BENTUK ORNAMEN YANG BERADA DIJALAN MENUJU SMK I,2,3 BATUBULAN 2015 - ISI Denpasar
ABSTRAK
Ornamen/ragam hias merupakan bentuk kreativitas dari imajinasi manusia yang diawali dengan pengamatan, pengalaman, jejak rekam dari pikiran manusia, yang dipadukan dengan kerjasama pikiran dan ketrampilan tangan manusia, menghasilkan wujud imajinasi berupa bentuknya berupa motif, style, gaya dan mode. Bentuk-‐bentuk ini tercipta oleh goresan garis, terdiri dari garis lurus, melengkung, sigzag, melingkar, garis yang berulang-‐ulang dan sesuai dengan ruang yang tersedia. Ornamen yang dihasilkan berupa sketsa atau gambar jadi yang diterapkan pada sebuah dimensi datar atau diatas kertas. Bentuk motif ini akan semakin indah, bila ditampilkan dimensi. Teknik pahat adalah bentuk dimensi pada sebuah bentuk motif yang diterapkan pada sebuah bangunan. Pahatan ini biasanya menggunakan bahan kayu, batu, batu padas, batu bata, logam, beton dan bahan daur ulang. Bentuk motif ini, bila sudah kelihatan karakter yang diinginkan, barulah dilakukan tahap akhirya itu difinishing (teknik akhir dari sebuah bentuk karya seni, memberikan kesan keindahan sebagai sebuah karya seni yang berdimensi) proses finishing dilakukan dengan permainan warna, baik warna sigar masing (warna yang dihasilkan dari gradasi warna putih dan hitam) gradasi warna(warna yang dihasilkan dari warna yang muda kewarna lebih tua). Gradasi warna ini akan menarik bila setiap tahapannya ada perbedaan warna yang dihasilkan diantara tumpukan warna pertama, kedua dan seterusnya, dengan sentuhan akhir memberi kesan berupa bentuk yang mengkilap, dop, kesan antic, kesan marmer, kesan glasir, atau gabungan beberapa teknik yang menghasilkan karya yang indah dalam dimensi. Di dalam kesempatan ini akan di jelaskan bentuk ornament atau ragam hias yang di bentuk dalam teknik pahatan yang diterapkan pada bangunan style Bali. Pada kesempatan ini mengambil bentuk ornament pada bangunan Bentuk Ornamen Yang Berada Di Jalan Menuju Smk 1,2,3 Batubulan. Bentuk ornament, akan diulas secara bebas sesuai dengan karakter dari ornament yang dipahatkan pada bangunan pura sesuai dengan pakem-‐pakem atau aturan-‐aturan dalam
menempatkan ornament pada bangunan style Bali.
Kata Kunci: ornament, Pura, pakem-‐pakem/aturan-‐aturan bangunan style Bali
ABSTRACT
Ornament / decoration is a form of creativity of the human imagination that begins with observation, experience, track record of the human mind, which is combined with the cooperation of mind and skill of human hands, resulted in the imagination in the form of a tangible form such as motif, style, trend and fashion. These shapes created by line scratches, consisting of straight, curved, zigzag, circular, and repetitive lines that fit in the available space. Ornaments are generated in the form of sketches or finished pictures that are applied to a flat dimension or on paper. This motif shape will be more beautiful, when displayed in dimensions. Chisel technique is a dimensional form in a motif shape that is applied on a building. These carvings are usually using woods, stones, rocks, bricks, metals, concretes and recycled materials. This motif form, when it has already showed the desired character, then the final step will be done which is called difinishing( the end technique of an art form, giving the impression of beauty as a work of art which is dimensionless) finishing process is done with the colors game, either sigarmasing color ( color that is produced from shades of white and black ) or color gradation ( color that is resulted from the lighter colors to darker colors). These shades would be interesting if each stage has some color differences generated between the stacks of first color, second color and so on, with the final touch to give the impression of a form that is shiny, dop, antic image, marble image, glaze image, or a combination of several techniques to produce beautiful works in dimension. In this occasion, it will be described in the form of ornamentation or decoration that is formed in the chisel techniques applied to the Balinese style buildings. On this occasion it took the form of ornaments on the Bentuk Ornamen Yang Berada Di Jalan Menuju Smk 1,2,3 Batubulan. Ornament forms will be reviewed freely according to the character of the ornament that is engraved on the temple in accordance with the standards or rules in placing the ornament on the Balinese style building. Keywords: ornaments, Temple, Balinese style building standards or rules
BENTUK ORNAMEN YANG BERADA DI JALAN MENUJU SMK 1,2,3 BATUBULAN OLEH I Gusti Ngurah Agung Jaya CK Program Studi Kriya ISI Denpasar
1. Gambar: Relief patung dewa Ganesha. Fotografi:gungjayack2015. Ganesha adalah perwujudan dari dewa kebijaksanaan/ dewa ilmu pengetahuan/ dewa pembrantas kejahatan. Bentuk dewa Ganesha selalu dihapatan pada tempat-‐tempat yang keramat, sebagai dewa pelebur kejahatan. Menurut seniman patung Iwayan Tapak dari desa singapadu mengatakan diantaranya: “… bahwa Dewa Ganesha, sebagai dewa pelebur kejahatan, makany Beliau selalu ditempatkan di depan pintu masuk pekarangan, ditempatkan di perempatan bahkan ditempat yang angker, hal ini dilakukan supaya yang melintas di daerah itu diberikan keselamatan dan kelancaran. Adapun symbol senjata yang harus dipahatan adalah Kapak, gading patah, cambuk, dan trisula, sebagai symbol membrantas kejahatan. Tapi banyak salah pasang patung Ganesha karena dianggap sama saja, padahal sangat berbeda dilihat dari senjata yang dibawanya…” Jadi petempatan patung Ganesha harus diperhatikan senjatan yang dibawanya, supaya tidak salah menempatakan patung Ganesha, seperti gambar patung diatas, Dewa Ganesha di tempatkan sebagai ornament pada relung pura. Ganesha yang digambarkan membawa tirta amerta, disimbulkan sebagai dewa pemberi berkah/blessing. Mengapa harus ganesha yang digambarkan, karena Ganesha adalah anak dari Dewa Ciwa Mahaguru, dewa pemberi kebahagian lahir bathin.
2. Gambar: Karang Gajah/Asti. Fotografi: gungjayack2015. Karang gajah/asti adalah merupakan bentuk kekarangan yang ditempatkan dibawah bangunan atau pondasi dari bangunan pura. Mengapa karang gajah, filosofinya gajah adalah binatang yang besar dan kuat, yang selalu berhasil dalam mengangkat yang berat-‐ berat. Bentuk karang gajah ini telah mengalami stilirisasi/perubahan bentuk, diantaranya Taringa berjumlah 2, giginya rata yang berjumlah 4, mata melotot seperti mata udang, gigi geraham ada 2, alismata berhiasankan permata, belalainya melingkar menutupi mulut tengahnya, daun telinga lebar, berhiasankan patra punggel, sebagai symbol panca mahabhuta(air, api, tanah, udara dan ruang hampa).
3. Gambar: Patung Barong Landung Laki. Fotografi: gungjayack2015. Bentuk patung barong landung laki adalah symbol dari raja Dalem Balingkah yang menguasai daerah Bali tengah. Adapun bentuk atau atribut dari patung barong landung laki diantaranya : gigi seri rata berjumlah 4, taring ada dua, hidung besar, disini mata dibuat ada yang mendelik dan ada yang sipit, sesuai dengan karakter yang ingin ditampilkan, rambut sosoh dan kuku tangan panjang. Hal ini memberikan filosofi sebagai raja yang menguasai daerah yang sangat luas dan mempunyai balatentara rakyat yang banyak dan besar. Simbol karang naga disampingnya sebagai lambang kekuatan dari para patih yang sangat kuat.
4. Gambar: Patung Barong Landung Wanita. Fotografi: gungjayack 2015. Simbol dari istri raja yang mempunyai darah keturuan cina, dengan ciri; mata sipit, bibir kecil dan menggunakan atribut seperti orang cina. Istri raja Balingkang ini sangat cantik dan pada sata membangunan kekuasaannya menyebarkan budaya yang pada saat itu terkenal dengan mata uang bolong atau uang kepeng, sebagai pertukaran mata uang atau barter. Budaya itu sampai sekarang masih digunakan sebagai pelengkap sarana upacara, sebagai symbol kemakmuran.
5. Gambar: Karang Tapel. Fotografi: gungjayack 2015. Karang Tapel adalah symbol kekuatan Bumi, Bumi pada umumnya dikuasai oleh manusia, sebagai mahluk yang cerdas dan mempunyai pikiran, dibandingkan dengan mahluk yang lainnya yang ada di muka bumi. Adapun karakter dari karang tapel yang digambarkan disini adalah; gigi seri berjumlah 4, gigi taring 2, hidung besar, mata bulat seperti mata udang, alis bertatahkan pertamata dan raut muka tersenyum galak. Adapun ornament pelengkapnya adalah patra punggel sebagai symbol panca maha bhuta( air, api, tanah, angin dan ruang hampak). Lidahnya digambarkan seperti daun yang menjuntai kebawah yang sering disebut dengan karang daun.
6. Gambar: Relief Dewi Ratih. Fotografi: gungjayack 2015. Konsep dari relief dewi ratih adalah menggambarkan terjadinya proses dari gerhana bulan, yang diawali dengan bulan purnama, dilanjutkan dengan bulan mulai berubah menjadi bulan sabit, sampai pada akhirnya menjadi bulan tidak kelihatan atau bulam mati/ tilem. Cerita ini diambil dari pemuteran mandara giri, saat itu munculnya sebuah mangku yang berisi tirta amerta(air kehidupan). Dalam pembagian tirta itu para Dewa berbaris menunggu giliran. Namun tak disangka ada raksasa yang menyamar menjadi dewa, dan diketauhui oleh dewa bulan matahari dan dewi bulan. Disaat tirta dipercikan keraksasa kalarau, berteriaklah dewa matahari dan dewi bulan, seketika itu cakra Dewa Wisnu meluncur secepat kilat menebas leher dari raksasa kalarau, dan Kepala raksasa kalarau kenapercikan tirta amerta, maka kepalanyalah yang masih hidup. Dalam Sumpahnya Raksasa kalarau, dimana dewa matahari bertemu dengan dewi bulan pada saat itu dia akan memakannya, tapi apa kenyataannya, dewa matahari dan bulan lepas lagi, hal ini terjadi akibat leher kalarau putus. Proses ini terus terjadi sampai sekarang yang kita kenal dengan gerhana bulan dan gerhana matahari.
7. Gambar: Patra Cina. Fotografi: gungjayack 2015. Patra cina merupakan stiliran atau gubahan dari bunga mawar yang diikat. Hal ini memberikan inspirasi dari ornament yang dipahatkan di Puri Karangasem. Ornamen bermotif bunga mawar itu, bentuknya sesuai dengan bentuk asli dari bunga mawar, hasil pahatan seniman dari cina. Seniman Bali melihatnya dan membuat pola motif ornament yang bernuansa Bali, dengan bentuk yang berulang-‐ulang, menjadi sebuah motif patra cina. Ciri khas dari patra cina adalah banyaknya pola batang yang ditampilkan, yang saling berkaitan. Bentuk bunga mawar yang sedang menkar, dengan tiga bentuk daun bunga, adanya bunga yang masih kuncup disela-‐sela bunga yang mekar dan beberapa sulur sebagai ciri adanya batang muda. Komposisi yang harmunis memberikan bentuk patra
8. Gambar: Relief Raksasa. Fotografi: gungjayack 2015. Raksasa adalah mahluk yang menyerupai manusia, yang hidupnya dihutan, raksasa yang digambarkan sebagai mahluk yang besar, selalu suka makan manusia. Adapun bentuknya seperti: muka yang seram, dengan gigi yang tajam, dengan taring yang tajam, mata melotot, dan selalu membawa senjata. Disini raksasanya gigi depannya rata tidak meruncing, ini bertanda bahwa raksasa ini mempunyai sifat baik. Pada jaman dahulu kala banyak raksasa yang baik menjadi abdi dikerajaan yang mempunyai kekuatan besar, seperti yang diceritakan pada cerita dalam Mahabharata dan Ramayana. Penempatan relief raksasa selalu berada dimasing-‐masing sudut dari bangunan, sebagai penjaga yang sesuai dengan arah mata angin, sebagai memperkuat pondasi dari bangunan. Adapun atributnya menggunakan pernak-‐pernik pakaian dari wayang, sebagai bentuk ornament Bali.
9. Gambar: Relief Kayonan. Fotografi: gungjayack 2015. Motif Kayonan adalah merupakan bentuk gunungan yang disimbulkan sebagai bentuk dari Bumi, dimana didalam kayonan berisikan beberapa motif ornament, sebagai symbol dari isi bumi. Bentuk kekayonan biasanya digunakan sebagai pembuka dari pegelaran wayang parwa. Permainan kayonan, biasanya berisi tentang awal kisah, atau isi dari cerita yang akan dilokankan. Adapun ornament yang biasanya dipahatan pada kayonan adalah: Keketusan contohnya: kakul-‐kakulan, paku pipit, mas-‐masan dan lainya. Pepatra mahabhuta( air, api, tanah, angin dan angkasa). Kekarangan contohnya: karang gajah, tapel, goak, macan dan seterusnya. Bentuk ornament ini diramu sedemikian rupa dengan memperhatikan unsur-‐unsur seni rupa (bentuk, komposisi, proporsi, ruang, warna, keseimbangan, titik focus, perspektif dan keharmonisan secara keseluruhan).
10. Gambar: Relief Ramayana. Fotografi: gungjayack 2015. Disetiap bangunan pura, rumah di Bali, selalu dipahatkan bentuk sebuah cerita yangberceritakan Ramayana dan Mahabharata. Tujuan dari pahatan relief itu adalah untuk selalu diingatkan untuk berjalan dijalan yang benar. Bentuk relief biasanya mengambil bentuk-‐bentuk tokoh wayang sebagai dasar bahwa seni budaya yang berkembang saat ini tetap disukai oleh para penikmat seni.
11. Gambar: Relief Dewa Dewi. Fotografi: gungjayack 2015. Selain relief cerita, juga model relief dewa-‐dewi juga dipahatkan pada bangunan pura dan rumah, seperti Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewa Ciwa atau Dewa Nawa Sanga penjaga arah mata angin. Hal ini dipahatkan pada bangunan pura atau rumah, bertujuan supaya orang yang tinggal dilingkungan pura atau rumah diberikan keselamatan lahir bathin dan kebahagiaan. Bentuk dari relief dewa itu berbentuk tokoh wayang dan beberapa binatang dan tumbuhan yang telah mengalami distursi bentuk, selain itu motif pepatran juga dipahatkan sebagai bingkai dari tokoh dewa tersebut.
12. Gambar: Candi Kurung. Fotografi: gungjayack 2015. Candi kurung adalah bentuk bangunan yang dipergunakan untuk pintu masuk kedalam pura atau rumah. Candi kuruang merupakan bentuk dari sebuah candi yang ada dijawa, sebagai warisan yang terakhir dari agama Hindu. Mengapa bentuknya tidak seperti candi sebenarnya, para seniman Bali hanya mengambil pola luar atau bentuk yang ditimbulkan dilihat dari jauh. Sehingga bentuknya hamper mirib candi namun kenyataannya datar sebatas sebagai tempat pintu masuk sebauah pura. Adapun motif ornament yang dipahatkan merupakan bentuk keketusan, pepatran dan kekarangan, sebagai symbol bumi yang diwakilkan oleh bentuk motif keketusan, pepatran dan kekarangan. Bentuk motif ornament yang paling menonjol dalam pahatan candi kurung adalah motif patra punggel, mengapa? Patra adalah symbol dari panca maha bhuta(air,api,tanah,angin dan angkasa).
13. Gambar: Karang Goak. Fotografi: gungjayack 2015. Karang Goak adalah bentuk bintang burung yang selalu terbang kesana kemari, yang disimbollan sebagai penguasa dari kehidupan di udara. Karena burung yang mempunyai sayap, sehingga bisa terbang.melihat hal itu makanya seniman Bali menciptakan bentuk motif kekarangan yang dikenal dengan karang goak. Karang goak dipahatkan pada tingkat goak. Karang goak bentuknya seperti Kepala burung yang terdiri atas paruh burung, hidung burung, mata melotot, telinga dan beberapa motif keketusan dan patra punggel. Selain itu ada beberapa motif keketusan ditambahkan untuk menambah keindahan dari karang goak tersebut.
14. Gambar: Bentuk pepalihan. Fotografi: gungjayack 2015. Bentuk pepalihan adalah bentuk persegi empat panjang yang menghiasi pada pinggir gunan atau ditengah-‐tengah yang menjorok kedalam. Bentuk pepalihan adalah dasar dari bangunan Bali. Dimana bentuk itu terdiri atas 3 pepalihan yang saling bertumpuk baik kebawah atau keatas yang sering dikenal dengan pundan perundak-‐undak. Ketiga bentuk pepalihan itu mempunyai nama yaitu: weton, pai dan genggong, ketiga ini digabungkan namanya palih wayah. Bila membentuk bebaturan akan menjadi palih bacem. Bentuk pepalihan inilah nantinya akan diisi ornament motif keketusan. Pada weton dihapatkan ornament keketusan kakul-‐kakulan, pai ornament yang dipahatkan adalah keketusan paku pipit dan genggong dipahatkan ornament keketusan genggong(tanaman yang mengapung diair yaitu kapu-‐kapu. Diatas adalah bentuk pepalihan yang tidak dilengkapi ornament, hanya permainan bentuk-‐bentuk pepalihan untuk menambah keharmoniasan saja.
15. Gambar: Karang Macan. Fotografi: gungjayack 2015. Karang macan adalah setiliran dari binatang harimau, yang mempunyai motif pada bulunya berupa loreng-‐loreng berwana hitam kecolatan atau kemerahan. Harimau adalah bintang yang suka mengendap-‐endap dan tanpa disadari oleh masangnya, hal ini menyebabkan bintang ini sangat ditakuti oleh manusia dan mangsanya. Mengapa disebabkan oleh sifatnya yang selalu sabar dan mampu menipu penglihatan mangsanya, selain itu loreng yang ada pada bulunya mampu mengelabui mangsanya. Melihat bentuknya inilah maka dibuatkalah karang macan yang dihias pula dengan patra punggel sebagai symbol binatang ini memerlukan air, api, tanah,angin dan angkasa, sebagai tempat hidup dari binatang harimau ini. Karang macan biasanya ditempatkan ditengah tengah dari bangunan dan bersebelahan dengan karang gajah.
16. Gambar: Karang Bentulu. Fotografi: gungjayack 2015. Karang bentulu adalah setiliran dari mahluk yang hidup didunia kegelapan, yang lambangkan dengan bentuk gunung yang sangat gelap dan menakutkan, karena didalam gunung terdapat ruang-‐ruang yang memberikan nuansa gelap yang menyeramkan. Melihat bentuk symbol itu, maka dibentuklah wujud yang kasat mata itu, dengan bentuk menyerupai raksasa yang bermata satu. Karang bentulu merupakan rangkaian gabungan dari beberapa keketusan diantaranya mengambil bentuk symbol api dengan bentuk kuping guling yang diambil dari patra punggel, mata besar melotot yang diambil dari mata udang yang mempunyai karakter mata melotot keluar. Bentuk pipi dan bibir diambil dari keketusan kakul-‐kakulan, sebagai symbol air yang selalu mengalir mengikuti lekuk bentuk sungai yang dilaluinya. Gigi dan taring diambil dari bentuk gigi taring barong ketet sebagai symbol sat dripu(enam musuh dalam diri manusia). Rangkainya itu dikombinasikan yang menghasilkan bentuk karang bentulu, penempatan karang bentulu bias any ditengah-‐ tengah dari bebaturan yang berdampingan dengan karang tapel.
17. Gambar: Karang Naga. Fotografi: gungjayack 2015. Karang naga biasanya ada dua sebagai symbol dari kesuburan dan kemakmuran. Naga ananta boga sebagai symbol kesuburan dengan makanan yang melimpah, sedangkan naga ananta boga sebagai symbol suburnya pertanian dimana air tanah yang subur untuk bercocok tanam. Bentuk naga ini seperti ular yang mempunyai sayap dan kaki, sebagai symbol ular sebagai symbol tumbuhan yang selalu memerlukan tanah dan air untuk menghasilkan makanan, sayap disimbolkan sebagai makanan yang tak pernah habis, sedangkan kaki sebagai symbol untuk selalu kuat mencengkram bumi dan tetap hidup Sehingga selalu dan tetap menghasilkan makanan.
18. Gambar: Karang Bhutasiu. Fotografi: gungjayack 2015. Karang Bhutasiu adalah symbol dari pemurtian(wujud Tuhan yang terdiri dari seribu tangan dengan senjata yang lengkap, muka raksasa yang sangat seram, yang berjumlah seribu. Bila warnanya merah symbol Tuhan marah, sedangkan berwarna hijau Tuhan lagi menciptakan alam semesta). Wujud ini dipahatkan pada bangunan sebuah gapura/pintu masuk sebagai symbol bahwa manusia yang masuk kedalam tempat suci/pura haruslah mempunyai sifat-‐sifat baik dan berbicara, berkata dan berbuat yang baik, Sehingga diharapkan setelah keluar dari tempat suci itu manusia mempunyai sifat sifat baik dan menghindari sifat-‐sifat buruk.
KESIMPULAN dari bebarapa bentuk ornament yang diterapkan pada bangunan tempat
suci/pura, yang bertujuan untuk selalu berpikir, berkata dan berbuat yang memberikan kebahagian bagi sesame mahluk yang hidup didunia ini. Bentuk ornament yang dipahatkan pada bangunan suci/pura, mengandung makna dan filosofi yang sangat tinggi sebagai bagian dari penerapan sastra dalam sebuah symbol, yang memberikan jalan/tuntunan bahkan memberikan pencerahan yang benar, untuk metata hidup yang lebih baik kedepan dan tetap sebagai tuntunan dan panutan bagi generasi muda, Sehingga menata hidup lebih baik . Blogger: Gungjayack.blogspot.com, Facebook: gungjayaceka,
Gmail: gungjayack@gmail.com Hp: 08179747809