BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEGENSI (IQ) DENGAN SELF-EFFICACY (KEYAKINAN DIRI) PADA SISWA SMK NEGERI 12 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembagan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan

  anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.

  

Seiring dengan perkembangan jaman, pendidikan merupakan salah satu syarat

  penting untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain, dan juga untuk mendapat pekerjaan yang layak. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia. Didalam pengembangan nilai ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh manusia didalam hidupnya.

  Sehingga yang ingin dikembangkan merupakan apa yang dapat dimanfaatkan dari arah pengembangan itu sendiri. Walaupun demikian, pendidikan tak bisa lepas dari efek-efek luar yang saling mempengaruhi keberadaannya. Misalnya, guru sebagai pendidik formal, dukungan orang tua, pendidik, masyarakat dan yang paling penting adalah anak didik itu sendiri.

  

Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima

  pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit, anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.

  

Oleh karena itu setiap manusia perlu mendapatkan pembelajaran. Belajar

  merupakan kegiatan yang berproses dan sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses yang dialami siswa baik dilingkungan sekolah dan rumahnya. Tingkat keberhasilan siswa telah mengalami proses pembelajaran dinyatakan dengan prestasi yang diperolehnya. Ketika seorang siswa berusaha mencapai tujuan belajar atau dia ingin mencapai prestasi belajar yang optimal maka dia akan menjumpai sejumlah faktor-faktor yang dapat mendorong atau menghambat usahanya tersebut. Untuk dapat mencapai tujuan belajar tersebut, siswa harus mampu meyakini bahwa mereka mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Keyakinan diri yang dimiliki setiap individu dapat memberikan manfaat tersendiri bagi individu tersebut. Keyakinan diri ini disebut para ilmuwan dengan istilah self-efficacy.

  Istilah self-efficacy menunjukkan kepada keyakinan seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu.

  Self-efficacy mempengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh seorang individu, seperti seberapa besar usaha yang dilakukan oleh individu tersebut pada suatu situasi, berapa lama individu tersebut bertahan pada suatu tugas, dan bagaimana reaksi emosional individu tersebut saat mengantisipasi suatu situasi. Seorang individu yang memiliki keyakinan pada kemampuan intelegensinya sendiri, akan memiliki perasaan, tingkah laku, dan cara berfikir yang berbeda dengan individu yang tidak memiliki keyakinan pada kemampuan intelegensinya.

  Siswa dengan self-efficacy (keyakinan diri) yang tinggi akan memberikan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan.

  Dan ketika menghadapi suatu masalah dalam menghadapi usahanya untuk mencapai hal tersebut maka seseorang tidak akan mudah menyerah melainkan terus berusaha sampai berhasil. Dalam satu sekolah, siswa memiliki intelegensi yang berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Siswa-siswi yang mempunyai IQ tinggi, tentu akan mengembangkan kemampuannya dalam belajar. Hal inilah yang memicu akan meningkatnya self-efficacy dalam setiap diri siswa. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa memiliki IQ yang tinggi. Sehingga banyak dari mereka yang merasa tidak yakin akan kemampuan yang mereka miliki.

  Ada banyak faktor yang mempengaruhi self-efficacy (keyakinan diri) diantaranya adalah kurang teraturnya gaya belajar, kurangnya dukungan sosial, tingginya tingkat kecemasan, rendahnya orientasi tujuan pembelajaran ( learning

  

goal orientation), rendahnya kondisi ekonomi keluarga, dan rendahnya

intelegensi.

  Gaya belajar atau leraning style seseorang turut berperan dalam pembentukan

self-efficacy individu. Learning style maksudnya, gaya seseorang dalam belajar.

  Apabila seorang individu memiliki gaya belajar yang berbeda, diprediksi self-

efficacy pada dirinya bisa menurun saat menyelesaikan soal-soal ujian.

  Sebaliknya, individu yang memiliki gaya belajarnya rutin dan terencana cenderung lebih yakin dalam menyelesaikan soal-soal ujian.

  

faktor yang tak kalah pentingnya yang dapat mempengaruhi self-efficacy pada

  diri individu adalah dukungan sosial. Dukungan sosial adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi, yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti sebagai keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja ataupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Dukungan sosial yang didapat, dianggap dapat meningkatkan self-efficacy pada diri individu. Seorang individu yang kurang mendapatkan dukungan atau perhatian dari orang lain disekitarnya, cenderung memiliki self-efficacy yang rendah pada dirinya.

  Sebaliknya, seorang individu yang secara terus menerus diberikan semangat dan dukungan, maka individu tersebut akan semakin merasa yakin bahwa dirinya mampu melakukan pekerjaan tersebut. Seorang individu yang menerima dukungan dari orang lain, pada umumnya cenderung lebih berusaha keras dan mempertahankan usahanya saat mereka ragu akan kemampuan dirinya. Individu yang menerima dukungan sosial akan menjadi yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan suatu tugas tertentu. Selain itu, keadaan psikologis seperti kecemasan juga bisa mempengaruhi

  

self-efficacy. Tingginya tingkat kecemasan yang dialami oleh seorang individu

  juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi self-efficacy pada diri individu itu sendiri. Seorang individu yang memiliki kecemasan terhadap tugas atau yang lainnya, cenderung memiliki self-efficacy yang rendah. Sebaliknya, individu yang tidak memiliki kecemasan terhadap tugas atau yang lainnya maka self-efficacy pada dirinya diprediksikan meningkat.

  Faktor yang tak kalah penting dalam pembentukan self-efficacy adalah kondisi ekonomi orang tua. Gaya hidup glamor yang terdapat pada kehidupan mahasiswa zaman sekarang, menyebabkan kecemburuan sosial yang tidak dapat dihindari lagi. Seorang individu yang kondisi ekonomi orang tuanya menengah kebawah, cenderung beranggapan dirinya tidak memiliki materi yang berlebihan, sehingga cenderung memiliki rasa minder/rendah diri saat bergaul dengan teman- teman kelasnya. Sebaliknya, individu dengan kondisi ekonomi orang tua menengah keatas dengan fasilitas yang lebih lengkap diprediksi akan lebih yakin saat menghabiskan waktunya dengan teman-temannya. Dan keyakinan yang dimiliki itu, berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu.

  Pencapaian prestasi yang dialami oleh seorang individu akan berpengaruh terhadap self-efficacy individu tersebut. Pencapaian prestasi disini maksudnya adalah berhasil atau tidaknya prestasi yang pernah dilakukannya oleh seorang individu di masa sebelumnya.

  Individu yang sering gagal dalam melakukan setiap usahanya di masa lalu. Cenderung akan memiliki self-efficacy yang rendah. Sebaliknya, semakin sering individu tersebut memperoleh keberhasilan dalam setiap usahanya di masa lalu, maka individu tersebut cenderung akan memiliki self-efficacy yang tinggi. Seorang individu yang pernah, atau bahkan sering mengalami kegagalan, biasanya cenderung pesimis untuk memulai usahanya lagi. Hal ini disebabkan oleh kondisi

  Keberhasilan yang didapat seorang individu yang lebih banyak dikarenakan faktor-faktor dari luar dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan self-efficacy. Akan tetapi, jika keberhasilan tersebut didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangannya sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh pada penigkatan self-efficacynya. Satu lagi faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi self-efficacy pada diri seorang individu adalah kecerdasan intelegensi. Keceradasan Intelegensi merupakan kecerdasan dasar seseorang yang dimiliki sejak lahir. Intelegensi setiap individu tentunya akan berbeda dengan individu yang lain. Seorang individu dengan tingkat intelegensi yang rendah akan mengalami kendala dalam menerima dan memahami suatu materi. Sedangkan individu yang memiliki intelegensi yang tinggi cenderung lebih mudah menerima dan memahami materi yang diberikan, sehingga cenderung memiliki self-efficacy yang tinggi.

  Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa yang bersekolah di SMKN 12 Jakarta Utara memiliki inteligensi yang beragam. Rendahnya IQ yang dimiliki seseorang dapat membuat mereka mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hal inilah yang kemudian menyebabkan siswa tersebut merasa kurang yakin dengan kemampuan yang mereka miliki, dan mereka akan cenderung menghindari tugas yang mereka pikir tidak mampu untuk diselesaikan.

  Menyadari sangat pentingnya kecerdasan inteligensi dalam menunjang terbentuknya self-efficacy (keyakinan diri) siswa, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah hubungan kecerdasan inteligensi (IQ) dengan self-efficacy (keyakinan diri) siswa SMK Negeri 12 Jakarta Utara.

B. Identifikasi Masalah

  

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

  diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy yaitu sebagai berikut :

1. Kurang teraturnya gaya belajar 2.

  Kurangnya dukungan sosial orang tua 3. Tingginya tingkat kecemasan 4. Rendahnya kondisi ekonomi keluarga 5. Rendahnya pencapaian prestasi 6. Rendahnya kecerdasan intelegensi menyebabkan rendahnya self-efficacy siswa.

C. Pembatasan Masalah

  

Dari berbagai identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas dengan

  adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka peneliti membatasi pada masalah intelligensi dengan self-efficacy (keyakinan diri) siswa.

D. Perumusan Masalah

  Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan antara intelligensi dengan self-

  efficacy (keyakinan diri)? E.

   Kegunaan Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak

baik secara teoretis maupun praktis.

  1. Secara teoretis, penelitian ini dapat berguna untuk menambah referensi dan khasanah ilmu pengetahuan tentang intelligence quotient (IQ) serta hubungannya dengan self-efficacy (keyakinan diri), sehingga penelitian ini dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan bagi semua pihak.

  2. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan untuk bahan acuan, masukan, serta referensi bagi peneliti selanjutnya dan juga penelitian ini dapat digunakan sebagai instrumen evaluasi terhadap intelligence quotient (IQ) dengan self-efficacy (keyakinan diri) siswa.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KINERJA GURU PADA SMK NEGERI 51 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU PADA SMK NEGERI 50 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN PADA SMK NEGERI 51 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA PERANAN KELUARGA DENGAN MINAT BACA PADA SISWA SMK NEGERI 48 DI JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITATIF DENGAN KEMANDIRIAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI SMK NEGERI 12 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH 5 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

1 BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH 5 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN KREATIVITAS BELAJAR PADA SISWA SMK NEGERI 10 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KECEMASAN AKADEMIK PADA SISWA RSBI DI SMK NEGERI 8 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 22 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 8