klasifikasi

  plasenta previa:

  (a)

  

Plasenta previa totalis: seluruh ostium ditutupi plasenta

  (b)

  

Plasenta previa partialis: sebagian ditutupi plasenta

  (c) Plasenta letak rendah (low lying placenta): tepi plasenta berada 3

  • – 4 cm di atas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.

  (6) Solusio plasenta Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta

  yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. (Mochtar,2012; h.93) (7)

  Hipertensi dalam kehamilan Hipertensi adalah tekanan darah sekurang

  • – kurangnya 140 mmHg

  sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali

  pemeriksaan berjarak 4 – 6 jam.

  (a) Hipertensi kronik Hipertensi kronik yaitu hipertensi tanpa proteinuria

  yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah presalinan.

  Diagnosis: (i) Tekanan darah

  ≥ 140/90 mmHg (ii) Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan

  <20 minggu (iii) Tidak ada

  proteinuria (diperiksa dengan tes celup

  urin) (KepMenKes RI, 2013; h.82-117)

  (b) Hipertensi gestasional

  yaitu tanpa

  

Hipertensi gestasional hipertensi

  proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan.

  Diagnosis: (i) Tekanan darah

  ≥ 140/90 mmHg (ii) Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal diusia kehamilan <12 minggu (iii) Tidak ada

  proteinuria (diperiksa dengan tes celup

  urin) (iv) Dapat disertai tanda dan gejala

  preeklampsia,

  seperti nyeri ulu hati (v) Diagnosis pasti ditegakkan pasca persalinan

  (KepMenKes RI, 2013; h.82-117) i) Asuhan Kebidanan pada Kehamilan (1) Mengunjungi berkala kepada ibu hamil

  Jumlah kunjungan cukup empat kali; satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III. Untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil.

  Selain itu, untuk memberdayakan ibu hamil dan keluarga tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling. (2) Menilai kesejahteraan janin

  Melakukan berbagai pemeriksaan yaitu: pengukuran tinggi

  fundus uteri, gerakan janin, denyut jantung janin, ultrasonografi, besar janin, letak dan posisi janin, dan

  penilaian luas panggul. (3) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil

  Beberapa informasi penting adalah sebagai berikut: (a) Nutrisi yang adekuat: setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah protein 85 gram, kalsium 1,5 gram, zat besi 30 mg, dan asam folat 400 mikrogram. (b) Perawatan payudara: pengurutan secara hati

  • – hati payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus. Basuhan lembut setiap hari, pembersihan puting susu dengan gliserin dan alkohol dan sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai.

  (c) Perawatan gigi : dua kali pemeriksaan gigi selama masa kehamilan, dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan. (d)

  Kebersihan tubuh dan pakaian : gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian longgar, bersih serta nyaman, hidari memakai sepatu ber hak tinggi, alas kaki yang keras dan korset pada perut ibu.

  (e) Melakukan gerakan ringan dan istirahat yang cukup.

  (Sarwono, 2010; h.284). j) Standar pelayanan antenatal

  (1) Penimbangan berat badan dan pengkuran tinggi badan (2) Pengukuran tekanan darah (3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) (4) Pengukuran tinggi puncak rahim ( fundus uteri) (5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus sesuai status imunisasi

Tabel 2.4 Pemberian Imunisasi TT Antigen Interval

  (s elang waktu m inim al) TT1 Pada kunjungan antenatal pertam a Lam a perlindungan % perlindungan

  • TT2 4 m inggu s etelah TT1 3 tahun

  80 TT3 6 bulan s etelah TT2 5 tahun

  95 TT4 1 tahun s etelah TT3 10 tahun

  99 TT5 1 tahun s etelah TT4 25 tahun/s eum ur

  99 hidup

Sumber: Saifudin, 2009; h.90

  (6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan (7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

  (8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana) (9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya)

  (10) Tatalaksana kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2014; h.87)

  2. Persalinan

  a) Pengertian persalinan Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.

  (Varney, 2008; h.672) Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam Mochtar, 2012; h.69)

  Beberapa istilah yang berhubungan dengan

  partus

  (Rustam Mochtar, 2012; h.69) (1) Menurut cara persalinan :

  (a)

  Partus biasa (normal), disebut juga partus spontan,

  adalah proses lahirnya bayi dengan

  LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat

  • – alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

  (b)

  Partus luar biasa (abnormal) adalah persalinan

  pervaginam dengan bantuan alat

  • – alat atau melalui dinding perut dengan operasi kaesaria.

  (2) Menurut tua (umur) kehamilan : (a)

  Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan

  sebelum janin dapat hidup

  (viabel)

  • – berat janin di bawah 1000 gram – tua kehamilan di bawah 28 minggu.

  (b)

  Partus prematurus adalah persalinan (pengeluaran)

  hasil konsepsi pada kehamilan 28

  • – 36 minggu; janin

  prematur, berat janin antara 1000 2500 gram.

  • – dapat hidup tetapi

  (c) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37

  • – 40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.

  (d) Partus postmaturus adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur. (e)

  Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung

  sangat cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak, dan sebagainya.

  (f) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disporsi

sefalopelvik.

  b) Macam-macam persalinan Menurut Manuaba (2010; h.164) macam

  • – macam persalinan yaitu : (1) Persalinan spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

  (2) Persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dan luar.

  (3) Persalinan anjuran ( partus presipitatus).

  c) Etiologi terjadinya proses persalinan Penyebab terjadinya persalianan belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori

  • – teori yang kompleks. Teori – teori yang dikemukakan antara lain faktor
  • – faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi. (Rustam Mochtar, 2012; h.69) (1) Teori penurunan hormon

  Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron terjadi pada 1

  • – 2 minggu sebelum partus. Progesteron bekerja sebagai penenang otot
  • – otot polos rahim. Karena itu, akan terjadi kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan his jika kadar progesteron turun.

  (2) Teori plasenta menjadi tua Penuaan plasenta akan menyebabkan turunnya kadar

  estrogen dan progesteron sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah sehingga menimbulkan kontraksi rahim.

  (3) Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan

  iskemia otot

  • – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

  (4) Teori iritasi mekanik Di belakang serviks, terletak

  ganglion servikale (pleksus frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digesesr

  dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

  (5) Induksi partus (induction of labour).

  Pertus dapat pula ditimbulkan dengan : (a)

  Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan

  dalam

  kanalis servisis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser

  (b)

Amniotomi : pemecahan ketuban

  (c) Tetsan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan per infus d) Fisiologis Persalinan

  Proses fisiologi kehamilan pada manusia yang menimbulkan inisiasi partus dan awitan persalinan belum diketahui secara pasti, beberapa pendapat bergantung pada aktivitas progesteron untuk mempertahankan ketenangan uterus sampai mendekati akhir kehamilan. (Sarwono, 2010; h.296).

  e) Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan Menurut Mochtar (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah:

  (1) Kekuatan mendorong janin keluar (power) (a) His (kontraksi uterus ) (b) Kontraksi otot

  • – otot dinding perut (c) Kontraksi diafragma

  (2) Faktor jalan lahir (Passage) Faktor jalan lahir dibagi atas: (a) Bagian keras tulang

  • – tulang panggul (rangka panggul) (b) Bagian lunak: otot-otot, jaringan
  • – jaringan dan ligamen – ligamen.

  (3) Faktor janin (Passenger) Faktor janin di bagi atas: (a) Kepala janin

  Bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalannya persalinan. (b) Postur janin dalam rahim

  Postur janin sangat mempengaruhi dalam proses persalinan diantaranya: (i) Sikap yaitu menunjukan hubungan bagian

  • – bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang
punggungnya. Janin umumnya berada dalam sikap fleksi, yaitu kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.

  (ii) Letak janin adalah bagimana posisi sumbu janin terhadap sumbu ibu. Sebagai contoh, pada letak lintang, sumbu janin tegak lurus terhadap sumbu ibu; dan pada letak membujur, sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu. Pada letak membujur, terdapat dua kemungkinan, yaitu bagian terbawah janin adalah kepala, atau mungkin juga letak sungsang. (iii) Presentsi digunakan untuk menentukan bagian janin yang terdapat di bagian bawah rahim.

  (iv) Posisi merupakan indikator untuk menyatakan arah bagian terbawah janin: apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal-pelvis). Misalnya Letak Belakang Kepala (LBK), Ubun

  • – ubun Kecil (UUK) kiri depan, uuk kanan belakng.

  (4)

  Psychology (Psikologi)

  Menurut (Sondakh, 2013; h.91), menyebutkan perubahan psikologi ibu yang muncul pada saat memasuki masa persalinan sebagian besar berupa perasaan takut maupun cemas, terutama pada ibu primigravida yang

  • – umumnya belum mempunyai bayangan mengenai kejadian
kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilannya. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mempersiapkan mental ibu karena perasaan takut akan menambah rasa nyeri, serta akan menegangkan otot

  • – otot serviksnya dan akan mengganggu pembukaannya. Ketegangan jiwa dan badan ibu juga menyebabkan ibu lekas lelah.

  (5) Penolong Fungsi penolong persalinan sangat berat, yaitu memberikan pertolongan bagi dua jiwa yaitu ibu dan anak, serta kesuksesan pertolongan tersebut sebagian bergantung pada keadaan petugas yang menolongnya, maka sangat penting untuk diadakan kualifakasi atau persyaratan bagi petugas yang bekerja di kamar bersalin dan penolong persalinan. Dengan demikian, sesuai dengan hal tersebut, persyaratan yang diperlakukan adalah persyaratan kemampuan, ketrampilan, dan kepribadian (Sondakh, 2013; h.97).

  f) Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan (Varney, 2008; h.672) (1)

  Lightening (perasaan distensi abdomen berkurang)

  Mulai dirasakan kira

  • – kira 2 minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Wanita sering menyebutkan lightening sebagai

  “kepala bayi sudah turun.”

  (2) Perubahan

  Serviks

  Mendekati persalinan, serviks semakin “matang.”

  Awalnya selama masa hamil,

  serviks dalam keadaan

  menutup, panjang, dan lunak, sekarang

  serviks masih

  lunak, dengan konsistensi seperti

  pudding, dan mengalami

  sedikit penipisan

  (effacement) dan kemungkinan sedikit

  dilatasi. Evaluasi kematangan

  serviks akan tergantung

  pada individu wanita dan paritasnya, contoh, pada masa hamil

  serviks ibu multipara secara normal mengalami