BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pendidikan Karakter - UPAYA PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUMDI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TAMANSARI TAHUN 2013/2014 - repository perp

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pendidikan Karakter

  a. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menurut Megawangi dalam Kesuma dkk

  (2012:5) adalah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekanya dalam kehidupan sehari- hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap lingkungannya. Samani (2012:45) berpendapat pendidikan karakter adalah proses pemberian tututan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikiran, raga, serta rasa dan karsa.

  Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menentukan keputusan baik buruk, memelihara mana yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari.Dari penjelasan diatas dapat diambil simpulan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk mendidik dan mengajarkan nilai-nilai moral agar siswa dapat mengambilkeputusan dan dapat dipraktekan dalam kehidupan dilingkungannya dan berhubungan dengan Tuhannya.

  b. Tujuan Pendidikan Karakter Tujuan pendidikan karakter dalam seting sekolah menurut Kesuma dkk (2012:9) sebagai berikut :

  1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadiaan/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

  2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

  3) Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

  c. Kerja Keras Kerja keras menurut Kesuma dkk (2012:17) adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berati bekerja sampai tuntas lalu berhenti tetapi mengarah pada misi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya .

  Kerja keras dalam buku Kemendiknas (2011:23) adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam menghadapi dan mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas atau yang lainnya dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah. Menurut Naim (2012:151) kerja keras yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang yang dilakukan lebih produktif dan menghasilkan lebih banyak dari pada orang lain. Dari pernyataan para ahli dapat disimpulkan bahwa kerja keras itu adalah suatu usaha yang sunggu-sungguh yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak pantang menyerah dan lebih produktif dalam mengatasi suatu hambatan belajar maupun usaha agar menghasilkan jawaban dan hasil yang lebih dari orang lain. Kerja keras dapat menghasilkan prestasi belajar akan meningkat karena siswa jika bekerja keras mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru maka hasil nilai yang diperoleh akan lebih baik dibandingkan dengan yang asal-asalan dalam mengerjakan soal.

d. Indikator Kerja Keras

  Indikator kerja keras menurut Kemdiknas ( 2011:25) dalam sekolah khususnya untuk kelas IV-VI sangatlah banyak macamnya, diantaranya adalah : 1) Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi.

  2) Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah. 3) Menggerjakan tugas dari guru pada waktunya. 4) Fokus pada tugas-tugas yang diberikan oleh guru di kelas.

  5) Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas.

  Indikator kerja keras dapat dilihat dalam tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1 Indikator kerja keras (Kemendiknas, 2011:25) yaitu:

  NO Karakter Indikator untuk kelas 4-6

  1. Kerja keras 1. Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi.

  2. Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah.

  3. Menggerjakan tugas dari guru pada waktunya.

  4. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan oleh guru di kelas.

  5. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar

  Belajar menurut pandangan Hamalik (2011:36) adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.Pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) adalah suatu proses usaha yangg dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam hasil interaksi dengan lingkungannya.

  Pengertian belajar dari beberapa pendapat ahli dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara terus menerus oleh seseorang untuk mencari ilmu dan pengalaman yang dapat menghasilkan dan mempengaruhi perubahan dalam hidup dan untuk modal dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

  b. Tujuan Belajar

  Tujuan pendidikan menurut Sagala (2010:34) dalam Taksonomi Bloom dapat menjelaskan tentang kualitas hasil pendidkan, jadi tujuan pendidikan adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Peningkatan ini tidak sekedar meningkatkan belaka, tetapi peningkatan yang hasilnya dapat digunakan meningkatkan taraf hidup sebagai pribadi, pekerja, profesional, warga masyarakat, warga negara, dan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Hasil pendidikan diberikan kepada lingkungan dan diterima oleh lingkungan sebagai masukan yang digunakan sesuai kepentingan.

  c. Prinsip-prinsip Belajar

  Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto ( 2010:27-28) ada beberapa prinsip-prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsib belajar antaralain : 1) Dalam prasyarat yang diperlukan untuk belajar. a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

  b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motovasi yang kuat padasiswa untuk mencapai tujuan intruksional.

  c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya berekplorasi dan belajar dengan efektif.

  d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2) Sesuai Hakikat Belajar

  a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

  b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

  c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan dengan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.

  3) Sesuai Materi/Bahan Yang Dipelajari

  a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah mengingat pengertiannya. b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.

  4) Syarat Keberhasilan Belajar

  a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

  b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kkali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

d. Pengertian Prestasi Belajar

  Prestasi menurut Arifin (2013:12) berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatic, kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi Prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan pada aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

  Prestasi belajar adalah umpan balik yang diberikan kepada guru sehingga guru tahu apakah masih perlu diadakan pengulangan materi atau bimbingan yang lebih kepada siswa. Pengulangan materi belajar masih perlu dilakukan jika prestasi masih belum sesuai dengan yang diharapkan, jika prestasi sudah sesuai dengan apa yang diharapkan guru dapat melanjutkan pembelajaran ke materi selanjutnya.

3. Matematika a. Pengertian Matematika

  Ruseffendi (dalam Heruman,2010:1) menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke aksioma atau postulatdan akhirnya kedalil. Menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006:3) matematika berasal dari bahasa latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan yunani mathematike yang berarti mempelajari.

  Matematika berasal dari kata mathe yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science) jadi ilmu matematika itu adalah ilmu pengetahuan yang didapat dari berpikir. Dari beberapa pengertian tadi dapat diambil kesimpulan bahwa matematika itu adalah pengetahuan yang didapat dari berfikir dan merupakan ilmu pasti bukan perkiraan.

b. Langkah Pembelajaran Matematika di SD

  Heruman (2010:2-3) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika guru harus memahami bahwa kemampuan siswa itu berbeda- beda, serta tidak semua siswa menyenangi pelajaran matematika. Konsep-konsep dari pemahaman matematika di SD dapat dibagi menjadi 3 yaitu : 1) Penanaman Konsep Dasar (penanaman konsep) yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajarikonsep tersebut. Dalam penanaman konsep diharapkan media pembelajaran dapat membantu pola berpikir siswa.

  2) Pemahaman Konsep yaitu pembelajaran lanjut dari penanaman konsep, yang bertujuan siswa lebih memahamisuatu konsep matematika. Pemahaman konsep ini terdiri dari dua pengertian yaitu pertama merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep sedangkan kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. 3) Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penenaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan ini bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.

c. Ciri-ciri pembelajaran di SD

  Pembelajaran matematika di sekolah dasar selalu berbeda dengan pembelajaran di sekolah menengah. Menurut Suwangsih dan Triurlina (2006:25-26) pembelajaran matematika SD mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

  1) Pembelajaran matematika SD menggunakan metode spiral yang artinya pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengkaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya. 2) Pembelajaranya bertahap yaitu matemati diajarkan dimulai dari konsep-konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih sulit.

  3) Pembelajarannya menggunakan metode induktif artinya walaupun ilmunya deduktif namun karena tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matemetika di SD menggunakan pendekatan induktif 4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi artinya tidak ada pertentangan kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya. 5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna yang artinya bahwa pembelajaran bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran yang mengutamakan pengertian dari pada hafalan.

d. Materi Matematika Standar Kompetensi Dan Kopetensi Dasar

  Standar Kompetensi yang akan digunakan :

  5. Menggunakan pecahan dalam menyelesaikan masalah Kopetensi Dasar yang digunakan :

  5.2 Menjumlakan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan 4.

   Metode Pembelajaran

  Metode menurut pendapat Djamarah (2010:46) adalah suatu cara yang dipergunkakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir, tetapi penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaanya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang mendukungnya dengan kondisi psikologi anak didik. Metode yang bervariasi ini di pengaruhi oleh peran guru dan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Kompetensi guru diperlukan agar dapat menentukan metode yang cocok dalam pembelajaran agar model tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaanya, menurut Surakhamad (dalam Djamarah, 2010:46) mengemukakan ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar diantaranya adalah: a. Tujuan yang bermacam-macam jenis dan fungsinya.

  b. Anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangan.

  c. Situasi yang bermacam-macam keadaanya.

  d. Fasilitas yang bermacam-macamkualitas dan kuantitasnya.

  e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

5. Strategi Pembelajaran Quantum a. HakikatStrategiPembelajaran Quantum

  Quantum merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh BobbyDePorter dan Mike Hernacki yang mengedepankan pembelajaran yang imajinatif dan teknik-teknik yang efektif dalam belajar. Menurut DePorter B dkk (2010:34) Asas utama pembelajaran quantum adalah membawa dunia siswa ke dalam dunia guru, dan mengantarkan dunia guru ke dunia siswa dengan prinsip utama subjek belajar adalah siswa.

  Guru hanyasebagai fasilitator, sehingga guru harus memahami potensi siswa terlebih dahulu. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam hal ini adalah mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan peristiwaperistiwa, pikiran atau perasaan, tindakan yang diperoleh siswa dalam kehidupan baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.

b. Prinsip-prinsip StrategiPembelajaran Quantum

  Strategi Pembelajaran Quantummenurut Bobbi Deporter dkk (2010:36) mempunyai lima prinsip atau kebenaran tetap sesuai dengan asas utamanya, bawalah dunia mereka kedalam dunia kita, antarkan dunia kita kedunia mereka. Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh seluruh aspek Quantum, prinsip-prinsip tersebut adalah :

  1) Segalanya Berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda, dari kertas yang anda bagikan hingga rencana pembelajaran semuanya mengirim pesan tentang belajar. Maksudnya adalah bahwa semua pembelajaran dirancang sedemikian untuk mengirim pesan sendiri- sendiri. Dapat dilihat dari semua gerak tubuh misalkan dari senyuman yang menggambarkan rasa senang, mengangguk menggambarkan bahwa setuju ataupun menggeleng menggambarkan ketidak setujuan dari apa yang dialami oleh siswa. Disini guru dituntut menjadi pendamping yang baik mampu menata semua komponen belajar secara berkesinambungan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

  2) Segalanya Bertujuan Semua yang terjadi dalam pengubahan anda mempunyai tujuan.

  Maksudnya adalah semua pembelajaran yang dilakukann untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

  3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakann rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses balajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama apa yang mereka pelajari.

  4) Akui Setiap Usaha Belajar mengandung resiko, belajar berani melangkah keluar dari kenyamanan. Pada siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan diri mereka. Disini akui setiap usaha, maksudnya agar guru dapat mengakui dan memberikan sebuah penghargaan dari apa yang telah dikerjakan oleh siswa sehingga siswa merasa dihargai hasil kerja kerasnya oleh guru.

  5) Jika layak Dipelajari, maka layak pula dirayakan Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

c. Pelaksanaan StrategiPembelajaran Quantum

  Pelaksanana pembelajaran quantum didasarkan pada langkah- langkah atau strategi TANDUR ( Deporter dan Mike Hernalki, 2010:39-40). 1) TUMBUHKAN

  Tumbuhkan minat dengan memuaskan (apakah Manfaatnya Bagiku) AMBAK dan manfaatkan kehidupan pelajar. Disini guru dapat bercerita segudang cerita yang dapat menumbuhkan semangat belajar. Cerita ini berhubungan dengan manfaat kehidupan siswa serta apa yang harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai semua tujuan yang diinginkan. 2) ALAMI

  Guru menciptakan yang umum yang dialami oleh siswa agar dapat dimengerti oleh siswa. Kaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan yang abstrak menjadi kongrit dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak mengalami kebingungandan akan lebih paham apa yang dimaksud oleh guru. 3) NAMAI

  Guru dalam pembelajaran memberikan pertanyaan-pertanyaan tuntunan berdasarkan pengalaman agar ditemukan pengetahuan yang diketahui oleh siswa. Guru memberikan pembelajaran secara konsep, ketrampilan berfikir dan strategi belajar agar siswa dapat berfikir secara kongrit sehingga pembelajaran akan selalu teringat oleh siswa sampai kapanpun.

  4) DEMONTRASIKAN Demontrasi, disini memberikan kebebasan siswa untuk mengeluarkan pendapat ataupun ide yang berhubungan dengan pembelajaran sehingga dapat menimbulkan interaksi yang positif dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

  5) ULANGI Kegiatan ulangi ini mempunyai maksud upaya penegasan, kemantapan dan penyimpulan pada materi yang dipelajari oleh siswa sesuai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari pengulangan ini adalah agar siswa dapat mengingat selamanya materi pecahan ini.

  6) RAYAKAN Rayakan disini mempunyai maksud agar siswa itu merasa lebih mantap dan puas telah menyelesaikan pekerjaan, ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, dan dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang akan meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri untuk belajar, dan siswa akan belajar lebik baik dari setelah memperoleh pembelajaran.

d. Kelebihan dan Kekurangan dari StrategiQuantum

  1) Pembelajaran Quantum ini karena pembelajarannya berpusat pada siswa mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan dari Model Pembelajaran Quantum adalah :

  a) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama b) Dapat memusatkan perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal- hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal penting itu dapat diamati dengan teliti

  c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan siswa dapat membuktikan sendiri

  d) Karena untuk pembelajaran ini harus dapat merangsang minat siswa untuk belajar maka guru harus lebih kreatif menciptakan pembelajaran.

  e) Pembelajaran akan mudah diterima oleh siswa karena siswa mengalami sendiri 2) Adapun kelemahan-kalemahan yang ada dalam Strategi Quantum ini adalah : a) Strategi ini memerlukan kesiapan yang matang dan membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam pembelajaran b) Fasilitas, biaya dan peralatan yang dibutuhkan belum tentu selalu tersedia dengan baik c) Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha siswa baik tepuk tangan maupun bernyanyi maka akan dapat mengganggu konsentrasi kelas yang lain

  d) Strategi ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus karena jika tidak maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik e) Agar berhasil dengan Strategi ini maka dibutuhkan ketelitian dan kesabaran tetapi kadang terabaikan sehingga tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan 6.

   Media atau Alat pembelajaran

  Alat atau media menurut Djamarah (2010:47) adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

  Fungsi utama media pembelajaran yaitu, sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri.

  Penanaman konsepnya dalam penelitian digunakan benda yang kongrit seperti buah ataupun roti. Tujuan pengguanaan benda kongkrit agar siswa akan lebih jelas apa yang dinamakan pecahan. Penanaman konsep di sini harus membuat siswa lebih mengerti apa arti pecahan itu sendiri. Contoh untuk menunjukan pecahan :

  Apel disamping menunjukan pecahan Potongan pizza di samping menunjukan pecahan

B. Hasil Yang Relevan

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Mahardini Sonita Putri tahun 2012 yang berjudul “Peningkatan hasil belajar matematika pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui model pembelajaran Quantum teaching di kelas IV SD Negeri 2 Bojongsari” yang menyatakan bahwa pada siklus I hasil belajar aspek kognitif menghasilkan rata-rata 68,97% dengan rata-rata 65,90%. Hasil belajar pada aspek afektif menghasilkan rata-rata 65,79% dan aspek psikomotor menghasilkan rata-rata 66,53%.

  Hasil belajar pada siklus II aspek kognitif menghasilkan rata-rata 72,5 dengan ketuntasan belajar 86,36% dan aspek afektif menghasilkan rata-rata 85,17% sedangkan aspek psikomotor menghasilkan rata-rata 85,79%. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode Quantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Bojongsari.

C. Kerangka Berpikir

  Sekolah akan terlihat lebih bermutu apabila antara siswa, guru, dan semua orang tua siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam memberikan perhatian dalam pembelajaran. Keberhasilan pendidikan dapat dipengaruhi juga oleh kelengkapan sarana dan prasana, media pembelajaran, fasilitas sekolah dan juga kreatifitas guru. Seorang guru sangatlah berpengaruh karena guru yang memegang kendali penuh dikelas, maka guru dituntut dapat menggunakan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran dan materi yang akan diajarkan sehingga siswa tidak mengalami kebosanan dan anak akan lebih aktif sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri Tamansari banyak masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran Matematika pada umunmnya tanpa kecuali pada materi pecahan Masalah-masalah yang dihadapi guru ini seperti kurangnya kerja keras siswa sehingga mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa, oleh sebab itu diharapkan dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran quantum ini akan dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh SD Negeri Tamansari dan dapat meningkatkan kerja keras siswa dan prestasi belajar.

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilakukan sekurang- kurangnya dalam 2 siklus, tetapi dapat juga dalam 3 siklus jika dalam siklus ke 2 permasalahan belum teratasi dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu peneliti menggambarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah :

  

Kondisi awal siswa Guru belum Kerja keras siswa dan

mengajarkan dengan prestasi siswa rendah

  Strategi Quantum

  Siklus I Dalam pembelajaran menggunakan StrategiQuantum

  Tindakan Guru menggunakanStrateg

  i

  Evaluasi Quantum Siklus II Dalam pembelajaran menggunakan

  Strategi

  

Kerja keras dan

Quantum

prestasi

belajarmeningkat

  Kondisi akhir

  siswa

  Evaluas i

Gambar 2.1 Kerangka berpikir D.

   Hipotesis Tindakan

  Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan dan perencanaan proses pembelajaran yang matang maka pembelajaran akan berjalan dengan baik. Berdasarkan deskripsi teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah:

  1. Penggunaan Strategi Quantum dalam matematika materi pecahan kelas V SD Negeri Tamansari dapat meningkatkan kerja keras siswa.

  2. Penggunaan Strategi Quantum pada matematika materi pecahan kelas V SD Negeri Tamnsari dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MURID KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

0 14 55

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 5 SUNGAILANGKA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 22 38

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD 2 TUMPANGKRASAK KUDUS

0 0 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran - BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 28 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Konsep Model Pembelajaran - MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPASI PADA SISWA KELAS V MIS WAWOTOBI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE - Repository IAIN Kendari

0 0 26

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif - PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) MURID KELAS V SDN 02 MANDONGA KECAMATAN MANDONGA KOTA KENDARI - Repository IAIN Kendari

0 0 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Konsep Pembelajaran - PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PICTURE TO PICTURE SISWA KELAS IV SDN RAPAMBINOPAKA KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE - Repository IAIN Kendari

0 0 13

BAB II LANDASAN TEORETIK A. Deskripsi Teori 1. Konsep Variabel - HUBUNGAN ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS V DI SD N 2 KALIWUNGU KECAMATAN KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016/2017 - Raden Int

0 0 37

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBASIS INKUIRI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 14 SUR

0 0 25