PEMBACA BARCODE 128 SISTEM IDENTIFIKASI OTOMATIS TIKET PENUMPANG TUGAS AKHIR - Pembaca barcode 128 pada sistem identifikasi tiket penumpang otomatis - USD Repository

  

PEMBACA BARCODE 128

SISTEM IDENTIFIKASI OTOMATIS TIKET PENUMPANG

TUGAS AKHIR

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

  Jurusan Teknik Elektro

  

Disusun oleh :

YAYUK SULISTIOWATI

NIM : 015114044

  

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

THE AUTOMATIC PASSENGGERS TICKET IDENTIFICATION SYSTEM BARCODE READER 128 THE FINAL PROJECT

  Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree in Electrical Engineering

  Arranged by :

YAYUK SULISTIOWATI STUDENT NUMBER: 015114044 ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM ELECTRICAL ENGINERING DEPARTMENT ENGINEERING FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2007

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Yogyakarta, Januari 2007 Penulis

  Yayuk Sulistiowati Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi Tuhan. (Amsal 21:30)

  Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam pekataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu. (1 timotius 4 :12)

  Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan Tuhan senantiasa. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal

  

23:17-18)

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Kemuliaan Tuhan Yesus Kristus Orang tuaku yang tercinta : Bapak AG.Djumiran dan Ibu Widihastuti Sumangkut Kakak-kakakku yang kukasihi : Edwin Budiono Sumangkut Edhi Sudarmanto Sumangkut Umi Yuniarti,, ST ALMAMATERKU……

  

Kata Pengantar

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan, sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tuaku Ag.Djumiran dan Widihastuti Sumangkut, saudara-saudaraku: Mas Ed, Mas Edhi, Mbak Yun yang terus mendukung sampai diselesaikannya Tugas Akhir ini.

  Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ir. Greg. Herliarko, SJ., SS.,BST.,MA.,MSc.,selaku Dekan Fakultas Teknik 2. Bapak A. Bayu Primawan,S.T.,M.T., selaku Kaprodi Teknik Elektro.

  3. Bapak Ir. Iswanjono, MT atas ide-ide, nasehat dan bimbingannya selama penyusunan Tugas Akhir ini.

  4. Bapak Petrus Setyo Prabowo,S.T atas nasehat-nasehat dalam penulisan laporan Tugas akhir.

  5. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama kuliah.

  6. Pak Jito, Mas Broto dan Mas Suryo, dan segenap dosen dan karyawan USD.

  7. Kakak iparku mbak Ester, kemenakan-2ku Christy E.S.Sumangkut, Dirgo S. K Sumangkut, Gilang J. Sumangkut, Saudara-2 sepupuku yang berada di Poso, atas dukungan, kasih sayang, perhatian kepada penulis.

  8. Papi dan mami Tedjo yang telah bersedia menjadi orangtua pengganti penulis selama di Jogja.

  9. Teman-teman satu tim PHK Elektro APTIS : Hernomo, Indra “Tatang, Liong, Sulis “kang mas”, than’x untuk kerjasama, dukungan, ide, saran, bantuan, suka duka dalam pengerjaan tugas akhir ini. I Love you guys

  10. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro: Pinto adik 23 hariku yang sedikit….?! hehe ^_^, Indra “Klowor” yang jahil, tukang ganggu tapi sangat murah hati, Ronny “Ganyong”, Tonny, Tomo, Bowo, Joko, Butet, Koko, Dody, Andry, dll, yang telah membantu bertukar pikiran juga memberikan dorongan semangat dalam susah dan bahagia.

  11. Sahabat-sahabat terbaikku: “Oma” Rossy, “Tante” Ridha, “Adik bungsu” Prima, Annie, atas kebersamaan, perhatian dan dukungan do’anya untuk ”ibu”. Semoga kita tetap bersahabat walopun terpisah antar pulau ^_^

  12. Adek-adek terbaikQu yang atas bantuan dan dukungannya selama penyelesaian tugas akhir, Chyntia Carla ”Lala” atas motivasi dan dukungan doanya. U2 untuk pinjaman kamera digital n dukungannya. Manto & Jun’x untuk perhatian dan kasih sayang.

  13. Teman-teman kost “Gg.Cabe 68”: Ina ”InuL”atas dukungan doa dan pinjaman printernya, Desti, Zhieyo, Atiek, Betrix, Yusni, Ayu untuk motivasinya. Teman- teman kost “Prima Sari”: Jane “godhe”, inung, Ratna, Helen walo cuman 3 bulan, than’x untuk hari-2 yang menyenangkan n’ dukungan kalian. Bravo!!!

14. Semua Teman-teman Komisi Pemuda dan Komisi Dewasa Muda di GKI

  “Gejayan” : Willem, k’Dina, Osha, B’Roy, Roy C, Mikha, Awin, Lola, elyn, Edo, k’Rini, Ms.Bayu, dan yang tidak tersebutkan.

  15. Teman-teman di “TB Mentari” : Jeng Prapti than’x pinjaman motornya, Novie, Yustin, Edo, Venni, Adri “Kingkong”, dll.

  Tugas Akhir ini baru permulaan dan masih perlu banyak pembenahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak diterima penulis dengan senang hati. Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembacanya.

  Yogyakarta,…..Maret 2007 Penulis

  

PEMBACA BARCODE 128 DALAM SISTEM IDENTIFIKASI OTOMATIS

TIKET PENUMPANG (APTIS)

  Yayuk Sulistiowati 015114044

  

INTISARI

Barcode merupakan salah satu alat bantu identifikasi yang sering tertera dalam

  berbagai produk, kartu identitas ataupun jenis barang lainnya guna mempermudah proses identifikasi. Walaupun banyak jenis alat bantu yang lain seperti magnetic band dan smart card, tapi barcode tetap dapat bertahan karena memiliki keunggulan tersendiri yang tidak dijumpai pada alat bantu yang lain.

  Alat pembaca barcode atau barcode reader dapat dibuat sendiri dengan rangkaian yang relatif sederhana dan harga yang relatif murah. Dengan tampilan pada LCD dan pengolahan data dengan Mikrokontroler AT89S51, karakter yang ada pada

  

barcode dapat dikonversikan dan ditampilkan sehingga orang dapat membacanya. Alat

  pembaca barcode ini dirancang untuk dapat membaca barcode kode 39 dan menampilkan karakternya pada LCD.

  Tugas akhir alat pembaca barcode (barcode reader) telah berhasil dibuat dengan kemampuan pembacaan hingga 11 karakter pada 1 kartu (bekas sim card perdana telepon seluler) dengan tingkat kesalahan yang relatif rendah untuk sebuah prototype (10 %).

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA ………………………..…….i HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS…………………………………..ii HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………….....iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….... v HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………….. vi KATA PENGANTAR………………………………………………………………… vii DAFTAR ISI………………………………………………………………………..... ix DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………...xv DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….xvii

  INTISARI….................................................................................................................xviii ABSTRACT…………………………………………………….................................. xix

  BAB I. Pendahuluan…………………………………………………………………. 1

  1.1 Judul………………………………………………………………….. 1

  1.2 Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1

  1.3 Identifikasi Masalah..…………………………………………………. 1

  1.4 Batasan Masalah ……………………………………………………… 2

  4.1.1. Rumusan Masalah………………………………………………… 3

  1.5 Tujuan Penelitian….………………………………………………….. 4

  1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 4

  1.7 Metodologi Penelitian …………………………………………………. 4

  BAB II. Dasar Teori………………………………………………………………….. 5

  2.1 Pengertian Barcode……………………...…………………………… 5

  2.1.1 Jenis-jenis Barcode………………………………………………. 5 A.

  Code 128………………….…………………………………… 5 B. Code 39 (3 of 9)………………………………………………..11

  C. Interleaved 2 of 5 (ITF)………………………………………...12 D.

  UPC (Universal Product Code)………………………………...12

  2.1.2 Pembaca Barcode………………………………………………...12

  2.2 Sensor Barcode Reader ………………………………………………..13

  2.2.1 Rangkaian …………………………………………..13

  Photo Diode

  2.2.2 Rangkaian LED

  15 Super Bright…………………………………………

  2.3 Pengkondisi Sinyal………...……………………………………….......16

  2.4. Stepper Motor………………………………………………………….17

  2.5 Penggerak Stepper Motor.…………………..………………………….19

  2.6 Mikrokontroler AT89S51………………………………………………20

  2.6.1 Osilator Mikrokontroler AT89S51……...……………...…….….23

  BAB III. Perancangan ………..………………………………………………………...24

  3.1 Blok Diagram Sistem Identifikasi Tiket Penumpang Otomatis………..24

  3.2 Perancangan Perangkat Keras……………………………….…………24

  3.3 Tiket Barcode….. ……………………………….……………………....25

  3.4 Sensor Barcode Reader ………………………………….……………..25

  3.4.1 LED ………………………………….…….….……26

  Super Bright

  3.4.2 …………………………………………... .27 Photo Diode ..............

  3.5 Pengkondisi Sinyal…………………………………………….......……….29

  3.6 Stepper Motor……………………………………… ………..……..……...30

  3.7 Penggerak Stepper Motor…………………..…………………….………30

  3.8 Stepping Motor........................................................................................31

  3.9 Mikrokontroler Atmel AT8951..……………………………………….32

  3.9.1 Pensaklaran (Switching) oleh mikrokontroler AT89S51…………33

  3.10 LED Indikator……………………………………………………..…... 34

  3.11 Perancangan Software (Perangkat lunak)………………..……………..34

  3.11.1 Algoritma keseluruhan system kerja …………………………….35

  3.11.2 Flow chart progam utama………………………………………...36

  3.11.3 Flow chart progam Pembacaan barcode 128…………………….37

  BAB IV. Hasil dan Pembahasan………………………………………………….…….38

  4.1 Pengamatan Alat……… ………………………..……………………...38

  4.1.1 Tiket barcode…………………………………...………………...39

  4.1.2 Proses Pembacaan Barcode .....................................................…..40

  4.1.3 Pengiriman data…………………………………………………..42

  4.2 Data Pengamatan…………………………..…………………………...43

  4.2.1. Data Pengamatan Perangkat Keras…………………………….....43

  4.2.2. Data Pengamatan Stepping.... …..……………………………….. 44

  4.3. Kesalahan Pembacaan………………………………………………….44

  BAB V. Kesimpulan dan Saran……………………………………………………….45

  5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….45

  5.2 Saran……………………………………………………………………45 DAFTAR PUSTAKA Lampiran

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Barcode 128………………………………………………….

   11 Gambar 2.2 Barcode Jenis code 3 of 9.....…..…..………........................................11

Gambar 2.3 Barcode jenis Interleaved 2 of 5……………....................................... 12

  Barcode jenis UPC………………………………………....…………12 Gambar 2.4

Gambar 2.5 Rangkaian Photodiode pada sensor barcode reader………….….. ...13Gambar 2.6 Rangkaian Timer 555 Astable (datasheet LM555)…….…………….15Gambar 2.7 Rangkain dasar super bright LED ………….………………………16Gambar 2.8. Op-Amp sebagai pembanding (komparator)…………….…………16Gambar 2.9 Struktur dasar Stepper Motorr………………………………...……….17Gambar 2.10 Gelombang dasar pergerakan pulsa stepper motor…….……….….20Gambar 2.11 Konfigurasi pin AT89S51..............……………….……….................21Gambar 3.1 Blok diagram APTIS.....................................................….….………24Gambar 3.2 Blok diagram alat pengidentifikasi tiket penumpang dengan sistem

  barcode………….......……....................................................................25

Gambar 3.3 Perancangan Mekanik Barcode Reader..............................................26Gambar 3.4 Rangkaian Super Brigth LED .............................................................27Gambar 3.5 Rangkaian Photodiode..........................................................................28Gambar 3.6 Rangkaian pengkondisi sinyal …………................……….........29Gambar 3.7 Diagram blok penggerak stepper motor...............................……..…30Gambar 3.8 Diagram blok penggunaan port mikrokontroler AT89S51 pada

  

rancangan barcode reader………………………………....................33

Gambar 3.9 Rangkaian pensaklaran oleh mikrokontroler ...................................34Gambar 3.10 Indikator LED pada mikrokontroler…………..…………………...34Gambar 3.11 Flow Chart program utama..........……..…………….........…………36Gambar 3.12 Flow chart pembaca barcode 128.............………………………….37Gambar 4.1 Bebtuk fisik alat dilihat dari atas.................................................... 35Gambar 4.2 Barcode pada tiket penumpang armada APTIS…………………..36Gambar 4.3 Peletakan sensor pembaca barcode………………...…..…...............37Gambar 4.4 Bentuk gelombang masukan ULN 2803.............................................38

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Set karakter code 128...................... …………………………………... .6Tabel 2.2 Pengaturan Langkah Stepper Motor ………………………………... 18Tabel 2.3 Fungsi pin pada mikrokontroler AT89S51………………................. 22Tabel 3.1 Penggunaan port pada mikrokontroler..………………………….....32Tabel 4.1 Perubahan keluaran dari sensor.............……………………….…....43

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Judul

  Pembaca barcode 128 dalam sistem identifikasi otomatis tiket penumpang

I.2 Latar Belakang Masalah

  Kualitas pelayanan jasa transportasi saat ini dirasakan masih kurang maksimal, sehingga menjadi perhatian bagi penulis. Hal ini menyebabkan gangguan-gangguan terhadap tata cara pelaksanaan transportasi antar daerah, kesalahan identifikasi penumpang, kesalahan penumpang mengidentifikasi sarana transportasi yang dipakai, dan praktek percaloan, serta hal-hal yang lebih cenderung merugikan pihak pemakai sarana transportasi.

  Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dibuat suatu alat pengenal, seperti sebuah alat pembaca Barcode 128 pada tiket penumpang. Alat ini akan mengindentifikasi data lengkap penumpang, seperti nama, jenis kelamin, nomor tempat duduk, nama kendaraan, asal, dan tujuan. Alat pembaca ini akan diatur oleh sebuah mikrokontroler Atmel AT89S51. Alat pembaca ini merupakan bagian dari sebuah sistem identifikasi penumpang secara otomatis.

1.3 Identifikasi Masalah

  Saat ini penggunaan barcode sebagai media pengenal suatu produk sudah sangat mudah kita jumpai. Di setiap supermarket, perkantoran, bank bahkan diperguruan tinggi penggunaan barcode menjadi hal yang umum. Alat pembaca barcode yang sering digunakan menggunakan metode scanner, atau magnetic seperti pada ATM.

  Pada penelitian ini, penulis akan membuat pembaca barcode 128 yang menggunakan sistem pemantulan cahaya. Kemudian data yang telah dibaca (data pada tiket) akan disimpan sementara dan diubah ke dalam bentuk ASCII. Setelah semua data telah dibaca dan disimpan sementara di Internal RAM, mikrokontroler akan memberikan tanda (LED indicator) menyala.

1.4 Batasan Masalah

  Alat pembaca barcode 128 yang akan dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut :

  1. Barcode 128 Berupa garis hitam-putih yang dilewatkan pada photo diode (penangkap cahaya) dan super brigth LED (sumber cahaya) sehingga menghasilkan keluaran berupa pulsa.

  2. Barcode Reader (pembaca sandi baris) Pada alat pembaca barcode menggunakan sebuah sensor optocoupler yang akan digunakan sebagai sensor barcode reader dan sebagai sensor pendeteksi ada tidaknya tiket pada barcode reader.

  3. Pengondisi sinyal

  Pengondisi sinyal dipakai untuk menguatkan pulsa yang dihasilkan oleh barcode sehingga dalam proses pengisian tidak terjadi error.

  reader 4. Stepper Motor

  Digunakan sebagai penggerak sensor barcode pada saat dilakukan proses pembacaan data pada tiket penumpang.

5. Pengolah data sementara

  Pengolah data sementara berfungsi untuk mengubah data dari bentuk pulsa (biner) menjadi bentuk ASCII dan disimpan di Internal-RAM.

   Rumusan Masalah 1.4.1.

  Bagaimana merancang dan mengimpletasikan sistem pengindentifikasi tiket dengan :

  1. Penempatan sensor dan sensitifitas sensor sehingga sensor dapat membaca barcode dan mengurangi kesalahan.

  2. Perancangan mekanik antara stepper motor dengan sensor barcode sehingga dapat membaca data di tiket penumpang tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

  3. Protokol yang digunakan sehingga data tidak hilang (bertabrakan) saat proses pengindentifikasi berlangsung

1.5 Tujuan Penelitian

  Perancangan alat pembaca barcode ini bertujuan untuk membuat perangkat pembaca kode baris untuk mendukung sistem identifikasi tiket penumpang otomatis.

  1.6 Manfaat Penelitian

  Sistem pembacaan barcode 128 pada tiket penumpang ini memudahkan penumpang untuk mengetahui nomor kursi, nama kendaraan, nomor transaksi. Hal ini juga akan mengurangi terjadinya praktek pencaloan dan pemalsuan tiket.

  1.7 Metodologi Penelitian

  Untuk dapat merancang dan membuat peralatan ini diperlukan langkah-langkah :

  1. Studi literature yang ada serta mempelajari cara kerja dan cara merencanakan dan membuat peralatan tersebut.

  2. Melakukan perhitungan matematis dalam menentukan komponen yang akan digunakan dan membuat rancangan schematic serta diagram alir (flow chart) seluruh proses kerja pengindentifikasi tiket dengan sistem barcode.

  3. Pengambilan data dan percobaan-percobaan untuk mengetahui kesalahan- kesalahan yang terjadi dalam proses perancangan.

  4. Menganalisa dan membuat laporan dari alat pengindentifikasi tiket penumpang bus dengan sistem barcode.

BAB II LANDASAN TEORI

  2.1 Pengertian Barcode

  Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan

  ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tapi juga sangat berguna. Dengan kegunaan untuk menyimpan data-data spesifik dengan mudah dan murah misalnya kode produksi, tanggal kadaluarsa, dan nomor identitas. Walaupun teknologi untuk penyimpanan terus berkembang namun teknologi barcode terus bertahan dan masih memiliki kelebihan- kelebihan tertentu yaitu murah dan mudah. Sebab media yang digunakan adalah kertas dan tinta. Sedangkan untuk membaca barcode ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan harga dan bentuk yang bervariasi, bahkan kita dapat membuatnya sendiri.

  Jenis barcode sangatlah banyak, mulai dari yang tradisional, yaitu satu dimensi sampai dengan barcode yang multi dimensi.

2.1.1 Jenis – jenis Barcode

A. Code 128

  Code 128 adalah barcode dengan kerapatan tinggi, mampu mengkodekan

  seluruh simbol ASCII (128 karakter) dalam luasan yang paling minim dibandingkan dengan barcode jenis lain, hal ini disebabkan code 128 menggunakan 4 ketebalan elemen (bar atau spasi) yang berbeda. Jenis yang lain kebanyakan menggunakan 2 ketebalan elemen yang berbeda. Setiap karakter pada code 128 dikodekan oleh 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan ketebalan masing-masing elemen 1 sampai 4 kali ketebalan minimum (modul). Jika dihitung dengan satuan modul maka tiap karakter

  code

  128 terdiri dari 11 module, kecuali untuk karakter stop yang terdiri dari 4 bar dan 3 spasi (13 modul). Jumlah total modul untuk bar selalu genap sedangkan untuk spasi selalu ganjil, selain itu code 128 memiliki 3 karakter start yang berbeda sehingga, code 128 memiliki 3 sub karakter yang berkesesuaian dengan karakter start. Tabel 2.1 memperlihatkan set karakter code 128

Tabel 2.1 Set karakter Code 128

  Bar (B) / Space (S) Pattern

  Value Code Set A Code Set B Code Set C B S B S B S SP SP

  00 2 1 2 2 2 2 1 ! ! 01 2 2 2 1 2 2 2 “ “ 02 2 2 2 2 2 1 3 # # 03 1 2 1 2 2 3 4 $ $ 04 1 2 1 3 2 2 5 % % 05 1 3 1 2 2 2 6 & & 06 1 2 2 2 1 3 7 ‘ ‘ 07 1 2 2 3 1 2 8 ( ( 08 1 3 2 2 1 2 9 ) ) 09 2 2 1 2 1 3 10 * * 10 2 2 1 3 1 2 11 + + 11 2 3 1 2 1 2 12 , , 12 1 1 2 2 3 2 13 - - 13 1 2 2 1 3 2 14 . . 14 1 2 2 2 3 1

Tabel 2.1. (Lanjutan) Set karakter code 128

  9

  23

  7

  7 23 3 1 2 1 3 1

  24

  8

  8 24 3 1 1 2 2 2

  25

  9 25 3 2 1 1 2 2 26 : : 26 3 2 1 2 2 1 27 ; ; 27 3 1 2 2 1 2 28 < <

  6

  28 3 2 2 1 1 2 29 = = 29 3 2 2 2 1 1 30 > > 30 2 1 2 1 2 3 31 ? ? 31 2 1 2 3 2 1 32 @ @ 32 2 3 2 1 2 1

  33 A A 33 1 1 1 3 2 3

  34 B B 34 1 3 1 1 2 3

  35 C C 35 1 3 1 3 2 1

  36 D D 36 1 1 2 3 1 3

  37 E E 37 1 3 2 1 1 3

  38 F F 38 1 3 2 3 1 1

  6 22 2 2 3 1 1 2

  22

  Bar (B) / Space (S) Value pattern Code Set A Code Set B Code Set C

  2 18 2 2 3 2 1 1

  B S B S B S B 15 / / 15 1 1 3 2 2 2

  16 16 1 2 3 1 2 2

  17

  1

  1 17 1 2 3 2 2 1

  18

  2

  19

  5 21 2 1 3 2 1 2

  3

  3 19 2 2 1 1 3 2

  20

  4

  4 20 2 2 1 2 3 2

  21

  5

  39 G G 39 2 1 1 3 1 3

  40 H H 40 2 3 1 1 1 3

  50 R R 50 2 3 1 1 3 1

  60 3 1 4 1 1 1 61 ] ] 61 2 2 1 4 1 1 62 ^ ^ 62 4 3 1 1 1 1 63 _ _ 63 1 1 1 2 2 4

  58 Z Z 58 3 1 2 3 1 1 59 [ [ 59 3 3 2 1 1 1 60 \ \

  57 Y Y 57 3 1 2 1 1 3

  X 56 3 3 1 1 2 1

  56 X

  55 W W 55 3 1 1 3 2 1

  V 54 3 1 1 1 2 3

  54 V

  53 U U 53 2 1 3 1 3 1

  52 T T 52 2 1 3 3 1 1

  51 S S 51 2 1 3 1 1 3

  49 Q Q 49 2 1 1 3 3 1

Tabel 2.1. (Lanjutan) Set karakter code 128

  48 P P 48 3 1 3 1 2 1

  47 O O 47 1 3 3 1 2 1

  46 N N 46 1 1 3 3 2 1

  45 M M 45 1 1 3 1 2 3

  44 L L 44 1 3 2 1 3 1

  43 K K 43 1 1 2 3 3 1

  42 J J 42 1 1 2 1 3 3

  I 41 2 3 1 3 1 1

  41 I

  B S B S B S B

  Bar (B) / Space (S) pattern Value Code Set A Code Set B Code Set C

  64 NUL ` 64 1 1 1 4 2 2

  65 SOH a 65 1 2 1 1 2 4

  66 STX b 66 1 2 1 4 2 1

Tabel 2.1. (Lanjutan) Set karakter code 128

  Bar (B) / Space (S) pattern Value

  77 CR m 77 4 1 3 1 1 1

  84 DC4 t 84 1 2 4 1 1 2

  83 DC3 s 83 1 1 4 2 1 2

  82 DC2 r 82 1 2 1 2 4 1

  87 ETB w 87 4 2 1 1 1 2

  86 SYN v 86 4 1 1 2 1 2

  85 NAK u 85 1 2 4 2 1 1

  84 DC4 t 84 1 2 4 1 1 2

  83 DC3 s 83 1 1 4 2 1 2

  82 DC2 r 82 1 2 1 2 4 1

  81 DC1 q 81 1 2 1 1 4 2

  80 DLE p 80 1 1 1 2 4 2

  79 SI o 79 1 3 4 1 1 1

  78 SO n 78 2 4 1 1 1 2

  76 FF l 76 2 2 1 1 1 4

  Code

  75 VT k 75 2 4 1 2 1 1

  74 LF j 74 1 4 2 2 1 1

  73 HT i 73 1 4 2 1 1 2

  72 BS h 72 1 2 2 4 1 1

  71 BEL g 71 1 2 2 1 1 4

  70 ACK f 70 1 1 2 4 1 2

  69 ENQ e 69 1 1 2 2 1 4

  68 EOT d 68 1 4 1 2 2 1

  67 ETX c 67 1 4 1 1 2 2

  Set85 C B S B S B S B

  Code

  Set B

  Code

  Set A

  85 NAK u 85 1 2 4 2 1 1

Tabel 2.1. (Lanjutan) Set karakter code 128

  Value Code Set A Code Set B Code Set85 Bar (B) / Space (S) C pattern

  B S B S B S B

  86 SYN v 86 4 1 1 2 1 2

  87 ETB w 87 4 2 1 1 1 2

  88 CAN x 88 4 2 1 2 1 1

  89 EM y 89 2 1 2 1 4 1

  90 SUB z 90 2 1 4 1 2 1

  91 ESC { 91 4 1 2 1 2 1

  92 FS | 92 1 1 1 1 4 3

  93 GS } 93 1 1 1 3 4 1

  94 RS ~ 94 1 3 1 1 4 1

  95 US DEL 95 1 1 4 1 1 3

  96 FNC 3 FNC 3 96 1 1 4 3 1 1

  97 FNC 2 FNC 2 97 4 1 1 1 1 3

  98 SHIFT SHIFT 98 4 1 1 3 1 1

  99 CODE C CODE C 99 1 1 3 1 4 1 100 CODE B FNC 4 CODE B 1 1 4 1 3 1 101 FNC

  4 CODE A A 3 1 1 1 4 1

  

CODE

  102 FNC 1 FNC 1 FNC 1 4 1 1 1 3 1 103 Start A Strart A Start A 2 1 1 4 1 2 104 Start B Start B Start B 2 1 1 2 1 4 105 Start C Start C Start C 2 1 1 2 3 2 106 Stop Stop Stop 2 3 3 1 1 1 2

  Code 128 memiliki fitur untuk dapat bergeser dari sub set satu ke sub set yang

  lain dengan menggunakan karakter CODE dan SHIFT, CODE X menyebabkan seluruh

  

message bergeser menjadi sub set X (misalnya CODE A pada sub set B membuat

  bergeser menjadi sub set A), sedangkan SHIFT menyebabkan satu karakter

  message

  didepannya bergeser sub set (ini hanya berlaku untuk sub set A ke sub set B atau sebaliknya). Struktur barcode code 128 seperti terlihat dibawah ini :

Gambar 2.1 Struktur Barcode 128

B. Code 39 (3 of 9)

  39 dapat mengkodekan alphanumeric yaitu angka desimal dan huruf besar

  Code

  serta tambahan karakter spesial - , * $ / % +. Satu karakter dalam code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar dan spasi. Tiga dari sembilan elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya, oleh karena itu kode ini biasa disebut juga code 3 of 9.

  Tiga elemen yang lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.

  Contoh Barcode Code 39 dengan pembacaan CODE 39 diperlihatkan pada gambar 2.2:

  

CODE 39

  C O D E 3 9 Gambar 2 2 Barcode jenis code 39

  C . Interleaved 2 of 5 (ITF)

  ITF adalah sebuah Barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang bervariasi. Interleaved Barcode 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri dan laboratorium. Contoh ITF diperlihatkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Barcode jenis Interleaved 2 of 5

D. UPC ( Universal Product Code)

  UPC adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council. Contoh UPC diperlihatkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Barcode jenis UPC

2.1.2 Pembacaan Barcode Pembacaan barcode jenis code 128 menggunakan sistem pemantulan cahaya.

  Sumber cahaya menggunakan super brigth LED dan sebagai penerima cahaya adalah

  

photo diode yang dihubungkan ke basis transistor. Super brigth LED memancarkan

  cahaya sehingga mengenai permukaan barcode. Bila permukaan garis hitam yang terkena cahaya, maka cahaya akan diserap atau tidak dipantulkan sehingga photo diode tidak aktif dan transistor juga tidak aktif (logika 1). Sedangkan bila garis putih yang terkena cahaya, maka cahaya akan dipantulkan ke photo diode sehingga photo diode akan aktif (logika 0) bekerja sebagai pena cahaya yang melakukan proses scanning

  Super brigth LED

  pada permukaan barcode dan photo transistor sebagai penerima dan penentu logika pada barcode.

2.2. Sensor Barcode Reader

  Sensor barcode reader terdiri dari 2 buah device, LED super bright dan photo

  

dioda . LED super bright berfungsi sebagai sumber cahaya (transmiter) dan photo diode

sebagai penerima (receiver).

2.2.1 Rangkaian Photo diode

  dirangkai dengan sebuah transistor agar photo diode dapat

  Photo diode

  difungsikan sebagai saklar seperti halnya phototransistor. Rangkaian photo diode seperti terlihat pada gambar 2.5. VCC R PHOTODIODE 2

  1 2 Q1 3

  1

Gambar 2.5. Rangkaian photo diode pada sensor Barcode Reader

  Untuk mengetahui keluaran tegangan dari Q pada gambar 2.5, harus didapat

  1

  nilai I B . Besar niai I B dapat dihitung dengan rumus :

  VCC BE

  V

  (2.1) I = ........................................................... B D

  • R R

  β

  2

1 Bila nilai I sudah diketahui, maka nilai I adalah :

  B C I = I ....................................................................... (2.2) C B β

  Sehingga : ..........................................................

  V = CE CC C V

  I R

  1

  (2.3) Cahaya LED super bright yang terpantul dan masuk ke photo diode akan memperkecil nilai tahanan photo diode, sehingga arus yang mengalir ke basis transistor

  (I B ) akan semakin besar, sesuai dengan persamaan (2.1). Keadaan tersebut akan menyebabkan arus collector (I C ) akan besar, sehingga nilai V CE akan semakin kecil, sesuai dengan persamaan (2.2 dan 2.3).

  Sebaliknya, apabila tidak ada cahaya LED super bright (cahaya tidak memantul), maka photo diode tidak aktif (nilai R besar) sehingga arus I kecil dan

  D2 B mengakibatkan arus collector (I C ) kecil sehingga V CE besar [persamaan (2.2 dan 2.3)].

  Dengan menggunakan persamaan (2.1), diperoleh :

  R

  I I = − + R

  V V

  β

  1 B B D

  2 CC BE

  (2.4) ....................................................... β R

  I = B CC BE B D VV

  I R

  1

  2 Kemudian dengan mengacu pada persamaan (2.2), maka persamaan (2.3) dapat dituliskan:

  V = VI R .................................................................. CE CC B C β

  (2.5)

  V = CE CC CC BE B B V − ( V

V

  I R )

  (2.6) .......................................

  V CE BE B B

  = +

  V I R Rangkaian LED Super Bright

2.2.2 LED super bright dimodulasi oleh sebuah pembangkit (osilator) gelombang

  kotak. Hal ini dilakukan untuk menambah sensitifitas penerimaan cahaya pada photo

  

diode . Osilator dibangkitkan dengan rangkaian timer 555 astable seperti terlihat pada

gambar 2.7. Besarnya nilai frekuensi yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus

  1 (2.7) ……………………...............

  F = ( ( ))

  • . 693 × C × R

  2 R

  [ ] A B

Gambar 2.6. Rangkaian Timer 555 Astable (datasheet LM555)

  Untuk dapat mengaktifkan LED super bright , dibutuhkan arus basis (I B ). I B dihasilkan oleh tegangan keluaran osilator saat T H (logika 1) dan LED super bright akan tidak aktif saat T L (logika 0). Tegangan saat T H dianggap sebagai V CC . Gambar 2.7 memperlihatkan rangkaian dasar dari LED super bright , sedangkan besarnya arus I

  B

  dapat dinyatakan:

  VCC D D D V = R .

  I VCC D

  V ............................................................... R = D

  (2.8)

  I D VCC Rd D L E IR

Gambar 2.7. Rangkaian dasar LED super bright

2.3 Pengkondisi Sinyal

  Pengondisi sinyal digunakan untuk menghasilkan logika dengan level tegangan TTL, yaitu 0 V – 0.8 V untuk logika 0 dan 3 V – 5 V untuk logika 1. Hal ini diperlukan untuk memberi masukan pada mikrokontroler AT89S51 yang harus memiliki logika dengan level tegangan TTL. Pengondisi sinyal yang digunakan adalah rangkaian pembanding menggunakan Op-Amp. vcc

  

4

  3

  • + Vin

  1 Vout

  2

  • - Vref

  LM324

  

11

  • vcc

Gambar 2.8. Op-Amp sebagai pembanding (komparator) Vout = -Vsat ≡ +Vcc , Vn > Vp………………………………........…(2.9)

  Vout = +Vsat ≡ -Vee ,Vn < Vp……………………………..........….(2.10)

  Dalam perancangan ini, Op-Amp digunakan sebagai komparator atau pembanding. Komparator akan membandingkan inverting input (Vn) dan non-inverting (Vp). Saat nilai Vn lebih besar daripada nilai Vp, maka tegangan keluaran V

  input OUT

  akan mendekati nilai tegangan –V CC (V OUT = -V SAT ), sedangkan jika tegangan pada Vn lebih kecil daripada tegangan pada V maka V akan mendekati nilai tegangan +V .

  P OUT CC

2.4. Stepper Motor

  Stepper motor pada dasarnya sama dengan motor-motor listrik pada umumnya,