DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI TANJUNG LESUNG KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN (Studi pada Pertumbuhan UMKM di Daerah Penyangga KEK) - FISIP Untirta Repository

  

DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

(KEK) TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL

DAN MENENGAH (UMKM) DI TANJUNG LESUNG

KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

  

(Studi pada Pertumbuhan UMKM di Daerah Penyangga KEK)

SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

  Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  

Oleh

Tatu Maftuhah

NIM.6661131399

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

SERANG, 2017

  

ABSTRAK

Tatu Maftuhah.6661131399. Skripsi Tahun 2017. Dampak Pembangunan

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten. Program Studi. Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Drs. Hasuri Waseh, M.Si.

Dosen Pembimbing II: Ima Maisaroh, S.Ag., M.Si.

  Tanjung Lesung memiliki kekayaan bahari yang berlimpah sehingga menjadi salah satu atraksi wisata bagi para wisatawan, oleh sebab itu Tanjung Lesung ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Zona Pariwisata. KEK Tanjung Lesung memberikan dampak terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun ternyata masih terjadi permasalahan seperti tidak sesuainya rencana aksi pengembangan KEK dengan pelaksanaannya, belum dibangunnya fasilitas pendukung untuk UMKM, dan kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap UMKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari pembangunan KEK terhadap pertumbuhan UMKM di Tanjung Lesung. Penelitian ini menggunakan teori pertumbuhan usaha menurut Kim dan Choi (Soleh, 2008). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis data yang digunakan menurut Miles & Huberman. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa KEK memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan UMKM di Tanjung Lesung, karena UMKM mengalami peningkatan omzet penjualan dan pertumbuhan pelanggan karena disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisatawan ke Tanjung Lesung. Namun untuk UMKM sektor industri pengolahan masih mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya dikarenakan belum adanya gerai khusus UMKM. Rekomendasi yang diberikan yaitu dibuatnya gerai khusus UMKM, dan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana.

  

Kata Kunci: Dampak, Pembangunan, Kawasan Ekonomi Khusus,

Pertumbuhan UMKM

  

ABSTRACT

Tatu Maftuhah. 6661131399. Research Paper. Year 2017. Impact of Special

Economics Zone (SEZ) towards The Growth of Micro Small and Middle

Enterprises (UMKM) in Tanjung Lesung Pandeglang Regency Banten

Province. Departement of Public Administration. Faculty of Social and Political

Studies. University of Sultan Ageng Tirtayasa . 1st Advisor: Drs. Hasuri Waseh,

M.Si. 2nd Advisor: Ima Maisaroh, S.Ag., M.Si

Tanjung Lesung has abundant marine wealth to be one of the attractions for

tourist, therefore, Tanjung Lesung is stated as a Special Economic Zone (SEZ)

tourism zone. SEZ Tanjung Lesung gave an impact on the growth of Micro, Small,

and Medium Enterprises (UMKM). But there are still problems such as the

incompatibility of SEZ development action plans with the implementation, support

facilities that have not been built for UMKM, and the lack of government attention

to UMKM. The purpose of this research is to find out the impact of Special

Economic Zones towards the growth of Micro Small and Middle Enterprises in

Tanjung Lesung. This research used the theory of business growth according to

Kim and Choi (Soleh, 2008). Descriptive method and qualitative approach are

used in this research. Data analyzing technique used in this research refers to

Miles and Huberman. The research shows that SEZ has a positive impact on the

growth of UMKM in Tanjung Lesung, UMKM to increase sales and customer

growth that are caused by the high amount of tourist in Tanjung Lesung. But to

UMKM manufacturing sector still has difficulties in marketing their products

because there is no special booth for UMKM. Recommendations are given to

make special booth for UMKM, and the development of infrastucture facilities.

  Keywords: Impact, Development, Special Economic Zones, UMKM Growth

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah SWT dan Sholawat serta salam semoga terlimpah dan tercurah hanya kepada Nabi Muhammad SAW yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan proposal penelitian skripsi ini yang berjudul “Dampak Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terhadap Pertumbuhan UMKM di Tanj ung Lesung”. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Kawasan Ekonomi

  Khusus Tanjung Lesung, dengan harapan mampu meningkatkan pertumbuhan Ekonomi dan UMKM. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada konsentrasi Manajemen Publik program studi Ilmu Administrasi Negara. Walaupun dalam proses penelitian penulis menemukan hambatan dan kesulitan dalam memperoleh informasi, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Untuk terwujudnya penulisan proposal penelitian ini, banyak pihak yang telah menjadi motivasi dan membantu penulis baik itu waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuannya.

  Pada kesempatan ini, merupakan suatu kebanggaan bagi penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung penulis. Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

  1. Kepada sumber kehidupanku dan semangatku yaitu orangtua tercinta, Bapak Milhudin dan Ibu Maswiyati yang telah memberikan cintanya, perhatiannya, waktunya, dan tenaganya untukku sedari kecil. Terimakasih untuk semuanya Mah-Pak.

  2. Bapak Prof Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Bapak Kandung Sapto Mugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Bapak Riswanda, Ph.D. Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  9. Bapak Drs. Hasuri Waseh., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu mengarahkan, memberi masukan, serta memberikan semangat dan motivasi.

  10. Ibu Ima Maisaroh, S.Ag., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu mengarahkan, memberi masukan, serta memberikan semangat dan motivasi.

  11. Ibu Rini Handayani., M.Si., selaku Dosen Penguji Proposal Skripsi dan selaku Dosen Ketua Penguji Sidang Skripsi yang sudah memberikan saran dan ilmu.

  12. Ibu Yeni Widyastuti., M.Si., selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi yang sudah memberikan saran dan ilmu.

  13. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  14. Para Staff Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan.

  15. Ibu Joyce Irmawati selaku Kepala Administrator KEK Tanjung Lesung, yang telah memberikan data dan informasi penelitian ini.

  16. Bapak Wisnu Suryadi Niagara selaku pengelola Administrasi Pembangunan Kecamatan Tanjung Lesung, yang telah memberikan data dan informasi ini.

  17. Bapak Drs. Suaedi Kurdiatna M.Si selaku Camat Panimbang, yang telah memberikan data dan informasi ini.

  18. Bapak Abdul Azis selaku pihak dari Bappeda Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi penelitian ini.

  19. Bapak Asep selaku pihak dari Desa Tanjung Jaya.

  20. Bapak Cecep selaku penggerak Pariwisata, yang telah memberikan data dan informasi penelitian ini.

  21. Ce Dini, Aarif, Aari, Imam, dan Keluarga Cumae yang telah memberikan motivasi kepada peneliti.

  22. Bapak Mahmud Ali selaku Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Pandeglang, yang telah membimbing dan memberi pengetahuannya kepada peneliti.

  23. Adi Ichsan Ali selaku anak dari Pak Mahmud Ali, partner terbaik yang selalu bersedia menemani peneliti observasi.

  24. Neneng Annisa Rahmah, sahabat tersuper yang siap mendengarkan keluh kesah peneliti.

  25. Tasya dan Alm. Amal yang selalu menemani peneliti dari masuk kuliah hingga kini berjuang demi meraih toga, walaupun amal telah tiada.

  26. Kawan-kawan Administrasi 2013 yang juga saling menyemangati satu sama lain. Dengan ini skripsi yang telah selesai disusun. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, baik materi maupun dalam bentuk penyajiannya.

  Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam membuat proposal ini. Maka dari itu kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi yang akan dibuat.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

  Serang, Juni 2017 Penulis

  DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... x DAFTAR TABEL........................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

  1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 19

  1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 20

  1.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 20

  1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 20

  1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 20

  1.7 Sistematika Penulisan............................................................................. 21

  BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

  2.1 Deskripsi Teori ..................................................................................... 27

  2.1.1 Pengertian Pembangunan ........................................................... 27

  2.1.2 Indikator Keberhasilan Pembangunan ........................................ 31

  2.1.3 Analisis Dampak Lingkungan .................................................... 33

  2.1.4 Prinsip Analisis Dampak ............................................................. 35

  2.1.5 Kawasan Ekonomi Khusus ......................................................... 36

  2.1.5.1 Dasar Hukum KEK Tanjung Lesung .............................. 38

  2.1.5.2 Fasilitas atau Insentif di KEK ......................................... 39

  2.1.5.3 Pengusulan Pembentukan KEK ...................................... 41

  2.1.5.4 Prosedur Pembentukan KEK .......................................... 42

  2.1.5.5 Penetapan KEK............................................................... 44

  2.1.5.6 Pembangunan dan Pengoperasian KEK ......................... 45

  2.1.6 Usaha Mikro Kecil dan Menengah ............................................ 46

  2.1.6.1 Peraturan Terkait UMKM Analisis ............................... 47

  2.1.6.2 Kriteria UMKM............................................................. 48

  2.1.6.3 Tujuan dan Peranan UMKM ......................................... 48

  2.1.6.4 Karakteristik UMKM .................................................... 49

  2.1.7 Teori Pertumbuhan .................................................................. 50

  2.1.8 Indikator Pertumbuhan Usaha ................................................. 53

  2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 54

  2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................. 57

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metodologi penelitian ............................................................................ 62

  3.2 Fokus Penelitian ..................................................................................... 62

  3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 63

  3.4 Fenomena yang Diamati ........................................................................ 63

  3.4.1 Definisi Konsep ........................................................................... 63

  3.4.2 Definisi Operasional .................................................................... 64

  3.5 Instrumen Penelitian .............................................................................. 65

  3.6 Informan Penelitian ................................................................................ 66

  3.7 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 68

  3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 71

  3.9 Teknik Uji Keabsahan Data ....................................................................... 73

  3.10 Jadwal Penelitian .................................................................................... 75

  4.2 Deskripsi dan Analisis Data .......................................................................

  4.3.1.2 Pertumbuhan Tenaga Kerja .................................................

  4.3.1.1 Omzet Penjualan ..................................................................

  4.3.1 Pertumbuhan UMKM ......................................................................

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................................................

  4.2.2 Data Informan Peneliti .....................................................................

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .................................................................

  4.1.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ..................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................................

  4.1.2.1 Kelembagaan KEK ..............................................................

  4.1.2 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung .......................

  4.1.1.3 Keadaan Penduduk ..............................................................

  4.1.1.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan ...................................

  4.1.1.1 Letak Geografis Kabupaten Pandeglang .............................

  4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................

  4.3.1.3 Pertumbuhan Pelanggan ......................................................

  4.3.2 Dampak Ekonomi ............................................................................

  4.3.2.1 Penerimaan Devisa ..............................................................

  4.3.2.2 Pendapatan Masyarakat .......................................................

  4.3.2.3 Kesempatan Kerja................................................................

  4.3.2.4 Pendapatan Pemerintah........................................................

  4.4 Pembahasan ................................................................................................

  4.4.1 Pertumbuhan UMKM ......................................................................

  4.4.2 Dampak Ekonomi ............................................................................

  BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................................

  5.2 Saran ...........................................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ......................................................... 60Gambar 3.1 Siklus Teknik Analisis Data ......................................... 72 Gambar 4.1 Lokasi KEK Tanjung Lesung ...........................................Gambar 4.2 Fasilitas di KEK Tanjung Lesung ....................................Gambar 4.3 Struktur Dewan Organisasi...............................................Gambar 4.4 Struktur Organisasi Administrator KEK ..........................

  DAFTAR GRAFIK

  Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Banten ..................... 7 Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten di Banten ...................... 8 Grafik 1.3 Jumlah Wisatawan ke KEK Tanjung Lesung ............................. 12 Grafik 1.4 Pertumbuhan UMKM di Tanjung Lesung .................................. 16

  DAFTAR TABEL

  1.1 Data UMKM di Tanjung Lesung ........................................................... 15

  3.1 Informan Penelitian ................................................................................ 67

  3.2 Pedoman Wawancara ............................................................................. 70

  3.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 75 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Pandeglang .................................................

  4.2 Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Pandeglang ............................

  4.3 Informasi KEK Tanjung Lesung ................................................................

  4.4 Data UMKM Kabupaten Pandeglang ........................................................

  4.5 Data UMKM Sektor Jasa di Tanjung Lesung ............................................

  4.6 Data UMKM Sektor Industri Pengolahan di Tanjung Lesung...................

  4.7 Data UMKM Sektor Perdagangan di Tanjung Lesung ..............................

  4.8 Informan Penelitian ....................................................................................

  4.9 Prakiraan Jumlah Penerimaan Devisa ........................................................

  4.10 PDRB Kabupaten Pandeglang .................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana (Riyadi dan Deddy Supriyadi , 2005).

  Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Jadi, pada hakekatnya pembangunan itu harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada didalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual. (Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, 2004:21)

  Sesuai dengan visi Pembangunan Nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, maka visi percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Untuk mewujudkan visi Indonesia Tahun 2025, diperlukan adanya suatu Masterplan Percepatan dan Perluasan tepat, fokus, dan terukur, maka pemerintah menetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025, yang kemudian dirubah menjadi Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025.

  Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu strategi Indonesia dalam mewujudkan visi pembangunan Nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan tertentu dimana diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan, perpajakan, perijinan, keimigrasian dan ketenagakerjaan. Maksud pengembangan KEK adalah untuk memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor-impor serta kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Indonesia akan berupaya menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di KEK dengan pemberian berbagai fasilitas khusus, seperti pemberian kemudahan perizinan usaha, kelonggaran izin lingkungan, aturan kepabeanan, perpajakan dan pelayanan perdagangan.

  Keseriusan pemerintah membangun dan mengembangkan KEK di Indonesia adalah telah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, yang mengatur sejumlah hal terkait dengan pembangunan KEK. Niat pemerintah menggarap KEK telah terlihat beberapa tahun sebelumnya dimana dalam satu pasal dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 telah diatur mengenai Kawasan Ekonomi Khusus.

  Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan program yang diinisiasi oleh pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan aspek ruang atau wilayah. Titik tekannya terletak pada pemberian prioritas berupa perlakuan khusus pada kawasan tertentu untuk menjadi pusat pertumbuhan. Pembentukan KEK sesungguhnya bukan hal baru di Indonesia. Program pembangunan serupa sudah pernah diterapkan di Indonesia, di antaranya Tempat Penimbunan Berikat (PP Nomor 33 Tahun 1996), Kawasan Industri (Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996), Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu/KAPET (Keputusan Presiden No. 150 Tahun 2000), serta Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (UU Nomor 36 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2007).

  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat dijadikan sebagai salahsatu solusi pendorong perekonomian nasional, tidak hanya sekedar program proyek mercusuar bagi pemerintahan yang sedang berkuasa. Tapi, dapat dijadikan program untuk kebutuhan pembangunan nasional. Sehingga, program KEK tetap dilanjutkan dan dikembangkan oleh rezim pemerintahan yang akan datang, serta menciptakan multiflier effect bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

  Daerah terlihat sangat antusias untuk membentuk Kawasan Ekonomi Khusus. Berdasarkan RPJMN 2015-2019, sampai tahun 2014 sudah ada 8 KEK yang ditetapkan, diantaranya adalah KEK Sei Mangkei, Tanjung Lesung, Palu, Bitung, Morotai, Tanjung Api, Mandalika, dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan. Sedangkan target penetapan pada 2015-2019 ada 17 KEK, diantaranya adalah Merauke, Sorong, Maluku, Sulawesi Selatan, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan sisanya 10 KEK Pariwisata. KEK diyakini mampu memacu laju pertumbuhan ekonomi daerah yang didorong oleh kegiatan liberalisasi perdagangan dan investasi, terciptanya kesempatan kerja baru sehingga dapat mengurangi pengangguran, meningkatnya daya beli dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan KEK tersebut, maka pendekatan kawasan untuk pengembangan investasi harus bercirikan pada: 1)

  “Reasonable”: Layak secara ekonomi, sosial dan politik, 2)

“Sustainable”: Berorientasi jangka panjang, dan 3) “Measurable”: Jelas dalam

  instrumen dan target.

  Untuk itu diperlukan suatu kebijakan yang mencakup penetapan kriteria pokok pemilihan lokasi suatu daerah yang memenuhi persyaratan pembangunan KEK; menyetujui kebijakan-kebijakan yang diperlukan oleh kawasan-kawasan itu; dan yang paling penting adalah untuk menyediakan pelayanan investasi dan kelembagaan yang memiliki standar internasional. Adapun kriteria pokok pemilihan lokasi KEK yang ditentukan oleh Tim Nasional KEK adalah: Komitmen Pemerintah Daerah ; Rencana Tata Ruang; Aksesibilitas; Infrastruktur; Lahan; Tenaga kerja; Industri Pendukung; Geoposisi; Dampak Lingkungan; dan Batas Wilayah.

  KEK akan bekerja dengan baik bilamana ditopang oleh kestabilan ekonomi makro, lokasi geografis yang strategis, terutama terkait dengan pasar ekspor, skema insentif yang kompetitif, manajemen kawasan yang efektif dan efisien, jaringan infrastruktur yang berkualitas, keterkaitan yang erat dengan perekonomian domestik dan peningkatan kemampuan teknologi.

  

Grafik 1.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Banten

Tahun 2011 – 2015

  Sumber: BPS RI dan Provinsi Banten, 2016 Provinsi Banten sebagai bagian dari sirkulasi perdagangan Asia dan

  Internasional karena berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Jawa Barat, Laut Jawa, Samudera Hindia dan Selat Sunda memiliki pertumbuhan ekonomi yang belum mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi bila dibandingkan dengan rata- rata pertumbuhan nasional. Sementara itu, perekonomian Provinsi Banten selama periode 2011-2015 memiliki kinerja yang hampir sama dengan perekonomian nasional. Dalam grafik 1.1 terlihat pertumbuhan ekonomi rata-rata periode tersebut sebesar 5,86 persen per tahun, sedangkan tren Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) selama tiga tahun terakhir, yakni 2011-2013 terus mengalami penurunan. LPE tahun 2011 sebesar 6,38 persen, tahun 2012 sebesar 6,15 persen, dan tahun 2013 sebesar 5,86 persen.

  Provinsi Banten merupakan salah satu daerah yang mengajukan untuk membentuk Kawasan Ekonomi Khusus. Provinsi Banten merupakan provinsi yang berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Secara administratif terbagi atas 4 kabupaten dan 4 kota yaitu, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon.

  Pada kenyataannya terdapat berbagai daerah yang mendominasi kegiatan ekonomi Banten karena menjadi pusat kegiatan ekonomi. Namun di Provinsi Banten terdapat disparitas ekonomi antar Kabupaten.

  

Grafik 1.2

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten di Provinsi Banten

Tahun 2012 – 2015

  Sumber: BPS Provinsi Banten, 2016 Terlihat dalam grafik 1.2 masih didominasi oleh Kabupaten Tanggerang rata-ratanya sebesar 5,93 persen, dan Kabupaten Serang sebesar 5.65 persen, dengan industri pengolahan. Sedangkan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak laju pertumbuhan ekonominya rendah karena didominasi oleh sektor pertanian (sektor bahan mentah) yang merupakan tahap pertama dalam pembangunan. Kabupaten Pandeglang memiliki rata-rata laju pertumbuhannya sebesar 5,38 persen dan Kabupaten Lebak sebesar 5,60 persen.

  Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan laju perekonomian Banten, maka setiap kabupaten harus mampu mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki sebagai sektor unggulan daerah yang menjadi prioritas kekuatan ekonomi ke depan dalam pembangunan ekonomi.

  Kabupaten Pandeglang sebagai bagian dari Provinsi Banten memiliki struktur perekonomian yang didominasi oleh sektor pertanian dan sektor pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata merupakan salah satu prioritas yang sudah selayaknya dilakukan secara berkesinambungan dalam konteks pembangunan perekonomian nasional. Oleh karenanya, berbagai upaya harus diwujudkan sehingga dapat menciptakan kondisi perekonomian yang lebih baik, dalam konteks : (a) pertumbuhan ekonomi wilayah, (b) penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kualitas SDM , (c) peningkatan keragaman atraksi wisata, daerah tujuan wisata dan pelayanan berstandar internasional serta kuantitas kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, (d) peningkatan daya saing industri pariwisata nasional dan daerah serta (e) peningkatan dampak berganda yang positif terhadap sektor penunjang lainnya sehingga mampu memberikan nilai tambah secara signifikan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. (Studi Kelayakan Kawasan Ekonomi Khusus Bidang Pariwisata Tanjug Lesung di Wilayah Banten Selatan Kec.Panimbang Kab.Pandeglang-Banten, 2011)

  Dalam era otonomi daerah saat ini, maka pemerintah kabupaten/kota memiliki kewenangan yang lebih luas dalam membangun wilayahnya sehingga pembentukan KEK di wilayah tertentu haruslah mendapatkan persetujuan dari pemerintah kabupaten/kota setempat. Hal ini ditegaskan dalam Bab III Pasal 5 dalam UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus yang intinya bahwa pembentukan KEK dapat diusulkan kepada Dewan Nasional oleh Badan Usaha, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota. Pengusulan pembentukan KEK oleh Badan Usaha atau pemerintah provinsi harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah kabupaten/kota. Dengan demikian, dalam pembentukan KEK persetujuan dari pemerintah kabupaten/kota menjadi persyaratan mutlak sehingga pengusulan pembentukan KEK memang harus dilakukan secara bottom up. Apabila suatu kabupaten/kota telah disetujui oleh Dewan Nasional sebagai lokasi KEK, maka segala aturan main yang telah digariskan oleh Dewan Nasional menjadi pedoman dalam pelaksanaan KEK sehingga kebijakan pengembangan KEK bersifat top down.

  Di bidang pariwisata, sektor unggulan pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pandeglang adalah kawasan Tanjung Lesung, yang terletak di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang. Kawasan Tanjung Lesung mulai dibangun pada tahun 1994. Keberadaan kawasan wisata Tanjung Lesung di wilayah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten selama ini sudah dapat sangat dikenal baik dan kontribusinya terhadap perekonomian daerah cukup baik pula.

  Kawasan yang dikelola oleh PT. Banten West Java (PT. BWJ) ini tampaknya menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang dipilih sebagai alternatif, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegera.

  Karena kontribusi dan keberadaannya, baik secara geografis maupun keragamana atraksinya, kawasan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai salah satu kawasan ekonomi khusus bidang pariwisata. Oleh sebab itu, pada tahun 2011 PT Banten West Java membuka seluruh kawasan seluas 1500 Ha, dari dasar itulah dimulai proses pengajuan Kawasan Ekonomi Khusus. Pembentukan kawasan pariwisata Tanjung Lesung diajukan oleh Badan Usaha swasta dalam hal ini yaitu PT Banten West Java Tourism Development Corporation, telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan diajukan oleh Pemerintah Provinsi Banten kepada Dewan Kawasan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus. Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Tanjung Lesung dengan luas wilayah mencapai 1.500 Ha ini masuk pada kawasan ekonomi khusus zona pariwisata. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan karena pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam devisa dan kontribusi sosial secara signifikan. Hal ini dibuktikan melalui berbagai kajian dan pengalaman empiris yang menunjukkan bahwa sektor pariwisata merupakan basis sektor sumber devisa dan pendapatan daerah.

  KEK Tanjung Lesung merupakan satu-satunya KEK yang diajukan oleh swasta atau badan usaha. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung telah diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 23 Februari 2015 oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Joko Widodo. Pengembangan KEK Tanjung Lesung difokuskan untuk kegiatan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif..

  KEK yang berlokasi di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang, Banten ini, saat ini dalam tahap pembangunan II. Adapun atraksi pariwisata yang sudah terbangun maupun dalam proses penyelesaian konstruksi antara lain adalah Proyek Terminal Cruise dan Marina oleh Pelindo II, Hunting Lodge dan Shooting Range oleh Pigeon Barrels Ltd.UK, dan Tanjung Lesung Digital World oleh PT Telekomunikasi. Terdapat pula beberapa akomodasi pariwisata yang terbangun seperti villa dan hotel di Tanjung Lesung.

  

Grafik 1.3

Jumlah Wisatawan KEK Tanjung Lesung Tahun 2014-2015

  Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang, 2016 Berdasarkan grafik 1.3, jumlah wisatawan KEK Tanjung Lesung pada tahun 2014 sebanyak 1.496.565 wisatawan, dan pada tahun 2015 sebanyak

  2.011.946 wisatawan. Selisih jumlah kunjungan wisatawan tahun 2014 dan 2015 terjadi peningkatan 34%. Peningkatan ini dikarenakan banyaknya berbagai liputan media terkait dengan penetapan Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Tanjung

  Lesung antara lain meningkatnya tingkat hunian kamar, meningkatnya penjualan makanan dan minuman, serta meningkatnya jumlah penjualan produk-produk wisata disekitar kawasan.

  Pembangunan kawasan dinilai dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap struktur ekonomi wilayah yang akan dikembangkan. Dalam konteks pembangunan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Bidang Pariwisata Tanjung Lesung, dampak yang ditimbulkan merupakan dampak berganda terhadap berbagai sektor dan berbagai kalangan (pihak yang berkepentingan) termasuk masyarakat sekitarnya.

  Dampak tersebut berupa dampak terhadap output, dampak terhadap nilai tambah bruto, dampak terhadap kesempatan kerja, dampak terhadap upah atua gaji dan dampak terhadap penciptaan pajak yang semuanya bernilai ekonomis yang sangat besar. Seperti contoh, pada tahun 2008, Provinsi Banten memperoleh nilai tambah bruto sebesar Rp. 3,72 triliun, kemudian nilai tambah gaji atau upah sebesar Rp. 1,26 Triliun, kesempatan kerja sebanyak 147 ribu orang dan penciptaan pajak sebesar Rp. 0,17 triliun, ditambah lagi dampak terhadap output sebesar Rp. 7,91 Triliun. Kondisi ini belum termasuk dampak akibat investasi yang masuk serta pengeluaran pemerintah di sektor pariwisata. Dalam konteks pemerintah daerah Pandeglang, telah dijelaskan pula bahwa sektor pariwisata memberikan dmapak terhadap laju pertumbuhan ekonomi yang cukup besar dan pariwisata menjadi salah satu kontributor yang signifikan dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pada tahun 2008 saja, kontribusi subsektor hotel terhadap PDRB mencapai Rp. 10,324 milyar, restoran mencapai Rp. 265,758 milyar, dan jasa hiburan-rekreasi mencapai Rp. 4,587 Milyar. Ini belum termasuk subsektor lainnya yang menunjang jasa pariwisata. (Studi Kelayakan Kawasan Ekonomi Khusus Bidang Pariwisata Tanjug Lesung di Wilayah Banten Selatan Kec.Panimbang Kab.Pandeglang-Banten, 2011).

  Pembangunan KEK memang akan memiliki implikasi bagi sejumlah pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, investor asing, investor domestik, para pekerja, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal, dan masyarakat setempat yang daerahnya menjadi lokasi KEK. Kabupaten Pandeglang memiliki ekspektasi besar bahwa pembangunan KEK dapat menyerap tenaga kerja lokal dan mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di daerah.

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal, belum tercatat dan belum berbadan hukum. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.

  50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar, dan Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,-

  (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

  Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit usaha UMKM. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998 usaha berskala kecil dan menengah yang relatif mampu bertahan dibandingkan perusahaan besar. Hal ini menunjukan bahwa sektor UMKM adalah sektor utama dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang apabila dikembangkan berpotensi mengurangi pengangguran karena jumlah unit usaha UMKM mencapai 52.764.603 unit atau 99 persen dari total usaha.

  Dunia mengakui bahwa usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) memainkan peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara maju. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Prancis, dan Belanda telah menjadikan sektor UMKM sebagai motor penggerak perekonomian negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres teknologi (Tambunan, 2009).

  Kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PDB) semakin menggeliat dalam lima tahun terakhir.

  Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencata kontribusi sektor UMKM meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen. Tak hanya itu, sektor UMKM juga telah membantu penyerapan tenaga kerja di dalam negeri. Serapan tenaga kerja pada sektor UMKM tumbuh dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen dalam periode lima tahun terakhir.

  

  

diakses pada tanggal 27 Maret

2017 Pukul 15.49 WIB).

  Ada 7 (tujuh) sektor profil bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu: 1. Sektor Perdagangan; 2. Sektor Industri Pengolahan; 3. Sektor Pertanian; 4. Sektor Perkebunan; 5. Sektor Peternakan; 6. Sektor Perikanan; dan

  7. Sektor Jasa (Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Bank Indonesia 2015).

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 3 menjelaskan bahwa didalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) harus disediakan lokasi untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai pendukung kegiatan yang berada didalam KEK.

  Dengan diberikannya ruang untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, maka banyak bermunculan UMKM

  • – UMKM di Kawasan Ekonomi Khusus, dan UMKM yang
berkembang dengan pesat ialah di sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa. Yang termasuk kedalam sector perdagangan ialah Rumah Makan, sektor industri pengolahan ialah kerajinan, dan sector jasa berupa homestay, penyewaan alat pancing, snorkeling, dan trip ke pulau-pulau yang berada disekitar Tanjung Lesung. Dengan data sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanjung Lesung

  

sebelum ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus

SEKTOR 2009 2010 2011

  Perdagangan 1.

  1.

  1. Sari Jaya Sari Jaya Sari Jaya 2.

  2. RM Padang RM Padang

  • - - - Industri

  Pengolahan Jasa 1.

  1.

  1. Faris Homestay Faris Homestay Faris Homestay 2.

  2.

  2. Bunar Tunggal Bunar Tunggal Bunar Tunggal 3.

  3. Dua Putra Dua Putra 4.

  Adam Homestay

  Total

  4

  5

  5 Sumber: Kecamatan Panimbang dan Kantor Desa Tanjung Jaya, 2016

Tabel 1.1 menunjukkan data Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanjung Lesung sebelum ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, dilihat

  dari sektor perdagangan, industri pengolahan, dan jasa pada tahun 2009 berjumlah 4, tahun 2010 berjumlah 5, dan tahun 2011 juga berjumlah 5 UMKM. Di sektor perdagangan ada rumah makan yang tidak mampu mempertahankan usahanya sehingga harus tutup, hal ini dikarenakan masih sepinya wisatawan.

  • Souvenir -- 1.

  3. Ci’ Bolang 4. Bunar 1.

  Hateup Jasa 1.

  Dua Putra (Penyew aan alat pancing & snorkelin g) 2. Pondok

  Mutiara Ibu (Pengina pan)

  3. Bunar Tunggal 1.

  Dua Putra (Penyewa an alat pancing & snorkelin g) 2. Pondok

  Mutiara Ibu (Penginap an

  3. Ci’ Bolang 4. Bunar 1.

  Dua Putra (Penyewa an alat pancing & snorkelin g) 2. Pondok

  Mutiara Ibu (Penginap an)

  Dua Putra 2.

  Batik Badak Kerajinan Mancung Kelapa 3. Keripik Pisang,

  Pondok Mutiara Ibu (Penginap an)

  3. Ci’ Bolang 4. Bunar

  Tunggal 5. Adam

  Homestay 6. Faris

  Homestay 7. Garuda 1.

  Dua Putra 2. Pondok Mutiara

  Ibu (Penginapan) 3. Ci’ Bolang 4. Bunar Tunggal 5. Adam

  Homestay 6. Faris Homestay 7.

  Garuda Homestay 8. Al Fino

  Homestay 9. AS Homestay 10.

  Sukun, Singkong 4. Kerajinan Tas,

  Batik Cikadu 2. Kerajinan