Faktor-faktor Penyebab Turunnya Laknat Allah SWT. (Suatu Analisis Tafsir Tahlili terhadap QS al-Maidah/5:78-81) - Repositori UIN Alauddin Makassar

  FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA LAKNAT ALLAH SWT.

  (Suatu Analisis Tafsir Tah{li>li> terhadap QS al-Ma>idah/5:78-81) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Jurusan Ilmu al- Qur’an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin,

  Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar Oleh

  ARIFUDDIN 30300114009

  JURUSAN ILMU AL- QUR’AN DAN TAFSIR

  FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT, DAN POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

  ALAUDDIN MAKASSAR 2018

  KATA PENGANTAR

  

مي ِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِهَّللا ِمْسِب

ىلع ملاسلاو ةلاصلا , ملعي لمام ناسنلإا ملع ملقلاب ملع يذلا لله دملحا

"دعب اما" ماركلا لىوا هباحصأو هلآ ىلعو ينلسرلما و ء يبا نلأا فرشا

  Puji syukur kehadirat Allah swt. berkat rahmat hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabatnya dan para pengikut setianya.

  Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah ikut berpartisipasi secara aktif maupun pasif dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis merasa sangat perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu, baik yang telah membimbing, mengarahkan, memberikan petunjuk dan motivasi.

  1. Ayahanda Dacca dan ibunda Hadija sebagai orang tua penulis yang telah berjuang merawat, membesarkan serta mencari nafkah sehingga penulis dapat sampai pada tahap akhir perkuliahan. Tiada kata-kata yang layak penulis berikan untuk mengemukakan penghargaan dan jasa beliau. Tanpa doa yang ditujukan kepadaku penulis tidak mampu menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini, penulis hanya dapat mendoakan semoga beliau senantiasa mendapatkan berkah, rahmat dari dan di sisi Allah swt. dan tidak lupa pula berterima kasih kepada semua saudara dan saudari saya yakni kakak tercinta Fatimah dan suaminya Amir, Kamaruddin dan istrinya Fatimah S S.Pd, Herni dan suaminya Ridwan, Ilyas dan istrinya Verawati, Wahida dan suaminya Madi, Rahman. Adek saya Mirna dan suaminya Asrul dan Akbar yang telah memberikan semangat dan doa bagi penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

  2. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar dan Prof. Mardan, M.Ag, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A, Prof. Siti Hj. Aisyah, M.A, Ph. D, Prof. Hamdan, Ph.D selaku wakil Rektor I, II, III dan IV yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di kampus ini.

  3. Prof. Dr. H. Natsir Siola, M.A sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik, Dr. Tasmin Tangngareng, M.Ag, Dr. H. Mahmuddin M.Ag, Dr. Abdullah, M.Ag selaku wakil Dekan I, II dan III yang senantiasa membimbing penulis selama menempuh perkuliahan.

  4. Dr. H. Muh. Sadik Sabry, M.Ag., Dr. H. Aan Parhani, Lc. M.Ag., dan Dr. Muhsin Mahfudz, M. Th.I, Dra. Marhany Malik, M. Hum, selaku ketua jurusan Ilmu al- Qur’an dan ketua jurusan Ilmu Hadis bersama sekretarisnya atas segala ilmu, petunjuk dan arahannya selama menempuh jenjang perkuliahan di Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik.

  5. Dr. H. Aan Parhani, Lc, M.Ag dan Dr. Daming K, M.Ag. Selaku pembimbing I dan pembimbing II serta penguji I dan penguji II yang ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi sejak awal hingga akhir.

  6. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Musyrif Ma’had Aly Tafsir Hadis Khusus periode 2010-2015, yakni ayahanda Dr. Abdul Gaffar, M.Th.I dan ibunda Fauziah Achmad M.Th.I yang telah mendidik penulis sejak menginjakkan kaki di asrama hingga saat ini terus memberikan nasihat meski jauh di sana. Dan juga Musyrif Ma’had Aly Tafsir Hadis Khusus periode 2016-2018, yakni ayahanda Muhammad Ismail, M.Th.I dan ibunda Andi Nurul Amaliah Syarif S.Q, yang senantiasa memotivasi penulis demi terselesainya skripsi ini. Serta dewan pembina lainnya Asriady, S.Hd., M.Ag dan Abdul Mutakabbir S.Q, M.Ag yang dengan tulus mengoreksi skripsi penulis dan ayahanda Abdul Ghany Mursalin, M.Th.I atas dukungan morilnya.

  7. Seluruh dosen di lingkungan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang telah berjasa mengajar dan mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di UIN Alauddin Makassar serta Staf Akademik yang dengan sabarnya melayani penulis dalam menyelesaikan prosedur akademik yang harus dijalani hingga ke tahap penyelesaian.

  8. Bapak dan ibu kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar beserta staf-stafnya yang telah menyediakan referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

  9. Saudara-saudara seperjuangan, Mahasiswa Tafsir Hadis Khusus Angkatan X “Terjebak dalam kebersamaan terurai dalam ikatan” yang senantiasa memotivasi, memberikan kritik dan semangat kepada penulis dan senantiasa menemani penulis baik dalam keadaan suka maupun duka. Dan juga teman-teman KKN yang berlokasi di Taddeang kabupaten Maros. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah di sisi Allah swt. dan semoga Allah swt. senantiasa meridai semua amal usaha yang peneliti telah laksanakan dengan penuh kesungguhan serta keikhlasan.

  DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ i PENGESAHAN SKRIPSI..................................... ......................................... ii KATA PENGANTAR................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. vii PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... ix ABSTRAK .................................................................................................... xvi

  BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Pengertian Judul ................................................................................... 6 D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8 E. Metodologi Penelitian ......................................................................... 10 F. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................... 14 BAB II: KAJIAN TEORETIS A. Pengertian Laknat Allah swt. ............................................................. 16 B. Term-term Laknat Allah swt dan Derivasinya dalam Al-Qur’an. ..... 17 C. Term-term yang sepadan dengan Laknat Allah swt........................... 20 BAB III: ANALISIS TAFSIR TENTANG QS AL-MA<IDAH/5:78-81 A. Kajian Nama Surah .............................................................................. 29 B. Teks Ayat dan Terjemahan QS al-Ma>idah/5:78-81 ............................ 30 C. Kajian Mufradat QS al-Ma>idah/5:78-81 ............................................. 30 D. Kajian Fungsional ................................................................................ 37 E. Munasabah Ayat .................................................................................. 39 F. Tafsir Ayat ........................................................................................... 43 BAB IV: ANALISIS AYAT TENTANG QS AL-MA<IDAH/5:78-81 A. Hakikat Laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5:78-81 ................... 52 B. Wujud Penyebab Turunnya Laknat Allah swt. dalam QS al- Ma>idah/5:78-81 .................................................................................... 55 1. Durhaka kepada Allah swt...............................................................55 2. Melampaui Batas..............................................................................58 3. Tidak Mencegah Kemunkaran.........................................................59 4. Tolong Menolong dengan Orang Kafir............................................66 5. Fasik ................................................................................................70 C. Dampak Mengerjakan Perbuatan yang Menyebabkan Turunnya Laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5:78-81 ................................. 76 1. Kekal dalam Azab...........................................................................76

  BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... 79 B. Implikasi .............................................................................................. 80 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81

  ABSTRAK Nama : Arifuddin NIM : 30300114009 Judul : Faktor-faktor Penyebab Turunnya Laknat Allah swt.

  (Suatu Analisis Tafsir Tah}lili>> terhadap QS al-Ma>idah/5:78- 81)

  Skripsi ini merupakan penelitian terhadap faktor-faktor penyebab turunnya laknat Allah swt. digambarkan dengan sebab yang menyebabkan jauhnya rahmat Allah dari para hamba-Nya yang inkar terhadap perintah yang telah ditetapkan oleh Allah swt.

  Masalah pokok yang muncul dari penelitian ini adalah bagaimana faktor- faktor penyebab turunnya laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5: 78-81? Dari masalah pokok ini, muncul sub-sub masalah yaitu bagaimana hakikat penyebab turunnya laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5: 78-81? Bagaimana wujud yang menyebabkan turunnya laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5:78-81? dan Bagaimana dampak mengerjakan penyebab turunnya laknat Allah swt. dalam QS al- Ma>idah/5:78-81? Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensip tentang faktor-faktor penyebab turunnya laknat Allah swt. yang terdapat dalam QS al-Ma>idah/5: 78-81.

  Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pustaka yang bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu tasir, yaitu menggunakan salah satu dari empat metode penafsiran yang berkembang. Penelitian ini tergolong library research, data dikumpulkan dengan mengutip, menyadur, dan menganalisis dengan menggunakan beberapa teknik interpretasi seperti interpretasi tekstual, interpretasi kultural, dan interpretasi linguistik terhadap literatur yang representatif dan mempunyai relevansi dengan masalah yang dibahas, kemudian mengulas dan menyimpulkannya. Penelitian ini juga menggunakan pola tafsir tah{li>li> dalam mengolah data yang telah terkumpul.

  Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Allah swt. menjauhkan rahmat-Nya bagi orang yang inkar kepada Allah swt. melanggar janji yang telah ditetapkan dengan mengerjakan apa yang Allah larang akan tetapi mereka melanggarnya seperti durhaka kepada Allah swt. melampaui batas, tidak saling mencegah dalam kemunkaran yang terjadi di sekitarnya, mereka juga berteman dengan orang kafir atau menjadikannya wali, dan fasik. Perbuatan yang mereka lakukan menimbulkan kemurkaan Allah dan Rasul-Nya yang menyebabkan turunnya laknat Allah dengan memberikan azab dan mereka kekal di dalamnya.

  xvi PEDOMAN TRANSLITERASI A.

   Transliterasi Arab-Latin

  z}a z} zet (dengan titik di bawah)

  ش

  Syin Sy es dan ye

  ص

  s}ad s} es (dengan titik di bawah)

  ض

  d}ad d} de (dengan titik di bawah)

  ط

  t}a t} te (dengan titik di bawah)

  ظ

  ع

  س

  ‘ain ‘ apostrof terbalik

  غ

  Gain G Ge

  ؼ

  Fa F Ef

  ؽ

  Qaf Q Qi

  ؾ

  Kaf K Ka

  ؿ

  Sin S Es

  Zai Z Zet

  Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat dilihat pada tabel berikut:

  ج

  1. Konsonan Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

  ا

  Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

  ب

  Ba B Be

  ت

  Ta T Te

  ث

  s\a s\ es (dengan titik di atas)

  Jim J Je

  ز

  ح

  h}a h} ha (dengan titik di bawah)

  خ

  Kha Kh ka dan ha

  د

  Dal D De

  ذ

  z\al z\ zet (dengan titik di atas)

  ر

  Ra R Er

  Lam L El

  ـ

  ََفْيَك

  fath}ah dan wau au a dan u

  َْىَػ

  Nama Huruf Latin Nama Tanda fath}ah dan ya>’ ai a dan i

   ا

  d}ammah u u

   ا

  kasrah i i

  ا َ

  Tanda fath}ah a a

  3. Maddah Nama Huruf Latin Nama

  : haula

  ََؿْوَه

  : kaifa

  Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Contoh:

  Mim M Em

  2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

  ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’) .

  ء

  Ya Y Ye Hamzah (

  ى

  Apostrof

  Hamzah ’

  ء

  Ha H Ha

  ػه

  Wau W We

  و

  Nun N En

  ف

  َْوَػ Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Nama Nama

  Harakat dan Huruf dan Huruf Tanda a> a dan garis di atas fath}ah dan alif atau ya>’ ى َ َََ... َ َاَ َََ...

  |

  i> i dan garis di atas kasrah dan ya >’

  ىػ

  u> u dan garis di atas d}ammah dan wau

  وُػ

  Contoh: : ma>ta

  ََتاَم

  : rama>

  ىَمَر

  : qi>la

  ََلْيِق

  : yamu>tu

  َُتْوَُيَ 4.

  Ta>’ marbu>t}ah Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

  Contoh: : raud}ah al-at}fa>l

  َِؿاَفْطَلأا َُةَضْوَر

  : al-madi>nah al-fa>d}ilah

  َُةَلِضاَفْلَا َُةَنْػيِدَمْلَا

  : al-h}ikmah

  َُةَمْكِْلَْا

  5. Syaddah (Tasydi>d) Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d ( ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan

  ـّـ perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

  Contoh: : rabbana>

  ََانَّبَر

  : najjaina>

  ََانْيََّنَ

  : al-h}aqq

  َّقَْلَْا

  : nu‚ima

  ََمِّعُػن

  : ‘aduwwun

  َ وُدَع

  Jika huruf ber- tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf

  ى kasrah ( ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>. َّىػِػػػػ

  Contoh: : ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

  ى ِلَع

  : ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

  َ بَرَع

  6. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

  ؿا

  ( alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

  Contoh: : al-syamsu (bukan asy-syamsu)

  َُسْمَّشلَا

  : al-zalzalah (az-zalzalah)

  َةَلَزْلَّزلَا

  : al-falsafah

  َةَفَسْلَفْلَا

  : al-bila>du

  َُدَلابْلَا

  7. Hamzah Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

  Contoh:

  T{abaqa>t al- Fuqaha>’

  َِللاِب

  di>nulla>h

  َِللاَُنْيِد

  Contoh:

  ) Kata ‚Allah‛ yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

  الله

  9. Lafz} al-Jala>lah (

  Wafaya>h al- A‘ya>n

  Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah . Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

  ََفْوُرُمْأَت

  8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al- Qur’an (dari al-

  : umirtu

  َُتْرِمُأ

  : syai’un

  َ ءْيَش

  : al- nau‘

  َُعْوَّػنلَا

  : ta’muru>na

  billa>h Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al- jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh: hum fi> rah}matilla>h

  َِللاَِةَْحَْرَِْفَِْمُه

  10. Huruf Kapital Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital ( All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

  Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-

  Qur’a>n Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si> Abu>> Nas}r al-Fara>bi> Al-Gaza>li> Al-Munqiz\ min al-D}ala>l Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu>

  (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

  ‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni> Abu> Al-H{asan, ditulis menjadi: Abu> Al-H{asan,

  B. Daftar Singkatan ‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni>. (bukan: Al-H{asan, ‘Ali> ibn ‘Umar al-Da>r Qut}ni> Abu>)

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

B. Daftar Singkatan

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam as. = ‘alaihi al-sala>m

  Cet. = Cetakan t.p. = Tanpa penerbit t.t. = Tanpa tempat t.th. = Tanpa tahun t.d = Tanpa data H = Hijriah M = Masehi SM = Sebelum Masehi QS. …/…: 4 = QS. al- Baqarah/2: 4 atau QS. A<li ‘Imra>n/3: 4

  h. = Halaman

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur’an merupakan kitab suci umat Islam dan beriman kepadanya tergolong salah satu rukun iman. Ia adalah kalam Allah yang diturunkan kepada

1 Nabi Muhammad saw. yang tertulis dalam mushaf dan diturunkan secara

  2

  mutawa>tir. Dalam QS al-Baqarah/2: 2, Allah swt. menegaskan bahwa kitab (al- Qur’an) yang telah diturunkan kepada Rasulullah saw., tidak ada keraguan di

  3 dalamnya dan merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.

  Allah swt. menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw. untuk

  4

  membebaskan manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju Ila>hi. Al- Qur’an yang diturunkan kepada Nabi, sekaligus menjadi tugas untuk beliau jelaskan atau tafsirkan. Hal ini terlihat dalam beberapa dalil dalam QS al-Nah}l/16: 44 sebagai berikut:

  ْمِهْيَلِإ َلِّزُ ن اَم ِساَّنل َنوُرَّكَفَ تَ ي ْمُهَّلَعَلَو ِل َِّيَِّ بُتِل َرْكِّذلا َكْيَلِإ اَنْلَزْ نَأَو

  Terjemahnya: Dan Kami turunkan kepadamu al- Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya

  5 mereka memikirkan.

  1 2 Basri Mahmud, Ulu>m al- Qur’a>n (Cet. I; Makassar: Gunadarma Ilmu, 2013), h.31. 3 M. Baqir Hakim, Ulu>m al- Qur’a>n (Cet. I; Jakarta: al-Huda, 2006), h.3. 4 Lihat: QS al-Baqarah/2: 2.

  Manna> ’ al-Qat}t}an, Maba>his fi> Ulu>m Al- Qur’a>n, terj. Aunur Rafiq, Pengantar Studi Ilmu al- Qur’an (Cet. I; Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2005) h. 3. 5 Kementerian Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), h.

  Sekalipun demikian, banyak yang inkar dari perintah yang telah ditetapkan oleh Allah swt. itu karena banyak dari mereka yang tidak saling memperingatkan untuk mengerjakan kebaikan dan pencegahan dari perbuatan

  6

  mungkar. Mereka banyak yang melampaui batas dengan mengerjakan larangan Allah swt. meskipun telah datang al- Qur’an sebagai petunjuk, namun banyak orang yang tidak menaati apa yang ada dalam al- Qur’an, mereka malah mengingkari apa yang ada dalam al- Qur’an.

  Sehingga apa yang mereka perbuat itu mendapat balasan dari yang Maha Kuasa dengan menurunkan adanya cobaan bahkan laknat dari Allah swt. itu karena mereka sudah tidak taat dengan perintah Tuhan atau keluar dari esensi penghambaan kepada Allah swt. sesuai firman Allah dalam QS al-Baqarah/2:88 yang berbunyi:

  َنوُنِمْؤُ ي اَم الًيِلَقَ ف ْمِىِرْفُكِب ُوَّللا ُمُهَ نَعَل ْلَب ٌفْلُغ اَنُ بوُلُ ق اوُلاَقَو

  Terjemahnya: Dan mereka berkata: "Hati Kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka, Maka sedikit sekali mereka

  7 yang beriman.

  Manusia juga diuji kesabaran mereka, di mana Allah memberikan suatu ujian berupa cobaan untuk mengetahui tingkat kesabaran dan menaikan derajat hambaNya yang mau bersabar apalagi dilanda berbagai macam cobaan baik itu melalui kematian, kelaparan, kekurangan harta sebagaimana dalam QS al- Baqarah/2: 155 disebutkan

6 Andi Miswar, Amr Ma’ru>f Nahy> Munkar (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 4.

  7

  

ِتاَرَمَّثلاَو ِسُفْ نَْلْاَو ِلاَوْمَْلْا َنِم ٍصْقَ نَو ِعوُْلْاَو ِفْوَْلْا َنِم ٍءْيَشِب ْمُكَّنَوُلْ بَنَلَو

َنيِرِباَّصلا ِرِّشَبَو

  Terjemahnya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan

  8 berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

  Manusia yang tidak taat kepada Allah swt. berbuat kerusakan di bumi itu karena ulah mereka sendiri sehingga Allah akan murka kepada hamba-Nya disebabkan apa yang mereka perbuat.

  Balasan bagi orang yang inkar kepada Allah dan Rasul pasti akan mendapat ganjaran yang diberikan oleh Allah swt. sedangkan orang yang beriman akan diuji. dimana balasan Allah ada lima macam yaitu al-bala>

  ’, al- mus}i>bah, al-fitnah, al-imtih}a>n dan al- ‘az|a>b. Dari lima macam balasan Allah harus diketahui masing-masing perbedaan dari kelima macam balasan Allah tersebut, akan tetapi penulis akan membahas tentang penyebab turunnya laknat Allah swt.

  Bala> ’ adalah suatu ujian yang secara umum baik berupa kelapangan maupun berupa kesulitan hidup manusia di dunia yang dilakukan langsung oleh

  Allah tanpa ikut campur yang diuji dalam menentukan cara, waktu, dan bentuk

  9 ujian itu.

  8 9 Kementerian Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, h. 24.

  Mardan, Wawasan al- Qur’an tentang Malapetaka (Cet. I; Jakarta: Pustaka Arif, 2009), h.

  44.

  Mus}i>bah itu dapat berupa penyakit, rugi dalam berusaha, kehilangan barang, kehilangan keluarga yang dicintai, bencana alam, wabah penyakit, kalah

  10 perang, paceklik, dan kiamat.

  Fitnah merupakan suatu penyiksaan dengan siksaan secara jasmani, perampasan harta, pemisahan sanak keluarga, teror, serta pengusiran dari tanah tumpah darah, bahkan menyangkut agama dan keyakinan mereka dalam wujud kemusyrikan.

  Imtih}a>n merupakan suatu ujian yang diberikan untuk membersihkan dari dosa dan memberikan pahala yang besar. Kesabaran tersebut terlihat dalam wujud merendahkan suara di hadapan Nabi saw. serta ketaatan kepada Allah dibalik ujian dan kewajiban berat itu semakin meningkat.

  ‘Az|a>b diartikan sebagai siksaan yang pedih di mana pada mulanya digunakan untuk melukiskan akan segar dan nyamannya sesuatu, seperti air yang segar dan nyaman diminum, kemudian kata

  ‘az|z|aba berubah menjadi ‘az|a>b yang berarti hilangnya rasa segar dan nyamannya sesuatu, kemudian berubah menjadi

  11 siksaan yang pedih.

  Akan tetapi dalam hal ini, untuk pembahasan laknat akan dibahas dalam skripsi ini karena berhubungan dengan judul yang penulis kaji, untuk menambah pengetahuan tentang penyebab turunnya laknat Allah swt. maka, penulis akan memberikan salah satu dari ayat al- Qur’an tentang penyebab turunnya laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5: 78-81 yang berbunyi

10 Mardan, Wawasan al- Qur’an tentang Malapetaka (Cet.I; Jakarta: Pustaka Arif, 2009)

  

h.32. Sebagaimana yang dikutip dari pendapat al- ‘Alla>mah al-Sayyid Muhammad al-Husa>in al-

Taba>’taba>i, al-Mi>zan fi> Tafsir al- Qur’an, Juz I (Beirut: Mua’assasah al-A’lami li al-Matbu>at,

1403 H/1983 M) h. 353. 11

  اَِبِ َكِلَذ ىَلَع ِنْبا ََيْرَم َدوُواَد ِنَب ْنِم َنيِذَّلا َنِعُل

  ىَسيِعَو ِناَسِل َليِئاَرْسِإ اوُرَفَك ) 87 ( َل

  اوُناَك اوُناَك ُهوُلَعَ ف اَم ٍرَكْنُم ْنَع َنْوَىاَنَ تَ ي َنوُدَتْعَ ي اْوَصَع اوُناَكَو

  َسْئِبَل ) 87 (

ْمَُلَ ْتَمَّدَق اَم َنيِذَّلا ْمُهْ نِم اايرِثَك َنوُلَعْفَ ي

  اوُرَفَك َنْوَّلَوَ تَ ي ىَرَ ت َسْئِبَل ) 7ٓ (

  ْنَأ اوُناَك َنوُدِلاَخ ِباَذَعْلا ُوَّللا ْوَلَو ْمُى ِفَو ْمِهْيَلَع َطِخَس

  ْمُهُسُفْ نَأ ِوَّللاِب َلِزْنُأ َنوُقِساَف

  ِوْيَلِإ ْمُهْ نِم اايرِثَك َّنِكَلَو َءاَيِلْوَأ ْمُىوُذََّتَّا اَم اَمَو ِِّبَّنلاَو َنوُنِمْؤُ ي ) 7ٔ (

  Terjemahnya:

  78. Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

  79. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.

  80. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang- orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.

  81. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong- penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang

  12 fasik.

  Ayat ini menjelaskan tentang penyebab turunnya laknat Allah swt. seperti durhaka dan melampaui batas, tidak melarang pada tindakan mencegah amar ma’ru>f nahi> munkar, tolong menolong dengan orang kafir atau musyrik.

  Umat yang terdahulu seperti ah}l al-kita>b pada masa pra Islam dalam pandangan al-Qur

  ’an telah mengalami kemerosotan. Pada mulanya mereka adalah pemeluk agama yang benar yang mengikuti Nabi-nabi mereka yang percaya kepada Tuhan dan firmannya. Namun, setelah Islam bangkit mereka sadar telah mendustakan kebenaran dan apa yang diwahyukan kepada mereka 12 oleh Tuhan dengan menerima apa yang mereka sukai dan menolak yang

  13 lainnya.

  Untuk lebih jelasnya penulis akan memberikan suatu penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab turunnya laknat Allah swt.

  B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah pokok yang menjadi pembahasan untuk diteliti dalam kajian skripsi ini adalah bagaimana faktor-faktor penyebab turunnya laknat Allah swt?

  Untuk terarah pembahasan skripsi ini, maka masalah pokok tersebut di atas dalam bentuk sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hakikat penyebab turunnya laknat Allah swt. dalam QS al-

  Ma>idah/5: 78-81? 2. Bagaimana wujud perbuatan yang menyebabkan turunnya laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5: 78-81?

  3. Bagaimana dampak mengerjakan perbuatan yang menyebabkan turunnya laknat Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5: 78-81? C.

   Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Penelitian

  Judul skripsi ini adalah ‚Faktor-faktor Penyebab Turunnya Laknat Allah SWT.

  ‛ Sebagai langkah awal untuk membahas isi skripsi ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis memberikan uraian dari judul penelitian ini sebagai berikut:

13 Toshihiko Izutsu, God and Mand in the Koran, terj. Agus Fahri Husein dkk, Relasi

  

Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap Al- Qur’an (Cet. I; Yogyakarta: Tiara

  1. Faktor Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan atau

  14 mempengaruhi terjadinya sesuatu.

  2. Penyebab Penyebab berasal dari kata sebab yang berarti hal yang menjadikan

  15

  timbulnya sesuatu, lantaran . atau menyebabkan suatu perbuatan, baik itu dikatakan hal yang positif maupun negatif. Penyebab adalah mendatangkan atau memunculkan sesuatu, menjadikan sebab, sehingga terjadinya sesuatu.

  3. Turun Turun yaitu bergerak ke arah bawah, bergerak ke tempat yang lebih 16 rendah daripada tempat semula , baik secara fisik maupun non fisik di samping menunjukan tempat tetapi menunjukan derajat dan kedudukan.

  Apabila dikaitkan dengan al- Qur’an dapat dipahami sebagai penampakan al- Qur’an dari alam gaib ke alam nyata. Kata nazala ( dalam berbagai

  لزن)

  bentuknya terulang sebanyak 293 kali, khusus yang berbentuk nazzala ) )

  لّزن

  dengan berbagai bentuknya 79 kali, masing-masing 34 kali di dalam bentuk fi> ’il ma>d}i, 28 kali dalam bentuk fi’il mud}ari, 15 kali dalam bentuk mas}dar, sedangkan

  17

  dalam bentuk ism fa> ’il dan ism maf’u>l, masing-masing satu kali.

  14 Kementerian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Cet.

  IV; Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 387. 15 16 Kementerian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1235. 17 Kementerian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1508.

  M. Galib Matola dalam M. Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia al- Qur’an: Kajian

  4. Laknat

  18 Laknat yaitu kutuk, orang yang terkutuk. Dalam bahasa Arab

  La’ana berasal dari kata lam, ‘ain, dan nun yang berarti menunjukan jauh dan terusir dari

  19 rahmat Allah swt.

  5. Tah}li>li Tahl{i>li adalah salah satu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat al- Qur’an dari seluruh aspeknya dengan mengikuti metode ini menafsirkan ayat al- Qur’an secara runtut dari awal hingga akhir, surah demi surah sesuai urutan Mushaf Usmani, untuk itu ia menguraikan kosakata lafal, menjelaskan arti yang dikehendaki, juga unsur i

  ’jaz dan bala>g}ah serta kandungannya dari berbagai aspek pengetahuan dan hukum serta tidak mengabaikan penggunaan asba>b al-nuzu>l serta muna>sabah ayat al-Qur’an antara

  20 satu dengan ayat yang lain dalam pembahasannya.

  Metode ini memiliki beragam jenis hidangan yang ditekankan penafsirannya ada yang bersifat kebahasaan, hukum, sosial budaya, filsafat, sains

  21

  dan ilmu pengetahuan tasawuf/ isya>ri dan lain-lain Kelemahan tafsir tah}li>li>, bahasannya yang mengikat generasi berikut, hal ini mungkin karena sifat penafsiran persoalan yang khusus yang mereka alami dalam masyarakat mereka, sehingga uraian yang bersifat teoretis dan umum itu mengesankan bahwa itulah pandangan al- Qur’an untuk setiap waktu dan

  22 tempat. 18 19 Kementerian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 774.

  Abu> al-Husain Ahmad bin Fa>ris bin Zakariya>, Mu’jam Maqa>yis al-Lugah, Juz V (Beirut: Da<r al-Fikr, 1979), h. 252. 20 M.Alfatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu Tafsir (Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2005), h.

  41-42. 21 M.Quraish Shihab. Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda

Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat Al- Qur’an (Cet. II; Tangerang: Lentera Hati, 2013), h. 378.

22

  D.

   Kajian Pustaka

  Setelah melakukan penelusuran terhadap berbagai literatur dan karya ilmiah, khususnya menyangkut hasil penelitian yang terkait dengan rencana penelitian di atas, maka sampai saat ini penulis belum menemukan satu pun karya ilmiah yang membahas masalah faktor penyebab turunnya laknat Allah swt. walaupun demikian, bukan berarti pembahasan ini tidak mendapat perhatian dari para peneliti dan para penulis. Paling tidak terdapat beberapa peneliti atau penulis telah memberikan pengertian atau penjelasan tentang laknat tersebut.

  1. Ismail Amir dalam Skripsinya yang berjudul ‚Laknat Dalam Pandangan al- Qur’an (Analisis Ayat Laknat terhadap Tafsir al- Mara>gi> )‛ Skripsi ini membahas tentang pengertian laknat menurut tafsir al-Mara>ghi sehingga skripsi ini hanya mengacu kepada satu penafsiran yaitu, penafsirannya Ah}mad Musta>}fa al-Mara>gi>. Di dalam skripsi ini juga membedakan antara laknat, azab dan musibah. Akan tetapi penulis akan membahas faktor penyebab turunnya laknat Allah swt.

  2. Humaira El Rahmi dalam bukunya yang berjudul ‚Dosa-dosa Istri yang Mengundang Laknat Allah dan Membuat Suami Menderita ‛. Berisi tentang dosa-dosa istri terhadap suami serta amalan penghapus dosa.

  3. Salman Nashif al-Dahduh dalam bukunya 100 yang Terlaknat.

  Membahas 100 pelaku yang menyebabkan turunnya laknat Allah swt. seperti orang kafir, musyrik, munafik, zalim, orang Yahudi, dan orang kafir Bani Isra>il. Akan tetapi penulis akan menjelaskan penyebab turunnya laknat Allah swt. salah satu penyebabnya ada di buku ini tetapi tidak membahas secara mendalam.

  4. Mardan dalam bukunya ‚Wawasan Al-Qur’an tentang Malapetaka‛ berisi tentang perbedaan mus}i>bah, bala> ’, fitnah, imtih}a>n, dan ‘az|a>b. Akan tetapi buku ini banyak membahas adanya bala>

  ’ dan pembagiannya dan penulis sendiri akan membahas faktor yang menyebabkan turunnya laknat Allah swt.

5. Rahmat Nurdin di dalam skripsinya berjudul Konsep Laknat dalam Al-

  Qur’an (Suatu Kajian Tafsir Maud}ui). Membahas hakikat laknat, bentuk pengungkapan al-Q ur’an tentang laknat, dan pengaruh laknat terhadap pengaruh sosial. Berdasarkan definisi di atas, terdapat penyebab turunnya laknat Allah, terdapat perbedaan antara mus}i>bah,

  ‘az|a>b, dan laknat akan tetapi kajian skripsi ini membahas tentang adanya faktor-faktor yang menyebabkan turunnya laknat Allah swt. perbedaannya kajian pustaka di atas mengemukakan tentang laknat dalam pandangan Al- Qur’an dan pendapat dari ulama sedangkan skripsi ini akan membahas tentang faktor-faktor penyebab turunnya laknat Allah swt dalam QS al-Ma>idah/5:78-81. Sehingga penulis hanya mengkaji ayat ini saja mengenai faktor-faktor penyebab turunnya laknat Allah swt.

  E.

   Metodologi Penelitian

  Untuk menganalisis obyek penelitian tersebut, yang bersentuhan langsung

  23

  dengan tafsir, maka diperlukan sebuah metodologi penelitian tafsir. Penulis akan mengemukakan metodologi yang digunakan dalam tahap-tahap penelitian ini yang meliputi: jenis penelitian, metode pendekatan, metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data. 23 Metodologi penelitian tafsir adalah pengetahuan mengenai cara yang ditempuh mufasir

  

dalam menelaah, membahas, dan merefleksikan kandungan al- Qur’an secara apresiatif

berdasarkan kerangka konseptual tertentu sehingga menghasilkan suatu karya tafsir yang

refresentatif. Lihat Abd. Muin Salim, dkk. Metodologi Penelitian Tafsi>r M aud}u>’i> (Makassar:

  1. Jenis Penelitian

  24 Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

  Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kandungan ayat-ayat yang berkaitan dengan faktor penyebab turunnya laknat Allah swt. penelitian ini dilakukan melalui riset kepustakaan ( library research). Maka objek utama penelitian ini adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan penyebab turunnya laknat Allah swt. khususnya dalam QS al-Ma>idah/5: 78-81.

  2. Pendekatan Istilah pendekatan dalam kamus diartikan sebagai proses, perbuatan dan cara mendekati suatu obyek. Dalam terminologi antropologi pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, juga berarti metode-metode untuk mencapai pengertian

  25 tentang masalah penelitian.

  Kaitannya dengan penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan tafsir dan sejarah, penafsiran al- Qur’an ini menggunakan metode tafsir tah}li>li>. Untuk lebih jelasnya, penulis memaparkan empat ayat untuk diterjemahkan QS al-Ma>idah/5:78-81 dan harus diketahui asba>b al-nuzu>lnya, jika mempunyai asba>b al-nuzu>l, muna>sabah ayat, makna ijma>li serta tafsiran QS Ma>idah/5: 78-81.

24 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang

  

terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian, fenomena atau gejala sosial yang

merupakan makna dibalik kejadian yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu

pengembangan konsep teori. Djam’am Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian

Kualitatif (Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2011), h. 22. 25

3. Metode Pengumpulan Data

  Pengumpulan secara leksikal berarti proses, cara, perbuatan mengumpulkan, penghimpunan, pengerahan. Data adalah keterangan yang benar dan nyata, keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). Dengan demikian, pengumpulan data dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan memiliki standar untuk menghimpun data yang diperlukan dalam rangka menjawab masalah penelitian sekaligus menyiapkan bahan-bahan yang mendukung kebenaran korespondensi teori yang

  26 akan dihasilkan.

  Dalam sebuah penelitian, metode pengumpulan data terkait dengan sumber dan jenis data yang diperlukan. Dari sumber dibedakan antara sumber- sumber: kepustakaan, kancah dan laboratorium. Karena itu pula dibedakan antara penelitian kepustakaan, penelitian kancah dan penelitian laboratorium.

  Sumber data adalah salah satu yang paling vital atau urgen dalam penelitian, oleh karena itu, peneliti harus mampu memahami sumber data yang yang mesti digunakan dalam penelitian, karena kesalahan dalam menggunakan dan memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga akan meleset dari harapan. Ada dua jenis sumber data yang biasa digunakan, yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data kedua

  27 sesudah data primer.

  Penulis juga akan membaca literatur-literatur lainnya sebagai data sekunder yang mempunyai kaitan dengan studi pembahasan skripsi ini. Untuk 26 Abd. Muin Salim dkk, Metodologi Penelitian Tafsi>r M aud}u>’i>, h. 109-111. 27 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Cet. II; Jakarta:

  penulisan ayat-ayat al-Qur'an merujuk pada al- Qur’an dan terjemahnya yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

  4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Karena data penelitian ini bersifat kualitatif, maka penulis menggunakan metode pengolahan dan analisis data yang bersifat kualitatif. Hal ini bertujuan untuk menganalisis makna-makna yang terkandung dalam al- Qur’an dengan menggunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun langkah-langkah yang akan dilalui sebagai berikut.