BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - FITRI NUR KHASANAH BAB I

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Perkembangan wirausaha di Indonesia sebagian besar diawali dengan bisnis keluarga. Suksesnya suatu wirausaha dapat menjadi penyokong perekonomian nasional. Peran perusahaan keluarga dalam perekonomian, baik di negara-negara maju maupun berkembang ternyata sangat signifikan. Bisnis keluarga merupakan sumber penting bagi penciptaan kekayaan pribadi di Asia dan juga merupakan pilar penting bagi perekonomian regional. Bisnis keluarga mendominasi ekonomi di Asia, dimana sekitar 50% dari seluruh perusahaan yang terdaftar dan 32% dari keseluruhan jumlah kapitalisasi pasar. Bisnis keluarga di Asia Selatan berkontribusi sebesar 49% terhadap total kapitalisasi pasar sedangkan bisnis keluarga di Asia Utara berkontribusi sebesar 25% terhadap total kapitalisasi pasar (Credit Suisse, 2011).

  Perusahaan yang terdapat kepemilikan keluarga (family control) didalamnya mempunyai keunggulan-keunggulan, yang jika dimaksimalkan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Diantaranya adalah kecepatan dalam pengambilan keputusan, termasuk untuk hal-hal yang bersifat strategis. Hal tersebut disebabkan karena pengelola perusahaan sekaligus juga pemegang saham, adalah keluarga. Kecepatan dalam pengambilan keputusan ini juga berkat birokrasi perusahaan keluarga yang sederhana. Adanya kepemilikan keluarga (family control) didalam perusahaan akan

  1 mendorong komitmen dan motivasi yang tinggi di antara anggota keluarga sehingga mereka akan sadar jika perusahaan tidak maju, maka keluarga tidak dapat hidup.

  Menurut Sukamdani (2013), salah satu keunggulan perusahaan yang memiliki kepemilikan saham keluarga didalamnya adalah perusahaan akan berorientasi jangka panjang dalam mengembangkan bisnisnya, sehingga dalam perusahaan akan lebih mengedepankan kualitas produk dan pelayanan dari pada meraih keuntungan finansial jangka pendek. Sementara menurut Marpa (2012), adanya kepemilikan keluarga didalam perusahaan juga memiliki beberapa titik kelemahan yaitu perusahaan akan cenderung memiliki tata kelola yang bersifat informal dan kurang perencanaan.

  Umumnya, perusahaan yang sehat dengan etos kerja yang kuat serta memiliki nilai (values) yang dijunjung tinggi akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan tersebut dan akan pula mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan (Marpa, 2012). Oleh karena itu, tingkat profitabilitas yang tinggi akan menciptakan nilai perusahaan yang tinggi pula.

  Sementara berdasarkan pada teori di atas yang menyebutkan bahwa perusahaan yang terdapat kepemilikan keluarga didalamnya dapat pula memiliki titik kelemahan, yaitu tata kelola yang bersifat informal serta kurang perencanaan, maka perusahaan juga memerlukan adanya kepemilikan institusional (Institutional Ownership) yang memiliki arti penting dalam memonitor manajemen perusahaan agar dapat menciptakan perusahaan yang sehat. Bisnis keluarga memiliki hubungan yang saling berkaitan dengan kepemilikan institusional, yaitu dengan adanya kepemilikan institusi di dalam suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan kinerja perusahaan yang lebih optimal. Selain itu menurut Sukamdani (2013), adanya faktor kepemilikan institusi dalam suatu perusahaan maka akan dapat menciptakan rasa tanggung jawab diantara pihak manajemen disebabkan adanya pengawasan dan kontrol oleh pihak institusi, sehingga meminimalkan kecurangan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

  Namun untuk menciptakan suatu nilai perusahaan yang baik pada sebuah bisnis keluarga maupun non keluarga, selain harus meminimalkan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan, perusahaan pun harus dapat meminimalkan konflik keagenan yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Minimnya konflik keagenan pada suatu perusahaan akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, yaitu perusahaan akan dipandang positif oleh para investor. Pada umumnya para investor lebih memilih menanamkan dananya pada perusahaan yang dipandang sehat serta mengutamakan pendapatan perusahaan tanpa adanya permasalahan internal perusahaan.

  Selain itu dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan maka sebuah perusahaan, baik perusahaan yang memiliki family control maupun perusahaan yang non family control perlu untuk meningkatkan profitabilitasnya (profitability). Semakin tinggi tingkat profitabilitas sebuah perusahaan maka semakin meningkat pula nilai perusahaannya. Semakin meningkatnya nilai perusahaan akibat dari meningkatnya profitabilitas, maka sebuah perusahaan juga akan mencapai pertumbuhan perusahaan (firm growth ) yang baik pula.

  Pertumbuhan perusahaan berfungsi untuk melihat seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi pada industri yang sama. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat akan memperoleh hasil yang positif dalam arti memperoleh pemantapan di era persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh dengan cepat juga akan menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.

  Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan (firm growth) dinyatakan sebagai pertumbuhan total aktiva dimana total aktiva masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan perusahaan yang akan datang. Pertumbuhan aktiva menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang meyakini bahwa presentase perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur pertumbuhan perusahaan. Seiring dengan bertumbuhnya suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan memiliki ukuran perusahaan (firm size) yang besar pula, sehingga mempengaruhi nilai suatu perusahaan (Hansen dan Juniarti, 2014). Perusahaan yang berukuran besar akan relatif stabil dan mampu menghasilkan profit.

  Peningkatan suatu keuntungan perusahaan (profit) juga harus diimbangi dengan stabilnya struktur hutang (leverage). Struktur hutang (leverage) merupakan gambaran dari jumlah besar atau kecilnya hutang suatu perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan agar memperoleh tingkat penghasilan yang optimal. Hutang yang digunakan secara efektif dan efisien meningkatkan nilai perusahaan, akan tetapi hutang yang besar berarti menunjukkan rasio leverage juga besar sehingga akan mengakibatkan risiko semakin tinggi karena rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan yang dibelanjakan dengan hutang (Sutrisno, 2007). Jadi, semakin besar leverage maka risiko yang ditanggung pemilik modal juga akan semakin meningkat.

  Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Verawati Hansen dan Juniarti (2014). Jika pada penelitian yang dilakukan oleh Verawati Hansen dan Juniarti hanya menggunakan satu variabel independen yaitu family

  control dan menggunakan variabel dependen berupa profitabilitas dan nilai

  perusahaan, sedangkan penelitian ini menggunakan enam variabel independen dan dengan satu variabel dependen berupa nilai perusahaan.

  Didasarkan pada teori di atas dan pada beberapa hasil penelitian terdahulu serta dimana perusahaan dengan family control didalamnya memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki family control serta berbagai macam variabel yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perusahaan yang memiliki family control didalamnya. Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan yang ada di Indonesia yaitu perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor industri manufaktur serta sektor perdagangan, jasa dan investasi, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul,

  Pengaruh Family Control, Profitability, Firm Growth, Institutional Ownership, Firm Size dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan”.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarakan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah family control berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan? 2) Apakah profitability berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan? 3) Apakah firm growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan?

  4) Apakah institutional ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan? 5) Apakah firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan?

  6) Apakah leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan?

  1.3 Pembatasan Masalah

  Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah agar permasalahan yang diteliti tidak meluas dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti membatasi penelitian pada: 1) Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan sektor industri manufaktur serta sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa

  Efek Indonesia periode 2010-2014. 2) Perusahaan yang diteliti harus perusahaan yang memiliki family control di dalamnya.

  3) Variabel independen yang digunakan terbatas yaitu hanya variabel

  family control , profitability, firm growth, institutional ownership, firm size dan leverage. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai

  perusahaan.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah di atas. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk menguji pengaruh family control terhadap nilai perusahaan. 2) Untuk menguji pengaruh profitability terhadap nilai perusahaan. 3) Untuk menguji pengaruh firm growth terhadap nilai perusahaan.

  4) Untuk menguji pengaruh institutional ownership terhadap nilai perusahaan.

  5) Untuk menguji pengaruh firm size terhadap nilai perusahaan. 6) Untuk menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

  1) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong dan motivasi bagi perusahaan dengan family control didalamnya maupun non family control untuk memasukkan dan meningkatkan kontrol keluarga di dalam perusahaan sehingga pihak manajemen perusahaan akan lebih memperhatikan kelangsungan perusahaan dan akan sangat peduli pada reputasi perusahaan.

  2) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan referensi untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan tentang pengaruh family control, profitability, firm growth, institutional

  , firm size dan leverage terhadap nilai perusahaan serta

  ownership sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana S-1 oleh peneliti.

  3) Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi atau pun sebagai data pembanding sesuai dengan bidang yang akan diteliti. 4) Bagi investor, penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan awal untuk mempertimbangkan kinerja keuangan yang lebih baik antara perusahaan keluarga dengan perusahaan non keluarga dalam pengambilan keputusan investasi.