Studi Penerapan Logika Fuzzy Pada Sistem Operasional Permesinan Kapal Penyeberangan (Ferry) - ITS Repository

~

TllGAS AKIIIR
KS 1701

\.?J

MILU< PERPUST.AXAAIIl

ITS

I

STl 01 PENERAPAN LOGIKA FLZZY
PADA S ISTEM OPERASIONAL PER1\lES INA;\
~\PAL
PENYEBERAI'iGAI'i (FERRY)

f'..HP

b1g. 89


Had

-

f-r
J.OVJ

OLEH:
SOFYA:'i IL>\01
l'iRP. 4298 100 010

JURl'SAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKl iLTAS TEKNOLOGI KELAUTAI'i
I;\STITl'T TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABA YA

203

~~


--

-

,

PERPUSTAKAAN
I T ~

Tgl . TeriMe

~ -10· - - y _:_, ~ -~

!-I

STUOI PENERAPAN LOGIKA FUZZY PAOA
SISITEM OPERASIONAL PERMSI

~A:"'


KAPAL

PENYEBERANGAN (FERRY)

TUGASAKHIR
Diajuklln Guna J\lemeouhi Sebagiao Persyaratan
rntuk J\lemperoleh Gelar Sarjana

Pad a
ln

Jur~ an
~tiu

T

5I

Kesimpu lan ............... ... ........... . ..... . ..


V-1

5.2

Saran .. ...

V-2

.. ......... .... ...... ... .......... ..

l'l 'STAK.-\

XII I

L-\ \ I PI RA'

.Jur·usan Teknik Siuem Pet·kuiHtlao- F'TK - ITS Surabaya

\II


( KS 1701)

DAFTAR TABEL

TABEL
2.1

Contoh noali~

2.2
23

HALAMA.
h1mpunan fuzzy pada segmen tenentu

Protoupe aturan kontrolllnguistil.. dengan 3 variabel
Pen~mpura

aturan kontrollinguistik dengan 3 nilai


Il-21
11-26
ll-26

:2.4

Pcnvcmpurnaan aturan kontrol dengan 7 ni lai

fl-27

25

Pen) cmpurna~

11-27

aturan kontrol dengan 7 nilai

.lu rusan Teknik Sis tern Pe•·kapalan - F'TI ~


"

(KS 1701 )

Laporan Tugas Akllir

terdapar sekumpulrm angka pasti yang menyatakan berat balok itu. '1etapi

manusia akan mengacu pada suatu himpunan samar yaitu berat balok. Kemudtan
manusta mengatakan sebagai ··.\Ongal bera(". '·c ukup bera(·, aiau "agak berm··.
Kata keterangan yang mendahului berat, mewakili tingkat anggota suatu elemcn
pada hm1punan samar tcntang bcrat ba1ok Oengan dasar itulah disusun suatu teori
htmpunan samar Vu::y .\IU) sebagai konsep yang 1ebih umum dari leon himpunan
klasiJ...

I [impunan samar Vit::y} memperkena1kan kekaburan dengan mcnghapus

batas tajam yang mem isahkan anggota scbuah himpunan dan bukan anggota
hnnpunan. Scbuah 1mnpunan/it::y dapat didefenisikan secara matematis, dengan

memberikan kcpada sctiap e1emen, dalam semesta pembicaraan sebuah ni1ai yang
mcwak lli

keanggotaannya

pada

himpunan.

Nilai keanggotaan

tersebut

berhubungan dcngan ungkat kemiri pan atau kesesuaian elemen tersebut dengan
konsep yang diwakth o1ch htmpunan itu. Dengan demikian elemen-elernen pada
semesta pembicaraan akan termasuk ke dalam himpunan dengan ungkat
kcmmpan atau kc s c~uatn
keangot~

~ang


lebib besar atau lebih kecil, sesuai dengan m1at

1'\tlat-mlat keanggotaannya tersebut biasanya dt\\akth bt1angan

rul pada sclang tcnutup antara 0 sampai dcngan 1.

Scpeni contoh sebelumnya. scbuah himpunanju: .::y yang mewakili J..onscp
htru akan mcmbcrikan nilai 1 untuk keadaan penutupan sinar matahari oleh awan

0 persen, 0 ,8 untuk pc nutupan 20 persen, 0,4 untuk penutupan 30 persen dan 0

untuk

p~!nut

an

80 persen. Unlltk keanggotaan penuh (full membership ) diberi


Jurusan Teknik Sisttm Perka1Jalnn- FTK - ITS Surabaya

11-6

~

v~]

'ilif'.}.:

Laporan

Tu~as

(KS 1701)

Akhir

nilai kcanggotaan 0 (nol), dcngan demikian dapat dikatakan bahwa himpunan
klasik adalah kasus khusus dari htmpunan fie~

mepun~at



Karena himpunan klasik hanya

dua mlat keanggotaan (I untuk anggota dan 0 untuk bukan anggota)

yang dtperbolehkan

Fungst

karten~

~ebuah

himpunan ju:=y mcmberikan nilai yang

berbeda pada sclang tertentu lbtasanya pada selang tertutup dari 0 sampai dengan
I) kepada scttap clcmcn pada semesta pembicaraan dan menandakan tingkat
keanggotaan clcmcn pada lumpunan yang ditinjau. Nilai yang lebih besar
menyatakan tingkat keanggotaan yang lebih tinggi. Fungsi dengan sifat yang lebih
umum ini discbut scbagat fungsi keanggotaan (membership funcllon). (Tanujaya.
/999)

2.1.2. llimpunan Fuzzy
Suatu himpunan fu::; terdtri atas elemen-elemen yang mcmpunyai derajat
keanggotaan 1-1 Suatu elt!m!ln x dalam himpunan bagian fic=y F mcmpunyai
dcrajat keanggotaan
1-~(\)

}ang terletak antara 0 dan 1. Jika J.lt(X) = I, maka x

adalah anggota htmpunan F. Jtka 1-lr( x) - 0. maka x bukan anggota F. Jika ~
J.l,

~( x }-

dcngan 0 < J.1 < I maka dt katakan anggota F dengan derajat keanggotaan J.l.

Dalam mcruJuk himpunan bagian fu:=_v sering digunakan besaran-besaran nonnumenk, misalkan : h0ran Tuj!aS Akhir

2 I dan Gambar 2. 7 menunjukkan pembag•an ruang dengan 7 himpunan jic;_1.
(Chien Lee. 1990)

2. 1.4.3.3. Pemilihan Fungsi Keanggotaan
Pada pendclims1an secara numenk tingkat keanggotaan pcnyokong dalam
h1mpunantu.::y dm)atakan dalam b.!ntuk tabulasi, seperti yang dicontohkan pada
Tabel 2. I Pcmbag1an ruang dllakukan dengan 7 nilai linguistik himpunan ju.::y,
yaitu : 1\:cgatif Ucsar (:-.18). Ncgatif Scdang (NS), Negatif Kectl (NK), No! (1\L),
f>osiuf Kecll (PK). Positif Sedang (PS) dan Positif Besar (PB) dengan fungsi
kcan~oty

adalah Sl!giuga.

l·ungsi kcanggotaan dapat dipilih secara bebas dengan menentukan secara
sembarang mla1 keanggotaannya. Tetapi pada dasamya penentuan ini harus tetap
dapat mcnggambarkan karakteristik masing-masing himpunan ficy. Fungsi yang
senng d1gunakan adalah fungs1 eksponen (11), fungsi segitiga dan fungs1 trapcsium
d1karenal..an

Pada

fung~1-s

pendlim~•a

tersebut mudah dimanipulasi secara matematis.

~ecar

fungsional tidak diperlukan pcmbcrian