BAB I PENDAHULUAN - BAB I Dedy Apriyanto

  1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Didalam laporan keuangan terdapat laporan laba rugi yang merupakan komponen penting dalam laporan keuangan, karena didalamnya terkandung informasi laba yang biasanya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal. Bagi pihak eksternal, laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor ataupun kreditur dalam mengambil keputusan terkait investasi dana mereka (Putra dan Rahmanti, 2013). Oleh karena itu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut harus dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan dan dapat diperbandingkan serta dapat menggambarkan kondisi perusahaan pada masa lalu dan proyeksi masa datang (Noviana & Yuyetta, 2011).

  Sebagai pengelola perusahaan, manajer lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik perusahaan maupun pihak luar perusahaan. Maka dari itu manajer sebagai pengelola berkewajiban untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik (Atarwaman, 2011).

  1 Berdasarkan kenyataan yang ada, perhatian pengguna laporan keuangan seringkali hanya tertuju pada informasi laba tanpa memperhatikan proses perusahaan mendapatkan laba tersebut. Hal ini disadari oleh manajemen perusahaan, sehingga manajemen cenderung melakukan hal yang tidak semestinya untuk mengatasi berbagai konflik yang timbul antara manajemen (agen) dengan pemilik (principal) atau yang sering disebut dengan konflik agensi yaitu dengan melakukan perataan laba. Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi konflik kepentingan antara manajemen (agen) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Noviana Yuyetta, 2011).

  Perataan laba adalah teknik rekayasa laba untuk membuat laba yang dilaporkan tidak terlalu fluktuatif (Christiana, 2012). Motivasi manajer melakukan perataan laba yaitu untuk mengurangi pajak terutang, meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividend yang stabil juga dan meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberikan kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah (Salno, 2000) dalam (Putra dan Rahmanti, 2013). Manajemen melakukan tindakan perataan laba dengan harapan agar laba yang diumumkan sesuai dengan harapan investor dan harga saham menjadi relatif stabil (Putra dan Rahmanti, 2013). Menurut Hery (2009:183), karena bagi investor dan kreditur, tanda melemahnya keuangan perusahaan seperti pelaporan laba yang negatif (minus), adalah merupakan berita yang buruk.

  Praktik perataan laba tidak terlepas dari bebarapa faktor yang mempengaruhinya. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan sudah banyak dilakukan. Didalam beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan dividend payout ratio merupakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba.

  Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah, oleh karena itu perusahaan besar akan menghindari kenaikan laba secara drastis supaya terhindar dari kenaikan pembebanan biaya oleh pemerintah (Butar dan Sudarsi, 2012).

  Tingkat profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan tingkat efisiensi atas penggunaan asset perusahaan serta merupakan salah satu aspek penting sebagai acuan investor (Noviana & Yuyetta, 2011). Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan lebih leluasa untuk melakukan perataan penghasilan karena manajemen mengetahui kamampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dimasa mendatang (Budiasih, 2009). Profitabilitas perusahaan yang stabil akan menguntungkan manajemen untuk mempertahankan jabatannya khususnya bagi manajemen yang kinerjanya diukur menggunakan informasi tersebut.

  Faktor lain yang mempengaruhi perataan laba adalah financial Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi mempunyai resiko leverage. yang lebih tinggi pula maka laba perusahaan berfluktuasi dan perusahaaan cenderung untuk melakukan perataan laba supaya laba perusahaan kelihatan stabil karena investor cenderung untuk mengamati laba pada suatu perusahaan (Kustiani dan Ekawati, 2006) dalam (Butar dan Sudarsi, 2012).

  Syafriont (2008) menemukan bukti bahwa financial leverage yang diukur dengan debt to equity ratio berpengaruh terhadap perataan laba. Semakin tinggi rasio financial leverage maka akan semakin besar juga resiko yang ditanggung perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kebijakan keuangan perusahaan. Sehingga perusahaan cenderung melakukan tindakan perataan laba agar tujuan perusahaan tercapai.

  Selanjutnya faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba yaitu

  

dividend payout ratio. Semakin besar dividend payout ratio menggambarkan

  semakin banyak laba yang dihasilkan oleh perusahaan, begitu pula sebaliknya (Budiasih, 2009). Dividend payout ratio berpengaruh terhadap perataan laba karena dividend payout ratio merupakan salah satu kebijakan manajemen yang menjadi dasar pertimbangan investasi bagi investor (Noviana dan Yuyetta, 2011).

  Penelitian yang mengkaji pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba dilakukan oleh (Cahyani, 2012), (Christiana, 2012), (Syafriont, 2008) dan (Kustono & Sari, 2012), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Antarwaman, 2011), (Widhianungrum, 2012), (Butar dan Sudarsi, 2012), (Widiyantari, 2011) dan (Sari, 2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.

  Terkait dengan pengaruh profitabilitas, maka ada beberapa penelitian yang menguji pengaruh profitabilitas terhadap perataan laba antara lain penelitian yang dilakukan oleh (Noviana danYuyetta, 2011), (Zen dan Herman, 2007), (Butar dan Sudarsi, 2012), (Widhianingrum, 2012) dan (Christiana, 2012) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kustono dan Sari, 2012), (Atarwaman, 2011), (Syafriont, 2008), (Sari, 2011) dan (Cahyani, 2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

  Penelitian empiris yang menunjukan pengaruh financial leverage terhadap perataan laba dilakukan oleh (Butar dan Sudarsi, 2012), (Kustono dan Sari, 2012), (Noviana dan Yuyetta, 2011) dan (Christiana, 2012) yang menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

  (Tuti dan Indrawati, 2007), (Syafriont, 2008) dan (Cahyani, 2012) yang meyatakan bahwa financial leverage berpengaruh terhadap perataan laba.

  Selanjutnya penelitian yang menggunakan variabel dividend payout

  ratio dalam hubungannya dengan perataan laba dilakukan oleh (Sari, 2011),

  (Kustono, 2009) dan (Christiana, 2012) yang menyatakan bahwa dividend tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini

  payout ratio

  berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Purwanto, 2005) dalam (Noviana dan Yuyetta, 2011), (Noviana dan Yuyetta, 2011) dan (Budiasih, 2009) yang menyatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh terhadap perataan laba.

  Faktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi perataan laba dalam penelitian ini dibatasi hanya pada empat faktor, antar lain ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan dividend payout ratio. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Butar dan Sudarsi (2012). Perbedaan penelitian yang akan dilakukan sekarang adalah pada periode penelitian yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya periode yang digunakan yaitu tahun 2005-2008 sedangkan dalam penelitian ini periode yang digunakan yaitu dari tahun 2009-2012. Selain itu obyek yang digunakan dalam penelitian sebelumnya juga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian sebelumnya obyek yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor food and beverages dan pada penelitian ini obyek yang digunakan lebih luas lagi yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini juga menambahkan variabel

dividend payout ratio yang dalam penelitian sebelumnya belum digunakan.

  Penelitian ini penting dilakukan karena dalam penelitian sebelumnya banyaknya terjadi tindakan perataan laba oleh perusahaan. Tindakan perataan laba tidak sepenuhnya kurang baik, karena perusahaan malakukan perataan laba dengan beberapa alasan yaitu untuk mengurangi pajak, meningkatkan keparcayaan investor, manjaga kebijakan dividend yang stabil dan meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberikan kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah (Salno, 2000) dalam (Putra dan Rahmanti, 2013).

  1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apakah ukuran perusahaan secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba?

  2. Apakah profitabilitas secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba?

  3. Apakah financial leverage secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba?

  4. Apakah dividend payout ratio secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba?

  1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial

  leverage , dan dividend payout ratio. Selain itu data yang digunakan dalam

  penelitian ini lebih berfokus pada pada laporan keuangan perusahaan manufaktur yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012.

  1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

  1. Untuk menguji ukuran perusahaan secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba.

  2. Untuk menguji profitabilitas secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba.

  3. Untuk menguji financial leverage secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba.

  4. Untuk menguji dividend payout ratio secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba.

  1.5. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Investor maupun Calon Investor Diharapkan dapat menjadi pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahaan dengan melihat faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba sehingga investor dapat mengambil keputusan dengan tepat.

  2. Bagi Akademisi Diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai praktek perataan laba.

  3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah pengetahuan baru tentang tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan serta membuktikan secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan.