8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Likuiditas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Likuiditas
Likuiditas merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkaitan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. (Syamsudin, 2001).
Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. (Munawir, 2007)
Likuiditas adalah rasio untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). (Kasmir, 2012)
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Likuiditas
Bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali.Bisa jadi perusahaan memiliki dana, tetapi pada saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual aktiva lainnya).
Dengan hal tersebut terdapat rasio likuiditas yang dapat digunakan pada perusahaan apakah perusahaan tersebut mampu (likuid) atau tidak mampu (ilikuid) dalam membayar kewajiban perusahaan tersebut. Rasio tersebut dirumuskan dengan cara membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di pasif lancar (utang jangka pendek). (Kasmir, 2012).
Beberapa Rasio Likuiditas yang kita ketahui dan mungkin bisa di gunakan untuk penelitian adalah : A.
Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai aktiva lancar dengan utang lancar. Semakin besar hasil nilai rasio maka akan semakin lancar perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. B.
Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat adalah selisih aktiva lancar dengan inventory terhadap utang lancar. Rasio cepat dihitung dengan cara membagi nilai aktiva lancar setelah dikurangi nilai inventory kemudian dibagi dengan utang lancar. Semakin besar rasio cepat, maka akan semakin cepat perusahaan bisa memenuhi semua kewajibannya.
C.
Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas adalah antara nilai uang kas terhadap utang lancar. Rasio kas dihitung dengan cara membagi nilai kas dengan utang lancar. Semakin besar rasio kas, maka akan semakin mudah perusahaan untuk membayar utang- utanngnya.
D.
Rasio Perputaran kas (Cash Turnover Ratio) Rasio perputaran kas adalah nilai penjualan bersih terhadap kerja yang dimiliki perusahaan.
2.1.2 Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi. (Kasmir, 2012). Solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. (Munawir, 2007).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utang perusahaan,baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan perbandingan antara total aktiva dengan total utang,ukuran tersebut mensyaratkan agar perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Perusahaan dapat dikatakan dalam ko untuk mengetahui apakah kekayaan perusahaan mampu untuk mendukung kegiatan perusahaan tersebut.
Rasio Solvabilitas membandingkan beban utang perusahaan secara keseluruhan terhadap aset atau ekuitasnya. Rasio ini memaparkan jumlah aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh Kreditor (pemberi utang). Jika asset perusahaan lebih banyak dimiliki oleh pemegang, maka perusahaan tersebut kurang Leverage. Jika kreditor atau pemberi utang (biasanya bank) memiliki asset secara dominan, maka perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang tinggi.
Rasio Solvabilitas mempermudah manajemen dan investor untuk memahami tingkat risiko struktur modal pada perusahaan melalui
Perhitungan rasio leverage / solvabilitas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa tujuan dan manfaat dengan menggunakan rasio
leverage menurut Kasmir (2012:153-154), diantaranya adalah sebagai berikut :
A.Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor).
B.
Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) E.
Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.
F.
Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
G.
Untuk menilai berapa dana pinjaman Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
H.
Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga),
I. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
J.
K.
Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
L.
Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
M.
Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih.
Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Debt To Equity Ratio) Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik
Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain). (Riyanto, 2008). Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jikajumlah modal lebih besar dari jumlah hutang (Syafri, 2008) A.
Rasio Utang (Debt Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. (Sawir, 2008).
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar.
Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki B.
Time Interest Earned Ratio
Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih
sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.
2.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu. Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Laba juga sering dibandingkan dengan kondisi keuangan lainnya, seperti penjualan, aktiva, dan ekuitas. Perbandingan ini sering disebut rasio profitabilitas.
(Machowiz, 2013).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. (Sartono, 2010). Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. (Kasmir, 2012). Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba Dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerjanya baik dan begitu juga sebaliknya.
Rasio profitabilitas terdiri dari 5 rasio yang dapat digunakan untuk penelitian adalah, sebagai berikut: A.
Gross Profit Margin
Gross Profit Margin menggambarkan persentase laba kotor yang
dihasilkan oleh setiap pendapatan perusahaan. GPM diperoleh dengan cara:
B.
Operating Margin
Margin yang merupakan indikator yang baik tentang seberapa baik dikelola dan seberapa risikonya. Ini menunjukkan proporsi pendapatan yang tersedia untuk menutupi biaya non-operasional.
Laba Operasional biasanya digunakan perusahaan untuk mengukur berapa banyak uang yang didapatkan oleh perusahaan di setiap penjualan, sebelum pembayaran bunga pinjaman dan pajak. Semakin tinggi Margin Laba Operasional, semakin bagus keuntungan sebuah perusahaan.
Operating income mencerminkan kemampuan manajemen
mengubah aktivitasnya menjadi laba. Operarting income sering pula disebut sebagai laba sebelum bunga dan pajak dengan catatan bahwa diperusahaan tersebut tidak terdapat pendapatan non-operasional. OM diperoleh dengan cara:
C.
Net Profit Margin
Net Profit Margin mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba neto dari setiap penjualannya. NPM diperoleh D.
Return On Equity
Return on Equity (pengembalian ekuitas) mencerminkan seberapa
besar return yang dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah uang yang ditanamkannya. ROE diperoleh dengan cara:
E.
Return On Asset Return on Asset (pengembalian aset) mencerminkan seberapa
besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk asset. ROA diperoleh dengan cara:
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tabel penelitian terdahuluNo Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Anis Fadhilah 2017 Pengaruh
Likuiditas dan 1.
Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan menunjukan hubungan Profitabilitas 2.
Solvabilitas berpengaruh signifikan dan perusahaan terdapat hubungan positif antara solvabilitas pada sub terhadap profitabilitas. sektor 3.
Likuiditas dan solvabilitas berpengaruh Makanan dan positif terhadap profitabilitas dan terdapat Minuman yang hubungan positif antara likuiditas dan terdaftar di solvabilitas terhadap profitabilitas.
BEI Marzuki 2016 Pengaruh 1.
Secara Simultan Likuiditas dan 2. Likuiditas dan Solvabilitasberpengaruh signifikan terhadap Solvabilitas profitabilitas Terhadap 2.
Secara parsial likuiditas tidak berpengaruh Profitabilitas signifikan terhadap profitabilitas. pada PT.
3. Secara parsial solvabilitas tidak Industri Jamu berpengarauh signifikan terhadap dan Farmasi profitabilitas Sido Muncul Tbk.
Lina 2016 Pengaruh 1.
Ada pengaruh signifikanpenjualan dan 3. Andayani, Penjualan dan likuiditas terhadap profitabilitas. Wayan pada likuiditas terhadap profitabilitas. Cipta perusahaan perdagangan, jasa dan Investasi di BEI
Ringga 2013 Pengaruh 1.
Efisiensi modal kerja berpengaruh secara 4. Satrinol,Sa Efisiensi signifikan terhadap profitabilitas. lma modal kerja, 2.
Likuiditas tidak terdapat pengaruh yang Taqwa dan Likuidaitas signifikan terhadap profitabilitas.
Hayu dan 3.
Solvabilitas tidak terdapat pengaru yang Yolanda Solvabilitas signifikan terhadap profitabilitas terhadap
4. Secara simultan Efisiensi modal kerja, profitabilitas likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh pada industri terhadap profitabilitas otomotif yang terdaftar di BEI periode 2007-2011
Raymond 2017 Pengaruh 1.
Faktor likuiditas yang dproyeksikan dengan
5
Profitabilitas 2.
Faktor Solvabilitas yang diproyeksikan pada PT. dengan DAR berpengaruh positif dan tidak Indosat Tbk signifikan terhadap profitabilitas yang di proyeksikan dengan ROA.
Nindya 2015 Analisis 1.
Current Ratio secara parsial
6 Afrinda Pengaruh berpengaruh negatif dan signifikan Likuiditas dan terhadap profitabilitas (ROA) Solvabiltas Perusahaan Makanan dan Minuman terhadap yang terdaftar di Bursa Efek profitabilitas Indonesia (BEI) periode 2006-2012. pada 2.
Debt to Total Equity Ratio (DER) perusahaan secara parsial berpengaruh negatif makanan dan namun tidak signifikan terhadap minuman yang profitabilitas (ROA) Perusahaan terdaftar pada Makanan dan Minuman yang BEI terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2012.
Aris setia 2012 Analisis 1.
Ternyata likuditas tidak berpe-
7 noor & Pengaruh ngaruh signifikan terhadap Berta Efisiensi profitabilitas.
Terhadap Profitabilitas
Sumber : Diolah Sendiri
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan merupakan salah satu alat pengukur untuk menilai apakah modal usaha yang digunakan oleh perusahaan tersebut produktif atau tidak.
Nilai likuiditas yang terlalu tinggi berdampak kurang baik terhadap
earning power karena adanya iddle cash atau menunjukkan kelebihan modal
kerja yang dibutuhkan, kelebihan ini akan menurunkan kesempatan memperoleh keuntungan (Riyanto, 1996). Dengan demikian sangat dimungkinkan hubungan CR dengan ROA adalah negatif. Semakin tinggi CR maka semakin rendah tingkat ROA, perbandingan terbalik antara profitabilitas dengan likuiditas. (Van Horne, 1997).
Semakin besar nilai current ratio maka diindikasikan profitabilitasnya akan semakin meningkat. Profitabilitas yang besar menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau likuiditasnya semakin baik. Tingkat likuiditas yang semakin tinggi dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan yang menimbulkan reaksi positif dari H1 : Terdapat pengaruh secara signifikan antara Likuiditas terhadap Profitabilitas
2.3.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Profitabilitas
Tinggi rendah DER akan mempengaruhi tingkat pencapaian ROA yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman (cost of
debt ) lebih kecil daripada biaya modal sendiri (cost of equity), maka sumber
dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba (meningkatkan Return on Asset) demikian sebaliknya.
(Eugene F Huston, 2001).
Hutang mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang artinya mengurangi keuntungan. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar.
H2 : Terdapat pengaruh signifikan antara solvabilitas terhadap profitabilitas
2.3.3 Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas
Terdapat pengaruh yang signifikan likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas terhadap profitabilitas, hal ini terbukti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap akan naik. Baik kemampuan membayar hutang jangka pendeknya maupun kemampuan membayar hutang jangka panjangnya (Fadhilah, 2017) dari pernyataan diatas maka dapat dibuat hipotesis. H3 : Terdapat pengaruh signifikan antara likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas
2.4 Kerangka Konseptual
Penelitian ini menganalisis pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi. Variabel pada penelitian ini menggunakan variabel indepen dan dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah profitabiltas perusahaan. Berdasarkan uraian diatas , kerangka mengenai hubungan antar masing
- – masing variabel dapat dilihat pada gabar berikut :
Variabel Variabel Dependen
H1 Likuiditas
Profitabilias